Anda di halaman 1dari 8

1

Oleh: Dra. Endang Sri Wahyuni (SMAN 1 Kota Bima)


PERAN TEKNOLOGI DALAM TRANSFORMASI LAYANAN JASA INFORMASI
PERPUSTAKAAN DI SMAN 1 KOTA BIMA

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Pengelolaan Layanan Jasa Informasi Perpustakaan di Sekolah
Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa dan
Negara, karena perpustakaan adalah gudang ilmu dan merupakan salah satu sarana penting
dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Seiring perkembangan
zaman, perpustakaan saat ini dipergunakan tidak hanya sebagai salah satu pusat informasi atau
sumber ilmu pengetahuan melainkan juga untuk penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah
budaya bangsa serta berbagai jasa lainnya. Untuk mengoptimalkan peran tersebut,
pengorganisasian informasi perlu dilakukan untuk memudahkan pengguna perpustakaan dalam
menemukan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, layanan yang
dilakukan selalu berorientasi pada masyarakat sebagai pengguna informasi dengan basis
teknologi yang tepat guna. Pada akhirnya semua itu berujung pada tuntutan pemustaka agar
perpustakaan tidak hanya sekedar tempat mencari buku atau membaca majalah, tetapi menjadi
semacam one-stop station bagi mereka. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
atau Information and Comunication Technology (ICT) telah membawa perubahan dalam
berbagai sektor, termasuk dunia perpustakaan. Jika dulu pemakai perpustakaan sudah puas
dengan layanan baca di tempat dan peminjaman buku perpustakaan saja, saat ini layanan
perpustakaan tidak cukup lagi hanya dua macam layanan tersebut. Pemustakaan-perpustakaan
sekarang sudah menuntut jenis-jenis layanan berbasis digital antara lain, seperti layanan kartu
keanggotaan dan layanan penelusuran buku secara online yang seharusnya telah diterapkan.
Selain tuntutan terhadap jumlah layanan yang makin banyak, mutu layanan pun dituntut lebih
baik. Dalam rangka peningkatan mutu dan jumlah layanan inilah, peran teknologi informasi
dan komunikasi sangat dibutuhkan.
Abad ke-21 adalah abad perubahan, abad yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan
nyata. Dimana orang akan terus berpacu dan mengasah kemampuan diri, supaya tidak tergerus
oleh kemajuan zaman yang terus berkembang seperti sekarang ini. Memasuki abad ke-21
semua di tuntut serba cepat, tepat, dan akurat, termasuk sumber daya manusianya yang harus
mumpuni dalam menjalankan profesinya pada bidang masing-masing. Abad tersebut telah
memberikan dampak yang sangat signifikan di berbagai sektor termasuk dalam dunia
pendidikan. Dunia pendidikan pada masa sekarang ini sedang berlomba-lomba menyuguhkan
pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi. Banyak sekolahan maupun perguruan tinggi,
baik negeri ataupun swasta yang saling berkompetisi untuk mencetak dan melahirkan peserta
didik yang handal dan kompeten. Berbagai metode dan pengajaran dilakukan untuk
menghasilkan peserta didik yang berkualitas, dan mampu bersaing di dalam dunia kerja yang
semakin kompetitif. Hal tersebut dilakukan mengingat dunia kerja sekarang ini membutuhkan
tenaga-tenaga yang mumpuni, profesional, dan siap pakai. Oleh karena itu, perlu adanya
pembelajaran yang baik dan bermutu tinggi. Sebagaimana yang dikatakan Rusman (2013:16),
bahwa era tranformasi pendidikan abad ke-21 merupakan arus perubahan dimana guru dan
siswa akan sama-sama memaknai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Peranan guru
bukan hanya sebagai transfer of knowledge atau guru merupakan satusatunya sumber belajar
yang bisa melakukan apa saja (teacher centre), melainkan guru sebagai mediator dan fasilitator
aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada dirinya. Pengertian transformasi
perpustakaan secara terminologi berasal dari kata transformasi dan perpustakaan.
Tranformasi pustakawan adalah perubahan pustakawan mengenai posisi dan
peranannya dalam meningkatkan nilai informasi dan sumber-sumbernya secara terus-menerus,
2

proaktif, dan kreatif. Yaitu dari Books management (Hanya mengelola bahan pustaka untuk
dapat digunakan kembali oleh pemustaka) menjadi Knowledge management (Mengelola
pengetahuan dengan melalui pengelolaan informasi sebagai satu entitas dan aset untuk dapat
ditemukan kembali dengan lebih mudah). Era digital menuntut Pustakawan menjadi profesi
yang bersentuhan langsung dengan dunia digital, banyak hal baru yang terjadi dan harus
dikuasai. Pada era digital ini, peran pustakawan saat tidak hanya sebagai penjaga perpustakaan
tetapi harus dapat berperan sebagai broker informasi yang mampu mengidentifikasi, mengatur
dan mengemas informasi untuk dapat diakses secara elektronik yang dapat berhubungan
langsung dengan sumber informasi digital. Sebagai agen perubahan (konseptor aplikasi
teknologi) harus memiliki kemampuan bekerjasama dengan tim IT untuk dapat merancang dan
mengevaluasi sistem yang akan memfasilitasi akses. Pustakawan masa kini harus mampu
menjadi fasilitator yang dapat mempermudah akses jaringan, berperan sebagai pendidik yang
diharapkan dapat melatih pemustaka jika kesulitan dalam penggunaan internet: alat, mesin
pencari, database online, katalog, jurnal elektronik; penggunaan instruksi berbasis web dan
tutorial online. Selain itu juga harus mampu menjadi inovator yang dapat mengelola dan
merancang layanan/produk baru perpustakaan yang mengacu pada pemustaka. Pustakawan
harus mampu mengelola dan merancang halaman web, berperan sebagai manajer database,
kolaborator, pembuat kebijakan yang dapat mengembangkan atau berpartisipasi dalam
pengembangan kebijakan informasi untuk sebuah organisasi.
Perpustakaan di institusi pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung
pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan siswa. Di era digital seperti saat ini,
perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak yang signifikan terhadap cara
perpustakaan mengelola layanan informasi. SMAN 1 Kota Bima sebagai sebuah lembaga
pendidikan memiliki tantangan dan peluang dalam mengadopsi teknologi untuk mengubah dan
meningkatkan layanan jasa informasi perpustakaan.
B. Tujuan dan Ruang Lingkup Makalah
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis peran teknologi dalam transformasi layanan
jasa informasi perpustakaan di SMAN 1 Kota Bima. Kami akan membahas definisi dan konsep
pengelolaan layanan jasa informasi perpustakaan di sekolah, peran teknologi informasi dalam
transformasi layanan jasa informasi perpustakaan, contoh-contoh teknologi yang digunakan
dalam pengelolaan layanan jasa informasi perpustakaan, serta manfaat dan tantangan
penggunaan teknologi dalam pengelolaan layanan jasa informasi perpustakaan.
II. Tinjauan Pustaka
A. Definisi dan Konsep Pengelolaan Layanan Jasa Informasi Perpustakaan di Sekolah
Definisi Pengelolaan Layanan Jasa Informasi Perpustakaan di Sekolah: Pengelolaan
layanan jasa informasi perpustakaan di sekolah adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan
untuk mengatur, mengelola, dan menyediakan sumber daya informasi, baik berupa bahan cetak
maupun digital, dengan efisien dan efektif. Tujuan utama dari pengelolaan layanan jasa
informasi perpustakaan di sekolah adalah untuk mendukung pembelajaran, penelitian, dan
pengembangan pengetahuan di lingkungan sekolah. Hal ini melibatkan perencanaan,
organisasi, pengadaan, penyimpanan, pelayanan, promosi, dan evaluasi sumber daya informasi
perpustakaan.
Konsep Pengelolaan Layanan Jasa Informasi Perpustakaan di Sekolah:
Aksesibilitas Informasi: Memastikan bahwa siswa dan staf sekolah memiliki akses yang
mudah dan seimbang terhadap berbagai jenis sumber daya informasi yang tersedia di
perpustakaan. Ini termasuk buku cetak, e-book, jurnal, basis data, dan sumber daya elektronik
lainnya.
Pelayanan Berkualitas: Memberikan pelayanan yang ramah, informatif, dan sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Ini melibatkan bantuan dalam mencari informasi, panduan penggunaan
sumber daya, serta dukungan dalam kegiatan pembelajaran dan penelitian.
3

Pengadaan dan Seleksi: Memilih dan mengakuisisi sumber daya informasi yang relevan,
mutakhir, dan sesuai dengan kurikulum sekolah. Pengelolaan koleksi harus
mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan perkembangan terkini dalam bidang pendidikan.
Organisasi dan Penyimpanan: Mengelola koleksi informasi dengan baik, termasuk
katalogisasi, pelabelan, dan penyimpanan yang rapi untuk memudahkan akses dan
pemeliharaan sumber daya.
Pembinaan Literasi Informasi: Mendorong dan mendukung pengguna agar memiliki
keterampilan literasi informasi yang baik, termasuk kemampuan dalam mencari, menilai, dan
menggunakan informasi secara kritis.
Promosi dan Pengenalan: Menginformasikan pengguna tentang layanan dan sumber daya
yang tersedia di perpustakaan dan mengadakan kegiatan promosi, seperti seminar, workshop,
atau pameran buku, untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi pengguna.
Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Melakukan evaluasi rutin terhadap layanan
perpustakaan untuk mengukur keefektifan dan meningkatkan kualitas layanan. Hasil evaluasi
dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
Kolaborasi: Berkerja sama dengan staf pendidikan, siswa, dan orang tua untuk memastikan
bahwa perpustakaan berperan sebagai mitra yang penting dalam pendidikan di sekolah.
Pengelolaan layanan jasa informasi perpustakaan di sekolah sangat penting dalam
mendukung proses pembelajaran dan pengembangan pengetahuan siswa. Dengan
melaksanakan konsep-konsep di atas dengan baik, perpustakaan sekolah dapat menjadi pusat
yang dinamis untuk pengetahuan dan penelitian dalam lingkungan pendidikan.

B. Peran Teknologi Informasi dalam Transformasi Layanan Jasa Informasi Perpustakaan


Teknologi Informasi (TI) memiliki peran yang sangat penting dalam transformasi
layanan jasa informasi perpustakaan. Transformasi ini telah mengubah cara perpustakaan
memberikan akses dan menyediakan informasi kepada penggunanya. Berikut adalah beberapa
peran kunci TI dalam transformasi layanan jasa informasi perpustakaan:
1. Akses Digital ke Koleksi:
TI memungkinkan perpustakaan untuk menyimpan dan mengelola koleksi mereka
dalam format digital. Ini memungkinkan pengguna untuk mengakses buku, jurnal, makalah,
dan sumber informasi lainnya secara online dari mana saja, kapan saja.
2. Sistem Katalog Online:
TI memungkinkan perpustakaan untuk membangun dan mengelola sistem katalog
online yang memudahkan pengguna untuk mencari dan menemukan sumber informasi yang
mereka butuhkan dengan cepat dan efisien.
3. Peminjaman Elektronik:
Teknologi Informasi memfasilitasi peminjaman buku dan sumber informasi lainnya
secara elektronik. Pengguna dapat meminjam, membaca, dan mengembalikan buku melalui
platform digital tanpa harus datang ke perpustakaan fisik.
4. Repositori Institusi:
Perpustakaan universitas dan lembaga penelitian dapat menggunakan TI untuk
membangun repositori institusi, di mana mereka dapat menyimpan dan menyediakan akses ke
publikasi dan penelitian akademik dari anggota komunitas mereka.
5. Layanan Berbasis Web:
Perpustakaan dapat menyediakan layanan online melalui situs web mereka, termasuk
layanan referensi online, panduan penelitian, tutorial, dan layanan bantuan yang dapat diakses
oleh pengguna secara virtual.
4

6. Pembelajaran Jarak Jauh:


Teknologi Informasi mendukung pembelajaran jarak jauh dengan menyediakan akses
ke sumber daya pendidikan digital seperti e-book, jurnal online, video pembelajaran, dan
platform e-learning.
7. Analisis Data:
TI memungkinkan perpustakaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
penggunaan sumber daya informasi. Dengan analisis data yang tepat, perpustakaan dapat
memahami kebutuhan pengguna mereka dan meningkatkan koleksi serta layanan mereka.
8. Otomatisasi dan Efisiensi:
Perpustakaan dapat menggunakan TI untuk mengotomatisasi tugas-tugas administratif
seperti peminjaman, pengembalian, dan manajemen inventaris, yang meningkatkan efisiensi
operasional mereka.
9. Keamanan Informasi:
Teknologi Informasi juga membantu perpustakaan untuk melindungi integritas,
kerahasiaan, dan ketersediaan informasi mereka melalui kebijakan keamanan data dan
pengelolaan akses.
10. Keterlibatan Pengguna:
Melalui platform online dan media sosial, TI memungkinkan perpustakaan untuk
berinteraksi dengan pengguna, mendengarkan masukan mereka, dan memberikan layanan yang
lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dengan baik, perpustakaan dapat menjadi
lebih relevan, efisien, dan mudah diakses oleh pengguna mereka, serta terus berkontribusi pada
pendidikan, penelitian, dan penyebaran informasi dalam masyarakat. Transformasi ini
membantu perpustakaan menjawab tantangan dan peluang dalam era digital.
Transformasi secara harfiah berarti “perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan
sebagainya)”. Sedangkan perpustakaan adalah suatu institusi yang didalamnya tercakup unsur
koleksi (informasi), pengolahan, penyimpanan dan pemakai (Purwono, 2013:2). Jadi
transformasi perpustakaan adalah suatu perubahan dalam unsur perpustakaan, diantaranya
unsur koleksi, pengolahan, penyimpanan dan pemakaian. Menurut Endang Fatmawati (dalam
Maslahah dan Nushrotul, 2013) Tranformasi perpustakaan berarti proses perpustakaan berubah
ke arah yang lebih baik tentunya. Contoh aplikasinya antara lain, Pertama Tranformasi dari
budaya yang semula ngerumpi atau lesan menjadi budaya baca dan tulis (oral to read/write).
Kedua Tranformasi dari perpustakaan yang berbasis sumber daya fisik menjadi perpustakaan
berbasis pengetahuan (tangible to intangible). Ketiga Tranformasi dari orientasi penyediaan
koleksi fisik ke elektronik, sehingga akses informasi yang semakin cepat (collection to access).
Keempat Tranformasi dari yang memikirkan perpustakaannya sendiri menjadi kolaborasi
membangun jejaring (individual to groupo and networking). Kelima Tranformasi bahan
perpustakaan dari bentuk kertas menjadi tanpa kertas (papper to papperless). Keenam
Tranformasi perpustakaan dari yang berbasis nilai fisik menjadi berbasis rantai nilai maya
(physical value chain to virtual). Ketujuh, Tranformasi dari paradigma ahli kepustakawanan
saja menjadi studi interdisipliner yang multi disiplin ilmu (librarianship to interdipclipinary
multistudies).
Luftman (2004) mengatakan perencananaan strategis teknologi informasi tidak hanya
sekadar teknologi, tetapi mengenai bagaimana menciptakan lingkungan terpadu yang
memanfaatkan keterampilan manusia, proses bisnis, struktur organisasi, dan teknologi untuk
mengubah posisi kompetitif suatu bisnis. Sejalan dengan Luftman, Osten (2000) mengatakan
bahwa perencanaan strategis teknologi adalah usaha untuk menyelaraskan penggunaan
teknologi ke dalam misi organisasi. Fokusnya bukan pada teknologi, tetapi pada bagaimana
teknologi tersebut membawa dampak bagi organisasi seperti infrastruktur, pekerjaan, dan
komunikasi antarmanusia dalam organisasi tersebut.
5

Layanan informasi dalam perpustakaan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan


informasi pemakai secara tepat, akurat, yaitu melalui penyediaan bahan pustaka dan
penyediaan sarana penelusurannya. Usaha ini diharapkan memberikan kepuasan kepada
pemakai atas layanan informasi yang diberikan dapat tercapai. Hal inilah yang dapat
menentukan citra baik buruknya perpustakaan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa layanan
merupakan suatu hal yang dapat menunjukkan seberapa baik sebuah perpustakaan. Layanan
dalam hal ini ialah layanan informasi yang diberikan berupa sumber-sumber informasi yang
disediakan oleh perpustakaan untuk penggunanya.
Jenis layanan informasi yang dimiliki perpustakaan disesuaikan dengan pengguna yang
dilayani serta didasarkan pada koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Perpustakaan
pada umumnya memiliki beberapa layanan sumber informasi yang utama diantarnya, layanan
sirkulsi bahan pustaka, layanan referensi, layanan pemakai dan sebagainya. Layanan-layanan
tersebut merupakan layanan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna serta
memberikan kepuasan terhadap perpustakaan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, membuat terjadinya
pergesaran kebudayaan dari industri menjadi informasi. Teknologi informasi ini membuat
masyarakat semakin pandai dan kritis dalam menilai keberadaan perpustakaan dalam
memberikan pelayanannya. Maka, perpustakaan dituntut untuk berani mengambil langkah
serta bersedia melakukan perubahan untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut agar
dapat melakukan tugasnya secara maksimal. Implementasi teknologi informasi ke dalam
kegiatan layanan perpustakaan menjadi pilihan yang tepat dalam menjawab tuntutan para
pengguna serta tantangan perkembangan zaman tersebut. Salah satu teknologi yang paling
berpengaruh bagi perkembangan pelayanan sumber informasi adalah internet. Hadirnya
Internet merupakan sebuah fenomena baru yang melanda dunia saat ini terutama dalam bidang
teknologi informasi. Dengan adanya fasilitas internet kini terbuka kemungkinan
perpustakaan memberi layanan kepada penggunanya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Artinya, fasilitas atau layanan informasi yang disediakan oleh perpustakaan sesungguhnya
dapat disiapkan sedemikian rupa sehingga setiap pengguna yang membutuhkannya dapat
memanfaatkan fasilitas atau informasi itu kapan saja dan dimana saja pengguna berada. Oleh
karena itu tepatlah istilah layanan yang menembus ruang dan waktu ini disebut library without
walls. Layanan perpustakaan berupa library without walls atau dapat diartikan perpustakaan
tanpa dinding ini menjadi salah satu dampak dari adanya perkembangan teknologi informasi
ini. Dengan adanya hal tersebut, maka paradigma pelayanan sumber informasi di perpustakaan
menjadi berubah. Layanan perpustakaan yang dulunya harus datang ke perpustakaan untuk
mengakses informasi yang dibutuhkan, menjadi layanan yang dapat diakses dengan mudah dari
manapun dan kapanpun pengguna itu berada.
Namun, untuk dapat mencapai layanan tersebut terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh perpustakaan. Seperti perubahan prinsip mengenai pelayanan dan
pengembangan koleksi. Prinsip tersebut misalnya, dahulu perpustakaan akan berusaha
mengembangkan koleksinya sedemikian rupa sehingga mendapatkan prestasi karena
meningkatnya statistik jumlah koleksinya. Namun saat ini zaman telah berubah. Kali ini
perpustkaan akan lebih meningkatkan jumlah pengguna layanan perpustakaan tersebut
meskipun mereka tidak datang langsung secara fisik ke perpustakaan. Karena yang saat ini
mulai dibangun ialah bagaimana perpustakaan memberikan akses informasi terhadap
pemustakanya, baik itu memberikan layanan melalui layanan perpustakaan tanpa dinding atau
library without walls yang telah dijelaskan di atas maupun memberikan akses pengguna
terhadap informasi yang ada di perpustakaan lain, tidak harus informasi yang dimiliki oleh
perpustakaan tersebut. Dalam hal ini kerjasama antar perpustakaanlah yang akan memberikan
solusi terhadap permasalahan tersebut. Jika suatu perpustakaan tidak memiliki informasi yang
dibutuhkan oleh penggunanya, maka perpustakaan diharapkan mampu memberi akses kepada
6

pengguna terhadap informasi yang berada di perpustakaan lain yang memiliki informasi
tersebut. Dalam hal ini teknologi berperan sebagai perantara antara kedua perpsutakaan yang
menjalin Kerjasama tersebut. Kerjasama tersebut misalnya dengan memberikan akses terhadap
koleksi digital, ataupun hal-hal lain yang mampu meningkatkan hubungan kerjasama antara
kedua perpustakaan tersebut.
Teknologi informasi telah mengubah cara perpustakaan beroperasi. Penerapan
teknologi seperti sistem manajemen perpustakaan (Library Management Systems), basis data
elektronik, dan layanan daring telah mengubah cara pustakawan dan pengguna berinteraksi
dengan informasi. Peran teknologi meliputi:
1. Sistem Manajemen Perpustakaan: Sistem ini membantu dalam pengelolaan koleksi buku,
pencatatan peminjaman, dan pengembalian buku secara efisien. Hal ini memungkinkan
pengguna untuk dengan mudah mencari dan meminjam buku.
2. Basis Data Elektronik: Akses ke basis data elektronik memungkinkan pengguna untuk
mencari sumber informasi secara online, termasuk jurnal, artikel, dan referensi lainnya.
Ini memperluas akses terhadap informasi yang lebih luas.
3. Layanan Daring: Layanan daring seperti peminjaman e-buku dan e-jurnal memberikan
fleksibilitas bagi pengguna untuk mengakses materi dari mana saja dan kapan saja.
Contoh-contoh Teknologi dalam Pengelolaan Layanan Jasa Informasi Perpustakaan di
Sekolah
Beberapa contoh teknologi yang digunakan dalam pengelolaan layanan jasa informasi
perpustakaan di sekolah adalah:
1. Sistem Otomasi Perpustakaan: Penggunaan sistem otomasi membantu pustakawan
mengelola inventaris, catatan peminjaman, serta mengirimkan pemberitahuan
pengembalian secara otomatis.
2. Portal Perpustakaan Daring: Portal ini menyediakan akses ke katalog perpustakaan, basis
data, dan sumber daya elektronik lainnya. Pengguna dapat mencari dan mengakses
informasi dari perangkat mereka.
3. Aplikasi Seluler: Aplikasi perpustakaan seluler memungkinkan pengguna untuk melihat
katalog buku, melakukan peminjaman, dan menerima notifikasi melalui perangkat mereka.

III. Analisis dan Pembahasan


Pengaruh Teknologi Informasi dalam Transformasi Layanan Jasa Informasi Perpustakaan
Penggunaan teknologi informasi telah mengubah cara perpustakaan di SMAN 1 Kota
Bima menyediakan layanan kepada siswa. Proses pencarian informasi menjadi lebih cepat dan
efisien, pengguna memiliki akses yang lebih luas terhadap koleksi dan sumber daya, dan
pustakawan dapat fokus pada kegiatan strategis seperti mengembangkan koleksi yang relevan.
Manfaat dan Tantangan Penggunaan Teknologi dalam Pengelolaan Layanan Jasa Informasi
Perpustakaan
Manfaat penggunaan teknologi termasuk peningkatan aksesibilitas, efisiensi dalam
administrasi, dan peningkatan kualitas layanan. Namun, tantangan juga muncul, seperti
pelatihan staf yang diperlukan untuk mengelola teknologi ini, biaya implementasi, serta
tantangan keamanan data.
Pengaruh Teknologi Informasi dalam Transformasi Layanan Jasa Informasi
Perpustakaan telah menjadi topik yang penting dalam dunia perpustakaan dan informasi.
Transformasi ini telah memungkinkan perpustakaan untuk menghadirkan layanan yang lebih
efisien, efektif, dan relevan bagi pengguna mereka. Berikut adalah beberapa cara bagaimana
teknologi informasi telah mengubah layanan jasa informasi perpustakaan:
7

1. Akses Elektronik ke Sumber Informasi: Teknologi informasi memungkinkan


perpustakaan untuk menyediakan akses elektronik ke koleksi mereka. Ini termasuk e-book,
jurnal elektronik, basis data, dan sumber daya digital lainnya. Pengguna dapat mengakses
informasi ini dari mana saja dan kapan saja dengan koneksi internet.
Sistem Manajemen Perpustakaan: Perpustakaan menggunakan perangkat lunak manajemen
perpustakaan untuk mengelola koleksi, inventarisasi, peminjaman, dan pemeliharaan. Sistem
ini membuatnya lebih mudah bagi pengguna untuk mencari, meminjam, dan mengembalikan
buku serta sumber informasi lainnya.
Portal Perpustakaan Online: Perpustakaan sering memiliki portal online yang
memungkinkan pengguna untuk mencari dan mengakses sumber daya mereka. Portal ini dapat
memberikan informasi tambahan seperti panduan penelitian, rekomendasi bacaan, dan layanan
dukungan.
Pustakawan Virtual: Chatbot atau pustakawan virtual dapat membantu pengguna dalam
mencari sumber informasi, menjawab pertanyaan, dan memberikan bantuan sepanjang waktu.
Ini membantu mengatasi keterbatasan waktu operasional perpustakaan.
Teknologi Pemindaian dan RFID: Teknologi pemindaian dan Radio-Frequency
Identification (RFID) digunakan untuk mengelola dan melacak buku dan materi perpustakaan.
Ini meningkatkan efisiensi dalam proses peminjaman dan pengembalian.
Pelayanan Jarak Jauh: Teknologi memungkinkan perpustakaan untuk memberikan layanan
jarak jauh, seperti layanan referensi melalui email atau video conference. Ini sangat berguna
bagi mereka yang tidak dapat mengunjungi perpustakaan fisik.
Pelatihan dan Bimbingan Online: Perpustakaan dapat menyediakan pelatihan dan bimbingan
online kepada pengguna untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan penelitian
dan literasi informasi.
Analitik Data: Teknologi informasi memungkinkan perpustakaan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data penggunaan sumber daya mereka. Hal ini dapat membantu dalam
pengambilan keputusan yang lebih baik terkait koleksi dan layanan yang diberikan.
Pembayaran Online: Untuk layanan berbayar seperti peminjaman denda atau layanan cetak,
perpustakaan sering menyediakan opsi pembayaran online untuk kenyamanan pengguna.
Personalisasi Layanan: Dengan menggunakan teknologi informasi, perpustakaan dapat
mempersonalisasi layanan mereka dengan menganalisis preferensi pengguna dan memberikan
rekomendasi yang sesuai.
Pengaruh teknologi informasi dalam transformasi layanan jasa informasi perpustakaan
adalah positif secara umum, karena meningkatkan aksesibilitas, efisiensi, dan kualitas layanan
yang ditawarkan kepada pengguna. Namun, perpustakaan juga perlu terus beradaptasi dengan
perkembangan teknologi yang terus berubah dan memastikan bahwa pengguna memiliki
keterampilan literasi informasi yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya digital yang
tersedia.

Contoh Kasus Nyata Penggunaan Teknologi dalam Pengelolaan Layanan Jasa Informasi
Perpustakaan
Sebagai contoh, SMAN 1 Kota Bima dapat mengimplementasikan sistem manajemen
perpustakaan berbasis cloud untuk mengakses informasi dari mana saja. Layanan daring juga
dapat ditingkatkan dengan memberikan akses ke sumber daya digital seperti e-buku dan e-
jurnal.
8

IV. Penutup
Kesimpulan
Dalam era digital, peran teknologi dalam transformasi layanan jasa informasi
perpustakaan di SMAN 1 Kota Bima sangat penting. Penggunaan teknologi informasi
membawa manfaat signifikan dalam hal aksesibilitas, efisiensi, dan kualitas layanan.
Saran dan Rekomendasi
Kami merekomendasikan agar SMAN 1 Kota Bima terus berinvestasi dalam
pengembangan teknologi informasi untuk perpustakaan. Pelatihan bagi staf perpustakaan
dalam mengelola teknologi, pemilihan solusi teknologi yang sesuai, dan menjaga keamanan
data harus menjadi prioritas. Perkembangan layanan sumber informasi di perpustakaan dengan
penggunaan teknologi di dalamnya dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan
perpustakaan. Terdapat layanan perpustakaan tanpa dinding atau library without walls dimana
pengguna dapat mengakses informasi yang dimiliki perpustakaan kapanpun serta dimanapun
penggguna itu berada. Selain itu juga terdapat layanan kerjasama dengan perpustakaan lain
untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.

V. Daftar Pustaka
Darmono. 2001. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta, Grasindo
Hartinah, Sri . 2005. Kemas Ulang Informasi.
Jamridafrizal (). Bimbingan Pemakai perpustakaan. http://www.scribd.com/doc/18224507/
Bimbingan-pemakaiperpustkaan. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2010
Lamb, Annette & Larry Johnson. 2010. The School Library media Specialist http://eduscapes.
com/sms/index.html diakses tanggal 20 oktober 2010.
Nurul Alifah Rahmawati (2017). Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber
Informasi di Perpustakaan. Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017
Santoso, Budhi (2007). Pemasaran dan promosi Perpustakaan. http:// kangbudhi. wordpress.
com/2007/10/18/pemasaran-danpromosi-perpustakaan/. Diakses pada tanggal 29
Oktober 2010.

Anda mungkin juga menyukai