Anda di halaman 1dari 12

Sinergitas Perpustakaan dalam Membangun ...

(Hartono)

SINERGITAS PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANGUN


KOMUNIKASI ILMIAH (SCHOLARLY.COMMUNICATION)
PADA ERA DIGITAL
Harto110
Kepala Bidang Layanan Jasa Informasi dan Kerjasama Perpustakaa11
UPT Perpustakaa11 Bung Kamo Blitar
harto110 harv@yalwo.co.id

Kemajuan I/mu Pengetahuan dan Tekno/ogi (/PTEK) antara lain ditandai membanjimya
informasi (information ex�p/otions). Adanya berbagai invasi dalam abad modem ini telah
membawa kemajuan berbagai praktek penelitian dari berbagai disiplin i/mu. /tu semua
muncul karena adanya kegiatan komunikasi ilmiah. Proses komunikasi ilmiah merupakan
proses penyampaian pesan antara komunikan dan komunikator pada tataran tradisi
akademik ilmiah yang me/ibatkan berbagai komponen mulai dari pencipta informasi
(i/muwan, pengarang, inventor) kepada pengguna informasi. Komunikasi ilmiah juga
me/ibatkan berbagai komponen pendukung semacam penerbit, penjua/, agen dan took
buku, organisasi, perpustakaan, pusat dokumentasi, dan dukungan teknologi informasi.
Mengkaji tugas pokok dan fungsi (tupoksij Perpustakaan Proklamator Bung Karno, bahwa
perpustakaan sebagai lembaga!institusi yang bertugas dalam menghimpun, mengelo/a,
mengembangkan, me/estarikan, mendayagunakan, dan me/ayankan ko/eksi perpustakaan
Bung Kamo. Da/am upaya membangun akses informasi, ko/eksi perpustakaan Bung
Kamo terdiri dari berbagai media textual maupun digital. Kemudian ditinjau penyebaran
koleksi Bung Kamo tersebar di seluruh Indonesia dan berbagai negera didunia. Dalam
upaya mengembangkan komunikasi ilmiah yang /ebih maksimal maka Perpustakaan
Prok/amator Bung Kamo membangun sinergitas dan penguatan peran sebagai berikut:
Pertama, perpustakaan Bung Kamo per/u membangun sinergi infrastruktur komunikasi
ilmiah yang melibatkan berbagai komponen pendukung semacam penerbit, penjua/, agen
dan toko buku, organisasi, perpustakaan, dan pusat dokumentasi. Kedua, perpustakaan
per/u penyediakan infrastruktur untuk publikasi dengan akses terbuka (open access),
koleksi e-resources pada akses ke juma/ ilmiah khususnya subjek Bung Kamo. Ketiga,
perpustakaan per/u membangun tempat penyimpanan (repositories) yang menyediakan
akses pada arsip data serta dokumen digital yang dihasi/kan dari karya-karya pene/itian
untiJk kepentingan penelitian tentang Sukamologi. Keempat, perpustakaan per/u
mengoptimalkan peran dan fungsi perpustakaan untuk mendukung kegiatan riset tentang
Sukarno.

Kata Kunci : perpustakaan, komunikasi ilmiah dan Era lnformasi

Pendahuluan lembaga bidang informasi publik termasuk


Kemajuan teknologi informasi dan perpustakaandalammelakukantransforrnasi
komunikasi seiring yang semakin pesat pengetahuan dan upaya membangun
ditandai dengan perubahan berbagai aspek siklus pengembangan komunikasi ilmiah
kehidupan masyarakat yang berimbas pada (scholarly communication).
perilaku orang dalam mencari informasi Perlu diketahui bahwa dalam
juga pengembangan pada diseminasi era informasi ditandai dengan adanya
informasi. Kondisi ini berdampak terhadap trend kemajuan teknologi informasi dan

51
uNJ/a: Jumal Perpustabaan VoJ.7·No.1 Tahun 2016 ISSN 1979 - 9527

komunikasi serta modernitas segala aspek link Perpustakaan Nasional RI. Potensi
kehidupan :bangsa, yang mengakibatkan sumberdaya koleksi digital ·yang .sangat
terjadinya perubahanyang sangat signifikan besar perlu didukung ·kebijakan organisasi
khususnya dalam bidang perpustakaan. dan manajemen, teknologi, dan kebijakan
-Kecenderungan memproduksi pengetahuan akses dengan regulasi ·pada perpustakaan
dari segala subjek .bidang informasi digital, yang memadai yang berdampak
termasuk perpustakaan dituntut untuk sangat besar pada aksesibilitas informasi
membangun komunikasi ilmiah dengan dan kualitas Jayanan perpustakaan.
membangun sinergitan .berbagai lintas Kemajuan ilmu pengetahuan dan
sektoral seperti penerbit, toko buku, pusat­ teknologi informasi ini ditandai · adanya
pusat informasi bahkan pusat-pusat koleksi perubahan segala aspek kehidupan
memorabilia Bung Karno ke seluruh dunia. bangsa, yang membawa pengaruh
Dengan mengkaji tuga·s pokok terhadap perubahan-perubahan yang
dan fungsi (tupoksi) perpustakaan, dahsyat, yang tidak dapat diperkirakan
Perpustakaan Proklamator Bung Karno, sebelumnya terkecuali pada pandangan
sebagai iembaga/institusi yang .bertugas futuristik (Sulistyo-Basuki, 2014). Dalam
menghimpun, mengelola, mengembangkan, era informasi yang ditandai dengan
melestarikan dan mendayagunakan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi
serta melayankan koleksi perpustakaan, komputer dan internet menjadikan dunia
dalam upaya mengembangkan kualitas terasa datar "flat" kemudin dalam . bidang
layanan perpustakaan terhadap koleksi­ informasi terasa bahwa berbagai kemajuan
koleksi perpustakaan Bung Karno. Salah dan modernitas berdampak pada segala
satu upaya dalam mengadopsi kemajuan aspek prilaku pencarian informasi. Kondisi
teknologi informasi dan komunikasi serta ini sebenarnya memiliki arti penting bagi
tuntutan jaman kegiatan yang dilakukan lembaga yang bergerak dibidang informasi
oleh perpustakaan adalah membangun termasuk perpustakaan. Aksesibilitas
portal database untuk mengembangkan informasi dan desiminasi informasi sebagai
Jayanan perpustakaan digital. Sekaligus upaya memproduksi pengetahuan semakin
mengimplementasikan otomasi terintegrasi, berkembang. Konsep modernitas dan·
membangun kerjasama digital resource kemajuan teknologi informasi ini akan
sharring, melanggan databases elektronik membawa proses lebih cepat dalam
baik melakukan pembelian maupun alih mengembangkan komunikasi ilmiah
media serta akses lingk eksternal dalam yang dirasa mampu mendesiminasi serta
memenuhi kebutuhan informasi. memproduksi pengetahuan dengan
Berdasarkan database, seoptimal mungkin.
Perpustakaan Proklamator Bung Karno Kemudian dalam konteks komunikasi
memiliki koleksi perpustakaan sebanyak ilmiah banyak pihak yang berperan sebagai
72.158 judul dan 159.594 eksemplar. aktor dalam proses produksi sebuah karya
Sebagian koleksi tersebut memiliki koleksi­ ilmiah yang akhirnya menghasilkan sebuah
koleksi digital yang cukup besar jumlahnya pengetahuan. Aktor yang paling berperan
meliputi koleksi digital teks, film, video, dalam proses komunikasi ilmiah ini antara
audio yang bisa dapat diakses secara lain adalah pengarang (author'), penerbit,
offline · maupun online melalui website. editor, distributor, pengguna/masyarakat
Disisi Jain juga membangun sistem otomasi dan perpustakaan. Dinamika peran dalam
secara terintegrasi, mengembangkan mendesiminasi sebuah karya ternyata
alih ·media koleksi Bung Karno, layanan perlu proses yang panjang tidak saja
internet, layanan wifilhotspot dalam pengarang namun perpustakaan sebagai
gazebo dan Jayanan e-resources dengan

52
Sinergitas.Perpustakaan dalam:Membangun .... (Hartono)

Jenibaga informasi .memiliki potensi b_esar iptek :merupakan· inovasi ·dalam berbagai
berkontribusi dalam -komunikasi ilmiah. subjek tersebut merupakan akumulasi
Dalam konteks aksesibilitas pengetahuan yang dihasilkan · melalui
informasi, fongsi ;perpustakan dikatakan kegiatan komunikasi ilmiah. ·Komunikasi
sebagai elemen krusial dalam ·proses ilmiah (scholarlycommunication) merupakan
komunikasi informasi. (Yusuf, .2009) bagian integral dalam ·pengembangan ilmu
menyebutkan organisasi informasi dan· pengetahuan. Perpustakaan sebagai pusat
pengolahan sumber-sumber informasi tidak informasi sekaligus sebagai elernen krusial
lain tujuannya .adalah untuk kemudahan dalam proses komunikasi informasi ilmiah
pemanfaatannya oleh masyarakat. Tidak belum dikembangkan secara proporsional
ada aspek kegiatan dan proses kerja di oleh lembaga · iriformasi khususnya
perpustakaan dan pusat-pusat informasi perpustakaan di Indonesia. Perpustakaan
yang tidak melibatkan proses komunikasi. hanya disibukan dalam kegiatan rutiriitas
Proses komunikasi ilmiah pada dasarnya kegiatan baca tulis yang belum bergerak
adalah proses penyampaian pesan antara dalam komunikasi ilmiah sebagaimana
komunikan dan komunikator pada tataran dikembangkan berbagai negara maju.
tradisi akademik ilmiah yang melibatkan Ranah perpustakaan dan
berbagai sub komponen mulai dari dokumentasi pada dasarnya membutuhkan
pencipta informasi (ilmuwan, pengarang, sebuah perluasan konteks keilmuan
inventor) · kepada pengguna informasi. yarig tidak saja sebatas pada konsep
Komunikasi ilmiah juga melibatkan berbagai perpustakaan konvensional. Salah satu
komponen pendukung semacam penerbit, implikasi praktis atas kebutuhan perluasan
penjual, agen dan toko · buku, organisasi, multidisipliner keilmuan muncul dalam
perpustakaan, pusat dokumentasi, dan konsep komunikasi ilmiah (scholarly
dukungan teknologi informasi. Dengan communication) (Siswadi, 2009).
demikian, infrastruktur informasi berupa Berdasarkan pengalamannya sebagai
koleksi digital perpustakaan menjadi hal pustakawan di Universitas Indonesia (UI)
yang tidak bisa diabaikan. ketika didatangi seorang kandidat doktor
Tulisan ini lebih fokus merupakan pengguna perpustakaan yang mencari
kajian teoritis kepustakawanan yang artikel jurnal dengan judul dan deskripsi
dihubungkan dengan strategi penguatan bibliografis yang spesifik digunakan sebagai
peran Perpustakaan Proklamator Bung penguat asumsi sebuah teori yang akan
Karno dalam mengembangkan komunikasi dituliskan dalam disertasinya. Berbagai
ilmiah. Dalam tulisan m1 bertujuan literatur jurnal ilmiah baik yang tekstual
memperluas wacana pembaca mengenai (printed) maupun digital (e-journalj sudah
sifat multidisipliner di;m interdisipliner dari ditelusur dan hasilnya nihil. Sebagian
bidang ilmu perpustakaan dan informasi besar e-journal yang ditelusur ternyata
terkait pengembangan komunikasi ilmiah hanya berisi abstrak yang dirasa kurang
khususnya subjek-subjek Bung Karno. komprehensif bagi sang kandidat doktor.
· Sampai akhirnya diperoleh solusi terakhir
yaitu menghubungi langsung penulis artikel
Konsep Komunikasi llmiah (Scholarly lewat e-mail via perpustakaan (Siswadi,
Communication) 2009).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan Prosedur yang tidak ·pernah
teknologi (lptek) antara lain ditandai adanya terpikirkan oleh ·pemustaka untuk
ledakan informasi (information exsplotions). menghubungi langsung ·sang ·produsen
Kondisi ini memiliki arti penting bagi lembaga informasi berdasarkan deskripsi bibliografis
yang bergerak dalam bidang informasi yang ada dalam .abstrak literatur yang
termasuk perpustakaan. Perkembangan

53
UN.£., Jumal Perpustahaan Vol. 7 No. 1 Tahun 2016 ISSN 1979 - 9527

dibutuhkan. Melalui perkembangan Manfaat yang dapat diperoleh adalah


teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan alternative solusi pemahaman
mempermudah pengguna (konsumen) bahwa berbagai stakeholder dalam
informasi untuk berhubungan langsung ilmu perpustakaan dan informasi baik
dengan para ilmuwan, peneliti, inventor, pustakawan, kolega dosen, mahasiswa ilmu
penulis karena di jaringan internet banyak perpustakaan, mahasiswa ilmu komunikasi,
sekali direktori on-line yang menyediakan pemustaka, dan praktisi penerbitan terkait
informasi mengenai kontak berbagai sebuah sistem komunikasi ilmiah yang
produsen informasi. Langkah yang diambil cenderung, berdasarkan pemahaman
adalah menelusur kembali informasi artikel penulis, dilihat secara parsial.
jurnal menggunakan mesin pencari (search
engine).
Proses Komunikasi dalam Komunikasi
Siswadi (2009) mengemukakan llmiah
"pada umumnya hasil penelusuran dalam
bentuk abstrak bukan full-text artikel. Untuk Komunikasi atau communication
mendapatkan secara full-text biasanya berasal dari kata latin communis yang
si penelusur perlu membeli". Umumnya berarti "sama", communico, communication,
abstrak memberikan informasi singkat atau communicare yang berarti "membuat
berkaitan dengan artikel tersebut, seperti sama" (to make common). Komunikasi
judul artikel; sumber jurnal; nama menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu
pengarang ditambah dengan e-mail serta makna, atau suatu pesan dianut secara
ringkasan artikel. Menurut Prahastuti sama (Mulyana, 2009). Menurut Shannon
dalam (Siswadi, 2009) komunikasi untuk dan Weaver (Sulistyo-Basuki, 1996: 18)
informasi penelitian akan lebih efisien jika komponen komunikasi terdiri atas sumber
sumber formal (cetak) dilengkapi dengan (source), pemancar (transmitter), saluran
sumber informal atau percakapan. Tetapi, (channel), penerima (receiver) dan tujuan
permasalahnya alamat e-mail pengarang (destination). Model komunikasi tersebut
sebagai sumber informal tidak selalu dikenal sebagai model transmisi yang
muncul. banyak diadopsi dalam bidang bidang
telekomunikasi.
Proses komunikasi ilmiah juga tidak
selalu terkait dengan perpustakaan. llustrasi Namun demikian (Littejohn, 2002)
di perpustakaan UI tersebut mungkin hanya melihat proses komunikasi berdasarkan
sebagian kecil dari siklus informasi ilmiah. perspektif yang non transmisi. Littejohn
Penggunaan informasi baik level mikro dan menyebut "communication involves
makro menungkinkan proses komunikasi understanding how people behave in
ilmiah berlangsung di level individu. Model­ creating, exchanging, and interpretating
model pencarian informasi (information message. consequently, communication
search, information seeking) dari Ellis, inquiry combines both scientific and
Kuhltau (Pendit, 2002) dapat diasumsikan humanistic methods". Konsep pendekatan
sebagai embrio proses komunikasi ilmiah scientific scholarship dalam komunikasi
pada level individu (individual level). menurut Littlejohn selalu diasosiasikan
Pemustaka (user) maupun pustakawan dengan objektifitas. Proses komunikasi
terhubung dalam sebuah intermediary terjadi antara sesama manusia melalui
process, yang dalam siklus informasi peran berbagai media seperti suara, sinyal,
antara ilmuwan, peneliti, dan author sebagai surat, telepon, televisi, buku, media cetak.
komunikator untuk berhubungan langsung Kemudian Motley dalam (Littlejohn, 2002)
dengan pembaca (komunikan) menjadi berpendapat bahwa komunikasi adalah
sangat signifikan. transmisi informasi, baik bersifat verbal
maupun non verbal. Berbagai perspektif

54
.Sinergitas Perpustakaan dalam Membangun •... (Hartono)

definisi proses komunikasi inilah ·.yang untuk kepentingan khusus, misalnya


akan mengantarkan ;pada pendekatan masyarakat yang mgm . mengetahui
komunikasi.ilmiah yang'.lebih banyak terjadi -informasi :tentang olahraga untuk mengikuti
dalam dimensi riset, inquiry, dan invensi kuis (Andriani, 1�98).
dari para ilmuwan (researcher). Sementara itu (Atherton, 1986)
Sebuah sistem ·komunikasi · ilmiah, · membagi jenis ·pemakai informasi menjadi
konsep pengguna informasi merupakan tiga kelompok penting khususnya di
bagian yang tidak terpisahkan, dan menjadi bidang penelitian ilmu ·pengetahuan dan
sentral dari keseluruhan proses baik dalam teknologi sesuai dengan jenis kegiatan
taraf afektif, kognitif, dan · tingkah laku. dimana mereka terlibat, yaitu: (1) Para
Pengguna informasi merupakan pihak peneliti ilmu-ilmu dasar dan terapan; (2)
pengambil keputusan yang menentukan Para praktisi dan teknisi_ yang terlibat
proses mulai dari munculnya kebutuhan, dalam pengembangan kegiatan teknologi
proses penilaian, pencarian, sampai dan pelaksanaan kegiatan industri; (4)
taraf pemanfaatan informasi serta proses Para manajer, perencana, dan pengambil
komunikasi ilmiah. Menurut Sulistyo­ keputu�an lainnya yang terlibat dalam
Basuki, disebutkan bahwa kriteria pengguna mengkoordinasikan kegiatan dibidang ilmu
informasi dapat dibedakan menjadi dua pengetahuan dan teknologi baik sektor
kriteria: (1) Kriteria Objektif, seperti kategori . swasta maupun pemerintah. Tiga kelompok
sosio-profesional, bidang spesialisasi, sifat yang diidentifikasikan di atas didefinisikan
kegiatan yang menyebabkan perlunya secara sangat umum (luas) dengan
informasi dan alasan menggunakan sistem demikian tidak bersifat lengkap. Mereka tidak
informasi. (2) Kriteria Sosial dan Psikologi, mencakup misalnya kelompok-kelompok
seperti sikap dan nilai pengguna menyangkut besar seperti guru-guru dan siswa. Atherton
informasi pada umumnya, dan hubungan juga berpendapat, · pengguna informasi
dengan unit informasi pada khususnya, dapat dikenali ciri-cirinya. Hal tersebut
sebab dan alasan yang berkaitan dengan mencakup · tipologinya, ketergantungannya
perilaku mencari informasi dan komunikasi, akan kebutuh.an informasi dalam pekerjaan
perilaku sosial, serta profesional pengguna. mereka, tu]uan dan penggunaan informasi
Dua kriteria di atas belum yang dilakukannya, umurnya, kualifikasi,
memberikan gambaran jelas tentang jabatan/kedudukan ·. profesionalnya, dan
pengguna informasi, maka masih menurut sejumlah ciri-ciri lain (Atherton, 1986).
Sulistyo-Basuki, pengguna informasi Fjallbrant mei,gidentifikasi secara
dibedakan jenisnya: (1) Pengguna yang lebih rinci tentang beberapa komponen
belum terlibat dalam kehidupan aktif, seperti yang berhubungan dan memiliki kaitan erat
mahasiswa dan pelajar. (2) Pengguna yang dalam pengguna informasi dalam sistem
mempunyai pekerjaan, informasi yang komunikasi ilmiah: (1) Para ilmuwan yang
diinginkan berupa informasi yang berkaitan memiliki keinginan untuk menerbitkan
dengan pekerjaan mereka. Jenis pengguna karya-karyanya, masuk dalam kelompok
dibedakan atas: (a) Berdasarkan aktifitas penulis dan menjadi produser utama dari
utama, niisalnya manajemen, riset, serta sebuah karya; (2) Para ilmuwan lainnya
pengembangan produksi, (b) Berdasarkan yang membaca karya berasal dari produser
cabang aktifitas/bidang spesialisasi, utama dan dikelompokkan sebagai
misalnya pegawai negeri, perindustrian. kelompok pembaca, (3) Mahasiswa yang
Dan (c) .Berdasarkan tingkat pendidikan diposisikan sebagai pembaca. Kelompok
dan·tanggung jawab, misalnya profesional, pembaca lainnya yang t�rtarik pada .karya­
teknisi, asisten, administrasi. (3) Pemakai karya ilmiah dikelompokkan sebagai
umum yang memerlukan informasi umum pembaca; (5) Para penerbit dikelompokkan

55
·uNJ/} 'J�mcilPell)ustal?aan Vtil.J'No;iTahun 2016 ISSN 1979 -9527

.sebagai ;produser.'.kedua yang menerbitkan .Dalam era industri dan pertanian,


karya-karya dari masyarakat ilmiah bahwa .indikator ·kekayaan seseorang
(produser '.peri:ama); (�) · Perpustakaan .adalah kepemilikan dan penguasaan
yang berperan dalam mengumpulkan dan :tanah. ·Tetapi kemudian ketika era industri
menyebarluaskan jurnal ,dan bukucbuku datang, yang dianggap ,kekayaan :adalah
ilmiah ·kepada para pembaca dan berfungsi penguasaan industri. Dengan datangya era
sebagai fasilitator bagi. para pembacanya. informasi. diyakini bahwa kekayaan -yang
.(7) Penjual yang ·menjual buku dan jurnal sesungguhnya adalah modal intelektual
ilmiah kepada para pembaca dan befungsi dan kecerdasan (intelectual capital). Di
juga sebagai fasilitator; (8) Organis.asi lndonesiasaat ini, terlihat bahwa era tersebut
formal yang menangani pengakuan berlangsung secara serempak, namun
terhadap penemuan-penemuan .penelitian . sebagian besar penduduk Indonesia masih
dan penulis sebuah dokumen. Organisasi tergantung pada pertanian, sebagian lagi
tersebut dikelompokkan sebagai konsumen, sudah masuk dan bergerak dalam bidang
(9) Kelompok industri yang memanfaatkan indutri informasi. Kekayaan alam Indonesia
hasil-hasil penelitian, dikelompokkan belum dapat menjamin kesejahteraan
sebagai konsumen, (10) Lembaga akademik · karena keterbatasan penguasaaan ilmu
yang melakukan evaluasi dan seleksi staf, dan teknologi. Kecenderungan menuju
dikelompokkan sebagai . konsumen dan perpustakaan modern, maju, . elektronis
fasilitator produksi dan (11) Kelompok merupakan ciri yang ditunjukan terhadap
agama, yang mempengaruhi pelaksariaan prilaku masyarakat dalam pengelolaan
dan .pengambangan ilmu pengetahuan informasi.
pada abad ke0 17 dan 18. Perubahan paradikma pustakawan
yang menuntut perubahan dalam melayani
Komunikasi llmiah dan Trend perigguna. Pengguna perpustakaan harus
Perpustakaan dalam Era Digital dikenali dengan baik, perlakuan kepada
mereka harus bervariasi. Pemustaka (users)
Era informasi, semua mengalami adalah istilah umum yang digunakan, tetapi
perubahan bai_k materi, kont_iner, ada diantara mereka yang dikelompokkan
pengelola dan aksesibitas informasinya. sebagai anggota (members). Pembaca
Hal tersebut terjadi pergeseran antara (readers}, pemerhati (patrons), pelanggan
konteks perpustakaan dan informasi. (customers), ataupun sebagai klien
Menurut Harrod's Glossary of Library Terms (clients). Dengan demikian layanan kepada
menyatakan bahwa "Information scince as masing-masing harus disesuaikan dengan
the· study of information, its sources and kebutuhan dan .kriterianya. Pustakawan
development ussualy taken to refer to the harus proaktif memberikan jasanya, Pada .
role of scientific, industrial and specified hakikatnya perpustakaan adalah lembaga
libraries libraries and information units in the yang memberikan jasa. Oleh karena itu
handling and dissemination of information". kepuasan pengguna harus menjadi target
Secara lebih luas bahwa ilmu informasi layanan.
merupakan bidang interdisipliner yang
mempelajari ilmu perpustakaan dan ilmu­ Perubahan paradigma baru bagi
ilmu lainnya. llmu informasi mencakup cara pustakawan dimaknai bahwa yang semula
bagaimana menginterpretasi, menganalisa, perpustakaan .sebagai gudang buku
menyimpan dan mengambil ·kembali data (book custodian) akan berevolusi menjadi
dan informasi ·tersebut. ·llmu informasi perpustakaan modern multimedia yang
merupakan dasar dari analisa komunikasi dapat secara online, bahan pustaka semula
dan:basis data. berbasis textdanfisikkertas berubah menjadi
informasi yang dapat berupa informasi

56
Sinergitas Perpustakaan dalam Membangun ... (Hartono)

maupun ·elektonik digital. Kemudian peran tumbuhnya berbagai jurnal ilmiah. Peran
pustakawan sebagai penjaga buku (book perpustakaan semakin penting dalam
.keeper) menjadi penyedia informasi menyediakan sumber informasi digital
(information provider). Untuk mendukung baik dalam bentuk tercetak, database CD­
terciptanya layanan yang prima dan sesuai ROM maupun ·sumber informasi elektronik
dengan tuntutan .paradigm .baru, maka yang dapat diakses secara ·online melaui
penerapan, manajemen modern dalam berbagai jaringan eksternal. Kelima, fungsi
pengelolaan perpustakaan menjadi suatu kultural bahwa peran perpustakaan tetap
kebutuhan. Tantangan demi tantangan dipertahankan. sebagai bagian -kegiatan
yang dihadapi semua profesi, termasuk perpustakaan. Hasil kebudayaan akan tetap
profesi pustakawan harus diatasi melalui direkam, sebagian darinya akan disimpan di
organisasi yang dikelola secara profesional. perpustakaan. Dengan kemudahan internet,
Dalam kaitannya dengan kesiapan perpustc!kaan dapat melaksanakan fungsi
perpustakaan dalam mengembangkan cultural lebih baik dari pada sekarang,
komunikasi ilmiah sebagaimana peran berkat tersedianya -teknologi informasi dan
perpustakaan dalam era informasi, ada komunikasi (TIK) (Sulistyo-Basuki, 2014).
perubahan yang signifikan. Menurut Demikian juga menurut menurut
(Sulistyo-Basuki, 2014) menjelaskan bahwa (Pendit, 2010) kaitannya kesiapan
peranan perpustakaan dimasa datang pada perpustakaan dalam mengembangkan
era informasi tetap sama yakni memiliki komunikasi ilmiah sebagaimana peran
peranan dalam penyimpanan, pendidikan, perpustakaan dalam era informasi
informasi, pendidikan dan kultural. Lebih ada perubahan yang signifikan. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa Pertama, peran lanjut dijelaskan bahwa perpustakaan
penyimpanan, bahwa dalam era informasi tidak perlu mengubah fungsi utama
digital peranan penyimpanan masih tetap yang kini dijalaninya, melainkan harus
dilakukan, karena banyaknya dokumen menyesuaikan dengan perkembangan
digital disamping dokumen cetak walaupun jaman. Untuk itu perpustakaan harus
akan berubah menjadi perpustakaan bekerja keras meningkatkan efisiensi dalam
digital. Kondisi tersebut juga akan timbul menjalankan fungsi sebagai pengelola
masalah hak cipta dokumen digital. Kedua, informasi. Perpustakaan dituntut untuk
peran informasi bahwa perpustakaan mengembangkan perpustakaan digital
akan mengarah informasi kualitatif dalam sebagai upaya mengatasi aksesibilitas
akses informasi internet dan sumber informasi. Setiap perpustakaan memiliki
informasi digital. Ketiga, peran pendidikan tanggung jawab dengan tuntutan
bahwa perpustakaan akaii menyediakan profesionalisme pengelolaan, guna
informasi dalam mendukung pendidikan menjawab perkembangan jaman dan
sebagai upaya membangun kualitas merespon serta berusaha memenuhi
pendidikan. Adanya internet mengurangi kebutuhan pemakaiyang selalu berkembang
penan guru namun tidak menghilangkan (Sulistyo-Basuki, 2014).
pernan guru. Seiring dengan informasi Tersedianya berbagai sumber
kualitatif, perpustakaan tetap berfungsi informasi dan dengan kecanggihan teknologi
pendidikan berupa penyediaan data dan informasi komunikasi memudahkan
informasi. Keempat peran penelitian, pengguna untuk dapat langsung mengakses
bahwa perpustakaan akan berperan dalam informasi tanpa bantuan perpustakaan.
penyediaan koleksi - koleksi dalam format Menurut Thomson dalam (Suwarno, .2016)
digital seperti dalam koleksi grey literature peran perpustakaan dalam abad 21 adalah
dalam mendukung penelitian. Kegiatan sebagai berikut : (a) Memberikan fasilitas
·komunikasi ilmiah era informasi semakin akses terhadap elektronik bagi mereka yang
lancer, dan akses . yang luas terhadap

57
UNJ/} Jumal Perpustatman Vol. 7 No.1 Tahun 2016 ISSN 1979 - 9527

tidak memiliki akses itu secara fisik, termasuk ta assist to user to exploit the resources
reproduksinya, (b) Membimbing pengguna offered by database and databanks and (c)
mencari dan memiliki sumber informasi yang libraries my serve as "printout centres" since
sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan high-speed printers maynot be available to
kemampuan profesionalisme yang dimiliki all user of terminals (Thomson, 1982).
stat perpustakaan dan (c) Mengkoleksi, Kemajuan teknologi informasi
mengkatalog dan mengindeks bahan dan komunikasi memungkinkan peran
pustaka. Ketrampilan mengorganisasi perpustakaan untuk mengembangkan
informasi ini akan memberikan kemudahan ide sebagaimana dikutip dalam Suwarno
untuk mengaksesnya baik untuk informasi (2016) bahwa ada beberapa ide
dalam bentuk tercetak maupun versi perkembangan perpustakaan dengan
elektronik. memanfaatkan teknologi informasi antara
Mencermati peran perpustakaan lain (a) mengimplementasikan SMS
dalam abad 21 yang disebut-sebut era gateway, (b) menerapkan interactive
informasi sebagaimana dikemukakan learning ynag interaktif sebagai media
Thomson tersebut bahwa perpustakaan pembelajaran masyarakat secara
perlu penguatan peran dan kontribusi online, (c) mengembangkan dan
dalam berbagai hal antara lain: pertama mengimplementasikan independent
dalam aspek manajemen perpustakaan, learning melalui teknologi lphad, tablet,
bahwa manajemen perpustakaan blackberry Android dan sejenisnya, (d)
diarahkan pada manajemen informasi Melakukan online reservation dalam
perpustakaan, kedua dalam aspek menunjang kualitas layanan perpustakaan.
kebijakan bahwa perpustakaan memiliki dan (e) mengimplentasikan online library
komitmen dalam penetapan perencanaan information retrieval atau online public
dan pengembangan perpustakaan berbasis access catalog (OPACJ untuk mendukung
teknologi informasi, ketiga dalam aspek sistem temu balik informasi.
sistem informasi perpustakaan mampu Dalam upaya mengembangkan
secara teknis mengimplementasikan sistem komunikasi ilmiah dalam era informasi
automasi perpustakaan secara terintegrasi, secara lebih eksplisit disampaikan menurut
pengembangan perpustakaan digital melalui Hurd, Julie, M (2004) dijelaskan :
pengembangan koleksi sumberdaya digital,
menyediakan koleksi sumber informasi "Communicatuion in science has envolved
digital baik melalui melanggan, alih media from process dependent in print-on-paper
produksi sendiri dan link akses internal to increasingly reliant on electronic media
dan membangun kerjasama dan jaringan as database have repleaced indexes and
informasi digital. journals have shifted to electronic formats.
This migration from print to electronic
Thomson (1982) dalam bukunya has transformed the roles of virtually
berjudul "The End of Libraries" bahwa all participants in the sytem of scientific
perpustakaan dalam era informasi akan communication"
mengalami perubahan baik isi (content)
maupun bentuk luarnya (kontainernya) Dalam pemikiran tersebut dijelaskan
lebih lanjut bahwa : bahwa komunikasi ilmiah akan terjadi
transformasi dan migrasi media yang
"the role of library in a paperless society as termanfaatkan dari basis kertas dan
(a) libraries will be needed to provide online tercetak menuju digitalisasi atau elektronik.
access to resources for individuals who, for Hal serupa juga disampaikan Rowland, Ian
one reasosn or another, do not have their and David Nicholas (2005) judul artikelnya
own terminal. (b) libraries will be centres scholarly communication in the digital
in which trained personal will be available dijelaskan bahhwa

58
Sinergitas Perpustakaan dalam Membangun ... (Hartono)

"this paper aims to :make a substantial penelitian tentang. Sukarnologi: Keempat,


contribution · to on going debate about ·perpustakaan perlu mengoptimalkan peran
.the potential of open access publishing dan fungsi perpustakaan untuk mendukung
. and intituational repositories .to reform kegiatan riset tentang ·Sukarno. :Kelima,
.to ·scholarly communication symtem. It :Pe�pustakaan Bung Karna 'harus mampu
present the view's of senior authors on .these menjadi garda terdepan dalam diseminasi
·issues and contextua/ities them within the berbagai media -komunikasi ilmiah subjek
brader frame work of theirjounal publishing Bung Karna baik tekstual dan elektronik
behavior and.preferens" agar optimal dimanfaatkan para peneliti.
Dalam paparan diatas menunjukan Perpustakaan akan menjadi bagian yang
bahwa akan terjadi proses transformasi tidak terpisahkan dalam komunikasi ilmiah.
dalam pengembangan komunikasi ilmiah Keenam, perpustakaan Bung Karna perlu
dalam era informasi yang sangat luar biasa melakukan digitalisasi koleksi khusus Bung
pada kegiatan komunikasi ilmiah dengan Karna. Saat ini beberapa perpustakaan
hadirnya media elektronik dan digital. sudah melakukan digitalisasi koleksinya
dan hasilnya dapat diakses dengan mudah;

Sinergitas dan Penguatan Peran


Perpustakaan Bung Karno Penutup

Upaya mengembangkan komunikasi Proses komunikasi ilmiah pada


ilmiah yang lebih • maksimal terhadap dasarnya adalah _proses penyampaian
perpustakaan khususnya Perpustakaan pesan antara komunikan dan komunikator
Proklamator Bung Karno mengambil pada tataran tradisi akademik- ilmiah
langkah-langkah strategis sebagai berikut: yang melibatkan berbagai sub komponen
Pertama, perpustakaan Bung Karno perlu mulai dari pencipta informasi (ilmuwan,
membangun sinergi infrastruktur korilunikasi pengarang, inventor) kepada pengguna
ilmiah yang melibatkan berbagai komponen informasi. Komunikasi ilmiah · juga
. pendukungsemacampenerbit, penjual, agen melibatkan berbagai komponen pendukung
dan toko buku, organisasi, perpustakaan, semacam penerbit, penjual, agen · dan
pusat dokumentasi. Perpustakaan sebagai toko buku, organisasi, perpustakaan,
mata rantai dalam kegiatan komunikasi pusat dokumentasi, dan dukungan
ilmiah baik dengan pengarang, penerbit, teknologi informasi. Dengan demikian,
toko buku dan pembaca secara bersama infrastruktur informasi berupa koleksi digital
sama memiliki peran strategis dalam perpustakaan menjadi hal yang tidak bisa
mengembangkan komunikasi ilmiah. diabaikan.
Lembaga perpustakaan dan pusat Lembaga perpustakaan, informasi
dokumentasi mutlak menjadi katalisator dan pusat dokumentasi juga Perpustakaan
dalam proses komunikasi ilmiah khususnya Bung Karna mutlak menjadi katalis
subjek Bung Karno. Kedua, .perpustakaan dalam proses komunikasi ilmiah .
. perlu. menyediakan infrastruktur untuk Perpustakaan sebagai lembaga yang
publikasi dengan akses terbuka (open menjadi penyedia sumber informasi
access), khususnya koleksi e-resources ilmiah, harus mampu mengoptimalkan
khususnya.akses ke jurnal ilmiah khususnya fungsinya untuk mendukung kegiatan
subjek Bung Karno. Ketiga, perpustakaan riset. Tidak berfungsinya perpustakaan
perlu membangun tempat ·penyimpanan dalam memaksimalkan fungsi riset akan
(repositories) yang ·menyediakan akses menyebabkan proses komunikasi ilmiah
dan mengarsip data serta dokumen menjadi tidak efektif. Perpustakaan dan
digital yang dihasilkan dari karya-karya ·pusat dokumentasi harus mampu menjadi
hasil penelitian dan untuk kepentingan garda· terdepan dalam diseminasi berbagai

59
UNJI}. Jumal Perpusta�aan Vol.7 No.1 Tahun 2016 ISSN 1979 - 9527

media komunikasi ilmiah baik :tekstual dan Atherton, Pauline. (1986). Sistem Dan
elektronik agar optimal dimanfaatkan para Pelayanan lnformasi. Terj.
peneliti. Perpustakaan akan menjadi .Bambang Haryanto.. Jakarta:
bagian yang tidak terpisahkan dalam Arga Kencana Abadi.
komunikasi ilmiah. .Bjork, Bo-Chrisler. (2007). "A Model of
Kontribusi Perpustakaan Hung Scientific ·Communication as A
Karno dalam Komunikasi llmiah bahwa Global Distributed Information
perpustakaan sebagai lembaga yang Systems" in Information Research.
menjadi penyedia informasi ilmiah, harus Vol 13 No. 4. Paper 372 ·http://
mampu mengoptimalkan fungsinya untuk informationR/ir/13-4/paper372.htm
mendukung pengembangan koleksi Bung (diakses 19 November 2010]
Karno dalam kegiatan riset khususnya Buck, Anne M., Richard C. Flagan., Besty
tentang Bung Karno. Tidak berfungsinya Coles. (1999). "Scholar's Forum:
perpustakaan dalam memaksimalkan A New Model For Scholarly
fungsi riset akan menyebabkan proses Communication" in Paper California
komunikasi ilmiah menjadi tidak efektif. lnstitue of Technology, Pasadena,
Perpustakaan dan pusat dokumentasi harus CA. March 1999: 23 - 39 http://
mampu menjadi garda terdepan dalam library.cal!!;'!ch .ed u/publication/
diseminasi berbagai media komunikasi ScholarsForum [diakses 16
ilmiah baik tekstual dan elektronik agar November201 OJ
optimal dimanfaatkan para peneliti.
Crawford, Susan Y. Hurd, Yulie M. and
. Penguatan peran perpustakaan Weller, Ann C. 1996. From print
Bung Karno dalam mengembangkan to electronic. T he Transpormation
komunikasi ilmiah menjadi sangat strategis of scientific communication. ASIS
khususnya terkait produksi pengetauan Monograph Series Medford. NJ :
subjek Bung Karno. Penguatan peran Information To Day
tersebut yang perlu dilakukan adalah
membangun akses terbuka (open access), Fjallbrant, Nancy. (1997). "Scholarly
adalah membangun tempat penyimpanan Communication: Historical
(repositories) yang menyediakan akses dan Development and New Possibilities"
mengarsip data serta dokumen digital yang in Paper IATUL Conference
dihasilkan dari karya-karya hasil penelitian Troindheim 1997: 20 - 52 http://
dan untuk kepentingan perpustakaan Bung www.iatu I. o rg/d ocl i brary/public/
Karno dan membangun sinergi komponen Conf_Proceedings/1997/Fjallbrant.
komunikasi ilmiah antar perpustakaan, doc (diakses 16 November 2010]
penerbut, pengarang dan membangun Gimenez - Toledo, Elea. 2013. Black
kerjasama dalam maupun luar negeri terkait holes of Communication Scientific
pengembangan akses sumber informasi Communication and Meta
sukarno dari berbagai media. Research. Communicar 41. XXL
2013.
Daftar Pustaka Hartono.. 2016. Manajemen Perpustakaan
Seko/ah : Menuju Perpustakaan
Amin T, Kurniawan. Konsep Komunikasi Modern dan Profesional. Yogyakarta
llmiah dalam Pemanfaatan AR-Ruzz Media.
lnformasi di Perpustakaan dan
lnformasi di Perpustakaan dan Houghton, John W., Colin Steele, Peter
Dokumentasi. Jumal Komunikasi Sheehan. (2008). "Scholarly
Masa Vol 4 No. 1 Januari.2011. Communication Costs in Australian

60
Sinergitas Perpustakaan dalam Membangun ... (Hartono)

Higher .Education" dalam Higher Computer Scientist Information


Education Management and Policy Behavior Over Twenty Years" in
Vol. 20. No. 3 2008: 27 - 44 http:// Information Research Vol 13 No.
www.cfses.com/documents/ wp24. 4 paper 376 http://information R/
pdf [diakses 16 november 201 OJ ir/13-4/paper376:htm [diakses 19
Hurd, Julie. M. 2004. Scientific November 201 OJ
Communication : New Roles. and Oldlyzko, Andrew. (2002). "The
New Player. Science & Technology Rapid Evolution of Scholarly
Libraries 25 (1-2) (2004): 5 -22 Communication" in Learned
Laksmi, Tamara Adriani Sosetyo-Salim Publishing Vol. 15 No 1. January
dan Ari lmansyah. Manajemen 2002: 7 - 16 Error! Hyperlink
lnformasi : Teori dan Praktek. reference not valid. [diakses 16
Jakarta : Penaku November]

Laksmi.2006. Tinjauan Kultural terhadap Pendit, Putu Laxman. (2003). Penelitian


Kepustakawanan : /nspirasi dari I/mu Perpustakaan dan lnformasi.
Sebuah Karya Umberto Eco. Jakarta: JIP-FSUI.
Depok : Fakultas llmu Pengetahuan Purwono. (2010). Dokumentasi. Cetakan
Budaya. Pert_ama. Yogyakarta: Graha llmu
Lewis, David W. (2007). "Library Budgets, Rowlands, Ian and David Nicholas. 2005.
Open Access and The Future Scholarly Communication in the
of Scholarly Communication". digital environment : The 2005
Paper in IUPUI University Library Survey of Journal Author Behavior
Indiana University-Purdue and Attitudes. Aslib Proceedings
University Indianapolis. November (2005): hln. 481-497
2007: 1 - 4 http:// sn.pronetos. Rubin, Richard E., (2004). Foundations of
c o m/d o c u m e nts / 0 0 O 0/0 0 4 6 / Library and Information Science,
DLewis_Open_Access_Scholarly 2nd Edition. New York: Neal­
Communication.pdf [diakses 17 Schuman Publisher.
November 2010]
. Siswadi, lrman. (2009). "Perpustakaan
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Sebagai Mata Rantai Komunikasi
Human Communication. Seventh llmiah (Scholarly Communication)"
Edition. dalam Visi Pustaka: Majalah
Belmont CA.: Wadsworth Thomson Perpustakaan 11 (1)April 2009: 1-9
Learning. Sulistyo-Basuki. (2009). "Pemahaman
Mulyana, Deddy. (2009). llmu Komunikasi: Singkat Mengenai lnformatika"
Suatu Pengantar. Cetakan dalam Visi Pustaka: Majalah
Ketiga Belas.Bandung: Remaja Perpustakaan 11 (1) April 2009: 30
Rosdakarya. -33
Nicholas D. Huntington, P. and Rowland Sulistyo-Basuki. (1996). Dasar,Dasar
I (2005a). Open acces journal Dokumentasi. Jakarta: Universitas
publishing : the views of some of Terbuka
the worlds senior authors. Joma/ of Sulistyo-Basuki. Tanpa tahun. "lnformasi,
Documentation Vol. 61 No.A page. Komunikasi, dan I/mu Perpustakaan
497-519 & lnformasi" dalam Perpustakaan
Olander, B. (2008). "Scholarly dan lnformasi da/am Konteks
Communication in Transition:

61
. , -··,!> "

UNJf?:: 'Jumal Perpustahaan Vol.7'No.1 Tahun2Dl6 ISSN 1979 - 9527

Budaya. Jakarta: Departemen llmu


. Perpustakaan dan lnformasi FIB UI.
Vickery, Brian, Alina Vickery. (1987).
Information ·Science: in Theory and
Practice. First _published. London:
Butterworths
Suwarno, Wiji. 2016. Library Life Style
(Trend dan Ide Kepustakawanan).
Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata.
Yusup, Pawit M. (2009). I/mu lnformasi,
Komunikasi, dan Kepustakaan.
Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi
Aksara
Vickery, Brian, Alina Vickery. (1987).
Information Science: in Theory and
Practice. First published. London:
Butterworths
Yuyuf, Pawit M. 2013. I/mu· lnformasi,
Komunikasi dan Kepustakaan.
Jakarta : Bumi Aksara

62

Anda mungkin juga menyukai