Anda di halaman 1dari 3

Nama: Risna Rahayu

Nim: 40400122057

Kelas: 2 Ap 2

1. Pemustaka yang menjadi informan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis
kebutuhhan yang ingin dipenuhi. Sebagian besar informan menyatakan kebutuhan informasi
yang dicari sudah dapat terpenuhi, hanya beberapa informan merasa kebutuhan informasinya
belum terpenuhi yaitu pemustaka yang memiliki kebutuhan integrasi personal. Sedangkan
pemustaka yang merasa kebutuhannya sudah terpenuhi adalah pemustaka dengan kebutuhan
kognitif. Tujuan akhir dari kebutuhan informasi yang tidak sama tersebut yang membedakan pola
pencarian informasi untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.(Los, n.d.)
2. Kendatipun pesatnya penggunaan teknologi informasi di perpustakaan, tidak semua pustakawan
mampu beradaptasi, mengikuti perkembangan dan mengoperasikan teknologi tersebut karena
selama ini pustakawan lebih banyak bekerja secara konvensioal misalnya mengklasifikasi, sleving,
dan stock opname. Apalagi ada sebagian pustakawan masih nyaman dengan pakem masa lalu
yaitu (1) Resisten pada perkembangan teknologi dan informasi serta menolak mengadopsi
teknologi dalam pekerjaannya terutama pada pustakawan Slient Generation. (2) Resisten meng
Up-Grade peran dan kompetensi baru untuk diperbarui setiap saat yang disesuaikan dengan
perkembangan teknologi sebab perpustakaan adalah lembaga banyak bersentuhan dengan
teknologi.(Makmur, 2019)
3. Pada dasarnya komunikasi adalah proses pertukaran informasi dari dua belah pihak atau lebih.
Komunikasi antar pribadi adalah hanya melibatkan dua orang secara tatap muka sehingga
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung. adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi interpersonal, ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal.
Faktor-faktor tersebut adalah(Ridwan et al., 2020)
4. Layanan perpustakaan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perpustakaan,
karena sebuah perpustakaan dapat dilihat baik buruknya melalui layanan yang diberikan oleh
pustakawan kepada pemustaka. Menurut Sulistyo Basuki (1993:24). Layanan yang terdapat di
perpustakaan terdiri dari tiga yaitu (1) layanan teknis, (2) layanan pemustaka dan (3) layanan
administrasi. Dalam penelitian ini, penulis meneliti layanan pemustaka yang merupakan tempat
dimana pustakawan dan pemustaka saling berinteraksi di Perpustakaan.(Elnadi, 2018)
5. E-book merupakan bentuk digital dari sebuah buku yang berisi informasi tertentu. E-book
memiliki format penyajian yang runtut, baik bahasanya, tinggi kadar keilmuannya, dan luas
pembahasannya. Kelebihan dari e-book antara lain kemudahan penelusuran dan membacanya,
penghematan bahan kertas, dan kemudahan pengalihan teks. Menurut Wiji Suwarno (2011: 74) ,
e-book adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas
yang berisi teks atau gambar, e-book berisi informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau
gambar. Sedangkan menurut Putut Laxman Pendit e-book adalah bentuk buku elektronik secara
sederhana bias dilihat dalam bentuk teks yang tersaji dalam bentuk dokumen yang dibuat
dengan wordprocessor, HTML, atau XML.(Aan Prabowo, Heriyanto, S.Sos., 2013)
6. Sistem klasifikasi merupakan suatu sistem pengelompokkan yang digunakan pada berbagai
bidang dengan tujuan mengelompokkan suatu subyek yang sama dalam kelas yang sama. Sistem
klasifikasi juga digunakan di perpustakaan, dengan tujuan mengelompokkan koleksi pada
kelasnya yang sama agar memudahkan pustakawan maupun pemustaka menemukan kembali
informasi dari koleksi yang diinginkan. Sistem klasifikasi digunakan pula pada Perpustakaan
Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN). Penggunaan sistem klasifikasi di perpustakaan IKOPIN
terbilang berbeda dari yang digunakan perpustakaan pada umumnya(Haerani et al., 2017)
7. Sistem klasifikasi merupakan suatu sistem pengelompokkan yang digunakan pada berbagai
bidang dengan tujuan mengelompokkan suatu subyek yang sama dalam kelas yang sama. Sistem
klasifikasi juga digunakan di perpustakaan, dengan tujuan mengelompokkan koleksi pada
kelasnya yang sama agar memudahkan pustakawan maupun pemustaka menemukan kembali
informasi dari koleksi yang diinginkan. Sistem klasifikasi digunakan pula pada Perpustakaan
Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN). Penggunaan sistem klasifikasi di perpustakaan IKOPIN
terbilang berbeda dari yang digunakan perpustakaan pada umumnya(Lampiran 70 %.Pdf, n.d.)
8. Perpustakaan merupakan suatu organisasi sumber belajar dalam suatu unit kerja yang
mengelola, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola secara sistematis
dengan memanfaatkan sumber daya manusia (Sri EP, 2017). Sebuah perpustakaan sekolah dapat
dikatakan berkembang dengan baik apabila mampu menarik dan meningkatkan daya baca warga
sekolahnya. Mengubah karakter warga sekolahnya dari tidak suka membaca menjadi gemar
membaca (Agustina et al, 2020). Desain ruang perpustakaan yang menarik juga dapat menjadi
daya tarik warga sekolah untuk selalu melakukan kunjungan perpustakaan.(Anggraeni et al.,
2021)
9. DDC sendiri pertama kali disusun oleh Melvil Dewey pada tahun 1873 dan diterbitkan secara
perdana pada tahun 1876 sebagai adalah alat organisasi pengetahuan umum yang terus direvisi
untuk mengikuti perkembangan zaman (Satija, 2003). Sistem ini lebih lanjut dikembangkan
melalui klasifikasi sembilan pengelompokan ilmu besar dari kode 000 yaitu ilmu komputer
hingga koode 900 untuk sejarah dan geografi, dan klasifikasi digit kedua dan ketiga berturut-
turut berdasarkan kelas dan divisi. Sejauh ini, DDC telah menjadi salah satu sistem klasifikasi
yang paling banyak digunakan di dunia. Perpustakaan di lebih dari 138 negara telah
menggunakan DDC untuk mengatur dan menyediakan akses ke koleksi mereka, sementara
angka-angka DDC telah ditampilkan dalam bibliografi nasional lebih dari enam puluh negara
(OCLC, 2003)(Ganggi & Nindrapramesti, 2021)
10. Pada era informasi abad ini, teknologi informasi dan komunikasi atau ICT (Information and
Communication Teclznology) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global.
Oleh karena itu, setiap institusi, termasuk perpustakaan berlomba untuk mengintegrasikan ICT
guna membangun dan memberdayakan sumber daya manusia berbasis pengetahuan agar dapat
bersaing dalam era global(Subrata, 2010)
DAFTAR PUSTAKA

Aan Prabowo, Heriyanto, S.Sos., M. I. (2013). Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) Oleh
Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(2), 1–9.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip%5CnANALISIS
Anggraeni, D. B., Widyastuti, W., Rahmawati, F. P., & Aditama, M. G. (2021). Pengembangan Sistem
Klasifikasi Kepustakaan dengan Dewey Decimal Classification (DDC). Buletin KKN Pendidikan, 3(2),
152–160. https://doi.org/10.23917/bkkndik.v3i2.15734
Elnadi, I. (2018). Upaya Meningkatkan Layanan Pemustaka di UPT Perpustakaan Universitas Bengkulu.
JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi), 3(2), 203–214.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/article/view/3236
Ganggi, R. I. P., & Nindrapramesti, E. (2021). Persepsi Pemustaka terhadap Penggunaan Skema Klasifikasi
DDC (Dewey Decimal Classification) Di Perpustakaan Kota Semarang. Anuva: Jurnal Kajian Budaya,
Perpustakaan, Dan Informasi, 5(4), 591–602. https://doi.org/10.14710/anuva.5.4.591-602
Haerani, H., Rusmono, D., & Riyana, C. (2017). Analisis Sistem Library Of Congress Classification (LCC)
Dalam Temu Balik Informasi (Information Retrieval) Pada Perpustakaan IKOPIN Jawa Barat. Journal
of Library and Information Science, 4(2), 1–11.
Lampiran 70 %.pdf. (n.d.). 70–90.
Los, U. M. D. E. C. D. E. (n.d.). PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA NONKARYAWAN DI
PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA SEMARANG.
Makmur, T. 2019. (2019). Teknologi Informasi : Dampak dan Implikasi Bagi Perpustakaan, Perpustakawan,
serta Pemustaka. Perpustakaan Dan Ilmu Informasi, 1(1), 65. https://doi.org/10.24036/ib.v1i1.12
Ridwan, M. M., Muhammad Aminullah, A., Jamaluddin, N., Elihami, E., & Perpustakaan, P. (2020).
Analisis Penerapan Komunikasi Interpersonal Dalam Melayani Pemustaka Di Perpustakaan UIN
Alauddin Makassar. Journal of Education, Psychology and Counseling, 3(1), 95–106.
Subrata, S. K. G. (2010). Perpustakaan Digital. Perpustakaan Digital , 1(1), 1–11.

Anda mungkin juga menyukai