Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN

DI SDN 034 INP. TARAWEKI KABUPATEN MAJENE

Eva Fitrianinsi1)
Nasrullah2)
1)
Program Studi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka
2)
Program Studi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

ABSTRAK
Perpustakaan adalah penyedia jasa layanan informasi juga harus memahami bahwa
perpustakaan juga di pengaruhi oleh situasi yang kompetitif. Layanan perpustakaan sebagai sistem
menekankan terhadap peranan perpustakaan untuk mengintegritasikan semua usaha pelayanan yang
ditujukan untuk keperluan pengguna perpustakaan. Untuk itu, penyedia jasa perpustakaan harus
berangkat dari anggota bahwa pengguna perpustakaan ialah pemakai dari semua produk yang
dihasilkan. Layanan Perpustakaan diperuntukkan bagi semua pengguna untuk mengembangkan
pemahaman dan daya berfikir lewat sumber informasi dan fasilitas yang disiapkan. Dalam menopang
kesuksesan tujuan tersebut, perpustakaan dituntut untuk bisa menghimpun dan menyebarkan sumber
informasi dengan sebaik- baiknya guna keperluan semua. Perpustakaan adalah media yang
menopang implementasi pendidikan baik yang bersifat formal maupun non formal. Oleh sebab itu,
dalam pengadaan bahan pustaka di perpustakaan mesti bisa mengusahakan sumber informasi yang
bisa menopang keperluan pengguna. Supaya tujuan tersebut bisa terwujud maka di perpustakaan
tidak cuma bersifat melestarikan sumber informasi yang sudah ada, Namun mesti aktif dalam
mendapatkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan pengguna. Perpustakaan khususnya
bagian layanan pengguna mesti bisa mengenali pengguna yang sangat beragam baik dari segi
tingkah laku maupun latar belakang pendidikannya. Mengenali karakter pemakai adalah hal yang
sangat penting untuk semua instansi yang bergerak di bagian jasa layanan yang efektif dan
memuaskan pengguna.

Kata Kunci: Kualitas, Layanan, Perpustakaan.


PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatkanya keperluan dan pemahaman warga terhadap informasi
sebagai akibat dan globalisasi informasi, perpustakaan mesti menyesuaikan diri dengan
memberi pelayanan yang bersifat aktif bahkan proaktif dengan menawarkan beberapa
kerangka informasi terhadap warga yang dilayaninya. Bukan hanya itu, perpustakaan mesti
siap dengan keperluan informasi warga yang menekankan pada kecepatan dan ketepatan
pelayanan yang disuguhkan dengan menyiapkan media pencarian informasi untuk
mempermudah menemukan bahan pustaka yang dipunyai perpustakaan seyogiannya juga
bisa memberi pilihan yang lainnya pada pamakai jika bahan pustaka yang diperlukan tidak
tersedia diperpustakaan (Sulistiyo Basuki, 2013).
Dalam melaksanakan aktivitas pelayanan perpustakaan, mesti ada beberapa faktor
penting, antara lain sarana dan prasaran pelayanan perpustakaan, koleksi perpustakaan yang
bisa disiapkan, pengguna yang membutuhkan, dan pustakawan. Faktor- faktor tersebut mesti
menjadi pertimbangan penting untuk perpustakaan yang ingin melaksanakan pelayanan
pengguna. Fasiltas pelayanan, misalnya ruang bahan pustaka, ruang baca, sarana pencarian
tentunya mesti ada untuk dipergunakan pengguna (Hutasoit, Hidayati Raudah, 2014).
Beberapa macam bahan pustaka sesuai dengan cara penggunanya dan pengguna yang
membutuhkan informasi, serta petugas yang siap melayani dan menolong pengguna dalam
menemukan informasi.
Menurut (Sumaiti Opong, 2014) Pengertian pelayanan perpustakaan secara dinamis
berkembang seiring dengan keperluan dan pemahaman warga terhadap informasi. Pada
mulanya yang dimaksud dengan pelayanan perpustakaan ialah pemberian pelayanan bahan
pustaka yang dipunyai perpustakaan terhadap pengguna yang berkunjung ke perpustakaan.
Pustakawan akan memberi pelayanan perpustakaan yang pasif.
Pelayanan perpustakaan dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi keperluan
informasi pengguna secara cepat dan akurat yakni lewat penyedia bahan pustaka dan
pengadaan sarana pencariannya (Yuyu Yulia, 2013). Dari usaha ini di harapkan kepuasan
pengguna atas pelayanan informasi yang disuguhkan bisa terwujud. Hal inilah yang bisa
menetapkan citra perpustakaan, yakni kepuasan pengguna akan terdorong untuk kembali
memakai jasa perpustakaan tersebut.
Dari sisi keperluan perpustakaan maka tujuan dilaksanakan pelayanan perpustakaan
pada umumnya ialah untuk bahan pustaka yang disiapkan bisa dipergunakan secara optimal
oleh pengguna sangat tidak berati jika bahan pustaka yang dikumpulkan, dikelola dengan rapi
di perpustakaan ternyata tidak bisa dipergunakan secara optimal oleh pengguna. Penggunaan
bahan pustaka secara optimal bisa terwujud jika perpustakaan di kelola secara maksimal.
Melaksanakan pelayanan bahan pustaka, aktivitas penyaluran informasi, ditopan dengan
aktivitas promosi perpustakaan serta penciptaan lingkungan yang bisa menimbulkan
pengembangan minat baca
Sebenarnya ada beberapa peranan dari pelaksanan pelayanan perpustakaan. Hal ini
tergantung pada tujuan perpustakaan itu sendiri. Secara umum bisa diungkapkan bahan
peranan aktivitas pelayanan perpustakaan ialah sebagai penghubung diantara bahan pustaka
yang dipunyai perpustakaan dengan pengguna yang memerlukannya guna mengoptimalkan
penggunaan bahan pustaka dan sumber informasi yang ada (soetantyo, 2013). Setiap macam
perpustakaan memiliki tujuan pelaksanaan yang tidak sama. Demikian pula peranan
pelayanan perpustakaan. Oleh sebab peranan perpustakaan mendukung tujuan yang telah
ditetapkan oleh setiap perpustakaan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka tujuan dari analisis ini ialah untuk mengetahui
strategi pengembangan mutu layanan perpustkaan di perpustakaan SDN 034 INP. Taraweki
Kabupaten Majene dan untuk mengetahui kendala apa saja yang di temui dalam layanan
bahan perpustakaan di SDN 034 INP. Taraweki Kabupaten Majene. Adapun rumusan
masalah dari analisis ini ialah Bagaimana strategi pengembangan layanan dalam mengelola
perpustakaan dan Kendala yang di hadapi dalam layanan bahan perpustakaan pada
perpustakaan SDN 034 INP. Taraweki Kabupaten Majene?.

METODE

Metode yang dipergunakan dalam analisis ini ialah metode kualitatif, metode kualitatif
adalah analisis yang berfokus pada observasi peristiwa- peristiwa yang dianalisis kompleks,
bersifat sosial yang tidak bisa dikuantitatifkan dan mencoba mengerti tingkah laku individu-
individu yang diamati. Ada jua analisis observasi dilaksanakan se alamiah mungkin untuk
menangani persoalan analisis.
Beberapa macam analisis kuantitatif yang sering dipergunakan yaitu: Interview,
Observasi dan Analisis Dokumen
1. Interview
Interview ialah aktivitas penghimpunan data lewat tatap muka langsung diantara peneliti
dengan narasumber. Peneliti melaksanakan diskusi atau tanya jawab aktif dengan bebas
sesuai dengan hati nuraninya.
Dalam membuat analisis, seorang peneliti mesti membuat desain peneliti yang
melingkupi hal berikut:
a. Menetapkan topik analisis
b. Menyusun pertanyaan analisis
c. Melaksanakan pre-test kuesioner yang akan dipergunakan untuk memastikan apakah
kuesioner dimengerti, mudah dibaca, memberi petunjuk terhadap data yang
dikumpulkan, mudah direspon oleh narasumber dan atau tanya jawab cukup (tidak
terlalu lama)
d. Menetapkan jumlah narasumber yang akan diberi pertanyaan
e. Melaksanakan tanya jawab pada sampel narasumber. Peneliti mendengarkan dan
memperhatikan semua jawaban narasumber. Perlu juga diketahui kejiwaan, keinginan
dan bahas tubuh narasumber.
2. Observasi
Observasi ialah bagian penghimpunan data dengan melihat langsung aktivitas
narasumber tanpa interaksi langsung dengan narasumber. Dalam analisis ilmiah, observasi
pada di dasarkan pada tujuan dan kondisi analisis yang disusun secara sistematik serta
penanganan hasil observasi yang hati- hati (Rahayu, 2013).
Kelebihan observasi ialah data dikumpulkan pada situasi aktual, waktu khusus, tidak
retros pektif. Persoalan yang mungkin tampak ialah biasa yang bersumber dari peneliti,
interpretasi sukar ketidak konsistenan narasumber, dan terkadang membutuhkan biaya yang
besar.
Observasi bisa dilaksanakan dengan cara berikut:
a. Observasi tanpa intervensi (observasi ilmiah/ naturalitic observation). Aktivitas
peneliti pasif, cuma menulis objek yang di observasi apa adanya sesuai kondisi alam.
Kondisi alam ialah tempat objek ketika tingkah laku objek yang diamati akan terlihat
secara normal
b. Observasi dengan intervensi. Observasu dilaksanakan dilapangan dengan melibatkan
partisipasi peneliti dan disusun secara terstruktur.
Desain analisis observasi, peneliti melaksanakan tahapan antara lain:
a. Menetapkan ide dan topik analisis
b. Mengartikan persoalan yang akan dianalisis
c. Menciptakan prosedur observasi analisis
d. Melaksanakan observasi yang dianalisis. Observasi bisa dilaksanakan dengan menulis
apa yang dilihat atau memakai perlatan elektronik. Jika diperlukan dilaksanakan skla
kecil pengamatan untuk analisis hasil observasi
e. Peralatan eletronik yang dipergunakan pengamatan misalnya : audio recorder, video
kamera, video tape, kamera/ tustel, komputer untuk memonitor objek
f. Hasil pengamatan di catat dalam buku catatan, disimpan secara digital atau data base
komputer.
3. Analisis Dokumen
Analisis dokumen atau sejarah intelektual atau hidtoriografi ialah analisis terhadap
daokumen yang selama ini terkumpul di perpustakaan. Tujuan analisis dokumen ialah dengan
melaksanakan penghimpunan data secara sistematis dan penilaian yang berhubungan dengan
peristiwa dahulu untuk menguji hipotesis terhadap penyebab, dampak atau tren peristiwa
yang bisa menjelaskan peristiwa sekarang dan mengklasifikasi peristiwa- peristiwa masa
yang akan datang (Maryulisman, 2016). Dengan melaksanakan analisis terhadap dokumen
bisa mengembangkan pemahaman terhadap pengetahuan perpustakaan, bagaimana , kapan,
dan mengapa peristiwa masa lalu terjadi.
Menurut (Indah Rosiana Nurwa, 2014) Dalam melaksanakan analisis dokumen
perpustakaan ada beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Mengenali masalah
b. Menghimpun informasi latar belakang (studi pustaka)
c. Memformulasikan hipotesisi jika memungkinkan
d. Menghimpun data
e. Menginstansi dan analisi data secara kualitatif
f. Menginterpretasikan hasil analisis dan membuat kesimpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Layanan Bahan Pustaka di Perpustakaan SDN 034 INP. Taraweki Kabupaten


Majene
Layanan ialah aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan bahan pustaka serta
sarana dan prasaran yang ada di perpustakaan, dengan kata lain, layanan adalah cara
berkelanjutan, sebuah aktivitas yang berkesinambungan dalam usaha mempertemukan bahan
pustaka dan sarana dan prasaran perpustakaan disebuah pihak dengan pengguna dipihak lain
(Muchydin, 2015).
Beberapa peristiwa tersebut pada akhirnya juga menuntun pengguna perpustakaan
untuk bisa memahami beberapa pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk bisa
memakai beberapa sarana dan prasaran pelayanan perpustakaan secara optimal untuk
memenuhi keperluan informasinya. Untuk menjawab keperluan ini maka perpustakaan harus
memperkenalkan beberapa sarana dan prasaran dan macam- macam pelayanan yang ada
hingga pengguna bisa memakai perpustakaan seoptimal mungkin. Pada akhirnya hal tersebut
bisa mempengaruhi penggunaan perpustakaan yang bisa menetapkan citra perpustakaan
sebab tujuan dilaksanakannya pelayanan perpustakaan ialah untuk dipergunakan warga.
Untuk memberi pelayanan yang paling baik maka kita mesti berpatokan pada
keperluan dan kepuasaan pengguna jasa. Usaha tersebut bisa terwujud jika kita bisa
menonjolkan hal- hal terbaik dari diri kita, antara lain menyangkut kemampuan, sikap,
penampilan, tindakan dan tanggung jawab yang baik dan terkoordinasi dalam memberi
pelayanan.
Layanan perpustakaan tidak sebatas pada cara pemegangang bahan pustaka saja.
Lebih jauh dari itu ialah menyiapkan lingkungan belajar yang menyenangkan, ditopan oleh
kelengkapan bahan pustaka yang sesuai dan pustakawan perpustakaan yang berpengalaman,
misalnya meja dan kursi belajar, pencahayaan ruangan, kebersihan ruangan dan lain- lain
Beberapa faktor yang paling utama dalam layanan perpustakaan ialah kesiapan aturan
dan tata tertib perpustakaan produk ini diperlukan untuk menjaga ketertiban penggunaan
perpustakaan akan bisa terkendali jika tata tertib perpustakaan tersedia dan bisa di
implementasikan sebaik mungkin (Sudarsana, 2013).
Supaya tujuan perpustakaan bisa terwujud diperpustakaan SDN 034 INP. Taraweki
Kabupaten Majene melaksanakan 3 macam layanan yaitu layanan informasi, layanan
sirkulasi dan layanan referesni.
a. Layanan Informasi
Layanan informasi ialah layanan yang bersifat memberi pemahaman pengguna
perpustakaan mengenai semua sesuatu yang berhubungan dengan perpustakaan. Layanan
tersebut melingkupi metode penggunaan perpustakaan, alur aktivitas perpustakaan dan
pelayanan informasi yang lain.
Layanan informasi adalah pusat pelayanan sarana pendidikan yang seyoginya
berkembang sampai terhadap layanan informasi pengetahuan yang mutakhir. Pada dasarnya
aktivitas layanan perpustakaan ialah menyebarkan hasil- hasil penemuan, rancangan-
rancangan wawasan dan inovasi yang baru terhadap warga. Penyaluran informasi ini ialah
tugas layanan sebuah perpustakaan
Layanan dalam kerangka memberi informasi sebesar-besarnya terhadap pengguna
perpustakaan. Informasi tersbut tidak cuma keterangan atau penerangan saja, namun
pemberitahuan mengenai informasi pengetahuan yang mutakhir.
Layanan informasi tidak menyiapkan pelayanan jasa dalam kerangka jawaban
informasi langsung “Ya” atau ”Tidak”, namun yang diperlukan sebagai pertanyaan yang terus
dikembangkan pun bisa terjawab. Walupun jawaban pasti tidak tersedia, namun dengan cara
lain misalnya motivasi yang disuguhkan adalah cara untuk bisa mendapatkan informasi itu.
Bukan hanya itu, semua ketentuan yang di berikan oleh pusat pengelolaan informasi
bersumber dari beberapa bagian yang terdapat pada sebuah sistem, beberapa bagian tersebut
ialah perpustakaan yang terdapat di pusat material. Dengan memakai jasa pusat pemroses dan
informasi. Pengelolaan perpustakaan bisa menyeleksi informasi untuk membuat kebijakan
sebuah sistem administrasi perpustakaan, perpustakaan sebagai pusat sumber belajar di warga
masyarakat menerima pula hasil- hasil yang dibuat oleh pusat pemroses dan informasi.
Perpustakaan adalah tempat penyimpanan dokumentasi sistem informasi.
b. Layanan Peminjaman (Sirkulasi)
Perpustakaan sebagai tempat menyimpan, mengelola dan menyebarkan informasi
memiliki beberapa aktivitas layanan. seperti ialah layanan peminjaman atau layanan sirkulasi.
Layanan peminjaman ialah sebuah aktivitas pencatatan sebagai bukti bahwa pengguna
meminjam koleksi perpustakaan. supaya pengguna bisa memakai koleksi perpustakaan
dengan tepat guna dan tepat waktu. Untuk tujuan tersebut bisa tercapai. Harusnya tugas
dilaksanakan dengan cepat dan tepat, prosedur mesti gampang dan sederhana. Keamanan
pustaka terjamin, pelanggaran bisa diketahui, dan pencatatan aktivitas dilaksanakan secara
teratur. Layanan serkulasi memperhitungkan cara paling praktis untuk layanan bisa terwujud
dengan waktu dan biaya yang itak mahal. Sistem layanan sirkulasi digolongkan menjadi 3
sistem peminjaman yaitu:
1. Sistem peminjaman manual
2. Sistem peminjaman alat elektronik
3. Sistem peminjaman fotografik
Macam sistem layanan ini banyak di tentukan oleh:
1. Cara menyusun kartu
2. Cara peminjaman
3. Transaksi
Pelayanan perpustakaan memiliki tujuan untuk menyuguhkan informasi untuk
keperluan inmplementasi cara belajar dan rekreasi bagi semua warga dengan mempergunakan
bahan pustaka
Menetapkan metode layanan yang paling tepat perlu memperhatikan beberapa faktor.
Seperti, macam perpustakaan, sistem terbuka atau tertutup, jumlah koleksi, tenaga pengelola
belum tentu baik pula untuk unit informasi lain. Perlu diamati juga cara peminjaman yang
sudah berlangsung dengan baik disebuah perpustakaan belum pasti bisa terus dipertahankan,
sebab mesti diamati pula perkembangan perpustakaan itu sendiri yang mungkin memerlukan
perubahan pengelolaan.
Beberapa metode layanan peminjaman di perpustakaan SDN 034 INP. Taraweki
Kabupaten Majene antara lain sebagai berikut:
1. Mempergunakan Buku Catatan
Di dalam buku catatan sudah tercantum kolom untuk nomor urut, nomor anggota,
nama peminjam, pengarang, judul, nomor pokok kolekasi, klarifikasi dan tanggal kembali.
Petugas menulis pustaka yang bakal di pinjam pada kolom yang sudah di sediakan, kebaikan
sistem ini ialah hemat dan sederhana. Kekurangannya ialah kalau peminjam banyak,
pencarian untuk mengetahui buku khusus di pinjam oleh siapa, memerlukan waktu sebab
mesti di cari-cari sebuah buku catatan.
2. New Ark Charnging Sistem
Pada sistem ini, anggota perpustakaan mendapatkan kartu peminjaman, kartu
peminjaman berisi nama, alamat, nomor, pendaftaran, tanggal berakhirnya kartu anggota,
tanda tangan anggota serta kolom tanggal,pinjam dan tanggal mesti kembali. Sistem network
memakai kartu buku berisi keterangan mengenal buku termasuk di dalamnya nomor panggil,
pengarang, judul, nomor induk tanggal mesti kembali, dan nama peminjam atau tanda tangan
peminjam. Pada sistem network, pengguna perpustakaan membawa buku yang akan di
pinjamnya beserta kartu anggota kemeja peminjaman petugas sirkulasi mencap tanggal
kembali pada kartu peminjam. Slep tanggal dan kartu buku. Nomor anggota registrasi. Buku
beserta kartu anggota diserhkan terhadap peminjam. Kartu buku kemudian di jajarkan
menurut tanggal mesti kembali yang sama maka kartu buku disusun menurut nomor
klarifikasi waktu pengembalian buku. Peminjam mesti menyertakan kartu anggota. Petugas
memeriksa tanggal mesti kembali yang tertera di slip tanggal. Kemudian mencabut mencabut
kartu buku berdasarkan tanggal mesti kembali yang tertera di slip tanggal, kemudian petugas
membubuhkan tanggal pengembalian nyata di kartu anggota di sertai inisial petugas. Tanggal
mesti kembali yang tertera di kartu buku dan slip tanggal di coret. Bila pengembalian buku
terlambat, peminjam dimestikan membayar denda kartu anggota kemudian dikembalikan
pada anggota, sedangkan kartu buku di masukkan kembali ke dalam kantong buku.
c. Layanan Referensi
Pelayanan ini disiapkan untuk menuntun pengguna dalam menemukan informasi
lewat beberapa sumber informasi referensi yang memuat informasi tehnik dan uraian singkat,
misalnya kamus, ensiklopedi, buku pegang, direktori, almanak dan buku tahunan.
A. Kendala- Kendala yang dihadapi di Perpustakaan SDN 034 INP. Taraweki
Kabupaten Majene
Ada dua hal yang sering kali menjadi kendala dalam melaksanakan jasa layanan di
perpustakaan SDN 034 INP. Taraweki Kabupaten Majene, yakni sukarnya buku kembali
keperpustakaan dan kemungkinan buku hilang oleh peminjam
Jika perpustakaan memutuskan untuk melaksanakan jasa layanan peminjaman maka
mesti memenuhi dan mempertimbangkan ketentuan sebagai berikut:
a. Mesti dijamin bahwa layanan sehari- hari di perpustakaan tidak akan terganggu cukup
untuk itu, buku- buku uang boleh dipinjamkan cuma buku teks (pelajaran) yang
jumlahnya cukup menandai, maksudnya, meskipun buku teks boleh di pinjaman.
Bukan hanya itu, bahan pustaka referensicuma untuk di pelajari di dalam ruang
perpustakaan.
b. Mesti tersedia aturan dan tata tertib perpustakaan. Khususnya ketentuan yang
menyangkut prosedur dan tata cara peminjaman.
c. Seseorang yang diperbolehkan meminjam buku, sebelumnya mesti menjadi anggota
perpustakaan, maksudnya, bahwa seseorang baru diperbolehkan untuk meminjam
buku perpustakaan setelah tercatat identitasnya secara jelas dan bersedia memenuhi
ketentuan- ketentuan yang telah di tetapkan dalam aturan perpustakaan.
d. Buku- buku yang ditetapkan boleh di pinjamkan, selain buku- buku tersebut telah di
cara (di buatkan kartu katalog dan di tetapkan nomor klarifikasinya) juga mesti
dilengkapi dengan katalog buku, kartu buku, dan date slip (kartu yang menyatakan
tanggal pengembalian buku yang di pinjam).
e. Untuk menopang cara dan mekanisme aktivitas layanan peminjaman mesti tersedia
perlengkapan administarsi peminjaman sebagai berikut:
1. Formulir peminjaman
2. Kartu peminjaman
3. Bak dan Cap Penanggalan
4. Meja dan Laci Peminjaman
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan dari uraian sebelumnya kunci kesuksesan penyelenggara jasa pelayanan
pada perpustakaan SDN 034 INP. Taraweki Kabupaten Majene ialah pengguna jasa kepuasan
pengguna adalah barometer kesuksesan sebuah perpustakaan. Sedangkan yang bisa memberi
pelayanan bermutu yang bisa memuaskan pengguna ialah pihak perpustakaan itu sendiri.
Khususnya sumber dayanya. Hal tersebut bisa dilaksanakan dengan sering memperhatikan
kepuasan pengguna atas pelayanan yang disuguhkan serta sering berusaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan sesuai tuntutan penggunanya
Perpustakaan sebagai instansi pengelola dan penyedia pelayanan informasi mesti bisa
memberi layanan yang bisa memuaskan pengguna. Artinya bahwa layanan yang disuguhkan
mestilah sesuai atau bahkan lebih dari apa yang diharapkan pengguna. Jika hal ini bisa
terwujud maka tentunya dakan bisa meningkatkan loyalitas pengguna untuk menjadi
pelanggan jasa informasi perpustakaan. Dengan demikian, jika merasa puas, akhirnya
mejnadi loyal, bahkan bisa memberi masukan pada pengguna lainnya untuk memakai
pelayanan perpustakaan. Hal ini pada akhirnya bisa meningkatkan nilai perpustakaan dimata
penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Sukariyo. (2013). Pengantar Ilmu Perpustakaan Tangerang Selatan; Universitas
Terbuka.
Hutasoit, Hidayatil Raudah. (2014). “Perpustakaan Dan Penyaluran Informasi.” Iqra’: Jurnal
Perpustakaan Dan Informasi 08 (02): 177–84. http://repository.uinsu.ac.id/171/.
Indah, Rosiana Nurwa. “Alternatif Aplikasi Mudah Perpustakaan (Pengenalan Aplikasi
ASP.Net).” Baitul ’Ulum: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi 3, no. 1 (2020): 48–
56. https://doi.org/10.30631/baitululum.v3i1.42.
Irwin Pratama Putra & Indira Irawati. (2018). Pelayanan referensi sebagai representasi
perpustakaan perguruan tinggi. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 6(1), 77–94.
Maryulisman. (2016). Pelayanan Referensi Di Pusat Perpustakaan UIN Jakarta. Jurnal
Almaktabah, 15, 111–116.
Muchyidin, Ase S (2015). Layanan Perpustakaan; Dengan Referensi untuk Perpustakaan
Sekola. Bandung: Biro Perpustakaan IKIP Bandung.
Rahayu Lisda Kiemas Ramatun Anggraini (2013). Layanan Bahan Putaka, Jakarata:
Univeritas Terbuka.
Saepudin, E., Sukaesih, S., & Rusmana, A. (2017). Peranan Taman Bacaan Warga (TBM) bagi
Anak- Anak Usia Dini. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 5(1), 1-12.
Sumaiti Opong, (2014). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Tangerang Selatan: Univertas
Terbuka.
Sudarsana Undang, Batiano, (2013), Pembinaan Minat Baca, Tangerang Selatan ; Universitas
Terbuka.
Soetantyo, S.P. 2013. Perananan Dongeng dalam Pemkerangkaan Karakter Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan, 14(1), 44-51.
Yulia Yuyu, Janti G, Sujana (2013). Pengembangan Bahan pustaka. Jakarta; Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai