Anda di halaman 1dari 14

RUANG LINGKUP SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI

Makalah ini disusununtuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah penelusuran online dan
kerjasama.., dalam jejaring

Dosen pengampu : Abdul Rahman Simatupang, S.pd.I,M.A

DISUSUN OLEH Kelompok 4 :

Miftah Azizah Batubara 0601183176

Okti Sri Indah Br Ginting 0601183166

Rahmiyanti 0601182084

Sarah Fitria Fadhluna 0601181049

Sari Aisyah 0601182109

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020/2021

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Ruang lingkup Sistem Temu
Balik Informasi”. Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Penelusuran Online Dan Kerjassama Dalam Jejaring.
Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca
terhadap Sistem Temu Balik Informasi.Makalah ini disajikan dengan konsep dan bahasa yang
sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini dengan
mudah.Adapun materi yang dibahas pada makalah ini yaitu defenisi sistem temu kembali
informasi, komponen dalam STBI, pengaplikasian STBI dalam perpustakaan dan Kebijakan
STBI dalam penelusuran informasi”.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Sistem Temu
Balik Informasi, yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk belajar menyusun makalah
Sumber Ilmu.Kritik dan saran kami harapkan dari pembaca agar meningkatkan pembuatan
makalah pada tugas selanjutnya.Semoga makalah ini bermanfaat.

Medan, 9 Januari 2021

Kelompok 4

II
Daftar Isi

BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
A. Pengertian Temu Kembali Informasi......................................................................................2
B. . Komponen sistem temu kembalinformasi.............................................................................3

C. . Pengaplikasian STBI dalam perpustakaan.............................................................................5

D. Kebijakan Sistem Temu Balik Informasi Dalam Penelusuran................................................7


BAB III .........................................................................................................................................10

KESIMPULAN.............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

III
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Temu kembali informasi diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menyediakan informasi kepada pengguna sebagai tanggapan atas kebutuhan informasi mereka.
Disini pustakawan harus dapat memahami kebutuhan dan keinginan pengguna informasi untuk
meningkatkan efektifitas pelayanan. Karenanya pustakawan harus mendalami karakteristik
penggunanya agar terjadi komunikasi yang timbal balik dan memudahkan pencarian informasi
dan menghasilkan kepuasan terhadap respon yang diberikan kepada pengguna perpustakaan.

Dalam sitem temu kembali informasi ini mencakup beberapa komponen dan hubungan
terhadap pencarian informasi di perpustakaan. Dengan menggunakan STBI kita dapat
mengetahui kebolehan sebuah sistem dalam penelusuran informasi yang dilakuka oleh pengguna
dalam menemukan informasi yang diinginkan dan dibutuhkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem temu kembali informasi?


2. Apa saja komponen dalam STBI?
3. Bagaimana pengaplikasian STBI dalam perpustakaan?
4. Bagaimana kebijakan STBI dalam penelusuran informasi secara online?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi sistem temu kembali informasi.


2. Untuk mengetahui komponen dalam STBI.
3. Untuk mengetahui pengaplikasian STBI dalam perpustakaan.
4. Untuk mengetahui kebijakan STBI dalam penelusuran informasi secara online.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Temu Kembali Informasi


Sistem temu kembali informasi berasal dari kata Information Retrieval System (IRS).
Temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh
informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem temu kembali
informasi (Information Retrieval System) merupakan salah satu sistem informasi khususnya di
perpustakaan. Sistem temu kembali informasi merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk
menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Sistem temu kembali informasi
berfungsi sebagai perantara kebutuhan informasi pengguna dengan sumber informasi yang
tersedia. Pengertian yang sama mengenai sistem temu kembali informasi menurut Sulistyo-
Basuki sistem temu kembali informasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan
memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan
pemakai. Dapat dinyatakan bahwa sistem temu kembali informasi memiliki fungsi dalam
menyediakan kebutuhan informasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan penggunanya.
Definisi lain yang mengemukakan bahwa: “Sistem temu kembali informasi adalah suatu proses
yang dilakukan untuk menemukan dokumen yang dapat memberikan kepuasan bagi pengguna
dalam memenuhi kebutuhan informasinya”1.

Tujuan utama sistem temu kembali informasi adalah untuk menemukan dokumen yang
sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna secara efektif dan efisien, sehingga dapat
memberikan kepuasan baginya, dan sasaran akhir dari sistem temu kembali informasi adalah
kepuasan pemakai. Sistem temu kembali informasi merupakan ilmu pengetahan yang berfungsi
dalam penempatan sejumlah dokumen dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Menurut Hasugian, dasar dari sistem temu balik informasi adalah proses untuk mengidentifikasi
kecocokan diantara permintaan dengan representasi atau indeks dokumen, kemudian mengambil
dokumen dari suatu simpanan sebagai jawaban atas pemintaan tersebut. Sistem temu kembali
1
Titan Violita, PENGARUH SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI TERHADAP PEMANFAATAN
KOLEKSI OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEPARA, 9Jurnal
Ilmu Perpustakaan Vol.2 No. 3 Tahun 2013)

2
informasi pada prinsipnya bekerja berdasarkan ukuran antara istilah query dengan istilah yang
menjadi representasi dokumen. Pengertian lain yang menyatakan bahwa Sistem temu kembali
informasi adalah proses yang berhubungan dengan representasi, penyimpanan, pencarian, dan
pemanggilan informasi yang relavan dengan kebutuhan informasi yang diinginkan pengguna,
Pendapat ini menunjukkan bahwa dalam Sistem Temu Kembali Informasi terkandung sejumlah
kegiatan yang meliputi proses identifikasi kecocokan, representasi, penyimpanan, pengambilan,
serta pencarian atau penelusuran dokumen yang relevan atau sesuai, dalam rangka memenuhi
kebutuhan informasi pengguna.

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem temu kembali informasi merupakan sebuah sistem
yang berguna dalam memanggil dan menempatkan dokumen dari/dalam basis data sesuai dengan
permintaan pengguna. Sistem temu kembali informasi memiliki tujuan akhir, yaitu memberikan
kepuasan informasi bagi pengguna sistem. Jadi, temu kembali informasi merujuk pada
keseluruhan. kegiatan yang meliputi pembuatan wakil informasi (representation), penyimpanan
(storage), pengaturan (organization) sampai kepada pengambilan (access)2.

B. Komponen sistem temu kembali informasi

Sistem temu balik informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu

sama lain. Menurut Chowdury 1999 dalam Zaenab, 2002: 41 “Pada intinya dalam sistem temu
balik informasi terdapat tiga komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu

2
Yusrawati, STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS
IMAGE DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI, (Jurnal LIBRIA Vol.9 No.1 Juni 2017)

3
(1) kumpulan dokumen;

(2) kebutuhan informasi pengguna, dan

(3) proses pencocokan (matching) antara keduanya”

Pernyataan yang sama juga diuraikan Hasibuan dalam Hasugian (2006: 3) bahwa “Secara garis
besar komponen sistem temu balik informasi terdiri dari pemakai (user), dokumen, dan matcher-
machine”.

Adapun komponen-komponen sistem temu balik informasi menurut Hasugian (2008: 14)
antara lain, (1) Pengguna; (2) Query; (3) Dokumen; (4) Indeks Dokumen dan (5) Pencocokan/
Matcher Fungtion.

1. Pengguna

Pengguna STBI adalah orang yang menggunakan atau memanfaatkan STBI dalam rangka
kegiatan pengelolaan dan pencarian informasi. Berdasarkan perannya, pengguna STBI
dibedakakan atas 2 (dua) kelompok yaitu pengguna (user) dan pengguna akhir (end user).

2. Query

Query adalah format bahasa permintaan yang di input (dimasukan) oleh pengguna kedalam
STBI. Dalam interface (antar muka) STBI selalu disediakan kolom/ruas sebagai tempat bagi
pengguna untuk mengetikkan (menuliskan) query nya.

3. Dokumen

Dokumen adalah istilah yang digunakan utnuk seluruh bahan pustaka, apakah itu artikel,

buku, laporan penelitian dsb. Seluruh bahan pustaka dapat disebut sebagai dokumen.

4. Indeks Dokumen

Indeks adalah daftar istilah atau kata (list of terms). Dokumen yang dimasukkan/disimpan

dalam database diwakili oleh indeks, Indeks itu disebut indeks dokumen.

5. Pencocokkan (Matcher Fungtion)

4
Pencocokkan istilah (query) yang dimasukkan oleh pengguna dengan indeks dokumen yang
tersimpan dalam database adalah dilakukan oleh mesin komputer. Komputerlah yang melakukan
proses pencocokkan itu dalam waktu yang sangat singkat sesuai dengan kecepatan memory dan
processing yang dimiliki oleh komputer itu.

Dari beberapa uraian di atas disimpulkan bahwa sistem temu balik informasi memiliki
komponen-komponen penyusun yang paling sedikit terdiri dari tiga bagian yaitu dokumen,
pencari informasi dan proses pencocokan atau penghubung antara dokumen dan pencari
informasi. Dan lebih rincinya sistem temu balik informasi terdiri atas lima komponen yaitu
pengguna, query, dokumen, indeks dokumen dan pencocokan.

C. Pengaplikasian STBI dalam perpustakaan

Ada beberapa contoh pengaplikasian STBI :

a. Google search engine


b. Google scholar
c. OPAC
Yang akan kita bahas sekarang adalah OPAC

1. Pengertian OPAC
OPAC dalam Kamus istilah Dictionary for Library Information Science
dalam skripsi Latipah (2016) menjelaskan bahwa OPAC adalah sebagai berikut:
"an acronym for online public access catalog, a database composed of bibliographic
records describing the books and other material owned by a library system, accessible via
public terminals or workstations ussualy concentrated near the reference desk to make it
easy for user to request the assistance of a trained reference desk to make it easy for user
to request the assistance of a trined reference librarian. Most online catalogs are
searchable by author, title, subject, and keywords and allow users to print, download, or
export records to an email account”3

3
Ernawati, PERPUSTAKAAN DIGITAL DALAM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN OPAC,
(Jurnal JIPI Vol.3 No. 1 Tahun 2018)

5
Definisi di atas menjelaskan bahwa OPAC merupakan akronim untuk akses
katalog online bagi publik. OPAC merupakan sebuah database yang terdiri dari cantuman
bibliografi dengan menggambarkan buku-buku dan bahan lain yang dimiliki oleh system
perpustakaan atau perpustakaan, yang diakses melalui terminal atau workstationyang
biasanya terletak di dekat meja referensi untuk memudahkan pengguna untuk meminta
bantuan dari pustakawan referensi. Biasanya catalog online dapat diakses melalui
pendekatan pengarang, judul, subjek, kata kunci, dan memungkinkan pengguna untuk
mencetak, mengunduh, atau mengekspor catatan ke email.
Lasa HS dalam skripsi Mahdiah (2011) menyebutkan bahwa OPAC adalah suatu
database dari record-record katalog yang diakses oleh pencari informasi. OPAC ini
berfungsi sebagai katalog terpasang (online catalog) yang dapat diakses secara langsung
oleh pencari informasi di perpustakaan. Katalog online atau OPAC merupakan sistem
katalog perpustakaan yang menggunakan komputer.Pangkalandatanya biasanya
dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan dengan menggunakan perangkatlunak
komersial atau buatan sendiri. Katalog ini memberikan informasi bibliografis dan letak
koleksinya. Katalog biasanya dirancang untuk mempermudah pengguna sehingga tidak
perlu bertanya dalam menggunakannya (user friendly) (Saleh dan Mustafa 1992).
Sebelum teknologi informasi masuk dalam dunia perpustakaan, catalog yang
dikenalhanya dalam bentuk kartu atau lembaran kertas. Sekarang katalog tidak saja
dibuat dalam bentuk kartu, tetapi juga dalam bentuk digital. Katalog dalam bentuk digital
biasanya disimpan dalam hard disk komputer atau media penyimpanan lainnya, seperti
disket, CD ROM, dan DVD.OPAC bekerja berdasarkan konsep jaringan, baik berupa
LAN maupun WAN. LANdigunakan untuk keperluan hubungan kerja dalam satu
ruangan atau bangunan, sedangkanWAN untuk keperluan kerja dalam lingkup yang lebih
luas, yaitu antarwilayah misalnyadengan adanya OPAC yangterkomunikasi melalui
internet, jangkauan penggunaperpustakaan menjadi lebih luas.Hal tersebut menjadikan
nilai guna informasi jauh lebihtinggi.Menurut Christie (1986), beberapa tujuanyang ingin
dicapai dalam pembuatanOPAC adalah: (1) pengguna dapat mengakses secara langsung
ke dalam pangkalan datayang dimilikiperpustakaan, (2) mengurangi beban biaya dan
waktuyang diperlukan dan yangharus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari
informasi, (3) mengurangi beban pekerjaandalam pengelolaan pangkalan data sehingga

6
dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja, (4) mempercepat pencarian informasi, dan (5)
dapat melayanikebutuhan informasi masyarakatdalam jangkauan yangluas.
OPAC menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui terminal
komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subjek, kata
kunci dan sebagainya. Pendapat ini selain menunjukkan fungsi OPAC pada penelusuran
informasi, juga menekankan fungsi lain dari OPAC yaitu untuk menunjukkan keberadaan
atau kekayaan koleksi dari suatu perpustakaan tertentu.
Melalui OPAC, pengguna akan bisa mengetahui seberapa banyak judul, subjek,
eksemplar, dan sebagainya dari koleksi suatu perpustakaan tertentu. Berdasarkan uraian
di atas dapat dinyatakan bahwa OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis
komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi suatu perpustakaan
atau unit informasi lainnya.

D. Kebijakan Sistem Temu Balik Informasi Dalam Penelusuran

a) Kebijaksanaan Pengindeksan

Pada pengindeksan subyek, untuk meningkatkan terjadinya kecocokan (match) antara


informasi yang diminta dengan informasi yang dicari maka digunakan Bahasa Indeks. Untuk
meningkatkan kemungkinan terjadinya match, maka dalam proses simpan dan temu kembali di
semua sistem informasi perlu digunakan. Bahasa Indeks.Bahasa indeks adalah suatu bahasa
artificial karena ia tidak timbul dan tumbuh dengan spontan seperti bahasa alamiah, tetapi khusus
diciptakan untuk tujuan tertentu dan dikembangkan secara terarah.Bahasa indeks juga memiliki
peraturan-peraturan yang mengatur kombinasi kata-kata menjadi satuan-satuan bermakna yang
lebih besar, yaitu adalah sintaksis.Penerjemahan analisis konseptual ke dalam kosa kata tertentu
yaitu kosa kata terkendali atau terawasi yaitu,Bahasa indeks.

Diambilnya suatu kosa kata terkendali, karena kosa kata terkendali tidak membatasi
istilah-istilah yang boleh digunakan oleh pengindeks.4 Biasanya dalam kasus seperti ini
pengindeks mengambil kata-kata dan frase yang ditemukan dalam dokumen yang sedang di
indeks. Pada tahap analisis subyek pengindeks mempelajari isi dokumen lalu memilih konsep-

4
Muhammad Saifi KEBIJAKAN PENGINDEKSAN SISTEM TEMU BALIK INFORMASI

7
konsep (subyek) yang paling penting, yang kemudian akan diterjemahkan ke dalam bahasa
indeks (kosa kata terkendali), jadi berupa nomor kelas, tajuk subyek.

Pada waktu memilih subyek-subyek ini, pengindeks harus berpedoman pada


kebijaksanaan pengindeksan (indexing policy) yang berlaku di perpustakaan tempat ia bekerja.
Kebijaksanaan ini mengatur banyaknya konsep yang bisa dipilih dan jenis konsep yang dipilih,
yaitu konsep yang umum (luas) atau konsep yang khusus (spesifik). Kebijaksanaan ini akan
mempengaruhi kinerja (performance) dan efisiensi dari sistem simpan dan temu kembali.

b) Kebijaksanaan pengindeksan mencakup kebijaksaan mengenai 2 hal

Kelengkapan atau ketuntasan (exhaustivity) yaitu kebijaksanaan berkenaan dengan


banyaknya konsep yang dipilih pada tahap analisis subyek. Yang dapat berupa :

a. Pengindeksan mendalam (depth indexing)

b. Pengindeksan yang bersifat rangkuman (summarization)

Kekhususan (specificity) yaitu kebijaksanaan yang berkenaan dengan tingkatan generik konsep,
yaitu: genus, species, sub-species, atau lebih khusus lagi.

a. Pengindeksan dengan memilih konsep pada tingkat genus.

b. Pengindeksan dengan memilih konsep pada tingkat species(atau lebih khusus lagi).

c) Contoh Kebijakan Mengindeks Khusus pada tingkat

Contoh Kebijakan Mengindeks Khusus pada tingkat umum (genus) dan spesifik
(species)Jika misalnya pada suatu suatu sistem simpan dan temu kembali informasi berlaku
kebijaksanaan pengindeksan dengan mengindeks pada tingkat konsep umum (genus).Maka
semua dokumen tentang berbagai jenis sekolah (TK, SD, SLTP, SLTA, SMU, Sekolah Kejuruan,
dlsb.) akan diwakili oleh konsep umum “Sekolah”. Nomor klasifikasi adalah nomor klasifikasi
untuk subyek sekolah. Tajuk subyek adalah SEKOLAH, bukan tajuk subyek yang spesifik
seperti SEKOLAH DASAR, TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH LANJUTAN,
SEKOLAH KEJURUAN.

8
Pengindeksan dengan kebijaksanaan seperti contoh di atas adalah pengindeksan dengan
tingkat kekhususan yang rendah.Padahal kita mungkin hanya ingin mencari dokumen tentang
Sekolah Dasar. Penelusuran akan menghasilkan sejumlah besar dokumen, tetapi yang benar-
benar relevan (jadi yang betul tentang Sekolah Dasar), hanya sebagian kecil saja. Sistem seperti
ini memberikan perolehan tinggi, tetapi ketelitian rendah. Kita memang mendapatkan banyak
dokumen, tapi kita terpaksa memilah-milah lagi untuk mencari yang benar-benar relevan.
Contoh ini dengan jelas menunjukkan pengaruh kebijaksanaan pengindeksan pada kinerja
sistem.

Kebijaksanaan pengindeksan menentukan kinerja (performance) sistem simpan dan temu


kembali informasi. Untuk menilai kinerja suatu sistem ada 2 parameter yang diteliti:1. Perolehan
(recall), yaitu berapa banyak dokumen yang ditemukan sebagai hasil penelusuran2. Ketelitian
(precision), yaitu berapa dokumen dari keseluruhan dokumen yang ditemukan benar-benar
relevan (sesuai dengan kebutuhan)

9
BAB

KESIMPULAN

Sistem temu kembali informasi berasal dari kata Information Retrieval System (IRS).


Temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh
informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem temu kembali
informasi (Information Retrieval System) merupakan salah satu sistem informasi khususnya di
perpustakaan. Sistem temu kembali informasi merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk
menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Sistem temu kembali informasi
berfungsi sebagai perantara kebutuhan informasi pengguna dengan sumber informasi yang
tersedia.

Sistem temu balik informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu
sama lain. Menurut Chowdury 1999 dalam Zaenab, 2002: 41 “Pada intinya dalam sistem temu
balik informasi terdapat tiga komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu (1) kumpulan
dokumen; (2) kebutuhan informasi pengguna, dan (3) proses pencocokan (matching) antara
keduanya”

Ada beberapa contoh pengaplikasian STBI :

a. Google search engine


b. Google scholar
c. OPAC
Pada pengindeksan subyek, untuk meningkatkan terjadinya kecocokan (match) antara
informasi yang diminta dengan informasi yang dicari maka digunakan Bahasa Indeks. Untuk
meningkatkan kemungkinan terjadinya match, maka dalam proses simpan dan temu kembali di
semua sistem informasi perlu digunakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Violita Titan, PENGARUH SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI TERHADAP


PEMANFAATAN KOLEKSI OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN JEPARA, 9Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.2 No. 3 Tahun 2013)

Ernawati, PERPUSTAKAAN DIGITAL DALAM TEMU KEMBALI INFORMASI


DENGAN OPAC, (Jurnal JIPI Vol.3 No. 1 Tahun 2018)

Yusrawati, STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI


BERBASIS IMAGE DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI, (Jurnal LIBRIA Vol.9
No.1 Juni 2017)

Muhammad Saifi KEBIJAKAN PENGINDEKSAN SISTEM TEMU BALIK INFORMASI

11

Anda mungkin juga menyukai