Abstark
Agaknya rendahnya mutu pendidikan selama ini guru menjadi
kambing hitam dan dijadikan sasaran kritik. Ketika ada usul agar
gaji guru dinaikkan timbul pro dan kontra. Banyak orang mengakui
bahwa jika ingin memajukan kualitas sumber daya manusia maka
dunia pendidikan perlu secara serius ditangani termasuk berkaitan
dengan injeksi dananya. Namun tidak semua orang punya
kepedulian untuk itu. Bahkan Gus Dur saja ketika sempat Menjadi
Presiden cecara agak bercanda namun serius “siapa suruh jadi
Guru?”.
Untuk menjadi guru tidak sesederhana yang kita bayangkan.
Banyak variabel tergantung yang perlu diapresiasi oleh seorang
calon guru, atau yang telah menjadi guru termasuk dosen di
perguruan tinggi. Guru tidak hanya perlu menguasai mata pelajaran
yang diajarkan dan menyampaikan materi itu kepada siswa.
Namun tugas guru sangat komplek, berhubungan dengan jumlah
komponen pengajaran sebagai suatu sistem. Pembinaan gurupun
tidak sekedar meminta guru untuk membaca buku-buku pelajaran
sebanyak-banyak mungkin sehingga menyampaikan pelajaran
sebanyak-banyaknya kepada murid. Artinya banyak hal yang perlu
dikuasai guru agar menjadi guru yang profesional. Nah untuk itu
agaknya tulisan ini dapat membantu untuk memahami profesi guru
itu.
seseorang dalam memainkan peranan tertentu. Tugas guru adalah aktivitas dan
(Pengajar). Tugas guru itu bermacam- macam hal ini sangat tergantung dari sudut
pandang mana atau perspektif konseptual kita yang mana dalam memandang
pengajaran.
Dalam pandangan tradisional mengajar itu tidak lebih dari pada sekedar
memasukkan isi atau bahan pelajaran yang telah diterimanya. Proses pengajaran,
dalam perspektif ini,hanya meliputi guru atau instruktur, murid, dan buku pelajaran.
Dalam perspektif ini, tugas guru hanyalah membaca isi buku pelajaran, dan
bisa mengetahui segala isi buku pelajaran. Apabila mengikuti pandangan seperti ini,
Dalam hal ini supervisor meminta guru tersebut agar belajar lebih banyak pada
materi pelajaran yang ada di buku dan metode untuk menyampaikan kepada murid.
suatu sistem (Dick & Carey 1985). Sistem adalah seperangkat unsur yang tersusun
dalam suatu susunan teratur yang saling berHubungan dan bergantung dalam
sebelumnya (Hoy & Miskel 1987, Andrew & Moir 1979, Dick & Carey 1985).
Pengajaran merupakan suatu sistem berarti pengajaran itu terdiri dari sejumlah
unsur atau komponen yang tersusun secara teratur, saling berHubungan dan
Menurut Dick dan Carey (1985), semua kopmponen pengajaran ini saling
murid. Tetapi, walaupun tidak adanya penekanan yang berlebihan terhadap salah
satu komponen pengajaran sebagaimana ditegaskan oleh Dick dan Carey, penulis
tetap menganggap bahwa sebenarnya guru merupakan satu komponen yang perlu
mendapatkan perhatian lebih dari pada komponen pengajaran lainya. Sebab, guru
(Chandler 1962, Richey 1974, dan Guthrie & Reed 1986). Ia merupakan unsur
manusiawi yang sangat dekat Hubunganya dengan anak didik dalam upaya
adalah tugas guru di sini tidak seperti dalam perspektif tradisional. Tugas guru
dalam perspektif baru tidak hanya sekadar membaca buku-buku pelajaran, dan
sebagai satu sistem. Pembinaan gurunya pun tidak sekadar meminta guru untuk
belajar murid.
Dari uraian di atas dapat dilihat ada lima perangkat tugas seorang guru,
yaitu: (1) menyeleksi kurikulum, (2) mendiagnosis kesiapan, gaya, dan minat
murid, (3) merancang program, (4) merencakan pengelolaan kelas, dan (5)
tugas yang kelima merupakan tugas mengajar guru secara nyata di kelas. Oleh
sebab itu, sebenarnya tugas-tugas guru dalam perspektif baru bisa di kelompokkan
kedalam dua kelompok besar, yaitu merencakan pengajaran dan mengajar di kelas.
model pengajaran, namun kiranya tidak perlu di uraikan kesemuanya dalam buku
yang sederhana ini. Sebagai bahan perbandingan dengan apa yang telah
dikemukakan oleh Snyder dan Anderson di atas, yaitu tampil model yang
dikemukakan oleh Gage dan Berliner (1979). Menurut Gage dan Bliner ada empat
fase pengajaran yaitu: (1) fase sebelum pengajaran, (2) fase sebelum dan sesaat
pengajaran, (3) fase pengajaran, dan (4) fase sesudah pengajaran. Dalam setiap fase
terdapat aktivitas- aktivitas yang menjadi tugas yang harus di kerjakan guru. Ini
berarti ada tugas-tugas yang harus dikerjakan sebelum pengajaran, saat pengajaran
pengajaran yang baik. Tugas guru pada saat mengajar adalah bagaimana
menciptakan suatu sistem pengajaran yang sesuai dengan yang telah direncanakan.
topik, dan menetapkan tujuan umum bagi setiap topik; (2) mengidentifikasi
yang akan dicapai dalam bentuk hasil perilaku murid yang bisa diukur; (4)
pengukuran awal untuk menentukan latar belakang murid dan tingkat pengetahuan
pengembangan.
penilaian formatif, (9) merevisi pengajaran, dan (10) melakukan penilaian sumatif.
banyak model yang dikemukakan oleh para teoritisi teknologi pengajaran, seperti
dan Schuller. Namun dalam buku sederhana hanya dikemukakan dua model,
Penggunan model ini bermula dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Tim
UNESCO, Emerson, pada tahun 1968 yang lalu. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui tentang kualitas pengakaran yang dilakukan di Indonesia pada saat ini.
Kemudian, berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa adanya
sangat banyak jumlahnya akan membutuhkan waktu yang lama, kira-kira dua puluh
tahun. 1972, mulailah dilakukan suatu percobaan untuk menemukan pola penataran
yang efektif dan efisien. Materi penataran untuk kepentingan percobaan yang
malang tersebut disusun dengan model PPSI. Ternyata hasil percobaan tersebut
sangat baik. Bahkan guru-guru yang ditatar mengusulkan agar PPSI dapat
1975, secara resmi PPSI dijadikan model perencanaan pengajaran untuk semua
bidang studi. Model perencanaan pengajaran PPSI tersebut mencakup lima kegiatan
sebagai berikut: (1) merumuskan tujuan instruksional, (2) menyusun alat penilaian,
b. Tugas mengajar di kelas. Tugas guru yang kedua, sebagai pengajaran adalah
menciptakan suatu sistem pengajaran yang sesuai dengan apa yang telah
belajar murid, memotifasi, membantu memecahkan belajar murid. Paling tidak ada
aktivitas pengajaran menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) aktivitas logik, (2) aktivitas
strategik, dan (3) aktivitas institusional. Aktivitas logik pengajaran adalah segala
segala aktivitas yang merupakan bagian dari pengorganisasian kerja guru oleh
konsultan dengan orang tua murid. Kerangka berpikir Green sebagaimana dikutip
akivitas-ativitas kantor guru. Aktivitas lagok dan aktivitas strategik lebih menuju
aktivitas strategik pengajaran diujukkan guru dalam kerangka waktu yang lebih
kemampuan guru dalam melakukan aktivitas-aktivitas logik, maka bisa melalui satu
kali observasi kelas. Namun apabila kepala sekolah maupun supervisor ingin
C. Keterampilan Pengajaran
yang pasti dalam upaya melaksanakan tugas-tugas provesional tersebut guru harus
Amstrong, Denton, dan Savage (1979). Menurut mereka, ada lima kategori
keterampilan memilih strategi pengajar. Semuanya bisa dijabarkan lebih rinci lagi.
keterampilan menilai.
ini tidak hanya menyangkut Hubungan guru dengan murid dalam proses belajar
kemampuan guru bekerja sama dengan staf adminitratif sekolah; dan Hubungan
Kedua puluh tujuh keterampilan ini, kemudian disebarkan kepada tiga ratus
orang guru. Mereka (guru-guru) diminta dinilai pentingnya kedua puluh tujuh
tugas pengajaran yang diemban oleh guru. Menurut Alfonso, Firth, dan Neville,
pengajaran. Merujuk pada ktiga tugas profesional guru ini, maka penulis
Carey, dan model PPSI. Semuanya mengisyarkan kepada kita, bahwa tugas-tugas
mencangkup pemngetahuan dan kemampuan, yang merujuk pada ketiga belas tugas
pada tugas profesional guru dalam menciptakan satu sistem atau melakukan
metoda, alat, sumber, dan berbagai faktor pendukung guru harus melakukan
sktivitas logik dan aktivitas strategik sebagaiman kerangka pikir Green dimuka.
stimulus). Sebagian ada yang harus dipraksai bersama antara guru dan murid
dengan mengunakan materi dan berbagai siasat, metoda, alat, sumber pengajaran
dan semua faktor pendukdung yang sesuai; dan kemampuan untuk menuntut
metodologi penilaian pengajaran. Dalam hal ini antara lain tehnik dan alat penilain,
(1985) ada lima fase dalam melaksanakan pembinaan keterampilan. Kelima fase
kebutuhan, (3) pengembangan strategi dan media, (4) penilaian dan (5) revisi
harmonis antara supervisor dan guru, serta semua pihak yang terkait dengan
mengetahui yang diharapkan supervisor, dan meyakini bahwa tujuan pokok dalam
mengidentifikasi guru yang baik dan jelek dalam mengajar. Padahal seandainya ada
Stoops, dan Stoops, sebagai berikut: (1) Berbicaralah sebijaksana dan sebaik
mungkin, (2) Ikutilah pembicaraan orang lain secara seksama, (3) Ciptakan
norma yang berlaku pada latar sekolah, (6) Usahakanlah untuk memahami
pendapat orang lain, (7) Konsentrasikan pada pesanmu, bukan pada dirimu sendiri.
(8) Kumpulkan materi untuk mengadakan diskusi bila perlu, (9) Persingkat
communication”, (14) Selalu mencoba. (15) Jadilah pendengar yang baik, (16)
fase ini seperti keuangan sumber-sumber perlengkapan dan media. (4) Mencatat
yang bisa di bina melalui teknik dan media selain pendidikan. (7) Mencatat
memberi kode kebutuhan-kebutuhan pembinaan ketrampilan pengajaran
individual dan tehnik supevisi kelompok. Tujuan pengembangan strategi dan media
pengajaran yang akan dilakukan melalui teknik supervisi kelompok, dan (3) untuk
supervisi, baik yang individual maupun kelompok, dan medianya akan diuraikan
dicapai dalam pembinaan keterampilan pengajaran guru. Ada dua tujuan penilaian
sebagai berikut: (1) Katakan dengan jelas teknik-teknik penilaian, (2) Tulislah
pengukuran yang secara efektif bisa menilai hasil yang telah dispesifikasi, (4) Uji
rangkumlah hasilnya.
Alfonso, R.J,; Firth, G.R.; dan Neville, R.F. 1981. Instrucional Supervision; A.
Behavioral System, Boston: Allyn and Bascon, Inc.
Chandler. 1962. Education and theTeacher, New York: Dood, Mead & Company.
Cooper, dkk. 1977. Classroom Teaching Skills: A. Handbook, Taroron: D.C. Health
and Company.
Dick dan Carey. 1985. The Systematic Design of Instruction, Second Edition,
Chicago. Publishing Campany.
Good, dkk. 1975. Haw Teachers View Accoutability, Phi Delta Kappan, Vol. LVI
No. 5 Januari 1975.
Kemp. 1977. Instructional Design: A Plan for Unit Course, California: Fearon
Publishing.