Anda di halaman 1dari 7

Rincian Tugas dan Tanggung Jawab

Pengelola Perpustakaan
Kepala Perpustakaan

1. Membuat perencanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan pada awal


tahun ajaran.

2. Mendayagunakan semua sumber yang ada .

3. Mengadakan koordinasi dan pengawasan terhadap semua kegiatan perpustakaan

4. Mengadakan pembinaan terhadap anggota pustaka

5. Membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu sehubungan dengan pembinaan


dan pengembangan perpustakaan.

6. Melakukan kerjasama dengan perangkat sekolah untuk meningkatkan efesiensi dan


efektifitas kegiatan perpustakaan.

7. Mengadakan penilaian terhadap penyelenggaraan perpustakaan.

8. Mengadakan hubungan kerja sama dengan pihak luar / perpustakaan lain dalam
upaya pengembangan perpustakaan

9. Membuat laporan kegiatan perpustakaan pada akhir tahun ajaran.


Pelayanan Teknis

1. Merencanakan dan melakukan pengadaan bahan-bahan pustaka sesuai dengan


kebutuhan.

2. Mengiventarisasi bahan-bahan pustaka ke dalam buku induk dan buku iventaris.

3. Mengklasifikasikan bahan-bahan pustaka menurut  sistem klasifikasi tertentu.

4. Mengkatalog dan melabel  buku-buku perpustakaan sekolah


5. Membuat perlengkapan buku (kartu buku, barkot, slip tanggal)

6. Menyusun koleksi/ bahan-bahan pustaka di rak menurut peraturan yang berlaku.


Pelayanan Pembaca/Sirkulasi

1. Melayani peminjaman buku-buku

2. Melayani pengembalian buku-buku yang telah dipinjam

3. Memberikan pelayanan bimbingan belajar

4. Mengadakan pembinaan minat baca

5. Memberikan bantuan informasi kepada semua pihak.

6. Menyusun koleksi/ bahan-bahan pustaka menurut peraturan yang berlaku


Pelayanan Pustaka Maya (TIK)

1. Mendukumentasikan bahan ajar (power point), perangkat pembelajaran guru.

2. Mendukumentasikan, PTK guru dan karya tulis siswa yang dikutsertakan dalam
lomba

3. Melengkapi Pustaka Maya dengan buku digital, bahan ajar (Materi) berupa bank
informasi sesuai dengan kebutuhan guru.

4. Mempublikasikan karya siswa dan guru, aktifitas sekolah di Web Sekolah

5. Memberikan pelayanan dan bimbingan pada  pemakai Pustaka Maya

6. Menata koleksi pustaka dalam server Pustaka Maya sehingga mudah ditemukan.
:
Menjadi Pustakawan Sekolah: Tugas
dan Kendala yang Dihadapi
Tulisan dari Erna Hidayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perbesar

Perpustakaan "RANTJA" SMPN 1 Magelang

Mendengar kata pustakawan sekolah masih banyak orang yang


berasumsi bahwa orang yang selalu berkutat dengan buku paket mata
pelajaran sekolah. Ada juga yang beranggapan sebagai penjaga buku
dan penjaga perpustakaan. Profesi pustakawan khususnya
pustakawan sekolah cenderung masih dianggap sebelah mata oleh
sebagian masyarakat awam serta oleh kalangan akademisi.
Masyarakat lebih mengenal pustakawan dengan sebutan pegawai
perpustakaan, penjaga perpustakaan atau penjaga buku. Sebutan
tersebut bukan tanpa alasan, hal ini karena profesi pustakawan belum
begitu dikenal di masyarakat pada umumnya.
ADVERTISEMENT

Paradigma yang berkembang di masyarakat menganggap bahwa


seorang pustakawan adalah orang yang menjaga buku maupun
menjaga perpustakaan. Tetapi paradigma ini tidak akan terus
terbentuk apabila pustakawan itu sendiri dapat melakukan
pekerjaannya secara profesional. Seorang pustakawan harus bersikap
aktif dan responsif terhadap kebutuhan pemustaka. Selain itu juga
harus dapat bekerja secara kreatif dan inovatif.
Pustakawan Sekolah
Pengertian pustakawan dalam hal ini adalah seorang yang
menyelenggarakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya
berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan (Kode Etik
Pustakawan, 1998:1). Maka dari itu pustakawan sekolah adalah orang,
yang bertugas menyelenggarakan dengan mengelola dan menjalankan
fungsi perpustakaan sekolah sesuai aspek dan kaidah yang berlaku
sehingga perpustakaan sekolah dapat berfungsi dengan baik.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah bahwa setiap perpustakaan sekolah/madrasah
memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaan
sekolah/madrasah yang berkualitas SMA atau yang sederajat dan
bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah
dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pada saat ini masih banyak perpustakaan sekolah yang belum
mempunyai pustakawan yang bertugas untuk mengelola
perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang belum mempunyai
pustakawan biasanya dikelola oleh guru. Selain itu jabatan kepala
perpustakaan sekolah juga ditempati oleh guru mata pelajaran yang
belum mencukupi jam mengajarnya sebagai salah satu syarat
mendapatkan tunjangan sertifikasi.
Seorang pustakawan sekolah harus mempunyai dasar bekerja cerdas
dan kreatif. Bekerja cerdas yaitu pustakawan harus cerdas apabila
pemustaka bertanya tentang suatu informasi, sehingga pustakawan
sekolah dapat memberikan jawaban kepada pemustaka sesuai dengan
kebutuhan informasinya. Dengan demikian pemustaka akan merasa
puas dan senang kebutuhan informasinya terpenuhi. Untuk menjadi
cerdas seorang pustakawan harus selalu mengupdate informasi
tentang segala hal baik itu ilmu pengetahuan, teknologi maupun berita
yang sedang ngetrend di kalangan masyarakat.
Seorang pustakawan sekolah juga harus dapat bekerja secara kreatif
untuk mengembangkan perpustakaan agar tidak ditinggalkan oleh
pemustakanya. Pustakawan sekolah sebagai pengelola perpustakaan
harus dapat menciptakan suasana yang berbeda untuk menarik agar
pemustaka senang berkunjung ke perpustakaan.
Tugas Pustakawan Sekolah
Tugas utama pustakawan sekolah sebagai tenaga profesional adalah
sebagai pengorganisasi bahan-bahan pustaka bagi pemenuhan
kebutuhan belajar-mengajar dan sebagai pembimbing tentang cara-
cara bagaimana menggunakan bahan pustaka untuk kepentingan
belajar dan mengajar.
Pada dasarnya tugas pustakawan sekolah berhubungan dengan tujuan
dan fungsi perpustakaan sekolah itu sendiri. Pustakawan sekolah
harus bisa bekerja agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat
terealisasi. Selain itu, acuan pustakawan sekolah dalam bekerja yaitu
visi dan misi dari perpustakaan sekolah yang dikelola. Biasanya visi
dan misi perpustakaan sekolah berkaitan erat dengan visi dan misi
sekolah yang telah ditetapkan.
Tugas pustakawan sekolah antara lain mengembangkan dan mengolah
bahan koleksi perpustakaan sehingga siap untuk digunakan oleh
pemustaka. Ada tiga macam kegiatan pengembangan dan pengolahan
bahan koleksi perpustakaan. Ketiga macam kegiatan tersebut adalah
pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka, serta perawatan
koleksi.
Pengembangan koleksi yaitu kegiatan untuk pengadaan koleksi bahan
pustaka mulai dari seleksi bahan pustaka yang akan dibeli, pemesanan
bahan pustaka, penerimaan bahan pustaka dan yang terakhir
memeriksa kesesuaian bahan pustaka yang dibeli tersebut. Bahan
pustaka yang sudah diadakan harus segera diolah untuk dapat
dimanfaatkan oleh pemustaka. Tujuan kegiatan pengolahan bahan
pustaka adalah membuat sarana temu kembali sehingga
mempermudah kemungkinan pemustaka menemukan kembali koleksi
bahan pustaka yang diperlukan melalui sistem temu kembali.
Untuk kegiatan pengolahan bahan pustaka meliputi inventarisasi,
klasifikasi, katalogisasi, memberikan kelengkapan fisik bahan pustaka
serta penempatan bahan pustaka di rak. Adapun kegiatan perawatan
koleksi antara lain penyampulan, penjilidan, reproduksi, fumigasi
serta penyiangan. Tujuannya adalah agar bahan koleksi perpustakaan
dapat terjaga dan tidak mengalami kerusakan dalam jangka waktu
yang lama.
Selain mengembangkan dan mengolah bahan koleksi perpustakaan,
pustakawan sekolah bertugas dalam bidang layanan pemustaka.
Layanan pemustaka adalah layanan yang bersentuhan langsung
dengan pemustaka yang meliputi semua warga sekolah bisa juga
dengan masyarakat sekitar ataupun wali murid dari siswa yang ada di
sekolah tersebut. Tugas pustakawan sekolah dalam bidang layanan
pemustaka antara lain adalah layanan bimbingan pemustaka, layanan
sirkulasi, layanan referensi, layanan bimbingan membaca di
perpustakaan, layanan bimbingan literasi informasi, layanan wajib
kunjung perpustakaan, layanan bercerita, layanan audio visual, serta
promosi perpustakaan.
Perpustakaan sebaiknya mengikuti perkembangan kemajuan
teknologi informasi untuk memudahkan proses pekerjaan dan
meningkatkan mutu pelayanan. Penggunaan teknologi informasi
dalam perpustakaan disebut dengan otomasi perpustakaan ( library
automation system). Maka dari itu pustakawan sekolah mempunyai
tugas dalam bidang layanan teknologi informasi. Tugas pustakawan
sekolah tersebut yaitu pengadaan sistem serta layanan otomasi
perpustakaan dan layanan otomasi perpustakaan. Pengadaan sistem
otomasi mulai dari perencanaan sistem yang akan digunakan, instalasi
perangkat keras, jaringan, serta perangkat lunak. Selanjutnya harus
ada pelatihan cara penggunaan perangkat lunak tersebut. Untuk ke
depannya perlu adanya perawatan terhadap sistem otomasi dan
jaringan komputer tersebut.
Adapun layanan otomasi perpustakaan yaitu dengan menyediakan
katalog online, penyediaan koleksi ebook, serta bimbingan pemustaka
apabila kesulitan dalam menggunakan sistem otomasi perpustakaan.
Kendala Yang Dihadapi Pustakawan Sekolah
Semua profesi suatu pekerjaan pasti mempunyai kendala atau
masalah yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya. Apapun itu
kendalanya kita harus tetap menghadapi dan menjalaninya.
Pustakawan sekolah dalam menjalani tugasnya sehari-hari pastilah
menemui kendala juga. Kendala yang biasa dihadapi oleh pustakawan
sekolah dalam mengelola perpustakaan merupakan masalah klasik.
Permasalahan ruang perpustakaan yang masih terbatasnya, masalah
dana anggaran perpustakaan, serta terbatasnya sumber daya
pustakawan itu sendiri.
Perpustakaan sekolah seharusnya mempunyai beberapa ruang untuk
disebut ideal. Ada ruang koleksi, ruang baca, ruang referensi, ruang
audio visual atau multimedia, ruang sirkulasi dan gudang. Pustakawan
sekolah mempunyai tantangan agar dapat mewujudkan perpustakaan
dengan yang mempunyai ruang-ruang tersendiri. Tetapi hal ini sangat
sulit karena sebuah sekolah juga memerlukan ruang yang banyak
untuk dijadikan kelas, laboratorium, aula bahkan lapangan sebagai
fasilitas untuk siswa.
Pustakawan sekolah juga menghadapi masalah di bidang dana
anggaran perpustakaan. Dalam menyusun anggaran dana
perpustakaan, pustakawan pastilah sudah mengevaluasi kebutuhan
perpustakaan sekolah. Tetapi masih banyak perpustakaan sekolah
yang dana anggarannya hanya untuk pembelian buku paket saja.
Menurut UU Perpustakaan 43/2007 khususnya Pasal 23 ayat 6
menyatakan bahwa sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling
sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau
belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk
pengembangan perpustakaan. Dana anggaran perpustakaan kalau
hanya untuk membeli buku paket saja berarti alokasi dana
perpustakaan masih sangat minim di bawah 5%. Dan pada dasarnya
buku paket bukan termasuk koleksi bahan pustaka perpustakaan
sekolah.
Kendala yang terakhir dihadapi adalah minimnya sumber daya
pustakawan itu sendiri. Sebagian besar perpustakaan sekolah hanya
mempunyai seorang pustakawan dalam mengelola perpustakaan.
Dengan terbatasnya tenaga pustakawan sekolah maka proses kegiatan
yang ada di perpustakaan juga akan terbatas. Banyaknya pekerjaan
yang ada di perpustakaan tidak berbanding lurus dengan jumlah
sumber daya manusia, jika sebuah perpustakaan hanya memiliki
seorang pustakawan sekolah.
Dengan demikian, sebagai seorang pustakawan sekolah kita harus
dapat bekerja secara profesional, kompeten, kreatif serta inovatif. Kita
harus bisa mengubah paradigma masyarakat dengan menunjukkan
bahwa seorang pustakawan juga bisa bekerja secara profesional tidak
hanya sebagai penjaga perpustakaan maupun penjaga buku. Alangkah
baiknya juga apabila kita sebagai pustakawan sekolah juga mampu
berprestasi.

Anda mungkin juga menyukai