Anda di halaman 1dari 11

NAMA : NI PUTU LASIANI

NIM : 042294635

JURUSAN : ILMU PERPUSTAKAAN

SEMESTER : 4 ( EMPAT)

MATA KULIAH : PENELUSURAN LITERATUR 05

TUGAS III

1. Melakukan penelusuran melalui internet, “Peranan Perpustakaan digital dalam


menjamin kesenjangan informasi pemustaka milineal”.
2. Melakukan penelusuran terhadap sumber informasi elektronik (databases Online)
3. Strategi dan teknik seperti apa yang saudara lakukan agar saudara mendapatkan
informasi/sumber informasi yang relevan tersebut.
Jawaban:
1. Perpustakaan Di Era Generasi Milenial
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang begitu cepat jelas
berdampak secara signifikan terhadap peradaban manusia. Salah satu yang terkena
dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini adalah
perpustakaan. Kondisi perpustakaan saat ini menunjukkan bahwa inovasi layanan
perpustakaan mulai tumbuh berkembang secara refleksif terhadap lahirnya
generasi milenial. Kamis (29/08) Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia
(FPPTI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan seminar nasional di Aula
Utara Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia dengan tajuk “Serba-Serbi
Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Dominasi Pemustaka Generasi Milenial”.
Seminar ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang cara perpustakaan
beradaptasi keadaan generasi saat ini yaitu generasi milenial. Dalam seminar ini,
ada empat narasumber yang menyampaikan materi berbeda. Narasumber pertama
adalah Ida Fajar Priyanto, Ph.D dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan
tema Digital Resources, Library Management, and the Millennial Users.
Narasumber kedua adalah Umi Proboyekti, S.Kom., MLIS dari Universitas
Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan tema Sistem Teknologi Informasi di
Perpustakaan. Narasumber ketiga adalah Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag.,
SIP., M.Si. dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Sunan
Kalijaga) dengan tema Perpustakaan di Era Generasi Milenial. Narasumber
terakhir adalah Anastasia Tri Susanti, S. Kom., MA. dari Universitas Atma Jaya
Yogyakarta dengan tema Penempatan Pustakawan Berdasarkan Karakteristik
Generasi. Generasi milenial merupakan anak-anak dari generasi Baby Boomers
dan Generasi X. Perpustakaan perlu memulai untuk menyesuaikan keinginan dan
kebutuhan para pembaca. Mulai dari sistem informasi perpustakaan hingga
penambahan fitur-fitur perpustakaan. Generasi milenial cenderung memilih
sesuatu yang mudah. Salah satu paradigma yang biasa pada generasi milenial
adalah bahwa generasi milenial dapat mengakses informasi bisa dilakukan dimana
saja dan kapan saja sehingga tidak perlu untuk datang ke perpustakaan. Umi
Proboyekti, S.Kom., menyampaikan bahwa teknologi informasi di perpustakaan
fokus terhadap generasi Z. Generasi Z sendiri adalah generasi yang menginginkan
segala sesuatunya itu mudah. Salah satunya dengan adanya mobile library service.
Mobile library service adalah layanan yang dapat diakses lewat perangkat
bergerak dengan tujuan memudahkan pengguna perpustakaan mengakses
informasi lewat perangkat bergerak tersebut atau yang sering kita sebut dengan
gadget. Dengan cara ini, kunjungan pengguna secara virtual ke perpustakaan akan
meningkat. Perpustakaan saat ini sebaiknya tidak terkesan terlalu kaku. Pemustaka
dapat membuat hal-hal yang dapat menarik minat generasi milenial untuk datang
ke perpustakaan. Diantaranya adalah dengan design interior perpustakaan serta
sarana prasarana seperti meja, kursi maupun karpet yang mengedepankan nilai
seni. Bahkan beberapa perpustakaan sudah ada yang menyediakan fasilitas tempat
tidur dan jasa pijat untuk para pembaca. Kebijakan-kebijakan yang terlalu kaku
juga dapat dirubah sesuai keadaan saat ini. Sejalan dengan hal tersebut, Dr. Hj. Sri
Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.Si., menjelaskan bahwa “Ruang kerja digital
itu adalah manusia sebagai sentral yaitu aktor pengendali, adanya mobilitas yaitu
ruang gerak yang tinggi dan layanan yang lebih prima serta sosial kemasyarakatan
dengan desain sesuai kebutuhan manusia.” Anastasia Tri Susanti, S. Kom., MA.,
juga menjelaskan pentingnya potensi setiap generasi. “Perpustakaan yang mampu
memanfaatkan potensi setiap generasi yang bekerjasama akan lebih siap dalam
menghadapi tantangan organisasi dan perpustakaan harus memastikan semua siap
untuk lebih fleksibel terhadap perubahan.” ujarnya. Perpustakaan hendaknya dapat
memanfaatkan potensi setiap generasi, karena dengan adanya regenerasi yang
berbeda dapat dijalin kerjasama agar lebih siap menghadapi segala tantangan dan
perubahan. (AFM/NAP)
https://fecon.uii.ac.id/2019/09/perpustakaan-di-era-generasi-milenial/#:~:text=Era
%20Generasi%20Milenial,Perpustakaan%20Di%20Era%20Generasi
%20Milenial,kerjasama%20agar%20lebih%20siap%20menghadapi%20segala
%20tantangan%20dan%20perubahan.%20(AFM/NAP),SEPTEMBER%202%2C
%202019

2. Penelusuran terhadap sumber informasi elektronik (databases Online).


Pengertian Informasi Dan Penelusuran Informasi Menurut Ahli
April 02, 2017
Pengertian Informasi Dan Penelusuran Informasi 
Secara sederhana informasi dapat dipahami sebagai data yang diberi makna.
Artinya informasi merupakan bentuk ‘olahan’ dari data yang diperuntukan untuk
tujuan tertentu agar penerima dapat mengerti arti dan makna dari data tersebut.
Sedangkan menurut businessdictionary.com informasi didefinisikan sebagai
berikut:

“Data that is (1) accurate and timely, (2) specific and organized for a purpose, (3)
presented within a context that gives it meaning and relevance, and (4) can lead to
an increase in understanding and decrease in uncertainty.”

Definisi di atas jelas memperlihatkan bahwa informasi merupakan bentuk


pemaknaan dari data dalam konteks tertentu yang ditujukan agar dapat
meningkatkan pemahaman dan mengurangi ketidakpastian atau ketidakjelasan. 

Informasi secara prinsip sebetulnya ‘hanya’ terdiri dari dua jenis yakni informasi
lisan dan informasi terekam. Informasi lisan merujuk pada informasi yang
disampaikan secara lisan dan merupakan bentuk komunikasi di dalam masyarakat.
Sedangkan informasi terekam merujuk kepada informasi yang terekam dalam
berbagai media seperti buku, majalah, jurnal, compact disc, ataupun bentuk
lainnya. Perpustakaan sebagai lembaga pusat sumber informasi biasanya lebih
banyak mengelola informasi terekam bukan informasi lisan.
Informasi yang terekam dalam perpustakaan dapat dilihat dalam berbagai bentuk
koleksi ataupun media seperti koleksi buku fiksi, koleksi buku non fiksi, koleksi
media cetak non buku, koleksi multimedia, dan koleksi digital/online. Koleksi
buku non fiksi biasanya menyimpan informasi fiktif, inspiratif, dan rekreatif yang
berupa buku cerita, novel, dan lain-lain. Sedangkan koleksi buku non fiksi
biasanya menyimpan informasi yang lebih bersifat informatif, edukatif, dan ilmiah
yang berupa buku teks, buku referensi, buku pedoman, buku manual, dan lain-
lain. 

Adapun koleksi media non buku biasanya berupa terbitan berkala, leaflet, pamlet,
brosur, poster, kliping, lukisan atau gambar, peta, globe bahkan alat peraga.
Koleksi multimedia merupakan satu bentuk informasi terekam dalam berbagai
media yang mengandalkan teknologi elektronik seperti video cassette, audio
cassette, CD, DVD, media mikro, audio reader, slide suara, audio book, dan lain-
lain. Bahkan kemajuan internet telah membuat informasi dapat diakses secara
online melalui situs web, video onine, audio online, journal online, database
online, majalah online, koran online dan media online lainnya.
Keberadaan informasi dalam keanekaragaman bentuk media atau sumber tentu
menjadikan masalah tersendiri dalam bagaimana menemukan kembali informasi
yang ada. Apalagi apabila jumlah informasi yang beredar sudah mencapai ribuan,
jutaan bahkan milyaran. Hal inilah yang kemudian mengapa diperlukan adanya
media atau strategi untuk mendapatkan informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Proses dalam menemukan informasi inilah yang sering disebut sebagai temu
kembali informasi, dimana secara spesifik juga akan menyangkut penelusuran
informasi. 
Temu kembali informasi sendiri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas
permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai (Sulistyo-Basuki, 1992). “Temu
balik informasi” merupakan istilah yang mengacu pada temu balik dokumen atau
sumber atau data dari fakta yang dimiliki unit informasi atau perpustakan.
Sedangkan penelusuran informasi merupakan bagian dari sebuah proses temu
kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai akan
informasi yang dibutuhkan, dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu
kembali informasi yang dimiliki perpustakaan / unit informasi.
Penelusuran informasi menjadi penting karena “ruh” atau “nyawa” dari sebuah
layanan informasi dalam unit informasi atau perpustakaan adalah bagaimana
memenuhi kebutuhan informasi yang diminta pemakai, bagaimana menemukan
informasi yang diminta pemakai, dan bagaimana memberikan “jalan” kepada
pemakai untuk menemukan informasi yang dikehendaki. Proses penelusuran
informasi menjadi penting untuk menghasilkan sebuah temuan atau informasi
yang relevan, akurat dan tepat. Proses dan penggunaan alat yang tepat akan
menghasilkan informasi yang tepat pula.

Tipe Penelusuran Informasi


Dari pola telusurnya, penelusuran dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Telusur dokumen: penelusuran dimulai dengan identifikasi dokumen dan / atau
sumber, baru dari sini dihasilkan informasi aktual.
2. Telusur informasi: penelusuran dimulai dengan informasi yang diperoleh dari
bank data, kumpulan data, atau perorangan.
Selain itu sebetulnya dilihat dari cara dan juga alat yang digunakan, maka
penelusuran dapat pula dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Penelusuran Informasi Konvensional: penelusuran yang dilakukan dengan dan
melalui cara-cara konvensional/manual seperti menggunakan kartu katalog,
kamus, ensiklopedi, bibliografi, indeks, dan sebagainya.
2. Penelusuran Informasi Digital: penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui
media digital atau elektronik seperti melalui OPAC (Online Public Access
Catalog), Search Engine (di Internet), Database Online, Jurnal Elektronik,
Reference Online, dan informasi lain yang tersedia secara elektronik/digital.
Namun pada layanan penelusuran informasi, pembedaan tersebut seringkali
diabaikan dikarenakan banyak pemakai yang memilih menggunakan berbagai cara
untuk memperoleh apa yang dikehendaki. Bahkan seringkali terjadi penelusuran
informasi menggunakan kombinasi dari perangkat penelusuran konvensional dan
digital untuk mendapatkan data atau informasi setepa mungkin. 

Penelusuran Informasi Konvensional


Seperti disebutkan sebelumnya bahwa penelusuran informasi konvensional
merupakan satu jenis penelusuran yang memanfaatkan sumber-sumber informasi
dan atau sumber-sumber penelusuran yang sifatnya konvensional atau offline atau
‘tercetak’. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan berbagai media
penelusuran seperti katalog tercetak, bibliografi, indeks atau kumpulan indeks,
kumpulan abstrak, ensiklopedia atau kamus, dan media lain yang sifatnya
‘manual’ atau dengan teknik-teknik klasik tanpa bantuan teknologi
informasi/computer.

Pada penelusuran konvensional pengguna dan juga pustakawan atau petugas


perpustakaan dituntut mampu memahami masing-masing fungsi sumber informasi
atau sumber penelusuran serta karakteristiknya sehingga mampu menemukan
informasi dengan benar, tepat dan akurat. Sebagai Contoh: 
“Pengguna harus tahu bahwa untuk mencari koleksi buku/pustaka di sebuah
perpustakaan maka yang perlu dilakukan pertama adalah menentukan apa (judul,
subyek, penulis) yang akan dicari, kemudian alat apa yang dapat membantu dalam
melakukan pencarian. Dalam hal ini biasanya pengguna/petugas paling tidak
sudah mempunyai sebuah catatan tentang subyek, judul, penulis atau kata kunci
yang akan digunakan untuk menelusur. Sedangkan alat yang digunakan cukup
sebuah katalog tercetak (katalog subyek, katalog judul, kataloh pengarang), karena
memang yang diperlukan hanya itu. Nah setelah ditemukan, pengguna/petugas
juga perlu tahu bagian informasi mana yang perlu ‘diambil’ dan ‘dicatat’ untuk
menemukan buku/pustaka yang dimaksud dalam katalog. Biasanya call number
atau nomer panggil-lah yang menjadi ‘alat’ terakhir bagi pengguna/petugas untuk
menemukan koleksi buku/pustaka yang dimaksud, untuk itu nomer panggil inilah
yang perlu diperhatikan selanjutnya oleh pengguna. Sehingga pada kasus ini maka
pengguna atau petugas mempunyai dan atau mendapatkan informasi berupa judul/
subyek/pengarang, katalog tercetak, nomer panggil, dan tanda penomoran rak
yang akan mengantarkannya kepada koleksi buku/pustaka yang diinginkan.”
Teknik melakukan penelusuran informasi konvensional akan dibahas dalam
bagian tersendiri dalam tulisan ini.
Penelusuran Informasi Digital/Online
Adapun penelusuran informasi digital atau elektronik, seperti disebutkan di atas
merupakan satu metode penelusuran informasi yang menggunakan teknologi
informasi dan computer terutama untuk keperluan penelusuran koleksi atau
sumber-sumber informasi yang berupa file elektronik atau digital. Sehingga pada
penelusuran informasi digital atau elektronik ini, apa yang dicari dan alat yang
digunakan untuk dicaripun sama-sama merupakan hasil dari sebuah
pengembangan teknologi informasi dan komputer yang berupa digital atau
elektronik.

Sumber-sumber digital sendiri sebetulnya sangat beragam, akan tetapi setidaknya


ada beberapa yang mungkin sering digunakan oleh para praktisi dan akademisi
yakni:
a) OPAC (Online Public Access Catalog)
OPAC merupakan alat penelusuran informasi yang bersifat elektronik dan digital
yang dapat digunakan untuk menemukan informasi pustaka/koleksi baik dalam
bentuk tercetak maupun elektronik/digital. Namun memang pada kenyataannya
untuk saat ini OPAC ini masih banyak digunakan ‘hanya’ untuk keperluan temu
kembali informasi pustaka terutama yang tercetak atau dengan kata lain fungsinya
tak lain hanya sebagai pengganti katalog tercetak.
b) E-Journal (Electronic Journal)
Journal elektronik atau orang sering menyebut sebagai e-journal merupakan satu
bentuk sumber digital yang dapat digunakan dalam penelusuran informasi yang
berasal dari jurnal ilmiah atau popular, baik jurnal tercetak yang dielektronikan
maupun jurnal yang memang ‘hanya’ terbit secara elektronik. 
c) E-Book
E-book atau buku elektronik merupakan satu sumber digital atau elektronik yang
dapat digunakan oleh pengguna yang ingin mendapatkan informasi dari sebuah
buku yang dikemas dalam format elektronik atau digital. Pengguna dapat
melakukan penelusuran sekaligus membaca bahkan mendownload file buku
elektronik yang tersedia di banyak situs di internet. Buku elektronik ini bisa
berasal dari buku tercetak yang dielektronikan atau didigitalkan, atau bisa juga
hanya terbit dalam versi digital/elektronik. 
d) E-Publications
E-Publications atau publikasi elektronik merupakan sumber informasi digital yang
diterbitkan oleh berbagai institusi atau penerbit atau organisasi atau bahkan
perorangan baik yang bersifat ilmiah atau tidak. Bentuknya dapat apapun seperti
e-news, e-newspaper, e-bulletine, e-gallery dan sebagainya. 
e) Online Database
Online Database atau Basis Data Online merupakan sumber informasi
digital/elektronik yang berisi berbagai macam jenis informasi digital seperti e-
journal, e-book, e-proceeding, e-articles, abstracts, images, dan publikasi lainnya
yang dapat diakses dari satu situs web atau pangkalan data elektronik. Basis data
ini seringkali mengalami distorsi pengertian dengan e-journal, hal ini dikarenakan
memang sebagian besar informasi yang ada di dalamnya berupa jurnal elektronik.
Namun perlu ditekankan bahwa basis data online (database online) ‘berbeda’
dengan e-journal. 

Database online ini kebanyakan merupakan layanan berbayar atau berlangganan


tapi ada pula yang tidak alias gratis. 

Secara garis besar tiap-tiap database biasanya mempunyai keunikan dan


spesialisasi dalam bidang ilmu tertentu. Akan tetapi kadang beberapa database
juga merupakan database yang sifatnya general sehingga kadang akan ditemukan
beberapa overleaping antara satu database dengan database lainnya. Atau dengan
kata lain, ada beberapa sumber informasi digital yang dapat ditemukan dalam
berbagai database online yang tersedia. Untuk itu perlu sebuah kejelian dan
evaluasi mendalam ketika akan melanggan database online, terutama untuk
menghindari banyaknya sumber digital yang sama dalam database berbeda yang
dilanggan. 

Sedangkan dalam hal teknik penelusuran, pada prinsipnya antara satu database
dengan database yang lain, biasanya mempunyai metode pencarian yang sama.
Artinya tidak akan berbeda jauh walaupun mungkin hanya berbeda istilah.
Sehingga yang perlu dipelajari dalam sebuah penelusuran melalui media online
atau elektronik adalah metode yang biasa digunakan dalam penelusuran online,
seperti penggunaan tanda wildcard, penggunaan truncation, penggunaan Boolean,
dan sebagainya. Jadi mau anda akan menggunakan akses melalui Database Ebsco,
Proquest, Jstor, ScienceDirect, IEEE, Westlaw, Scopus maupun jenis database
lainnya, maka anda hanya perlu memahami satu metode penelusuran saja, yang
lainnya anda tinggal menyesuaikan.

f) Other Resources & Searches Tools


Internet telah memberikan kita kesempatan untuk menikmati berbagai sumber
informasi digital dan juga alat untuk menemukan sumber informasi
digital/elektronik yang berjumlah jutaan bahkan miliaran itu. Nah, ada beberapa
sumber informasi digital dan juga alat penelusuran digital yang dapat
dimanfaatkan selain beberapa yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
diantaranya adalah:

a. Search Engine & Meta-Search Engine


Search Engines atau disebut sebagai piranti pencari, merupakan sebuah alamat
web yang mempunyai fungsi pencarian sumber-sumber informasi yang
terkandung di dalam jaringan internet. Cara kerjanya menggunakan dan membaca
informasi yang ada di dalam tag-tag metadata yang tersedia dalam sebuah alamat
situs atau web. Selain itu ada satu buah piranti yang bekerja dengan
memanfaatkan banyak search engines, yakni apa yang disebut dengan meta-search
engines. Meta Search Engines merupakan piranti pencarian yang menggunakan
banyak search engines sebagai sumber data untuk pencarian oleh penggunanya.
Jadi, ketika kita mencari sebuah topic tertentu menggunakan meta search engines,
maka dia akan mencari ke seluruh search engines yang berada dalam
jangkauannya.

b. Subject Directories
Subject Directories merupakan sumber informasi digital yang menyediakan
informasi dengan metode penyajian menggunakan direktori atau folder dengan
topic-topik tertentu yang telah ditetapkan. Dibuat dan dikelola oleh manusia
bukan mesin atau program (berbeda dengan search engine yang dikelola oleh
program/mesin) dengan mengklasifikasikan subyek ke dalam kategori subyek.
Cakupannya tentu lebih sempit dari search engines, akan tetapi secara kualitas isi
dan sumber informasi yang ada di dalamnya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Hanya sayang dalam direktori subyek ini, dokumen atau informasi yang
ditampilkan jarang sekali dalam bentuk fulltext. 

c. Newsgroups dan Mailing-List


Newsgroups atau Mailing-List merupakan komunitas atau kelompok diskusi
dalam bidang dan minat tertentu di internet. Keduanya sangat potensial juga untuk
digunakan dalam penelusuran informasi digital atau elektronik. Paling tidak
interaksi diskusi yang dilakukan melalui keduanya dapat memberikan keuntungan
apabila kita membutuhkan informasi tertentu yang bisa jadi dimiliki oleh anggota
lain dalam kelompok diskusi tersebut. 

Alat dan Teknik Penelusuran Informasi


Bentuk sumber informasi yang beraneka ragam menuntut adanya alat atau piranti
atau media untuk menemukan kembali informasi tersebut secara tepat dan benar.
Sehingga, bentuk informasi yang akan dicari juga akan menentukan alat apa yang
paling cocok digunakan sebagai alat penelusuran dan atau temu kembali
informasi. 

Daftar Pustaka
 Gash, Sarah. 2000. Effective Literature Searching for Research. Second Edition.
Hampshire: Gower
 Sulistyo-Basuki. 1992. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
 Yusuf, Pawit M. 1988. Pedoman mencari sumber informasi. Bandung: Remadja
Karya
 Internetworldstat.com – diakses tanggal 22 Mei 2013
 Businessdictionary.com – diakses tanggal 22 Mei 2013
http://meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/04/pengertian-informasi-dan
penelusuran.html#:~:text=Pengertian%20Informasi%20Dan%20Penelusuran
%20Informasi%20Menurut%20Ahli,Businessdictionary.com
%20%E2%80%93%20diakses%20tanggal%2022%20Mei%202013
3. Strategi dan teknik yang saya lakukan dalam mendapatkan informasi/sumber
informasi yang relevan adalah Tipe Penelusuran Informasi yaitu:
Penelusuran Informasi Digital: penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui
media digital atau elektronik seperti melalui OPAC (Online Public Access Catalog),
Search Engine (di Internet), Database Online, Jurnal Elektronik, Reference Online,
dan informasi lain yang tersedia secara elektronik/digital.

Anda mungkin juga menyukai