Penerapan teknologi ini dirasa cukup penting bagi perpustakaan. Maka dari itu,
perpustakaan sedapat mungkin harus mengadaptasi perkembangan teknologi ke dalam
perpustakaan. Penerapan teknologi ini dapat meliputi penerapan teknologi pada pengolahan
informasi atau bahan pustaka, pada layanan sirkulasi, maupun pada kegiatan rumah tangga
perpustakaan lainnya (Rahmawati, 2017). Dengan demikian, layanan informasi yang
diberikan perpustakaan kepada pemustakaakan berjalan dengan maksimal karena adanya
teknologi informasi tersebut. Dalam layanan sumber informasi peran teknologi informasi
ialah sebagai penunjang pelayanan tersebut. Karena pada era teknologi ini perpustakaan tidak
dapat dipungkiri jika penggunaan teknologi berperan penting dan dapat membantu
meringankan tugas dari petugas perpustakaan salah satunya dalam automasi pengelolaan.
Menurut (Hutama & Rohmiyati, 2013a), automasi merupakan penerapan teknologi informasi
pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif dan efisien. Bidang pekerjaan
yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan,
inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain
sebagainya. Sistem automasi perpustakaan umumnya memiliki tiga bagian yang diantaranya
pangkalan data, user/pengguna dan perangkat automasi. Setiap perpustakaan pasti tidak akan
terlepas dari proses pengelolaan koleksi. Tujuan dari proses ini untuk memperoleh data dari
semua koleksi yang dimiliki dan kemudian mengorgani-sirnya dengan menggunakan kaidah-
kaidah ilmu perpustakaan. Sebuah sistem automasi juga tidak dapat terlepas dari pengguna
sebagai penerima layanan dan seorang atau beberapa operator sebagai pengelola system.
Sedangkan perangkat automasi yang dimaksud adalah perangkat atau alat yang diguanakan
untuk membantu proses automasi (Subrata, 2009).
METODE
Untuk mencapai tujuan kegiatan asistensi mengajar pada bidang administrasi, mahasiswa
menggunakan metode sebagai berikut (Akbar et al., 2020).
Dalam hal ini, pengorganiasian perpustakaan sekolah di SDN Kauman 2 Kota Blitar
dinaungi langsung oleh kepala sekolah, dilanjutkan dengan struktur yang mencangkup kepala
perpustakaan, layanan pemustaka oleh tenaga perpustakaan yang secara khusus menangani
pengelolaan perpustakaan sekolah. Selain itu, layanan teknis dan layanan teknologi informasi
dan komunikasi belum tersedia di sekolah ini. Program kerja sudah tertera pada papan
program kerja. Selain itu pengaturan ruang perpustakaan rak buku, meja tempat baca siswa,
perlengkapan administrasi berupa buku hadir dan sirkulasi buku daftar peminjam sudah
terorganisasi namun masih dalam system manual. Pengorganisasian buku yang masih dalam
sistem manual ini membuat tenaga teknis membutuhkan waktu lama dalam
pengorganisasiannya, sehingga banyak koleksi buku yang belum didata dan ditata pada rak
buku. Selain itu sarana prasarana perpustakaan masih cukup bagus. Mulai dari kondisi
bangunan, rak buku, lemari, meja, kursi masih bagus dan layak.
Dengan demikian dalam pengadaan bahan pustaka yang menjadi sumber utama dalam
melancarkan proses belajar mengajar di sekolah yaitu dalam pengadaan harus melalui
mekanisme yang ada dimana prosesnya diatur oleh pos operasional standar dalam hal ini
pengadaan bahan pustaka dapat dianggarkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dimana anggaran ini masuk dalam kategori anggaran pengadaan sarana dan prasarana yang
salah satunya adalah perpustakaan. Selain BOS ada juga Dana Alokasi Khusus (DAK)
pendidikan. DAK merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada
daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah tertentu dan
sesuai dengan prioritas nasional (Pasal: 23. UU No 33 tahun 2004) yang dapat digunakan
untuk pembangunan perpustakaan. Dalam hal ini SDN Kauman 2 Kota Blitar dalam
membuat kebijakan dalam pengelolaan pelaksanaan perpustakaan dilakukan oleh kepala
sekolah dan bendahara. Sementara pendanaannya didapatkan dari BOS dan DAK yang
didapat dari Dinas Pendidikan setempat.
Gambar. 1
Dalam tampilan awal ini langkah pertama sebelum masuk pada sistem terlebih dahulu
memasukkan username dan password.
Gambar. 2
Pada gambar 2 ini merupakan tampilan halaman muka yang ada pada sistem automasi
berbasis web ini. Pada halaman ini berisikan beragam icon manajemen pengeroganisasian
perpustakaan.
Gambar. 3
Selanjutnya pada gambar 3 merupakan icon anggota. Pada ikon ini jika kita klik kita dapat
menambahkan anggota perpustakaan. Dimana anggota perpustakaan yang dapat kita
masukkan yaitu seluruh siswa SDN Kauman 2 Kota Blitar.
Gambar. 4
Pada menu icon buku yang sesuai dengan pada contoh gambar 4 tersebut kita dapat
melakukan pengorganisasian buku. Dalam hal ini bisa ditambahkan buku yang akan didata
secara online. Untuk data buku yang harus dimasukkan dalam sistem automasi ini meliputi
judul buku, pengarang, penerbit, ISBN, Tahun, Stok buku, kategori dan Rak yang ada pada
perpustakaan.
Gambar. 5
Gambar 5 ini menunjukan icon menu transaksi. Pada icon transaksi ini terbagi menjadi
beberapa menu pilihan lagi antara lain peminjam buku, pengembalian buku, dan pendapatan
perpus. Untuk pendapatan perpus ini dapat diperoleh dari siswa yang telah melewati batas
peminjaman buku sehingga mendapatkan denda.
Gambar. 6
Pada gambar 6 ini menunjukan icon menu master. Pada icon master ini terbagi menjadi
beberapa menu pilihan antara lain kategori buku, rak buku, denda.
Gambar. 7
Pada gambar 6 ini menunjukan icon menu cetak. Dalam ikon cetak ini kita dapat mencetak
buku berdasarkan kategori, mencetak anggota berdasarkan status, mencetak pendapatan
perbulan.
Jadi hal tersebut merupakan icon menu yang ada pada sistem automasi. Dalam sistem
automasi tersebut pengorganisasian yang dibutuhkan dalam perpustakaan tersebut sudah
tersedia dengan beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan. Untuk penggunaan sistem
automasi web secara online ini cukup mudah. Sehingga seorang pengelola perpustakaan
dapat dengan mudah dan cepat melakukan pengorganisasian buku sehingga tidak
membutuhkan waktu yang lama lagi dalam pendataan buku. Pengelola perpustakaan menjadi
tidak manual lagi dalam pendataan buku dan semua pendataan dapat tersusun dan tertata
secara rapi berdasarkan kategorinya secara online. Namun meskipun pendataan secara online
jika membutuhkan dalam bentuk fisik juga dapat secara mudah mencetak semua data yang
ada.
Simpulan
Berdasarkan hasil observasi di SDN Kauman 2 Kota Blitar, maka dengan semakin
berkembangnya teknologi kita dapat dengan memudah memanfaatkan suatu teknologi yang
ada dengan tujuan penggunaan teknologi ini mempercepat dan mempermudah kita dalam
melakukan pengorganisasian dan automasi perpustakaan web secara online. Untuk dapat
memenuhi tuntutan dan kebutuhan pemakainya tentunya diperlukan sebuah pengembangan
automasi perpustakaan yang mana dapat diakses secara online juga dapat diperoleh pendataan
ganda berupa cetak.
Saran
Dengan adanya observasi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pendidik agar
dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan dan memperhatikan kondisi sebuah perpustakaan
dengan tujuan menjadi suatu perpustakaan sekolah yang ideal serta untuk penggunaan
automasi perpustakaan web sebagai sistem automasi pengelolaan perpustakaan ini memberi
manfaat yang lebih baik dan mampu meningkatkan pendetaan buku sehingga menjadi
meningkatkan minat baca untuk siswa dan guru. Selain itu observasi ini dapat dijadikan
sebagai acuan bagi observer selanjutnya agar dapat melakukan observasi sejenis dan
mengembangkan menjadi lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, A., Andarias, S. H., & Husnia, W. O. (2020). Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan
(Otomasi Perpustakaan) Di Sdn 1 Wameo Kecamatan Batupoaro Kota Baubau. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI, 4(1), 159–168.
https://doi.org/10.35326/pkm.v4i1.638
Hutama, A. S., & Rohmiyati, Y. (2013a). Pengaruh Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan
Izylib Terhadap Kualitas Layanan di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal
Ilmu Perpustakaan, 2(2), 3.
Hutama, A. S., & Rohmiyati, Y. (2013b). Pengaruh Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan
Izylib Terhadap Kualitas Layanan Di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal
Ilmu Perpustakaan, 2.
Iztihana, A., & Arfa, M. (2020). Peran Pustakawan MTs N 1 Jepara dalam Upaya
Mengembangkan Minat Kunjungan Siswa pada Perpustakaan. Ilmu Perpustakaan, 9(1),
93–103.
Sitohang, H. T. (2018). Sistem Informasi Pengagendaan Surat Berbasis Web Pada Pengadilan
Tinggi Medan. Journal Of Informatic Pelita Nusantara, 3.
Soetaminah. (1992). Perpustakaan, Kepustakaan, dan Pustakawan. Kanisius.