Anda di halaman 1dari 9

Vol. 5 No.

1 Tahun 2014 : 34-42 ISSN 1979 - 9527

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP OPAC (ONLINE


PUBLIC ACCESS CATALOGUE) DI PERPUSTAKAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UGM YOGYAKARTA
Nasrul Wahid, M. Sholihin Arianto, Sukirno
skirno@yahoo.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap OPAC (Online Public
Access Catalogue) di Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah pemustaka di
Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
persepsi pemustaka terhadap OPAC. Metode pengumpulan data melalui kuesioner, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan populasi penelitian adalah pemustaka yang terdaftar
sebagai anggota Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta yang berjumlah 8.536
orang. Dengan banyaknya populasi tersebut diambil sampel berdasarkan rumus Taro Yamane
didapat jumlah sampel sebanyak 99 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode Accidental
Sampling. Variabel dalam penelitian ini bersifat tunggal yaitu persepsi pemustaka terhadap OPAC
di Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Pengukuran persepsi berdasarkan OPAC
sebagai antarmuka (interface) yang dijabarkan dalam sepuluh teori Heuristic Evaluation menurut
teori Nielsen yaitu (1) Visibility of system status, (2) Match between system and the real world,
(3) User control and freedom,(4) Consistency and standards, (5) Error prevention, (6) Recognition
rather than recall, (7) Flexibility and efficiency of use, (8) Aesthetic and minimalist design, (9) Help
users recognize, diagnose, and recover from errors, dan (10) Help and documentation. Analisis data
menggunakan mean dan grand mean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OPAC di Perpustakaan
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata total variabel
yaitu sebesar 2,98. Saran dari peneliti untuk Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta
adalah hendaknya meningkatkan materi pelatihan layanan bimbingan penelusuran literatur dengan
menggunakan OPAC pada saat awal pemustaka baru menjadi anggota perpustakaan, sehingga
pemustaka mampu lebih mandiri dalam mencari referensi yang diperlukan dengan menggunakan
OPAC secara optimal.
Kata kunci: Perception, OPAC, Interface, Information Retrieval

Pendahuluan keperluan informasi masyarakat perguruan


tinggi. Dijelaskan pula dalam UU No. 43 Tahun
Perpustakaan perguruan tinggi
2007 Tentang Perpustakaan, yaitu perpustakaan
merupakan pusat informasi yang dimanfaatkan
perguruan tinggi juga mengembangkan layanan
oleh mahasiswa, dosen dan masyarakat
perpustakaan berbasis teknologi informasi dan
akademis lainnya untuk memperoleh informasi
komunikasi. Untuk mendukung fungsi tersebut
yang dibutuhkan. Selain sebagai pusat informasi,
perpustakaan harus menyediakan informasi
perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan
yang relevan serta menyediakan sarana
sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi,
penelusuran informasi kepada pemustaka.
pelestarian khasanah budaya bangsa, serta
berbagai layanan jasa lainnya. Perpustakaan Salah satu sarana penelusuran informasi
perguruan tinggi mengumpulkan semua informasi perpustakaan adalah katalog. Katalog merupakan
yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi sarana penelusuran untuk mengetahui informasi
lembaga dan pemustaka yang dilayaninya apa saja yang bisa diperoleh dari perpustakaan.
(Yusup, 2010). Salah satu fungsi perpustakaan Pada umumnya katalog perpustakaan
perguruan tinggi menurut Sulistyo-Basuki mempunyai beberapa bentuk, yaitu katalog
(1991) yaitu perpustakaan dapat memenuhi berbentuk kartu, katalog berbentuk buku, katalog

34
Persepsi Pemustaka Terhadap OPAC ... Nasrul w., M. Sholihin A., Sukirno
berbentuk mikro, dan katalog komputer terpasang Landasan Teori
atau biasa dikenal dengan OPAC (Sulistyo-
Basuki, 1991). Dengan adanya sarana temu Definisi Persepsi Pemustaka
kembali berupa katalog maka semua informasi Definisi persepsi dalam Kamus Lengkap
yang ada di perpustakaan baik berupa buku, Psikologi (Chaplin, 2006), yaitu proses
majalah, jurnal, laporan penelitian, skripsi, tesis, mengetahui atau mengenali objek dan kejadian
disertasi dan sebagainya, akan mudah ditelusuri. objektif dengan bantuan indera. Sedangkan
Otomasi Perpustakaan Fakultas menurut Thoha (2010) persepsi adalah proses
Kedokteran UGM Yogyakarta menggunakan kognitif yang dialami setiap orang dalam
OPAC dalam proses penelusuran informasi. memahami informasi tentang lingkungannya,
Melalui OPAC ini, pemustaka akan mengetahui lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
suatu koleksi dengan kata kunci judul, subjek, perasaan, dan penciuman. Untuk memahami
pengarang, ISBN, dan sebagainya dari koleksi persepsi perlu diketahui terlebih dahulu bahwa
yang dimiliki perpustakaan. Pemustaka akan persepsi tentang situasi, dan bukan suatu
mengalami kesulitan mencari informasi yang pencatatan yang benar terhadap situasi. Begitu
dibutuhkan apabila perpustakaan tidak memiliki juga persepsi menurut Martini (2010) adalah
alat bantu penelusuran informasi tersebut. proses pemberian makna kepada informasi
sensoris yang diterima seseorang. Melalui
Untuk mengakses OPAC, pemustaka persepsi ini manusia dapat mengenal dan
bisa menggunakan komputer OPAC yang sudah memahami dunia luar. Proses persepsi berawal
disediakan perpustakaan, atau menggunakan dari penginderaan, indera kita menangkap
laptop/ notebook pemustaka dengan berbagai stimulus yang ada di lingkungan.
mengakses alamat web http://infolib.med.ugm Persepsi seseorang tentang perpustakaan
(intranet) dan http://libmed.ugm.ac.id (internet). dapat menentukan apakah seseorang akan
Gambar 1. OPAC di Perpustakaan Fakultas Kedokteran menggunakan perpustakaan atau tidak. Persepsi
UGM Yogyakarta yang positif membuat perpustakaan ramai
dikunjungi dan dimanfaatkan pemustakanya.
Berdasarkan pemaparan di atas,
dapat disimpulkan bahwa persepsi pemustaka
adalah suatu pendapat atau tanggapan
pemustaka terhadap perpustakaan setelah
melalui suatu proses penginderaan sehingga
dapat menimbulkan tanggapan serta bentuk
penafsiran pengalaman. Kemudian yang
dimaksud pemustaka dalam penelitian ini
adalah semua masyarakat akademis perguruan
tinggi, antara lain mahasiswa, dosen, dan
karyawan yang membutuhkan pelayanan,
perhatian dan perlakuan untuk mendapatkan
Rumusan Masalah
informasi dan koleksi yang diinginkan.
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam Definisi OPAC
penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi Menurut Lasa HS (1999) OPAC yaitu
pemustaka terhadap OPAC di Perpustakaan katalog terpasang suatu database dari record-
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta? record katalog yang dapat diakses oleh umum
atau pencari informasi. Sedangkan menurut
Tujuan Penelitian
Supriyanto (2008) OPAC yaitu sebuah
Tujuan penelitian ini adalah untuk fitur yang digunakan untuk memfasilitasi
mendeskripsikan persepsi pemustaka pengunjung web untuk mencari katalog
terhadap OPAC di Perpustakaan koleksi perpustakaan yang dapat diakses
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
35
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 34-42 ISSN 1979 - 9527
oleh umum. Untuk mencari koleksi kita tinggal terhadap layanan yang berbasis software.
mengetikkan judul buku yang dicari. Dapat Dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
juga dilakukan dengan kata kunci pengarang, 1. Kualitas Sistem (System Quality)
subjek, nomor klasifikasi, dan sebagainya. 2. Kualitas Informasi (Information Quality)
Begitu juga yang dinyatakan oleh Corbin 3. Minat Pengguna Sistem Informasi
(1985) seperti dikutip oleh Hasugian (2003) (Information Use)
online public access catalogue yaitu suatu 4. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)
katalog yang berisikan cantuman bibliografi Menurut Nielsen (1994) seperti dikutip
dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, Yushiana dan Rani (2007) menyatakan bahwa
disimpan pada magnetic disk atau media rekam penilaian OPAC sebagai antarmuka (interface)
lainnya, dan tersedia secara online kepada yaitu berdasarkan kemudahan yang didapat
pengguna. Katalog itu dapat ditelusur secara seseorang dalam menggunakan sebuah
online melalui titik akses yang ditentukan. alat untuk mencapai tujuan. Pengukuran
ini diadopsi dari teori Heuristic Evaluation.
Sulistyo-Basuki (2010) juga
Menurut Sudarmawan dan Ariyus (2007)
mengemukakan bahwa OPAC adalah katalog
menyatakan bahwa heuristik adalah guideline,
yang tersimpan di komputer serta dapat diakses
prinsip umum dan peraturan, pengalaman
secara terpasang dari berbagai lokasi. Misalnya
yang bisa membantu suatu keputusan atau
komputer yang memuat katalog disambungkan
kritik atas suatu keputusan yang telah diambil,
dengan terminal yang tersebar di berbagai
beberapa penilaian bebas terhadap suatu
tempat. Pemustaka tidak perlu datang langsung
desain supaya kritik bisa memajukan potensi
ke perpustakaan, dia hanya memeriksa ke
daya guna. ada 10 dasar dari heuristik, yaitu:
komputer yang tersebar di berbagai lokasi.
1. Visibilitas status sistem (Visibility of system
Berdasarkan beberapa definisi status)
di atas, dapat disimpulkan bahwa OPAC 2. Kecocokan antara sistem dan dunia nyata
merupakan katalog yang tersimpan dalam (Match between system and the real world)
komputer yang dapat diakses secara online 3. Kontrol user dan kebebasan (User control
dalam sebuah jaringan yang digunakan untuk and freedom)
menelusur data koleksi perpustakaan serta 4. Konsisten dan standar (Consistency and
informasi di sebuah perpustakaan. Melalui standards)
OPAC pemustaka dimungkinkan juga dapat 5. Pencegahan kesalahan (Error prevention)
mengetahui lokasi keberadaan bahan pustaka. 6. Pengenalan atas penarikan kembali
Jadi, OPAC menjadi suatu sarana alat bantu (Recognition rather than recall)
telusur bagi pemustaka untuk melakukan
7. Fleksibilitas dan efisiensi (Flexibility and
penelusuran informasi di perpustakaan.
efficiency of use)
8. Berhubungan dengan keindahan dan desain
Teori penilaian OPAC
minimalis (Aesthetic and minimalist design)
Menurut Fattahi (1995) seperti dikutip 9. Bantuan bagi user untuk mengenali,
dalam Hasugian (2003) OPAC yang berkualitas mendiagnosis, dan memperbaiki dari
mempunyai kemampuan dalam berbagai kesalahan (Help users recognize, diagnose,
cara dan tingkatan, yang bisa langsung and recover from errors)
dibaca oleh pengguna pada sistem OPAC, 10. Bantuan dan dokumentasi (Help and
dalam hal ini ada empat kategori kemampuan documentation)
OPAC yaitu memberikan bantuan temu balik Tujuan dari evaluasi heuristik adalah
(retrieval aids), bantuan bahasa (linguistic untuk memperbaiki perancangan secara efektif.
aids), bantuan menjelajah (navigational Evaluator melakukan evaluasi melalui kinerja
aids), dan bantuan arti kata (semantic aids). dari serangkaian tugas dengan perancangan
Sedangkan menurut Jogiyanto (2007) dan dilihat kesesuaiannya dengan kriteria setiap
terdapat empat dimensi untuk mengukur tingkatan. (Sudarmawan dan Ariyus, 2007).
model kesuksesan sistem informasi Mengacu pada teori Nielsen di atas, dan

36
Persepsi Pemustaka Terhadap OPAC ... Nasrul w., M. Sholihin A., Sukirno
dikaitkan dengan persepsi pemustaka terhadap penting untuk memastikan bahwa terminologi,
OPAC Perpustakaan Fakultas Kedokteran desain tampilan (warna, latar belakang, font,
UGM Yogyakarta maka peneliti membuat judul, tata letak teks) dan navigasi yang digunakan
landasan operasional untuk menyusun kisi- secara konsisten di seluruh antarmuka.
kisi indikator penilaian persepsi OPAC, yaitu:
5. Pencegahan kesalahan (error prevention)
1. Visibilitas status sistem (visibility of
Sistem didesain sehingga mencegah
system status)
pemustaka melakukan kesalahan dalam
Sistem harus dapat menginformasikan penggunaan sistem. Bisa dilakukan dengan
kepada pemustaka tentang apa yang terjadi menggunakan pilihan konfirmasi. Menurut
melalui pesan yang baik dan waktu yang Zakaria dan Prijono (2007) setiap pemustaka
sesuai. Menurut Zakaria dan Prijono (2007) yang menggunakan sistem dapat membuat
sebuah sistem dengan antarmuka yang baik kesalahan (error) dari waktu ke waktu, tidak
harus memetakan secara jelas antara tujuan peduli apakah sering atau jarang. Untuk itu
dari seorang pemustaka dengan aksi dan hasil sistem harus mampu mengendalikan kesalahan-
yang ingin dicapai. Hubungan antara tujuan kesalahan tersebut. Tujuan error prevention ini
akhir, aksi, dan hasil yang diharapkan sebaiknya adalah meminimalisasi kesalahan agar tidak
“visibility/ dapat dicapai” dan transparansi. terjadi error yang lebih fatal pada suatu sistem.

2. Kecocokan antara sistem dan dunia 7. Pengenalan atas penarikan kembali


nyata (match between system and the (recognition rather than recall)
real world)
Membuat objek, aksi, dan pilihan
Sistem harus berdasarkan bahasa yang ada visible (jelas). Pemustaka tidak
yang dapat dimengerti pemustaka, dengan harus mengingat instruksi dan perintah
urutan yang logis dan natural. Menurut yang ada, sehingga pemustaka mudah
Zakaria dan Prijono (2007) penggunaan kembali pada sistem setelah beberapa waktu
bahasa juga menentukan penilaian pemustaka meninggalkannya. Keterbatasan memori
terhadap suatu sistem. Penggunaan bahasa pemustaka dijelaskan oleh Zakaria dan Prijono
yang kurang baik menyebabkan kekurang- (2007) bahwa sistem harus memperhitungkan
puasan dan ketidaknyamanan pemustaka keterbatasan memori pemustaka. Antarmuka
terhadap system, judul, subjek, eksemplar, harus memandu dan mendorong pemustaka
dan sebagainya dari suatu perpustakaan. untuk mengingatkan informasi yang telah
diterimanya. Misalnya nama icon atau menu
3. Kontrol user dan kebebasan (user control harus mengandung arti supaya mudah diingat.
and freedom)
8. Fleksibilitas dan efisiensi (flexibility and
Pemustaka kadang memilih pilihan
efficiency of use)
yang salah dan memerlukan opsi ‘emergency
exit’. Pemustaka dapat keluar dari keadaan Sebuah sistem yang mengakomodasi
akibat pilihan yang salah tersebut tanpa pemustaka yang sudah ahli dan pemustaka
perlu melewati kegiatan tambahan lainnya. yang masih pemula. Berikan alternatif untuk
pemustaka yang “berbeda” dari pemustaka
4. Konsisten dan standar (consistency and biasa (secara fisik, budaya, bahasa). Menurut
standards) Santoso (2010) pemustaka yang berpengalaman
Pemustaka tidak perlu mempertanyakan selalu mempunyai keinginan untuk merasa
lagi mengenai perbedaan pemahaman pada bahwa merekalah yang menguasai sistem
sebuah kata dan kalimat, situasi dan aksi. Semua dan bahwa sistem memberikan tanggapan
harus sudah mengikuti standar yang ada. Menurut yang sesuai dengan tindakan mereka.
Zakaria dan Prijono (2007) penggunaan harus
konsisten pada hal-hal seperti format perintah,
simbol, posisi objek, kotak-kotak dialog dan lain-
lain dalam sebuah sistem yang diberikan. Hal ini

37
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 34-42 ISSN 1979 - 9527
9. Berhubungan dengan keindahan Fakultas Kedokteran UGM yang berjumlah 8.536.
dan desain minimalis (aesthetic and Pengambilan sampel menggunakan accidental
minimalist design) sampling, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu apa yang secara
Desain yang menarik perhatian dan
kebetulan yang ditemui peneliti dapat digunakan
tidak jenuh digunakan. Menurut Zakaria
sebagai sampel, bila dipandang orang yang
dan Prijono (2007) antarmuka menunjukkan
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
kesederhanaan, tampilan layar sederhana
dan teratur rapi. Penilaian tampilan dan Pengambilan sampel dalam
warna dengan menilai kerapatan visual dan penelitian ini menggunakan rumus dari
keseimbangan, kejelasan teks, pengkodean Taro Yamane dalam Riduwan (2013), yaitu:
visual, visualisasi, dan penggunaan warna.

9. Bantuan bagi user untuk mengenali,


mendiagnosis, dan memperbaiki dari Ket:
kesalahan (help users recognize, n = Jumlah sampel
diagnose, and recover from errors) N = Jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan (asumsi tingkat
Pesan kesalahan sebaiknya langsung
kesalahan/ sampling error (0,1) atau 10%
menjelaskan kesalahan yang terjadi dan
menyediakan solusi untuk pemustaka. Menurut Berdasarkan data populasi yang
Santoso (2010) jika pemustaka melakukan berjumlah 8.536 pemustaka, maka jumlah
kesalahan, sistem harus mampu mendeteksi sampel yang diambil sebagai berikut:
kesalahan tersebut dan memberikan
instruksi yang sederhana, spesifik, dan
konstruktif untuk melakukan pemulihan.

10. Bantuan dan dokumentasi (help and


documentation)
Sistem menyediakan bantuan dan
dokumentasi yang berisi informasi tentang
penggunaan sistem. Menurut Zakaria
dan Prijono (2007) bahwa setiap sistem dibulatkan 99 sampel.
seharusnya terdapat fasilitas bantuan Dari hasil perhitungan di atas,
on-line, pelatihan dan trouble-shoot. didapatkan hasil responden yang
diambil sebanyak 99 responden.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Instrumen Penelitian
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan Instrumen yang digunakan dalam
menggambarkan secara sistematik dan akurat penelitian ini berupa kuesioner yaitu untuk
fakta dan karakteristik. Subjek dalam penelitian mengungkap variabel persepsi pemustaka
ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap OPAC. Kuesioner yang digunakan
UGM yang telah menjadi anggota perpustakaan. adalah kuesioner tertutup, karena responden
Sedangkan objek penelitian ini adalah persepsi tinggal memilih jawaban yang tersedia dan
pemustaka terhadap OPAC di Perpustakaan diharapkan responden memilih jawaban
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. yang sesuai dengan keadaan yang
Populasi dan Sampel Penelitian sebenarnya. Instrumen penelitian berupa
kuesioner disusun dan dikembangkan sendiri
Azwar (1999) mendefinisikan populasi berdasarkan uraian yang ada pada kajian teori.
sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai
generalisasi hasil penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua anggota Perpustakaan

38
Persepsi Pemustaka Terhadap OPAC ... Nasrul w., M. Sholihin A., Sukirno
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Nomor
Variabel Sub Variabel Indikator
item
1. Penggunaan nyata 1

Visibility of system status (visibilitas dari 2. Fungsi menu 2


suatu sistem) 3. Kelengkapan 3

4. Waktu respon 4
1. Kejelasan informasi 5
Match between system and the real world 2. Kesesuaian informasi 6
(kesesuaian antara sistem dengan dunia
3. Keterbacaan 7
nyata)
4. Relevansi 8
1. Keterbukaan 9
Persepsi User control and freedom (kontrol user dan
2. Tidak harus login 10
Pemustaka kebebasan)
3. Fasilitas “undo& redo” 11
terhadap
Consistency and standards (konsistensi dan 1. Konsistensi 12
OPAC (Online
Public Access standar) 2. Integritas 13
Catalogue) di 1. Kehandalan 14
Perpustakaan Error prevention (pencegahan kesalahan)
2. Ketahanan 15
Fakultas
Kedokteran 1. Kemudahan mengenal
Recognition rather than recall (pengenalan 16
menu
UGM atas penarikan kembali) 17
Yogyakarta 2. Pengingatan kembali
Flexibility and efficiency of use (fleksibilitas 1. Fleksibilitas 18
dan efisiensi) 2. Efisiensi 19
1. Tampilan desain 20
Aesthetic and minimalist design
(berhubungan dengan keindahan dan desain 2. Warna desain 21
minimalis)
3. Kejelasan font 22
Help users recognize, diagnose, and
1. Pemulihan kesalahan 23
recover from errors (bantuan bagi user untuk
mengenali, mendiagnosis, dan memperbaiki 2. Pengenalan kesalahan 24
dari kesalahan)
Help and documentation (bantuan dan
1. Fasilitas bantuan 25
dokumentasi)
Sumber: Nielsen and Mack (1994) dalam Yushiana dan Rani (2007)

Membuat penilaian (skoring), tiap-tiap Metode Analisis Data


pernyataan disediakan alternatif jawaban yaitu:
Analisis data yang digunakan, yaitu
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),
mean dan grand mean. Mean digunakan
dan sangat tidak setuju (STS). Peneliti memilih
untuk mengetahui atau menghitung rata-
penyekoran didasarkan pada skala likert, maka
rata dengan menggunakan perhitungan
setiap jawaban mempunyai bobot sebagai berikut:
aritmatika. Sedangkan grand mean digunakan
untuk menghitung nilai rata-rata total.
Rumus mean menurut Sugiyono
(2013b) adalah sebagai berikut:

39
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 34-42 ISSN 1979 - 9527
tidak dapat melihat status koleksi dan tidak
dapat melakukan pemesanan (reservasi).
Keterangan: Gambar 2. Tampilan Halaman Depan OPAC Pada http://
infolib.med.ugm (intranet)

= = rata-rata hitung
= jumlah semua nilai kuesioner
= jumlah responden

Sedangkan rumus grand mean yaitu:

Sedangkan untuk mengukur persepsi


OPAC dapat dikelompokkan ke dalam skala
interval. Skala interval adalah skala yang
menunjukkan jarak antara satu data dengan
Gambar 3. Tampilan Halaman Depan OPAC Pada http://
data yang lain dan mempunyai bobot yang libmed.ugm.ac.id (internet)
sama (Riduwan, 2013). Nilai interval tanggapan
dihitung dengan menggunakan pendekatan
Sturges dengan skor rata-rata (MX), yaitu:
Skor maksimum =4
Skor minimus =1
Range (jarak) =4–1=3
Banyaknya kategori = 4
Interval setiap kategori adalah:

Hasil Penelitian

Gambaran umum OPAC Perpustakaan FK


Sedangkan fasilitas penelusuran pada
UGM Yogyakarta
OPAC Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM
OPAC di Perpustakaan Fakultas Yogyakarta, yaitu ada 3 fasilitas penelusuran.
Kedokteran UGM Yogyakarta yang baru ini Ketiga fasilitas penelusuran tersebut yaitu
mulai digunakan pertama kali pada tahun 2012, Operator Boolean, Limiting Searching
dikembangkan berdasarkan kebutuhan oleh Tim (pembatasan penelusuran) dan fasilitas “by word”.
Pengembang Sistem Informasi Perpustakaan 1. Operator Boolean
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
Boolean operator pada OPAC merupakan
Untuk mengakses OPAC, pemustaka dapat
suatu cara untuk menggabungkan kata pencarian
mengakses melalui 2 alamat web, yaitu http://
dengan beberapa konektor agar memperoleh
infolib.med.ugm (intranet) dan http://libmed.ugm.
hasil penelusuran informasi yang lebih
ac.id (internet). Perbedaan dari kedua akses
spesifik. Pada OPAC terdapat 3 (tiga) macam
tersebut yaitu terletak pada status koleksi dan
operator boolean, yaitu AND, OR, dan NOT.
pemesanan, yang di intranet dapat dilihat status
koleksi dalam keadaan tersedia atau sedang a. AND (irisan) digunakan untuk
dipinjam, dan juga pemustaka dapat melakukan pencarian lebih dari satu kata kunci
pemesanan (reservasi) untuk meminjam koleksi dan mempersempit pencarian. Contoh:
setelah koleksi tersebut dikembalikan oleh kata “Kehamilan” AND “Obat”. Maka
peminjam sebelumnya. Sebaliknya di internet, pencarian pada OPAC Perpustakaan

40
Persepsi Pemustaka Terhadap OPAC ... Nasrul w., M. Sholihin A., Sukirno
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta menggunakan Limiting Searching (pembatasan
akan mencari berbagai dokumen yang penelusuran). Hal ini dapat dilihat pada:
mengandung kata-kata “Kehamilan” dan
a. Pencarian berdasarkan judul
“Obat” di dalamnya.
b. Pencarian berdasarkan pengarang
b. OR (gabungan) digunakan pada saat
mencari koleksi yang mengandung c. Pencarian berdasarkan ISBN
salah satu kata atau gabungan dari d. Pencarian berdasarkan subjek
keduanya. Contoh: kata “Kehamilan”
OR “Obat”. Maka pencarian pada OPAC e. Pencarian berdasarkan tahun, dan
Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM f. Pencarian berdasarkan nomor inventaris
Yogyakarta akan mencari beragam 3. Fasilitas Pencarian Menggunakan ‘by word’
dokumen yang mengandung kedua kata
Dengan memilih pilihan pencarian by
“Kehamilan” dan “Obat”
word maka hasil penelusuran hanya yang identik
c. NOT (pengecualian) digunakan untuk dengan kata kunci yang digunakan. Contoh: kata
mempersempit hasil pencarian. “Obat” (dicentang ‘by word’), hasil penelusurannya
Contoh: kata “Kehamilan” NOT “Obat”. yang ada kata obat yang ditemukan, dengan
Berarti mencari koleksi pada OPAC tidak memunculkan kata pengobatan, dll, tetapi
Perpustakaan Fakultas Kedokteran kalau kata “Obat” (tidak memakai ‘by word’)
UGM Yogyakarta yang mengandung kata maka hasil penelusuran yang muncul ada
“Kehamilan”, tetapi tidak mengandung kata obat, ada kata pengobatan juga muncul.
kata “Obat”.
2. Pembatasan penelusuran (Limiting Pembahasan Hasil Penelitian
Searching). Hasil penelitian ini diperoleh dengan
Penggunaan penelusuran ini dikenal mengumpulkan data primer yang dilakukan mulai
juga sebagai penelusuran berdasarkan tanggal 8 Mei – 30 Mei 2014 yaitu dengan cara
ruas (field searching). Fasilitas penelusuran membagikan kuesioner kepada 99 responden
ini, pemustaka dapat menetapkan bahwa sesuai dengan sampel yang ditentukan. Hasil
istilah penelusuran dapat dicari melalui Penelitian dijelaskan dalam tabel berikut:
ruas tertentu. OPAC Perpustakaan
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta juga
Tabel 2. Hasil Penelitian Presepsi Pemustaka terhadap OPAC
Nilai Total Nilai
No Variabel Kategori
Rata-rata Rata-rata
1 Visibility of system status 2,98 Baik
Match between system and the real
2 3,03 Baik
world
3 User control and freedom 2,82 Baik
4 Consistency and standards 3,05 Baik
5 Error prevention 3,07 Baik
6 Recognition rather than recall 2,96 Baik
7 flexibility and efficiency of use 3,02 Baik
8 Aesthetic and minimalist design 2,94 Baik
Help users recognize, diagnose,
9 2,96 Baik
and recover from errors
10 Help and documentation 3,01 Baik
Total 29,84
Sumber: Olah Data Primer, Mei 2014

41
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 34-42 ISSN 1979 - 9527
Penutup Informasi). Dalam http://repository.usu.
ac.id/bitstream/123456789/1777/1/
Kesimpulan perpus-jonner4.pdf, tanggal 7 Januari
2013, pukul 00.05.
Berdasarkan penelitian melalui tahapan
penjabaran dan analisis variabel (1) Visibility of Jogiyanto. 2007. Model Kesuksesan Sistem
system status, (2) Match between system and Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi
the real world, (3) User control and freedom, Yogyakarta.
(4) Consistency and standards, (5) Error Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakawanan
prevention, (6) Recognition rather than recall, Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book
(7) Flexibility and efficiency of use, (8) Aesthetic Publisher.
and minimalist design, (9) Help users recognize, Martini, Nina Ariyani.dan Ida Farida.2010.
diagnose, and recover from errors, dan (10) Materi Pokok Psikologi Perpustakaan 1-9.
Help and documentation, maka penelitian ini Jakarta: Universitas Terbuka.
dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata persepsi
Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun
pemustaka terhadap OPAC (Online Public Access
Tesis. Bandung: Alfabeta.
Catalogue) di Perpustakaan Fakultas Kedokteran
UGM Yogyakarta adalah 2,98. Dengan demikian, Santoso, Insap. 2010. Interaksi Manusia dan
kesimpulannya adalah persepsi pemustaka Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi.
terhadap OPAC di Perpustakaan Fakultas Sudarmawan dan Dony Ariyus. 2007. Interaksi
Kedokteran UGM Yogyakarta dikategorikan baik. Manusia dan Komputer. Yogyakarta:
Dari hasil penghitungan mean dari setiap variabel Penerbit ANDI
diperoleh hasil tertinggi 3,07 yaitu variabel Error Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
prevention yang meliputi aspek kehandalan dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
integritas, kemudian variabel User control and
freedom yang meliputi indikator keterbukaan, Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
tidak harus login, dan fasilitas undo & redo
Utama.
dengan nilai 2,82 sebagai nilai paling rendah.
Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. 2008.
Saran Teknologi Informasi Perpustakaan.
Yogyakarta: Kanisius.
Mengacu pada kesimpulan yang
telah dikemukakan di atas maka peneliti Thoha, Miftah. 2010. Perilaku Organisasi:
memberikan saran kepada pihak manajemen Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM Rajawali Press.
Yogyakarta untuk meningkatkan materi pelatihan UU RI No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
layanan bimbingan penelusuran literatur Jakarta: Perpustakaan Nasional RI
dengan menggunakan OPAC pada saat awal Yushiana, Mansor. dan Widyawati Abdul Rani.
pemustaka baru menjadi anggota perpustakaan, 2007. “Heuristic Evaluation of Interface
sehingga pemustaka mampu lebih mandiri Usability for a Web-based OPAC.” Dalam
dalam mencari referensi yang diperlukan jurnal Library Hi Tech Vol. 25 No. 4. Tahun
dengan menggunakan OPAC secara optimal. 2007.
Yusup, Pawit dan Priyo Subekti. 2010. Teori dan
Praktik Penelusuran Informasi (Information
Daftar Pustaka Retrieval). Jakarta: Kencana Prenada
Azwar, Saifuddin. 1999. Metode Penelitian. Media Grup.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zakaria, Teddy Marcus dan Agus Prijono. 2007.
Chaplin, James P. 2006. Kamus Lengkap Perancangan Antarmuka Untuk Interaksi
Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Manusia dan Komputer. Bandung: Penerbit
Informatika.
Hasugian, Jonner. 2003. Katalog Perpustakaan
Dari Katalog Manual Sampai Katalog
Online (Jurnal Studi Perpustakaan dan

42

Anda mungkin juga menyukai