Oleh:
Abstract
The presence of information technology has made many changes in various fields and
form new characteristics of people's lives. Many activities can be approximated using
Information Technology. Various benefits and convenience can be perceived by humans. The
evolution of society and technology and its influence on behavior, expectations and habits
termed Digital Darwinism. Therefore, the library must keep abreast of developments as claimed
by Ranganathan (1931) that "the library is a living organism." The library is a living organism
and always follow the developments in the environment. With the adoption of information
technology in the library, many activities that can be developed, eg online catalogs, digital
collections or access digital library that can be accessed online via the internet.
Abstrak
Hadirnya teknologi informasi telah membuat banyak perubahan dalam berbagai bidang
dan membentuk karakteristik baru kehidupan masyarakat. Banyak kegiatan yang bisa didekati
dengan menggunakan Teknologi Informasi. Berbagai manfaat dan kemudahan dapat dirasakan
oleh manusia. Evolusi masyarakat dan teknologi serta pengaruhnya pada perilaku, harapan, dan
kebiasaan disebut dengan istilah Digital Darwinism. Oleh karena itu perpustakaan harus terus
mengikuti perkembangan seperti yang dikatakan oleh Ranganathan (1931) bahwa “library is a
living organism”. Perpustakaan adalah organisme yang hidup dan selalu mengikuti
perkembangan yang terjadi dalam lingkungannya. Dengan mengadopsi teknologi informasi di
perpustakaan, banyak kegiatan yang bisa dikembangkan, misalnya katalog online, koleksi digital
ataupun akses perpustakaan digital yang bisa diakses secara online melalui internet.
Kata Kunci: Teknologi Informasi, Perpustakaan
PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan penyedia informasi dan pelestari bahan pustaka yang berperan
penting di dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, maka di
era globalisasi ini dibutuhkan perpustakaan digital dan teknologi informasi supaya pengguna
perpustakaan tidak ketinggalan informasi. Dinamika informasi di era global menunjukkan bahwa
informasi yang diiterima oleh masyarakat merupakan informasi yang berkualitas yaitu informasi
yang relevan, tepat dan akurat.
Pada era globalisasi ini kebutuhan manusia akan informasi terus berubah. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya kemajuan-kemajuan pada berbagai bidang ilmu dan teknologi.
Perubahan-perubahan dalam bidang ilmu dan teknologi juga telah menyebabkan perubahan
perilaku kehidupan masyarakat, demikian halnya perpustakaan. Menyikapi hal tersebut,
perpustakaan perlu terus mengikuti perkembangan dan beradaptasi agar dapat tetap memberikan
pelayanan sesuai dengan perilaku penggunanya. Perilaku masyarakat pengguna perpustakaan
yang serba ingin cepat telah berdampak pada pola pencarian informasi. Salah satunya adalah
kebutuhan informasi yang up to date, cepat, akurat dan terpercaya yang dapat diakses dari mana
saja dan kapan saja. Untuk itu pustakawan harus bisa mengemas informasi, menjadikan
informasi menjadi suatu yang mudah di akses sehingga perpustakaan dapat menjembatani antara
pemustaka yang mengalami banjir informasi, dan mereka yang kesulitan mengakses informasi
sehingga tidak menimbulkan kesenjangan informasi. 1
1
Supriyanto, Wahyu. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius.
Fungsi-fungsi penerapan TI tersebut dapat dilakukan secara terpisah atau dilakukan
secara terintegrasi dalam sistem informasi perpustakaan. Kondisi ini tergantung dari kemampuan
software, sumber daya manusia dan infrastruktur peralatan teknologi informasi yang digunakan.
PEMBAHASAN
Istilah teknologi informasi (Information Technology atau IT) mulai popular di akhir
dekade 70-an. Teknologi Informasi berasal dari kata Information Technology. Kata Technology
berdasarkan Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) adalah penerapan
pengetahuan secara sistematis pada tugas-tugas praktis dalam suatu industri. Menurut Sulistyo-
Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu,
sinonim dengan ilmu terapan. Menurut Alter (1992), teknologi informasi mencakup perangkat
keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti
menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.
Martin (1999) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi
komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi. Secara lebih umum, Lucas (2000) menyatakan bahwa teknologi informasi
adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi
dalam bentuk elektronis. Mikrokomputer, komputer (mainframe, pembaca barcode, perangkat
lunak pemroses transaksi, perangkat lunak lembar kerja /spreadsheed), dan peralatan komunikasi
dan jaringan merupakan contoh teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan sebuah
istilah baru yang merupakan terjemahan dari Information Technology. Teknologi informasi
sering dikaitkan dengan mesin-mesin microprosesor, seperti mikro-komputer, alat-alat yang
bekerja secara otomatis, seperti alat pengolah kata, dan lain sebagainya. Namun khususnya
dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi
Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, mengolah, menghasilkan, dan
menyebarluaskan informasi.2
Perkembangan TI
2
Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. (2008). Teknologi Informasi Perpustakaan: Strategi
Perancangan Perpustakaan digital. Yogyakarta: Kanisius
Hadirnya teknologi informasi telah membuat banyak perubahan dalam berbagai bidang
dan membentuk karakteristik baru kehidupan masyarakat. Perubahan perilaku sebagai akibat
munculnya produk-produk baru dari teknologi informasi. Kondisi masyarakat saat ini dapat
digambarkan sebagai ‘Era Digital Darwinism’, yaitu evolusi masyarakat dan teknologi serta
pengaruhnya pada perilaku, harapan, dan kebiasaan. 3
a. TI menggantikan peran manusia, dimana TI melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau
proses.
b. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu
tugas atau proses.
3
B. Mustafa. Perubahan Paradigma Layanan Perpustakaan Memasuki Era Teknologi Informasi. Jurnal
Pustakawan Indonesia Vol 1, No 1, 1997.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai
bentuk,antara lain sebagai berikut:
Bentuk penerapan teknologi informasi ini disebut dengan perpustakaan digital Kedua
fungsi penerapan teknologi informasi ini tidak dapat terpisah maupun terintegrasi dalam
suatu sistem informasi, tergantung dari kemampuan software yang digunakan, sumber daya
manusia, dan infrastruktur peralatan teknologi informasi yang mendukung keduanya.4
c. Generation: proses yang mengorganisir informasi ke dalam bentuk teks, bunyi maupun
gambar.
4
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Peranan Teknologi Informasi
Banyak kalangan masyarakat berpendapat bahwa saat ini adalah era informasi global, di
mana manusia bisa memanfaatkan teknologi informasi yang perangkatnya utamanya adalah
komputer. Informasi yang bisa diolah tidak hanya sekedar informasi suara atau gambar, namun
informasi bisa bersifat multimedia.Manusia bisa memanfaatkan komputer dengan beragam cara
mulai sebagai alat bantu menulis, menggambar, mengedit foto, memutar video,memutar lagu
sampai analisis data hasil penelitian maupun untuk mengoperasikan program - program
penyelesaian masalah - masalah ilmiah, bisnis, manajemen, mengendalikan mensinindustri,
bahkan mengendalikan pesawat ruang angkasa. 5
Tujuan penggunaan komputer adalah agar setiap data yang diolah dapat dihasilkan
informasi yang cepat, akurat, informatif,dan efisien.
a. Bidang Industri
Di bidang bisnis baik perdagangan barang maupun jasa computer akan sangat penting
untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun insidental dan menyediakan banyak
informasi dengan cepat dan cepat.6
d. Bidang Kesehatan
e. Bidang Kepolisian
f. Bidang Pemerintahan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama teknologi informasi dan teknologi
komunikasi telah berkembang secara cepat. Hal - hal tersebut menjadi fokus kegiatan dunia
perpustakaan. Oleh karena itu dengan penerapan atau aplikasi teknologi informasi yang tepat
akan dapat membantu mempercepat proses memperluas layanan, memperbanyak
koleksi,khususnya yang berbentuk elektronik dan digital, memperluas akses informasi, dan lain
sebagainya. Penerapan teknologi informasi secara langsung dan tidak langsung dapat
meningkatkan citra dan kinerja sebuah perpustakaan apabila penerapannya benar dan tepat.
Dalam membantu pengembangan dan arah masa depan perpustakaan berbasis teknologi
informasi ada beberapa teknologi diterapkan yang terdiri dari:7
a. Teknologi barcode
Barcode adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan ketebalanYang
berbeda, sangat sederhana, tetapi sangat berguna.Kegunaan barcode untuk menyimpan data-
data spesifik, misalnya kode produksi, tanggal kadaluwarsa, nomor identitas dengan mudah
dan murah. Kelebihan-kelebihan barcode yang paling utama adalah murah dan mudah, sebab
media yang digunakan adalah kertas dan tinta.sedangkan untuk membaca barcode ada begitu
banyak pilihan dipasaran dengan harga yang relatif murah mulai dari berbentuk pena,slot,
scanner, sampai ke CD, bahkan kita dapat membuatnya sendiri.
7
Supriyanto, Wahyu. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius.
Frequency Identification (RFID) mampu diidentifikasi secara simultan atau bersamaan,
tanpa harus berbeda dalam jarak dekat.
c. Otomasi perpustakaan
a. Usulan koleksi
b. Inventarisasi
c. Katalogisasi
d. Sirkulasi
f. Pengelolaan anggota
1. Perpustakaan Online
8
Koswara. E. (editor) (1998). Dinamika Informasi dalam Era Global. Bandung: Remaja Rosdakarya
layanan perpustakaan, cara menjadi anggota perpustakaan, peraturan yang berlaku di
perpustakaan, link akses kekatalog online, koleksi digital,e-journal, link ke database
online dan sebagainya. 9
2. Perpustakaan Digital
c. Memanfaatkan transaksi elektronik yang dapat dilakukan dengan bantuan staf jika
diminta oleh pengguna
Usaha untuk mewujudkan perpustakaan elektronik atau digital yang ideal bukan
pekerjaan mudah, kerena pemanfaatan teknologi baru di per-pustakaan bukanlah sekedar
9
Lisda Rahayu. Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 2011.
mengganti buku dengan komputer, maka muncul semacam kehati-hatian dalam program-
program pengembangan perpustakaan elektronik atau digital, mengingat dana dan
sumberdaya yang sudah diinvestasikan untuk sumber daya non-digital juga sudah sangat
besar. Kalau proyek perpustakaan digital sampai melebihi dana yang selama ini
dihabiskan untuk perpustakaan nondigital, maka manfaat perpustakaan digital seharusnya
lebih tingi dibandingkan dengan perpustakaan konvensional. Pada kenyataannya, manfaat
perpustakaan konvensional tidak dapat terhapus sama sekali, seberapa pun maju
teknologi informasi yang diterapkan di sebuah masyarakat. 10
Menurut Widyawan tahun 2005 (Saleh, 2010) perpustakaan digital itu tidak
berdiri sendiri, melainkan terkait dengan sumber-sumber informasi lain dan pelayanan
informasinya terbuka bagi pengguna di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan digital tidak
terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentuk cetak saja, ruang lingkup koleksinya
malah sampai pada artefak digital yang tidak bisa tergantikan dalam bentuk tercetak.
Perpustakaan digital memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan perpustakaan
konvensional di antaranya:
2. Akses ganda (multiple access) artinya setiap pemakai dapat secara bersama-sama
menggunakan sebuah koleksi buku digital yang sama baik untuk dibaca maupun
untuk diunduh atau dipindahkan ke komputer pribadinya (download)
3. Tidak dibatasi ruang dan waktu artinya perpustakaan digital dapat diakses dari mana
saja dan kapan saja dengan catatan ada jaringan komputer (computer internetworking)
10
Pawit M. Yusuf. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
5. Biaya lebih murah artinya secara relatif dapat dikatakan bahwa biaya untuk dokumen
digital termasuk murah, tetapi tidak sepenuhnya benar karena untuk memproduksi
sebuah e-book mungkin perlu biaya yang cukup besar. Namun jika melihat sifat e-
book yang dapat digandakan dengan jumlah tidak terbatas, maka dapat disimpulkan
bahwa dokumen elektronik tersebut biayanya sangat murah.
Menurut Abdul Rahman Saleh (1998), informasi merupakan sumber daya yang strategis
sepanjang hidup kita. Perpustakaan meru-pakan suatu lembaga yang mengurusi hal-hal yang
berkaitan dengan informasi dari sejak menghimpun, mengolah sampai mendistribusikan
informasi kepada para penggunanya. Ada beberapa alasan mengapa teknologi informasi harus
diterima di perpustakaan antara lain:11
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan saat ini sering menjadi barometer untuk
mengatahui sejauh mana tingkat kemajuan dari perpustakaan tersebut bukan lagi besarnya
gedung yang dipakai, banyaknya rak buku, ataupun berjubelnya pengguna melainkan semakin
canggih dan otomatis kinerja perpustakaan. Alasannya dengan adanya teknologi informasi maka
akan lebih banyak yang dikerjakan dan dilayani.
11
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, Yogyakarta: Kanisius, 1992.
informasi. Salah satu hal yang sangat dirasakan manfaatnyadengan kehadiran teknologi
informasi adalah adanya “database” atau basis data menggunakan komputer dan perpustakaan
digital (digital library baik online maupun offline).
Dalam upaya melestarikan data-data maupun informasi yang dimiliki, berbagai teknologi
penyimpanan data sudah diterapkan di perpustakaan. Pemanfaatan teknologi CD-ROM, aplikasi
komputer untuk menyimpan data base katalog maupun jurnal berbagai disiplin ilmu yang dapat
diakses oleh setiap pengunjung. Beberapa masalah yang dihadapi oleh perpustakaan antara lain
keterbatasan ruang untuk menyimpan buku yang dimiliki, fasilitas perpustakaan yang memadai
dan keterbatasan pendanaan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan sarana prasarana. Dengan
sarana teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, beberapa masalah dapat diatasi
dengan mekanisme kerja dan penyimpanan data yang lebih efektif. Strategi yang dapat
disarankan untuk menuju perpustakaan pada era globalisasi antara lain:13
12
Koswara. E. (editor) (1998). Dinamika Informasi dalam Era Global. Bandung: Remaja Rosdakarya
1. Menyediakan koleksi baik tercetak maupun elektronik yang bermutu.
4. Merupakan perpustakaan yang memiliki jaringan yang luas baik untuk kerja sama
pemanfaatan informasi maupun penyebarannya
a. Petunjuk manajemen administrasi dalam identifikasi dan aplikasi sumber daya manusia yang
tepat untuk memenuhi tantangan teknologi informasi serta mampu menciptakan layanan
baru.
Pada akhir 1980 hingga awal 1990-an di perpustakaan muncul katalogisasi digital yang
kemudian on-line dan bisa diakses lewat internet menggantikan kartu katalog fisik. Kemudian,
ketika digitalisasi koleksi hingga manajemen perpustakaan berbasis teknologi informasi
diterapkan, perpustakaan pun menjadi rujukan penting di internet. Teknologi informasi menjadi
pelengkap layanan perpustakaan disamping layanan dasar pada koleksi buku fisik. Disamping itu
mampu menyelamatkan koleksi, atau setidaknya tetap membuat perpustakaan eksis di tengah
13
Pendit, Putu Laxman. (2007). Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
Indonesia. Jakarta : Sagung Seto
gempuran informasi multimedia yang melanda masyarakat. Perkembangan teknologi informasi
ini seharusnya dapat mempermudah pekerjaan di bidang perpustakaan. Namun, apakah semua
perpustakaan mampu dan siap berubah? Pada kenyataannya belum semua perpustakaan siap
untuk berubah. Perpustakaan konvensional misalnya, tidak mampu mengikuti perkembangan
teknologi dan perubahan perilaku informasi masyarakat.14
Sehingga perpustakaan tidak sebatas pada aktivitas sirkulasi koleksi perpustakaan (baik
digital maupun non-digital), namun juga harus mampu memfasilitasi aktivitas sosial lainnya.
Oleh karena itu perpustakaan harus terus mengenali siapa, dimana, bagaimana, dan mengapa
teknologi informasi digunakan.
14
Qalyubi, Syihabuddin dkk. (2003). Dasar-dasar Ilmu perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan
Ada dua peran yang diemban perpustakaan dalam pembangunan kualitas bangsa yaitu
pertama, sebagai abdi masyarakat, perpustakaan merupakan wahana layanan informasi yang
sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat untuk dapat mengembangkan kehidupan yang lebih
cerdas. Kedua, sebagai agen pembangunan, perpustakaan merupakan bagian dari sumber daya
informasi yang diperlukan bagi pembangunan dan proses modernisasi.
15
Saleh, Abdul Rahman. (2010). Membangun Perpustakaan Digital. Jakarta: Sagung Seto.
fiksi. Sebagai sumber penelitian, perpustakaan berfungsi sebagai sarana bagi pengembangan
penelitian (research).
Tentang fungsi perpustakaan bagi pembangunan nasional, antara lain tersirat dalam
pernyataan Presiden Soeharto tentang pentingnya buku, yang antara lain berbunyi : `Terdapat
kaitan yang erat antara perbukuan (baca : perpustakaan) dan pembangunan. Melalui bacaan yang
baik masyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya, memperluas pandangannya, memperhalus
budi pekerti dan mematangkan kebudayaannya.16
Pada kesempatan lain juga disebutkan bahwa buku dan bahan-bahan bacaan lainnya
diperlukan sebagai alat komunikasi antar manusia maupun antar bangsa. Akan sulit
menggambarkan kemajuan masyarakat secara menyeluruh tanpa adanya sarana pengetahuan dan
komunikasi berupa buku. Buku yang mengungkapkan beraneka keterangan yang ditulis untuk
berbagai jenis lapisan kecerdasan masyarakat, merupakan alat yang penting dalam usaha
memerangi kebodohan dan kemiskinan masyarakat.
Bagi Franz Magnis-Suseno (1997), buku dan manusia memiliki hubungan timbal balik.
Menurutnya, buku telah dimanusiakan dan dalam waktu cukup cepat manusia juga dibukukan.
Melalui pembukuan manusia dan pemanusiaan buku seseorang akan mengalami pembebasan dan
penciptaan fantasi yang kaya.
Karena peran dan fungsi yang dimainkan sangat penting, maka para pengelola
perpustakaan haruslah mendayagunakan secara optimal. Pemberdayaan perpustakaan dapat
dilakukan antara lain dengan menciptakan kondisi perpustakaan yang kondusif bagi pengguna,
menggugah pengguna untuk mampu menangani atau mengatasi permasalahan yang dihadapi
secara kritis dan cemerlang, serta mampu memikat dan menarik hati pengguna untuk
meningkatkan kunjungan ke perpustakaan dan membudayakan gemar membaca. Jadi
pemberdayaan perpustakaan haruslah menyangkut aspek kualitas hidup masyarakat menjadi
meningkat dan dari bahan bacaan masyarakat akan dapat menyiasati problema yang dihadapi
dalam hidupnya.
16
Pawit M. Yusuf. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Kemajuan teknologi informasi yang begitu canggih dapat dimanfaatkan oleh
perpustakaan dalam pengelolaan informasi berbasis komputer demi kepentingan masyarakat.
Pemanfaatan teknologi informasi bagi pengembangan perpustakaan dapat dilakukan dalam 3
(tiga) bentuk, yakni automating, informating dan transformating.17
Kehadiran media seperti internet dan multi media lainnya, telah merubah konsep dasar
maupun peranan perpustakaan. Konsep perpustakaan tradisional yang berorientasi pada
penyediaan akses informasi yang dimiliki, berubah pada konsep tanpa harus memilikinya.
Tujuan perpustakaan tradisional untuk memperoleh dan meminjamkan buku berubah menjadi
penyediaan hubungan antara pengguna dengan pelbagai jenis dan bentuk informasi dari tempat
manapun.
Melalui pemanfaatan teknologi informasi seperti itu, peranan perpustakaan sebagai pusat
sumber informasi akan berubah menjadi mitra aktif yang mendidik masyarakat untuk dapat
memperoleh dan menyeleksi informasi yang benar-benar sesuai dengan permintaan dan
kebutuhan pengguna. Dengan begitu, masyarakat sebagai pengguna dan sebagai penyedia
informasi akan semakin dekat dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
17
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Dari gambaran di atas tampak dengan jelas adanya suatu keterkaitan antara perpustakaan,
masyarakat dan teknologi informasi. Perpustakaan memerlukan masyarakat sebagai pemakai jasa
informasi, masyarakat membutuhkan perpustakaan untuk memperkaya dan memperluas
wawasan berpikir, serta teknologi informasi dapat mempercepat dan mempermudah pencarian
dan penelusuran informasi serta memperbarui dan memperlancar tugas-tugas perpustakaan. Itu
berarti, perpustakaan, masyarakat dan teknologi informasi merupakan mata rantai yang tak
terpisahkan dan selalu saling terkait demi terwujudnya masyarakat gemar membaca dan cinta
perpustakaan.
Otomasi Perpustakaan
CD-ROM
CD-ROM adalah berisikan informasi tentang jurnal yang dikemas dalam bentuk CD dan
dioperasikan dengan menggunakan komputer
Internet
18
Sri Hartinah, Penelusuran Literatur, Jakarta: universitas Terbuka, 1996.
Pengunaan Internet di perpustakaan bertujuan untuk penyediaan penyediaan sarana dan
prasarana dimana pengguna perpustakaan baik mahasiswa, dosen, civitas akademik dan pengeola
perpustakaan (pustakawan ) dapat menggunakan Internet.
Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang
terhubung ke Internet. Penyediaan layanan akses ini bertujuan untuk memungkinkan sivitas
akademika dapat memperoleh informasi yang bersumber dari Web, yang diperlukan
Digital Library
Digital library adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu tulisan, gambar,
suara dalam bentuk file elektronik dan menyebarluaskan dengan menggunakan protokol
elektronik melalui jaringan komputer. Koleksi yang dimasukkan dalam digital library untuk
sementara ini adalah skripsi, tesis, makalah.
Jurnal Elektronik
Jurnal elektronik adalah jurnal yang dikemas dalam bentuk file elektronik dalam
penelusuran informasi menggunakan jaringan internet. Kelebihan yang diperoleh dari penerapan
teknologi informasi di perpustakaan adalah:19
3. Menghemat waktu
4. Menghemat tenaga
19
Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin, Teknologi Informasi Perpustakaan, Yogyakarta: Kanisius, 2008.
c. Minimnya teknisi komputer
Pengertian jaringan perpustakaan adalah hubungan antara perpustakaan yang satu dengan
perpustakaan yang lain. Hubungan ini menggunakan jaringan internet atau kabel. Untuk menjaga
kelancaran jaringan ini diperlukan suatu kesepakatan bersama mengenai bagaimana teknik
pelayanan, pengolahan, dan perawatan jaringan maupun server. Salah satu perpustakaan ada
yang menjadi koordinator yang akan mengontrol dan mengawasinnya.20
5. Menghemat waktu
6. Menghemat tenaga
20
Supriyanto, Wahyu. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius.
Kelemahan jaringan perpustakaan adalah:21
h. Pengadaan komputer
PENUTUP
21
Pendit, Putu Laxman. (2007). Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
Indonesia. Jakarta : Sagung Seto
22
Koswara. E. (editor) (1998). Dinamika Informasi dalam Era Global. Bandung: Remaja Rosdakarya
DAFTAR PUSTAKA
Koswara. E. (editor) (1998). Dinamika Informasi dalam Era Global. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Pendit, Putu Laxman. (2007). Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
Indonesia. Jakarta : Sagung Seto
Qalyubi, Syihabuddin dkk. (2003). Dasar-dasar Ilmu perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta:
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga.
Saleh, Abdul Rahman. (2010). Membangun Perpustakaan Digital. Jakarta: Sagung Seto.
Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. (2008). Teknologi Informasi Perpustakaan: Strategi
Perancangan Perpustakaan digital. Yogyakarta: Kanisius
Pawit M. Yusuf. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.