Anda di halaman 1dari 12

PERAN MAHASISWA DALAM PROSES PENYELEKSIAN BAHAN

PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI


Okky Rizkyantha, NIM 1620010040
Email: orizkyantha@gmail.com

ABSTRAK
Dalam kegiatan penyeleksian bahan pustaka di perpustakaan perguruan
tinggi, pemilihan bahan pustaka ditentukan oleh pihak perpustakaan, dosen atau
fakultas, sedangkan mahasiswa masih jarang diikutsertakan dalam kegiatan
penyeleksian tersebut padahal mahasiswa merupakan pemustaka yang
mendominasi penggunaan bahan informasi di perpustakaan perguruan tinggi.
Terkadang daftar buku yang dipilih fakultas tidak mengcover keseluruhan dari
kebutuhan mahasiswa yang ada, sehingga perlu adanya keikutsertaan mahasiswa
tertentu dalam proses tersebut, sehingga tujuan perpustakaan dan kepuasaan
pemakai itu dapat terwujud.

Kata kunci: seleksi bahan pustaka, pemilihan koleksi, pengembangan


koleksi, penyeleksian koleksi.

A. Latar Belakang
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu peran penting dari
eksistensinya perpustakaan di masyarakat. Perguruan tinggi yang hampir ada
pada setiap kota dan kabupaten menjadi bagian dari hadirnya perpustakaan, yang
secara tidak langsung saling memberikan pengaruh positif diantara keduanya.
Dalam memberikan eksistensinya, perpustakaan harus hadir dan rapi dalam
setiap kegiatan yang sebagian besar kegiatan adalah menyediakan informasi yang
relevan dan mutakhir khususnya pada perpustakaan perguruan tinggi. Bahan
informasi merupakan satu yang paling vital bagi perpustakaan perguruan tinggi.
Koleksi informasi merupakan alasan utama pemustaka datang ke perpustakaan
perguruan tinggi untuk melakukan pencarian informasi ilmiah dan referensi, maka
segala kegiatan yang berkaitan dengan koleksi harus lebih dioptimalkan. Tugas
utama setiap perpustakaan adalah membangun koleksi yang relevan dan terkini
demi kepentingan civitas akademika di perguruan tinggi tersebut. Kualitas jasa
yang diberikan serta kepuasan pemakai banyak tergantung pada tersedianya
koleksi perpustakaan. Betapa pun baiknya staf perpustakaan, dia tidak akan

1
berdaya bila koleksi yang tersedia tidak mendukungnya. Koleksi yang tersedia ini
patut dikembangkan dengan prosedur pemilhan buku yang terencana.1
Proses pengembangan koleksi perpustakaan sangat memberikan pengaruh
besar akan kegiatan yang berkaitan dengan koleksi, seperti pemilihan koleksi oleh
pemustaka, weeding, dana, dan efisiensi pekerjaan di perpustakaan. Jika koleksi
yang dihadirkan pustakawan dapat merefleksikan kebutuhan dari pemustaka akan
referensi yang dapat mendukung kegiatan penelitian dan referensi, maka
perpustakaan akan lebih sering dikunjungi oleh civitas akademika. Dan di lain
pihak perpustakaan dapat melakukan kegiatan penarikan buku-buku yang kurang
terpakai (weeding) akan lebih mudah, hal tersebut dikarenakan koleksi yang
banyak digunakan oleh pemustaka. Opong Sumiati mengatakan bahwa kualitas
koleksi sangat tergantung pada proses pemilihan bahan pustaka dan anggaran
yang tersedia.2 Maka dari itu pemilihan buku berdasarkan kualitas dan kuantitas
sangat mutlak dibutuhkan, baik itu kualitas isi dan fisik, maupun kuantitas
ekseplar dari buku tersebut.
Perpustakaan perguruan tinggi yang pemakainya didominasi oleh
mahasiswa, memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkontribusi dalam
berbagai hal guna meningkatkan optimalitas perpustakaan. Mereka diberikan
kesempatan untuk memberikan suara mereka terkait kualitas dan kuantitas koleksi
yang diadakan. Namun saat ini tren yang terjadi di perpustakaan adalah pemilihan
koleksi perpustakaan ditentukan oleh pihak perpustakaan dan fakultas tanpa
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memberikan gagasannya terkait
koleksi yang mereka ingin diadakan di perpustakaan perguruan tinggi tersebut.
Walaupun fakultas dan dosen bekerja sama dalam pengajuan buku kepada
perpustakaan dan sebagian besar sudah meng-cover buku-buku yang dibutuhkan
dalam kegiatan pembelajaran, namun mahasiswa mempunyai daftar tersendiri

1 Putu Laxman Pendit, Pengembangan Koleksi Perpustakaan di Era Digital, (Jakarta:

Sagung Seto, 2007) , h.18

2 Opong Sumiati, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2013), h. 4.1.

2
terkait koleksi buku yang ingin mereka baca di perpustakaan. Mahasiswa tingkat
lanjut seperti jenjang Strata 2 dan Strata 3, mempunyai perkembangan keilmuan
yang baik dapat menjadi dasar untuk mengikutsertakan mereka dalam kegiatan
pemilihan koleksi perpustakaan yang terkadang luput dari seleksi yang dilakukan
oleh fakultas berdasarkan kurikulum yang bersifat rigid.
Perpustakaan harus cepat tanggap terhadap kebutuhan pemustaka yang
berubah-ubah demi mewujudkan kebutuhan pemusta. Bukankah setiap
perpustakaan merupakan jasa informasi yang orientasinya kepada pelanggan, yang
artinya kepuasaan pelanggan menjadi tujuan dan sasaran akhir suatu produk
(barang & jasa). Bahkan pelanggan dapat dijadikan ukuran kualitas suatu produk.
Oleh karena itu apabila ingin berkualitas, produk harus berorientasi pada
pelanggan.3 Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut perpustakaan sebaiknya
melibatkan pemustaka itu sendiri dalam kegiatan pemilihan bahan pustaka
perpustakaan. Dengan ikut campurnya pemustaka dalam kegiatan tersebut,
mereka juga dapat memberikan masukkan, daftar kebutuhan, dan referensi yang
sangat penting bagi jurusan mereka. Namun hal tersebut sangat jarang ditemukan
di perpustakaan perguruan tinggi khususnya di Indonesia. Dominasi pemilihan
bahan pustaka perpustakaan dilakukan oleh pihak perpustakaan, fakultas, dan
dosen. Mereka tidak meminta pendapat secara langsung kepada para mahasiswa
yang mayoritas merupakan pengguna dari perpustakaan perguruan tinggi.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran mahasiswa terkait penyeleksian koleksi di
perpustakaan perguruan tinggi?

C. Seleksi Bahan Pustaka Perpustakaan Perguruan tinggi


Penyeleksian adalah proses, cara, perbuatan menyeleksi; penyaringan;
pemilihan.4 Proses seleksi merupakan salah satu langkah perpustakaan
memberikan informasi terbaiknya kepada para pemustaka. dengan melakukan
seleksi yang optimal, perpustakaan akan mempunyai kualitas informasi yang

3 Lasa HS, Manajemen Perpustakaan, (Yogyakarta: Gama Media, 2005), h.31

4 Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline , Kata kunci Seleksi

3
mumpuni dan menjadi rekomendasi utama bagi pemustaka untuk datang dan
mencari informasi di perpustakaan tersebut.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan pusat perkembangan dari ilmu
pengetahuan dan penelitian, atau sering kita dengan dengan istilah perpustakaan
merupakan jantungnya perguruan tinggi. Untuk mendukung kegiatan ilmu
pengetahuan dan penelitian tersebut, perpustakaan perguruan tinggi diharapkan
mempunyai koleksi informasi yang dapat dijadikan acuan civitas akademika di
lingkungan tersebut. Maka dari itu pemilihan koleksi buku yang baik sangat
dibutuhkan. Pemilihan buku untuk perpustakaan perguruan tinggi merupakan
kerjasama antara dosen, wakil jurusan, dengan pustakawan. Sangatlah ideal bila
perpustakaan perguruan tinggi mempunyai pakar bibliografi subjek yang
merupakan seorang pustakawan profesional dan spesialis dalam bidang literatur
serta memiliki minat dan perhatian dalam perkembangan koleksi perpustakaan
dalam perspektif yang luas di bawah koordinasi pustakawan kepala. Pemilihan
buku ditentukan oleh berbagai faktor seperti:5
a. Buku. Tahun tentang keadaan buku di pasaran (seberapa jauh tersedia di
pasaran, bagaimana proyeksi mendatang)
b. Pemakai
Pustakawan harus memahami pemakai dan pandai menduga kemungkinan
permintaan pemakai dalam berbagai bidang pengetahuan
c. Sumber daya
Pustakawan mengetahui sumber daya yang ada, termasuk dana dan
anggaran pengadaan buku, staf, buku yang ada, serta buku yang dapat
dipinjam oleh perpustakaan lain.
d. Dana
Perpustakaan harus memperhatikan dan mengestimasi dana yang akan
digunakan untuk mengadakan bahan pustaka yang baru.
Menurut Peggy Jhonson dalam bukunya berjudul fundamental of
Collection Development and mengatakan bahwa ada 4 proses seleksi yang bisa
dilakukan:6
1. Identifikasi relevansi informasi yang akan diadakan

5 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1991), h. 429

4
2. Evaluasi; mengevaluasi apakah item/buku tersebut layak untuk diadakan
dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan, seperti sesuai dengan visi
dan misi, isi, dan kebutuhan pemustaka itu sendiri.
3. Keputusan untuk membeli
4. Persiapan pemesanan dan penempatan. Mengidentifikasi kemungkinan
informasi dasar buku seperti informasi faktual tentang pengarang, judul,
penerbit, dan subjek.
Proses seleksi merupakan salah satu hal yang fundamental bagi
perpustakaan perguruan tinggi. Dengan menyeleksi suatu infromasi yang relevan
dengan tujuan dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini dapat memberikan
efek yang positif bagi pembaca dan perpustakaan. Civitas akademika akan sering
datang ke perpustakaan, dan perpustakaan akan mendapatkan image yang baik
dalam pandangan pemustaka. maka dari itu relevansi dan evaluasi informasi
secara mendalam sangat mutlak dibutuhkan oleh perpustakaan dalam pengadaan
bahan pustaka. Selain melihat apa yang dibutuhkan, perpustakaan juga harus
mengetahui lebih dalam terkait kualitas penerbit dan produk yang akan
ditawarkan ke perpustakaan. Dengan begitu mengikuti proses tersebut kualitas
dan kuantitas informasi yang akan dihadirkan akan tetap terpantau dan tidak
keluar dari rencana yang telah ditetapkan.
Ketika melakukan penyeleksian bahan pustaka, seorang selektor wajib
mempunyai tools atau alat yang dapat membatu mempermudah penyeleksian
koleksi pustaka. Adapun alat-alat yang dapat digunakan adalah bibliografi,
indeks, review buku dari vendors atau yang didapatkan dari online. Dengan
adanya tools tersebut perpustakaan dapat bekerja lebih efisien dan terstruktur serta
memperkirakan dana yang akan dikeluarkan untuk pengadaan tersebut.
Pengembangkan koleksi dan kegiatan seleksi di perpustakaan universitas
membutuhkan lebih banyak waktu dari pada perpustakaan akademik. Ada
beberapa selektor yang secara penuh mengawasi pengembangan koleksi di
perpustakaan universitas sedangkan untuk di perpustakaan akademik kebanyakan

6 Peggy Jhonson, Fundamental of Collection Development and Management, (United

State: ALA, 2009), h. 109

5
dilakukan oleh seorang yang bergelar pustakawan.7 Perpustakaan perguruan tinggi
mempunyai cakupan yang luas dalam pengorganisasian buku di universitas
dimana perpustakaan tersebut berada. Perpustakaan universitas mengetuai
perpustakaan akademik yang ada pada setiap fakultas. Pengadaan dan seleksi
bukunya tetap dikontrol dan dievaluasi oleh perpustakaan pusat, hal tersebut
untuk tetap terkendalinya bahan pustaka yang menjadi rujukan para akademika
untuk melakukan kegiatan penelitian.
D. Teori Seleksi Bahan Pustaka
Dalam menentukan pengorganisasian kebijakan pengembangan koleksi
khususnya pada penyeleksian bahan pustaka terdapat beberapa teori yang
menyangkut bagaimana pengorganisasian penyeleksian tersebut serta siapa saja
selektor yang disarankan untuk melakukan seleksi bahan pustaka.
Harold V. Bonny sedikit menambahkan kebijakan pengembangan koleksi
terkait penyeleksian bahan pustaka, yaitu masukan dalam proses seleksi muncul
dari 3 sumber: pustakawan seleksi, para pengunjung, dan sebuah komunitas
khusus. Dia menyarankan, mendorong pengguna untuk merekomendasikan judul
dalam seleksi bersama dan menjadi sukarelawan dalam melayani komunitas
seleksi. Dia juga menyarankan, perpustakaan membentuk komunitas seleksi yang
terdiri dari orang-orang dengan berbagai macam latar belakang. komunitas ini bisa
menyarankan penambahan sesuai dengan koleksi.8
G. Edward Evan dan Margaret Zarnosky mengatakan bahwa pada tingkat
perpustakaan univeritas, selektor subjek biasanya dikembalikan kepada
perpustakaan dari pada fakultas yang mengajari mahasiswa secara langsung. Atau
orang yang bertanggung jawab dalam seleksi bahan pustaka biasanya mempunyai

7 Sulistyo Basuki, Pengantar..., h. 430

8 Harold V. Bonny, A Manual of Practical Book Selection for Public Libraries, The

Library Quarterly: Information, Community, Policy, Vol. 10, No. 1, (London: Grafton,

1939), pp. 122-124

6
1 atau lebih gelar sarjana selain gelar sarjana ilmu perpustakaan seperti bahasa
dan subjek tertentu.9
Sulistyo Basuki mengungkapkan terkait personalia yang dapat
mempertimbangkan pemilihan buku mencakup:10
a. Pustakawan
b. Spesialis subjek termasuk guru
c. Toko buku
d. Anggota komisi perpustakaan
e. Anggota lain

E. Peran Mahasiswa dalam Proses Seleksi Materi


Setiap perpustakaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda.
Peraturan dan ketentuan tentang pengorganisasian seleksi bahan pustaka atau
siapa yang berhak melakukan seleksi tergantung dari tipe perpustakaan yang
bersangkutan dan struktur organisasi didalamnya. Pada dasarnya yang
membedakan proses seleksi bahan pustaka di setiap perpustakaan adalah adalah
adanya tugas dan tujuan yang berbeda dari setiap perpustakaan yang bersangkutan
serta komunitas pemakai yang dilayaninnya.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan pusat dari kegiatan penelitian
yang ada di perguruan tinggi. Koleksi yang relevan dan mutakhir merupakan salah
satu alasan para peneliti menggunakan perpustakaan sebagai tempat utama
menemukan informasi yang berguna bagi penelitiannya. Para peneliti tersebut
terdiri dari dosen dan mahasiswa yang melakukan penelitian, baik itu untuk
menyelesaikan tugas maupun alasan lainnya, namun yang pasti mereka
membutuhkan informasi yang udah ditemukan, relevan, dan terkini. Penyelesaian
tugas seperti skripsi, tesis, dan disertasi merupakan penelitian akhir yang menjadi
syarat mahasiswa untuk mendapatkan gelar sesuai jurusan yang dipelajarinya.
Mahasiswa tingkat akhir atau mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir
merupakan salah satu jenis pemustaka yang mendominasi penggunaan bahan
informasi di perpustakaan. Mereka membutuhkan referensi dan berbagai sumber
9 Evans, G. Edward and Margaret Zarnosky, Developing Library and Information Center

Collections, (United State of America: Library Unlimited: 2005), h. 74

10 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu., h. 430

7
terkait bidang yang mereka teliti. Mahasiswa tersebut datang dari berbagai macam
fakultas dan jurusan yang ada di perguruan tinggi, yang mempunyai bermacam-
macam subjek informasi yang terkadang tidak ter-cover oleh perpustakaan.
Ungkapan no body is perfect adalah perlu dipertimbangkan dalam penyeleksian
bahan pustaka. Maka untuk itu perpustakaan harus meminimalisir kesenjangan
antara kebutuhan pemustaka dengan koleksi pustaka yang ada. Untuk mengatasi
masalah tersebut, sebuah perpustakaan harus mengorganisasikan selektor bahan
pustaka secara matang. Kualitas suatu perpustakaan tidak hanya dapat diukur
dengan jumlah buku ataupun koleksi yang dimilikinya tetapi juga sejauh
mana kelengkapan, relevansi dan pemanfaatan koleksi dipergunakan oleh
pengguna pustaka. Pengguna pustaka erat hubungannya dengan induk instansi
yang melindunginya, misalnya Perpustakaan Perguruan Tinggi penggunanya
adalah Dosen, Peneliti, Pegawai dan Mahasiswa sebagai pengguna utama.
Sehingga buku dan koleksi lain harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna
pustaka tersebut. Sebagaimana dimaklumi bahwa koleksi Perpustakaan
Perguruan Tinggi secara umum adalah buku wajib, buku anjuran, referensi, dan
koleksi lain yang relevan dengan disiplin ilmu lembaga yang menaunginya
sesuai dengan fungsinya.
Selektor tersebut yang menentukan arah, tujuan, dan kualitas bahan
pustaka yang disajikan kepada pemustaka. Selanjutnya menurut Siregar, yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pustaka antara lain:11
1. Pemilihan buku dapat dilakukan berdasarkan saran pengguna perpustakaan.
2. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu pemilihan
buku seperti:katalog penerbit, bibliografi dan abstrak.
3. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan mengevaluasi bukumya secara
langsung melalui contoh yang dikirim oleh penerbit untuk diperiksa oleh
perpustakaan.
4. Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku dari kelompok atau
media ko munikasi.

11 A. Ridwan Siregar, Aspek-aspek Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi,

(Medan: USU, 1998), h. 10.

8
Siregar mengurutkan pengadaan bahan pustaka berdasarkan saran
pemustaka pada peringkat pertama. Tujuan pengadaan bahan pustaka di
Perguruan Tinggi adalah untuk menyediakan bahan pustaka selengkap-lengkapnya
dan mutakhir untuk dapat digunakan oleh mahasiswa dalam kegiatan penelitian.
Dalam penentuan koleksi yang akan diadakan sebaiknya mengikutsertakan para
pengunjung untuk melakukan seleksi bahan pustaka yang akan diadakan, dalam
hal ini yaitu mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Mahasiswa yang
berkontribusi sebaiknya dipilih secara cermat, seperti mahasiswa tingkat lanjut
(Strata 2 atau Strata 3) yang dinilai sudah kompeten dan dengan kriteria tertentu
untuk memberikan pendapat terkait koleksi buku yang perlu dan
direkomendasikan untuk diadakan.
Pada umumnya mahasiswa dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
berdasarkan jenjang pendidikan yang ditempuhnya, yaitu mahasiwa Diploma (DI,
DII, DIII, DIV), mahasiwa Sarjana (S1), dan mahasiwa Pascasarjana yang dibagi
menjadi program Magister (S2) dan program Doktor (S3). Masing-masing
kelompok memiliki kompetensi yang berbeda-beda. Mahasiswa tingkat Diploma
lebih diarahkan kepada kompetensi teknis dan operasional, mahasiswa pada
jenjang Sarjana lebih diarahkan kepada kompetensi manajerial, sedangkan
mahasiswa pada program Pascasarjana, kompetensi yang diharapkan adalah lebih
kearah pengembangan suatu model atau sistem, serta kemampuan dalam
mensintesis ilmu.12 Terkait keikutsertaan mahasiswa dalam penyeleksian bahan
pustaka, perpustakaan diharapkan dapat memberikan ruang bagi mahasiswa untuk
menyuarakan pendapatnya tentang buku-buku yang diharapkan ada di
perpustakaan. Perpustakaan dapat membagikan angket atau memberikan sebuah
format berisi koleksi tambahan yang dapat ditulis mahasiswa untuk memberikan
masukkan ke perpustakaan dalam hal pengadaan buku. Wawancara yang
dilakukan oleh Kay Ann Cassell kepada Robert Sewell, seorang Assosiasi
Manajemen dan Pengembang Koleksi di Perpustakaan Universitas Rutgers, New
Jersey mengungkapkan bahwa dalam menyeleksi bahan pustaka perpustakaan

12 Dani Arisandi, Intensi Berwirausaha Mahasiswa Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor, (Bogor: Repository IPB, 2016), h. 5.

9
universitas memberikan ruang bagi mahasiswa strata 2 untuk memberikan
masukkan tentang koleksi yang akan diadakan.13 Wawancara ini dilakukan pada
tahun 1997 yang merupakan tahun dimana perpustakaan belum menjamur seperti
sekarang Indonesia. Perpustakaan tersebut sudah mempunyai pandangan yang
jauh ke depan, hal tersebut dapat kita lihat dari bagaimana kebijakan teori yang
perpustakaan terapkan.
Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan
karena berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan. Suatu
perpustakaan tidak akan ada artinya bila koleksi yang tersedia tidak tersedia sesuai
dengan kebutuhan pemakainya. Semua bahan pustaka di perpustakaan perguruan
tinggi hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar, dan perlu
dikembangkan dengan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas buku. Salah satu
inovasinya adalah dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penentuan bahan
pustaka yang akan dibeli. Pemilihan buku mencoba mengetahui masyarakat
pembaca seperti:14
a. Siapakah masyarakat pembaca itu?
b. Bagaimanakah kebiasaan baca mereka?
c. Apakah tujuan menggunakan perpustakaan?
d. Mengapa ada anggota yang tidak pernah menggunakan perpustakaan?
e. Media apakah yang mereka gunakan untuk memperoleh informasi,
pedidikan, kreasi, dan inspirasi?
Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan hal yang perpustakaan
pertimbangan ketika melakukan penyeleksian bahan pustaka. jawaban yang tepat
dapat tercapai jika yang menjawab pertanyaan tersebut adalah pemustaka itu
sendiri. Masukkan dari mahasiswa merupakan informasi penting yang berisi
kebutuhan-kebutuhan pemustaka. Bukankah setiap perpustakaan melakukan
segala kegiatannya berorientasi pada pengguna perpustakaan. Selain data
kebutuhan pemustaka dapat dilihat dari data meja sirkulasi, perpustakaan akan

13 Kay Ann Cassell, (1997),"Interview with Robert Sewell, Associate University Librarian for

Collection Development and Management, Rutgers University, New Brunswick, New Jersey",

Collection Building, Vol. 16 Iss 4 pp. 185 187.

14 Sulistyo Basuki, Pengantar...., h. 427

10
dapat mengenal lebih baik kebutuhan tersebut jika berinteraksi secara langsung
dengan pengguna perpustakaannya.
F. Simpulan
Penyeleksian merupakan salah satu hal yang fundamental untuk
menentukan kualitas perpustakaan perguruan tinggi. Cara seleksi dan selektor
yang baik mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas koleksi. Untuk
mendapatkan koleksi yang sesuai kebutuhan pemustaka, perpustakaan perlu
memberikan ruang pada pemustaka untuk memberikan pendapatnya tentang
koleksi yang ingin diadakan. Mahasiswa merupakan pemustaka yang
mendominasi penggunaan perpustakaan, perlu untuk diikutsertakan pada proses
pengembangan koleksi, khusunya penyeleksian. Keikutsertaan mahasiswa dapat
menjadi tolak ukur kebutuhan dan kepuasan pemustaka akan informasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

A. Ridwan Siregar, 1998, Aspek-aspek Pengembangan Perpustakaan Perguruan


Tinggi, Medan: USU.
Dani Arisandi, Intensi Berwirausaha Mahasiswa Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor, Bogor: Repository IPB, 2016.
Evans, G. Edward and Margaret Zarnosky, Developing Library and Information
Center Collections, United State of America: Library Unlimited: 2005.
Harold V. Bonny, A Manual of Practical Book Selection for Public Libraries, The
Library Quarterly: Information, Community, Policy, Vol. 10, No. 1, London:
Grafton, 1939.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata kunci Seleksi
Lasa HS, Manajemen Perpustakaan, Yogyakarta: Gama Media, 2005
Opong Sumiati, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2013.
Peggy Jhonson, Fundamental of Collection Development and Management,
United State: ALA, 2009.
Putu Laxman Pendit, Pengembangan Koleksi Perpustakaan di Era Digital,
Jakarta: Sagung Seto, 2007.
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1991.

Jurnal
Kay Ann Cassell, (1997),"Interview with Robert Sewell, Associate University
Librarian for Collection Development and Management, Rutgers University,
New Brunswick, New Jersey", Collection Building, Vol. 16 Iss 4 pp. 185
187.

12

Anda mungkin juga menyukai