Anda di halaman 1dari 11

METADATA REPOSITORY UNIVERSITAS AIRLANGGA

MATA KULIAH PERPUSTAKAAN DIGITAL

MATA KULIAH DIGITAL LIBRARY


DISUSUN OLEH :

Nama Penyusun :
Vina Andiana Apriliani (071811623001)
Annisa Maghfiroh Rahmadini (071811623004)
Richa Trifenna Elisa Ardilla (071811623007)
Bangkit Satrio Wibowo (0718116230010)
Roza Nimas Aprilia (0718116230013)

DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
BAB 1 PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dewasa ini mengakibatkan mudahnya pembuatan dokumen-
dokumen digital baik berformat teks, audio, ataupun video. Perkembangan teknologi digital
telah mengubah karakteristik informasi. Konsep informasi yang semula harus memiliki
bentuk fisik dengan akses yang terbatas ruang dan waktu telah berubah. Informasi pada era
digital saat ini tidak lagi harus memiliki bentuk fisik. Informasi saat ini dikemas dalam
bentuk digital, dengan akses yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Informasi digital
tersebut dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja dan dimana saja dan tersedia selama 24
jam. Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi pun juga telah melakukan perubahan
untuk menyesuaikan dengan karakteristik informasi yang ada saat ini.
Salah satu tempat yang dapat digunakan untuk tempat yang dapat digunakan untuk
melakukan penyimpanan dokumen-dokumen digital adalah repository digital. Repositori
digital mulai muncul sejak tahun 2003 saat Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan
Hewlett Packard Corporation bekerjasama mengembangkan Dspace (www.dspace.org).
Repositori ini digunakan di berbagai lembaga termasuk perguruan tinggi untuk menyimpan
data-data digital (saving) karya civitas akademika perguruan tinggi tersebut, yang sering
dikenal dengan istilah local content information, agar mudah dicari kembali (information
retrieval) dan sekaligus sebagai sarana promosi (promotion). Repositori digital pada
perguruan tinggi dikenal dengan nama Repositori Institusi Perguruan Tinggi atau sering
disebut Repositori Institusi (RI) saja. Repositori Institusi menyimpan data-data digital hasil
karya ilmiah para civitasnya, terutama hasil karya ilmiah mahasiswa (baik skripsi, tesis, dan
disertasi). Dengan penyimpanan ini maka semua karya tersebut dapat ditemukan kembali
dengan mudah oleh pengguna lain terutama melalui mesin pencari dan sekaligus sebagai
sarana promosi yang sangat baik untuk kepentingan penyampaian hasil-hasil penelitian
perguruan tinggi tersebut.
Membangun RI dapat dilakukan dengan cara menggunakan sumber daya yang sudah
ada maupun membangun dari awal. Membangun menggunakan sumber daya yang sudah ada
bisa menggunakan software-software RI yang gratis seperti seperti Dspace, Eprints, atau
Senayan Library Information Management Systems (SLIMS), sedangkan membangun dari
awal berarti membuat sendiri software yang dibutuhkan.
Pada tahun 2016 Repository Universitas Airlangga beralih menggunakan software
ePrint hingga saat ini, sebelumnya Repository Universitas Airlangga menggunakan DDL
sebagai software. Repositori Universitas Airlangga menyimpan koleksi-koleksi karya ilmiah
dari civitas akademik dan bisa diakses di http://repository.unair.ac.id/. Untuk saat ini,
Repositori Universitas Airlangga menggunakan sistem close access pada koleksinya dan
fulltext dapat di akses menggunakan wifi Universitas Airlangga dan ruang eLib. Berdasarkan
hasil statistik, penggunaan Repositori Universitas Airlangga mencapai pada tingkat tertinggi
pada bulan September hingga Desember tahun 2017 dengan jumlah akses mencapai lebih dari
225.000 koleksi dan subyek yang paling banyak diakses yang berkaitan dengan kesehatan.

Webo repository atau rangking web of repositori adalah website yang mengindeks
seluruh repository institution di seluruh dunia dan didata berdasarkan banyak akses. Webo
repositori menjadi acuan seluruh universitas untuk meningkatkan rangking repositori dengan
mengakses sebuah web secara terbuka dan gratis. Pada Januari 2017 Repositori Universitas
Airlangga menempati ranking 30 dari 1029 tingkat nasional. Namun saat ini Webometric
sedang mengalami maintanance sehingga tidak dapat menganalisis repository di seluruh
dunia dengan hasil yang valid. Saat ini yang dijadikan acuan dalam peringkat repositori
adalah Webometrics Transparent Rangking yang dimana penilaian peringkat mengacu pada
google scholar yang juga mengindeks karya-karya ilmiah dari seluruh negara. Berdasarkan
Webometrics Transparent Rangking tahun 2018 Universitas Airlangga menempati urutan
kedua di Indonesia.
BAB 2 TEORI
2.1 Webometrics
Webometrics berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran web : situs web, halaman
web, bagian dari halaman web, kata-kata dalam halaman web, hyperlink, serta hasil
pencarian dari mesin pencari web. Webometrics merupakan salah satu alat penting yang
digunakan untuk mengukur secara kuantitatif dari aktivitas suatu web (Shekofteh,
2010). Kajian Webometrics mengadopsi metode yang digunakan oleh ilmu
perpustakaan dan informasi terutama pendekatan bibliometrika. Bjorneborn dan
Ingwersen (2004) bahwa “ Ilmu perpustakaan dan informasi serta bidang yang
berkaitan dengan ilmu sosial, ilmu pengetahuan dan penelitian teknologi telah
mengembangkan berbagai teori dan metodologi termasuk Webometrics tentang aspek
kuantitatif bagaimana berbagai jenis informasi yang dihasilkan, diorganisasi-kan,
disebarluaskan dan penggunaan dari pemakai yang berbeda konteks.”
Web merupakan objek dalam kajian Webometrics, dengan demikian gabungan dari
kontruksi serta sisi penggunaan dari web menjadi bahan kajian. Ada empat cakupan
penelitian dalam Webometrics yang dikemukakan oleh Bjorneborn dan Ingwersen (2004)
yaitu (1) Analisis konten halaman web, (2) Analisis struktur link web, (3) Analisis
penggunaan web (memasukan log file dari pemakai, pencarian dan perilaku penelusuran,
(4) Analisis teknologi Web (termasuk kemampuan mesin pencari). Thelwall (2007)
mengindektifikasi be-berapa analisis dengan pendekatan Webometrics yaitu; analisis link,
analisis sitasi web, evaluasi search engine dan kajian deskriptif murni dari sebuah web
termasuk juga penambahan analisis dari aplikasi web 2.0.
Webometric adalah salah satu perangkat atau sistem untuk mengukur atau
memberikan penilaian terhadap kemajuan seluruh universitas atau perguruan tinggi
terbaik di dunia (World Class University) melalui Website universitas tersebut. Sebagai
alat ukur (Webomatric) sudah mendapat pengakuan dunia termasuk di Indonesia.

2.2 Meta data

Meta data adalah informasi terstruktur yang menjelaskan , menempatkan, atau


membuat lebih mudah dalam mengambil , menggunakan maupun mengelola sebuah
sumber informasi. Terdapat 3 jenis meta data yaitu ;
1. Meta data deskriptif, meta data yang menjelaskan suatu record data dengan tujuan
untuk identifikasi atau pencarian data. Yang terdiri dari judul, penulis, abstraksi, dan
kata kunci.
2. Meta data struktural , meta data yang menjelaskan bagaimana suatu obyek dapat
membentuk obyek lain, misalnya halaman pada buku membentuk suatu bab buku.
3. Meta data administratif, meta data yang memberikan informasi tambahan terhadap
suatu data dengan tujuan untuk pengelolaan.
Fungsi utama dari meta data adalah mengatur sumber data elektronik sejalan dengan
semakin besarnya jumlah data, semakin bayak data dalam suatu sistem informasi yang
dibangun , maka diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur data tersebut. Membantu
pencarian data dengan memungkinkan data bisa ditemukan seuai dengan kriteria yang
diinginkan, mengidentifikasi sumber data, mengumpulkan data yang sama , serta
membedakan data dengan sumber / informasi yang berbeda.
Jenis-jenis Meta Data ada MARC (Machine-Readable-Catalogue) , AACR, Dublin
Core. MARC (Machine-Readable-Catalogue) salah satu hasil dan juga sekaligus salah
satu syarat penulisan katalog koleksi bahan pustaka perpustakaan, yang menguraikan
format cantuman bibliografi yang sangat lengkap terdiri dari 700 elemen dan dapat
mendeskripsikan dengan baik kebanyakan objek fisik sumber pengetahuan.
AACR (Anglo American Cataloguing Rules) merupakan pedoman internasional dalam
pengatalogan deskriptif untuk berbagai jenis bahan perpustakaan dan titik akses dalam
katalog. Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk web
resource description and discovery yang lebih sederhana dari MARC. Dublin Core
terdiri dari 15 unsur yaitu
1. Title : judul dari sumber informasi
2. Creator : pencipta sumber informasi
3. Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kunci
atau nomor klasifikasi
4. Description : keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa abstrak, daftar
isi atau uraian
5. Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan sumber informasi
6. Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi
7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi
8. Type : jenis sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya
9. Format : bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi, sumber informasi
10. Identifier : nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian sumber
informasi. Contoh URL, alamat situs
11. Source : rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi
12. Language : bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi
13. Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi lainnya.
14. Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu
15. Rights : pemilik hak cipta sumber informasi

2.3 Eprints

Eprints adalah perangkat lunak opensource yang dikembangkan oleh School of


Electronics and Computer Science, University of Southampton, England United Kingdom.
Versi pertama dari Eprints ini direlease ke publik pada tahun 2000. Eprints sudah terintegrasi
dengan metadata, advanced search untuk penelusuran informasi lanjut, dan fitur-fitur
lainnya. Eprints merupakan perangkat lunak perpustkaan digital berbasis opensource , yang
dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan local. Eprint adalah aplikasi yang
berbasis perl dn dapat berjalan di sistem operasi windows maupun linux. Untuk proses
instalasi pada Eprint dibutukan software pendukung yaitu LAMP (Linux, Apache,MySql,dan
PHP). Beberapa fitur Eprint adalah Accessibility via web browser , Full Text and Field
Search, Administrative function, File format support (PDF, HTML, JPEG).
Eprint mendukung untuk mencari melalui bidang metadata berikut : Title, Creator,
Abstract, Uncontrolled keyword, Subjects, Item Type, Divisions, Contributors, Status,
Referred, Journal or Publication Title, Date.

BAB 3 HASIL DAN ANALISIS


3.1 Webometrics Repository Universitas Airlangga
Repositori salah media untuk mempublikasikan secara online karya-karya universitas
yang dihasilkan oleh sivitas akademika seperti skripsi, tesis, disertasi, artikel journal, buku
karya dosen, prosiding, bahan ajar, dan lain-lain. Dengan adanya repositori, universitas
mampu meningkatkan sitasi dan peringkat webometricsnya karna karya ilmiah mereka dapat
diakses dan dimanfaatkan oleh banyak orang. Semakin banyak diakses dan dikutip orang,
maka akan semakin meningkatkan visibilitas dari repository, selain itu semakin banyak file-
file yang berada pada repository akan semakin meningkatkan nilai presence, dan pada
akhirnya berpengaruh terhadap peringkat webometrics.
Repositori Universitas Airlangga mempublikasikan secara online karya sivitas
akademika unair baik mahasiswa, dosen, pegawai dan lain-lain. Jenis karya yang di
publikasikan yaitu tugas akhir, skripsi, disesrtasi, tesis, artikel dan lain-lain.
Repositori Universitas Airlangga hingga oktober 2018 memiliki 61.142 item dan 1.392.640
download. Tidak menutup kemungkinan semakin tahun jumlah item dan download akan
bertambah banyak, karena berbanding lurus dengan banyaknya jumlah sivitas akademika
Universitas Airlangga.
Webometriks digunakan untuk melihat peringkat suatu lembaga/institusi yang
mempunyai sebuah situs online yang mempunyai tujuan untuk menyebarkan materi akademis
atau dokumen sebuah penelitian secara terbuka. Tujuan pemeringkatan ini adalah untuk
mendukung inisiatif akses terbuka (open access) dan akses gratis (free access) ke publikasi
ilmiah dalam bentuk elektronik dan materi akademis lainnya. Webometriks juga mendorong
publikasi web sebagai cara untuk mengkomunikasikan materi akademis formal dan informal,
mempertahankan standar kualitas yang tinggi. Situs web menjangkau khalayak potensial
yang jauh lebih besar, menawarkan akses ke pengetahuan ilmiah untuk para peneliti dan
lembaga yang terletak di negara berkembang dan juga kepada pihak ketiga (ekonomi,
industri, politik atau budaya pemangku kepentingan) di komunitas mereka sendiri.
Ranking Web Of Repositories pada tahun 2018 mengeluarkan Transparent Rangking
of Repositories October 2018 peringkat Repositori Universitas Airlangga pada periode
Oktober 2018 berada peringkat 2 untuk Institusional Repositories dalam negeri dan peringkat
21 untuk institusional repositories seluruh dunia dengan Google Schoolar record 59400. Hasil
peringkat ini diperoleh dari akses Google Scholar atau Google Cendikia.

Gambar 1 : Transparent Rangking of Repositories

Padat tahun 2017 Repositori Universitas Airlangga menempati ranking 30


Nasional berdasarkan webometrics
http://repositories.webometrics.info/en/Asia/Indonesia%20 . Peringkat Repositori Unair
dalam Webometriks pada tahun 2017 berada pada urutan 30 dan 1029 pada urutan world
rank. Dengan ukuran 286 dan urutan visibilitasnya 2020 kekayaan file (file rich) 1335 dan
dokumen yang berada di google scholar 25. Untuk alamat web Repositori Webometrics per
bulan juli 2017 sudah tidak bisa diakses lagi sampai sekarang.

Gambar 2 : Peringkat Repositori di Indonesia

Dari data peringkat di atas bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor anatara lain:
3.1.1 Analisis konten halaman web
Fitur yang terdapat pada halaman web antara lain:
1. Search
Kolom pencarian dokumen karya ilmiah skripsi atau thesis. Pengguna atau user
dapat menuliskan keyword (kata kunci) atau yang dicari pada search.
2. Latest Additions
Koleksi atau karya ilmiah yang baru saja ditambahkan pada koleksi repository. Hal
ini bisa terjadi setiap hari, tergantung dengan pengelola yang senantiasa
mengaupdate karya-karya ilmiah yang baru.
3. Advanced Search
Suatu sistem pencarian lanjutan untuk pencarian yang lebih detail, dengan
memasukkan kata kunci yang lebih spesifik dengan menuliskan judul, penulis,
tanggal, subyek, jenis karya ilmiah, fakultas. Sesuai kebutuhan informasi
pengguna.
4. Browse Repository
Pencarian dokumen karya ilmiah berdasarkan kategorinya/kelompok berdasarkan
tahun, subyek, divisi, penulis, jenis thesis.
5. Contact Information
Berisi kontak perpustakaan untuk memudahkan pengguna dalam mendapatkan
informasi. Apabila mendapatkan kesulitan atau mendapatkan informasi secara
uptodate. Kontak yang dapat dihubungi dan media sosial seperti: nomor telefon,
alamat email, facebook, twitter, dan youtube. Lokasi letak perpustakaan di kampus
a, kampus b, dan kampus c.
6. Policy
Berisi kebijakan-kebijakan dalam mengakses repository.
3.1.2 Analisis penggunaan web
Tingkat keaktifan sebuah web dengan penilaian statistik penggunaan web oleh
pengguna atau aktivitas web. Pada repository Universitas Airlangga terdapat 61.142
itemskarya ilmiah, 1.392.640 downloads, 99% full text, dan 97% open access.
3.1.3 Analisis teknologi web
Kemampuan seberapa cepat dan tepat dari pencarian karya ilmiah yang dicari oleh
pengguna. Untuk mesin pencarian di repository Universitas Airlangga terdapat kolom
pencarian yang terletak di halaman utama web, sedangkan untuk pencarian
lanjutan/lebih detail dapat mengakses melalui advanced search yang terletak dibawah
kolom pencarian. Ketika pengguna mengunjungi mesin pencari, pengguna dapat
memasukkan judul atau kata kunci pencarian, setelah itu akan muncul beberapa judul
disertai tersedia atau tidak dokumen karya ilmiah yang sedang dicari.

Situs web mereka harus mewakili sumber daya, kegiatan, dan kinerja dengan benar,
memberikan pengunjung tujuan yang benar dari lembaga tersebut. Webometrics mendorong
proyek jangka menengah dan panjang yang mengutamakan publikasi volume besar konten
berkualitas di bawah model tipe Open Access. Webometrics menolak penggunaan teknik
pemosisian yang kasar yang dapat menghasilkan indikator yang menyesatkan.
Indikator penilaian Webometrics adalah:

1. Visibility : Impact (50%)


Merupakan jumlah eksternal link yang unik (jumlah backlink) yang diterima oleh domain
web universitas (inlinks) yang tertangkap oleh mesin pencari (Google). Untuk meminimalisir
kesalahan dan data bisa terkoreksi dengan benar, maka Webometric mengumpulkan data
jumlah link tersebut dari 2 situs yaitu Majestic SEO dan Ahrefs. Indikator hasilnya adalah
penjumlahan jumlah external inlink dengan jumlah domain yang menghasilkan external
inlink tersebut, kemudian dimasukkan dalam akar pangkat dua.
2. Activity (50%), terdiri atas :
a. Presence, adalah jumlah halaman website dan halaman dinamik yang tertangkap oleh
mesin pencari Google, tidak termasuk rich files. Jumlah ini mewakili halaman situs
perguruan tinggi yang aktif dan diperbarui.
b. Openness, merupakan jumlah file dokumen berformat pdf, doc/docx, ppt/pptx yang
online/open di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari
(Google Scholar). Jumlah file penelitian dengan format tertentu (*pdf, *doc, *ppt, *ps) yang
online/open di bawah domain website universitas dan terindeks dalam Google Scholar dan
diterbitkan dalam kurun waktu mulai 2008 hingga sekarang. Jumlah file ini nantinya yang
akan mewakili usaha perguruan tinggi dalam mendukung publikasi hasil penelitian dalam
repository.
c. Excellence , merupakan jumlah artikel-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang
bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking dan di Google Scholar.
Termasuk jumlah paper akademik berkualitas, yang dipublikasikan dalam jurnal yang
memiliki reputasi internasional.

3.3 Teknis Struktur Metadata


Struktur metadata adalah elemen spesifik dari suatu metadata yang dirancang untuk
tujuan khusus, seperti menggambarkan jenis khusus sebuah sumber informasi. Definisi atau
arti elemen itu sendiri dikenal sebagai semantik dari skema. Nilai yang diberikan untuk
elemen metadata adalah konten. Sematik adalah definisi makna unsur-unsur skema
bersangkutan, biasanya disertai keterangan pada status unsur tertentu : wajib (mandatory),
pilihan (optional) atau wajib pada kondisi tertentu (mandatory if capable) dan boleh diulang
(repeatable). Isi (content) adalah peraturan untuk mengisi unsur skema. Semantik skema
misalnya menentukan bahwa ada unsur yang diberi nama “Subyek” lalu peraturan untuk
menentukan kriteria adalah apa subyek yang ada di dalam buku tersebut sudah ada di daftar
tajuk subyek atau subyek dalam buku berisi tentang apa. Peraturan pada isi (content) sangat
membantu dalam proses temu kembali apabila pada temu kembali informasi ditemukan
match atau kecocokan dan konsistensi pada isi. Selanjutnya adalah sintaksis, peraturan untuk
encoding , yaitu bagaimana unsur-unsur skema dialihkan ke dalam bentuk machine-readable
yaitu dapat dibaca dan di proses oleh komputer. Untuk bahasa encoding yang sering
digunakan antara lain XML (Extensible Mark-Up Languange), SGML (Standard Generalize
Mark-Up Languange). Dari beberapa bahasa encoding diatas yang paling sering digunakan
atau populer adalah XML karena XML mudah dibaca dan di proses oleh komputer,
kemudahan dalam pertukaran data terstruktur. XML juga dapat diperluas dan dapat
digunakan oleh berbagai bahasa pemrograman.
Untuk mengetahui struktur metadata yang digunakan oleh Repositori Universitas
Airlangga, penulis mencoba untuk menelusur suatu karya ilmiah (skripsi) pada repository
UNAIR, kemudian memasukan kata kunci “literasi informasi” dan memilih salah satu dari
hasil penelusuran dengan judul “Peran Guru Slb Negeri Gedangan Dalam Menumbuhkan
Kemampuan Literasi Informasi Siswa Disabilitas” seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 3 : Repositori Universitas Airlangga


Berikut hasil script repository UNAIR pada judul karya ilmiah yang telah dipilih, seperti pada
gambar di bawah ini
Gambar 4 : Struktur Metadata Repositori Universitas Airlangga
Pada script diatas terlihat jelas terdapat beberapa element metadata antara lain : title
yaitu Peran Guru Slb Negeri Gedangan Dalam Menumbuhkan Kemampuan Literasi
Informasi Siswa Disabilitas, creator yaitu Bayu Oktaviato, subject yaitu information resource,
dan ada description, date, type, format, league format, hingga relation. Element itu semua
bertujuan untuk mendeskripsikan sumber informasi yang terkait. Dilihat dari hasil script
tersebut dapat diasumsikan/ diidentifikasikan bahwa struktur metadata pada repository
UNAIR menggunakan Metadata Dublin Core, karena didalam script tersebut menunjukan
adanya 15 element yang sama seperti pada element yang ada di jenis Metadata Dublin Core
antara lain :
1. Title : judul dari sumber informasi yang dicari
2. Creator : pembuat/ penulis sumber informasi tersebut
3. Subject : topik pembahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata
kunci
4. Description : pemaparan atau pengambaran isi dari sumber informasi seperti abstrak,
daftar isi, dan urain
5. Publisher : penerbit/ orang yang menjadi penanggung jawab publikasi sumber
informasi
6. Contributor : penulis/ penyumbang yang ikut berperan dalam menciptakan sumber
informasi tapi bukan penulis utama
7. Date : tanggal dipublikasikan sumber informasi
8. Type : jenis data seperti image, document, sound, video
9. Format : bentuk fisik data seperti image/gif, audio/mp3
10. Identifier : link permanen yang tidak ambigu yang mengidentifikasikan sumber
informasi seperti URL, alamat situs
11. Source : keterangan darimana sumber berasal, seperti nomor halaman, atau judul
jurnal
12. Language : bahasa yang digunakan sumber informasi, seperti Indonesia, English
13. Relation : relasi dengan sumber informasi yang lain seperti Is Version Of, Is Part Of,
Requires, dan lain-lain
14. Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu/ skop dari
sumber
15. Rights : pemilik hak cipta dari sumber informasi
Metadata Dublin Core ini bertujuan untuk mendeskripsikan kumpulan elemen yang
dibuat suatu pembuat informasi di Internet (berbasis web) dan mempunyai kelebihan yaitu
memiliki deskripsi yang sangat sederhana, semantik atau arti kata yang mudah dikenali
secara umum, dan expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

3.4 Kesimpulan
Repositori salah media untuk mempublikasikan secara online karya-karya universitas
yang dihasilkan oleh sivitas akademika seperti skripsi, tesis, disertasi, artikel journal, buku
karya dosen, prosiding, bahan ajar, dan lain-lain. Repositori Universitas Airlangga beralamat
http://repository.unair.ac.id/ merupakan situs publikasi karya civitas akademika Universitas
Airlangga. Repositori Universitas Airlangga menggunakan aplikasi Eprints sejak tahun 2016.
Repositori Universitas Airlangga hingga oktober 2018 memiliki 61.142 item dan 1.392.640
download. Ranking Web Of Repositories pada tahun 2018 mengeluarkan Transparent
Rangking of Repositories October 2018 peringkat Repositori Universitas Airlangga pada
periode Oktober 2018 berada peringkat 2 untuk Institusional Repositories dalam negeri dan
peringkat 21 untuk institusional repositories seluruh dunia dengan GS record 59400. Hasil
peringkat ini diperoleh dari akses Google Scholar atau Google Cendikia. Peringkat
Repositori Unair dalam Webometriks pada tahun 2017 berada pada urutan 30 dan 1029 pada
urutan world rank. Struktur metadata adalah elemen spesifik dari suatu metadata yang
dirancang untuk tujuan khusus, seperti menggambarkan jenis khusus sebuah sumber
informasi. Struktur metadata yang digunakan oleh Repositori Universitas Airlangga yaitu
Metadata Dublin Core, karena didalam script tersebut menunjukan adanya 15 element yang
sama.

BAB 4 DAFTAR PUSTAKA

Antonius, Rachmat C. 2014. Analisis Rancang Bangun Sistem Repositori Institusi Berbasis
Metadata Dublin Core di UKDW Yogyakarta. Tersedia di
https://www.researchgate.net/publication/327938572
Asadi M., Shekofteh M. 2009. The relationship between the research activity of Iranian
medical universities and their web impact factor. The Electronic Library. 27 (6) 1026-
1043.
Azwar, Muhammad. 2012. MODS Metadata Alternatif dalam Pengembangan Aplikasi
Perpustakaan Digital di Indonesia (Studi Kasus Senayan Library Management
System). https://www.researchgate.net/publication/309490589 diakses 12 Oktober
2018 Pukul 10.00
Bjorneborn, Lennart dan Ingwersen, Peter . 2004. Toward a Basic Framework for
webometrics. Journal of the American Society for Information Science and
Technology . 55 (14), 1216-1227
Cybermetrics Lab. 2018. Transparent Rangking of Repositories. .
http://www.repositories.webometrics.info/en/transparent diakses 12 Oktober 2018
Pukul 11.30
Perpustakaan Universitas Pasundan. 2017. Peringkat Repository Unpas ke 39 Nasional.
http://perpus.unpas.ac.id/peringkat-repository-unpas-ke-39-nasional/ diakses 12
Oktober 2018 Pukul 11.30
Pramudya, Gani Nur dkk. 2016. Penerapan Eprint Sebagai Repositori Institusi Pada
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang. Khizanah al-Hikmah : Jurnal
Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan. 6(2), 12-19. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/khizanah-al-hikmah/article/view/3789/pdf diakses 12
Oktober 2018 Pukul 11.30.
Thelwall, Mike. 2007. Bibliometrics to Webometrics. Journal of Information Science.34
(4).2- 3.

Anda mungkin juga menyukai