Makalah ini disusununtuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah penelusuran online dan
kerjasama.., dalam jejaring
Rahmiyanti 0601182084
2020/2021
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Ruang lingkup Sistem Temu
Balik Informasi”. Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Penelusuran Online Dan Kerjassama Dalam Jejaring.
Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca
terhadap Sistem Temu Balik Informasi.Makalah ini disajikan dengan konsep dan bahasa yang
sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini dengan
mudah.Adapun materi yang dibahas pada makalah ini yaitu defenisi sistem temu kembali
informasi, komponen dalam STBI, pengaplikasian STBI dalam perpustakaan dan Kebijakan
STBI dalam penelusuran informasi”.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Sistem Temu
Balik Informasi, yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk belajar menyusun makalah
Sumber Ilmu.Kritik dan saran kami harapkan dari pembaca agar meningkatkan pembuatan
makalah pada tugas selanjutnya.Semoga makalah ini bermanfaat.
Kelompok 4
II
Daftar Isi
BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
A. Pengertian Temu Kembali Informasi......................................................................................2
B. . Komponen sistem temu kembalinformasi.............................................................................3
KESIMPULAN.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11
III
BAB I
Pendahuluan
Temu kembali informasi diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menyediakan informasi kepada pengguna sebagai tanggapan atas kebutuhan informasi mereka.
Disini pustakawan harus dapat memahami kebutuhan dan keinginan pengguna informasi untuk
meningkatkan efektifitas pelayanan. Karenanya pustakawan harus mendalami karakteristik
penggunanya agar terjadi komunikasi yang timbal balik dan memudahkan pencarian informasi
dan menghasilkan kepuasan terhadap respon yang diberikan kepada pengguna perpustakaan.
Dalam sitem temu kembali informasi ini mencakup beberapa komponen dan hubungan
terhadap pencarian informasi di perpustakaan. Dengan menggunakan STBI kita dapat
mengetahui kebolehan sebuah sistem dalam penelusuran informasi yang dilakuka oleh pengguna
dalam menemukan informasi yang diinginkan dan dibutuhkan.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan utama sistem temu kembali informasi adalah untuk menemukan dokumen yang
sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna secara efektif dan efisien, sehingga dapat
memberikan kepuasan baginya, dan sasaran akhir dari sistem temu kembali informasi adalah
kepuasan pemakai. Sistem temu kembali informasi merupakan ilmu pengetahan yang berfungsi
dalam penempatan sejumlah dokumen dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Menurut Hasugian, dasar dari sistem temu balik informasi adalah proses untuk mengidentifikasi
kecocokan diantara permintaan dengan representasi atau indeks dokumen, kemudian mengambil
dokumen dari suatu simpanan sebagai jawaban atas pemintaan tersebut. Sistem temu kembali
1
Titan Violita, PENGARUH SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI TERHADAP PEMANFAATAN
KOLEKSI OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEPARA, 9Jurnal
Ilmu Perpustakaan Vol.2 No. 3 Tahun 2013)
2
informasi pada prinsipnya bekerja berdasarkan ukuran antara istilah query dengan istilah yang
menjadi representasi dokumen. Pengertian lain yang menyatakan bahwa Sistem temu kembali
informasi adalah proses yang berhubungan dengan representasi, penyimpanan, pencarian, dan
pemanggilan informasi yang relavan dengan kebutuhan informasi yang diinginkan pengguna,
Pendapat ini menunjukkan bahwa dalam Sistem Temu Kembali Informasi terkandung sejumlah
kegiatan yang meliputi proses identifikasi kecocokan, representasi, penyimpanan, pengambilan,
serta pencarian atau penelusuran dokumen yang relevan atau sesuai, dalam rangka memenuhi
kebutuhan informasi pengguna.
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem temu kembali informasi merupakan sebuah sistem
yang berguna dalam memanggil dan menempatkan dokumen dari/dalam basis data sesuai dengan
permintaan pengguna. Sistem temu kembali informasi memiliki tujuan akhir, yaitu memberikan
kepuasan informasi bagi pengguna sistem. Jadi, temu kembali informasi merujuk pada
keseluruhan. kegiatan yang meliputi pembuatan wakil informasi (representation), penyimpanan
(storage), pengaturan (organization) sampai kepada pengambilan (access)2.
Sistem temu balik informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu
sama lain. Menurut Chowdury 1999 dalam Zaenab, 2002: 41 “Pada intinya dalam sistem temu
balik informasi terdapat tiga komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu
2
Yusrawati, STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS
IMAGE DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI, (Jurnal LIBRIA Vol.9 No.1 Juni 2017)
3
(1) kumpulan dokumen;
Pernyataan yang sama juga diuraikan Hasibuan dalam Hasugian (2006: 3) bahwa “Secara garis
besar komponen sistem temu balik informasi terdiri dari pemakai (user), dokumen, dan matcher-
machine”.
Adapun komponen-komponen sistem temu balik informasi menurut Hasugian (2008: 14)
antara lain, (1) Pengguna; (2) Query; (3) Dokumen; (4) Indeks Dokumen dan (5) Pencocokan/
Matcher Fungtion.
1. Pengguna
Pengguna STBI adalah orang yang menggunakan atau memanfaatkan STBI dalam rangka
kegiatan pengelolaan dan pencarian informasi. Berdasarkan perannya, pengguna STBI
dibedakakan atas 2 (dua) kelompok yaitu pengguna (user) dan pengguna akhir (end user).
2. Query
Query adalah format bahasa permintaan yang di input (dimasukan) oleh pengguna kedalam
STBI. Dalam interface (antar muka) STBI selalu disediakan kolom/ruas sebagai tempat bagi
pengguna untuk mengetikkan (menuliskan) query nya.
3. Dokumen
Dokumen adalah istilah yang digunakan utnuk seluruh bahan pustaka, apakah itu artikel,
buku, laporan penelitian dsb. Seluruh bahan pustaka dapat disebut sebagai dokumen.
4. Indeks Dokumen
Indeks adalah daftar istilah atau kata (list of terms). Dokumen yang dimasukkan/disimpan
dalam database diwakili oleh indeks, Indeks itu disebut indeks dokumen.
4
Pencocokkan istilah (query) yang dimasukkan oleh pengguna dengan indeks dokumen yang
tersimpan dalam database adalah dilakukan oleh mesin komputer. Komputerlah yang melakukan
proses pencocokkan itu dalam waktu yang sangat singkat sesuai dengan kecepatan memory dan
processing yang dimiliki oleh komputer itu.
Dari beberapa uraian di atas disimpulkan bahwa sistem temu balik informasi memiliki
komponen-komponen penyusun yang paling sedikit terdiri dari tiga bagian yaitu dokumen,
pencari informasi dan proses pencocokan atau penghubung antara dokumen dan pencari
informasi. Dan lebih rincinya sistem temu balik informasi terdiri atas lima komponen yaitu
pengguna, query, dokumen, indeks dokumen dan pencocokan.
1. Pengertian OPAC
OPAC dalam Kamus istilah Dictionary for Library Information Science
dalam skripsi Latipah (2016) menjelaskan bahwa OPAC adalah sebagai berikut:
"an acronym for online public access catalog, a database composed of bibliographic
records describing the books and other material owned by a library system, accessible via
public terminals or workstations ussualy concentrated near the reference desk to make it
easy for user to request the assistance of a trained reference desk to make it easy for user
to request the assistance of a trined reference librarian. Most online catalogs are
searchable by author, title, subject, and keywords and allow users to print, download, or
export records to an email account”3
3
Ernawati, PERPUSTAKAAN DIGITAL DALAM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN OPAC,
(Jurnal JIPI Vol.3 No. 1 Tahun 2018)
5
Definisi di atas menjelaskan bahwa OPAC merupakan akronim untuk akses
katalog online bagi publik. OPAC merupakan sebuah database yang terdiri dari cantuman
bibliografi dengan menggambarkan buku-buku dan bahan lain yang dimiliki oleh system
perpustakaan atau perpustakaan, yang diakses melalui terminal atau workstationyang
biasanya terletak di dekat meja referensi untuk memudahkan pengguna untuk meminta
bantuan dari pustakawan referensi. Biasanya catalog online dapat diakses melalui
pendekatan pengarang, judul, subjek, kata kunci, dan memungkinkan pengguna untuk
mencetak, mengunduh, atau mengekspor catatan ke email.
Lasa HS dalam skripsi Mahdiah (2011) menyebutkan bahwa OPAC adalah suatu
database dari record-record katalog yang diakses oleh pencari informasi. OPAC ini
berfungsi sebagai katalog terpasang (online catalog) yang dapat diakses secara langsung
oleh pencari informasi di perpustakaan. Katalog online atau OPAC merupakan sistem
katalog perpustakaan yang menggunakan komputer.Pangkalandatanya biasanya
dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan dengan menggunakan perangkatlunak
komersial atau buatan sendiri. Katalog ini memberikan informasi bibliografis dan letak
koleksinya. Katalog biasanya dirancang untuk mempermudah pengguna sehingga tidak
perlu bertanya dalam menggunakannya (user friendly) (Saleh dan Mustafa 1992).
Sebelum teknologi informasi masuk dalam dunia perpustakaan, catalog yang
dikenalhanya dalam bentuk kartu atau lembaran kertas. Sekarang katalog tidak saja
dibuat dalam bentuk kartu, tetapi juga dalam bentuk digital. Katalog dalam bentuk digital
biasanya disimpan dalam hard disk komputer atau media penyimpanan lainnya, seperti
disket, CD ROM, dan DVD.OPAC bekerja berdasarkan konsep jaringan, baik berupa
LAN maupun WAN. LANdigunakan untuk keperluan hubungan kerja dalam satu
ruangan atau bangunan, sedangkanWAN untuk keperluan kerja dalam lingkup yang lebih
luas, yaitu antarwilayah misalnyadengan adanya OPAC yangterkomunikasi melalui
internet, jangkauan penggunaperpustakaan menjadi lebih luas.Hal tersebut menjadikan
nilai guna informasi jauh lebihtinggi.Menurut Christie (1986), beberapa tujuanyang ingin
dicapai dalam pembuatanOPAC adalah: (1) pengguna dapat mengakses secara langsung
ke dalam pangkalan datayang dimilikiperpustakaan, (2) mengurangi beban biaya dan
waktuyang diperlukan dan yangharus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari
informasi, (3) mengurangi beban pekerjaandalam pengelolaan pangkalan data sehingga
6
dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja, (4) mempercepat pencarian informasi, dan (5)
dapat melayanikebutuhan informasi masyarakatdalam jangkauan yangluas.
OPAC menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui terminal
komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subjek, kata
kunci dan sebagainya. Pendapat ini selain menunjukkan fungsi OPAC pada penelusuran
informasi, juga menekankan fungsi lain dari OPAC yaitu untuk menunjukkan keberadaan
atau kekayaan koleksi dari suatu perpustakaan tertentu.
Melalui OPAC, pengguna akan bisa mengetahui seberapa banyak judul, subjek,
eksemplar, dan sebagainya dari koleksi suatu perpustakaan tertentu. Berdasarkan uraian
di atas dapat dinyatakan bahwa OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis
komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi suatu perpustakaan
atau unit informasi lainnya.
a) Kebijaksanaan Pengindeksan
Diambilnya suatu kosa kata terkendali, karena kosa kata terkendali tidak membatasi
istilah-istilah yang boleh digunakan oleh pengindeks.4 Biasanya dalam kasus seperti ini
pengindeks mengambil kata-kata dan frase yang ditemukan dalam dokumen yang sedang di
indeks. Pada tahap analisis subyek pengindeks mempelajari isi dokumen lalu memilih konsep-
4
Muhammad Saifi KEBIJAKAN PENGINDEKSAN SISTEM TEMU BALIK INFORMASI
7
konsep (subyek) yang paling penting, yang kemudian akan diterjemahkan ke dalam bahasa
indeks (kosa kata terkendali), jadi berupa nomor kelas, tajuk subyek.
Kekhususan (specificity) yaitu kebijaksanaan yang berkenaan dengan tingkatan generik konsep,
yaitu: genus, species, sub-species, atau lebih khusus lagi.
b. Pengindeksan dengan memilih konsep pada tingkat species(atau lebih khusus lagi).
Contoh Kebijakan Mengindeks Khusus pada tingkat umum (genus) dan spesifik
(species)Jika misalnya pada suatu suatu sistem simpan dan temu kembali informasi berlaku
kebijaksanaan pengindeksan dengan mengindeks pada tingkat konsep umum (genus).Maka
semua dokumen tentang berbagai jenis sekolah (TK, SD, SLTP, SLTA, SMU, Sekolah Kejuruan,
dlsb.) akan diwakili oleh konsep umum “Sekolah”. Nomor klasifikasi adalah nomor klasifikasi
untuk subyek sekolah. Tajuk subyek adalah SEKOLAH, bukan tajuk subyek yang spesifik
seperti SEKOLAH DASAR, TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH LANJUTAN,
SEKOLAH KEJURUAN.
8
Pengindeksan dengan kebijaksanaan seperti contoh di atas adalah pengindeksan dengan
tingkat kekhususan yang rendah.Padahal kita mungkin hanya ingin mencari dokumen tentang
Sekolah Dasar. Penelusuran akan menghasilkan sejumlah besar dokumen, tetapi yang benar-
benar relevan (jadi yang betul tentang Sekolah Dasar), hanya sebagian kecil saja. Sistem seperti
ini memberikan perolehan tinggi, tetapi ketelitian rendah. Kita memang mendapatkan banyak
dokumen, tapi kita terpaksa memilah-milah lagi untuk mencari yang benar-benar relevan.
Contoh ini dengan jelas menunjukkan pengaruh kebijaksanaan pengindeksan pada kinerja
sistem.
9
BAB
KESIMPULAN
Sistem temu balik informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu
sama lain. Menurut Chowdury 1999 dalam Zaenab, 2002: 41 “Pada intinya dalam sistem temu
balik informasi terdapat tiga komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu (1) kumpulan
dokumen; (2) kebutuhan informasi pengguna, dan (3) proses pencocokan (matching) antara
keduanya”
10
DAFTAR PUSTAKA
11