Oleh:
BILLY ANDRIANSYAH SASMITO
190731638469
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Sekolah Guru Pamong
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
petunjuk dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Laporan Asistensi
Mengajar yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Blitar terselesaikan dengan tepat
waktu yakni mulai tanggal 14 Maret – 24 Juni 2022. Penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar - besarnya kepada:
1. Drs. Sugiyadi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Blitar yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Asistensi
Mengajar di SMK Negeri 1 Blitar.
2. Mokhamad Agus Bastomi, S.Pd., selaku Waka Kurikulum SMK Negeri 1
Blitar yang membimbing penulis untuk mengetahui isi seluruh sekolah.
3. Najib Jauhari, S.Pd, M.hum., selaku Dosen Pembimbing Asistensi
Mengajar, yang telah banyak memberikan saran, pengarahan, serta
motivasi dalam penulisan laporan ini.
4. Alfi Syahrina, S.Pd., selaku Guru Pamong yang memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan bimbingan atas terlaksananya Asistensi
Mengajar di SMK Negeri 1 Blitar.
5. Dewan Guru Normatif Adaptif & Guru Produktif yang telah membimbing
secara langsung atas terlaksananya Kegiatan Asistensi Mengajar baik piket
maupun praktik mengajar di SMK Negeri 1 Blitar.
6. Teman-teman Asistensi Mengajar, yang telah membantu secara langsung
atau tidak langsung atas terlaksananya Kegiatan Asistensi Mengajar di
SMK Negeri 1 Blitar.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Laporan Asistensi Mengajar ini mungkin masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik, saran, dan masukan dari semua pihak sangat diharapkan untuk dapat
digunakan sebagai bahan perbaikan. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat
bagi penulis dan pembaca. Amin.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Tujuan Asistensi Mengajar................................................................... 2
C. Manfaat Asistensi Mengajar................................................................. 2
BAB II PROFIL SEKOLAH MITRA............................................................ 4
A. Lokasi Sekolah..................................................................................... 4
B. Struktur Organisasi Sekolah................................................................. 7
C. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Blitar...................................................... 9
D. Kegiatan Mahasiswa di SMK Negeri 1 Blitar....................................... 9
BAB III PELAKSANAAN ASISTENSI MENGAJAR................................. 12
A. Akademik............................................................................................. 12
B. Adaptasi Teknologi dalam Pembelajaran............................................. 13
C. Non-Akademik..................................................................................... 14
D. Administrasi Sekolah........................................................................... 14
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 15
A. Kesimpulan.......................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................... 15
BAB V REFLEKSI DIRI................................................................................. 17
A. Hal-Hal Positif Yang Diterima............................................................. 17
B. Manfaat Asistensi Mengajar Terhadap Pengembangan Soft Skill........ 17
C. Manfaat Asistensi Mengajar Terhadap Kemampuan Kognitif............. 17
D. Rencana Pengembangan Diri............................................................... 17
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo SMK Negeri 1 Blitar.............................................................. 4
Gambar 2.2 Lokasi SMK Negeri 1 Blitar........................................................... 5
Gambar 2.3 Papan Nama SMK Negeri 1 Blitar.................................................. 5
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Profil SMK Negeri 1 Blitar................................................................. 4
Tabel 2.2 Kondisi Fisik SMK Negeri 1 Blitar.................................................... 5
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berupa Permendikbud Nomor 3
Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDikti) mengharuskan UM
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat
meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
optimal. SNDikti Tahun 2020 Pasal 18 menyatakan bahwa pemenuhan masa dan beban
belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat dilaksanakan melalui (1)
mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada PT sesuai masa dan beban
belajar; dan (2) mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi
sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran di luar program
studi. Proses pembelajaran yang disediakan mengakomodasi pemenuhan hak belajar
mahasiswa, seperti dinyatakan dalam SNDikti pasal 15 bahwa proses pembelajaran di
perguruan tinggi harus difasilitasi melalui: (a) proses pembelajaran dalam program studi lain
pada perguruan tinggi yang sama; (b) pembelajaran dalam program studi yang sama pada
perguruan tinggi yang berbeda; (c) pembelajaran dalam program studi lain pada perguruan
tinggi yang berbeda; dan d) pembelajaran pada lembaga non perguruan tinggi. Kebijakan ini
merupakan salah satu dari kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Implementasi Kampus Merdeka di UM dilakukan dengan pembelajaran di dalam dan
luar universitas. Pembelajaran di dalam UM dilakukan dengan pendekatan transdisipliner
dimana pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan kurikulum UM selain pendekatan
kapabilitas dan belajar berbasis kehidupan. Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah di luar
prodinya sebagai pemenuhan kapabilitasnya yang diwadahi dalam matakuliah transdisiplin.
Pembelajaran di luar UM dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan belajar, di antaranya
melakukan magang/praktik kerja di industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek
pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti
pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat
studi/proyek independen, dan mengikuti program kemanusiaan. Kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen dan dapat memberikan pengalaman kontekstual
lapangan yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau
menciptakan lapangan kerja baru.
Pelaksanaan merdeka belajar di UM dapat dilakukan secara optimal karena UM
memiliki kewenangan yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang
inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. UM memfasilitasi
kebebasan mahasiswa hak belajarnya dengan melakukan proses pembelajaran yang berpusat
pada mahasiswa (student centered learning). Pembelajaran harus memberikan tantangan dan
kesempatan untuk pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan
1
pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan,
permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan
pencapaiannya. Dengan demikian, upaya UM untuk menghasilkan lulusan yang sesuai
perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun
dinamika masyarakat dapat dicapai.
2
Manfaat yang akan dicapai oleh perguruan tinggi secara umum, dan prodi secara
khusus antara lain:
a. Memperoleh umpan balik dari sekolah atau lembaga guna pengembangan
kurikulum dan IPTEKS yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan
untuk pengembangan inovasi dan kualitas pendidikan.
c. Terjalin kerja sama yang lebih baik dengan pemerintah daerah dan instansi terkait
untuk pengembangan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
d. Tercapainya salah satu profil lulusan Prodi Pendidikan Otomotif sebagai pendidik
bidang Otomotif.
3
BAB II
PROFIL SEKOLAHAN MITRA
A. Lokasi SMK Negeri 1 Blitar
4
j. TPM Teknik Pemesinan
SMK Negeri 1 Blitar beralamat di Jalan Kenari no. 30 Plosokerep, Kec. Sananwetan,
Kota Blitar Kode Pos: 66134, Tlpn (0342) 801947, Email: info@smkn1blitar.sch.id ,
Website: http://www.smkn1blitar.sch.id/ , dengan Bapak Drs. Sugiyadi, M.Pd. sebagai
Kepala Sekolah.
3. Kondisi Fisik SMK Negeri 1 Blitar
5
3. Laboratorium 4 Baik
4. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
5 Ruang Tata Usah 1 Baik
6 Ruang Guru 1 Baik
7 UKS 1 Baik
8 Ruang Kurikulum 1 Baik
9 Ruang OSIS 1 Baik
10 Ruang Ekstrakulikuler 1 Baik
11 Ruang BKK Humas 1 Baik
12 Koperasi Siswa 1 Baik
13 Mushola 1 Baik
14 Perpustakaan 1 Baik
15 Aula 1 Baik
16 Lapangan Bola 1 Baik
17 Lapangan Voli 2 Baik
18 Lapangan Basket 1 Baik
19 Green House 1 Baik
20 Pos Satpam 1 Baik
21 Kantin 5 Baik
22 Ruang BK 1 Baik
23 Foto Copy 1 Baik
24 Ruang Meting 2 Baik
25 Ruang ICT 1 Baik
26 Ruang Arsip 1 Baik
27 Ruang Gudang 2 Baik
28 Tempat pembuangan akhir 1 Baik
29 Tempat parker 7 Baik
Tabel 2.2 Kondisi Fisik SMK Negeri 1 Blitar
6
4. Kondisi Non-Fisik SMK Negeri 1 Blitar
a. Guru : 136
b. Staf : 36
c. Rombel : 72
d. Sarana : 16.344
e. Prasarana : 219
f. Jumlah peserta didik : 2.435
Laki-laki : 1.903
Perempuan : 532
7
Proses Pembelajaran di SMK Negeri 1 Blitar dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Proses pembelajaran di kelas
Proses pembelajaran dikelas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
proses pembelajaran. Proses perencanaan meliputi guru menyiapkan perencanaan
pembelajaran dalam bentuk Silabus dan RPP. Proses pelaksanaan dibagi menjadi
3 yaitu:
1) Kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan peserta didik, memberi motivasi,
melakukan aktivitas, menjelaskan tujuan pembelajaran, menyampaikan
cakupan materi dan penjelasn silabus.
2) Kegiatan inti, meliputi guru menerapkan model pembelajaran sesuai
karakteristik kompetensi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tertuang
dalam RPP.
3) Kegiatan penutup, meliputi melakukan refleksi, memberikan umpan balik,
merencanakan kegiatan tindak lanjut, menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran berikutnya.
Penilaian Proses Pembelajaran merupakan penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk perbaikan. Hasil penilaian digunakan untuk merencanakan
program perbaikan pembelajaran, pengayaan, dan layanan konseling untuk
mengatasi kesulitan belajar.
8
Pelaksanaan pembelajaran sistem blok dapat dilakukan di SMK, industri, atau
secara bergantian di industri dan SMK sesuai dengan waktu, sumber daya,
peralatan, dan bahan yang telah ditetapkan. Penilaian yang dilakukan sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran.
Misi
Mengacu pada visi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, misi sekolah dalam
mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan sekolah yang kondusif, bersih, indah, nyaman, tertib, hijau, rindang,
sehat, dan aman.
2. Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan bersama industri dan dunia kerja, mas
yarakat, dan pemangku kepentingan.
3. Mengembangkan keunggulan vokasi melalui pembelajaran Competency Based
Training, Production Based Training, dan Teaching Factory.
4. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
5. Mengembangkan pendidikan karakter melalui pembelajaran, pembiasaan, pendidikan
dan pelatihan, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Tujuan
1. Terciptanya kultur sekolah yang bermartabat, ramah, dan santun yang bernuansa
kekeluargaan.
2. Terwujudkannya Link and Match.
3. Menghasilkan lulusan yang kompeten, mampu beradaptasi, berjiwa wirausaha, dan
kompetitif.
4. Terbangunnya persepsi positif sekolah, pencitraan sekolah melalui capaian prestasi
sekolah.
5. Terbangunnya karakter siswa yang tangguh, mampu bekerjasama, bertanggungjawab,
berwawasan kebangsaan, dan berakhlaq mulia.
9
kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian komptensi, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan, alat dan media pembelajaran,
sumber belajar dan langkah pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran juga
dilakukan penyusunan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar dan metode
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang telah disusun,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam RPP dilaksanakan. Proses
pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kemudian kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi salam, absen dan pertanyaan
awal mengenai materi. Kegiatan inti meliputi penjelasan materi, pertanyaan dan
mengerjakan tugas yang diberikan. Kegiatan penutup meliputi kesimpulan
pembelajaran, pemberian motivasi kepada peserta didik kemudian salam dan do’a.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada edisi covid ini dilakukan 2 model
pembelajaran atau disebut dengan blanded, yaitu pembelajaran daring dan luring.
Dan untuk pembelajaran luring dilakukan bergantian setiap minggunya dengan
model ganjil genap. Minggu pertama absen ganjil yang akan melakukan
pembelajaran luring dan minggu berikutnya absen genap yang akan melakukan
pembelajaran luring. Siswa melakukan pembelajaran daring melalui mocrosoft
teams
c. Refleksi/evaluasi pembelajaran
Refleksi/evaluasi pembelajaran dilakukan setelah kegiatan pembelajaran
dilaksanakan, hal yang perlu dievaluasi antara lain alur pembelajaran, strategi
pembelajaran yang digunakan, kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Alur pembelajaran disesuaikan dengan RPP pembagian
waktu terkadang kurang sesuai dengan waktu yang direncanakan diawal. Strategi
pembelajaran yang digunakan menyesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan pada pembelajaran, strategi pembelajaran dapat berbeda. Kendala
yang dihadapi dalam pembelajaran harus segera diatasi, bagaimana alternatif
pemecahan masalahnya.
2. Deskripsi Kegiatan Non-akademik
Kegiatan non-akademik yang dilakukan selama Asistensi Mengajar adalah piket
pada bagian ruang kurikulum yang sebagai titik kumpul peserta MBKM Asistensi
Mengajar. Pada saat piket di ruang kurikulum membantu segala kagiatn yang
dilakukan di SMK Negeri 1 Blitar. Menerima tugas-tugas siswa yang nantinya akan
diambil sendiri oleh guru yang bersangkutan. Membantu menyampaikan informasi
kepada seluruh sekolah. Selain itu juga membantu pendataan siswa-siswi yang akan
menempuh kegiatan Praktik Kerja Lapangan. Kegiatan non-akademi selanjutnya yang
dilakukan saat AM adalah piket pada ruangan tertentu yang sudah dibagi.
10
BAB III
PELAKSANAAN ASISTENSI MENGAJAR
A. Akademik
1. Observasi Pembelajaran
Observasi kegiatan pembelajaran ini bertujuan memberikan pengetahuan dan
pemahaman awal tentang kondisi dan karakteristik siswa, baik yang ada di dalam
maupun di luar kelas secara umum. Selain itu, tujuan dari dilakukannya observasi
yaitu supaya Mahasiswa Asistensi Mengajar mendapatkan gambaran secara umum
tentang model maupun metode pembelajaran yang diterapkan guru di kelas serta
mengetahui sikap guru dalam menghadapi tingkah laku siswa di kelas. Sasaran
observasi pembelajaran di kelas adalah.
a. Perangkat Pembelajaran
- Silabus
- Rencana pelaksanaan pembelajaran
b. Proses Pembelajaran
- Cara membuka pelajaran
- Penyajian materi
- Metode pembelajaran
- Penggunaan bahasa
- Cara memotivasi siswa
- Teknik bertanya
- Teknik menjawab
- Teknik penguasaan kelas
- Penggunaan media
- Menutup pelajaran
c. Perilaku Siswa
- Perilaku siswa di dalam kelas
- Perilaku siswa di luar kelas
- Interaksi siswa dengan siswa
- Interaksi siswa dengan guru
Di luar jadwal tersebut, Mahasiswa Asistensi Mengajar juga melakukan
observasi fisik/ lingkungan sekolah yang dilaksanakan secara individu bagi tiap-tiap
Mahasiswa Asistensi Mengajar. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengetahui
sarana dan prasarana, situasi, kondisi pendukung kegiatan belajar mengajar, serta
perangkat pembelajaran, dan perilaku siswa dalam lingkungan sekolah.
11
Pembuatan perangkat pembelajaran dimaksudkan untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran adalah menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi program
tahunan, program semester, program pelaksanaan harian, pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan penilaian. Penyusunan persiapan mengajar yang
dibuat oleh peserta dikonsultasikan dengan guru pembimbing.
3. Kompetensi Dasar
C. Non-Akademik
Kegiatan non-mengajar merupakan aktivitas mahasiswa pratikan dalam bidang
kegiatan non akademik sekolah seperti piket harian dan kegiatan sekolah.
D. Administrasi Sekolah
Kegiatan administrasi sekolah merupakan aktivitas mahasiswa Asistensi Mengajar
dalam bidang kegiatan administrasi sekolah dan pendampingan seperti piket di resepsionis
dan penerimaan persuratan.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rangkaian kegiatan pelaksanaan Program Merdeka Belajar Kampus
Mengajar (MBKM) Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang Semester genap TA
2021/2022 di SMK Negeri 1 Blitar yang telah dilaksanakan, dapat kesimpulan sebagai
berikut.
1. Program MBKM Asistensi Mengajar memberikan pengalaman yang sangat berharga
kepada praktikan untuk membentuk profesionalisme sebagai seorang calon
pendidik/guru.
2. Program MBKM Asistensi Mengajar memberikan gambaran yang nyata bagi praktik
mengenai dunia pendidikan di lingkup sekolah.
3. Program MBKM Asistensi Mengajar memberikan kesempatan belajar singkat dan
nyata bagi praktikan dalam dunia pendidikan yang sesungguhnya.
4. Program MBKM Asistensi Mengajar memperluas pengetahuan dan wawasan bagi
praktikan tentang tugas dari tenaga pendidik, tidak hanya mengajar melainkan belajar
untuk tertib dalam administrasi kependidikan.
B. Saran
Asistensi Mengajar MBKM sangat berarti bagi Mahasiswa Program MBKM. Selama
peserta MBKM melaksanakan Asistensi Mengajar di SMK Negeri 1 Blitar banyak pelajaran
dan pengalaman baik dalam pembelajaran, non-pembelajaran, maupun komunikasi dan
interaksi antara peserta Asistensi Mengajar dengan semua pihak yang ada di SMK Negeri 1
Blitar. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang terkait,
antara lain:
1. Bagi Pihak Universitas Negeri Malang
a. Diharapkan dapat memilih atau menyesuaikan waktu yang tepat untuk
pelaksanaan kegiatan Program MBKM Asistensi Mengajar dengan kalender
pendidikan sekolah mitra.
b. Memberikan pembekalan yang cukup bagi peserta Program MBKM Asistensi
Mengajar dan sosialisai yang jelas sebelum diterjunkan untuk melaksanakan
praktik pengalaman lapangan agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan sekolah
mitra.
c. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang antara pihak universitas
penyelenggara Program MBKM Asistensi Mengajar dan sekolah mitra.
13
2. Bagi Peserta Mahasiswa Program MBKM Asistensi Mengajar
a. Menjaga nama baik almamater universitas, serta memiliki kepribadian yang baik
dan luhur.
b. Menjaga nama baik SMK Negeri 1 Blitar yang menjadikan tempat pembelajaran
bagi mahasiswa Universitas Negeri Malang.
c. Bersikap disiplin dan mengikuti seluruh kegiatan Program MBKM Asistensi
Mengajar hingga selesai waktu penugasan di sekolah mitra.
d. Perlu meningkatkan kerja sama, komunikasi, dan koordinasi yang baik dalam
kelompok.
14
BAB V
REFLEKSI DIRI
A. Hal-Hal Positif Yang Diterima
1. Selama kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa mendapatkan kesempatan mengajar
yang tentunya menjadi pengalaman ketika suatu saat menjadi seorang guru.
2. Selama kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa dapat mengenal kondisi lingkungan
sekolah mitra.
B. Manfaat Asistensi Mengajar Terhadap Pengembangan Soft Skill
1. Dengan kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa dapat mengembangkan potensi diri
salah satunya melatih berbicara didepan umum, dalam hal ini berbicara didepan murid.
2. Dengan kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa dapat melatih kreativitas agar
kegiatan mengajar tidak membosankan.
3. Dengan kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa dapat melatih jiwa kepemimpinan.
Hal ini berkaitan dengan guru yang harus mampu menguasai kondisi di dalam kelas
agar kondusif selama kegiatan belajar.
C. Manfaat Asistensi Mengajar Terhadap Kemampuan Kognitif
1. Dengan kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa dapat memperluas pengetahuan bahan
ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik.
2. Dengan kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa mampu menganalisis kondisi kelas
agar menyesuaikan dengan cara mengajar.
3. Dengan kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa diharapkan dapat mensimulasikan
kegiatan praktikum didalam kegiatan pembelajaran.
D. Rencana Pengembangan Diri
1. Mengambil hal-hal positif selama kegiatan asistensi mengajar untuk dijadikan
pengalaman mengajar.
2. Melatih skill berbicara didepan umum agar mampu menguasai audience dan tidak
gugup saat menyampaikan suatu materi.
3. Mengembangkan kreativitas dalam berinovasi.
4. Melatih kesabaran ketika berhadapan dengan karakter individu yang berbeda-beda
atau mempelajari materi sebelum penulis mengajarkan ke peserta didik.
15
LAMPIRAN – LAMPIRAN
16
PROGRAM TAHUNAN
Nama SMK : SMK Negeri 1 Blitar
Bidang Keahlian : Semua Bidang Keahlian
Program Keahlian : Semua Program Keahlian
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : X/Genap
Durasi :
KI-4 (Keterampilan) :
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian Sejarah Indonesia.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja. Menujukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menujukkan keterampilan
mepresepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alam dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasa langsung.
17
antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA,
Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta,
G-30-S/PKI 9
2 4.9. Menyajikan hasil kesimpulan tentang upaya
bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman
disintegrasi bangsa antara lain PKI Madiun
1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,
Permesta, G-30-S/PKI
3.10. Mengevaluasi perkembangan kehidupan
politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada
masa awal kemerdekaan sampai dengan masa
Demokrasi Terpimpin 9
2
4.10. Menyajikan hasil telaah tentang
perkembangan kehidupan politik dan
ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal
kemerdekaan sampai masa Demokrasi
Terpimpin.
3.11. Mengevaluasi perkembangan kehidupan
politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada
masa Orde Baru sampai dengan awal
Reformasi, serta peranan mahasiswa dan
2 pemuda dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia 9
4.11. Mengolah informasi tentang perkembangan
kehidupan politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa Orde Baru sampai
dengan awal Reformasi, serta peranan
mahasiswa dan pemuda dalam perubahan
politik dan ketatanegaraan Indonesia
3.12. Mengevaluasi peran bangsa Indonesia dalam
perdamaian dunia antara lain KAA, Misi
Garuda, Deklarasi Djuanda, Gerakan Non
2
Blok, dan ASEAN, OKI, dan Jakarta Informal
Meeting 9
4.12. Menyajikan hasil telaah tentang peran bangsa
Indonesia dalam perdamaian dunia antara lain
KAA, Misi Garuda, Deklarasi Djuanda,
Gerakan Non Blok, dan ASEAN, OKI, dan
Jakarta Informal Meeting
3.13. Mengevaluasi kehidupan bangsa Indonesia
2 dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi pada era kemerdekaan (sejak
Proklamasi sampai dengan Reformasi) 6
4.13. Membuat studi evaluasi tentang kehidupan
bangsa Indonesia dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi di era
18
kemerdekaan (sejak proklamasi sampai
dengan reformasi)
19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan 3.8.1 Menganalisis sebab kedatangan kembali
bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan Belanda ke Indonesia sesudah proklamasi
kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda kemerdekaaan Indonesia
3.8.2 Menganalisis reaksi bangsa Indonesia atas
aksi NICA Belanda membonceng pasukan
Sekutu di Indonesia
3.8.3 Menganalisis awal perjuangan diplomasi
bangsa Indonesia untuk mempertahan
kedaulatan (Renville, Linggajati, Roem-
Royen)
4.8 Mengolah informasi tentang strategi dan bentuk 4.8.1 Mengolah informasi tentang kedatangan
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya kembali Belanda ke Indonesia sesudah
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman proklamasi kemerdekaaan Indonesia
Sekutu dan Belanda 4.8.2 Mengolah informasi tentang reaksi bangsa
Indonesia atas aksi NICA Belanda
membonceng pasukan Sekutu di Indonesia
(Peristiwa 10 Nopember, Bandung lautan
api, dst.)
4.8.3 Mengolah informasi tentang awal
perjuangan diplomasi bangsa Indonesia
untuk mempertahan kedaulatan (Renville,
Linggajati, Roem-Royen)
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending) siswa
mampu menelaah strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda.
2. Melalui tanya jawab dan pengerjaan latihan analisis peristiwa dalam bentuk Group Disscussion
siswa mampu menyampaikan bukti terjadinya Perjuangan fisik dalam mempertahankan
kedaulatan NKRI dan perjuangan diplomasi dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.
3. Melalui penugasan dengan model Student Center siswa mampu memaparkan hasil sajian telaah
sebab kegagalan penerapan demokrasi parlementer tahun 1950-1959.
C. Materi Pelajaran
1. Kedatangan pasukan Sekutu dan NICA ke Indonesia
2. Perjuangan fisik dalam mempertahankan kedaulatan NKRI
3. Perjuangan diplomasi dalam mempertahankan kedaulatan NKRI
4. Pengakuan Kedaulatan
1
Model : E-Learning
Metode :Studi literatur, diskusi, penugasan
E. Media Pembelajaran
1. Power Point
2. Google Meet
3. Whatsapp
F. Sumber Belajar
1. Buku pelajaran yang relavan.
2. Artikel dengan materi sejarah yang dibahas
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, dan berdoa untuk memulai 30 Menit
pembelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
3. Menyampaikan materi yang akan dibahas.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti 1. Guru mengirimkan dan menampilkan PPT. 45 Menit
2. Guru menjelaskan materi yang terdapat dalam PPT.
3. Tanya jawab mengenai materi yang dibahas dari penjelasan guru.
4. Guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi.
Penutup 1. Refleksi dari salah satu peserta didik mengenai hal yang didapatkan dari 15 Menit
pelajaran hari ini.
2. Guru menyampaikan kesimpulan mengenai pembelajaran.
3. Guru memberikan tugas dalam yang diberikan di website pembelajaran yang
digunakan oleh sekolah (E-Learning)
4. Menyampaikan apresiasi kepada peserta didik, salam penutup dan doa
penutup.
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap : Disiplin, sopan santun, jujur, bekerja sama dan Tanggungjawab.
2. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
3. Keterampilan : Unjuk Kerja
2
Lampiran:
A. Penilaian
1. Penilaian Sikap, pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait
dalam proses pembelajaran maupun secara umum melalui pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap :
Aspek Perilaku
Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa Yang Dinilai
Skor Sikap Nilai
BS JJ DS DS
1.
2.
3.
Keterangan:
BS : Bekerja Sama TJ : Tanggun Jawab
JJ : Jujur DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik 50 = Cukup
75 = Baik 25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
50,01 – 75,00 = Baik (B) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Mengevaluasi upaya bangsaIndonesia dalam 3.9.1 Menilai konflik yang terjadi antara tahun
menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara 1948-1965 sebagai ancaman disintegrasi
lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi bangsa
Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI 3.9.2 Menganalisis kebijak-an yang dilakukan
pemerintah dalam menyelesaikan konflik
tahun 1948-1945
3.9.3 Menyimpulkan pentingnya belajar
keteladanan dari tokoh-tokoh persatuan
dalam menghadapi ancaman disintegrasi
bangsa
4.9 Mengolah informasi tentang strategi dan bentuk 4.9.1 Menyajikan hasil kesimpulan tentang
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya konflik yang terjadi antara tahun 1948-1965
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sebagai ancaman disintegrasi bangsa
Sekutu dan Belanda 4.9.2 Menyajikan hasil kesimpulan tentang
kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi tahun
1948-1945
4.9.3 Menyajikan hasil kesimpulan pentingnya
belajar keteladanan dari tokoh-tokoh
persatuan dalam menghadapi ancaman
disintegrasi bangsa
J. Tujuan Pembelajaran
4. Melalui model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending) siswa
mampu mengevaluasi upaya bangsaIndonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa
antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI.
5. Melalui tanya jawab dan pengerjaan latihan analisis peristiwa dalam bentuk Group Disscussion
siswa mampu menyampaikan bukti terjadinya konflik ideologi dan kepentingan tahun 1948-1965
dan dampak konflik ideologi dan kepentingantahun1948-1965.
6. Melalui penugasan dengan model Student Center siswa mampu memaparkan hasil kesimpulan
tentang konflik yang terjadi antara tahun 1948-1965 sebagai ancaman disintegrasi bangsa.
K. Materi Pelajaran
1. Konflik ideologi dan kepentingan tahun 1948-1965
2. Dampak konflik ideologi dan kepentingantahun1948-1965
3. Upaya bangsa Indonesia mengatasi konflik tahun 1948-1965
2
M. Media Pembelajaran
4. Power Point
5. Google Meet
6. Whatsapp
N. Sumber Belajar
3. Buku pelajaran yang relavan.
4. Artikel dengan materi sejarah yang dibahas
O. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 5. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, dan berdoa untuk memulai 30 Menit
pembelajaran.
6. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
7. Menyampaikan materi yang akan dibahas.
8. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti 5. Guru mengirimkan dan menampilkan PPT. 45 Menit
6. Guru menjelaskan materi yang terdapat dalam PPT.
7. Tanya jawab mengenai materi yang dibahas dari penjelasan guru.
8. Guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi.
Penutup 5. Refleksi dari salah satu peserta didik mengenai hal yang didapatkan dari 15 Menit
pelajaran hari ini.
6. Guru menyampaikan kesimpulan mengenai pembelajaran.
7. Guru memberikan tugas dalam yang diberikan di website pembelajaran yang
digunakan oleh sekolah (E-Learning)
8. Menyampaikan apresiasi kepada peserta didik, salam penutup dan doa
penutup.
P. Penilaian
4. Penilaian Sikap : Disiplin, sopan santun, jujur, bekerja sama dan Tanggungjawab.
5. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
6. Keterampilan : Unjuk Kerja
3
Lampiran:
B. Penilaian
2. Penilaian Sikap, pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait
dalam proses pembelajaran maupun secara umum melalui pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap :
Aspek Perilaku
Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa Yang Dinilai
Skor Sikap Nilai
BS JJ DS DS
1.
2.
3.
Keterangan:
BS : Bekerja Sama TJ : Tanggun Jawab
JJ : Jujur DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik 50 = Cukup
75 = Baik 25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
50,01 – 75,00 = Baik (B) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Q. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.10.Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik 3.10.1 Siswa mampu menelaah pembentukan
dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa awal sistem kepartaian pada awal kemerdekaan
kemerdekaan sampai dengan masa Demokrasi (Maklumat Pemerintah 3 Nopember 1945)
Terpimpin 3.10.2 Siswa mampu membuktikan terjadinya
perubahan bentuk kabinet pada awal
kemerdekaan (Maklumat Pemerintah 14
Nopember 1945)
3.10.3 Siswa mampu menyimpulkan tujuan
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
pada awal kemerdekaan.
4.10.Menyajikan hasil telaah tentang perkembangan 4.10.1. Siswa mampu menyajikan hasil telaah sebab
kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia kegagalan penerapan demokrasi parlementer
pada masa awal kemerdekaan sampai masa tahun 1950-1959.
Demokrasi Terpimpin
R. Tujuan Pembelajaran
7. Melalui model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending) siswa
mampu menelaah pembentukan kepartaian pada awal kemerdekaan (Maklumat Pemerintah 3
Nopember 1945)
8. Melalui tanya jawab dan pengerjaan latihan analisis peristiwa dalam bentuk Group Disscussion
siswa mampu menyampaikan bukti terjadinya perubahan bentuk kabinet pada awal kemerdekaan
(Maklumat Pemerintah Nopember 1945)
9. Melalui penugasan dengan model Student Center siswa mampu memaparkan hasil sajian telaah
sebab kegagalan penerapan demokrasi parlementer tahun 1950-1959.
S. Materi Pelajaran
1. Maklumat pemerintah tentang pembentukan partai politik dan perubahan bentuk kabinet
2. Sistem Demokrasi Parlementer
3. Sistem Demokrasi Terpimpin
4. Aksi Tritura
U. Media Pembelajaran
7. Power Point
8. Google Meet
9. Whatsapp
2
V. Sumber Belajar
5. Buku pelajaran yang relavan.
W. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 9. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, dan berdoa 30 Menit
untuk memulai pembelajaran.
10.Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
11.Menyampaikan materi yang akan dibahas.
12.Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti 9. Guru mengirimkan dan menampilkan PPT. 45 Menit
10.Guru menjelaskan materi yang terdapat dalam PPT.
11. Tanya jawab mengenai materi yang dibahas dari penjelasan
guru.
12. Guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi.
Penutup 9. Refleksi dari salah satu peserta didik mengenai hal yang 15 Menit
didapatkan dari pelajaran hari ini.
10.Guru menyampaikan kesimpulan mengenai pembelajaran.
11.Guru memberikan tugas dalam bentuk essay tulis tangan.
12. Menyampaikan apresiasi kepada peserta didik, salam penutup
dan doa penutup.
X. Penilaian
7. Penilaian Sikap : Disiplin, sopan santun, jujur, bekerja sama dan Tanggungjawab.
8. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
9. Keterampilan : Unjuk Kerja
3
Lampiran:
C. Penilaian
3. Penilaian Sikap, pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait
dalam proses pembelajaran maupun secara umum melalui pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap :
Aspek Perilaku
Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa Yang Dinilai
Skor Sikap Nilai
BS JJ DS DS
1.
2.
3.
Keterangan:
BS : Bekerja Sama TJ : Tanggun Jawab
JJ : Jujur DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik 50 = Cukup
75 = Baik 25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
50,01 – 75,00 = Baik (B) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Y. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.11 Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik 3.11.1 Menilai latar belakang dikeluarkannya
dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa Orde supersemar
Baru sampai dengan awal Reformasi, serta 3.11.2 Menilai terjadinya dualisme kepemimpinan
peranan mahasiswa dan pemuda dalam setelah dikeluarkan-nya supersemar
perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia 3.11.3 Menilaiperubahan-perubahan penting yang
dilakukan pemerintah Orde Baru pada awal
pemerintahanmya
4.11 Mengolah informasi tentang pekembangan 4.11.1 Mengolah informasi tentang latar belakang
kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia dikeluarkan nya supersemar
pada masa Orde Baru sampai dengan awal 4.11.2 Mengolah informasi tentang terjadinya
Reformasi, serta peranan mahasiswa dan pemuda dualisme kepemimpinan setelah
dalam perubahan politik dan ketatanegaraan dikeluarkan-nya supersemar
Indonesia 4.11.3 Mengolah informasi tentang perubahan-
perubahan penting yang dilakukan
pemerintah Orde Baru
Z. Tujuan Pembelajaran
10. Melalui model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending) siswa
mampu mengevaluasi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada
masa Orde Baru sampai dengan awal Reformasi, serta peranan mahasiswa dan pemuda dalam
perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia.
11. Melalui tanya jawab dan pengerjaan latihan analisis peristiwa dalam bentuk Group Disscussion
siswa mampu menyampaikan bukti terjadinya Supersemar beserta dualisme kepemimpinan dan
zaman orde baru – reformasi.
12. Melalui penugasan dengan model Student Center siswa mampu memaparkan hasil kesimpulan
tentang kehidupan politik dari era orde baru hingga reformasi, serta konflik supersemar dan
dualism kepemimpinan.
2
11. Google Meet
12. Whatsapp
FF. Penilaian
10. Penilaian Sikap : Disiplin, sopan santun, jujur, bekerja sama dan Tanggungjawab.
11. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
12. Keterampilan : Unjuk Kerja
3
Lampiran:
D. Penilaian
4. Penilaian Sikap, pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait
dalam proses pembelajaran maupun secara umum melalui pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap :
Aspek Perilaku
Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa Yang Dinilai
Skor Sikap Nilai
BS JJ DS DS
1.
2.
3.
Keterangan:
BS : Bekerja Sama TJ : Tanggun Jawab
JJ : Jujur DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik 50 = Cukup
75 = Baik 25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
50,01 – 75,00 = Baik (B) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
2
KK. Media Pembelajaran
13. Power Point
14. Google Meet
15. Whatsapp
NN. Penilaian
13. Penilaian Sikap : Disiplin, sopan santun, jujur, bekerja sama dan Tanggungjawab.
14. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
15. Keterampilan : Unjuk Kerja
3
Lampiran:
E. Penilaian
5. Penilaian Sikap, pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait
dalam proses pembelajaran maupun secara umum melalui pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap :
Aspek Perilaku
Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa Yang Dinilai
Skor Sikap Nilai
BS JJ DS DS
1.
2.
3.
Keterangan:
BS : Bekerja Sama TJ : Tanggun Jawab
JJ : Jujur DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik 50 = Cukup
75 = Baik 25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
50,01 – 75,00 = Baik (B) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
2
Metode :Studi literatur, diskusi, ceramah
VV. Penilaian
16. Penilaian Sikap : Disiplin, sopan santun, jujur, bekerja sama dan Tanggungjawab.
17. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
18. Keterampilan : Unjuk Kerja
3
Lampiran:
F. Penilaian
6. Penilaian Sikap, pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait
dalam proses pembelajaran maupun secara umum melalui pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap :
Aspek Perilaku
Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa Yang Dinilai
Skor Sikap Nilai
BS JJ DS DS
1.
2.
3.
Keterangan:
BS : Bekerja Sama TJ : Tanggun Jawab
JJ : Jujur DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik 50 = Cukup
75 = Baik 25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
50,01 – 75,00 = Baik (B) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
1
1
2
MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA PPT KD 3.9
3
MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA PPT KD 3.10
4
MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA PPT KD 3.11
6
JADWAL PELAJARAN
7
TAHUN AJARAN 2021/2022
8
UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM
MENGHADAPI
DISTEGEGRASI PADA AWAL KEMEDEKAAN
SEJARAH INDONESIA KELAS X
PENYUSUN
BILLY ANDRIANSYAH SASMITO
SMKN 1 BLITAR
PETA KONSEP
9
KOMPETENSI DASAR
3.9 Mengevaluasi upaya bangsaIndonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi
bangsa antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,
Permesta, G-30-S/PKI
4.9 Menyajikan hasil kesimpulan tentang upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi
ancaman disintegrasi bangsa antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz,
RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI
MATERI PEMBELAJARAN
APRA
Andi Aziz
RMS
Disintegrasi
PRRI dan Permesta
10
Keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau persatuan serta
menyebabkan perpecahan. Sedangkan Disintegrasi Bangsa yaitu perpecahan atau hilangnya
persatuan suatu bangsa yang mengakibatkan perpecahan. Secara umum pernyebab disintegrasi
bangsa adalah karena rasa tidak puas dan ketidakadilan masyarakat terhadap pemerintahan yang
mengakibatkan pemborantakan atau separatisme. Disintegrasi berbentuk aksi demonstrasi,
pergolakan daerah bagi mereka yang merasakan adanya diskriminasi, aksi kriminalitas yang tak
terkendali, perilaku remaja yang menyimpang, serta konflik yang melibatkan isu suku, agama,
ras dan antar golongan (SARA). Permasalahan tersebut dapat menimbulkan disintegrasi bangsa
yang ditandai dengan hilangnya nasionalisme pada jiwa masyarakat sehingga menyebabkan
kerusuhan dan disharmonisasi.
Gejala Disintegrasi
Disintegrasi dalam masyarakat Indonesia ditandai oleh beberapa gejala, yang antara lain:
a) Tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat mengenai
tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota masyarakat.
b) Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-
norma yang telah disepakati bersama.
c) Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
d) Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik
dan maksimal sebagaimana mestinya.
e) Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi
mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.
f) Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat disosiatif, seperti
persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antarindividu maupun
kelompok, perang urat saraf, dan seterusnya.
Penanggulangan Disintegrasi
a) Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut:
b) Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
c) Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu
dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.
d) Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
e) Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak,
semua wilayah.
f) Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif
dan efektif.
Contoh disintegrasi sosial di Indonesia
Contoh kasus disintegrasi pasca kemerdekaan Republik Indonesia adalah lepasnya Timor
Timur, hilangnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari negara kesatuan Republik Indonesia serta
pergolakan daerah seperti yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam, Irian Jaya, Maluku dan
Riau. Pergolakan daerah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan ancaman bagi
NKRI yaitu kemungkinan lepasnya wilayah-wilayah tersebut dari Bumi Pertiwi.
11
Permasalahan disintegrasi disebabkan oleh banyak aspek seperti ekonomi, pendidikan,
agama, hukum, pembangunan, dan politik. Disntegrasi terjadi di berbagai lapisan kehidupan
masyarakat di Indonesia baik yang melibatkan kelompok ataupun organisasi kemasyarakatan
dari lingkup yang kecil hingga besar. Contoh disintegrasi yang paling umum adalah terjadinya
tawuran antar pelajar, tawuran antar anggota masyarakat, perselisihan yang terjadi antar wilayah
desa, serta perselisihan akibat perbedaan pendapat.
Salah satu contoh disintegrasi bangsa yang diakibatkan oleh kecemburuan sosial
Indonesia yaitu masyarakat papua yang merasa pemerintah pusat hanya mengeksploitasi
lingkungan mereka tanpa berusaha meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Ketidakpuasan
terhadap pemerintah itulah yang memicu gerakan separatis Papua Merdeka. Peristiwa di Papua
terjadi di juga di Maluku yang muncul gerakan-gerakan separatis sebagai akibat kecemburuan
sosial masyarakat Papua dan Maluku ketika melihat kondisi sosial ekonomi di pulau Jawa
terutama di pusat pemerintahan.
Peristiwa pemberontakan PKI di Madiun merupakan gambar disintegrasi sosial yang
disebabkan oleh masalah politik di Indonesia. Pemberontakan ini berawal dari adanya
penandatanganan Perjanjian Renville oleh Amir Syarifuddin yang waktu itu menjabat sebagai
pimpinan kabinet. Namun karena perjanjian itu dirasa merugikan bangsa Indonesia, Presiden
Soekarno mencabut mandatnya dari Amir Syarifuddin pada 28 Juni 1948. Setelah itu, presiden
membentuk kabinet baru yang diketuai oleh Muhammad Hatta. Rasa tidak puas inilah yang
membuat Amir Syarifuddin bekerjasama dengan Muso membentuk PDR (Partai Demokrasi
Rakyat) dengan tujuan menentang kabinet Hatta.
Faktor Yang Mempengaruhi Disintegrasi Bangsa
a. Geografi
Keadaan geografi indonesia yang memiliki banyak pulau juga merupakan salah satu
penyebab Disintegrasi, ketidakmerataan pembangunan tiap pulau serta kekayaan alam
yang berbeda tiap pulau akan menjadi faktor penyebab disintegrasi suatu negara.
b. Demografi
Meledaknya jumlah penduduk Indonesia dengan sumber daya manusia rendah akan
menambah jumlah kemiskinan. Masyarakat yang memiliki SDM rendah ini akan mudah
dipengaruhi, sehingga mereka akan merasakan ketidakadilan terhadap pemerintah yang
menimbulkan gerakan separatisme.
c. Sosial Budaya
Akibat dari keadaan geografi Indonesia yang berpulau - pulau mengakibatkan lahirnya
banyak budaya yang berbeda (suku, agama, budaya dan ras), kurangnya toleransi di
dalam masyarakat ini akan mudah terjadi konflik antar daerah.
d. Ideologi
Ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, akan tetapi semakin kesini paham akan idelogi
semakin memudar dan akibatnya masyarakat mudah dipengaruhi kelompok - kelompok
tertentu demi kepentingan mereka pribadi.
e. Politik
Politik di Indonesia kini semakin banyak masalah, mereka hanya ingin mengutamakan
kepentingan partai politik mereka sendiri dibandingkan demi negara.
f. Ekonomi
12
Kurangnya kesejahteraan rakyat, membuat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan, hal ini juga disebabkan karenan kurangnya efektivitas pemerintahan dalam
mengatur sistem ekspor dan impor.
1. Peristiwa PKI/Madiun
Bermula pada bulan November 1948, ketika Presiden Soekarno memanggil
gubernur seluruh Indonesia, itu tepat diperingati sebagai hari pahlawan di Yogyakarta
yang dihadiri para pejabat pemerintah, salah satunya adalah gubernur Soerjo. Setelah
menghadiri peringatan hari pahlawan, Gubernur Soerjo pamit undur diri untuk pergi ke
Madiun. Sebelum sampai di Madiun mobil beliau dicegat anggota Bataliyon FDR,
Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinan Maladi Yusuf ditengah Hutan Peleng,
Kedunggalar, Ngawi. Kendaraan yang digunakan Gubernur Soerjo dan dua perwira
polisi itu pun di bakar oleh. Ketiganya kemudian ditelanjangi dan dicaci maki,
ketiganya diikat, lalu diseret hingga lebih dari 5 KM dengan menggunakan kuda. Dua
perwira polisi tersebut lebih dahulu meninggal akibat diseret. Mereka terus menyeret
Gubernur Soerjo melewati aliran sungai Bengawan Solo, Sungai sonde, dan Kali Kakah.
Di Sungai Kakah itulah Gubernur Suryo gugur ditangan kelompok FDR tersebut. Empat
hari kemudian, jenazah Gubernur Soerjo dan dua perwira polisi baru ditemukan dalam
kondisi sangat mengenaskan. Jenazah itu kemudian dimakamkan di Sasono Mulyo yg
terletak di Sawahan, Kabupaten Magetan.
Dengan mundurnya dia dari kursi perdana mentri, menyebabkan dia menjadi
seorang yang oposan kepada pemerintah. Kekecewaan terhadap kejatuhannya dari kursi
perdana menetri membuatnya membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni
1948 yang mendapatkan dukungan dari PKI, Sobsi, dan partai Sosilis. Tujuan kelompok
FDR adalah menuntut pembubaran kabinet Hatta. FDR menyerang kebijakan kabinet
Hatta terkait kebijakan reorganisasi dan rasionalisasi angkatan perang. Tujuan yang
kedua melakukan tindakan pemogokan umum agar kondisi politik pemerintahan
menjadi tidak stabil.
Kedatangannya Muso pada tanggal 11 Agustus 1948 disambut gembira oleh ketua
umum FDR. Kembalinya Muso dari Moskow membawa misi yang besar yaitu ingin
mendirikan negara Republik Indonesia Soviet yang berhaluan kiri. Dalam sidang
Politbiro PKI pada 13-14 Agustus 1948, ia menawarkan resolusi yang dikenal dengan
sebutan “Jalan Baru untuk Republik Indonesia”. Dia menginginkan agar dibentuknya
kerjasama yang dipimpin oleh kaum sosialis dan komunis untuk menentang politik
penjajahan. Oleh sebab itu Organisasi sosialis dan Komunis melebur dalam PKI
termasuk di dalamnya adalah FDR. Muso dan Amir mendeklarasikan pimpinan di bawah
mereka, Muso dan Amir menggoyahkan kepercayaan masyarakat dengan menghasut dan
membuat semua golongan menjadi bermusuhan dan saling mencurigai satu dengan yang
lain.
Muso dan Amir berkeliling ke beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur
untuk mempropagandakan PKI beserta programnya yang bertujuan untuk menjatuhkan
wibawa pemerintah. Sambil menjelek-jelekan pemerintah, sementara itu PKI
mempertajam persaingan anatara pasukan TNI yang pro-PKI dan yang pro pemerintah.
13
Pemberontakan PKI Madiun (Madiun Affair) di picu karena adanya persaingan pasukan
TNI yang pro-PKI dan yang propemerintah.
Setelah Madiun berhasil direbut TNI, Musso dan pengawalnya melarikan diri ke
arah ponorogo, sementara TNI melakukan pengejaran terhadapnya. Dalam kejar-kejaran
terjadi saling tembak hingga kuda delman tertembak. Musso berlari dan bersembunyi di
sebuah kamar mandi di sebuah pemandian umum. Satu peleton tentara mengepung dan
kembali terjadi baku tembak. Ketika keluar kamar mandi, Musso tertembak dua kali.
Sementara itu Amir Syarifudin telah diketahui bertahan di hutan jati di
pegunungan sekitar Klambu. Akibat pengepungan yang rapat ini, ditambah dengan
bantuan alam yang berupa hujan hampir setiap hari, Amir Syarifudin dapat ditangkap
untuk kemudian dibawa ke solo untuk mmepertanggungjawabkan segela perbuatannya
di meja hijau.
14
mama? Ade Irma Suryani, Akhirnya mengembuskan tanggal 6 Oktober 1965. Di depan
nisan anaknya AH nasution menuliska kata-kata “Anak saya yang tercinta, engkau telah
mendahului gugur sebagai perisai ayahmu”.
Operasi penumpasan G 30 S/PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung
RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa pertumpahan darah
oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328
Siliwangi, dan dibantu pasukan kavaleri. Setelah diketahui bahwa basis G 30 S/PKI berada di
sekitar Halim Perdana Kusuma, sasaran diarahkan ke sana. Pada tanggal 2 Oktober, Halim
Perdana Kusuma diserang oleh satuan RPKAD di bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo
atas perintah Mayjen Soeharto. Pada pikul 12.00 siang, seluruh tempat itu telah berhasil dikuasai
oleh TNI – AD.
3. DI/TII
1. DI/TII JAWA TENGAH
Salah satu peristiwa penting yang meninggalkan bekas dalam catatan sejarah
negeri ini adalah berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di awal masa kemerdekaan.
Topik ini memang selalu dan akan tetap menarik untuk diperbincangkan, lengkap
dengan segala pendapat para ahli maupun saksi-saksi sejarah. Yuk kita baca bagimana
Fakta yang terjadi tentang Darul Islam Indonesia.
Nama Kartosuwiryo, tentu tak lagi menjadi nama yang asing bagi kita, karena
dialah pendiri negara berasas Islam tersebut. Negara Islam Indonesia (disingkat NII;
juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI) yang artinya adalah “Rumah Islam”
adalah gerakan politik yang diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12
Syawal 1368 dalam kalender Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa
Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat
Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja
diproklamasikan kemerdekaannya dan ada pada masa perang dengan tentara Kerajaan
Belanda sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam
proklamasinya bahwa “Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah
Hukum Islam”, lebih jelas lagi dalam undang-undangnya dinyatakan bahwa “Negara
berdasarkan Islam” dan “Hukum yang tertinggi adalah Al Quran dan Hadits.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti melakukan pendekatan
musyawarah yang di lakukan M.Natsir. Namun pendekatan musyawarah tersebut tidak
membawa hasil sehingga pemerintah RI terpaksa mengambil tindakan tegas dengan
menerapkan operasi militer yang di sebut Operasi Pagar Betis dan Operasi Baratayudha
untuk menumpas gerakan DI/TII. Operasi Pagar Betis dilakukan dengan melibatkan
rakyat untuk mengepung tempat persembunyian gerombolan DI/TII. Disisi lain, operasi
Barathayudha juga dilaksanakan TNI untuk menyerang basis-basis kekuatan
gerombolan DI/TII.Dan dijalankanlah taktik dan strategi baru yang disebut Perang
Wilayah. Pada tahun 1 April 1962 pasukan Siliwangi bersama rakyat melakukan operasi
“Pagar Betis (mengepung pasukan DI/TII dengan mengepung dari seluruh penjuru)” dan
operasi “Bratayudha (operasi penumpasan gerakan DI/TII kartosuwirjo). Pada tanggal 4
juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta para pengikutnya berhasil ditanggap oleh pasukan
15
Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Sekarmadji Maridjan kartosoewiryo
sempat mengajukan grasi kepada Presiden, tetapi di tolak. Akhirnya S.M.Kartosuwiryo
dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak dari keempat angkatan bersenjata RI 16
Agustus 1962.
2. DI/TII Jawa Tengah
Fatah lengkapnya Amir Fatah adalah komandan Laskar Hizbullah di daerah
Tulangan, Siduardjo, dan Mojokerto di Jawa Timur pada pertempuran 10 November
1945. Setelah perang kemerdekaan ia meninggalkan Jawa Timur dan bergabung dengan
pasukan TNI di Tegal. Setelah bergabung dengan Kartosuwiryo, Amir Fatah kemudian
diangkat sebagai komandan pertemburan Jawa Tengah dengan pangkat Mayor Jenderal
Tentara Islam Indonesia. Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk
Komando Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol Sarbini.
Amir Fatah dan para pendukungnya menganggap bahwa aparatur Pemerintah RI
dan TNI yang bertugas di daerah Tegal-Brebes telah terpengaruh oleh “orang-orang
Kiri”, dan mengganggu perjuangan umat Islam. Ketiga, adanya pengaruh “orang-orang
Kiri” tersebut, Pemerintah RI dan TNI tidak menghargai perjuangan Amir Fatah dan para
pendukungnya selama itu di daerah Tegal-Brebes. Bahkan kekuasaan MI yang telah
dibinanya sebelum Agresi Militer II, harus disebahkan kepda TNI di bawah
Wongsoatmojo. Keempat, adanya perintah penangkapan dirinya oleh Mayor Untuk
mencegah DI Amir Fatah agar tidak meluas ke daerah daerah lain di Jawa Tengah, maka
diperlukan perhatian khusus. Kemudian Panglima Divisi III Kolonel Gatot Subroto
mengeluarkan siasat yang bertujuan memisahkan DI Amir Fatah dengan DI
Kartosuwiryo, menghancurkan sama sekali kekuatan bersenjatanya dan membersihkan
sel sel DI dan pimpinannya. Dengan dasar instruksi siasat itu maka terbentuklah
Komando Operasi Gerakan Banteng Nasional (GBN). Daerah Operasi disebut daerah
GBN.
Pimpinan Operasi GBN yang pertama Letkol Sarbini, kemudian diganti oleh
Letkkol M. Bachrun dan terakhir Letkokl A. Yani. Dalam kemimpinan Letkol A. Yani
untuk menumpas Di Jawa Tengah dan gerakan ke timur dari DI Kartosuwiryo yang
gerakannya meningkat dengan melakukan teror terhadap rakyat, maka dibentuk
pasukannya yang disebut Banteng Raiders. Kemudian diadakan perubahan gerakan
Banteng dari defensif menjadi ofensif. Gerakan menyerang musuh dilanjutkan dengan
fase pembersihan. Dengan demikian tidak memberi kesempatan kepada musuh untuk
menetap dan konsolidasi di suatu tempat. Operasi tersebut telah berhasil membendung
dan menghancurkan exspansi DI ke timur, sehingga rakyat Jawa tengah tertindar dari
bahaya kekacauan dan gangguan keamanan dari DI.
3. DI/TII Kalimantan Selatan
Timbulnya pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan ini sesungguhnya bisa
ditelusuri hingga tahun 1948 saat Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV,
sebagai pasukan utama Indonesia dalam menghadapi Belanda di Kalimantan Selatan,
telah tumbuh menjadi tentara yang kuat dan berpengaruh di wilayah tersebut. Namun
ketika penataan ketentaraan mulai dilakukan di Kalimantan Selatan oleh pemerintah
pusat di Jawa, tidak sedikit anggota ALRI Divisi IV yang merasa kecewa karena diantara
16
mereka ada yang harus didemobilisasi atau mendapatkan posisi yang tidak sesuai
dengan keinginan mereka.
Suasana mulai resah dan keamanan di Kalimantan Selatan mulai terganggu.
Penangkapan-penangkapan terhadap mantan anggota ALRI Divisi IV terjadi. Salah satu
alasannya adalah karena diantara mereka ada yang mencoba menghasut mantan
anggota ALRI yang lain untuk memberontak. Diantara para pembelot mantan anggota
ALRI Divisi IV adalah Letnan Dua Ibnu Hajar. Dikenal sebagai figur berwatak keras,
dengan cepat ia berhasil mengumpulkan pengikut, terutama di kalangan anggota ALRI
Divisi IV yang kecewa terhadap pemerintah. Ibnu Hajar bahkan menamai pasukan
barunya sebagai Kesatuan Rakyat Indonesia yang Tertindas (KRIyT). Kerusuhan segera
saja terjadi. Berbagai penyelesaian damai coba dilakukan pemerintah, namun upaya ini
terus mengalami kegagalan. Pemberontakan pun pecah. Akhir tahun 1954, Ibnu Hajar
memilih untuk bergabung dengan pemerintahan DI/TII Kartosuwiryo, yang enawarkan
kepadanya jabatan dalam pemerintahan DI/TII sekaligus Panglima TII Kalimantan.
Konflik dengan tentara Republik pun tetap terus berlangsung bertahun-tahun. Baru
pada tahun 1963, Ibnu Hajar menyerah. Ia berharap mendapat pengampunan. Namun
pengadilan militer menjatuhinya hukuman mati
4. DI/TII Aceh
Penurunan status Aceh dari daerah istmewa menajdi satu provinsi bagian dari provinsi
sumatera utara hal tersebut otomatis akan menurunkan jabatan Daud beureuh sebagai
Gubernur Militer. Tak puas dengan keputusan pemerintah pemberontakan DI/TII di
Aceh dimulai dengan “Proklamasi” Daud Beureueh bahwa Aceh merupakan bagian
“Negara Islam Indonesia” di bawah pimpinan Imam Kartosuwirjo pada tanggal 20
September1953. Sebagai Gubernur Militer ia berkuasa penuh atas pertahanan daerah
Aceh dan menguasai seluruh aparat pemerintahan baik sipil maupun militer. Sebagai
seorang tokoh ulama dan bekas Gubernur Militer, Daud Beureuh tidak sulit memperoleh
pengikut. Daud Beureuh juga berhasil memengaruhi pejabat-pejabat Pemerintah Aceh,
khususnya di daerah Pidie. Untuk beberapa waktu lamanya Daud Beureuh dan
pengikutpengikutnya dapat mengusai sebagian besar daerah Aceh termasuk sejumlah kota.
Upaya pemerintah dilakukan melalui jalan kooperatif antara lain dengan membuka
dialog antara M Hatta dengan kelompok daud Beureuh dan selanjutnya ditindaklanjtuo
dengan menyelenggarakan kerukunan Rakyat Aceh pada tanggl 17-28 Desember 1962
Hasil keputusan dalam musyawarah tersebut dituangkan dalam Keputusan Perdana
Menteri RI No.1/ Misi/ 1959 tanggal 26 Mei 1959. Kemudian, dilanjutkan dengan
keputusan penguasa perang tanggal 7 April 1962, No.KPTS/ PEPERDA-061/ 3/ 1962
tentang pelaksanaan ajaran Islam bagi pemeluknya di Daerah Istimewa Aceh. Dan juga
pemberian amnesti kepada Daud Beureuh dengan catatan apabila Daud Beureuh
bersedia untuk menyerahkan diri dan kembali pada masyarakat Aceh.
5. DI/TII Sulawesi Selatan
Dibawah pimpinan Letnan Kolonel Kahar Muzakkar dengan dilatar belakangi
ketidakpuasan para bekas pejuang gerilya kemerdekaan terhadap kebijakan pemerintah
dalam membentuk Tentara Republik dan demobilisasi yang dilakukan di Sulawesi Selatan.
Namun beberapa tahun kemudian pemberontakan malah beralih dengan
17
bergabungnya mereka ke dalam DI/TII Kartosuwiryo. Tokoh Kahar Muzakkar sendiri
pada masa perang kemerdekaan pernah berjuang di Jawa bahkan menjadi komandan
Komando Grup Sulawesi Selatan yang bermarkas di Yogyakarta.
Setelah pengakuan kedaulatan tahun 1949 ia lalu ditugaskan ke daerah asalnya untuk
membantu menyelesaikan persoalan tentang Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS)
di sana. KGSS dibentuk sewaktu perang kemerdekaan dan berkekuatan 16 batalyon atau
satu divisi. Pemerintah ingin agar kesatuan ini dibubarkan lebih dahulu untuk kemudian
dilakukan re-organisasi tentara kembali. Semua itu dalam rangka penataan ketentaraan.
Namun anggota KGSS menolaknya. Begitu tiba, Kahar Muzakkar diangkat oleh Panglima
Tentara Indonesia Timur menjadi koordinator KGSS, agar mudah menyelesaikan
persoalan. Namun Kahar Muzakkar malah menuntut kepada Panglimanya agar KGSS
bukan dibubarkan, melainkan minta agar seluruh anggota KGSS dijadikan tentara
dengan nama Brigade Hasanuddin.
Tuntutan ini langsung ditolak karena pemerintah berkebijakan hanya akan menerima
anggota KGSS yang memenuhi syarat sebagai tentara dan lulus seleksi. Kahar Muzakkar
tidak menerima kebijakan ini dan memilih berontak diikuti oleh pasukan pengikutnya.
Selama masa pemberontakan, Kahar Muzakkar pada tanggal 7 Agustus 1953
menyatakan diri sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo.
Pemberontakan yang dilakukan Kahar memang memerlukan waktu lama untuk
menumpasnya. Pemberontakan baru berakhir pada tahun 1965. Di tahun itu, Kahar
Muzakkar tewas tertembak dalam suatu penyergapan. Pemberontakan yang berkait
dengan DI/TII juga terjadi di Kalimantan Selatan
18
Gerakan yang dipimpin oleh Raymond Westerling ini berhasil mengusai markas
Staf Divisi Siliwangi, sekaligus membunuh ratusan prajurit Divisi Siliwangi. Pada Januari
1950, Presiden RIS Sukarno menunjuk Hamid sebagai menteri negara tanpa portofolio
sekaligus koordinator tim perumusan lambang negara. Dalam sidang kabinet, 10 Januari
1950, Hamid membentuk Panitia Lencana Negara. Kemudian diadakanlah sayembara pembuatan
lambang negara. Dan dialah yang mendisain Gurung garuda dan lambanglambangnya.
Namun Hamid menjalin mufakat dengan Westerling karena ingin
mempertahankan negara federal dan kecewa dengan jabantanya yang hanya sebagai
mentri tanpa portofolio. Dalam pledoinya, Hamid mengakui telah memberi perintah
kepada Westerling dan Inspektur Polisi Frans Najoan untuk menyerang sidang Dewan
Menteri RIS pada 24 Januari 1950. Dalam penyerbuan itu, Hamid juga memerintahkan
agar semua menteri ditangkap, sedangkan Menteri Pertahanan Sultan Hamengku
Buwono IX, Sekretaris Jenderal Ali Budiardjo dan Kepala Staf Angkatan Perang PRIS
(APRIS) Kolonel TB Simatupang harus ditembak mati. Perundingan yang diadakan oleh
Drs. Moh. Hatta dengan Komisaris Tinggi Belanda, akhirnya Mayor Jenderal Engels yang
merupakan Komandan Tinggi Belanda di Bandung, mendesak Westerling untuk
meninggalkan Kota Bandung. Berkat hal itu, APRA pun berhasil dilumpuhkan oleh
pasukan APRIS.
5. Andi Aziz
Seperti halnya pemberontakan APRA di Bandung, peristiwa Andi Aziz berawal
dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dari KNIL (pasukan
Belanda di Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang
dijadikan pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur (NIT). Ketika akhirnya tentara
Indonesia benar-benar didatangkan ke Sulawesi Selatan dengan tujuan memelihara
keamanan, hal ini menyulut ketidakpuasan di kalangan pasukan Andi Aziz. Ada
kekhawatiran dari kalangan tentara KNIL bahwa mereka akan diperlakukan secara
diskriminatif oleh pimpinan APRIS/TNI.
Pasukan KNIL di bawah pimpinan Andi Aziz ini kemudian bereaksi dengan
menduduki beberapa tempat penting, bahkan menawan Panglima Teritorium (wilayah)
Indonesia Timur, Pemerintahpun bertindak tegas dengan mengirimkan pasukan
dibawah impinan Kolonel Alex Kawilarang. April 1950, pemerintah memerintahkan
Andi Aziz agar melapor ke Jakarta akibat peristiwa tersebut, dan menarik pasukannya
dari tempat-tempat yang telah diduduki, menyerahkan senjata serta membebaskan
tawanan yang telah mereka tangkap.
Tenggat waktu melapor adalah 4 x 24 jam. Namun Andi Aziz ternyata terlambat
melapor, sementara pasukannya telah berontak. Andi Aziz pun segera ditangkap di
Jakarta setibanya ia ke sana dari Makasar. Ia juga kemudian engakui bahwa aksi yang
dilakukannya berawal dari rasa tidak puas terhadap APRIS. Pasukannya yang
memberontak akhirnya berhasil ditumpas oleh tentara Indonesia di bawah pimpinan
Kolonel Kawilarang.
19
Didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, menimbulkan respon dari
masyarakat Maluku Selatan saat itu. Seorang mantan jaksa agung Negara Indonesia
Timur, Mr. Dr. Christian Robert Soumokil, memproklamirkan berdirinya Republik
Maluku Selatan pada tanggal 25 April 1950. Hal ini merupakan bentuk penolakan atas
didirikannya NKRI, Soumokil tidak setuju dengan penggabungan daerah-daerah Negara
Indonesia Timur ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Dengan mendirikan
Republik Maluku Selatan, Ia mencoba untuk melepas wilayah Maluku Tengah dan NIT
dari Republik Indonesia Serikat.
Berdirinya Republik Maluku Selatan ini langsung menimbulkan respon
pemerintah yang merasa kehadiran RMS bisa jadi ancaman bagi keutuhan Republik
Indoensia Serikat. Maka dari itu, pemerintah langsung ambil beberapa keputusan untuk
langkah selanjutnya. Tindakan pemerintah yang pertama dilakukan adalah dengan
menempuh jalan damai. Dr. J. Leimena dikirim oleh Pemerintah untuk menyampaikan
permintaan berdamai kepada RMS, tentunya membujuk agar tetap bergabung dengan
NKRI. Tetapi, langkah pemerintah tersebut ditolak oleh Soumokil, justru ia malah
meminta bantuan, perhatian, juga pengakuan dari negara lain lho, terutama dari
Belanda, Amerika Serikat, dan komisi PBB untuk Indonesia.
4. PRRI/Permesta
Munculnya pemberontakan PRRI dan Permesta bermula dari adanya persoalan di
dalam tubuh Angkatan Darat, berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara
di Sumatera dan Sulawesi. Hal ini mendorong beberapa tokoh militer untuk menentang
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Persoalan kemudian ternyata malah meluas pada
tuntutan otonomi daerah. Ada ketidakadilan yang dirasakan beberapa tokoh militerdan
sipil di daerah terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana
pembangunan.
Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah
sebagai alat perjuangan tuntutan pada Desember 1956 dan Februari 1957, seperti :
Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.b. Dewan
Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan. c. Dewan Garuda di
Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian. d. Dewan Manguni di Sulawesi
Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual. Gambar 1.9 Allen Pope dalam
persidangan, 28 Desember 1959 Dewan-dewan ini bahkan kemudian mengambil alih
kekuasaan pemerintah daerah di wilayahnya masing-masing. Beberapa tokoh sipil dari
pusatpun mendukung mereka bahkan bergabung ke dalamnya, seperti Syafruddin
Prawiranegara, Burhanuddin Harahap dan Mohammad Natsir. KSAD Abdul Haris
Nasution dan PM Juanda sebenarnya berusaha mengatasi krisis ini dengan jalan
musyawarah, namun gagal.
20
Latihan Soal
Untuk uji kompetensi diawah ini pilihlah salah satu jawaban yang paling benar sesuai
dengan sumber informasi yang akurat!
1. Sejak Juni 1948 para tokoh PKI mengerahakan massa untuk melancarkan aksi
sepihak ke daerah Surakarta, Solo, Kediri, dan Puwadadi, adapun saran yang
disampaikan para Tokoh PKI seperrti tercantum di bawah ini yaitu…
A. Menduduki kentor pemerintahan.
A. Menculik para tokoh PKI.
B. Melucuti persenjataan anggota militer.
C. Mengambil alih tempat-tempat strategis.
D. Merebut tanah milik bangsawan.
2. Pemberontakan PKI di Madiun 1948 berkaitan erat dengan kebijakan Rekonstruksi
dan Rasionalisasi Angkatan Perang (RERA). Indikator yang mendukung
pernyataan tersebut adalah…
A. TNI tidak berhasil menyatukan unsur KNIL Ke dalam tubuh APRIS sebagai
unsur keamanan RIS.
B. Kabinet Hatta melakukan pengurangan terhadap TNI yang dianggap menjadi
beban anggran negara.
C. Amir Syarifudin menghimpun anggota tentara yang tersingkir untuk
melakukan pemberontakan.
D. Rera akan bermetamorfosis menjadi FDR yang kelak akan melakukan di
pemberontakan di Madiun.
E. Rera dipimpin oleh Muso dan Alimin.
3. Latihan kemiliteran kader-kader PKI di daerah Lubang Buaya adalah sebagai
persiapan untuk…
A. Merebut kekuasaan pemerintahan.
B. Mengepung bandara Halim Perdanakusuma.
C. Merebut RRI dan PN telekomunikasi.
D. Mengamankan daerah Lubang Buaya.
E. Mengkoordinasikan kegiatan di Lubang Buaya.
4. Gerakan yang terjadi tanggal 30 September 1965 menimbulkan perubahan yang
besar pada keberlangsungan Negara Indonesia. Salah satu dampak yang timbul
dari gerakan tersebut adalah…
A. Pergantian sistem demokrasi terpimpin menjadi demokrasi parlementer.
B. Dijalankannya program reorganisasi dan rasionalisasi.
C. Munculnya Supersemar.
D. Munculnya Trikora dari masyarakat.
E. Pembubaran negara federal RIS.
5. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, perjuangan bangsa Indonesia belum
berakhir. Selain ancaman dari pihak asing yang ingin kembali menjajah, bangsa
Indonesia menghadapi ancaman dari bangsa Indonesia sendiri. Salah satunya
adalah gerakan komunis yang ingin mnedirikan negara komunis Indonesia. Partai
Komunis Indonesia sudah melakukan pemberontakan berulang kali sejak tahun
1926. Puncaknya, terjadi peristiwa G30 S/PKI tahun 1965. Bahaya komunis juga
21
dianggap sebagai bahaya laten yang harus diwaspadai. Hal mendasar yang
menyebabkan paham komunis tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
yang pancasilais adalah ….
A. Komunisme sering melakukan aksi demonstrasi dan perusakan.
B. Komunisme bersifat ateis tidak mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha
Esa.
C. Komunisme menginginkan bentuk negara komunis.
D. Komunisme berasal dari negara blok timur yang berlawanan dengan blok
barat.
E. Pancasila merupakan ide presiden Sukarno yang beraliran liberal, bukan
komunis.
6. Pada saat bangsa Indonesia harus berjuang mempertahankan kemerdekaan, di Jawa Barat
muncul gerakan separatis DI/TII yang dipimpin oleh SM Kartosoewirjo. Gerakan ini,
selain disebabkan banyak pasukan SM Kartosoewirjo yang teranulir kebijakan Rera, juga
kecewa terhadap pemerintah RI karena….
A. Tunduk terhadap perundingan Renville
B. Pasukannya tidak diakui pemerintah
C. Tidak mengakomidir pasukannya
D. Bersekutu dengan kekuatan Belanda
E. Menguntungkan perjuangan rakyat RI
7. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Letnan Kolonel Kahar
Muzakkar merupakan akibat perbedaan cara pandang antara pemerintah dengan Kahar
Muzakar berkaitan dengan ....
A. Rencana pembentukan negara Islam
B. Poses penyelesaian masalah KGSS
C. KGSS menolak dilebur ke dalam TNI
D. Dukungan KGSS terhadap kebijakan rera
E. Pemerintah menolak membubarkan KGSS
8. Dilihat dari proses penyelesaian peristiwa DI/TII di Aceh sangat berbeda dengan
penyelesaian DI/TII di berbagai daerah seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan dan Kalimantan Selatan. Keistimewaan penyelesaian DI/TII di Aceh tersebut
yaitu ....
A. Bekerja sama dengan GAM
B. Menerapkan darurat militer
C. Penyelesaian secara damai
D. Menggunakan mediator asing
E. Menggunakan operasi militer
9. Tentara Hisbullah termasuk kelompok yang memiliki andil besar dalam beberapa
pemberontakan yang terjadi di Indonesia. Pemberontakan tersebut terjadi pada waktu yang
bersamaan dengan upaya mendapatkan pengakuan sebagai negara yang merdeka, dengan
melibatkan bebrapa Tokoh sebagai dalangnya. Antara lain
A. Kartosuwiryo, Amir Fatah, Kyai Sumolangu
B. Kahar Muzakar, Amir Fatah, Andi Aziz
C. Semaun, Kartosuwiryo, Andi Aziz
22
D. Kahar Muzakar, Kartosuwiryo, Amir fatah
E. Soumokil, Amir Fatah, Kahar Muzakar
10. Beberapa hari menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-74, Sardjono Kartosoewirjo salah
seorang anak dari Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang pernah memimpin gerakan
DI/TII di Jawa Barat—beserta sejumlah keturunan tokoh DI/TII yang lain, pada Selasa
(13/8/2019) melakukan ikrar setia kepada NKRI di depan Menko Polhukam. Peristiwa ini
mengundang keheranan sejumlah pihak karena tragedi pemberontakan DI/TII yang banyak
memakan korban. Kesimpulan yang bisa dituliskan dari informasi tersebut diatas adalah
A. Semua gerakan sparatisme harus di tumpas dari bumi Indonesia
B. DI/TII adalah gerakan Sparatis yang mmepunyai tujuan mendirikan negara Islam
Indonesia
C. Keinginan pemerintah untuk menyatukan rakyat Indonesia dalam NKRI tanpa kecuali
D. Gerakan sparatisme adalah gerakan yang melanggar hukum dan harus ditumpas
E. Usaha pemerintah untuk membina hubungan baik dalam bingkai NKRI
11. Pada masa revolusi kemerdekaan partai komunis Indonesia menjadi salah satu kekuatan
politik yang berpengaruh dalam pemerintahan RI. Fakta yang mendukung pernyataan
tersebut adalah….
A. Amir Syarifudin menjabat sebagai perdana
B. Menteri ajaran Nasakom menajdi landasan politik luar negeri Indonesia
C. Partai Komunis Indonesia bergabung dengan front Demokrasi rakyat
D. Moh. Hatta mengurangi pengaruh kelompok kiri dalam pemerintahan
E. pemrintah Indonesia menetapkan kebijakn ReRa
12. Pada tanggal 17 Agustus 1948 pemerintah Indonesdia dan Belanda sepakat untuk
mendatangani perjanjian Renville. Perjanjian tersebut justru menimbulkan pertentangan
dari berbagai pihak. Alasan tertentangan yang etrjadai adalah sebagai berikut:
A. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia
B. Pasukan Belanda harus meninggalkan Jakarta
C. Pasukan militer Indonesia harus menyerahkan senjatanya kepada Belanda
D. Pemerintah Belanda memperoleh kekuasaan penuh di wilayah tengah
E. Pemerintah Indonesia harus menarik pasukan devisi siliwangi dari jawa
barat
13. Untuk menumpak gerakan DI/TII jawa barat. A H nasution menerapkan operasi pagar betis
strategi ini dilaksanakan dengan langkah….
A. Membangun benteng-beneng di wilayah konflik
B. Menghimpun kekuatan dari rakyat yang pro pemerintah
C. Melakukan perundingan dengan para petinggi di/tii
D. Menghimpun keterangan dari para anggota di/tii yang tertangkap
E. Menempatkan pasukan khusu dalam garda terdepan pasukan pemerintah
14. Langkah awal PKI yang dilakukan untuk menyebarkan pengaruhnya di Indonesia dengan
cara-cara berikut ini:
A. Mengambil alih tempat-tempatstrategis di berbagai wilayah Indonesia
B. Membujukpresiden Soekarno untuk bersedia bergabung dengan PKI
C. Melakukan pelatihan-pelatihan militer dengan Angkatan Darat yang pro PKI
23
D. Menyerobot tanah milik elite tradisional untuk dibagi-bagi kepada rakyat miskin
E. Mempropagandakan ajaran nasionalisme, sosialis, dan komunis, yang dijarkan
presiden Soekarno
15. Pada April 1950 bekas pasukan KNIL mendengar berita bahwa 900 APRIS yang berasal
dari TNI yang akan datang ke Makasar untuk mejaga keamanan. Respons bekas pasukan
KNIL di Makasar terhdap isu tesebut dinyatakan dalam pernyataan di bawah ini
A. Melucuti pessenjtaan pasukan TNI
B. Memutuskan mundur dari wilayah Makasar
C. Menolak kedatangan TNI di Makasar
D. Memprsiapkan markas yang dibutuhkan TNI ketika tiba di makasar
E. Menggabungkan psukannya dnegan TNI ke dalam APRIS
16. Untuk melancarkan aksinya dlam menghimpun kekuatan , RMS berusaha mendapatkan
dukungan dari dunia internasional, Adapun langkah RMS untuk mewujudkan cita-cita
tersebut adalah….
A. Mengirimkan perwakilan ke negeri Belanda
B. Melakukan perundingan dengan Leimena
C. Membawa permsalahan RMS adalam sidang PBB
D. Menunjuk Dr. J.P Nikijuluw sebagai wakil presiden RMS
E. Menjalin kerja sama dengan negara-negara berhaluan sosialis
17. Pemberontakan yang dilakukanoleh RMS mendapat dukungan dari Bepanda. Fakta yang
mendukung pernyataan diatas adalah….
A. Ratu Belanda siangkats ebagi enasehat RMS
B. Belanda mempersenjatai seluruh pasukan RMS
C. RMS mempunyai kantoryang berkdudukan di Den Hag
D. RMS dibentuk langsung oleh ratu Belanda agar tetap mempertahankan wilayah
Indonesia Timur
E. Momoukil ditunjuk secara langsung sebagai pengganti Manuhutu sebagai presiden
RIS
18. Pada Tanggal 15 Februari Ahmad Husai mendeklarasikan pembentkan Pemerintah
Reolusioner Republik Indonesia di Padang, Sumbar. Adapun faktor yang melatarbelakangi
adalah sebagai berikut
A. Keinginan Ahmad Huseai untuk mendirikan negara boneka di wilayah Sumbar
B. Keberhsilan APRA dalam melakukan pemberontakan terhadap pemrintahan
Indonesia
C. Kecemburuan pemerintah daerah terhadap pemerinaha pusat dalam alokasi dana
pembangunan di pusat
D. Pertisipasi pemrintah pusat dalam menumpas pemberontakan di wilayah sumber tidak
memuaskan masyarakat
E. Perhatian pemerintah pusat terhadap kesejahteraan angggota APRIS di wilayah
sumbar sangat minimalis
19. Berbagai konflik dan ancaman disintegrasi yang terjadi di Indonsia antara tahun 1945-1965
tidak akan terajdi apabila
A. Belanda bersedia mengakui kedaulatan republik Indonesia
24
B. Setiap komponen dalam masyarakat menjaga nilai-nilai persatuan
C. Bangsa Indonesia tidak terdiri dari barbagai suku, bangsa dan Bahasa
D. Masyarakat Indonesia bersedia menyesuaikan diri dengan perubahan di wilayahnya
E. Pemerintah indonesia tdak menjalin kerja saama dengan negara-negara barat
20. Ahmad yani merupakan tokoh yang ditunjuk untuk menumpas pemberontaakn DI/TII di
Jawa Barat dengan strategi-tratei perlawanan seperti dibawah ini
A. Menerjunkan pasukan devisi Siliwangi ke aerah konflik
B. Membentuk pasukan khusus yang disebut Benteng Raiders
C. Menerapkan strategi perang untuk melawan pemberontak
D. Menggalang kekuatan rakyat agar membantu melawan pasukan DI/TII
E. Mengirim perwakilan untuk melakukan perundingan dengan wakil DI/TII
25
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa
6 A Pada tanggal 17 Agustus 1948 indonesia dan belanda sepakat untuk menndatangani
perjajian renville , namun isi perjanjian renville yang desepakai menimbulkan pro
dan kontra, salah satunya adalah kartosuwiryo yang menganggap dengan
ditandatanganinya perjanjian Renville jawa barat seakan diserahkan kepada
Belanda
7. C Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Letnan Kolonel
Kahar Muzakkar dilatarbelakangi ketidakpuasan para bekas pejuang gerilya
kemerdekaan terhadap kebijakan pemerintah dalam membentuk Tentara Republik
dan demobilisasi yang dilakukan di Sulawesi Selatan, yang berarti bahwa KGSS
lebur dalam TNI
8. C Upaya pemerintah dilakukan melalui jalan kooperatif antara lain dengan membuka
dialog antara M Hatta dengan kelompok daud Beureuh dan selanjutnya
ditindaklanjtuo dengan menyelenggarakan kerukunan Rakyat Aceh pada tanggl 17-
28 Desember 1962 Hasil keputusan dalam musyawarah tersebut dituangkan dalam
Keputusan Perdana Menteri RI No.1/ Misi/ 1959 tanggal 26 Mei 1959. Kemudian,
dilanjutkan dengan keputusan penguasa perang tanggal 7 April 1962, No.KPTS/
PEPERDA-061/ 3/ 1962 tentang pelaksanaan ajaran Islam bagi pemeluknya di
Daerah Istimewa Aceh
9. D Tentara Hisbullah termasuk kelompok yang memiliki andil besar dalam beberapa
pemberontakan yang terjadi di Indonesai. Pemberontakan tersebut terjadi pada
waktu yang bersamaan dengan upaya mendapatkan pengakuan sebagai negara
yanag merdeka, dengan melibatkan bebrapa Tokoh sebagai dalangnya. Antara lain
kartosuwiryo, Amir Fatah, Kyai Sumolangu
10. C Beberapa hari menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-74, Sardjono Kartosoewirjo—
salah seorang anak dari Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang pernah
memimpin gerakan DI/TII di Jawa Barat— beserta sejumlah keturunan tokoh
DI/TII yang lain, pada Selasa (13/8/2019) melakukan ikrar setia kepada NKRI di
depan Menko Polhukam. Hal tersebut merupakan ihktiar pemerintah Indonesia
untuk menyatukan rakyat Indonesia dalam NKRI tanpa kecuali
11. A Setelah dikeluarkannya Maklumat 3 Nov 1945, PKI mulai menunjukan eksistensinya
kembali bahkan masa revolusi PKI menjadi salah satu kekuatan politik yang berpengaruh
dalam pemerintahan. PKI mmapu menenmpatkan kader-kaadernya untuk duudk dalam
pemerintahan salah satunya adalah Amir Syarifudin yang mmapu duudk dalam kursi
perdana mentri
12. E Perjanjian Renville yang ditandatangi oleh Pihak Belanda dan Indonesia menuai pro dak
kontra. Salah satu tokoh yang menentang penandatangan perjajian tersebut adalah SM
kartosuwirjo yang menganggap bahwa dengan adanya perjanjian Renvilee Jawa barat
diserahkan kepada Belanda
13. D 1 April 1962 pemerintah menumpas pemberontakan DI/TII dengan opersi Barathayudha,
selanjutnya AH Nasution menerapkan strategi Pagar Betis dengan cara menghimpun
seluruh keterangan dari para pemimpin DI/TII yang tertangkap
14. D Pada tahun 1965 pekai melalkukan aksi penyerobotan tanah milik para elite tradisional
untuk dibagikan kepada para petani miskin yang bersedia membantu PKI, selai itu PKI jiga
26
menanmkan pengaruhnya ke dalam tubuh pasukan presiden cakrabirawa, angkatan udara
dan beberapa unit Angkatan darat
15. C Adana kabar bahwa pemritah RIS akan mengirimkan 900 pasukan APRIS yang berasal
dari TNI makasar untuk menjaga keamanan , hal tersebut menyebabkan pasukan bekas
KNIL kwatir akan terdesak oleh pasukan APRIS. Oleh karena itu pasukan KNIL dibawah
komando Andi Aziz menolak msuknya pasukan APRIS dari unsur TNI ke sulawesi selatan
16. D RMS mencari dukungan dari masyarakat internasional dang menghimoun kekuatan untuk
melakukan pembronakan kepada pemerintah Indonesia, R MS menunjuk Dr. JP. Nikijuluw
sebagi wakil RMS di luar negeri yang berkedudukan di Den Hag
17. C Belanda mendukung penuh terhadap RMS dan malukan penunukan Dr. JP. Nikijuluw
sebagi wakil RMS di luar negeri yang berkedudukan di Den Hag. Kepepihakan pasukan
KNIL terahdap RMS menunjukan kedekatan antara belanda dan RMS
18. C Pembentukan PRRI dilatarbelakangi oleh Kecemburuan pemerintah daerah terhadap
pemerinaha pusat dalam alokasi dana pembangunan di pusat. Saat presiden soekarno
gencar-gencarnya melakukan pembangunan besar besaran di ibu kota,
19. B Berbagai konflik dan ancaman disintegrasi yang terjadi di Indonsia antara tahun 1945-1965
tidak akan terajdi apabila Setiap komponen dalam masyarakat menjaga nilai-nilai
persatuan. Karena nilai-nilai tersebut akan memperkuat integrasi bangsa Indonesia
20. B Untuk mengatasasi disintegrasi yang terjadi sebagai akibat dari pemberontakan DI/TII
Ahmad yani berupaya emngakhiri pemerontakan ini dengan membentuk pasukan khusus
yang disebut dengan benteng riders
JURNAL MENGAJAR
PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
TAHUN AJARAN 2021
KELAS X
No Tanggal Materi Keterangan
1. Senin 14 Maret 2022 Upaya mempertahankan negara Materi sudah terlaksana
Kelas indonesia tahun 1945-1950 dan diberi tugas
1. X TEI 2 1. Perjuangan fisik
2. X TAV 2 Pertempuran medan area
3. X TKR 2 Pertempuran ambarawa
Pertempuran surabaya
2. Perjuangan diplomasi
Perjanjian linggarjati
Perjanjian roem royen
Perjanjian renville
Komisi tiga negara
Konferensi meja bundar
2. Selasa 15 Maret 2022 -------------------------------- ------------------------
Kelas
1. X TKR 4
27
3. Rabu 16 Maret 2022 Ancaman disintegerasi Izin ke malang
Kelas 1. faktor yang mempengaruhi karena ada kuliah
1. X TKR 2 Demografi seminar proposal
2. X TEI 2 Sosial budaya
3. X TAV 2 Ideologi
Politik
Ekonomi
2. pemberontakan
Pki madiun
Di/tii
Andi aziz
Apra
Rms
Permesta
G30s/pki
3. Jumat 18 Maret 2022 ---------------------------------------------- -------------------------
Kelas
1. X TKR 4
4. Senin 21 Maret 2022 Perkembangan politik dan ekonomi Materi sudah terlaksana
Kelas bangsa indonesia masa awal dan diberi tugas
1. X TEI 2 kemerdekaan hingga demokrasi liberal
2. X TAV 2 1. Maklumat pemerintah
3. X TKR 2 2. Sistem demokrasi parlementer
3. Aksi tritura
5. Selasa 22 Maret 2022 ----------------------------------------------- -------------------------
Kelas
1. X TKR 4
6. Rabu 23 Maret 2022 Perkembangan politik dan ekonomi Izin ke malang
Kelas bangsa indonesia masa demokrasi karena ada kuliah
1. X TKR 2 terpimpin seminar proposal
2. X TEI 2 1. Sistem demokrasi terpimpin
3. X TAV 2
7. Jumat 25 Maret 2022 ------------------------------------------- ----------------------------
kelas
1. X TKR 4
8. Senin 28 Maret 2022 Perkembangan kehidupan politik dan Materi sudah terlaksana
kelas ekonomi bangsa indonesia pada masa dan diberi tugas
1. X TEI 2 orde baru sampai dengan awal
2. X TAV 2 reformasi
3. X TKR 2 1. Lahirnya supersemar dan
dualisme kepemimpinan
2. Zaman orde baru
3. Berakhirnya orde baru
4. Zaman reformasi
28
9. Selasa 29 Maret 2022 -------------------------------------------- ----------------------------
kelas
1. X TKR 4
10. Rabu 30 Maret 2022 Mengevaluasi peran bangsa indonesia Izin ke malang
kelas dalam perdamaian dunia antara lain karena ada kuliah
1. X TKR 2 kaa, misi garuda, deklarasi djuanda, seminar proposal
2. X TEI 2 gerakan non blok, dan asean, oki, dan
3. X TAV 2 jakarta informal meeting
1. Peran bangsa indonesia dalam
perdamaian dunia: kaa, gnb,
misi garuda, asean. Oki, jakarta,
informal meeting
2. Perjuangan bangsa indonesia di
bidang hukum laut: deklarasi
djuanda, landas kontinen, zona
ekonomi eksklusif
11. Rabu 6 April 2022 Mengerjakan uts di website daring smk Ujian terlaksana
kelas dengan baik
1. X TKR 2
2. X TEI 2
3. X TAV 2
12. Jumat 8 April 2022 ---------------------------------------------- ----------------------------
Kelas
1. X TKR 4
13. Senin 11 April 2022 Mengevaluasi kehidupan bangsa Materi sudah terlaksana
Kelas indonesia dalam mengembangkan ilmu dan diberi tugas
1. X TEI 2 pengetahuan dan teknologi pada era
2. X TAV 2 kemerdekaan (sejak proklamasi sampai
3. X TKR 2 dengan reformasi)
1. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada
awal kemerdekaan
2. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada
masa orde baru dan zaman
reformasi
3. Peranan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
terhadap percepatan
pembangunan nasional
14. Selasa 12 April 2022 --------------------------------------------- ---------------------------
Kelas
1. X TKR 4
15. Rabu 13 April 2022 Pondok romadhon Pondok romadhon
Kelas
1. X TKR 2
29
2. X TEI 2
3. X TAV 2
16. Senin 18 April 2022 Mengerjakan tugas-tugas yang belum Minggu bebas
Kelas diselesaikan dan pondok romhadon pelajaran
1. X TEI 2
2. X TAV 2
3. X TKR 2
17. Selasa 19 April 2022 ---------------------------------------------- ----------------------------
Kelas
1. TKR 4
18. Rabu 20 April 2022 ------------------------------------------------ ----------------------------
Kelas
1. X TKR 2
2. X TEI 2
3. X TAV 2
30
Daftar Nilai Sejarah
Kelas X TAV 2
Quiz: P Quiz: T Quiz: P Quiz: T Quiz: T Quiz: T Quiz: P Quiz: P Quiz: P Quiz:PTS Quiz: Quiz: P
NAMA SISWA 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4.). 4. 5 2. T6. 6.
66.6 86.6 66.6 76.4
MIFTACHUDIN ZUHRI 70 60 75 90 7 7 60 7 100 80 7 80
66.6 66.6 86.6 64.7
MOCH. IRHAM FANANI 70 7 75 70 7 7 66.67 60 85 76.67 1 60
MOCHAMAD JAUHARI 46.6 53.3 53.3 41.1
VANDARATAMA 40 7 35 40 3 3 46.67 60 35 60 8 35
MOCHAMMAD BAGUS DWI 53.3 66.6 26.6 70.5
CAHYO 65 3 55 50 40 7 53.33 7 60 76.67 9 60
MOCHAMMAD WILDAN 73.3 73.3 53.3 70.5
MAULANA 80 60 75 80 3 3 73.33 3 90 66.67 9 60
86.6 86.6 88.2
MOH.NATHA PRABASWARA 85 80 80 80 7 7 73.33 60 95 76.67 4 80
86.6 46.6 94.1
MOHAMMAD CAUSA PRATAMA 80 60 75 80 60 7 86.67 7 90 76.67 2 70
93.3 86.6 66.6 88.2
MUHAMMAD RIDHO ZAQY 85 60 90 80 3 7 80 7 95 80 4 85
86.6 93.3 73.3 88.2
MUHAMMAD RIZKI ALFINDA 75 80 90 80 7 3 80 3 100 83.33 4 95
MULIA PERWIRA KUSUMA 66.6 86.6 73.3 82.3
RAHMAD 75 7 85 90 80 7 80 3 100 73.33 5 90
66.6 73.3 88.2
NAILIL MUNA 70 80 75 80 7 3 73.33 60 75 76.67 4 65
73.3 86.6 73.3 88.2
NAUFAL AUFA FAIRUS ARIFIANTO 85 3 80 80 80 7 93.33 3 100 86.67 4 95
66.6 86.6 53.3 76.4
RACHMAD OKTAVIAN R 80 60 75 80 7 7 80 3 95 73.33 7 80
73.3 93.3 66.6 88.2
RAFIDHIA PERMANA 80 80 80 80 3 3 86.67 7 100 86.67 4 90
73.3 93.3 73.3 94.1
RAMA ADITIA HARIADI PUTRA 85 80 85 60 3 3 73.33 3 100 73.33 2 80
93.3 86.6 73.3 88.2
REDY ARDIAWAN 85 80 80 90 3 7 93.33 3 85 86.67 4 80
66.6 88.2
RIAN YUDA IRFANSYAH 55 40 65 60 7 60 53.33 40 90 63.33 4 75
86.6 86.6 93.3 88.2
RIBUT HIKMAH CAHYARANI 80 7 85 70 7 3 80 60 95 76.67 4 85
66.6 73.3 73.3 88.2
RICKY MASHAFII 65 7 70 80 3 3 73.33 60 85 73.33 4 70
73.3 66.6 73.3 73.3 88.2
RIDHA KUMIL LAELA 80 3 75 70 7 3 93.33 3 95 66.67 4 90
RIDHWAAN FIRNAS ADANI 66.6 66.6 88.2
ELDRIAN 95 7 65 80 80 80 73.33 7 100 73.33 4 70
86.6 86.6 73.3 88.2
RIFARIZKY ZAIDAN AKMAL 90 80 90 90 7 7 80 3 90 86.67 4 85
66.6 73.3 70.5
RISA PRASMITA ALFIANI 75 7 80 70 60 3 80 60 85 76.67 9 80
RISKI DWI SAPUTRO 75 73.3 80 80 80 86.6 66.67 66.6 100 86.67 88.2 85
31
3 7 7 4
73.3 93.3 93.3 66.6 94.1
RIZMA AMAYLA NUR AZIZAH 65 3 85 80 3 3 86.67 7 85 76.67 2 80
46.6 73.3 53.3 58.8
ROHMAT HIDAYAT 60 7 75 70 3 80 93.33 3 75 70 2 70
86.6 86.6 73.3 76.4
SELVYA ENDIKA PUTRI 80 60 80 60 7 7 86.67 3 100 80 7 85
93.3 93.3 66.6 88.2
SEPTIAN ANANDA PRASETYA 90 60 85 90 3 3 93.33 7 100 80 4 95
73.3 86.6 93.3 66.6 88.2
SHELY PUTRI LESTARI 70 3 65 60 7 3 86.67 7 90 80 4 80
66.6 86.6 73.3 82.3
SINTYA WAHYU RAHMADHANI 85 7 85 80 80 7 86.67 3 95 86.67 5 80
73.3 76.4
TRI WAHYU NINGSIH 65 60 75 70 3 60 73.33 60 90 70 7 85
66.6 66.6 66.6 64.7
VARIL MAULANA HERDIANSYAH 80 7 75 90 7 7 86.67 60 100 63.33 1 60
66.6 66.6 82.3
WAHYU ALDI FIRMANSYAH 75 60 70 90 7 7 80 60 60 73.33 5 80
73.3 66.6 66.6 88.2
YASHINTA MANDASARI 70 3 80 80 7 80 73.33 7 90 80 4 70
Quiz: P Quiz: T Quiz: P Quiz: T Quiz: T Quiz: T Quiz: P Quiz: P Quiz: P Quiz:PTS Quiz: Quiz: P
NAMA SISWA 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4.). 4. 5 2. T6. 6.
86.6 86.6 88.2
MEY NABILA PUTRI 95 80 90 70 93.33 80 95 83.33 90
7 7 4
73.3 93.3 73.3 88.2
MIKO NANDA KURNIAWAN 80 80 70 80 93.33 100 90 85
3 3 3 4
73.3 86.6 93.3 94.1
MOCHAMAD NOVAN TZANIA ROZIQIN 90 90 80 93.33 80 100 80 80
3 7 3 2
73.3 86.6 73.3 88.2
MOCHAMAD RIJALULLOH 80 65 90 80 60 95 70 85
3 7 3 4
MOCHAMMAD DIO ARDIANSYAH 86.6 86.6 88.2
PRATAMA 90 60 85 80 93.33 60 95 90 95
7 7 4
MOCHAMMAD REKHA ARYA 66.6 86.6 86.6 73.3 82.3
PRATAMA 90 75 90 80 90 80 95
7 7 7 3 5
66.6 93.3 66.6 88.2
MOH. RIYAN 75 85 90 80 86.67 100 76.67 90
7 3 7 4
53.3 46.6 41.1
MOHAMAD AGUSTYAS RIFAI 20 60 45 50 53.33 60 60 66.67 45
3 7 8
66.6 86.6 66.6 82.3
MOHAMMAD ULIL ABSOR 95 80 90 100 93.33 95 76.67 85
7 7 7 5
86.6 93.3 73.3
MOHAMMAD YAN HASBY 90 80 75 90 93.33 100 83.33 100 95
7 3 3
53.3 94.1
MUHAMAD NUR ROFIQ 70 60 65 60 60 80 93.33 90 73.33 85
3 2
32
73.3 73.3 73.3 70.5
MUHAMAD RIFKI PRIANANDA 70 75 70 80 60 90 73.33 60
3 3 3 9
86.6 86.6 66.6 88.2
MUHAMMAD 'UTSMAN NAZRULI 90 80 80 90 93.33 100 76.67 95
7 7 7 4
93.3 66.6 88.2
MUHAMMAD DINAR ADI YUDHANA 85 80 75 80 80 80 90 90 80
3 7 4
86.6 86.6 86.6
MUHAMMAD NIZAM RAMADHAN 90 80 90 90 73.33 95 86.67 100 80
7 7 7
86.6 66.6 88.2
NAJA ULIL MUZACKY ADENANTA 75 80 65 60 80 66.67 85 90 75
7 7 4
73.3 86.6 76.4
NASHRODIN 85 85 90 80 86.67 80 90 83.33 85
3 7 7
73.3 66.6 66.6 66.6 76.4
NAZRIEL ILHAM 80 75 70 60 90 86.67 70
3 7 7 7 7
93.3 86.6 86.6 94.1
NIWANG JATI KUSUMA 80 85 90 86.67 80 100 83.33 90
3 7 7 2
66.6 86.6 66.6 94.1
OKTOFANDA AURIEL GUMILANG 85 80 70 80 100 95 96.67 90
7 7 7 2
66.6 86.6 86.6 88.2
RADITH DENNIS SYAH PUTRA 95 80 80 73.33 60 100 73.33 90
7 7 7 4
86.6 86.6 86.6 66.6 94.1
RAFIKA SYAJI DATUT ZAHRA' 90 85 90 93.33 100 90 80
7 7 7 7 2
66.6 73.3 94.1
RAMADHAN BIMANTARA SATRIA 80 - 70 60 80 60 95 66.67 85
7 3 2
86.6 86.6 73.3 82.3
RESTA NOVIA SAPUTRI 90 80 85 70 86.67 95 80 80
7 7 3 5
86.6 86.6 86.6 66.6 76.4
SATRIA WEGA PRADIPTHA 90 85 60 73.33 95 80 100
7 7 7 7 7
93.3 93.3 86.6 94.1
SHANIA MIRZA BERLIANA 95 90 90 93.33 80 95 86.67 90
3 3 7 2
73.3 88.2
STEVANO DE LINGGA 85 80 75 80 80 73.33 80 95 76.67 80
3 4
66.6 66.6 53.3 88.2
SURYA RHANDYKA 70 85 70 60 60 75 53.33 70
7 7 3 4
73.3 86.6 86.6 73.3 88.2
SYAHIDAN RIZKY PUTRA RAMADHAN 95 70 90 86.67 100 90 85
3 7 7 3 4
66.6 86.6 66.6 82.3
TRIMA WANITA SARIWANTI 80 80 85 60 73.33 90 73.33 80
7 7 7 5
33.3 26.6 86.6 46.6 94.1
VERRO IYAN ADITIA 40 15 40 80 70 80 80
3 7 7 7 2
73.3 73.3 93.3 73.3 94.1
YANUAR WAHYU SHEVA PRATAMA 85 80 70 80 90 86.67 90
3 3 3 3 2
66.6 76.4
YOGA AJI KUSUMA 75 50 70 60 80 93.33 60 85 46.67 75
7 7
66.6 86.6 93.3 66.6 82.3
ZACKY ADLAN AHMAD 80 85 80 93.33 85 63.33 90
7 7 3 7 5
ZEVA WYAKTA ZAYLENDRA 86.6 88.2
80 80 85 90 80 93.33 80 85 83.33 85
7 4
33
Quiz: P Quiz: T Quiz: P Quiz: T Quiz: T Quiz: T Quiz: P Quiz: P Quiz:PTS Quiz: Quiz: P
NAMA SISWA 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4.).
Quiz: P 4.
5 2. T6. 6.
73.3 76.4
DAVID MAULANA AFANDI 70 66.67 60 80 80 3 40 53.33 75 46.67 7 70
86.6 94.1
DENI SYAHTIAWAN 100 66.67 95 90 100 7 93.33 86.67 95 90 2 95
93.3 82.3
DEWI ANINDYA NOVITA 95 80 70 90 80 3 93.33 80 85 86.67 5 75
93.3 82.3
DHESTA AMPRI FEBRIAN 85 66.67 70 80 73.33 3 93.33 73.33 95 70 5 85
86.6 94.1
DIKA SETIAWAN 85 80 85 90 80 7 93.33 73.33 90 86.67 2 95
DIMAS RIKI ASMARA - - - - - - - - - - - -
86.6 76.4
DIMAS RIKY WICAKSONO 85 86.67 85 70 93.33 7 73.33 60 100 90 7 80
93.3 94.1
DIO PUTRA PRATAMA 95 86.67 85 90 93.33 3 93.33 80 95 90 2 85
73.3 76.4
DIVAN ALDO GANDI 75 80 60 90 73.33 3 60 66.67 85 66.67 7 65
70.5
EGA PEBRIANSYAH 65 46.67 65 80 66.67 60 53.33 60 80 63.33 9 75
93.3 82.3
EKO CAHYONO 85 66.67 85 70 100 3 93.33 66.67 95 83.33 5 95
86.6 94.1
ERVIN REZKHA HENDRAWAN 80 73.33 85 80 80 7 66.67 66.67 100 83.33 2 85
64.7
FADHILLAH ADITYA RAHMAD 70 66.67 70 80 73.33 80 66.67 60 85 76.67 1 85
26.6 70.5
FARIS ADITYA JAUHARI 40 46.67 15 50 33.33 7 13.33 33.33 40 46.67 9 60
86.6 82.3
FEBRI AGUS SANTOSA 80 86.67 75 60 66.67 7 93.33 60 95 80 5 90
86.6 88.2
FIRMAN HIDAYAT 90 66.67 60 80 80 7 93.33 80 90 86.67 4 90
GALING RINDANG SINATRIO 82.3
AJI 90 66.67 80 70 86.67 80 86.67 73.33 95 66.67 5 85
88.2
GHAETSAFA AFIFFADHLAN 90 73.33 80 90 86.67 80 93.33 93.33 95 90 4 85
86.6 76.4
HABIB ELFA ROBI 70 73.33 80 60 73.33 7 73.33 60 95 66.67 7 80
73.3 76.4
HARA DANI NUGRAHA 60 53.33 55 50 - 3 66.67 73.33 95 70 7 70
82.3
HENDRI FIRMAN SAPUTRA 75 60 60 70 66.67 80 73.33 60 85 53.33 5 60
70.5
HUDAN ASYARY 90 60 80 80 73.33 80 73.33 66.67 75 63.33 9 85
ILHAM SUKMA NALENDRA 93.3
UTAMA 100 80 80 90 80 3 86.67 93.33 100 83.33 100 85
66.6 64.7
INDRA BAGUS SETIAWAN 65 86.67 65 80 66.67 7 60 46.67 85 50 1 70
73.3 88.2
IRFANO ASTHIN NUARTA 90 80 85 60 80 3 80 80 100 80 4 75
73.3 76.4
ISKANDAR ZULKARNAIN 45 66.67 60 80 73.33 3 80 66.67 80 83.33 7 85
93.3 94.1
ISNA SABILA 80 66.67 80 60 73.33 3 73.33 60 95 76.67 2 80
73.3 82.3
IVAN KARISMA GAGAH W. 60 60 45 70 80 3 86.67 60 75 60 5 60
93.3 88.2
JEFRI RAHMAD HIDAYAT 95 80 85 90 80 3 93.33 73.33 95 86.67 4 85
86.6 88.2
KHOIRUL ANWAR 80 80 75 90 86.67 7 93.33 53.33 95 80 4 85
58.8
KURNIA FAJAR WIRAWAN 65 46.67 75 30 73.33 80 60 66.67 75 63.33 2 55
34
86.6 82.3
LEO WILLDEN PRADESA 65 66.67 55 70 66.67 7 93.33 80 90 66.67 5 80
Quiz: P Quiz: T Quiz: P Quiz: T Quiz: T Quiz: T Quiz: P Quiz: P Quiz: P Quiz:PTS Quiz: Quiz: P
NAMA SISWA 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4.). 4. 5 2. T6. 6.
35
66.6 66.6 86.6 83.3 94.1
RIFQI AHMAD AL FAREZI 80 70 60 80 60 95 85
7 7 7 3 2
66.6 86.6 66.6 76.4
RIVAL ISHAQ RIFAI 90 60 70 70 80 65 80 85
7 7 7 7
66.6 86.6 94.1
RIVALDI ARYA ANDHIKA 85 60 75 80 80 80 95 80 90
7 7 2
66.6 66.6 73.3 56.6 82.3
RIZAL EFENDI 65 65 80 60 60 90 80
7 7 3 7 5
93.3 86.6 83.3 94.1
RIZKI ARDIAN EKA PRASETYO 85 80 85 90 100 60 100 80
3 7 3 2
86.6 73.3 88.2
RIZKI EKA PRASETYA 65 60 75 50 80 60 70 70 90
7 3 4
86.6 86.6 66.6 86.6 76.4
ROHID MUADIB 80 60 80 90 80 100 80
7 7 7 7 7
86.6 86.6 93.3 93.3 66.6 86.6 82.3
SANDY WIJAYA PERMANA 90 70 90 95 75
7 7 3 3 7 7 5
66.6 86.6 86.6 73.3 86.6 94.1
SATRIO AGUNG CAHYONO 95 90 90 100 95 90
7 7 7 3 7 2
73.3 86.6 86.6 76.6 94.1
SEPTIAN TEGAR PRATAMA 60 60 75 90 60 75 90
3 7 7 7 2
86.6 86.6 93.3 83.3 94.1
SIGIT AHMAD SYAHRONI 80 60 75 70 80 95 90
7 7 3 3 2
53.3 66.6 73.3 66.6 56.6 64.7
SUNAN AMIRUL FAHAT FATAHILA 80 60 60 80 65 65
3 7 3 7 7 1
SURYA WILDAND SAPUTRA - - - - - - - - - - - -
66.6 66.6 93.3 66.6 82.3
TEGUH TADAYYANA 60 80 70 80 85 80 85
7 7 3 7 5
73.3 73.3 76.6 88.2
VIKY HARI IRAWAN 95 80 90 80 60 80 70 75
3 3 7 4
86.6 53.3 70.5
YOGA EKA LISA PRADANA 65 60 75 70 80 80 95 80 80
7 3 9
73.3 73.3 66.6 76.6 88.2
ZAKKIYAN NARWINANDA 75 70 80 80 80 95 85
3 3 7 7 4
ZULANDO IKHSAL FAIZI 73.3 86.6 93.3 73.3 88.2
70 75 80 80 90 80 85
3 7 3 3 4
LOGBOOK MAHASISWA
36
membantu
waka
kesiswaan
dalam
kegiatan
kesemaptaan
atau bela
negara,
mengisi kelas
X TKR 2, dan
dilanjutkan
kegiatan di
waka
kurikulum
hingga pukul
15.30 WIB
2. 22 Maret Adapun
2022 kegiatan pada
hari ini adalah
pembuatan
RPP
3. 23 Maret Adapun
2022 kegiatan pada
hari ini adalah
berkoordinasi
dengan untuk
mendampingi
pelaksanaan
ujian susulan.
37
4. 24 Maret Adapun
2022 kegiatan pada
hari ini adalah
melakukan
pengkoreksian
ijazah siswa
kelas XII di
Waka
Kurikulum
5. 25 Maret Adapun
2022 kegiatan pada
hari ini adalah
mengajar di
kelas di kelas
X TKRO 4
sebelum terjun
mengajar dan
melanjutkan
pengkoreksian
ijazah siswa
kelas XII di
Waka
Kurikulum
LOGBOOK MAHASISWA
38
1. 7 Maret 2022 Adapun kegiatan pada
hari ini adalah
pengantaran mahasiswa
Asistensi
Mengajar UM di
SMKN 1 Blitar.
Kegiatan ini diikuti
oleh mahasiswa UM,
dosen pembimbing,
Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, dan
pihak sekolah lainnya.
2. 8 Maret 2022 Adapun kegiatan pada
hari ini adalah
koordinasi dengan
mahasiswa Asistensi
Mengajar di SMKN 1
Blitar terkait program
kerja yang akan
dilaksanakan beberapa
bulan ke depan.
39
3. 9 Maret 2022 Adapun kegiatan pada
hari ini adalah
koordinasi dengan
mahasiswa Asistensi
Mengajar dan
Koordinator AM di
SMKN 1 Blitar terkait
dengan pelaksaan FGD
pada hari Jumat
40
5. 11 Maret Adapun kegiatan pada
2022 hari ini adalah Focus
Grup Discssion yang
dilaksanakan di
SMKN 1 Malang yang
diikuti oleh mahasiswa
UM, Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah,
dan pihak sekolah
lainnya.
41
LOGBOOK MAHASISWA
42
b. Kegiatan ini semacam
Diskusi koordinasi mengenai
mengenai kd apa saja yang akan
pembelajarandijadikan materi buat
tatap muka semester 2 ini.
bersama guruKoordinasi dilakukan
sejarah smknbersama guru pamong
1 blitar dan 2 guru sejarah.
Guru memberikan
bimbangan kepada
mahasiswa mengenai
perangkat
pembelajaran, kalender
akademik, progmas,
progta dsb. Tidak kalah
penting guru
memberikan motivasi
kepada mahasiswa AM
agar semangat
mengajar untuk
jenjang SMK
meskipun itu pertama
kali. Hal apa saja yang
ada didalam kelas
seperti peralatan yang
ada dikelas, proyektor
dan lcd.
4 17 Maret Mengajar Pertama kali saya
2022 kelas X TKR mengajar anak smk
2 yang terkenal dengan
kenakalanya cukup
membuat saya grogi
dan keringat dingin.
Pertama masuk kelas
saya melakukan
perkenalan terhadap
peserta didik. Kesan
saya pertama yaitu
anak-anak aktif dalam
menjawab pertanyaan
yang saya berikan.
Memberikan kriteria
penilaian selama
semester 2 ini.
43
Pembuatan Media pembelajaran
media yang saya gunakan
pembelajaran yaitu power point.
Materi yang diberikan
sesuai dengan silabus
smkn 1 Blitar.
44