Anda di halaman 1dari 12

AUTOMASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SDN KAUMAN 02 KOTA BLITAR

Ilfa Latifatuz Zuhriyah, Shalis Putri Permatasari


Universitas Negeri Malang
Jl Semarang 5 Malang 65145
Email: siti.masula.fip@um.ac.id,
ilfa.latifatuz.1901516@students.um.ac.id,shalis.putri.1901516@students.um.ac.id

Abstrak: Perpustakaan merupakan jantung bagi suatu sekolah, instansi,


universitas, institusi dan badan korporasi lainnya. Kata perpustakaan sudah
seringkali didengar oleh khalayak banyak. Oleh karena itu, sudah dapat
dipastikan bahwa peran dari perpustakaan sangatlah penting bagi semua
lapisan masyarakat. Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang
diselenggarakan oleh sekolah untuk menunjang program belajar di sekolah.
Perpustakaan sekolah dasar memiliki fungsi utama sebagai sarana yang
dapat membantu mencapai tujuan sekolah yaitu agar peserta didik memiliki
ilmu pengetahuan yang kukuh dan terampil penggunaannya. Sekarang ini,
pengelolaan perpustakaan masih dilakukan dengan pendataan secara manual
dengan menuliskan data buku satu persatu kedalam buku. Salah satunya
adalah pada SDN Kauman 02 Kota Blitar. Melihat kondisi tersebut,maka
dilakukanlah pengorganisasian pengelolaan perpustakaan di SDN Kauman
02 Kota Blitar baik dari segi organisasi maupun kondisi perpustakaan yang
terdiri dari pengaturan ruang perpustakaan rak buku, meja tempat baca
siswa, perlengkapan administrasi berupa buku hadir dan sirkulasi buku
daftar pinjam.

Kata kunci: Perpustakaan sekolah, automasi web

Perpustakaan Perpustakaan berkaitan erat dengan kegiatan membaca buku, budaya


membaca maupun minat baca masyarakat. Berbagai upaya dilakukan oleh berbagai pihak,
baik pemerintah maupun swasta untuk terus mendorong, mengembangkan dan meningkatkan
budaya dan minat membaca masyarakat, mulai dari lingkup pendidikan prasekolah hingga
perguruan tinggi (Putra, 1945). Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan
penunjang kegiatan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Melalui perpustakaan sekolah siswa dapat
mendidik dirinya secara berkesinambungan, dan dapat menumbuhkan minat baca (Iztihana
& Arfa, 2020). Menurut (Mangnga, 2015) perpustakaan merupakan salah satu penunjang
dalam meningkatkan sumber belajar dan juga sebagai sarana dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa di bidang pendidikan. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau
lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun
bukan berupa buku yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat
digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. Perpustakaan sekolah didirikan
dengan tujuan utama sebagai pendungkung terselenggaranya proses belajar peserta didik.
secara khusus tujuan dari perpustakaan sekolah adalah mendorong proses penguasaan teknik
membaca, membantu menulis kreatif, menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan
membaca, menyediakan berbagai macam sumber informasi, mendorong minatbaca,
memperkaya pengalaman dengan membaca buku yang disediakan oleh perpustakaan, dan
mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca (Yuliarti As, 2017).

Penerapan teknologi ini dirasa cukup penting bagi perpustakaan. Maka dari itu,
perpustakaan sedapat mungkin harus mengadaptasi perkembangan teknologi ke dalam
perpustakaan. Penerapan teknologi ini dapat meliputi penerapan teknologi pada pengolahan
informasi atau bahan pustaka, pada layanan sirkulasi, maupun pada kegiatan rumah tangga
perpustakaan lainnya (Rahmawati, 2017). Dengan demikian, layanan informasi yang
diberikan perpustakaan kepada pemustakaakan berjalan dengan maksimal karena adanya
teknologi informasi tersebut. Dalam layanan sumber informasi peran teknologi informasi
ialah sebagai penunjang pelayanan tersebut. Karena pada era teknologi ini perpustakaan tidak
dapat dipungkiri jika penggunaan teknologi berperan penting dan dapat membantu
meringankan tugas dari petugas perpustakaan salah satunya dalam automasi pengelolaan.
Menurut (Hutama & Rohmiyati, 2013a), automasi merupakan penerapan teknologi informasi
pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif dan efisien. Bidang pekerjaan
yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan,
inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain
sebagainya. Sistem automasi perpustakaan umumnya memiliki tiga bagian yang diantaranya
pangkalan data, user/pengguna dan perangkat automasi. Setiap perpustakaan pasti tidak akan
terlepas dari proses pengelolaan koleksi. Tujuan dari proses ini untuk memperoleh data dari
semua koleksi yang dimiliki dan kemudian mengorgani-sirnya dengan menggunakan kaidah-
kaidah ilmu perpustakaan. Sebuah sistem automasi juga tidak dapat terlepas dari pengguna
sebagai penerima layanan dan seorang atau beberapa operator sebagai pengelola system.
Sedangkan perangkat automasi yang dimaksud adalah perangkat atau alat yang diguanakan
untuk membantu proses automasi (Subrata, 2009).

Keberadaan perpustakaan sekolah belum mendapat perhatian dikalangan masyarakat


bahkan dilingkungan pemerintah. Dengan demikian kondisi perpustakaan sekolah sangat
memprihatinkan, bahkan dibeberapa perpustakaan sekolah difungsikan sebagai pelengkap
tanpa ada pengawasan, dan pengelolaan yang serius. Salah satu perpustakaan sekolah yang
masih perlu dilakukan pengembangan adalah perpustakaan di SDN Kauman 02 Kota Blitar.
Permasalahan tersebut dapat dilihat dari pendataan buku perpustakaan yang masih manual
dengan mencatatnya melalui buku, perpustakaan yang ada masih memerlukan peningkatan
agar tidak memberatkan petugas perpustakaan dan juga peserta didik, serta pengorganisasian
buku yang masih berpencar tidak sesuai dengan jenisnya. Melihat kondisi tersebut,para
mahasiswa memandang perlu pengadaan pengelolaan perpustakaan melalui automasi secara
digital pada web php, MySQL di SDN Kauman 02 Kota Blitar.

METODE

Untuk mencapai tujuan kegiatan asistensi mengajar pada bidang administrasi, mahasiswa
menggunakan metode sebagai berikut (Akbar et al., 2020).

1. Metode penyuluhan, pada metode ini dimaksudkan untuk menyampaikan informasi


terkait pengaplikasian system automasi digital pengelolaan perpustakaan
menggunakan web php, MySQL dan alasan-alasan yang mendukung.
2. Metode Dialogis, dimaksudkan untuk tanya jawab dan diskusi tentang bagaimana
pengaplikasian sistem dan pengelolaan perpustakaan sekolah menggunakan web php,
MySQL.
3. Metode pelatihan, dimaksudkan untuk menenamkan kecakapan dan keterampilan
teknis dan praktis dalam pengaplikasian sistem dan pengelolaan perpustakaan sekolah
menggunakan web php, MySQL.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengorganisasian Perpustakaan SDN Kauman 2 Kota Blitar

Perpustakaan merupakan upaya memelihara dan Pengorganisasian perpustakaan di


SDN Kauman 2 Kota Blitar ditunjukkan dengan adanya struktur organisasi perpustakan
sekolah, pengorganisasian dalam hal ini merupakan langkah dari semua kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pengelolaan baik dari segi organisasi maupun kondisi perpustakaan yang
terdiri dari pengaturan ruang perpustakaan rak buku, meja tempat baca siswa, perlengkapan
administrasi berupa buku hadir dan sirkulasi buku daftar pinjam. Menurut Mahendra dkk
(2015) proses pengorganisasian suatu perpustakan akan berjalan dengan baik apabila
memiliki sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi, dan pengarahan pada langkah
tertentu. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian terus-menerus antara bagian dalam suatu
organisasi.

Dalam hal ini, pengorganiasian perpustakaan sekolah di SDN Kauman 2 Kota Blitar
dinaungi langsung oleh kepala sekolah, dilanjutkan dengan struktur yang mencangkup kepala
perpustakaan, layanan pemustaka oleh tenaga perpustakaan yang secara khusus menangani
pengelolaan perpustakaan sekolah. Selain itu, layanan teknis dan layanan teknologi informasi
dan komunikasi belum tersedia di sekolah ini. Program kerja sudah tertera pada papan
program kerja. Selain itu pengaturan ruang perpustakaan rak buku, meja tempat baca siswa,
perlengkapan administrasi berupa buku hadir dan sirkulasi buku daftar peminjam sudah
terorganisasi namun masih dalam system manual. Pengorganisasian buku yang masih dalam
sistem manual ini membuat tenaga teknis membutuhkan waktu lama dalam
pengorganisasiannya, sehingga banyak koleksi buku yang belum didata dan ditata pada rak
buku. Selain itu sarana prasarana perpustakaan masih cukup bagus. Mulai dari kondisi
bangunan, rak buku, lemari, meja, kursi masih bagus dan layak.

Pengelolaan Pelaksanaan Perpustakaan di SD Negeri Tunjung 01

Pelaksanaan perpustakaan menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan tujuan


mencerdaskan peserta didik dalam hal ini sekaligus menjadi bagian pokok dan penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Perpustakaan yang sebagai salah satu sarana penunjang kegiatan belajar mengajar , harus
senantiasa meningkatkan layanan kepada pengguna sehingga memberikan luaran yang baik
dalam pengajaran dan pendidikan siswa(Hutama & Rohmiyati, 2013). Pelaksanaan layanan
perpustakaan di SDN Kauman 2 Kota Blitar berupa (1) perpustakaan sebagai sumber belajar
siswa. (2) Bahan Pustaka perpustakaan sebagai kolesi dan menjadi sumber informasi. (3)
peminjaman koleksi buku perpustakaan.

Dengan demikian dalam pengadaan bahan pustaka yang menjadi sumber utama dalam
melancarkan proses belajar mengajar di sekolah yaitu dalam pengadaan harus melalui
mekanisme yang ada dimana prosesnya diatur oleh pos operasional standar dalam hal ini
pengadaan bahan pustaka dapat dianggarkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dimana anggaran ini masuk dalam kategori anggaran pengadaan sarana dan prasarana yang
salah satunya adalah perpustakaan. Selain BOS ada juga Dana Alokasi Khusus (DAK)
pendidikan. DAK merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada
daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah tertentu dan
sesuai dengan prioritas nasional (Pasal: 23. UU No 33 tahun 2004) yang dapat digunakan
untuk pembangunan perpustakaan. Dalam hal ini SDN Kauman 2 Kota Blitar dalam
membuat kebijakan dalam pengelolaan pelaksanaan perpustakaan dilakukan oleh kepala
sekolah dan bendahara. Sementara pendanaannya didapatkan dari BOS dan DAK yang
didapat dari Dinas Pendidikan setempat.

Permasalahan Pengelolaan Perpustakaan SDN Kauman 2 Kota Blitar

Berdasarkan hasil wawancara permasalahan yang muncul di Lembaga Perpustakaan


SDN Kauman 2 Kota Blitar yakni untuk pengorganisasian koleksi buku masih dilakukan
secara manual. Selain itu pada Perpustakaan SDN Kauman 2 Kota Blitar dalam
pengelolaannya masih kurang maksimal. Kualitas layanan pemustaka dapat tercapai jika
penerapannya didukung oleh teknologi informasi memadai. Peranan teknologi ini sangat
dibutuhkan adanya guna membantu pustakawan dalam mengelola sebuah informasi menjadi
cepat dan mudah (Paonganan, 2014). Dengan hal ini meskipun sudah terdapat seorang
pengelola perpustakaan yang sangat penting keberadaanya, pengelola tersebut dapat
menjadikan sebuah perpustakaan menjadi berfungsi secara optimal akan tetapi belum dapat
memanfaatkan teknologi yang berkembang. Seorang pengelola perpustakaan tentunya harus
memiliki sebuah kompetensi sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan
membuat pengguna bisa memperoleh informasi secara optimal dan memanfatkan berbagai
perkakas penelusuran yang tersedia (Kusumaningrum et al., 2019). Pada dasarnya peran yang
dilakukan oleh pengelola perpustakaan seperti merapikan koleksi rak, berperilaku ramah,
baik dan sopan terhadap pengguna termasuk siswa, seperti yang dikemukakan soeatminah,
bahwa dalam melayani pengguna harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk melayani
orang lain dengan ramah, baik, sopan, teliti, dan tekun (Soetaminah, 1992) dan selalu
mendeteksi koleksi yang rusak untuk diperbaiki sehingga koleksi tetap terjaga kondisi
fisiknya khususnya koleksi buku. Selain itu Hal tersebut berbanding terbalik dengan keadaan
yang semestinya. sehingga membuat perpustakaan tersebut yang banyak sekali koleksi
bukunya akan tetapi banyak buku-buku yang belum tertata dengan rapi, penyusunan bukunya
masih banyak yang tidak sesuai dengan judul maupun jenis koleksi. Selain itu juga terdapat
buku yang masih ada pada dalam sebuah karton buku dalam keadaan masih utuh. Begitu juga
dengan kondisi yang ada pada dalam ruangan perpustakaan yang masih belum dapat tertata
dengan rapi seperti masih banyak benda-benda maupun sebuah alat peraga yang berserakan
tidak sesuai dengan tempatnya. Sehingga daya guna perpustakaan ini dapat dikatakan belum
terlaksanakan secara optimal.

Untuk tujuan didirikannya perpustakaan sekolah itu sendiri menurut Mahendra,


(2015) adalah pertama, mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca
para siswa, kedua, membantu menulis kreatif siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan,
menumbuhkan minat baca siswa. Selain tujuan ada pula beberapa fungsi perpustakaan
sekolah yaitu pertama, fungsi edukatif. Keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada
perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa untuk
belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan,
sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya
lebih lanjut. Kedua fungsi informatif. Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang
bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan
guru. Melalui membaca berbagai bahan media bahan bacaan yang disediakan oleh
perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi
di dunia. Ketiga fungsi rekreasi, sebagai pelengkap memenuhi kebutuhan sebagian anggota
pengguna perpustakaan sekolah akan hiburan intelektual. Keempat fungsi riset atau
penelitian. Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya
kegiatan penelitian sederhana.

Rancangan Solusi untuk SDN Kauman 2 Kota Blitar

Dengan berbagai permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan diatas tentunya juga


menghambat jalan aktivitasnya kegiatan perpustakaan. Untuk dapat memenuhi tuntutan dan
kebutuhan seorang tenaga perpustakaan tentunya diperlukan sebuah system pengorganisasian
perpustakaan yakni Sistem Automasi Perpustakaan. Sistem automasi perpustakaan
merupakan cara atau sistem yang dibuat untuk membantu pekerjaan di perpustakaan dengan
bantuan alat atau mesin yakni komputer (Alfia, 2015). Penerapan teknologi informasi pada
administrasi perpustakaan dengan tujuan agar lebih efektif dan efisien. Sistem yang
diterapkan dalam perpustakaan SDN Kauman 2 Kota Blitar yakni Automasi Perpustakaan
Berbasis Web menggunakan PHP dan pengolahan database menggunakan MySQL. Menurut
Sitohang, (2018) keunggulan berbasis web ini yaitu mempermudah kinerja sehingga
meminimkan waktu agar lebih efisien. Manajemen pengelolaan perpustakaan berbasis system
automasi perpustakaan ini meliputi: (1) Pengelolaan anggota, (2) Inventarisasi, (3) klasifikasi,
(4) Pengelolaan Laporan, (5) Pengelolaan Koleksi (6) Layanan Sirkulasi. Menurut
(Marshella, 2014) sistem automasi perpustakaan terdiri dari beberapa komponen antara lain
pengguna (user), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan data. Pada
sistem automasi perputakan web ini dibuat dengan melalui web php, MySQL dan Ngrok.
Untuk web php merupakan wadah web yang dapat dilihat, MySQL merupakan wadah untuk
penyimpanan data secara online dan Ngrok yang menjadikan sebuah automasi perpustakaan
dapat diakses secara online atau via internet. Langkah pertama yang dilakukan adalah
mengaktifkan dan menyediaana wadah yakni web php, MySQL. Lalu Langkah kedua Ngrok
untuk dapat mengakses automasi perpustakaan secara online.

Tampilan awal dari sistem automasi perpustakaan ini sebegai berikut.

Gambar. 1

Dalam tampilan awal ini langkah pertama sebelum masuk pada sistem terlebih dahulu
memasukkan username dan password.

Gambar. 2
Pada gambar 2 ini merupakan tampilan halaman muka yang ada pada sistem automasi
berbasis web ini. Pada halaman ini berisikan beragam icon manajemen pengeroganisasian
perpustakaan.

Gambar. 3

Selanjutnya pada gambar 3 merupakan icon anggota. Pada ikon ini jika kita klik kita dapat
menambahkan anggota perpustakaan. Dimana anggota perpustakaan yang dapat kita
masukkan yaitu seluruh siswa SDN Kauman 2 Kota Blitar.

Gambar. 4

Pada menu icon buku yang sesuai dengan pada contoh gambar 4 tersebut kita dapat
melakukan pengorganisasian buku. Dalam hal ini bisa ditambahkan buku yang akan didata
secara online. Untuk data buku yang harus dimasukkan dalam sistem automasi ini meliputi
judul buku, pengarang, penerbit, ISBN, Tahun, Stok buku, kategori dan Rak yang ada pada
perpustakaan.
Gambar. 5

Gambar 5 ini menunjukan icon menu transaksi. Pada icon transaksi ini terbagi menjadi
beberapa menu pilihan lagi antara lain peminjam buku, pengembalian buku, dan pendapatan
perpus. Untuk pendapatan perpus ini dapat diperoleh dari siswa yang telah melewati batas
peminjaman buku sehingga mendapatkan denda.

Gambar. 6

Pada gambar 6 ini menunjukan icon menu master. Pada icon master ini terbagi menjadi
beberapa menu pilihan antara lain kategori buku, rak buku, denda.

Gambar. 7
Pada gambar 6 ini menunjukan icon menu cetak. Dalam ikon cetak ini kita dapat mencetak
buku berdasarkan kategori, mencetak anggota berdasarkan status, mencetak pendapatan
perbulan.

Jadi hal tersebut merupakan icon menu yang ada pada sistem automasi. Dalam sistem
automasi tersebut pengorganisasian yang dibutuhkan dalam perpustakaan tersebut sudah
tersedia dengan beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan. Untuk penggunaan sistem
automasi web secara online ini cukup mudah. Sehingga seorang pengelola perpustakaan
dapat dengan mudah dan cepat melakukan pengorganisasian buku sehingga tidak
membutuhkan waktu yang lama lagi dalam pendataan buku. Pengelola perpustakaan menjadi
tidak manual lagi dalam pendataan buku dan semua pendataan dapat tersusun dan tertata
secara rapi berdasarkan kategorinya secara online. Namun meskipun pendataan secara online
jika membutuhkan dalam bentuk fisik juga dapat secara mudah mencetak semua data yang
ada.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil observasi di SDN Kauman 2 Kota Blitar, maka dengan semakin
berkembangnya teknologi kita dapat dengan memudah memanfaatkan suatu teknologi yang
ada dengan tujuan penggunaan teknologi ini mempercepat dan mempermudah kita dalam
melakukan pengorganisasian dan automasi perpustakaan web secara online. Untuk dapat
memenuhi tuntutan dan kebutuhan pemakainya tentunya diperlukan sebuah pengembangan
automasi perpustakaan yang mana dapat diakses secara online juga dapat diperoleh pendataan
ganda berupa cetak.

Saran

Dengan adanya observasi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pendidik agar
dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan dan memperhatikan kondisi sebuah perpustakaan
dengan tujuan menjadi suatu perpustakaan sekolah yang ideal serta untuk penggunaan
automasi perpustakaan web sebagai sistem automasi pengelolaan perpustakaan ini memberi
manfaat yang lebih baik dan mampu meningkatkan pendetaan buku sehingga menjadi
meningkatkan minat baca untuk siswa dan guru. Selain itu observasi ini dapat dijadikan
sebagai acuan bagi observer selanjutnya agar dapat melakukan observasi sejenis dan
mengembangkan menjadi lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN

Akbar, A., Andarias, S. H., & Husnia, W. O. (2020). Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan
(Otomasi Perpustakaan) Di Sdn 1 Wameo Kecamatan Batupoaro Kota Baubau. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI, 4(1), 159–168.
https://doi.org/10.35326/pkm.v4i1.638

Alfia, B. N. (2015). Pengaruh Sistem Otomasi Perpustakaan Terhadap Penggunaan Bahasa


Pustakawan dan Pemustaka Di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. 1.

Hutama, A. S., & Rohmiyati, Y. (2013a). Pengaruh Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan
Izylib Terhadap Kualitas Layanan di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal
Ilmu Perpustakaan, 2(2), 3.

Hutama, A. S., & Rohmiyati, Y. (2013b). Pengaruh Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan
Izylib Terhadap Kualitas Layanan Di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal
Ilmu Perpustakaan, 2.

Iztihana, A., & Arfa, M. (2020). Peran Pustakawan MTs N 1 Jepara dalam Upaya
Mengembangkan Minat Kunjungan Siswa pada Perpustakaan. Ilmu Perpustakaan, 9(1),
93–103.

Kusumaningrum, D. E., Gunawan, I., Sumarsono, R. B., & Triwiyanto, T. (2019).


Pendampingan Pengelolaan Perpustakaan Untuk Mendukung Gerakan Literasi Sekolah.
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 2.

Mahendra, F. (2015). PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR. Naskah


Publikasi.

Mangnga, A. (2015). Peran Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Mengajar di


Sekolah. Jupiter, 14(1), 38–42.

Marshella, S. (2014). EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM AUTOMASI


PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN UMUM GUNUNG BUNGSU KOTA
BATUSANGKAR. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, 3.

Paonganan, H. W. (2014). PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP


KUALITAS LAYANAN PEMUSTAKA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA. 13, 11–21.

Putra, B. W. (1945). Manfaat Perpustakaan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa.

Rahmawati, N. (2017). Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi


di Perpustakaan. 9(2), 125–132.

Sitohang, H. T. (2018). Sistem Informasi Pengagendaan Surat Berbasis Web Pada Pengadilan
Tinggi Medan. Journal Of Informatic Pelita Nusantara, 3.
Soetaminah. (1992). Perpustakaan, Kepustakaan, dan Pustakawan. Kanisius.

Subrata, G. (2009). Automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan, 1–8.

Yuliarti As, F. (2017). Analisis Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dalam Menumbuhkan


Minat Baca Siswa Kelas Ii Di Sd Islam Al-Badar Tulungagung. 53(9), 8–23.

Anda mungkin juga menyukai