Anda di halaman 1dari 106

LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT

DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH

OLEH:
SUJIANTO, S.Pd., M.Pd.
NIP. 197808152003121008

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


SMK NEGERI 3 BONDOWOSO
Jalan Santawi No.96A Bondowoso
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut Diklat Calon Kepala Sekolah yang
disusun oleh:

Nama : Sujianto, S.Pd., M.Pd.


NIP : 197808152003121008
Sekolah : SMK Negeri 3 Bondowoso

Telah disetujui dan disyahkan sebagai bentuk pertanggungjawaban mengikuti


Diklat Calon Kepala Sekolah.

Bondowoso, 25 Oktober 2021

Kepala Sekolah Mentor 1 Kepala Sekolah Mentor 2


SMK Negeri 3 Bondowoso SMK Negeri 1 Panji Situbondo

Drs. FATURRAHMAN, M.MPd. ANIK SUDIARTINI, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19620202 199303 1 012 NIP. 19690210 199203 2 009

Mengetahui,
Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah Bondowoso

Dr. Drs. MAHRUS SYAMSUL, M.MPd.


Pembina Tk.I, IV/b
NIP. 19650309 198803 1 012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan Rencana Tindak
Lanjut (RTL) ini. Penyusunan Laporan RTL merupakan rangkaian dari kegiatan
On the Job Training 2 (OJT-2) dalam program Pendidikan dan Pelatihan Calon
Kepala Sekolah moda luar jaringan tahun 2021.

Laporan RTL terdiri atas: 1) laporan pelaksanaan Rencana Peningkatan


Kompetensi (RPK) yang dilaksanakan disekolah asal atau magang 1, 2) laporan
hasil Kajian Manajerial di sekolah magang 1 dan sekolah magang 2, serta 3)
laporan pelaksanaan Peningkatan Kompetensi (PK) yang di laksanakan disekolah
magang 2.

Proses penyusunan laporan RTL ini dipandu oleh Pengajar Diklat (PD)
pada saat pelaksanaan In Service Training 1 (IST-1) di Lembaga Pengembangan
dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LP2KS-PS) Solo dan
pendampingan sebanyak 3 kali yang dilaksanakan di Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur Surabaya.

Dalam penyusunan laporan ini, berbagai pihak telah banyak memberikan


motivasi, bantuan serta masukan sehingga dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T. selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Timur.
2. Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Kepala Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS).
3. Suhartatik, S.Pd. M.Psi., selaku Kabid Pembinaan GTK Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur .
4. Dr. Madrikan, M.Si. selaku Pengajar Diklat Kelas B.
5. Dr. Drs. Mahrus Syamsul, M.MPd. selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah Bondowoso.

iii
6. Drs. Faturrahman, M.MPd. selaku Kepala SMK Negeri 3 Bondowoso
sekaligus Mentor 1 yang telah memberikan motivasi, informasi dan
memfasilitasi pelaksanaan kegiatan.
7. Anik Sudiartini, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMK Negeri 1 Panji Situbondo
seklaigus sebagai Mentor 2 yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk belajar dan meningkatkan kompetensi di Sekolah Magang.
8. Keluarga besar SMK Negeri 3 Bondowso dan SMK Negeri 1 Panji Situbondo
yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu atas dukungan dan
partisipasinya selama pelaksanaan RPK, Kajian Manajerial, dan PK
9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

Kepada semua pihak yang membantu terlaksananya kegiatan ini, terima


kasih atas dukungan dan doanya selama ini. Penulis menyadari bahwa penulisan
tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karenanya kritik dan saran sangat penulis
harapkan guna menyempurnakan penulisan ini. Akhirnya, semoga laporan ini
membawa manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.

Bondowoso, Oktober 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAM JUDUL ................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................... 4
C. Hasil yang Diharapkan .................................................................. 4

BAB II PROFIL SEKOLAH MAGANG


A. Profil Sekolah Magang I ............................................................... 6
B. Profil Sekolah Magang II .............................................................. 14
1. Gambaran Umum ................................................................... 14
2. Keunggulan SMK Negeri 1 Panji ........................................... 24

BAB III PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)


A. Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) ................. 32
1. Latar Belakang ....................................................................... 32
2. Judul ....................................................................................... 33
3. Tujuan .................................................................................... 33
4. Indikator Keberhasilan ............................................................. 33
5. Sumber Daya .......................................................................... 35
6. Metode Pengumpulan Data ............... 36
7. Langkah-langkah Kegiatan (Siklus I) .................................... 36
a. Persiapan ............................................................................. 36
b. Pelaksanaan ......................................................................... 38
c. Monev ................................................................................. 41
d. Refleksi ................................................................................ 42
8. Langkah-langkah Kegiatan (Siklus 2) .................................... 43
a. Persiapan ............................................................................. 43
b. Pelaksanaan ......................................................................... 44
c. Monev ................................................................................. 44
d. Refleksi ................................................................................ 45
9. Peningkatan Kualitas Pembelajaran bagi Peserta Didik ........ 45
10. Student Wellbeing ................................................................ 45
B. Kajian Manajerial Sekolah .......................................................... 47
1. Persiapan .................................................................................. 47
2. Pelaksanaan ............................................................................. 47
3. Hasil ........................................................................................ 47

v
C. Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi (PK) ................................. 72
1. Persiapan ................................................................................ 72
2. Pelaksanaan ............................................................................ 75
3. Hasil ........................................................................................ 81

BAB VI PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 92
B. Saran ........................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Perbedaan antara Buku Pelajaran dan Buku dalam Bidang Pendidikan … 56

3.1 61

3.2 62

3.3 64

3.4 67

3.5 69

3.6 72

4.1 74

4.2 75

4.3 76

4.4 77

4.5 78

4.6 79

4.7 80

4.8 81

4.9 82

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Detail Skematik tentang Perspektif Pengembangan Profesional Guru ….. 31

2.2 Pola Pengembangan Pendidikan Profesi Guru ……………………….….. 32

2.3 Pemain Kunci dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan/


ContinuingProfessional Development (CPD) ………………………….… 47

5.1 84

5.2 85

5.3 87

5.4 88

5.5 101

5.6 102

5.7 104

5.8 105

5.9 119

5.10 121

5.11 122

5.12 123

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jurnal Harian ………………………………………………………………

2. Lampiran Profil Magang I ………………………………………………… 163

3. Lampiran Profil Magang II ………………………………………….……. 164

4. 173

5. Lampiran RPK …………………………………….………………………. 175

Matrik RPK

Bukti Kegiatan RPK

Monev RPK

Instrumen RPK

6. Lampiran Kajian Manajerial ………………………………………............ 182

Rapot Mutu

7. Lampiran PK ……………….……………………………........................... 191

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makna pemimpin pendidikan diterangkan sebagai orang yang bertanggung
jawab dalam kepemimpinan pendidikan. Kepemimpinan pendidikan dalam
pengertian ini adalah proses mempengaruhi semua personel yang mendukung
pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di
sekolah. Para pemimpin pendidikan harus memiliki komitmen terhadap perbaikan
mutu dalam fungsi utamanya. Oleh karena itu, fungsi dari kepemimpinan
pendidikan haruslah tertuju pada kualitas pembelajaran serta semua staff yang
mendukungnya. Keberadaan anggota atau staff juga penting dalam organisasi.
Dalam hal ini adalah di sekolah Syafaruddin dalam Sayuti (2016).
Kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang
mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala
sekolah diangkat untuk menduduki jabatan yang bertanggung jawab
mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level
sekolah masing-masing. Dalam praktiknya, di Indonesia kepala sekolah adalah
guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan tersebut
(Dharma, 2012).
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi suatu institusi sekolah. CEO
yang merupakan singkatan dari Chief Executive Officer adalah pemimpin tertinggi
suatu organisasi bisnis atau dengan kata lain adalah pemimpin tertinggi suatu
perusahaan. Persamaannya adalah keduanya sama-sama berperan sebagai
pemegang fungsi manajerial tertinggi. Merekalah yang memiliki dan membuat
visi, misi dan pembuat kebijakan suatu organisasinya. Visi dan misi inilah
nantinya yang akan dieksekusi di tingkat bawah dalam bentuk operasional
lapangan. Kebijakan yang dibuat merupakan wajah dari suatu organisasi yang
dipimpinnya.

1
2

Seorang CEO berperan penting dalam mengatur sistem yang menyeluruh


di dalam organisasinya agar menjadi suatu kesatuan yang kompak di setiap
departemen. Pun demikian dengan kepala sekolah, dimana ia harus dapat
membuat kompak dan menyamakan persepsi setiap lini bagian dibawahnya, yaitu
tata usaha, sarana pembelajaran, pengajaran, dan keuangan.
Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah mengamanahkan bahwa seorang kepala sekolah wajib
menguasai lima dimensi kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi dan sosial. Sementara itu menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru pasal 54 ayat (1) yang menyatakan bahwa beban kerja
kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk pelaksanaan manajerial,
pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga
kependidikan. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai
Kepala Sekolah Pasal 15 Ayat (2), menjelaskan bahwa beban kerja Kepala
sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu
sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan.
Berdasarkan peraturan tersebut jelaslah bahwa kepala sekolah yang
memiliki lima dimensi kompetensi akan mampu mengelola, mengembangkan
sekolah, memberdayakan dirinya dan memacu peningkatan kinerja sekolah yang
dipimpinnya kearah peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan. Oleh
karena itu, untuk menyiapkan Kepala Sekolah yang memiliki kompetensi
dimaksud, perlu dilakukan sistem penyiapan calon Kepala Sekolah. Sebagaimana
dijelaskan dalam Permendikbud RI Nomor 6 Tahun 2018 yang menyatakan
bahwa Kepala Sekolah yang akan diangkat harus mengikuti Pendidikan dan
pelatihan Calon Kepala Sekolah untuk mendapatkan Sertifikat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) Calon Kepala Sekolah sebagai salah satu
syarat administrasi pengangkatan.
Diklat Calon Kepala Sekolah bertujuan untuk melatih calon kepala
sekolah sebelum menjalankan tugas sebagai kepala sekolah. Pendidikan dan
3

Pelatihan (Diklat) calon kepala sekolah tersebut menjadi wewenang Lembaga


Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
(LPPKSPS). Salah satu kegiatan diklat adalah On The Job Training (OJT) 2.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 bulan atau setara dengan 200 Jam
Pelajaran (JP).
Kegiatan OJT 2 dilaksanakan di sekolah masing-masing calon kepala
sekolah dan sekolah magang lain yang telah ditetapkan. Kegiatan OJT tersebut
merupakan salah satu metode pelatihan yang mengajarkan keterampilan,
pengetahuan dan kompetensi yang diperlukan oleh seorang calon kepala sekolah
untuk melaksanakan tugas sebagai seorang kepala sekolah. Oleh karena itu
kegiatan OJT 2 merupakan tahapan yang penting dalam rangka melatih calon
kepala sekolah membiasakan bekerja meningkatkan kualitas sekolah berbasis
masalah nyata di sekolah. Calon kepala sekolah dilatih melakukan pengamatan
(observe), dan mengidentifikasi masalah pembelajaran, melakukan refleksi
(reflect) atas hasil observasi, mencari alternatif pemecahan masalah dan
menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah dalam bentuk Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK), Kajian Manajerial (KM), dan Peningkatan Kompetensi
(PK).
Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) dilaksanakan di sekolah
magang pertama, yaitu di SMK Negeri 3 Bondowoso. Calon Kepala Sekolah
membuat dan melaksanakan gagasan inovasi yang dibuat berdasarkan kelemahan
yang ada pada standar kelulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Kelemahan mengacu pada rapor mutu yang dikeluarkan LPMP dan Penjamin
Mutu Direktorat Pembinaan SMK.
Kegiatan Kajian Manajerial (KM) dilaksanakan di sekolah magang
pertama dan sekolah magang kedua, yaitu di SMK Negeri 1 Panji Situbondo.
Kegiatan kajian manajerial adalah mengkaji potensi dan tantangan di sekolah
magang pertama dan kedua berdasarkan delapan standar nasional pendidikan.
Melalui kegiatan kajian manajerial calon kepala sekolah dapat membuat strategi
peningkatan pada aspek standar nasional Pendidikan yang lemah.
4

Kegiatan Peningkatan Kompetensi (PK) dilaksanakan di sekolah magang


kedua. Calon kepala sekolah melakukan observasi, wawancara, studi dokumen dan
kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memberikan pengalaman
belajar yang terpadu untuk meningkatkan kompetensi sebagai kepala sekolah.
Kegiatan PK dilaksanakan berdasarkan hasil Analisa Kebutuhan Pengembangan
Keprofesian (AKPK) calon kepala sekolah.

B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan OJT 2 dalam bentuk RPK, KM
dan PK adalah:
1. Untuk meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah dengan memberikan
pengalaman belajar yang terpadu antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan
pada dimensi kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi dengan
pengalaman empirik (kontekstual) sesuai karakteristik calon kepala sekolah.
2. Untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan calon kepala sekolah
dalam menggerakkan warga sekolah untuk membantu penyelesaian masalah
pembelajaran di sekolah, yang bermuara pada terwujudnya student wellbeing.
3. Untuk meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam menentukan
strategi penyelesaian masalah sehingga dapat membangun budaya belajar
sekolah dalam satu ekosistem sekolah.
4. Untuk meningkatkan kompetensi supervisi calon kepala sekolah aspek kajian
berbagai masalah pada supervisi akademik.

C. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari kegiatan OJT 2 dalam bentuk RPK, KM dan
PK adalah:
1. Meningkatnya kompetensi calon kepala sekolah dengan memberikan
pengalaman belajar yang terpadu antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan
pada dimensi kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi dengan
pengalaman empirik (kontekstual) sesuai karakteristik calon kepala sekolah.
2. Meningkatnya kemampuan kepemimpinan calon kepala sekolah dalam
5

menggerakkan warga sekolah untuk membantu penyelesaian masalah


pembelajaran di sekolah, yang bermuara pada terwujudnya student wellbeing.
3. Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam menentukan strategi
penyelesaian masalah sehingga dapat membangun budaya belajar sekolah
dalam satu ekosistem sekolah.
4. Meningkatnya kompetensi supervisi calon kepala sekolah pada aspek
mengkaji berbagai masalah pada supervisi akademik.
BAB II
PROFIL SEKOLAH MAGANG

A. PROFIL SEKOLAH MAGANG I

SMK Negeri 3 Bondowoso sebagai lembaga pendidikan yang dapat diakui


sebagai pengembang generasi yang profesional dan berbasis skill atau kompetensi
serta dapat bersaing dalam pasar kerja global. Dari sisi kelembagaan secara
periodisasi, SMK Negeri 3 didirikan di Bondowoso oleh Bupati Bondowoso
dengan nomor SK Pendirian: 617 tahun 2003 pada tanggal SK: 06 Oktober 2003.
SMK Negeri 3 Bondowoso dengan area seluas 21.320 m2 terletak di tengah
Kabupaten Bondowoso dengan jarak tempuh 2,9 km dari pusat kota, tepatnya di
Jalan Santawi No.96A Bondowoso.

Gambar 2.1 Lokasi SMK Negeri 3 Bondowoso


Sumber: https://earth.google.com/web/@-
7.92850031,113.81879918,268.63491011a,1355.9
6947891d,30.00000453y,0h,0t,0r

SMK Negeri 3 Bondowoso pada awal berdirinya hanya memiliki 2


jurusan, yaitu Teknik Mekanik Otomotif dan Teknik Perkayuan yang masing-
masing jurusan memiliki 1 kelas. Pada tahun 2005 SMK Negeri 3 Bondowoso
menambah lagi satu Jurusan yaitu Jurusan Teknik Elektronika Industri.

Saat ini SMK Negeri 3 Bondowoso memiliki 6 Kompetensi Keahlian


yaitu: 1) Bisnis Konstruksi dan Properti (BKP), 2) Desain Pemodelan dan

6
7

Informasi Bangunan (DPIB), 3) Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), 4)


Teknik Bisnis dan Sepeda Motor (TBSM), 5) Teknik Bodi Otomotif (TBO), 6)
Teknik Elektronika Industri (TEI). SMK Negeri 3 Bondowoso saat ini memiliki
39 rombongan belajar yang masing-masing tingkat sebanyak 13 rombongan
belajar. Jumlah siswa SMK Negeri 3 Bondowoso saat ini sebanyak 1153 siswa.

Pada tahun 2006 SMK Negeri 3 Bondowoso dipercaya oleh Dikmenjur


Jakarta melalui P4TK (VEDC) Malang sebagai pusat pelatihan guru-guru untuk
Karisidenan Besuki yang kemudian disebut sebagai ”Work Station Bondowoso”.
Tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 SMK Negeri 3 Bondowoso bekerja sama
dengan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Bondowoso sebagai instruktur atau
tenaga ahli dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat Bondowoso.

Tahun 2017 SMK Negeri 3 Bondowoso bekerja sama dengan PPPPTK


BOE Malang menjadi Pusat Belajar pelaksanaan Program Keahlian Ganda.
Tujuan dari kegiatan ini adalah melaksanakan program Keahlian Ganda bagi
peserta sasaran yang telah ditetapkan. Program ini dalam rangka memberikan
kompetensi keahlian lain yang telah dipilih oleh peserta dan telah ditetapkan
Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan guna pemenuhan kekurangan guru
produktif pada Sekolah menengah Kejuruan di Indonesia.

Gambar 2.2 Program Keahlian Ganda di Pusat Belajar SMK Negeri 3 Bondowoso

Tahun 2018 SMK Negeri 3 Bondowoso bekerja sama dengan Pusat


Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK
BOE Malang) menjadi pusat belajar Pembelajaran Berbasis STEM. SMK Negeri
8

3 Bondowoso sebagai unit pelaksana teknis pendidikan kejuruan di bawah Ditjen


Guru dan Tenaga Kependidikan, untuk melaksanakan peningkatan kompetensi
guru SMK melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
dengan tema Pembelajaran Berbasis STEM.

Gambar 2.3 Pembelajaran Berbasis STEM di Pusat Belajar SMK Negeri 3 Bondowoso

Tahun 2019 SMK Negeri 3 Bondowoso sebagai SMK rujukan dan


menjadi sekolah induk (aliansi) bagi 5 SMK sejenis yang skalanya lebih kecil
yang lokasinya tidak berjauhan di suatu daerah. Beberapa kriteria yang harus
dimiliki oleh SMK Rujukan antara lain kepemimpinan yang profesional, visi dan
tujuan bersama, kultur dan lingkungan pembelajaran dan sebagainya. Untuk
mendukung hal tersebut tentu SMK Rujukan membutuhkan bengkel kerja
produktif standar, bengkel kerja yang smart (cerdas), tempat uji kompetensi,
fasilitas kegiatan bersama bagi siswa dan guru pada bidang seni, olahraga dan
sebagainya serta memiliki teaching factory dan sumber belajar (perpustakaan).
Bantuan proram Pengembangan SMK Rujukan menjadi suplemen bagi SMK
Negeri 3 Bondowoso untuk lebih berenergi dalam melaksankan program sekolah
yang sejalan dengan program pengembangan SMK Rujukan.
9

Gambar 2.4 Kegiatan SMK Negeri 3 Bondowoso sebagai SMK Rujukan

SMK Negeri 3 Bondowoso memiliki Visi: Terwujudnya lulusan yang


Bertasbih (Bertaqwa, Berkualitas, Berinovasi, Beristiqomah). Misi SMK Negeri 3
Bondowoso adalah: 1) Mewujudkan lulusan berbudi pekerti luhur, 2)
Mewujudkan lulusan berdaya saing tinggi, 3) Mewujudkan lulusan berjiwa
Entrepreneur, 4) Mewujudkan lulusan yang tanggap terhadap perubahan, 5)
Mewujudkan lulusan berkarakter disiplin, jujur dan bertanggungjawab, 6)
Mewujudkan lulusan yang kreatif dan inovatif.

Ditinjau dari Standar Isi, SMK Negeri 3 Bondowoso menggunakan


kurikulum 2013 yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun
BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat,
kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Kurikulum yang
dikembangkan SMK Negeri 3 Bondowoso adalah hasil sinkronisasi dengan
DUDIKA yang mengacu pada skema KKNI/SKKNI. Sebagian guru-guru SMK
Negeri 3 Bondowoso mengimplementasikan pembelajaran dengan model STEM.

Ditnjau dari Standar Proses, SMK Negeri 3 Bondowoso merencanakan


proses pembelajaran sesuai ketentuan. Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru
10

berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan
penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan
secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP. Diakui bahwa
silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil
pemikiran sendiri namun sebagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah
lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas,


pengawas, kepala SMK Negeri 3 Bondowoso, wakil kepala sekolah dan guru-guru
yang berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Selain
program supervisi pembelajaran sekolah juga memiliki tim penjamin mutu
internal (TPMPS) yang setiap tahun menghasilkan rencana mutu bagi SMK
Negeri 3 Bondowoso. Adanya berbagai sistem penilaian (penilaian kinerja guru,
kepala sekolah, akreditasi sekolah, rapot mutu) sebagai media kontrol mutu
sekolah.

Ditinjau dari Standar Penilaian, guru SMK Negeri 3 Bondowso


menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran
diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka
dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan
harian.
Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, pekan
tengah semester, pekan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan asesmen
nasional. System peenilaian untuk kompetensi pengetahuan berbasis komputer.
Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada
kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum. Hasil penilaian
dijadikan dasar bagi sebagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan
pembelajaran berikutnya. Akhir dari hasil penilaian guru harus di unggah di e-
rapor. Untuk membekali siswa dengan sertifikat pengakuan dari industri, SMK
Negeri 3 Bondowoso melaksanakan uji kompetensi keahlian dengan DUDIKA
yang relevan di enam kompetensi keahlian. SMK Negeri 3 Bondowoso memiliki
11

2 assesor kompetensi penilaian di masing-masing kompetensi keahlian. Sehingga


total guru yang bersertifikat assessor SMK Negeri 3 Bondowoso sebanyak 12
guru. Jumlah guru yang bersertifikat assessor sebagai syarat untuk mendirikan
LSP.
Ditinjau dari Standar Kompetensi Lulusan, lulusan SMK Negeri 3
Bondowoso memiliki kompetensi pada dimensi sikap minimal baik. Pendidikan
karakter di SMK Negeri 3 Bondowoso didukung dengan memiliki lingkungan
masyarakat yang kuat akan budaya pesantren (25% input siswa dari MTs dan
berbasis islam dan 75% dari SMP negeri). Sekolah juga membentuk pendidikan
karakter melalui: 1) Program Sekolah "berTasbih", meliputi: taqwa, sehat, bersih,
harmoni, 2) memiliki Sociopreneur/kegiatan sosial (menyantuni anak yatim,
bedah rumah, peduli lingkungan), 3) keteladanan dari guru piket di pintu gerbang
untuk menyambut kedatangan siswa/siswi, 4) memiliki program penguatan
Pendidikan karakter bekerja sama dengan Raider 514 Bondowoso, 5) memiliki
Program mengaji pagi sebelum jam pelajaran pertama dimulai dan sholat dzuhur
berjamaah, 6) budaya mematikan mesin kendaraan bermotor bagi siswa mulai dari
pintu gerbang menuju tempat parkir.

SMK Negeri 3 Bondowoso memiliki program sociopreneur, jika


entrepeneur hanya berorientasi pada profit maka sociopreneur mengusung misi
sosial, berfokus pada mengelola dan mengalokasikan dana untuk kegiatan sosial.
Sociopreneur secara sederhana dapat dikatakan sebagai bentuk ideal kegiatan
sosial. Melalui konsep sociopreneur, masyarakat kelas bawah yang disasar akan
menjadi mandiri dan tak bergantung dengan donasi satu arah seperti yang terjadi
pada lembaga sosial selama ini.
12

Gambar 2.5 Kegiatan Sociopreneur SMK Negeri 3 Bondowoso

Mutu lulusan SMK Negeri 3 Bondowoso pada kompetensi pengetahuan


dan keterampilan, diawali dengan pemetaan siswa baru. Hasil analis pemetaan
siswa baru menunjukkan yang akan Bekerja, Melanjutkan, Wirausaha (BMW)
sebanyak 70% bekerja, sebanyak 6% melanjutkan keperguruan tinggi, sebanyak
19% menginginkan bekerja sambil kuliah, dan sebanyak 5% belum menentukan
pilihan setelah lulus.

Program yang mendukung kompetensi pengetahuan dan keterampilan


siswa adalah: 1) Memiliki program Praktik Kerja Lapangan (PKL) (rapot mutu
SNP:2.7), 2) Memiliki program persiapan LKS Tingkat Kabupaten, Provinsi,
Nasional, 3) memiliki Ruang Praktik Siswa (RPS) dan alat praktik di masing-
masing kompetensi keahlian 4) memiliki program incubator entrepreneur bagian
dari Unit Produksi dan Jasa (UPJ), 5) Uji kompetensi dan sertifikasi dari
DUDIKA atau LSP

Incubator entrepreneur merupakan wadah bagi siswa dan alumni SMK


Negeri 3 Bondowoso untuk memberikan pengalaman memulai, mengelola, dan
mengembangkan bisnis, sehingga memiliki rasa percaya diri dan kemampuan
dalam berwirausaha. Diharapkan dalam kurun waktu 2 sampai 3 tahun siswa yang
13

masuk dalam inkubator bisa mendirikan usaha sendiri. Dalam pelaksanaannya


Incubator entrepreneur mengalami hambatan yang pada akhirnya harus berhenti.

Gambar 2.6 Program Incubator Entrepreneur SMK Negeri 3 Bondowoso di tahun 2019

Berdasarkan rapor mutu dari direktorat penjaminan mutu SMK tahun


2020, menunjukkan bahwa SMK Negeri 3 Bondowoso memiliki komitmen dalam
meningkatkan kompetensi siswa. Komitmen dilaksanakan dengan mengadakan
kunjungan ke DUDIKA (rapot mutu SNP:2. 2). keterserapan lulusan SMK juga
sangat baik berdasarkan persentase lulusan SMK Negeri 3 Bondowoso yang
mendapat pekerjaan atau berwirausaha (rapot mutu SNP:4.3).

Komitmen SMK Negeri 3 Bondowoso terhadap kompetensi lulusan siswa


adalah dengan melaksanakan kegiatan Uji Sertifikasi Juru Gambar di SMK Negeri
3 Bondowoso. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Jasa Konstruksi Wilayah
IV Surabaya dengan dukungan dari kementrian PUPR. Sasaran kegiatan ini adalah
lulusan SMK, yakni peserta didik kelas XII bidang kompetensi keahlian Desain
Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB). Kegiatan uji sertifikasi memberikan
manfaat dan stimulus positif bagi siswa yang ingin berkarier di bidang arsitektur
dan konstruksi.

Gambar 2.7 Kegiatan Uji Sertifikasi Siswa SMK Negeri 3 Bondowoso dengan PUPR
14

B. PROFIL SEKOLAH MAGANG II


1. Gambaran Umum

SMK Negeri 1 Panji yang sebelumnya bernama SMEA Situbondo –


berdiri pada tanggal 24 September 1965- adalah salah satu sekolah menengah
terbesar dan ternama di Kabupaten Situbondo. Lokasi SMK Negeri 1 Panji
terletak di Kabupaten Situbondo yang merupakan kota di daerah pesisir utara
pulau Jawa, dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran
dan lokasi usaha perikanan. Lokasi yang strategis dengan memiliki garis pantai
cukup panjang, membuat Situbondo memiliki obyek wisata pantai yang tentunya
tak kalah dengan kota-kota lainnya.

•SMEA Situbondo •SMK NEGERI 1 Panji Situbondo


•Berdiri pada tanggal 24 September 1965 •Berubah pada tahun pelajaran 1997/1998
•Berdasarkan SK Mendikbud No. 631 / B3/ Kedj / 1965 •SK Mendikbud No. 036/O/1997

Gambar 2.1 Sejarah Singkat

SMK Negeri 1 Panji dengan area seluas 15.275 m² terletak di dekat kota,
dengan jarak tempuh 2 km dari pusat kota. SMK Negeri 1 Panji mudah dijangkau
menggunakan transportasi darat dengan lokasi sekolah di jalan Gunung Arjuno
No. 17 Kelurahan Mimbaan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo.
15

Gambar 2.2 Lokasi SMK Negeri Panji Situbondo


Sumber: https://www.google.com/maps/place/SMKN+1+Panji/@-
7.7041999,114.0201433,17z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2dd72913794cd71b:0xf2c1
09858d295d0d!8m2!3d-7.7041986!4d114.0223322

SMK Negeri 1 Panji memiliki visi: Menjadi lembaga pendidikan yang


bertaraf internasional dalam bidang bisnis manajemen, pariwisata, tata busana,
teknologi informasi dan pertanian yang berbudaya, berwawasan lingkungan dan
memiliki karakter yang utuh dan kuat.

Misi SMK Negeri 1 Panji adalah: a) Menciptakan tenaga kerja yang siap
kerja, mandiri, cerdas, kompetitif dan berkarakter bangsa, b) Melaksanakan sistem
pendidikan dan pelatihan menengah kejuruan, yang beradap, taqwa dan
berwawasan global, c) Mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan menengah
kejuruan yang berwawasan keunggulan, profesional dan berorientasi masa depan,
d) Mewujudkan layanan prima dalam upaya pemberdayaan sekolah dan
masyarakat, e) Mengembangkan iklim belajar yang berakar pada norma dan nilai
budaya bangsa Indonesia, f) Mewujudkan lingkungan sekolah yang berbudaya
SANTRI (Sehat, Aman, Nyama, Tertib, Rapi, Indah)
16

a. Sruktur Organisasi

Menjaga roda SMK Negeri 1 Panji berjalan efisien, efektif dan optimal,
maka sebuah organisasi yang telah mempekerjakan sejumlah tenaga kerja
tentunya akan membagi sumber daya manusia tersebut dalam bagian-bagian yang
sesuai dengan keahliannya, sehingga masing-masing individu memiliki gambaran
yang jelas tentang posisi, fungsi dan haknya.

Struktur organisasi merupakan sebuah garis hierarki yang


mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun organisasi dimana setiap
individu (sumber daya manusia) yang berada pada lingkup organisasi tersebut
memiliki posisi dan fungsi masing-masing (www.kerjausaha.com, 2013).

SMK Negeri 1 Panji di pimpin seorang kepala sekolah sekaligus CEO.


Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi suatu institusi sekolah. CEO yang
merupakan singkatan dari Chief Executive Officer adalah pemimpin tertinggi
suatu organisasi bisnis atau dengan kata lain adalah pemimpin tertinggi suatu
perusahaan. Persamaannya adalah keduanya sama-sama berperan sebagai
pemegang fungsi manajerial tertinggi. Merekalah yang memiliki dan membuat
visi, misi dan pembuat kebijakan suatu organisasinya. Visi dan misi inilah
nantinya yang akan dieksekusi di tingkat bawah dalam bentuk operasional
lapangan. Kebijakan yang dibuat merupakan wajah dari suatu organisasi yang
dipimpinnya.

Dalam menjalankan visi dan misi organisasi, kepala SMK Negeri 1 Panji
dibantu dengan 4 wakil kepala sekolah yang profesional di bidangnya, yaitu: 1)
wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang diamanahkan kepada ibu Nur
Fitryazizah DH, S.Si., 2) wakil kepala sekolah bidang kesiswaan Bapak M. Hasan
Ainul Yakin, M.Pd., 3) wakil kepala sekolah bidang sarana & prasarana Bapak
Joni, S.Pd., 4) wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat ibu Dr. Lusi
Endang Sri Darmawati, M.Pd.

SMK Negeri 1 Panji memiliki 14 kompetensi kahlian yang masing-masing


di komandani oleh seoarang kepala kompetensi keahlian. Untuk pengelolahan
17

sekolah juga dibantu seorang wakil manajemen mutu, koordinator tata usaha,
urusan manajemen, koordinator BP/BK, ketua Bursa Kerja Khusus (BKK), ketua
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), ketua Teaching Factory, serta komite sekolah
yang berperan sebagai lembaga pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan sebagai
mana tertuang dalam Permendikbu No.75 Tahun 2016. Secara lengkap struktur
organisasi SMK Negeri 1 Panji dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 2.3 Struktur Organisasi SMK Negeri Panji Situbondo

b. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


SMK Negeri 1 Panji memiliki 114 guru (laki-laki sebanyak 41 guru dan
perempuan sebanyak 73 guru) yang keseluruhan berkualifikasi sarjana, 13 orang
guru diantaranya berkualifikasi magister (S2) dan 1 orang guru berkualifikasi
doktor (S3) yaitu Ibu Dr. Lusi Endang Sri Darmawati, M.Pd. yang sekaligus
menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat. Dalam
menjalankan administrasi, SMK Negeri 1 Panji didukung dengan tenaga
kependidikan laki-laki sebanyak 24 orang sedangkan tenaga kependidikan
perempuan sebanyak 9 orang, total keseluruhan tenaga kependidikan sebanyak 33
18

orang. Kondisi ini tentu merupakan keunggulan tersendiri ditinjau dari aspek
potensi sumber daya manusia.

Tabel 2.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Jumlah
Tenaga Pendidik dan Tenaga
Uraian Pendidik
Kependidikan Kependidikan

Laki-laki 41 24 65
Perempuan 73 9 82
Total 114 33 147

(Sumber: https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/10DC555EF9560E5823E3)

c. Kompetensi Keahlian Studi dan Tren Jumlah Siswa

Sampai tahun 2021 SMK Negeri 1 Panji telah memiliki 14 (empat belas)
Kompetensi Keahlian diantaranya: 1) Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran, 2)
Akuntansi dan Keuangan Lembaga, 3) Perbankan dan Keuangan Mikro, 4) Bisnis
Daring dan Pemasaran, 5) Perhotelan, 6) Tata Buga, 7) Tata Kecantikan Kulit dan
Rambut, 8) Tata Busana, 9) Rekayasa Perangkat Lunak, 10) Teknik Komputer
dan Jaringan, 11) Multimedia, 12) Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, 13)
Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan, 14) Desain Komunikasi Visual.

Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) adalah suatu jurusan SMKN


1 Panji yang memberikan pembelajaran tentang berbagai informasi layanan di
bidang Administrasi Perkantoran. Pelajaran produktif yang didalami oleh siswa
dalam program keahlian ini diataranya Korespondensi, Kearsipan, Administrasi
Umum, Teknik Perkantoran, Keuangan, Sarana Prasarana, Humas, dan
Kepegawaian. Selain itu, pengelolaan surat, baik pembuatan surat maupun
menyimpan (arsip) surat tersebut, cara mengetik cepat dengan 10 jari, cara
berbicara, cara menelpon, cara pengoperasian microsoft, baik word, power point,
dan excel, berpresentasi, dan mengatur rapat juga mereka perdalami di program
keahlian ini.

Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL) merupakan kompetensi


keahlian yang bergerak di bidang keuangan. Pada program keahlian ini sendiri
19

memiliki beberapa pelajaran produktif, yaitu akuntansi keuangan, kompetensi


akuntansi, PAL instasi pemerintah, dan administrasi pajak. Para siswa di program
keahlian ini juga dilatih untuk terbiasa menggunakan penghitungan cepat dengan
menggunakan jari mereka.

Perbankan dan Keuangan Mikro (PKM) membekali siswa dengan


pengetahuan dasar tentang lembaga keuangan (bank dan lembaga keuangan bukan
bank). Memperkenalkan aktivitas pokok usaha bank dan aktivitas pokok beberapa
jenis lembaga keuangan bukan bank Menjelaskan sumber dana dan penggunaan,
selain itu juga membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten di bidang: administrasi keuangan, layanan perbankan,
pengelolaan kredit perbankan, pengelolaan kas, administrasi pajak, layanan
lembaga keuangan non bank.

Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) menyiapkan tenaga pelaksana di


bidang sekretaris yang memiliki pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap
sebagai manusia yang bertanggung jawab dan mencintai pekerjaan. Membekali
peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten: 1)
Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun
tertulis. 2) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi. 3)
Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan, 4)
melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadI
tanggungjawabnya, 5) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam
mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur. 6) Menerapkan dan
mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-
masing pihak, 7) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola
administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan. Lulusan pada kompetensi keahlian ini dapat melamar
pekerjaan di bidang pemasaran baik skala kecil maupun besar, sebagai petugas
gudang, perusahaan retail dan perusahaan jasa yang membutuhkan ahli
pemasaran.
20

Tujuan khusus pada Akomodasi Perhotelan (AP) memiliki beberapa


lingkup diantaranya: 1) Lingkup Front Office sebagai Reception, Eservation,
Telephone Operator, dan Porter. Selain itu, ada juga 2) Lingkup Housekeeping
sebagai Public Area Attendant, Room Attendant, Order Taker, Linen & Uniform
Attendant dan Laundry Attendant. Pekerjaan yang dapat diikuti oleh lulusan
akomodasi perhotelan yaitu pekerjaan di lingkup housekeeping hotel, pekerjaan di
lingkup front office hotel, usaha pelayanan laundry, usaha pelayanan cleaning
service, telepon operator/receptionist di kantor, dan publict relations

Kompetensi Keahlian Tasa Boga (TBg) merupakan salah satu kompetensi


di SMKN 1 Panji yang bergerak di bidang pelayanan makanan dan minuman.
Kegiatan dalam kompetensi keahlian ini meliputi: 1) hygiene sanitition,
kesehatan, keamanan dan keselamatan di tempat kerja, 2) melakukan komunikasi
dalam pelayanan jasa, 3) melakukan persiapan pengolahan, 4) mengolah makanan
kontinental dan makanan Indonesia, 5) melayani makanan dan minuman, 6)
melakukan perencanaan hidangan harian untuk meningkatkan kesehatan,
Melakukan pengolahan makanan untuk kesempatan khusus, 7) melakukan
pengelolaan usaha jasa boga (kelas Reguler), 8) menyiapkan dan mengolah
hidangan penutup (dessert) kelas wirausaha, 9) pengembangan modal untuk kelas
wirausaha, 10) pengembangan modal, dan 11) english principle.

Tata Kecantikan Kulit dan Rambut (TKKR) merupakan kompetensi


keahlian di SMK Negeri 1 Panji yang memiliki beberapa tujuan, yaitu 1)
mencetak para siswa agar kompeten dalam penataan rias, 2) menjadikan para
siswa yang ulet dan gigih dalam mengembangkan sikap profesional dalam bidang
kecantikan rambut, dan 3) menjadikan para siswa memiliki motivasi dalam
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berpegang teguh pada azas
keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha Esa. sejak adanya kurikulum
2013, para siswa kelas 10 akan mendapatkan materi dasar berupa facial, baik
berupa materi maupun praktek. selain facial, siswa pada kompetensi keahlian ini
juga diajarkan tentang tata cara menghias, mulai dari rias wajah ataupun rias
rambut.
21

Kompetensi Keahlian Tata Busana (TBS) merupakan salah satu


kompetensi keahlian yang tersedia di SMK Negeri 1 Panji yang sangat berkaitan
dengan ilmu dan seni berupa penerapan desain, estetika, dan keindahan alami
untuk pakaian dan hiasan tambahannya. program keahlian ini mencetak pribadi
yang memiliki skill mumpuni dalam bermain dengan penataan design busana.

Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) adalah satu bidang profesi yang


mendalami cara-cara pengembangan software/perangkat lunak termasuk
pembuatan, pengembanganan perangkat lunak/software dan manajemen kualitas.
RPL adalah salah satu kompetensi keahlian dalam bidang Teknologi Komputer
dan Informatika yang secara khusus mempelajari tentang pemrograman komputer.
Lulusan RPL dewasa ini sangat dibutuhkan untuk menjawab banyaknya
kebutuhan industri bagi ketersediaan tenaga teknisi dalam bidang pengembangan
software.

Tujuan Kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) adalah


membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar
kompeten dalam: 1) instalasi jaringan lokal (local area network), 2) konfigurasi
jaringan komputer lokal, 3) sistem operasi jaringan, instalasi perangkat jaringan
berbasis luas (wide area network), 4) konfigurasi jaringan berbasis luas (wide
area network), 5) operating sistem server, 6) administrasi server dalam jaringan,
7) web data base, 8) perancangan wide area network. Sehingga lulusan
kompetensi keahlian ini dapat melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan
berbasis teknologi informasi, dan juga bisa menjadi teknisi jaringan freelance.

Tujuan dari kompetensi keahlian Multimedia adalah: 1) menjadikan tenaga


yang trampil sebagai teknisi web yang mampu mendesain web untuk media
informasi dan komunikasi global, 2) menjadikan tenaga yang trampil sebagai
tekhnisi multimedia yang mampu endesain multimedia untuk media pendidikan
dan bisnis, 3) menjadikan tenaga yang trampil sebagai teknisi video digital dan
efek visual yang mampu menguasai teknik audio dan video digital untuk media
informasi, belajar, hiburan, dan iklan (info-edutainment), 4) lulusan kompetensi
22

keahlian ini dapat melanjutkan keperguruan tinggi, namun juga bisa melamar
pekerjaan di bidang multimedia, pembuatan website, televisi dan radio, 5)
melakukan entry data (multimedia) dengan menggunakan image scanner (level 2).

Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) membekali peserta didik


agar mampu mengindentifikasi bahan hasil pertanian dan produk olahannya,
menangani bahan hasil pertanian, memahami kaitan antara bahan dengan mutu
produk, mengolah bahan hasil pertanian menjadi berbagai produk olahan,
mengemas produk,menyimpan dan menggudangkan hasil pertanian, menjalankan
kegiatan produktif dalam bentuk usaha mandiri (bisnis mandiri) dibidang
pengolahan hasil pertanian, menerapkan konsep berproduksi yang baik (good
manufacturing practice) dan mengendalikan keamanan pangan.

Tujuan Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan


(APHPi) adalah Membekali peserta didik dengan ketrampilan dan sikap agar
kompeten dalam: 1) Melakukan pekerjaan sebagai pengolah hasil perikanan
secara mandiri atau wirausaha, 2) Mengembangkan palayanan sebagai pelaksana
pengolahan dan pengujian hasil perikanan yang ada di dunia usaha dan dunia
industry, 3) Melakukan pekerjaan sebagai pelaksana penangan dan pengolahan
serta pengujian mutu hasil perikanan yang professional dalam indusri pengolahan
hasil perikanan.

Desain komunikasi visual (DKV) merupakan program keahlian di SMK


Negeri 1 Panji yang masih dibilang terbaru. Program keahlian ini bergerak pada
proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau
penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Program Keahlian ini
sangat erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing),
lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna
yang berkaitan dengan indera penglihatan (www. smkn1panji-sit.sch.id., 2021)

Dunia pendidikan terus mengalami evolusi seiring dengan tuntutan


perkembangan zaman. Saat ini, pendidikan di Indonesia telah diarahkan untuk
mampu mencetak lulusan yang berkualitas. Sekolah menengah kejuruan (SMK)
23

menjadi pilihan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan. Saat ini minat


masyarakat terhadap pendidikan vokasi cukup tinggi. Hal tersebut terungkap dari
riset bertajuk “Survei Ketertarikan Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi” yang
diselenggarakan Kemendikbud bekerja sama dengan MarkPlus, Inc. Hasil survei
menunjukkan, sebanyak 82,05 persen responden tertarik melanjutkan pendidikan
ke SMK. Faktor ketertarikan terbesar terhadap SMK dipengaruhi oleh prospek
kerja yang dinilai bagus (57,8 persen) dan pilihan jurusan yang banyak (51,95
persen) (www.kemdikbud.go.id, 2021).

Meningkatnya animo masyarakat terhadap SMK secara nasional, sejalan


dengan SMK Negeri 1 Panji yang terus mengalami peningkatan terhadap jumlah
peneriamaan peserta didik baru. Sampai tahun 2021 jumlah keseluruhan siswa
SMK Negeri 1 Panji sebanyak 2271 peserta didik yang tersebar dalam tiga tingkat
dengan empat belas kompetensi keahlian (www.dapo.kemdikbud.go.id, 2021).
Data jumlah siswa tahun pelajaran 2020/2021 bisa di lihat di Lampiran 1.

Selama lima tahun terakhir rata-rata SMK Negeri 1 Panji menerima


peserta didik sebanyak 77 persen dari total keseluruhan pendaftar, artinya ada
sekitar 23 persen yang tidak lulus seleksi untuk menjadi peserta didik di SMK
Negeri 1 Panji. Data ini menunjukkan bahwa animo masyarakat terhadap SMK
Negeri 1 Panji sangat tinggi. Data tersebut sekaligus menjadi penguat bahwa
SMK Negeri 1 Panji merupakan SMK favorit yang memliki banyak keunggulan.

Tabel 2.1 Jumlah pendaftar selama lima tahun terakhir

Daya Jumlah Jumlah Prosentase


Tahun
Tampung Pendaftar Diterima belum diterima
2015/2016 704 805 717 89% 11%
2016/2017 750 1.074 750 70% 30%
2017/2018 792 903 792 88% 12%
2018/2019 792 1.033 792 77% 23%
2019/2020 792 1.276 792 62% 38%
2020/2021 792 1.160 792 62% 38%
Rata-rata 77% 23%
24

2. Keunggulan SMK Negeri 1 Panji


a. Keunggulan Lembaga
1) SMK Pusat keunggulan (PK)

Momen istimewah pada tanggal 24 September 2021 adalah memperingati


dies natalis SMK Negeri 1 Panji yang ke-56. Peringatan ini sekaligus menjadi
momen istimewah untuk terus bersemangat seiring dengan awal kepeminpinan
kepala sekolah baru. Dampak dari semangat tersebut adalah atmosfer SMK Negeri
1 Panji yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat seiring
dengan tuntutan kebutuhan aktualisasi diri dalam mewujudkan idealismenya dan
sekaligus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hingga saat ini SMK Negeri 1
Panji telah mampu menampilkan diri sebagai lembaga yang terus tumbuh dan
berkembang semakin besar sebagai buah dari kemampuannya belajar dan
memetik pelajaran dari setiap langkah perjalannya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan


Merdeka Belajar episode kedelapan yaitu SMK Pusat Keunggulan. Program SMK
Pusat Keunggulan merupakan perwujudan visi Presiden Joko Widodo terkait
pembenahan pendidikan vokasi sebagai strategi pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) Indonesia.

Program SMK Pusat Keunggulan bertujuan untuk menghasilkan lulusan


yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan
pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja. Sekolah
yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan
serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja
SMK di sekitarnya (www.kemdikbud.go.id, 2021)

Terpilihnya SMK Negeri 1 Panji menjadi SMK Pusat Keunggulan di tahun


2021 -yang sebelumnya Bernama Center Of Excellence (CoE) di tahun 2020-
pada bidang pembelajaran dan pendidikan merupakan pencapaian yang luar biasa.
SMK Negeri 1 Panji berharap mampu memerankan diri sebagai sumber belajar,
25

tempat belajar, media belajar, dan inspirator pembelajaran bagi siswa, guru,
karyawan serta segala lapisan masyarakat.

Menjadi SMK Pusat Keunggulan bukan pencapaian yang instan bagi SMK
Negeri 1 Panji. Sejarah mencatat SMK Negeri 1 Panji selalu menjadi inspirasi
bagi sekolah sekitar. Pada tahun 2014 SMK Negeri 1 Panji merupakan satu dari
sepuluh SMK Rujukan (Model) di Indonesia (Arifka, 2014). SMK Rujukan
merupakan suatu model sekolah yang dapat dijadikan rujukan bagi sekolah-
sekolah menengah kejuruan di sekitarnya, dan wajib memiliki 3 sampai dengan 4
aliansi sekolah kejuruan. Sebagai sekolah rujukan sekolah menengah kejuruan
tersebut harus memiliki kinerja unggul, akses besar, dan efektif dalam mengelola
institusi, serta mendampingi SMK aliansinya dalam pelaksanaan proses
pembelajaran bermutu.

Peran dan fungsi dari keberadaan SMK rujukan ini sebagai gambaran
SMK yang unggul, efektif, dan memiliki banyak akses industri. Selanjutnya juga
memiliki fungsi sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan ujian teori kejuruan
secara daring, sebagai pusat SMK berbasis TIK, sebagai pusat pengembangan
bahan ajar SMK, sebagai pusat promosi lulusan SMK. SMK Rujukan juga
memfasilitasi pendampingan peningkatan mutu guru SMK aliansi, dan
memberikan pendampingan bagi Unit Sekolah Baru (USB) SMK Negeri dan
Swasta (www.Jendela.kemdikbud.go.id, 2021).

Pada tahun 2018 SMK Negeri 1 Panji mendirikan Lembaga Sertifikasi


Profesi (LSP) pada 5 kompetensi keahlian. LSP SMKN 1 Panji Situbondo adalah
Lembaga penyelenggara sertifikasi profesi untuk bidang profesi Tata Busana
(TBs), Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL), Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran (OTKP), Tata Boga (TBg) dan Akomodasi Perhotelan (AP)
(www.lsp-smkn1ps.com, 2019).

Uji kompetensi melalui LSP adalah salah satu ujian yang hampir sama
dengan Uji Kompetensi Keahlian (UKK), namun memiliki perbedaan pada bentuk
penilaiannya dimana LSP ini lebih mengutamakan nilai kompetensi dari pada nilai
26

berupa angka. Sertifikat Kompetensi diberikan oleh LSP yang diakui oleh Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Tahun 2021 SMK Negeri 1 Panji menyelenggarakan kegiatan uji


sertifikasi melalui LSP pada 4 (empat) kompetensi keahlian, yaitu: komptensi
keahlian OTKP sebanyak 99 siswa, komptensi keahlian AKL sebanyak 106 siswa,
komptensi keahlian AP sebanyak 10 siswa perhari, dan komptensi keahlian TBg
sebanyak 35 siswa (www. smkn1panji-sit.sch.id, 2021).

Gambar 2.3 Kegiatan Uji Sertifikasi LSP SMK Negeri Panji Situbondo

Pada tahun yang sama SMK Negeri 1 Panji menjadi ikon satu satunya
sekolah berprestasi di Kota Santri Situbondo melalui program revitalisasi.
Keberadaan revitalisasi SMKN 1 Panji masuk dalam 125 SMK se-Indonesia juga
tercatat 5-10 SMK se-Provinsi Jatim. Potret ini sangat menggembirakan karena
SMKN 1 Panji menjadi sekolah kejuruan satu satunya yang berhasil menjalin
kerjasama dengan pihak perbankan untuk pembuatan kartu pelajar yang sekaligus
berfungsi sebagai kartu ATM yang multi fungsi (Bhirawa, 2018).
27

2) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Teaching Factory

Tahun 2019 SMK Negeri 1 Panji tercatat sebagai satu satunya sekolah
menengah kejuruan di Kabupaten Situbondo yang berhasil menyandang status
Balai Layanan Umum Daerah (BLUD) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Melalui BLUD, SMK Negeri 1 Panji yang memiliki produk-produk unggulan
dapat mengelola proses produksi di teaching factory secara lebih fleksibel tanpa
melanggar peraturan (Majid, 2020).

Ada beberapa teaching factory diantaranya: Kompetensi Keahlian


Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 1 Panji merupakan satu – satunya program
keahlian yang bermain di bidang perhotelan atau hospitality, housekeeping dan
front office serta di bidang Pariwisata pada umumnya. Kompetensi keahlian ini
telah bekerja sama dengan dunia industri, baik dalam negeri maupun luar negeri
dalam bentuk praktik industri dan penyaluran tenaga kerja. SMK Negeri 1 Panji
juga menyediakan fasilitas akomodasi perhotelan, berupa hotel praktek sebagai
hotel training yang merupakan hotel nyata sebagai upaya pengembangan usaha
dan tempat praktik sekaligus ruangan belajar yang mengacu kepada teaching
factory (www.smkn1panji-sit.sch.id, 2019)

Gambar 2.3 EdHotel Lotus SMK Negeri 1 Panji Situbondo


Sumber: http://smkn1panji-sit.sch.id/program-keahlian/perhotelan/
28

Kompetensi keahlian lain yang menerapkan teaching factory adalah


Multimedia, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Agribisnis Pengolahan Hasil
Perikanan, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Tata Busana, dan Tata Boga
dengan menyediakan dapur khusus yang bertujuan sebagai tempat praktik
sekaligus pendukung catering di kompetensi keahlian Akomodasi Perhotelan.

Gambar 2.4 Kegiatan Teaching Factory APHP

3) Sistem Manajemen Mutu

Dalam upaya memenuhi standart mutu pengelolahan mutu pendidikan,


mulai tahun pelajaran 2008/2009 SMK Negeri 1 Panji menerapkan Sistem
Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008, sebagai langkah awal untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan dan merahi sertifikat pengakuan
internasional. Kompetensi tenaga pendidik dipersiapkan untuk bisa merancang
dan mengimplementasikan sistem manajemen mutu sekolah. Output-nya, sekolah
memiliki visi dan misi, strategi, jaminan kualitas lulusan, program, standar
operational procedure, serta pengawasan kualitas (Firman, 2015).

Penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 yang


disempurnakan menjadi SMM ISO 9001:20015 dimaksudkan untuk
29

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian implementasi


Sistem Manajemen Mutu yang didokumentasikan dalam klausul-klausul ISO
9001: 20015 secara simultan akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
budaya kualitas. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa implementasi ISO
9001:2008 dan diterapkan di SMK Negeri 1 Panji, telah membentuk orientasi
budaya organisasi menjadi budaya kualitas (Rosana, 2020)

Sebagaimana dideskripsikan diatas, budaya kualitas SMK Negeri 1 Panji


dibuktikan dengan selalu bisa menjadi yang pertama mengikuti program-progam
unggulan Direktorat Pendidikan Vokasi. Program unggulan SMK Negeri Panji
dapat dilihat pada Gambar 2.4.

2008 2010 2014 2018 2019 2020 2021


•Sistem •Rintisan •SMK Rujukan •Lembaga •(Badan •SMK Center •SMK Pusat
Manajemen Sekolah Sertifikasi Layanan Of Excellence Keunggulan
ISO 9001 : Berstandar Profesi (LSP- Umum (CoE) (PK)
2008 Nasional P1) Daerah
(RSBI) •Sekolah (BLUD)
Revitalisasi

Gambar 2.4 Keunggulan SMK Negeri Panji Situbondo

b. Keunggulan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

SMK Negeri 1 Panji sekarang di nahkodai oleh ibu Anik Sudiartini, S.Pd.,
M.Pd. yang memiliki predikat kepala sekolah dengan segudang prestasi.
Dibuktikan dengan menjadi juara 1 kepala sekolah berprestasi dan berdedikasi
tingkat Jawa Timur pada tahun 2015, 2017 dan 2018. Juara Best Practice Kepala
SMK tingkat nasional tahun 2017, dan menjadi Kepala SMK inspiratif tingkat
nasional tahun 2018 (Bahri, 2020). Selain itu ibu Anik Sudiartini S.Pd., M.Pd.
juga menjadi instruktur nasional Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).

Konsep kepemimpinan yang dicetuskan founding father Pendidikan


Indonesia Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarsa Sung Tuladha yang artinya dari depan
memberikan teladan telah terinternalisasi dalam diri Kepala SMK Negeri 1 Panji.
30

Keteladanan pemimpin menjadi magnet tersendiri bagi siswa dan guru untuk
selalu berprestasi.

Ibu Siti Juwariyah M.Pd. adalah salah satunya, guru Fisika SMK Negeri 1
Panji yang berhasil meraih predikat guru berprestasi tingkat Kabupaten Situbondo
tahun 2018 (Bhirawa, 2018). Selain itu masih banyak guru lain yang berprestasi
dengan mendapatkan Beasiswa S2 kuliah kerjasana di Universitas Negeri Malang
dan Hangzhou Normal University China dan Beasiswa S2 dari Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan Kementrian (LPDP). Menjadi instruktur guru
pembelajar dan finalis lomba inovasi pembelajaran SMK/SMA tingkat nasional.

c. Keunggulan Peserta Didik

Prestasi juga ditorehkan oleh peserta didik SMK Negeri 1 Panji dengan
menjadi juara 1 di berbagai bidang lomba diantaranya: 1) Lomba Keterampilan
Siswa (LKS) bidang lomba bahasa jerman, 2) lomba kampung kelir tingkat
Provinsi Jawa Timur, 3) Speech Contest Tingkat SMK Se-Tapal Kuda, 4)
Business Plan Giat Prestasi Penegak Tingkat Daerah Jawa Timur. Data prestasi
siswa SMK Negeri 1 Panji dapat dilihat pada Lampiran 1.

Di samping melakukan kegiatan akademik, SMK Negeri 1 Panji


memberikan kesempatan kepada siswanya untuk terlibat dalam kegiatan non
akademik. Kegiatan non akademik merupakan faktor pelengkap dalam pendidikan
bagi siswa. Siswa diberi kesempatan untuk memperluas pengalamannya melalui
program-program yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan sosial dan
kepemimpinan. Oleh karena itu SMK Negeri 1 Panji mendorong semua siswa
untuk terlibat dalam kegiatan non akademik seperti yang direalisasikan dalam
kegiatan ekstrakurikuler.

Berbagai keunggulan yang dimiliki SMK Negeri 1 Panji (keunggulan


Lembaga, keunggulan guru, dan peserta didik) selaras dengan keterserpan lulusan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh SMK Negeri 1 Panji untuk membekali
peserta didik agar kompeten dan unggul dalam bidang jurusannya masing-masing.
Peserta didik yang kompeten dan unggul inilah yang harapannya dapat
31

meningkatkan keterserapan lulusan di DUDIKA. Data keterserapan lulusan SMK


Negeri 1 Panji dapat dilihat pada Lampiran 1.

Berikut pada gambar 2.5 dapat dilihat rekap lulusan SMK Negeri 1 Panji
berdasarkan keterserapan di DUDIKA tahun 2020.

TIDAK TERDATA 72

LAIN- LAIN 59

KULIAH 61

KERJA TIDAK LINEAR DENGAN KOMPETENSI 121

KERJA LINEAR DENGAN KOMPETENSI 351

JUMLAH TAMATAN 664

Gambar 2.5 Grafik Penelusuran Tamatan SMK Negeri Panji Situbondo Tahun 2020

Berdasarkan data di atas, jumlah peserta didik lulusan SMK Negeri 1 Panji tahun
2020 adalah 664 siswa yang terdiri dari 64 siswa yang tersebar kedalam 14
kompetensi keahlian. Dari 664 siswa lulusan tahun 2020, sebanyak 351 siswa
telah bekerja linier dengan kompetensi keahliannya. Sebanyak 121 siswa bekerja
tidak linier dengan komopetensi keahliannya. Sebanyak 61 siswa melanjutkan ke
perguruan tinggi atau kuliah. Artinya, sebanyak 71% lulusan SMK Negeri 1 Panji
sudah terserap di DUDIKA dan sebanyak 9% melanjutkan studi.
BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

A. Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK)


1. Latar Belakang RPK
Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) adalah penjabaran rencana
pengembangan sekolah secara operasional yang di dalamnya memuat tindakan-
tindakan kepemimpinan calon kepala sekolah dalam menjalankan program atau
kegiatan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang berdampak kepada
prestasi peserta didik dan pencapaian student wellbeing.
Kegiatan RPK merupakan rangkaian kegiatan RTL pada OJT-2 Diklat
Calon Kepala Sekolah. Sebelum RPK dilaksanakan terlebih dahulu penetapan
matriks kegiatan RPK oleh calon kepala sekolah. Matriks tersebut meliputi:
tujuan, indikator keberhasilan, program/kegiatan, Langkah-langkah kegiatan,
sumber daya, metode pengumpulan data, dan pecapaian student wellbeing.
RPK diawali dengan identifikasi masalah pembelajaran di SMK Negeri 3
Bondowoso. Identifikasi masalah mengacu pada permasalahan nyata terkait
rendahnya indikator pada raport mutu, khususnya pada standar proses, yakni pada
“indikator 2.8 Sekolah belum berorientasi pada pembelajaran berbasis produk..”
Pemilihan indikator sejalan dengan rendahnya hasil rapor mutu yang lain
diantaranya: 1) Sekolah belum menyelenggarakan kelas industri atau kelas
kewirausahaan bekerjasama dengan DUDIKA (misal: kelas astra, kelas Yamaha,
dll) (rapot mutu 2.3.2), 2) sekolah belum memiliki kurikulum berbasis industri
(rapot mutu SNP:1.1), 3) sekolah kurang dalam menghadirkan guru tamu dari
indsutri (rapot mutu (8+i): 3), 3) guru per kompetensi kejuruan dalam
melaksanakan magang di Dunia Usaha Dunia Industri dan Dunia Kerja
(DUDIKA) masih rendah (rapot mutu SNP: 5.2), 3) persentase kompetensi
keahlian di sekolah yang menyelenggarakan model pembelajaran TEFA
(Teaching Factory) masih rendah (rapot mutu SNP:2.9, 6.9).

32
33

2. Judul RPK
Peningkatan kompetensi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
berorientasi produk atau proyek melalui In House Training (IHT) Project Based
Learning (PjBL) Model Transdisciplinary di SMK Negeri 3 Bondowoso.
3. Tujuan RPK
Kegiatan RPK memiliki tujuan unutk meningkatkan kemampuan guru
SMK Negeri 3 Bondowoso dalam merencanakan pembelajaran berbasis produk
atau proyek.
4. Indikator Keberhasilan RPK
Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) dikatakan berhasil
jika memenuhi kriteria sesuai indikator keberhasilan sebagai berikut: 1) guru
memahami konsep pembelajaran berbasis proyek, 2) guru memahami konsep
model transdisciplinary (lintas disiplin bidang), 3) guru mampu mendesain
pembelajaran berbasis proyek model transdisciplinary.
Indikator keberhasilan RPK didapat melalui 5 instrumen, yaitu: 1)
instrumen monitoring pelaksanaan IHT. Keberhasilan keterlaksanaan kegiatan
IHT ditunjukkan dengan rata–rata hasil penilaian observer tentang keterlaksanaan
kegiatan IHT mulai tahap persiapan, pelaksanaan dan monev, minimal bernilai 71
dengan predikat Baik/Memadai.
2) instrumen peningkatan kompetensi kepala sekolah berdasarkan hasil
AKPK. Peningkatan kompetensi kepribadian, kewirausahaan, dan sosial calon
kepala sekolah ditunjukkan oleh meningkatnya masing-masing kompetensi
dengan nilai minimal 71 dengan predikat Baik pada indikator sesuai dengan Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Indikator Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK

No Uraian Indikator
A. Kompetensi Kepribadian
1 Cara dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku diteladani oleh warga sekolah dan
masyarakat.
2 Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah-masalah terkait pekerjaan
dengan baik
3. Memiliki pengalaman dalam mengarahkan dan menggerakkan rekan sejawat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
B. Kompetensi Kewirausahaan
34

1 Memiliki pengalaman dalam meningkatkan keingintahuan warga sekolah dalam


pengetahuan dan keterampilan melalui kerja keras dan semangat pantang
menyerah.
2 Memiliki rasa optimis, pantang menyerah, dan berpikir alternatif terbaik untuk mencapai
keberhasilan di sekolah.
C. Kompetensi Sosial
1 Memahami penyusunan program kerja sama dengan pihak lain, baik perseorangan
maupun institusi dengan baik, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Pendidikan di
sekolah
2 Memahami cara melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap program dan kegiatan
Kerjasama dengan perseorangan dan institusi pemerintah atau swasta.
3 Terlibat aktif menjadi pengurus organisasi sosial kemasyarakatan di lingkungan tempat
tinggal

3) Instrumen evaluasi hasil kegiatan. Instrument ini melihat peningkatan


kompetensi guru dalam merencanakanpembelajaran berbasis proyek ditandai rata-
rata hasil penilaian pada masing-dengan indikator minimal bernilai 71 dengan
predikat Baik/Memadai. Adapun indikator pada instrument tersebut adalah
sebagai berikut: a) memahami konsep pembelajaran berbasis produk atau proyek,
b) memahami konsep pembelajaran PjBL model lintas disiplin
ilmu(transdisciplinary), c) mampu menganalisis kd masing-masing kompetensi
keahlian yang bisa di kolaborasikan dalam satu proyek, d) mampu menganalisis
kompetensi dan materi lintas disiplin ilmu yang ada dalam satu kegiatan/proyek
e) mampu membuat rencana pembelajaran berbasis proyek, f) memiliki ide proyek
untuk kegiatan pembelajaran lintas disiplin ilmu (trandiciplinary), g) mampu
menentukan tema kegiatan/proyek pembelajaran transdisciplinary, h) mampu
melaksanakan perencanaan proyek, i) mampu membuat evaluasi implementasi
proyek (refleksi), dan j) melalui kegiatan ini dapat bekerjasama dan berkolaborasi
dengan bidang ilmu lain
4) Instrumen dampak keberhasilan program/kegiatan RPK terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran bagi peserta didik. Peningkatan prestasi belajar
peserta didik ditunjukkan dengan rata-rata hasil penilaian instrument peningkatan
prestasi belajar dengan nilai minimal 71 dengan predikat Baik. Adapun indikator
pada instrument tersebut adalah sebagai berikut: a) mengintegrasikan berbagai
disiplin ilmu yang ada dapat menciptakan suasana saling mendukung dan bukan
berkompetisi, b) aktivitas pembelajaran menjadi lebih terpadu karena melibatkan
berbagai disiplin ilmu, c) kegiatan proyek dapat menjalin kerja sama dengan
35

berbagai mata pelajaran di dalam satuan pendidikan, d) pendidik dan peserta didik
dapat merefleksikan dan mendiskusikan perkembangan bersama, e) kegiatan
proyek mampu meningkatkan partisipasi belajar seluruh peserta didik dalam
serangkaian kegiatan yang sedang dilaksanakan, f) kegiatan proyek sebagai media
berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati, g) kegiatan proyek memicu untuk menghasikan produk
atau aksi selama proses pembelajaran, dan h) pemahaman menjadi utuh karena
semua materi pembelajaran mengarah pada tema proyek.
5) instrumen pencapaian student’s wellbeing (kebahagiaan murid).
Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) di SMK Negeri 3 Bondowoso juga
diharapkan bermuara pada terwujudnya Student Wellbeing dengan indikator
sebagai berikut: a) mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu yang ada dapat
menciptakan suasana saling mendukung dan bukan berkompetisi, b) aktivitas
pembelajaran menjadi lebih terpadu karena melibatkan berbagai disiplin ilmu, c)
kegiatan proyek dapat menjalin kerja sama dengan berbagai mata pelajaran di
dalam satuan Pendidikan, d) pendidik dan peserta didik dapat merefleksikan dan
mendiskusikan perkembangan bersama, e) kegiatan proyek mampu meningkatkan
partisipasi belajar seluruh peserta didik dalam serangkaian kegiatan yang sedang
dilaksanakan, f) kegiatan proyek sebagai media berkolaborasi dalam melatih daya
pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati, g) kegiatan proyek
memicu untuk menghasikan produk atau aksi selama proses pembelajaran, h)
pemahaman menjadi utuh karena semua materi pembelajaran mengarah pada tema
proyek

5. Sumber Daya
Sumber daya yang dimiliki dalam rangka mendukung kegiatan IHT, yaitu:
a) Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi kepala sekolah, nara sumber. b)
Keuangan, biaya yang dikeluarkan pada siklus 1 dari dana Bantua Opersional
Sekolah (BOS) 2021 dan siklus 2 berasal dari dana mandiri. c) Sumber daya non
manusia, berupa ruang meeting, ruang praktek, foto, video, dokumen, jaringan
internet, proyektor, alat dan perangkat yang mendukung keterlaksanaan kegiatan
RPK.
36

6. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada kegiatan RPK dilakukan dengan beberapa
cara antara lain observasi. Pengumpulan data dilakukan setelah pelaksanaan
kegiatan selesai yaitu dengan mengisi instrumen yang telah di susun oleh calon
kepala sekolah.
Instrumen yang digunakan ada lima macam yaitu instrument monitoring
keterlaksanaan program kegiatan yang diisi oleh mentor 1, Instrumen kompetensi
calon kepala sekolah yang disi oleh seluruh peserta, instrumen evaluasi
peningkatan kompetensi guru dan peningkatan kualitas pembelajaran yang diisi
oleh peserta In House Training (IHT), dan instrumen pencapaian student
wellbeing yang diisi oleh peserta didik.
Selanjutnya melakukan rekapitulasi dari instrumen yang sudah terisi yang
tujuannya untuk menganalisa data. Dari data rekapitulasi dapat di lihat
keberhasilan pelaksanaan IHT dan indikator apa yang belum tercapai (lemah).
Dari analisa data tersebut selanjutnya dilakukan rencana tindak lanjut.

7. Langkah-langkah Kegiatan (Siklus I)


In House Training (IHT) Project Based Learning (PjBL) siklus I
dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 September 2021. Langkah-langkah kegiatan
pada IHT PjBL siklus I meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi (monev) dan refleksi.
a. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh Calon Kepala Sekolah pada tahap persiapan
adalah sebagai berikut:
1) Koordinasi RPK dengan Kepala Sekolah
Calon Kepala Sekolah berdiskusi dan berkoordinasi tentang RPK sebagai
bagian dari kegiatan OJT 2 dengan kepala sekolah magang pertama (mentor 1),
Drs. Fthurrahman, MM.Pd. pada hari Senin, 30 Agustus 2021. Berdasarkan uraian
tersebut, calon kepala sekolah mengajukan RPK berupa kegiatan Peningkatan
kompetensi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran berorientasi produk atau
37

proyek melalui IHT Project Based Learning (PjBL) Model Transdisciplinary di


SMK Negeri 3 Bondowoso.
2) Sosialisasi RPK dengan Warga Sekolah
Hasil diskusi dan koordinasi dengan kepala sekolah memutuskan untuk
melaksanakan kegiatan sosialisasi Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) kepada
seluruh warga sekolah. Kegiatan ini dilakukan selain untuk memotivasi warga
sekolah dalam meningkatkan kinerja serta mutu sekolah, juga untuk mencari
dukungan, kerjasama dan menggerakkan warga sekolah untuk meningkatkan
kompetensi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada hari Senin, 30 Agustus 2021.
Kegiatan dihadiri kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala kompetensi
keahlian dan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SMK Negeri 3
Bondowoso. Hasil kegiatan berupa tersampaikannya rencana kegiatan calon
kepala sekolah tentang peningkatan kompetensi melalaui IHT PjBL model
transdiciplinary di SMK Negeri 3 Bondowoso.
3) Menyusun Buku Panduan RPK
Langkah ketiga dalam persiapan RPK adalah membuat buku panduan
kegiatan RPK (magang 1). Tujuan dari buku panduan adalah untuk
menyampaikan beberapa informasi sekaligus memandu calon kepala sekolah dan
stakeholder SMK Negeri 3 Bondowoso dalam melaksanakan kegiatan RPK. Buku
panduan berisi: Latar Belakang, Tujuan, Hasil yang diharapkan, Peserta, Sumber
Biaya, Penyelenggaraan, Waktu dan Tempat, Tata Tertib, Penutup, dan Jadwal.
Buku panduan kegiatan RPK dapat dilihat pada Lampiran 1. Dalam buku panduan
kegiatan direncanakan akan dilaksanakan pada hari Selasa-Rabu, 10 dan 11
September 2021 dengan jumlah struktur 16 JP dan dilaksanakan di SMK Negeri 3
Bondowoso
4) Rapat Pembentukan Panitia dan Penyusunan SK Panitia
Selanjutnya calon kepala sekolah bersama 23 orang guru membentuk
panitia kegiatan IHT pada hari Kamis, 2 September 2021. Langkah selanjutnya
adalah menyusun SK Kepanitian untuk kegiatan IHT. Langkah ini penting
dilakukan agar masing-masing panitia dapat melaksanakan tugas sesuai uraian
tugas masing-masing untuk kelancaran dan kesuksesan kegiatan IHT. Selanjutnya
38

panitia yang telah terbentuk melakukan koordinasi untuk mempersiapkan segala


sesuatu terkait kegiatan IHT yang akan dilaksanakan. Membuat ceklist persiapan
IHT yang terdiri dari kegiatan per seksi (Sekretariat, Tim acara, tim konsumsi, tim
pubdekdok, tim fasilitasi), ceklist persiapan dapat dilihat di lampiran 1.
Selanjutnya panitia IHT bekerja sesuai dengan job deskripsinya termasuk
menyiapkan surat undangan peserta, daftar hadir, tanda terima panduan IHT,
banner kegiatan, dan lain-lain.
5) Menentukan dan Menghubungi Narasumber
Narasumber dalam kegiatan IHT adalah ini Setya Chendra Wibawa, S.Pd.,
M.T. Dosen Universitas Negeri Surabya, dan Drs. Fathurahman, M.Pd. Kepala
SMK Negeri 3 Bondowoso sekaligus mentor 1. Pemateri berikutnya adalah
Sujianto, S.Pd., M.Pd. calon kepala sekolah dan Yanti Nur Kholilah, S.Pd., M.Pd.
guru penggerak Kabupaten Bondowoso.
6) Menyusun Instrumen Monitoring Evaluasi
Administrasi kegiatan yang juga disusun oleh Calon Kepala Sekolah
adalah menyusun instrumen monitoring dan evaluasi. Instrumen monitoring dan
evaluasi yang disusun antara lain instrumen keterlaksanaan kegiatan IHT,
instrumen peningkatan kompetensi guru, instrument peningkatan kualitas
pembelajaran dan ketercapaian student wellbeing.
7) Menyiapkan Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan IHT
Sebelum kegiatan IHT dilaksanakan, calon kepala sekolah bersama panitia
mengecek kesiapan dengan menggunakan lembar ceklis persiapan IHT. Ketua
panitia melakukan ceklis akhir kepada masing-masing tim IHT.

b. Pelaksanaan
Kegiatan IHT dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu, 10 dan 11
September 2021, pukul 07.30 - 15.30 WIB bertempat di ruang meeting SMK
Negeri 3 Bondowoso. Kegiatan Pelaksanaan dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Mengecek Kesiapan Sarana dan Prasarana Kegiatan IHT
39

Sebelum kegiatan dimulai calon kepala sekolah bersama panitia kembali


mengecek kesiapan sarana dan prasarana. Kesiapan sound system, LCD, mic dan
lain-lain. Sarana dan prasarana telah siap digunakan.
2) Memantau Kehadiran Peserta
Regristrasi peserta IHT dilaksanakan tiga puluh menit sebelum acara
dimulai, tepatnya pukul 07.30 WIB. Calon kepala sekolah memantau kehadiran
para peserta IHT. Tampak peserta antusias melakukan regristrasi sebelum
memasuki ruang meeting SMK Negeri 3 Bondowoso. Seluruh peserta IHT hadir
tepat waktu.
3) Tahapan Kegiatan IHT Terlaksana
Calon kepala sekolah koordinasi dengan pembawa acara terkait susunan
acara pembukaan kegiatan IHT hingga pelaksanaan. Tahapan kegiatan IHT
terlaksana sesuai susunan acara yang direncanakan. Pelaksanaan IHT hari
pertama, Jumat, 10 September 2021 susunan acara kegiatan IHT adalah sebagai
berikut:
a) Pembukaan, acara IHT dibuka oleh MC Ibu Anis Hindarti, S.Pd. tepat pukul
08.15 WIB.
b) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dipimpin oleh dirijen Ibu Erwina D.R.,
S.E. dengan operator instrumental Indonesia Raya Imam Badroni, S.Pd..
c) Sambutan Kepala Sekolah dan Pemaparan Kebijakan Pendidikan, Drs.
Fathurahman, MM.Pd. selaku kepala sekolah SMK Negeri 3 Bondowoso
menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran peserta IHT. Terima kasih
juga disampaikan kepala calon kepala sekolah yang telah menggagas kegiatan
IHT. Terakhir kepala sekolah memotivasi para guru untuk terus berupaya
meningkatkan kompetensinya dalam rangka memberikan pelayanan terbaik
kepada peserta didik. Bapak Kepala Sekolah juga menyampaikan kebijakan
terkait merdeka belajar dan student wellbeing.
d) Pembacaan Doa, yang dipimpin oleh Bapak Mursidi, S.Ag.
e) Penyampaian Materi oleh Narasumber Bapak Setya Cendra Wibawa, S.Pd.,
M.T. dengan Ibu Anis Hindarti, S.Pd. sebagai moderator. Pemateri
menyampaikan tentang konsep PjBL dan implementasinya. Teknik
40

menemukan ide produk atau proyek untuk pembelajaran. dan aplikasi digital
untuk membuat proyek jadilebih menarik. Seluruh peserta tampak antusias
mendengarkan penyampaian materi dari narasumber, yang diselingi dengan
kegiatan ice breaking. Selanjutnya moderator mempersilakan peserta
menyampaikan pertanyaan kepada narasumber. Moderator dan narasumber
memandu pelaksanaan praktik dan melakukan pendampingan hingga peserta
mampu melaksanakan langkah-langkah penyusunan Instrumen Asesmen
Diagnostik dengan benar. Pelaksanaan IHT hari kedua dilaksanakan pada hari
Sabtu, 11 September 2021, dengan metode dalam jaringan asinkronus yang
dipandu oleh pemateri.
Struktur program kegiatan pelaksanaan IHT ditampilkan pada Tabel 3.2
berikut:
Tabel 3.2 Struktur Program Kegiatan Pelaksanaan IHT

Program Materi Pelatihan Alokasi


Waktu (JP)

UMUM 1. Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


1
(Merdeka Belajar)
POKOK 2. Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) 1
3. Model Pembelajaran berbasis produk atau proyek 3
4. Pengembangan rencana pembelajaran berbasis
3
produk atau proyek
5. Pendampingan implementasi pembelajaran 8
JUMLAH 16

4) Diskusi
Pada saat pelaksanaan IHT terjadi interaksi antara narasumber dengan peserta
IHT. Beberapa peserta masih belum mengerti saat narasumber menyampaikan
materi. Narasumber memberi kesempatan bertanya pada peserta IHT baik
pada saat penyampaian materi maupun pada saat praktik.
5) Pendampingan
Pendampingan di lakukan di hari kedua melalui diskusi daring dengan
pemateri.
41

c. Monitoring dan Evaluasi


Berdasarkan instrumen yang dibagikan melalui link google form, berikut
ini respon dari kepala sekolah, Guru, Tata Usaha dan Peserta Didik untuk
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan; (1) Monitoring Pelaksanaan
Kegiatan, (2) Evaluasi Hasil Kegiatan dan (3) Peningkatan Kompetensi Kepala
Sekolah berdasarkan AKPK. Jumlah responden untuk 3 (tiga) hal di atas adalah
25 orang.

1) Monitoring Keterlaksanaan Kegiatan IHT


Instrumen ini dikembangkan oleh Calon Kepala Sekolah untuk mengukur
keterlaksanaan kegiatan RPK mulai dari perencanaan dan pelaksanaan.
Responden untuk instrumen ini adalah guru, tendik, dan peserta didik yang
terlibat dalam kegiatan RPK. Penilaian dilakukan secara obyektif. Jawaban Ya
memiliki skor 1 sedangkan jawaban tidak skornya 0. Instrumen keterlaksanaan
IHT selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Sedangkan kriteria penilaian
monitoring keterlaksanaan kegiatan seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Monitoring Keterlaksanaan Kegiatan

ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai

Berdasarkan hasil monitoring diperoleh data keterlaksanaan kegiatan IHT pada


tahap persiapan dan pelaksanaan mencapai nilai 98 dengan kategori Sangat Baik.
Sehingga secara umum pelaksanaan peningkatan kompetensi bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran berorientasi produk atau proyek melalui In House
Training (IHT) Project Based Learning (PJBL) Model Transdisciplinary di SMK
Negeri 3 Bondowoso Tahun 2021 berjalan sukses.

2) Monitoring Peningkatan Kompetensi Guru


Instrumen ini dikembangkan oleh Calon Kepala Sekolah untuk mengukur
keberhasilan kegiatan RPK dengan menggunakan indikator dari tujuan yang
pertama yang telah dibuat dalam matrik RPK. Responden untuk instrumen ini
42

adalah KS, guru, dan tendik yang terlibat dalam kegiatan RPK. Peserta IHT
melakukan evaluasi diri mengukur kemampuan yang dimiliki setelah mengikuti
kegiatan IHT.
Berdasarkan hasil monitoring diperoleh peningkatan kompetensi guru
setelah mengikuti kegiatan IHT mencapai nilai 95 dengan kategori Sangat Baik.
Sehingga secara umum pelaksanaan peningkatan kompetensi bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran berorientasi produk atau proyek melalui In House
Training (IHT) Project Based Learning (PJBL) Model Transdisciplinary di SMK
Negeri 3 Bondowoso Tahun 2021 mampu mengembangkan guru dalam membuat
desain pembelajaran berbasis proyek. secara langusng tujuan RPK tercapai sesuai
dengan indicator keberhasilan.

3) Monitoring Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah


Instrumen ini disusun berdasarkan hasil AKPK yang telah diisi oleh calon
kepala sekolah pada tahap OJT 1 dengan mengambil dua indikator dengan skor
terendah untuk 3 kompetensi (kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan
kompetensi pengembangan kewirausahaan). Responden instrument ini adalah
guru dan tenaga kependidikan.
Berdasarkan hasil monitoring peningkatan kompetensi calon kepala
sekolah berdasarkan hasil AKPK menunjukkan kompetensi kepribadian sangat
baik (95.7), kompetensi kewirausahaan sangat baik (98), Kompetensi Sosial
sangat baik (93). Secara keseluruhan peningkatan koompetensi calon kepala
sekolah berdasarkan hasil AKPK sangat baik (95.25).

d. Refleksi/Tindak Lanjut
Refleksi dilaksanakan dengan maksud menganalisa hasil yang telah
dicapai dan yang belum dicapai dalam kegiatan IHT berdasarkan data yang telah
tekumpul. Apabila dalam tindakan yang dilakukan masih terdapat kelemahan atau
kekurangan, maka perlu dilakukan perbaikan atau penguatan kegiatan pada siklus
2. Berdasarkan hasil analisis Rekapitulasi Data Monitoring dan Evaluasi (Monev)
RPK pada siklus 1, diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.4.
43

Tabel 3.4 Rekapitulasi Data Monitoring dan Evaluasi (Monev) RPK


No. Jenis Instrumen Rata-rata
1. Instrumen monitoring pelaksanaan kegiatan RPK 98
2. Instrumen peningkatan kompetensi kepala sekolah (hasil AKPK) dalam RPK 95
3. Instrumen evaluasi hasil kegiatan RPK 95
4. Instrumen Dampak Keberhasilan Program/Kegiatan RPK terhadap 94
Peningkatan Kualitas Pembelajaran bagi Peserta Didik
5. Instrumen pencapaian students wellbeing (Kebahagiaan Peserta Didik) 93

Tabel di atas memperlihatkan tingkat keterlaksanaan dan keberhasilan


RPK peningkatan kompetensi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
berorientasi produk atau proyek melalui In House Training (IHT) Project Based
Learning (PjBL) Model Transdisciplinary di siklus 1. Semua istrumen berkategori
amat baik dengan prosentase prolehan lebih dari 90.
Setelah dianalisis hasil kerja peserta secara spesifik, pada instrumen
evaluasi hasil kegiatan RPK ternyata masih ada 2 (dua) peserta yang belum
optimal merancang pembelajaran berorientasi produk atau proyek melalui In
House Training (IHT) Project Based Learning (PjBL) Model Transdisciplinary.
Kedua peserta tersebut adalah responden 15 (nilai 75) dan responden 24 (nilai 65).
Hal ini menjadi salah satu perlunya diadakan siklus 2 yang fokus mendampingi
peserta yang masih belum mampu tersebut.
Tindak lanjut bagi peserta yang belum mampu dengan mengadakan
pendampingan dengan calon kepala sekolah sebagai tutor. Bentuk pendampingan
dengan melibatkan peserta yang belum mampu dengan kegiatan implementasi
pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan ini akan dibina oleh pengawas pembina
SMK Negeri 3 Bondowoso.

8. Langkah-langkah Kegiatan (Siklus 2)


Siklus 2 dilaksanakan sebagai tindak lanjut bagi peserta IHT yang belum
tuntas di kegiatan Siklus 1. Adapun langkah kegiatan di siklus 2 adalah sebagai
berikut:
a. Persiapan
1) Berkonsultasi dengan kepala sekolah tentang perlunya mengadakan siklus
kedua
44

2) Menyusun rencana tindak kegiatan kolaboratif pembelajaran berbasis proyek


bagi guru yang belum aktif.
3) Membuat jadwal pendampingan dengan kegiatan pembelajaran di industri.
4) Menyampaikan informasi jadwal pendampingan kepada guru yang
bersangkutan.
5) Menyusun instrumen monev
6) Menentukan ruangan untuk kegiatan pendampingan

b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pendampingan pembimbingan pembelajaran berbasis
proyek, calon kepala sekolah bertindak sebagai pendamping sedangkan peserta
yang sudah dianggap mahir dan mampu bertindak sebagai tutor sebaya terhadap 2
(dua) peserta tersebut. Siklus 2 dilaksanakan selama 2 hari, yakni Kamis tanggal
30 September 2021 dan hari Rabu tanggal 13 September 2021.
Materi disampaikan dalam bentuk praktik secara langsung. Metode
partisipatif digunakan dalam membahas materi kegiatan sehingga peserta secara
langsung mempraktikkannya. Kegiatan berorientasi pada proses sehingga output
maupun outcome dari pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Peran aktif peserta sangat diharapkan. Pada akhir setiap kegiatan,
panitia melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan.

c. Monitoring dan Evaluasi


Calon kepala sekolah melakukan Monitoring selama kegiatan RPK siklus ke
2 berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan, selain itu melakukan evaluasi
tingkat kemampuan guru yang dibimbing oleh narasumber. Pada pembimbingan
siklus ke 2 (dua) ini dilaksanakan kepada peserta responden 15 nilai 75 dan
responden 24 mendapatkan nilai 65.00 Dari hasil pembimbingan pada siklus 2 ini,
keduanya memperlihatkan progress yang meningkat pada tingkat kemampuan
kolaboratif pada pembelajaran berbasis proyek.
45

d. Refleksi/Tindak Lanjut
Refleksi dilakukan dengan menganalisis seluruh instrument observasi dan
monitoring serta evaluasi yang telah diisi dan memeriksa hasil kerja peserta.
Berdasarkan hasil analisis kompetensi guru setelah pelaksanaan siklus 2 terhadap
dua orang peserta yang belum mencapai nilai standar minimal, maka didapatkan
nilai rata rata 90 dan mendapatkan kategori amat baik. Pada siklus 1 (pertama)
sebelum pembimbingan 2 orang peserta tersebut nilai yang didapatkan 75. Ini
berarti telah mengalami peningkatan sekitar 20 %.

9. Peningkatan Kualitas Pembelajaran bagi Peserta Didik


Instrumen ini dikembangkan oleh Calon Kepala Sekolah untuk mengukur
dampak yang terlihat secara nyata pasca kegiatan RPK selesai dilaksanakan
berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran bagi peserta didik dalam
rentang waktu pelaksanaan OJT 2. Responden untuk instrumen ini adalah peserta
didik yang terlibat dalam kegiatan IHT.
Berdasarkan hasil monitoring peningkatan kualitas pembelajaran bagi
peserta didik setelah mengikuti kegiatan IHT mencapai nilai rata-rata 94 dengan
kategori Sangat Baik. Sehingga secara umum melaksanakan pembelajaran
berorientasi produk atau proyek melalui In House Training (IHT) Project Based
Learning (PjJBL) Model Transdisciplinary di SMK Negeri 3 Bondowoso mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik. Aktivitas pembelajaran
menjadi lebih terpadu karena melibatkan berbagai disiplin ilmu. Kegiatan proyek
dapat menjalin kerja sama dengan berbagai mata pelajaran di dalam satuan
Pendidikan. Kegiatan proyek sebagai media berkolaborasi dalam melatih daya
pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati.

10. Student Wellbeing


Instrumen ini dikembangkan oleh Calon Kepala Sekolah untuk mengukur
dampak yang terlihat secara nyata pasca kegiatan RPK selesai dilaksanakan
berupa tumbuhnya nilai-nilai kepositifan yang dirasakan dan dicapai oleh peserta
didik dalam rentang waktu pelaksanaan OJT 2. Instrumen ini diisi dengan
46

mengacu kepada isian Matrik RPK. Responden untuk instrumen ini adalah
peserta didik yang terlibat dalam kegiatan implementasi IHT. Data yang
diperoleh dari Analisa data dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Pencapaian Student wellbeing

No Indikator Nilai Kategori

1. Aku terlibat aktif dalam proyek ini 89 Sangat baik


Suasana proyek membuatku bersemangat untuk belajar dan 97 Sangat baik
2.
tahu lebih banyak
Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat selama proyek 89 Sangat baik
3.
ini
Pembelajaran dalam proyek ini membekali diriku sebagai 94 Sangat baik
4.
warga yang baik
Waktu proyek memadai untuk aku memahami isu yang ada di 89 Sangat baik
5.
sekitarku
Diskusi di kelompokku berjalan asyik dan membuat 94 Sangat baik
6.
pengetahuanku kaya
Fasilitator pada proyek ini membantuku dalam belajar dan 95 Sangat baik
7.
berproses
Metode lintas disiplin ilmu yang digunakan pada proyek ini 96 Sangat baik
8.
seru dan menyenangkan
9. Keterampilan saya bertambah pada kegiatan proyek ini 96 Sangat baik

Berdasarkan hasil monitoring pencapain student wellbeing setelah


mengikuti kegiatan IHT mencapai nilai rata-rata 93 dengan kategori Sangat Baik.
Sehingga secara umum pelaksanaan peningkatan kompetensi bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran berorientasi produk atau proyek melalui In House
Training (IHT) Project Based Learning (PjBL) Model Transdisciplinary di SMK
Negeri 3 Bondowoso Tahun 2021 mampu menciptakan student wellbeing.
Peserta didik menjadi aktif, susana belajar membuat bersemangat, nyaman untuk
mengungkapkan pendapat, serta asyik dan membuat kaya pengetahuan.
47

B. KAJIAN MANAJERIAL SEKOLAH


1. Kajian Manajerial SMK Negeri 3 Bondowoso
a. Persiapan
Sebelum melaksanakan kajian manajerial di sekolah magang I, SMK
Negeri 3 Bondowoso, calon kepala sekolah melakukan beberapa persiapan
diantaranya yaitu, berkoordinasi dengan kepala SMK Negeri 3 Bondowoso selaku
mentor 1, sosialisasi RTL, persiapan instrumen dan dokumen yang dibutuhkan
dalam kajian manajerial seperti instrumen observasi kajian manajerial, rapor mutu
dari LPMP tahun 2019 dan dari penjaminan mutu dari Direktorat Pembinaan
SMK tahun 2020, dokumen 1 KTSP, silabus, RPP, dokumen penilaian, buku aset,
dokumen supervisi, data pokok Pendidikan, dan lain sebagainya.

b. Pelaksanaan
Kajian manajerial dilaksanakan dengan cara calon kepala sekolah
melakukan wawancara dengan kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan,
dan studi dokumen. Calon kepala sekolah mengisi instrumen observasi
berdasarkan wawancara tersebut untuk mengetahui kondisi nyata di SMK Negeri
3 Bondowoso. Setelah mempertimbangkan kondisi ideal, capaian rapor mutu
tahun 2019 dan 2020, dan kondisi nyata di SMK Negeri 3 Bondowoso, calon
kepala sekolah dapat mengetahui potensi dan tantangan yang ada di SMK Negeri
3 Bondowoso. Dengan mempertimbangkan hasil capaian rapor mutu, kondisi
nyata, potensi, dan tantangan di SMK Negeri 3 Bondowoso, calon kepala sekolah
merekomendasikan strategi peningkatan SNP berupa program atau kegiatan.

c. Hasil
1. Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan rapor mutu tahun 2019 capaian mutu SMK Negeri 3
Bondowoso pada aspek kompetensi dimensi sikap berada pada kategori SNP. Sub
indikator pada dimensi sikap menunjukkan bahwa siswa SMK Negeri 3
Bondowoso memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter yakni:
menghargai dan menjaga keragaman dan kekayaan budaya bangsa, rela
48

berkorban, mengikuti bakti sosial, menciptakan kerukunan antar


siswa/kelompok/sekolah. Kondisi nyata ini di dukung dengan potensi SMK
Negeri 3 Bondowoso yang memiliki program sekolah: 1) "berTasbih", meliputi:
taqwa, sehat,bersih, harmoni, 2) memiliki sociopreneur/kegiatan sosial
(Menyantuni anak yatim, Bedah rumah, Peduli lingkungan), 2) memiliki program
penguatan pendidikan karakter bekerja sama dengan Raider 514 Bondowoso, 3)
memiliki program mengaji pagi sebelum jam pelajaran pertama dimulai dan sholat
dzuhur berjamaah. Selain itu SMK Negeri 3 Bondowoso memiliki fasilitas
masjid/musholla yang represntatif.
Tantangan yang dihadapi SMK Negeri 3 Bondowoso untuk menjaga
capaian mutu adalah keberlanjutan program. Program sekolah sering mengalami
pasang surut seiring dengan motivasi kerja dan pergantian pimpinan. Dengan
mempertimbangkan hal tersebut, sekolah perlu mengendalikan kegiatan sekolah
melalui Tim Penjamin Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS).
Capaian rapor mutu SMK Negeri 3 Bondowoso pada aspek kompetensi
pada dimensi pengetahuan berada pada kategori SNP. Sedangkan kondisi nyata
menunjukkan bahwa lulusan memiliki pengetahuan faktual. Namun, pada
pengetahuan prosedural, konseptual, dan metakognitif masih perlu ditingkatkan.
Melihat kondisi nyata tersebut diketahui bahwa potensi yang ada di SMK Negeri
3 Bondowoso yaitu lulusan memiliki pengetahuan faktual. Sedangkan
tantangannya ialah lulusan belum sepenuhnya memiliki pengetahuan prosedural,
konseptual, dan metakognitif.
Dengan mempertimbangkan hasil capaian rapor mutu, kondisi nyata,
potensi, dan tantangan di SMK Negeri 3 Bondowoso, calon kepala sekolah
merekomendasikan strategi peningkatan SNP dengan menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi. Sekolah perlu menerapkan pembelajaran yang dapat mendorong
siswa dapat meningkatkan pengetahuan prosedural, konseptual, dan metakognitif
serta mengembangkan pengetahuan faktual melalui model pembelajaran yang
bervariasi.
Capaian rapor mutu SMK Negeri 3 Bondowoso pada aspek kompetensi
pada dimensi keterampilan berada pada kategori SNP. Rapor mutu SMK Negeri 3
49

Bondowoso menunjukkan bahwa sebagian besar komponen SKL pada dimensi


keterampilan terpenuhi. Kondisi nyata ini didukung dengan SMK Negeri 3
Bondowoso memiliki kompetensi keahlian yang bisa menghasilkan produk dan
jasa, memiliki program Praktik Kerja Lapangan (PKL), sekolah memiliki program
incubator entrepreneur, sekolah melakukan kunjungan ke DUDIKA, prosentase
lulusan mendapat pekerjaan atau berwirausaha sangat baik, memiliki Ruang
Praktik Siswa (RPS) dan Alat praktik di masing-masing kompetensi keahlian.
Berdasarkan rapor mutu yang di keluarkan penjaminan mutu direktorat
SMK tantangan yang dihadapi SMK Negeri 3 Bondowoso saat ini adalah:
Sekolah belum berorientasi pada pembelajaran berbasis produk sesuai dengan
pesanan dari DUDIKA dan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar
DUDIKA (rapot mutu SNP:2.8, 6.8), persentase kompetensi keahlian di sekolah
yang menyelenggarakan model pembelajaran TEFA (Teaching Factory) masih
rendah (rapot mutu SNP:2.9, 6.9), selain itu kemitraan serapan lulusan SMK
Negeri 3 juga masih rendah (rapot mutu 8+i).
Berdasarkan potensi yang di miliki SMK Negeri 3 Bondowoso, strategi
untuk meningkatkan SNP pada kompetensi keterampilan adalah sekolah perlu
menyelenggarakan model pembelajaran TEFA (Teaching Factory). Sekolah juga
perlu menerapkan pembelajaran berbasis produk atau proyek.

2. Standar Isi
Berdasarkan rapor mutu tahun 2019 capaian mutu SMK Negeri 3
Bondowoso untuk standar isi berada pada kategori SNP. Aspek standar isi
tersebut diantaranya adalah: a) perangkat pembelajaran sesuai rumusan
kompetensi lulusan, b) kurikulum sekolah dikembangkan sesuai prosedur, c)
sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan.
Namun kondisi nyata SMK Negeri 3 Bondowoso jika dilihat dari standar
isi, menunjukkan bahwa mitra DUDIKA belum terlibat dalam semua tahapan
pengembangan kurikulum (PDCA) SMK Negeri 3 Bondowoso, alokasi waktu
pembelajaran praktik belum terkelompok. Sementara SMK Negeri 3 Bondowoso
memiliki potensi dantaranya: memiliki mitra DUDIKA di masing-masing
50

kompetensi keahlian, memiliki kurikulum hasil sinkronisasi dengan DUDIKA,


memiliki kurikulum yang mengacu pada skema KKNI/SKKNI (rapot mutu 1.3.2),
memiliki program incubator entrepreneur, kegiatan extrakurikuler.
Tantangan yang dihadapi SMK Negeri 3 Bondowoso adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis project masih rendah,
komitmen dalam menjalankan program sesuai perangkat dan kurikulum masih
rendah, sekolah belum memiliki kurikulum berbasis industri (rapot mutu SNP:1.1)
Komitmen dalam menjalankan program sesuai perangkat dan kurikulum masih
rendah, kurikulum kedepan mengacu pada kurikulum penggerak dengan P5BK
(Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja).
Mempertimbangan potensi dan tantangan tersebut calon kepala sekolah
merekomendasikan strategi menyelesaikan masalah dengan: 1) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berorientasi pada produk atau project, 2)
presentasi hasil pembelajaran Membuat dan melaksanakan kurikulum berbasis
industri, 3) menerapkan sistem blok pada proses pembelajaran sebagai langkah
awal memudahkan pembelajaran berbasis projek dengan memaksimalkan Unit
Produksi dan Jasa (UPJ).

3. Standar Proses
Berdasarkan rapor mutu tahun 2019, capaian mutu SMK Negeri 3
Bondowoso untuk standar proses berada pada kategori SNP. Aspek standar proses
tersebut diantaranya adalah: a) Sekolah merencanakan proses pembelajaran
sesuai ketentuan dengan kondisi ideal sekolah mendapatkan evaluasi dari kepala
sekolah dan pengawas sekolah, b) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat
dengan kondisi ideal sekolah melaksanakan pembelajaran menuju pada
keterampilan aplikatif, c) Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam
proses pembelajaran dengan kondisi ideal sekolah menindaklanjuti hasil
pengawasan proses pembelajaran.
Namun kondisi nyata jika dilihat dari aspek sekolah merencanakan proses
pembelajaran sesuai ketentuan, SMK Negeri 3 Bondowoso masih belum
menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar penyusunan program. Sementara SMK
51

Negeri 3 Bondowoso memiliki potensi yang harus dimaksimalkan diantaranya: a)


memiliki program supervisi pembelajaran (rapot mutu SNP:5.4, 6.1), b) memiliki
tim penjamin mutu internal (TPMPS), c) adanya berbagai sistem penilaian
(penilaian kinerja, kepala sekolah, akreditasi sekolah, rapot mutu) sebagai media
kontrol mutu sekolah. Tantangan sekolah adalah Implementasi RTL belum
berkesinambungan dan belum maskimal dalam pendekatan data), Stimulus
progam bantuan dari pemerintah belum mampu menjadi program yang
berkelanjutan (STEM, TEFA, SMK Rujukan). Berdasarkan potensi dan tantangan
yang ada pada aspek sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai
ketentuan, calon kepala sekolah merekomendasikan strategi menerapkan RTL
sebagai dasar dalam mengambil kebijakan.
Kondisi nyata jika dilihat dari aspek proses pembelajaran dilaksanakan
dengan tepat, menunjukkan bahwa proses pembelajaran SMK Negeri 3
Bondowoso masih belum mengarah pada produk atau proyek. Sementara sekolah
memiliki analisis data siswa baru yang akan Bekerja, Melanjutkan, Wirausaha
(BMW) yang menjadi dasar kebijakan pembelajaran. Pada aspek ini sekolah
memiliki tantangan kurang dalam menghadirkan guru tamu dari indsutri (rapot
mutu (8+i): 3) dan sekolah belum melaksanakan pembelajaran dengan
mendasarkan pada pekerjaan nyata, autentik, dan penanaman budaya kerja (rapot
mutu 2.3). Berdasarkan potensi dan tantangan pada aspek pembelajaran
dilaksanakan dengan tepat calon kepala sekolah merekomendasi strategi
peningkatan SNP dengan mengadakan magang guru secara periodic di masing-
masing kompetensi keahlian.
Sedangkan kondisi nyata pada aspek pengawasan dan penilaian otentik
dilakukan dalam proses pembelajaran, SMK Negeri 3 Bondowoso masih belum
menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran. Reward dan punishment
belum berjalan. Sementara sekolah memiliki rencana mutu yang dibuat setiap
tahun dengan tantangan implementasi RTL belum berkesinambungan dan belum
maskimal dalam pendekatan data. Berdasarkan potensi dan tantangan tersebut
diatas calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan dengan
memberikan piagam kebaikan dari kepala sekolah bagi guru berdedikasi timggi.
52

4. Standar Penilaian
Capaian mutu SMK Negeri 3 Bondowoso untuk standar penilaian berada
pada kategori SNP. Aspek standar penilaian tersebut adalah: a) penilaian sesuai
ranah kompetensi dengan kondisi ideal memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan
ranah, b) Teknik penilaian obyektif dan akuntabel dengan kondisi ideal
menggunakan jenis teknik penilaian yang obyektif dan akuntabel, c) Penilaian
pendidikan ditindaklanjuti dengan kondisi ideal menindaklanjuti hasil pelaporan
penilaian, d) Instrumen penilaian menyesuaikan aspek dengan kondisi ideal
menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan, e) Penilaian dilakukan
mengikuti prosedur dengan kondisi ideal menentukan kelulusan siswa
berdasarkan pertimbangan yang sesuai.
Secara keseluruhan kondisi ideal sudah sesuai dengan kondisi nyata.
Dimana pelaporan sekolah sudah menggunakan aplikasi E raport dan guru-guru
sudah melaksanakan penilaian sesuai prosedur. Selain itu pelaporan penilaian di
sekolah sebagai dasar keniakan, kelulusan dan pengembangan diri siswa. Guru
sudah menggunakan instrument penilaian sesuai dengan SOP, begitu juga dengan
Uji Kompetensi Keahlian Kelulusan siswa sudah mengikuti SOP dari kementrian.
Potensi yang dimiliki SMK Negeri 3 Bondowoso pada standar penilaian
adalah: a) adanya aplikasi e Raport siswa, b) Melaksanakan penilaian pengetahuan
berbasis computer, c) Memiliki program Penilaian Tengah Semester (PTS) dan
Penilaian Akhir Semester (PAS), d) Adanya rapat pleno kelulusan, e)
Melaksanakan melaksanakan uji kompetensi keahlian dengan DUDIKA yang
relevan, f) Masing-masing kompetensi keahlian memiliki 2 assesor kompetensi, g)
Adanya Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Sedangkan tantangan yang ada pada standar penilaian adalah: a) E raport
masih dalam jaringan intra net (hanya bisa di akses di lingkungan sekolah), b)
penilaian sesuai dengan kurikulum penggerak, c) belum semua guru melayani
peserta didik untuk perbaikan dan pengayaan secara baik, benar dan konsisten, d)
adanya Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), e) masa berlaku sertifikat asesor
uji kompetensi dari BSNP hanya berlaku 2 tahun, f) Keterserapan lulusan
(Bekerja, melanjutkan, wirausaha).
53

Berdasarkan potensi dan tantangan yang ada pada standar penilaian, calon
kepala sekolah dapat merekomendasi peningkatan SNP melalui: a) mengadakan E
rapor bisa diakses melalau jaringan internet (bisa di akses dimana saja), b) aplikasi
penilaian yang dilakukan masing-masing guru terintergrasi ke e raport, c)
meningkatkan kompetensi guru tentang teknik penilaian, d) menambah jumlah
asesor di masing-masing kompetensi keahlian untuk penilaian ranah kompetensi
keterampilan.

5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)


Berdasarkan rapor mutu tahun 2019, capaian mutu SMK Negeri 3
Bondowoso untuk standar PTK berada pada kategori menuju SNP 4. Capaian
rapor mutu pada aspek ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan SMK
Negeri 3 Bondowoso masih meunju SNP 1. Sedangkan kondisi nyata di SMK
Negeri 3 Bondowoso menunjukkan bahwa ketersediaan dan kompetensi guru
belum sesuai ketentuan. Masih ada guru yang belum PNS 24 (37%) dan belum
bersertifikat pendidik 29 (45%). Sementara potensi ketersediaan guru SMK
Negeri 3 Bondowoso adalah guru SMK Negeri 3 Bondowoso memiliki etos kerja
berdasarkan sikap harian sangat baik (rapot mutu 1.2.4), sekolah memiliki 65 guru
sesuai standar kualifikasi yang ditentukan 41 (63%) PNS dan 24 (37%) GTT,
masing-masing kompetensi keahlian memiliki 2 assesor kompetensi, sekolah
melaksanakan pengembangan SDM guru (rapot mutu SNP:6.4). Sedangkan
tantangan ketersedian guru SMK Negeri 3 Bondowoso adalah Masih ada guru
yang belum PNS 24 (37%) dan belum bersertifikat pendidik 29 (45%), Guru
produktif kurang dalam mengikuti program sertifikasi keahlian, Guru per
kompetensi kejuruan dalam melaksanakan magang di Dunia Usaha Dunia Industri
dan Dunia Kerja (DUDIKA) masih rendah (rapot mutu SNP: 5.2). Berdasarkan
potensi dan tantangan ketersedian guru tersebut diatas calon kepala sekolah
merekomendasikan strategi peningkatan SNP melalui Program sertifikasi
keahlian bagi guru dan magang guru secara periodik di masing-masing
kompetensi keahlian.
54

Capaian rapor mutu pada aspek Ketersediaan dan kompetensi kepala


sekolah sesuai ketentuan masih menuju SNP 1 dengan indikator berkompetensi
manajerial minimal baik. Sedangkan kondisi nyata di SMK Negeri 3 Bondowoso
menunjukkan bahwa Sekolah telah menciptakan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif dan inovatif. Sementara potensi SMK Negeri 3 Bondowoso pernah
menjadi Pusat Belajar STEM dan SMK Rujukan, Sedangkan tantangan Sekolah
belum menjadi pusat keunggulan. Berdasarkan potensi dan tantangan tersebut
diatas calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP
manajerial kepala sekolah melalui desiminasi program SMK PK ke warga
sekolah.
Capaian rapor mutu pada aspek ketersediaan dan kompetensi tenaga
administrasi sesuai ketentuan masih menuju SNP 1. Sedangkan kondisi nyata di
SMK Negeri 3 Bondowoso menunjukkan bahwa Kepala TAS merangkap menjadi
bendahara BPOPP. Sementara potensi SMK Negeri 3 Bondowoso memiliki
Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi SI. Sedangkan tantangan sekolah
adalah tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi. Berdasarkan potensi dan tantangan ketersediaan tenaga administrasi
tersebut diatas calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP,
dengan sekolah perlu mengangkat bendahara BPOPP. Sehingga kinerja kepala
tata administrasi bisa lebih general.
Capaian rapor mutu pada aspek ketersediaan dan kompetensi laboran
sesuai ketentuan masih menuju SNP 1 dengan indikator memiliki kepala tenaga
laboratorium bersertifikat. Sedangkan kondisi nyata di SMK Negeri 3 Bondowoso
menunjukkan bahwa Sekolah belum memiliki tenaga laboratorium bersertifikat.
Sementara potensi yang dimiliki sekolah adalah adanya tenaga teknisi di masing-
masing laboratorium. Sedangkan tantangan nya adalah dana yang dimiliki sekolah
terbatas untuk menyediakan kepala tenaga laboratorium. Berdasarkan potensi dan
tantangan ketersediaan laboran tersebut diatas calon kepala sekolah
merekomendasikan strategi peningkatan SNP melalui sekolah perlu menyediakan
dana anggaran sertifikasi laboran secara bertahap.
55

Capaian rapor mutu pada aspek ketersediaan dan kompetensi pustakawan


sesuai ketentuan masih menuju SNP 1 dengan indikator memiliki kepala tenaga
pustakawan bersertifikat. Sedangkan kondisi nyata di SMK Negeri 3 Bondowoso
menunjukkan bahwa memiliki kepala tenaga pustakawan dari unsur guru namun
belum bersertifikat. Sementara potensi yang dimiliki sekolah adalah adanya
kepala tenaga pustakawan berkualifikasi sesuai, Serendah-rendahnya diploma
empat (D4) atau sarjana (S1) untuk jalur guru. Sedangkan tantangan nya adalah
dana yang dimiliki sekolah masih terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
pustakawan bersertifikat. Berdasarkan potensi dan tantangan ketersediaan dan
kompetensi pustakawan ersebut diatas calon kepala sekolah merekomendasikan
strategi peningkatan SNP dengan sekolah perlu mengadakan atau mengirim diklat
sertifikasi untuk tenaga pusatkawan.

6. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan


Berdasarkan rapor mutu tahun 2019, capaian mutu SMK Negeri 3
Bondowoso untuk standar sarana dan prasarana berada pada kategori menuju SNP
3. Capaian rapor mutu pada aspek kapasitas daya tampung sekolah memadai SMK
Negeri 3 Bondowoso berada pada kategori menuju SNP 1. Sedangkan kondisi
nyata di SMK Negeri 3 Bondowoso menunjukkan bahwa sekolah memiliki
kapasitas daya tampung yang memadai dengan luas lahan sekolah 2,1 hektar.
tetapi belum memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan. Sementara potensi yang
dimiliki sekolah adalah Sekolah memiliki kemitraan dengan DUDIKA, Adanya
progam bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah pusat, Sekolah
menyelenggarakan Unit Produksi dan Jasa (UPJ)atau business center, Anggaran
sekolah bersumber dari BOS, BPOPP, dan Masyarakat. Sedangkan tantangan nya
adalah Jumlah alat praktik RPS belum One Student one tool (waktu
mengoperasikan alat kurang), Sekolah bekerjasama dengan DUDIKA dalam
pemenuhan sarana praktik disekolah sesuai dengan tuntutan pekerjaan industri
msdih rendah (rapot mutu SNP:8.6). Berdasarkan potensi dan tantangan kapasitas
56

daya tampung sekolah dan keragaman peralatan tersebut diatas calon kepala
sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP dengan a) memaksimalkan
program bantuan pemerintah pusat, b) perluasan lahan sekolah melalui komite dan
pemerintah daerah, c) mengadakan kelas isndustri (Sahring Sarana Prasarana), d)
program PKL sebagai solusi alternatif mengatur populasi sekolah.
Capaian rapor mutu pada aspek Sekolah memiliki sarana dan prasarana
pembelajaran yang lengkap dan layak SMK Negeri 3 Bondowoso berada pada
kategori menuju SNP 1 dengan indicator memiliki tempat bermain/lapangan
sesuai standar. Sedangkan kondisi nyata di SMK Negeri 3 Bondowoso
menunjukkan bahwa sekolah memiliki ruang sirkulsi sekolahan sedikit.
Sementara potensi yang dimiliki sekolah adalah. Komite sekolah memberikan
dukungan terhadap pengadaan sarana pembelajaran. Sedangkan tantangan nya
adalah program Student Wellbeing. Berdasarkan potensi dan tantangan Sekolah
memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak calon kepala
sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP dengan Mengadakan sport
center outdoor.
Capaian rapor mutu pada aspek sekolah memiliki sarana dan prasarana
pendukung yang lengkap dan layak SMK Negeri 3 Bondowoso berada pada
kategori menuju SNP 2 dengan indicator memiliki ruang guru sesuai standar.
Sedangkan kondisi nyata di SMK Negeri 3 Bondowoso menunjukkan bahwa
sekolah ruang guru masih menggunakan ruang kelas yang beralih fungsi menjadi
ruang guru. Sementara potensi yang dimiliki sekolah adalah Sekolah memiliki
Komite sekolah memberikan dukungan terhadap pengadaan sarana pembelajaran.
Sedangkan tantangan nya adalah Lahan kosong sudah tidak ada. Berdasarkan
potensi dan tantangan kapasitas daya tamping sekolah dan keragaman peralatan
ersebut diatas calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP
melalui komite sekolah dengan pembangunan ruang guru kearah vertikal.

7. Standar Pengelolaan Pendidikan


Berdasarkan rapor mutu tahun 2019, capaian mutu SMK Negeri 3
Bondowoso untuk standar pengelolaan berada pada kategori SNP. Capaian rapor
57

mutu pada aspek sekolah melakukan perencanaan pengelolaan SMK Negeri 3


Bondowoso berada pada kategori menuju SNP dengan indikator mengembangkan
rencana kerja sekolah dengan ruang lingkup sesuai ketentuan. Kondisi nyata di
SMK Negeri 3 Bondowoso menunjukkan bahwa sekolah sekolah memiliki visi,
misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan dan melibatkan pemangku
kepentingan sekolah dalam perencanaan pengelolaan. Potensi yang dimiliki
sekolah dalam mengembangkan rencana kerja sekolah adalah: a) adanya struktur
organisasi dan uraian tugas unsur-unsur organisasi yang memberikan wewenang
dan tanggung jawab secara jelas, b) adanya RKAS yang selalu disusun setiap
tahun untuk rencana realisasi kegiatan, c) adanya kerja sama dengan DUDIKA.
Sedangkan tantangan dalam megnembangkan rencana kerja sekolah adalah
Sebagian warga sekolah enggan atau tidak mau terlibat dalam proses pelaksanaan
kegiatan karena pengelolaan anggaran masih terpusat. Berdasarkan potensi dan
tantangan sekolah melakukan perencanaan pengelolaan tersebut diatas calon
kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP melalui
pendestribusian pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel kepada masing
masing pengguna anggran.
Capaian rapor mutu pada aspek program pengelolaan dilaksanakan sesuai
ketentuan, SMK Negeri 3 Bondowoso berada pada kategori SNP dengan indikator
sekolah meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan. Sedangkan
kondisi nyata di SMK Negeri 3 Bondowoso menunjukkan bahwa program
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dikembangkan sesuai dengan
kondisi sekolah namun koordinasi dalam rapat manajemen dirasa kurang.
Sementara potensi yang dimiliki sekolah adalah adanya guru yang aktif
keikutsertaan dalam berbagai lomba dan menjadi juara misalnya guru berprestasi,
guru penggerak, dll. Sedangkan tantangan sekolah dalam meningkatkan dayaguna
pendidik dan kependidikan adalah adanya warga sekolah yang kurang memahami
dan kurang konsisten dalam melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas.
Berdasarkan program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan tersebut diatas
calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP melalui
58

periodesasi pengelolah sekolah sebagai media peningkatan kompetensi


pendayagunaan tenaga pendidik dan kependidikan.
Capaian rapor mutu pada aspek kepala sekolah berkinerja baik dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan, SMK Negeri 3 Bondowoso berada pada
kategori menuju SNP 1. Indikator yang dipakai dalam aspek ini adalah kepala
sekolah berjiwa kewirausahaan. Sedangkan kondisi nyata di SMK Negeri 3
Bondowoso menunjukkan bahwa sekolah memiliki unit produksi dan jasa. SMK
Negeri 3 Bondowoso juga sebagai tempat Pendidikan dan Pelatihan bagi Dinas
Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Bondowoso. Namun sekolah belum
menyelanggaran pembelajaran model Teaching Factory atau pembelajaran
berbasis industri. Sementara potensi yang dimiliki sekolah adalah semua
kompetensi keahlian yang di miliki SMK Negeri 3 Bondowoso bisa menghasilkan
produk dan jasa. Sedangkan tantangan kepala sekolah dalam menjalankan
kewirausahaan adalah program kerja sekolah belum terealisasi secara maksimal
karena daya dukung anggaran masih lemah. Berdasarkan potensi dan tantangan
kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan calon
kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP dengan sekolah
perlu melaksanakan program kolaborasi guru produktif, guru normatif adaptif, dan
mitra DUDIKA untuk menghasilkan produk yang siap dipasarkan.
Capaian rapor mutu SMK Negeri 3 Bondowoso pada aspek sekolah
mengelola Sistem Informasi Manajemen (SIM) berada pada kategori SNP dengan
indikator sekolah memiliki SIM sesuai ketentuan. Sedangkan kondisi nyata di
SMK Negeri 3 Bondowoso menunjukkan bahwa sekolah belum memiliki server
dan SIM belum terintergrasi dengan semua data yang dimiliki sekolah misalkan
sampai tracer study lulusan. Sementara potensi yang dimiliki sekolah dalam
mengelolah SIM adalah sekolah memiliki guru dan teknisi yang ahli dibidang
teknologi informasi dan dana BOS yang bisa dimanfaaatkan unutk penglolaan
SIM. Sedangkan tantangan dalam mengelolah SIM adalah aplikasi yang terus
berkembang, pemanfaat SIM semakin luas misalkan pasar tenaga kerja berbasis
digital. Berdasarkan potensi dan tantangan pada aspek sekolah mengelola SIM
calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP dengan
59

sekolah perlu pengadaan server dan aplikasi SIM dengan dana BOS dan
menjadikan SIM sebagai big data sekolah. Sekolah juga perlu memaksimalakan
pemanfaatan SIM misalkan dengan program Labour Market System.

8. Standar Pembiayaan
Berdasarkan rapor mutu tahun 2019, capaian mutu SMK Negeri 3
Bondowoso untuk standar pembiayaan berada pada kategori SNP. Capaian rapor
mutu standar pembiayaan pada aspek sekolah memberikan layanan subsidi silang
berada pada kategori SNP. Sesuai dengan kondisi nyata di SMK Negeri 3
Bondowoso bahwa sekolah memberi keringanan biaya bagi siswa kurang mampu
melalui rekomendasi komite sekolah. Kondisi ini didukung dengan adanya
kebijakan keringanan bagi siswa yang memiliki saudara kandung yang juga
sekolah di SMK Negeri 3 Bondowoso. Sementara potensi yang dimiliki sekolah
dalam memberikan layanan subsidi silang adalah adanya program Kartu Indonesia
Pintar (KIP). Sedangkan tantangan dalam layanan subsidi silang adalah sirkulasi
dana dan kegiatan terkadang tidak sinkron (waktu) dengan kegiatan sekolah.
Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam memberikan layanan subsidi
silang, calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP sekolah
dengan sekolah perlu: a) mengembangkan UPJ sekolah sampai di masing-masing
kompetensi keahlian, b) progam investasi wali murid yang dikelolah komite
sekolah untuk biaya pendidikan anak, dan c) mengadakan expo karya siswa
berbayar dan menjual karya siswa.
Capaian rapor mutu standar pembiayaan pada aspek beban operasional
sekolah sesuai ketentuan berada pada kategori SNP, dengan indikator memiliki
biaya operasional non personil sesuai ketentuan. Sesuai dengan kondisi nyata di
SMK Negeri 3 Bondowoso bahwa sekolah telah melakukan perencanaan dan
realisasi anggaran dalam pengelolaan keuangan sekolah telah dilaksanakan
dengan adil dan efisien dengan mematuhi peraturan yang berlaku. Sementara
potensi yang dimiliki sekolah dalam aspek beban operasional sekolah adalah
sekolah menyelenggarakan Unit Produksi dan Jasa (UPJ) atau business center.
Sedangkan tantangannya adalah sirkulasi dana dan kegiatan terkadang tidak
60

sinkron (waktu) dengan kegiatan sekolah serta rencana penerapan Badan Usaha
Layanan Umum Daerah (BLUD) disekolah. Berdasarkan potensi dan tantangan
sekolah dalam aspek beban operasional sekolah sesuai ketentuan, calon kepala
sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP dengan sekolah perlu: a)
mengembangkan UPJ sekolah sampai di masing-masing kompetensi keahlian, b)
progam investasi wali murid yang dikelolah komite sekolah untuk biaya
pendidikan anak atau program komite sekolah berwirausaha, dan c) mengadakan
expo karya siswa berbayar dan menjual karya siswa. d) mengarahkan UPJ sekolah
menjadi BLUD
Capaian rapor mutu standar pembiayaan pada aspek sekolah melakukan
pengelolaan dana dengan baik berada pada kategori SNP dengan indikator sekolah
memiliki laporan pengelolaan dana. Sesuai dengan kondisi nyata di SMK Negeri
3 Bondowoso bahwa sekolah semua laporan pengelolaan dana terselesaikan
dengan baik. Sementara potensi yang dimiliki sekolah dalam memberikan
pengelolaan dana adalah: a) sekolah memiliki sumber anggran dari BOS, BPOPP,
dan Masyarakat yang disertai dengan petunjuk teknis penggunaannya, b)
pengelolaan anggaran dengan dibantu aplikasi, c) adanya program bimbingan dari
dinas pajak. Sedangkan tantangan dalam layanan subsidi silang adalah adanya
batas waktu pelaporan dan adanya kegiatan isidental yang terkadang belum masuk
dalam anggaran sekolah. Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam aspek
sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik, calon kepala sekolah
merekomendasikan strategi peningkatan SNP sekolah dengan sekolah perlu
monitoring secara periodik buku kas umum sekolah oleh pimpinan melalui rapat
tim bendahara.

2. Kajian Manajerial SMK Negeri 1 Panji


a. Persiapan

Sebelum melaksanakan kajian manajerial di sekolah magang 2, SMK


Negeri 1 Panji, calon kepala sekolah melakukan beberapa persiapan diantaranya
yaitu, berkoordinasi dengan kepala SMK Negeri 1 Panji selaku mentor 2,
komunikasi tentang rencana kajian manajerial, persiapan instrumen dan dokumen
61

yang dibutuhkan dalam kajian manajerial seperti instrumen observasi kajian


manajerial, rapor mutu dari penjaminan mutu Direktorat Pembinaan SMK tahun
2020, dokumen 1 KTSP, silabus, RPP, dokumen penilaian, buku aset, dokumen
supervisi, data pokok pendidikan, dan lain sebagainya.

b. Pelaksanaan

Kajian manajerial dilaksanakan dengan cara calon kepala sekolah


melakukan wawancara dengan kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan,
dan studi dokumen. Calon kepala sekolah mengisi instrumen observasi
berdasarkan wawancara tersebut untuk mengetahui kondisi nyata di SMK Negeri
1 Panji. Setelah mempertimbangkan kondisi ideal, capaian rapor mutu tahun
2020, dan kondisi nyata di SMK Negeri 1 Panji, calon kepala sekolah dapat
mengetahui potensi dan tantangan yang ada di SMK Negeri 1 Panji. Dengan
mempertimbangkan hasil capaian rapor mutu, kondisi nyata, potensi, dan
tantangan di SMK Negeri 1 Panji, calon kepala sekolah memberikan rekomendasi
strategi peningkatan SNP berupa program atau kegiatan.

c. Hasil
1. Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan rapor mutu tahun 2020 yang dikeluarkan tim penjaminan
mutu Direktorat Pembinaan SMK, capaian mutu standar kompetensi lulusan
berada pada kategori SNP. Siswa SMK Negeri 1 Panji memiliki kemampuan
teknis standar DUDIKA. Kondisi ini didukung dengan Sekolah melakukan
kegiatan 1) Praktik Sekolah (Teaching Factory); 2) Praktik Kerja Lapangan; 3) Uji
Kompetensi PKL oleh DUDIKA; 4) Sertifikasi Kompetensi Teknis oleh
DUDIKA; 5) Kunjungan Industri. Siswa/lulusan memiliki sertifikasi kompetensi
berbasis LSP/BNSP. Selain itu keterserapan lulusan SMK Negeri 1 Panji juga
sangat baik, dari 664 jumlah lulusan hanya 72 tidak terdata, sebanyak 351 lulusan
bekerja linier dengan kompetensi keahlian, sebanyak 121 tidak linier, dan
sebanyak 61 kuliah.
62

Potensi yang mendukung standar kelulusan sudah SNP adalah a) sekolah


memiliki mitra DUDIKA sebanyak 367 mitra yang tersebar di 14 kompetensi
keahlian, b) menjadi SMK Pusat Kunggulan, c) sekolah memiliki ragam
kompetensi keahlian yang dapat dikolaborasikan, d) sekolah memiliki LSP, e)
program bantuan dari pemerintah untuk uji sertifikasi siswa, f) sekolah memiliki
Bursa Kerja Khusus (BKK), g) kemitraan serapan lulusan oleh dunia kerja sangat
baik.
Sedangkan tantangan dalam standar kelulusan adalah: a) perkembangan
kompetensi yang sesuai DUDIKA sangat cepat, b) tingginya persentase produk
cacat atau under-quality dari implementasi TEFA, c) belum terbiasa dalam
kolaborasi antar kompetensi keahlian, d) persiapan dana untuk melaksanakan uji
sertifikasi berbasis LSP, e) kurang siapnya peserta didik diuji lewat LSP. f)
kurang informasi mengenai pasar tenaga kerja melalui jaringan internet.

Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam standar kelulusan SMK


Negeri 1 Panji, calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP
sebagai berikut: a) sekolah perlu melaksanakan kontrol kualitas (quality control)
yang ketat untuk menjamin kualitas produk, b) sekolah perlu menerapkan
pembelajaran dengan kolaborasi antar kompetensi keahlian, dengan
memaksimalkan program P5BK yang ada di SMK Pusat Keunggulan, c) sekolah
perlu meningkatkan jumlah kompetensi keahlian yang memiliki LSP, d) sekolah
perlu menyiapkan anggaran uji sertifikasi berbasis LSP melalui komite sekolah, e)
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan KKNI melalui sinkronisasi kurikulum,
f) sekolah perlu membuat big data alumni yang terintergrasi dengan sistem
informasii pasar tenaga kerja nasional melalui jaringan internet.

2. Standar Isi
Berdasarkan rapor mutu tahun 2020 yang dikeluarkan tim penjaminan
mutu Direktorat Pembinaan SMK, capaian mutu standar isi berada pada kategori
menuju SNP 1. Menurut observasi calon kepala sekolah data ini tidak sesuai
dengan situasi di SMK Negeri 1 Panji. Kondisi nyata di sekolah saat ini
menunjukkan bahwa: a) sekolah memiliki kurikulum berbasis industri di setiap
63

kompetensi keahlian, b) sekolah memiliki kurikulum yang mengacu pada skema


KKNI/SKKNI, c) sekolah memiliki bentuk Kerjasama dan dukungan DUDIKA
yang meliputi penyelarasan kurikulum dan sertifikasi kompetensi, d) sekolah
mengembangkan, menyelaraskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
pelaksanaan kurikulum secara sistematis dan procedural dengan melibatkan
pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum. Artinya komponen yang
ada pada standar isi SMK Negeri Panji sebagaian sudah terpenuhi.

Kondisi nyata ini didukung dengan potensi yang dimiliki SMK Negeri 1
Panji diantaranya: a) sekolah memiliki kerja sama dan dukungan DUDIKA berupa
pemyelarasan kurikulum dan pelasanaannya, b) sekolah memiliki kelas industri, c)
sekolah menyusun kurikulum bersama DUDIKA, d) tim kurikulum didukung
dengan SDM yang kuat.

Sedangkan tantangan sekolah dalam menjalankan standar isi adalah: a)


kurikulum harus selaras dengan KKNI/SKKNI karena DUDIKA menggunakan
KKNI/SKKNI sebagai acuan kerja, b) program pemerintah yang mengharuskan
SMK unutk Link and super match dengan industri, c) kurikulum yang selalu
dinamis sesuai dengan perkembangan serapan lulusan, dan d) sistem informasi
manajemen yang dimiliki sekolah belum memberikan akses kepada pemangku
kepentingan.

Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah yang ada pada standar isi SMK
Negeri 1 Panji, calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP
sebagai berikut: a) sekolah perlu mengembangkan kurikulum berbasis industri di
semua kompetensi keahlian, b) sekolah perlu mengembangkan kurikulum yang
mengacu pada skema KKNI/SKKNI di setiap kompetensi keahlian, c) sekolah
perlu memaksimlakan program SMK PK sebagai media peningkatan kualifikasi
lulusan sesuai kebutuhan DUDIKA, d) sekolah perlu meningkatkan keterlibatan
pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum melalui sinkronisasi
kurikulum dengan DUDIKA.

3. Standar Proses
64

Berdasarkan rapor mutu tahun 2020 yang dikeluarkan tim penjaminan


mutu Direktorat Pembinaan SMK, capaian mutu standar proses berada pada
kategori menuju SNP 3. Kondisi nyata di SMK Negeri 1 Panji saat menunjukkan
bahwa proses pembelajaran berlangsung secara efektif dengan melibatkan seluruh
siswa, sehingga terjadi proses pembelajaran secara aktif serta mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Guru-guru di sekolah ini juga melaksanakan
pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis project.
Pemenuhan standar proses dilaksanakan dengan sekolah melaksanakan sekolah
juga melaksanakan pembelajaran di luar kelas seperti kunjungan DUDIKA. Salain
itu sekolah juga melakukan pembelajaran dengan mendasarkan pada kerjaan
nyata, autentik, dan penanaman budaya kerja melalui pembelajaran industri
(teaching factory) untuk mendapatkan pembiasaan berpikir dan bekerja dengan
kualitas seperti di tempat kerja/usaha. Sekolah menyelenggarakan kelas industri
atau kelas kewirausahaan dengan melibatkan siswa dan DUDIKA

Sementara potensi yang dimiliki sekolah dalam pemenuhan standar proses


adalah: a) sekolah memiliki kurikulum pusat keunggulan dengan Program
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK), b) guru per
kompetensi keahlian pernah melaksanakan magang di industri, c) sekolah
memiliki komite sekolah yang sangat peduli, d) sekolah memiliki 14 kompetensi
keahlian yang bisa menghasilkan produk dan jasa, e) sekolah menjadi BLUD
mengerah pada fleksibilitas pengelolaan keuangannya secara mandiri, f) sekolah
memiliki mitra DUDIKA di setiap kompetensi keahlian, g) adanya progam super
tax deduction yang memudahkan SMK bermitra dengan DUDIKA.

Sedangkan tantangan dalam standar proses adalah: a) ompetensi guru


harus selaras dengan kebutuhan DUDIKA terutama dalam membuat materi modul
ajar, b) membutuhkan anggaran besar untuk melaksanakan pembelajaran di luar
kelas, c) lokasi DUDIKA besar yang relevan banyak di luar Kabupaten, f) Guru-
guru masih proses adaptasi dengan kurikulum SMK PK (P5BK), dan g) proses
adaptasi SDM menuju pengelolaan keungan BLUD.
65

Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam standar proses SMK


Negeri 1 Panji, calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP
sebagai berikut: a) sekolah perlu meningkatkan kemampuan guru perencanan dan
pelaksanaan pembelajaran berbasis project, b) sekolah perlu melaksanakan
pembelajaran di luar kelas di DUDIKA terdekat, d) Sekolah perlu melibatkan
komite sekolah dalam implementasi pembelajaran di luar kelas, e) sekolah perlu
melakukan pendampingan terhadap guru-guru yang menerapkan P5BK, f)
Sekolah perlu mengembangkan BLUD di setiap kompetensi keahlian, dan g)
membuka kompetensi keahlian yang lahir dari industri sehingga secara otomatis
menjadi kelas industri.

4. Standar Penilaian
Berdasarkan rapor mutu tahun 2020 yang dikeluarkan tim penjaminan
mutu Direktorat Pembinaan SMK, capaian mutu standar penilaian berada pada
kategori menuju SNP 4. Kondisi nyata sekolah saat ini menunjukkan bahwa
penilaian proses maupun hasil belajar digunakan sebagai dasar untuk perbaikan
dan dilaksanakan secara sistematik. Sekolah juga melaksanakan uji kompetensi
dengan DUDIKA yang relevan atau dengan LSP P1.

Sementara potensi yang dimiliki sekolah a) adanya Asesmen Kompetensi


Minimum (AKM), b) skolah memiliki LSP, c) Sekolah memiliki Tempat Uji
Komeptesi (TUK) yang relevan, d) sekolah memiliki guru bersertifikat assessor
penilaian. Sedangkan tantangan dalam standar penilaian adalah sebagian besar
guru belum menindaklanjuti hasil penilaian untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Tantangan berikutnya adalah pasar tenaga kerja megutamakan
pelamar yang memiliki sertifikat keahlian.

Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam standar penilaian SMK


Negeri 1 Panji, calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP
sebagai berikut: a) sekolah perlu meningkatkan keterampilan guru dalam
memperbaiki proses pembelajaran berdasarkan pada hasil penilaian melalui
66

workshop Pasar, b) mempromosikan siswa yang sudah lulus uji sertifikasi kepada
DUDIKA melalui jaringan internet pasar tenaga kerja nasional.

5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Berdasarkan rapor mutu tahun 2020 yang dikeluarkan tim penjaminan
mutu Direktorat Pembinaan SMK, capaian mutu standar pendidik dan tenaga
kependidikan berada pada kategori menuju SNP 3. Kondisi nyata sekolah saat ini
menunjukkan bahwa: a) guru memiliki kompetensi kejuruan berstandar
industri/sertifikasi teknis, b) kepala sekola menguasai variable (1) tindakan
inovatif, (2) bekerja keras (3) motivasi yang kuat, (4) pantang menyerah dan
selalu mencari solusiterbaik (5) memiliki naluri kewirausahaan dalam kompetensi
kewirausahaan, b) kepala sekolah memahami dan mengimplementasikan
kompetensi supervisi pembelajaran, c) sekolah belum memiliki tenaga
laboratorium bersertifikat, d) sekolah bersama dengan DUDIKA melaksanakan
magang guru di DUDIKA.

Sementara potensi yang dimiliki sekolah adalah a) guru memiliki etos atau
budaya kerja DUDIKA sangat baik dalam pembelajaran, b) sekolah pernah
menjadi Pusat Belajar STEM, SMK Rujukan, SMK Revitalisasi, SMK CoE, dan
SMK PK, c) kepala sekolah memiliki banyak prestasi, d) kepala sekolah menjadi
instruktur nasional Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), e) sekolah memiliki
jaringan CCTV, f) sekolah memiliki tenaga teknisi di masing-masing
laboratorium, g) sekolah memiliki koordinator bidang Sumber Daya Manusia
(SDM), h) sekolah memiliki mitra DUDIKA di setiap kompetensi keahlian

Sedangkan tantangan dalam standar standar pendidik dan tenaga


kependidikan adalah: a) sekolah menerapkan kurikulum PK dengan kegiatan
P5BK, b) aktivitas kepala sekolah di luar sekolah sangat tinggi, c) mind set
supervise sekedar formalitas, d) dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan kepala tenaga laboratorium bersertifikat. e) tidak semua DUDIKA
bersedia menerima magang dari guru.
67

Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam standar standar pendidik


dan tenaga kependidikan SMK Negeri 1 Panji, calon kepala sekolah
merekomendasikan strategi peningkatan SNP sebagai berikut: a) sekolah perlu
meningkatakan kompetensi guru berkesinambungan, b) program satu guru satu
inovasi, c) sekolah perlu mengarahkan manajemen sekolah ke agile organization,
d) sekolah perlu menjadikan data supervise sebagai dasasr kebijakan peningkatan
kompetensi guru, e) sekolah perlu menyediakan dana anggaran sertifikasi laboran
secara bertahap, f) sekolah perlu meningkatkan kemampuan profesional kepala
tenaga laboratorium melalui pendidikan dan pelatihan kepala tenaga laboratorium,
g) sekolah perlu melaksanakan program wajib magang bagi setiap guru.

6. Standar Sarana dan Prasarana


Berdasarkan rapor mutu tahun 2020 yang dikeluarkan tim penjaminan
mutu Direktorat Pembinaan SMK, capaian mutu standar sarana dan prasarana
berada pada kategori menuju SNP 3. Kondisi nyata sekolah saat ini adalah: a) luas
lahan minimum dapat menampung sarana dan prasarana untuk melayani 63
rombongan belajar, luas lahan sekolah saat ini 15.275 m2. Luas lahan standar
unutk jumlah siswa 2271 adalah 29.068 m2. Sehingga SMK Negeri 1 Panji masih
kekurangan lahan kosong. Kondisi ini membuat sekolah mengalami sedikit ruang
sirkulasi dan sebagian area lapangan terpaksa berfungsi sebagai lahan parkir
siswa. Sekolah memiliki ruang pimpinan sudah representatif dilengkapi sarana
perabot dan perlengkapan lain (kamar mandi, ruang meeting, ruang CCTV, dan
kemudahan akses ke beberapa ruang). Sekolah juga memiliki ruang praktik yang
sesuai degan ketentuan di setiap kompetensi keahlian.

Sementara potensi yang dimiliki sekolah adalah: a) komite sekolah


memberikan dukungan terhadap pengadaan sarana pembelajaran, b) kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang bisa menjadi pengatur sirkulasi siswa di
sekolah, c) Sekolah memiliki kemitraan dengan DUDIKA dan program CSR
DUDIKA yang bisa dimanfaatkan untuk penggalangan dana, d) Adanya progam
bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah pusat, e) sekolah menyelenggarakan
68

Unit Produksi dan Jasa (UPJ) atau business center, f) anggaran sekolah bersumber
dari BOS, BPOPP, dan Masyarakat.

Sedangkan tantangan dalam standar sarana dan prasarana adalah: a) lahan


kosong sudah tidak ada sementara animo mesyarakat terhadap sekolah sangat
tinggi, b) sekolah menerapkan program Student Welbeing, c) jumlah DUDIKA
yang relevan terbatas sehingga dukungan finansial dari DUDIKA kurang,

Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam standar sarana dan


prasarana adalah: a) sekolah perlu perluasan lahan sekolah melalui komite dan
pemerintah daerah, b) sekolah perlu mengatur jumlah siswa yang ada di sekolah
melalui kegiatan PKL, c) sekolah perlu membangun kepercayaan dengan
DUDIKA melalui penempatan lulusan sehingga DUDIKA merasa diuntungkan.
d) memaksimalakan program bantuan dari pemerintah pusat, e) mengadakan kelas
isndustri (Sahring Sarana Prasarana) yang berempat di DUDIKA.

7. Standar Pengelolaan
Berdasarkan rapor mutu tahun 2020 yang dikeluarkan tim penjaminan
mutu Direktorat Pembinaan SMK, capaian mutu standar pengelolaan berada pada
kategori menuju SNP 3. Kondisi nyata sekolah saat ini kepala sekolah memahami
dan mengimplementasikan kompetensi supervisi pembelajaran, Sekolah
menyelenggarakan kelas industri atau kewirausahaan di setiap kompetensi
keahlian, Sekolah melaksanakan program pengembangan SDM guru yang
meliputi: a. Pengembangan Menyusun RPP, b. Kemampuan melakukan evaluasi
diri refleksi, c. Kemampuan melaksanakan penilaian haisl belajar, d. Kemmapuan
melaksanakan usaha inovatif dan kreatif.

Sementara potensi yang dimiliki adalah: a) sekolah memiliki koordinator


bidang SDM yang membidangi kegiatan supervise, b) sekolah memiliki tim
supervise, c) kepala sekolah memiliki sertikat kepala sekolah, d) sekolah memiliki
bentuk Kerjasama dan dukungan DUDIKA, e) sekolah memiliki ruang praktik
sesuai dengan ketentuan, f) sekolah memiliki guru bersertifikat assessor, g)
memiliki guru yang ahli dibidang teknologi dann informasi, h) memiliki sarana
69

untuk peningkatan kompetensi IT guru, i) sekolah memiliki peta kompetensi SDM


dan pengembangannya

Sedangkan tantangan dalam standar pembiayaan adalah: 1. Penerapan


kurikulum kelas industri yang diterapkan sudah berhasil dengan baik karena
menerapkan poin penting dalam program kelas industri seperti: a) Kurikulum
berstandar industri , b) Lingkungan sekolah berstandar industri, c) Tenaga
pengajar yang berkompeten 2. Kendala dari pelaksanaan kelas industri yang
diterapkan di SMK .Pada program kelas Industri yang diterapakan di SMK
terdapat beberapa kendala yang dihadapi yaitu: a) Pelaksanaan program Kelas
industri jangka pendek, b) Kurangnya Perhatian dari Pihak Industri 3. Persepsi
DUDI terhadap pelaksanaan kelas indsutri yaitu a) Terbentuknya Kompetensi
Keahlian yang berkualitas. b) Mudahnya mendapatkan SDM.

Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam standar pengelolaan 1.


Bagi pihak SMK tetap mempertahankan keberadaan kelas industri bahkan perlu
meningkatkannya karena sangat membantu dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Disamping itu tetap memberikan semangat dan motivasi kepada
peserta didik agar lebih antusias dalam mengikuti program kelas industri tersebut.
2. Bagi pihak industri perlu adanya perhatian yang lebih terhadap kerja sama
program kelas indsutri yang dilakukan bersama dengan SMK melalui evaluasi
rutin atau duduk bersama dengan SMK untuk lebih membahas dan mengkaji
apakah program kelas industri sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 3.
Bagi pemerintah terkait diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terkait
program kelas industri tersebut, agar kiranya tidak terjadi hal-hal yang
meyimpang yang nantinya akanmenguntungkan/merugikan salah satu pihak.

8. Standar Pembiayaan
Berdasarkan rapor mutu tahun 2020 yang dikeluarkan tim penjaminan
mutu Direktorat Pembinaan SMK, capaian mutu standar pembiayaan berada pada
kategori SNP. Kondisi nyata saat ini sekolah menyelenggarakan unit produksi
atau business center dengan 6 (enam) kriteria kegiatan yang meliputi 1)
70

melibatkan siswa, 2) memiliki POS/SOP, 3) adanya pengurus dan uraian


tugasnya, 4) omset dan keuntungan, 5) cakupan layanan, dan 6) unit produksi
bagian dari pembelajaran. Kondisi tersebut diatas mampu memenuhi biaya
operasional kompetensi keahlian dan bisa melakukan subsidi silang dengan
kompetensi lainnya.

Sementara potensi yang dimiliki sekolah dalam standar pembiayaan


adalah: a) sekolah memiliki sumber anggran dari BOS, BPOPP, dan Masyarakat
yang disertai dengan petunjuk teknis penggunaannya, b) pengelolaan anggaran
dengan dibantu aplikasi, c) sekolah memiliki 14 kompetensi keahlian yang bisa
menghasilkan produk dan jasa, d) sekolah memiliki mitra DUDIKA di setiap
kompetensi keahlian, e) sekolah melaksanaan pengelolaan keuangan dengan
system BLUD mengarah pada fleksibilitas pengelolaan keuangannya secara
mandiri, f) sekolah menyelenggarakan kelas industri atau kelas kewirausahaan
dengan melibatkan siswa dan DUDIKA.

Sedangkan tantangan dalam standar pembiayaan adalah: a) DUDIKA yang


relevan dengan kompetensi keahlian terbatas dan melayani banyak SMK, b)
proses adaptasi SDM menuju pengelolaan keungan BLUD, c) keberlanjutan
anggaran dalam mendukung program sekolah terbatas, d) adanya batas waktu
pelaporan, e) rentan terhadap tuduhan tindak pidana KKN kepada bendahara dan
kepala sekolah oleh pemangku kepentingan.

Berdasarkan potensi dan tantangan sekolah dalam standar pembiayaan.


Calon kepala sekolah merekomendasikan strategi peningkatan SNP dengan
sekolah perlu memastikan keberlanjutan rencana dan anggaran melalui: a)
membuat anggaran baru pada awal tahun, b) membuat penyesuaian anggaran di
pertengahan tahun dan evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi kinerja.

Setidaknya, manajemen harus menerapkan dua strategi berikut ini untuk


terjadi keberlanjutan dan kesinambungan program sekolah: Membuat anggaran
baru pada awal tahun fiskal. Namun, metode ini mungkin harus dimodifikasi agar
sesuai dengan kondisi sekarang. Pandemi Covid-19 dan ancaman resesi dunia
71

tentunya akan sangat mempengaruhi kelancaran program yang telah dibuat.


Membuat penyesuaian anggaran di pertengahan tahun dan evaluasi terhadap
efektivitas dan efisiensi kinerja. Perencanaan dana pendidikan dan struktur
anggaran memang bukan persoalan mudah, khususnya di situasi seperti saat ini.

Selain itu, promosi dan kampanye untuk menarik siswa baru yang
potensial pun bisa dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan finansial
sekolah. Mengembangkan UPJ sekolah sampai di masing-masing kompetensi
keahlian yang mengarah pada BLUD, menjual karya siswa, mengadakan expo
karya siswa berbayar. Kegiatan sederhana ini bisa menjadi alternatif untuk
membudayakan sekolah dalam kratifitas memenuhi pembiayaan sekolah.
72

C. PELAKSANAAN PENINGKATAN KOMPETENSI


1. Persiapan

Peningkatan Kompetensi (PK) adalah kegiatan calon kepala sekolah untuk


meningkatkan kompetensinya berdasarkan kebutuhan individu dengan belajar dari
kepala sekolah mentor 2. Kegiatan PK merupakan rangkaian kegiatan RTL pada
OJT-2 Diklat Calon Kepala Sekolah. Sebelum pelaksanaan PK dilakukan terlebih
dahulu penetapan matriks kegiatan PK oleh calon kepala sekolah. Matriks tersebut
meliputi penetapan dimensi kompetensi yang akan diamati di sekolah magang 2
(SMK Negeri 1 Panji Situbondo) berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan
Pengembangan Kompetensi (AKPK) yang terendah.
Dimensi kompetensi dalam AKPK meliputi: kepribadian, manajerial,
supervisi, pengembangan kewirausahaan dan sosial. Hasil dari instrumen AKPK
menunjukkan bahwa penilaian atas diri sendiri calon kepala sekolah adalah: a)
kompetensi kepribadian sebesar 91.67, b) kompetensi manajerial sebesar 73.21, c)
kompetensi kewirausahaan sebesar 90, d) kompetensi supervisi sebesar 66.67, dan
e) kompetensi sosial sebesar 80. Dari kelima dimensi kompetensi tersebut hasil
terendah adalah kompetensi supervisi dengan nilai sebesar 66.67, artinya
kompetensi yang akan ditingkatkan calon kepala sekolah di sekolah magang 2
adalah kompetensi supervise. Hasil rekapitulasi AKPK calon kepala sekolah dapat
dilihat pada Gambar 3.1 dan hasil secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran
1.

KODE KOMPETENSI JUMLAH

1 Kepribadian 91.67

2 Manajerial 73.21

3 Kewirausahaan 90

4 Supervisi 66.67

5 Sosial 80

Gambar 3.1 Hasil AKPK Calon Kepala Sekolah


73

Kompetensi supervisi pada AKPK memiliki enam indikator penilaian


yaitu: a) memahami perencanaan program supervisi akademik yang disesuaikan
dengan kebutuhan guru yang akan disupervisi, b) memahami teknik-teknik dalam
melakukan supervisi akademik, c) memiliki pengalaman dalam melakukan
supervisi akademik terhadap guru dengan teknik yang tepat, d) memiliki
pengalaman dalam mengkaji masalah yang terkait dengan supervisi akademik, e)
memahami cara memberikan umpan balik hasil supervisi kepada para guru secara
konstruktif, f) memahami penyusunan program tindak lanjut supervisi di sekolah
dengan baik. Dari enam indikator tersebut calon kepala sekolah memiliki sedikit
pengalaman dalam mengkaji masalah yang terkait dengan supervisi akademik.
Sehingga mengkaji masalah supervisi akademik akan menjadi fokus peningkatan
kompetensi calon kepala sekolah di SMK Negeri 1 Panji. Hasil AKPK
berdasarkan indikator kompetensi supervisi dapat dilihat pada Gambar 3.2.

F. Program RTL
E. Umpan Balik
D. Mengkaji Masalah 2

C. Pelaksanaan
B. Teknik
A. Perencanaan 2

0 1 2 3 4

1 Tidak Paham 2 Sedikit/kurang Paham 3 Cukup Paham 4 Sangat Paham

Gambar 3.2 Hasil AKPK Berdasarkan Indikator Kompetensi Supervisi


(Sumber: Hasil AKPK dari LPPKSPS Solo)

Langkah pertama dalam persiapan PK adalah dengan membuat matrik PK.


matrik PK dibuat selama kegiatan In Service Training-1 (IST-1) diklat calon
kepala sekolah pada tanggal 22 sampai dengan 29 Agustus 2021 di LPPKSPS
Solo. Matrik PK berisi mengenai dimensi kompetensi dan uraian dimensi
kompetensi yang akan ditingkatkan, persiapan pelaksanaan PK, langkah-langka
yang akan dilakukan selama kegiatan PK, dan hasil yang diharapkan dalam
kegiatan PK. Matrik PK dapat dilihat pada Lampiran 1.
74

Langkah kedua persiapan PK adalah memahami materi dan data yang akan
dikaji selama kegiatan PK. Kegiatan PK dilaksanakan ketika calon kepala sekolah
melaksanakan kegiatan magang 2. Dalam kegiatan magang 2 selain meningkatkan
kompetensi berdasarkan AKPK terendah, calon kepala sekolah juga harus
membuat profil sekolah berdasarkan keunggulan dan melakukan kajian manajerial
terhadap sekolah magang 2 (SMK Negeri 1 Panji). Untuk menyelaraskan agenda
kegiatan PK dengan kepentingan magang 2 sesuai dengan tuntutan dalam laporan
RTL, calon kepala sekolah membuat peta konsep materi dan data yang
dibutuhkan. Peta konsep kegiatan magang 2 dapat dilihat pada Lampiran 1. Materi
dan data yang akan dikaji dalam kegiatan magang 2 dan PK dapat dilihat pada
Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Materi dan Data yang Dikaji selama PK (Magang 2)

No. Kegaitan Data dan Materi


1. Profil Sekolah Data Umum
a. Letak geografis
b. Sejarah berdirinya
c. Visi dan Misi
d. Struktur organisasi
e. Data pendidik
f. Kompetensi keahlian
g. Trend siswa

Keunggulan Sekolah
a. Lembaga (SMK Pusat Keunggulan/CoE), BLUD dan Tefa,
Sistem Manajemen Mutu)
b. Tenaga Pendidik (Prestasi Kepala Sekolah dan Guru)
c. Peserta Didik (Prestasi akademik dan non akademik siswa)

2. Kajian Manajerial Menganalisis 8 Standar Nasional Pendidikan


3. PK (Supervisi) Evaluasi dan analisis hasil
a. Menganalisis data supervisi akademik
b. Mengkaji masalah yang terkait dengan supervisi akademik
c. Rekomendasi program berdasakan masalh

Langkah ketiga dalam persiapan PK adalah membuat buku panduan


kegiatan PK (magang 2). Tujuan dari buku panduan adalah untuk menyampaikan
beberapa informasi sekaligus memandu calon kepala sekolah dan steakholder
SMK Negeri 1 Panji dalam melaksanakan kegiatan PK. Buku panduan berisi
75

tentang latar belakang, tujuan, hasil yang diharapkan, struktur program kegiatan,
waktu dan tempat, dan jadwal pelaksanaan. Buku panduan kegaitan magang 2
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Langkah keempat persiapan PK adalah menentukan metode yang akan
digunakan dalam pengambilan data. Hasil yang diharapkan dalam PK adalah 1)
mengetahui dokumen pelaksanaan supervisi akademik (program, pelaksanaan,
teknik, umpan balik dan rencana tindak lanjut), 2) mampu mengidentifikasi
masalah terkait pelaksanaan supervisi, 3) mampu menganalisa hasil pelaksanaan
supervisi akademik, 4) mampu memberikan rekomendasi program berdasar
permasalahan yang terkait dengan supervisi akademik. Melihat dari hasil yang
diharapkan maka metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara,
observasi dan telaah dokumen. Instrumen observasi dan pendoman wawancara
dapat dilihat pada Lampiran 1 dan deskripsi secara ringkas persiapan PK dapat
dilihat pada Gambar 3.3.

1 Matrik RPK 2 Peta Konsep 3 Membuat 4 Metode


Magang Buku Panduan Pengambilan Data

•Dimensi •Profil Sekolah •Latar •Instrumen


kompetensi •Kajian Belakang observasi
•Uraian Manajerial •Tujuan •Pedoman
kompetensi •Peningkatan •Hasil yang Wawancara
paling rendah Kompetensi diharapkan •Telaah
•Persipaan Supervisi •Struktur dokumen
•Tindakan Program
yang •waktu dan
dilakukan tempat
•Hasil yang •Daftar hadir
diharapkan PK
•Jurnal
kegiatan PK

Gambar 3.3 Persiapan Program Peningkatan Kompetensi (PK) di SMK Negeri 1 Panji

2. Pelaksanaan
a. Struktur Progam dan Alokasi Waktu

Pelaksanaan kegiatan magang 2 akan berlangsung selama 7 hari, yaitu:


pada tanggal 22 sampai dengan 24 September dan 27 sampai dengan 30
September 2021 di SMK Negeri 1 Panji Situbondo jalan Gunung Arjuno No.17
Mimbaan Tengah Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo.
76

Gambar 3.4 Kegiatan Komunikasi dengan Mentor 2

Kegiatan magang 2 yang didalamnya ada kegiatan PK dilaksanakan


selama 56 jam pelajaran (JP) dengan masing-masing JP sebanyak 45 menit.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 7 hari dengan 8 JP (1 hari) digunakan untuk
mengkaji data tentang profil sekolah, 8 JP (1 hari) digunakan untuk mengkaji
tentang manajerial sekolah, dan 40 JP (5 hari) digunakan untuk peningkatan
kompetensi supervisi. Struktur program dan alokasi waktu kegiatan magang 2
dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Struktur Program dan Alokasi Waktu Magang 2

Kegiatan Materi Alokasi


Waktu (JP)
A. Profil Sekolah 1. Data umum sekolah 4
2. Kekuatan atau kelebihan lembaga 4
▪ Keunggulan Sekolah
▪ Prestasi Pendidik dan tenaga
kependidikan
▪ Prestasi peserta didik
▪ Mitra DUDIKA sekolah
B. Kajian Manajerial Kajian 8 Standar Nasional Pendidikan 8
Mengkaji masalah yang terkait dengan
C. Peningkatan kegiatan supervisi akademik
40
Kompetensi Supervisi Berdasarkan Analisis Kebutuhan
Pengembangan Keprofesian (AKPK) terendah
JUMLAH 56

Membuat jadwal memungkinkan calon kepala sekolah untuk


mengendalikan kegiatan, sehingga calon kepala sekolah mengetahui apa yang
harus dilakukan tanpa takut kehabisan waktu. Jadwal kegiatan magang 2 dan PK
77

dibuat berdasarkan rencana pengaturan pengambilan data yang dibutuhkan,


dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci. Jadwal kegiatan ini
memudahkan calon kepala sekolah untuk mengatur dimana dan kapan orang-
orang dan sumber daya SMK Negeri 1 Panji berada pada suatu waktu. Mengingat
lokasi magang 2 yang berbeda Kabupaten dengan tempat tinggal calon kepala
sekolah, maka jadwal kegiatan magang 2 menjadi media yang efektif dan efisien
dalam bekerja. Jadwal kegiatan magang 2 di SMK Negeri 1 Panji dapat dilihat
pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Jadwal Kegiatan Magang 2 dan Peningkatan Kompetensi


22 Sept 23 Sep 24 Sep 27 Sep 28 Sep 29 Sep 30 Sep
No. Waktu
Rabu Kamis Jumat Senin Selasa Rabu Kamis
1 07.30 - 08.15 A B C.1 C.2 C.2 C.3 C.4
2 08.15 - 09.00 A B C.1 C.2 C.2 C.3 C.4
3 09.00 - 09.45 A B C.1 C.2 C.2 C.3 C.4
09.45 - 10.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
4 10.00 - 10.45 A B C.1 C.2 C.2 C.3 C.4
5 10.45 - 11.30 A B C.1 C.2 C.2 C.3 C.4
11.30 - 12.30 ishoma ishoma ishoma ishoma ishoma ishoma ishoma
6 12.30 - 13.15 A B C.1 C.2 C.2 C.3 C.4
7 13.15 - 14.00 A B C.1 C.2 C.2 C.3 C.4
8 14.00 - 14.45 A B C.1 C.2 C.2 C.3 C.4
14.45 - 15.30 - - - - - - -

Keterangan:
A : Profil Sekolah
B : Kajian Manajerial
C.1 : Perencanaan dan Pelaksanaan Supervisi (langkah, Tujuan, jadwal, pendekatan, teknik)
C.2 : Evaluasi dan Analisa Data Hasil Supervisi
(mengkaji masalah yang terkait dengan supervisi)
C.3 : Umpan Balik
C.4 : Rencana Tindak Lanjut dan Laporan Supervisi
1 Jp : 45 Menit
Catatan: jadwal sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti sekolah magang

b. Mekanisme Pelaksanaan

Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Panji,


calon kepala sekolah melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan
mengamati dokumen-dokumen supervisi yang dilaksanakan di SMK Negeri 1
78

Panji untuk dipelajari dan dijadikan bahan laporan hasil peningkatan kompetensi
supervisi di sekolah magang 2.
Berdasarkan jadwal kegiatan magang 2 dan PK, hari pertama kegiatan PK
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 September 2021. Kegiatan ini dilakukan
melalui studi dokumen supervisi yang didapat dari Ibu Siti Juwariyah, M.Pd.
selaku Koordinator Bidang SDM, yang menangani kegiatan supervisi akademik di
SMK Negeri 1 Panji. Dokumen supervisi menunjukkan bahwa kegiatan supervisi
dirancang dengan baik. Indikator perencanaan yang baik adalah adanya dokumen
perencanaan supervisi yang mencakup: tujuan kegiatan supervisi dan kriteria
pencapaian tujuan serta jadwal pelaksanaan supervisi. Dokumen perencanaan
supervisi dapat dilihat pada Lampiran 1. Dalam kajian studi dokumen
perencanaan supervisi SMK Negeri 1 Panji ada yang menarik bagi calon kepala
sekolah, yaitu dokumen pengajuan proposal kegiatan supervisi.
Hari kedua dan ketiga calon kepala sekolah belajar berkaitan dengan
evaluasi dan analisa data hasil supervisi. Hari kedua dan ketiga kegiatan PK
dilaksanakan pada hari senin dan selasa tanggal 27 dan 28 September 2021. Calon
kepala sekolah mengamati dokumen rekapitulasi hasil supervisi SMK Negeri 1
Panji. Dokumen Analisa tersebut mencakup tentang komponen pengamatan,
kelebihan dan kelemahan guru, faktor penyebab, dan prioritas perbaikan. Calon
kepala sekolah mengkaji data tentang berbagai permasalahan terkait dengan
supervisi. Pengambilan data juga dilakukan melalui wawancara dengan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum Ibu Nur Fitryazizah DH, S.Si. dan salah satu
guru SMK Negeri 1 Panji. Kegiatan PK di hari ketiga calon kepala sekolah
mendapatkan data tentang masalah supervisi diantaranya masalah yang bersumber
dari peserta didik, pendidik, fasilitas, pengawas SMK, budaya supervisi,
intervensi dari pihak luar mengenai hasil supervisi.
79

Gambar 3.5 Kegiatan Bersama dengan Koordinator SDM dan Waka Kurikulum
SMK Negeri 1 Panji

Hari keempat yang dilaksanakan pada hari Rabu 29 September 2021, calon
kepala sekolah belajar tentang umpan balik hasil supervisi. Dari hasil penilaian
supervisi terhadap guru SMK Negeri 1 Panji, dibuat rekapitulasi yang isi nya
berkaitan dengan hal-hal apa yang harus diperbaiki, rekomendasi, dan alternatif
pemecahan masalah. Rekapitulasi untuk menentukan kelompok, materi dan
strategi bimbingan. Strategi bimbingan dapat dilakukan melalui pembinaan klinis,
kelompok, IHT, diklat atau strategi lainnya yang dianggap relevan dan efisien.
Hari kelima yang dilaksanakan pada hari Kamis 30 September 2021 calon
kepala sekolah belajar tentang rencana tindak lanjut hasil supervisi. Salah satu
prinsip supervisi pembelajaran adalah obyektif, artinya dalam penyusunan
program tindak lanjut supervisi akademik harus didasarkan pada kebutuhan nyata
pengembangan keprofesian berkelanjutan guru.
Setelah melakukan supervisi akademik, kepala sekolah akan mendapatkan
Gambaran terkait dengan profil kompetensi guru. Gambaran ini diperoleh
berdasarkan hasil analisis dari instrumen yang digunakan pada saat melakukan
supervisi akademik. Berdasar pada profil kompetensi guru tersebut kepala sekolah
melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik. Secara ringkas pelaksanaan
kegiatan PK dapat di lihat pada Gambar 3.6.
80

Hari Ke 1
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN SUPERVISI

Wawancara dengan koordinator SDM Wawancara dengan Kepala Sekolah


Studi dokumen perencanaan supervisi
Ibu Siti Juwariyah, M.Pd. Ibu Anik Sudartiini, S.Pd., M.Pd.

Hari ke 2 dan 3
EVALUASI DAN ANALISA DATA HASIL SUPERVISI
Wawancara dengan wakil Wawancara dengan salah Bersama dengan tim
Studi dokumen rekap hasil kepala sekolah bidang
kurikulum Ibu Nur Fitryazizah satu guru SMK Negeri 1 supervisi mengkaji
supervisi
DH, S.Si. Panji berbagai masalah supervisi

Hari ke 4
UMPAN BALIK

Wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang


Studi dokumen rekap hasil supervisi dan observasi
kurikulum Ibu Nur Fitryazizah DH, S.Si.

Hari ke 5
RENCANA TINDAK LANJUT DAN LAPORAN SUPERVISI
Wawancara dengan Wakil Kepala
Observasi dan wawancara kegiatan Wawancara dengan Kepala Sekolah
Sekolah Bidang Kurikulum Ibu Nur
yang dilakukan Ibu Anik Sudartiini, S.Pd., M.Pd.
Fitryazizah DH, S.Si. dan

Gambar 3.6 Pelaksanaan Kegiatan PK


81

3. Hasil

Hasil yang diharapkan dalam kegiatan PK adalah meningkatnya


kompetensi supervisi calon kepala sekolah, terutama pada indikator pengalaman
dalam mengkaji masalah yang terkait dengan kegiatan supervisi akademik. Nilai
terendah pada indikator mengkaji masalah supervisi dapat dilihat pada Gambar
3.1. Melalui kegiatan ini calon kepala sekolah juga diharapkan mampu
memberikan saran terkait permasalahan supervisi akademik di SMK Negeri 1
Panji.
Berdasarkan data selama kegiatan PK yang sudah calon kepala sekolah
laksanakan, temuan-temuan tentang supervisi akademik di SMK Negeri 1 Panji
adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Supervisi Akademik di SMK Negeri 1 Panji


Supervisi akademik di SMK Negeri 1 Panji dimulai dari perencanaan.
Perencanaan supervisi akademik sangat diperlukan karena perencanaan
merupakan penentu arah, memuat tujuan dan target sasaran yang akan dicapai,
memudahkan pengawasan, juga mengantisipasi perubahann. Langkah-langkah
perencanaan Supervisi akademik di SMK Negeri 1 Panji terdiri:
1) Menetapkan Tim Supervisi Akademik
Tim supervisi akademik di SMK Negeri 1 Panji ditetapkan dengan surat
keputusan kepala sekolah. Tim supervisi akademik terdiri dari kepala sekolah
sebagai penanggung jawab, dan anggotanya terdiri dari wakil kepala sekolah,
koordinator bidang SDM dan ketua kompetensi keahlian. Pelaksanaan supervisi
berjenjang, kepala sekolah mensupervisi wakil kepala, ketua program dan guru
senior. Wakil kepala bertugas mensupervisi guru serumpun, dan ketua kompetensi
keahlian bertugas mensupervisi guru produktif yang sesuai. Tim supervisi SMK
Negeri 1 Panji dapat dilihat pada Lampiran 1.

2) Menyusun Program Supervisi Akademik


Menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum program supervisi
akademik dibuat satu tahun dua kali, dengan kegiatan supervise perencanaan
82

pembelajaran dan supervise pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembuatan


program supervisi akademik agar program-program supervisi akademik dapat
berjalan baik, lancar dan efektif. Program supervisi akademik berisi program yang
akan dikerjakan, target dan indikator keberhasilan. Supervisi ini dilaksanakan
dengan menitikberatkan pada proses pembelajaran.

3) Membuat Jadwal Supervisi Akademik


Jadwal supervisi akademik dirancang oleh wakil kepala bidang kurikulum,
kemudian dikonsultasikan pada kepala sekolah setelah disetujui kemudian
disampaikan pada tim supervisi akademik. Jadwal supervisi akademik dibuat
setiap semester, berisi tentang waktu pelaksanaan, nama guru yang akan
disupervisi, mata pelajaran saat pelaksanaan supervisi, tempat (kelas), jam
pelajaran serta petugas supervisi.

4) Pendekatan dan Teknik Supervisi


Pendekatan supervisi akademik kepada guru yang dilaksanakan oleh
kepala Sekolah menggunakan dua cara yaitu pendekatan langsung artinya sebagai
kepala sekolah berhadapan atau berhubungan melalui tatap muka di kelas pada
waktu observasi kunjungan kelas, sedangkan pendekatan tak langsung dengan
menggunakan media komunikasi dan diskusi kasus. Dilihat dari pendekatannya,
Kepala Sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi menerapkan tiga model
pendekatan, yakni: menggunakan pendekatan kedinasan, pendekatan sebagai
mitra kerja, dan pendekatan cara kekeluargaan.
Teknik yang dikembangkan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan
supervisi akademik di SMK Negeri 1 Panji cukup bervariasi. Teknik-teknik
supervisi itu adalah teknik supervisi individual (kunjungan kelas, observasi kelas,
dan pertemuan individual), dan teknik supervisi kelompok (pertemuan guru/rapat
supervisi, kepanitiaan-kepanitiaan atau tim pengembang kurikulum).

5) Menyiapkan Intrumen Supervisi Akademik


Tim supervisi menyiapkan secara fisik instrumen supervisi perangkat
pembelajaran dan instrumen pelaksanaan supervisi pengajaran. Instrumen
83

penilaian perencanaan pembelajaran terdapat 16 item penilaian, yang


dikelompokkan menjadi 6 kelompok. 6 kelompok dalam istrumen penilaian
perencanaan pembelajaran tersebut adalah perencanaan pengelolaan
pembelajaran, perencanaan pengorganisasian materi pembelajaran, perencanaan
pengelolan kelas, perencanaan penggunaan sumber media pelajaran, perencanaan
penilaian dan penampilan fisik perencanaan pembelajaran.
Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran berisi 20 item penilaian. 20
item penilaian tersebut dikelompokkan menjadi 6 kelompok penilaian yaitu
penilaian pada saat membuka kegiatan pembelajaran, mengelola kegiatan
pembelajaran inti, pengorganissian waktu, siswa, sumber dan alat pembelajaran,
pelaksanaan penilaian, penutup dan penampilan pendidik pada saat melaksanakan
pengajaran.
Calon kepala sekolah menemukan hal yang baru dalam perencanaan
supervisi yaitu adanya usulan proposal tentang kegiatan supervisi. Calon kepala
sekolah memandang bahwa kegiatan supervisi merupakan agenda rutin dan
menjadi bagian dari tupoksi jabatan. Usulan proposal kegiatan supervisi akademik
ini menjadi komitmen SMK Negeri 1 Panji dalam dalam menyeimbangkan antara
hak dan kewajiban. Kegiatan yang teranggarkan menjadi motivasi dan keseriusan
dalam menjalankan program sekolah.

b. Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMK Negeri 1 Panji


Pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri 1 Panji terdiri dari:
1) Sosialisasi Supervisi Akademik
Sosialisasi supervisi akademik dilakukan kepala sekolah sebelum
pelaksanaan observasi kelas, disampaikan tentang program supervisi, jadwal
supervisi akademik, petugas supervisor dan batas waktu pengumpulan perangkat
pembelajaran dan petugas supervisi.
2) Pengamatan (Observasi)
Ada 2 pengamatan yang harus dilakukan supervisor yaitu pengamatan
terhadap perangkat pembelajaran dan pengamatan pelaksanaan pengajaran.
Pengamatan perangkat pembelajaran dilakukan diawal semester, dan pengamatan
84

pembelajaran dilakukan oleh supervisor untuk mengamati jalannya pembelajaran


secara langsung, dengan cara duduk di belakang sambil mengisi instrumen
penilaian pengajaran yang sudah disiapkan. Pengamatan supervisi secara
perorangan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Kepala sekolah juga
mengadakan supervisi kelas melalui monitor CCTV dari ruang kepala sekolah.

Gambar 3.7 Aktivitas CCTV di Ruang Kepala Sekolah

3) Pertemuan setelah pengamatan


Pertemuan setelah pengamatan dilakukan untuk menyampaikan hasil
pengamatan supervisi akademik, disampaikan nilai-nilai yang sudah baik dan hal-
hal yang perlu ditingkatkan, dengan bahasa yang komunikatif, sehingga guru
merasa senang, nyaman, terbantu dengan adanya kegiatan supervisi.

c. Supervisi Akademik Selama Pandemic


Pelaksanaan supervisi akademik pada masa pandemic Covid-19 dapat
meningkatkan kualitas guru di SMK Negeri 1 Panji. Peningkatan yang tampak
adalah guru telah mampu membuat, merancang program pembelajaran RPP sesuai
kurikulum darurat masa pandemi covid-19, guru mampu menggunakan dan
memanfaatkan TI dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemic covid-19, guru
termotivasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam menggunakan
media dan model pembelajaran berbasis TI.
85

Gambar 3.8 Guru Menguasai IT karena Pandemic


(Sumber: http://smkn1panji-sit.sch.id/smk-negeri-1-panji-adakan-in-house-training-
guna-persiapan-pjj/

Proses pembelajaran selama pandemic diawali dengan mengadakan


pemetaan kompetensi guru terhadap penguasaan teknologi informasi. Guru SMK
Negeri 1 Panji diharapkan menguasai Learning Management System (LMS)
ketika melaksanakan pembelajaran dalam jaringan. Berdasarkan wawancara
dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum Ibu Nur Fitriyazizah D.H., S.Si.
tentang penguasaan LMS. Pemetaan dilakukan dengan masing-masing guru mata
pelajaran diwajibkan mengisi kode Google Class Room melalui google form yang
disiapkan oleh tim kurikulum. Bagi guru yang belum mengisi kode kelas di
google form diinterpretasikan guru tersebut belum menguasai LMS. Data tersebut
menjadi kebijakan pihak kepala sekolah melaui tim koordinator SDM untuk
melakukan pembinaan dan pendampingan sampai guru tersebut mengusai LMS.

Selama pembelajaran dalam jaringan teknik supervisi dilakukan dengan


mengunjungi LMS (Classroom Visitation) dengan Whatsapp sebagai media
komunikasi. Supervisor mengikuti, mengamati secara langsung dalam grup
Whatsapp mata pelajaran atau Google Classroom untuk mengamati pelaksanaan
pembelajaran selama proses pembelajaran daring. Teknik wawancara percakapan
pribadi juga dilakukan dengan percakapan langsung antara supervisor dengan
guru. Percakapan membicarakan permasalahan dan kendala selama pembelajaran
jarak jauh, serta memberikan solusi dan negosiasi.
86

Gambar 3.9 Kegiatan Pembelajaran Daring

d. Evaluasi Supervisi Akademik di SMK Negeri 1 Panji


1) Evaluasi kegiatan supervisi akademik
Catatan hasil pengamatan supervisi akademi baik penilaian terhadap
perangkat pembelajaran maupun penilaian pelaksanaan pembelajarn direkap,
kemudian dianalisis tim supervisi dan dibuat kesimpulan Berdasarkan rekapitulasi
dapat disimpulkan: 1) persiapan administrasi sebanyak 44 guru (37%) mendapat
nilai 100 atau predikat A (sangat memuaskan) dan 74 guru (63%) mendapat nilai
93 atau predikat B (memuaskan), 2) pembukaan belajar sebanyak 39 guru (33%)
mendapat nilai 100, sebanyak 78 (66%) guru mendapat nilai 75, dan sebanyak 1
(1%) guru mendapat nilai 50, 3) kegiatan inti sebanyak 32 (27%) guru mendapat
nilai 94 , sebanyak 67 (57%) mendaapt nilai 88, dan sebanyak 19 (16%) guru
mendapat nilai 81, 4) kegiatan penutup sebanyak 36 guru (31%) mendapat nilai
100 dan sebanyak 82 (695) guru mendapat nilai 50.
2) Evaluasi Program Supervisi Akademik
Laporan hasil evaluasi program supervisi menunjukkan bahwa kegiatan
supervisi akademik berjalan sangat baik karena sudah menjadi program tahunan.
Berdasarkan evaluasi masih ada beberapa kendala dalam implementasi supervise.
Kendala Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik di SMK Negeri
1 Panji adalah terbatasnya waktu, hal tersebut disebabkan tugas yang diemban
Kepala Sekolah cukup banyak bukan sekedar sebagai supervisor akademik.
Jadwal kegiatan supervisi ada kalanya sering terganggu oleh kegiatan atau tugas
87

lain, seperti rapat-rapat dinas, ikut diklat/workshop, dan kegiatan lainnya baik di
tingkat kabupaten maupun di tingkat provinsi. Selanjutnya disebabkan jumlah
guru sasaran supervisi yang banyak, kadangkala jadwal kunjungan kelas
bersamaan dengan kegiatan yang lain.
Menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum kelemahan program
surpervisi yang lain ada pada sistem dokumentasi atau admnistrasi yang masih
kurang. Kegiatan selalu berjalan namun terkadang tertunda dalam evaluasi dan
tindak lanjut, karena sudah ditunggu dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Masih
menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum, sebanyak enam SDM
pendukung kurikulum masih belum mampu mendukung kegiatan yang ada pada
bidang kurikulum karena instesitas kegiatan yang padat.

e. Tindak lanjut supervisi akademik di SMK Negeri 1 Panji


Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan implementasi supervisi
akademik kepala sekolah yang ditinjau dari aspek tindak lanjut supervisi
akademik, calon kepala sekolah menemukan bahwa kepala sekolah sudah cukup
inovatif dalam memberikan evaluasi ataupun tidak lanjut terhadap pelaksanaan
supervisi akademik. Hal ini dibuktikan dengan adanya upaya kepala sekolah
dalam memberikan motivasi, arahan, penguatan, saran/solusi maupun pembinaan
kepada guru.
Bentuk tindak lanjut yang dilakukan kepala sekolah adalah dengan
mengajak guru berdiskusi dan mengobrol perihal permasalahan yang dihadapi
guru di kelas, kesulitannya apa dan dimana, kemudian guru-guru tersebut akan
diberikan masukan dan juga dicarikan solusi terbaik atas permasalahan yang
dihadapi. Menurut Kepala SMK Negeri 1 Panji setiap masalah akan terurai
dengan saling komunikasi.
Disamping itu, bentuk pemberian motivasi yang dilakukan kepala sekolah
adalah dengan memberikan semangat dan dorongan kepada guru untuk senantiasa
meningkatkan kemampuannya dengan perkembangan teknologi. Sekolah juga
rutin mengadakan workshop penyusunan RPP disetiap awal tahun ajaran baru
88

serta mengadakan In House Training (IHT) dalam rangka membantu guru


mengoperasikan media belajar online.
Program yang sangat inovatif menurut calon kepala sekolah adalah
program bintang kebaikan oleh SMK Negeri 1 Panji. Program bintang kebaikan
merupakan aksi motivasi dari kepala sekolah dengan memberikan penghargaan
kepada warga sekolah yang berdedikasi tinggi. Pemberian penghargaan bintang
kebaikan dilaksanakan dengan memanfaatkan momen peringatan hari-hari besar
nasional. Selain penghargaan, kepala sekolah juga memberi peringatan kepada
guru yang terlambat mengumpulkan perangkat pembelajaran, memerintahkan
untuk memperbaiki perangkat pembelajaran yang masih salah, atau mengadakan
kegiatan peningkatan kompetensi guru.

Gambar 3.10 Pemberian Piagam Kebaikan di SMK Negeri 1 Panji

f. Masalah Supervisi Akademik


Dalam proses supervisi di SMK Negeri 1 Panji tidak selalu lancar dan
mendapatkan hasil yang makasimal. Sering terjadi dilapangan tidak sinkronnya
antara supervisor dengan guru yang di supervisi seperti hasil belajar siswa yang
tidak memuaskan, masih banyak guru yang malas dan lain sebagainya. Atau
kreatifitas mengajar yang rendah. Berberapa kendala yang muncul saat supervisi
diantaranya: 1) Kurangnya ghirah keilmuan guru; 2) Pemimpin yang kurang
berwibawa; 3) Lemahnya kreativitas; 4) Mengedepankan formalitas, mengabaikan
esensi; 5) Kurangnya fasilitas
89

Masalah supervisi ditinjau dari aspek perencanaan, kehadiran undangan


dalam sosialisasi tidak semua hadir sehingga informsi tidak sampai secara
menyeluruh. Persiapan guru yang kurang matang dalam sehingga ketika diperiksa
masih terjadi kesalahan kesalahan. Format Rencana Program pembelajaran (RPP)
setiap guru masih ada yang berbeda dalam satu sekolah dan adanya pembuatan
evaluasi belajar dalam tes tertulis yang kurang sesuai dengan kompetensi
dasarnya. Perangkat pembelajaran guru secara umum tertib mengumpulkan
seluruhnya. Pada saat penjadwalan yang masih terkadang berubah dikarenakan
dari pihak supervisor maupun guru tersebut.
Pada saat pelaksanaan supervisi secara keseluruhan guru menjalani proses
supervisi, dengan beberapa yang masih menjadi masalah yaitu: 1) adanya guru
yang mempunyai performa baik saat di supervisi tapi pada saat keseharian
menunjukan performa yang kurang, 2) adanya guru yang kurang kreatif/inovatif
dalam mengajar seperti penggunaan metoda dan media pembelajaran seperti
sumber belajar, internet dan 3) guru kurang terbiasa mencatat kekeurangan dan
keunggulannya dalam RPP nya untuk perubahan ke depan. Adanya hambatan-
hambatan atau perlunyan sinkronisasi dikarenakan perkembangan ilmu
penegetahuan dan teknologi serta permintaan pasar dunia usaha dan industri maka
penguatan kinerja guru kejuruan secara berkelanjutan dilakukan untuk mengatasi
kekurangan atau melaksanakan pengayaan terhadap kemampunan guru.
Permasalahan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan terkait sumber daya
guru di sekolah adalah rendahnya motivasi guru untuk di supervisi karena guru
cenderung memandang negatif supervisi yang mengasumsikan bahwa supervisi
merupakan model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru
untuk menyampaikan pendapat dan juga guru senior cenderung menganggap
supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah
memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih.
Sejalan dengan Fuldiaratman (2019) permasalahan dalam pelaksanaan
supervisi dapat bersumber dari berbagai pihak seperti: (a) Permasalahan
pelaksanaan supervisi pada pendidik diantaranya: kurangnya persiapan dari
pendidik yang disupervisi, kurangnya disiplin pendidik, masih kurangnya
90

pengetahuan pendidik tentang pengelolaan proses belajarmengajar yang efektif,


tidak mau mendengarkan masukan/ saran karena memiliki tingkatan pendidikan
yang lebih tinggi dan kurangnya kepedulian pendidik untuk kemajuan dalam
proses pembelajaran. (b) Permasalahan pelaksanaan supervisi pada peserta didik
diantaranya: perbedaan gaya belajar pada peserta didik dan kurangnya motivasi
belajar peserta didik, (c) permasalahan pelaksanaan supervisi terkait fasilitas yang
ada, tidak lengkapnya alat dan bahan praktikum.
Solusi permasalahan dalam pelaksanaan supervisi dapat berupa: dilakukan
pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada pendidik-pendidik senior,
pemberian motivasi kepada para guru akan pentingnya supervisi akademik,
pembinaan oleh kepala sekolah kepada guru senior yang ditunjuk sebagai
supervisor dan membentuk tim penilai supervisi, dilakukan koordinasi secara
intens kepada seluruh elemen sekolah, dan mengupayakan sarana dan prasarana
yang memadai.
Memposisikan hasil supervisi dalam tindak lanjut, dengan menghilangkan
kesan formalitas. Langkah yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Panji dalam rangka
meningkatkan kinerja guru harus terlihat nyata sehingga sekolah pun akan dapat
hasil yang dapat dijadikan target dan tujuan dari supervisi akademik berikutnya.
Hasil supervisi akademik kepala sekolah merupakan keputusan penting dalam
rangka tindak lanjut pembinaan, pengembangan dan meningkatkan kesejahteraan
dari guru kejuruan.adalah pada penguasaan kompetensi kompetensi guru
kejuruan.

Berdasarkan hasil kajian masalah supervise, calon kepala sekolah dapat


memberikan saran diantaranya:
91

Pendidik
Peserta didik Contoh: kurang disiplin Fasilitas
Contoh: Perbedaan gaya kurang terampil dalam Contoh: tidak lengkapnya
belajar pada peserta didik pengelolaan kelas alat dan bahan
kurangnya motivasi belajar jarang memberikan tidak nyamannya fasilitas
REKOMENDASI: penguatan pada materi ruangan KBM
Tim Cyber Academic yang diajarkan admnistrasi lambat
berfungsi sebagai kontrol monoton dan REKOMENDASI:
aktivitas peserta didik membosankan Memaksimalkan mitra
terhadap penggunaan ITE DUDIKA
REKOMENDASI:
inovasi rekap data, inovasi
membentuk tim Cyber analisis data, supervise
Academic yang online
bertugas sebagai Digitalisasi admniistrasi
patroli terhadap KBM
Menggunakan Big Data
Supervisi sebagai
penentu kebijakan

Gambar 3.11 Saran Berdasarkann Kajian Masalah Supervise Akademik


BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan selama kegiatan OJT 2 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan OJT 2 dalam bentuk Rencana Proyek Kompetensi (RPK), Kajian
Manajerial (KM), dan Proyek Kompetensi (PK) mampu meningkatkan
kompetensi calon kepala sekolah melalui pengalaman belajar yang terpadu
antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada dimensi kompetensi
manajerial, kewirausahaan, dan supervisi dengan pengalaman empirik
(kontekstual) sesuai karakteristik calon kepala sekolah.
2. Rencana Proyek Kompetensi (RPK) mampu meningkatkan kemampuan
kepemimpinan calon kepala sekolah dalam menggerakkan warga sekolah
untuk membantu penyelesaian masalah pembelajaran di sekolah, yang
bermuara pada terwujudnya student wellbeing.
3. Kajian Manajerial (KM) di sekolah magang 1 dan magang 2 mampu
meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam menentukan strategi
penyelesaian masalah dengan menggunakan pendekatan data dan fakta,
sehingga dapat membangun budaya belajar sekolah dalam satu ekosistem
sekolah.
4. Peningkatan Koompetensi (PK) di sekolah magang 2 secara langsung mampu
meningkatkan kompetensi supervisi calon kepala sekolah dengan aspek
kajian berbagai masalah pada supervisi akademik.

B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan tersebut diatas, maka dapat
dikemukakan saran-saran kepada unsur yang terkait dengan program Diklat
Penyiapan calon kepala sekolah.
1. Bagi LPPKSPS, dapat berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi untuk
membuat kriteria sekolah yang dijadikan tempat mangang 2. Sekolah dan

92
93

mentor 2 yang terbaik saja yang bisa menjadi tempat magang 2 calon kepala
sekolah.
2. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi, gagasann inovasi yang dijalankan oleh
semua calon kepala sekolah dalam RPK dan rekomendasi strategi
peningkatan SNP hasil dari kajian manajerial dapat dikemas dalam bentuk
buku ber ISBN.
3. Bagi Peserta Diklat CKS pada umumnya, laporan RTL dapat dijadikan bahan
rujukan dalam menjalankan kepemimpinan di lembaga masing-masing.
DAFTAR RUJUKAN

Bahri, M. 2020. Lahir Dari Keluarga Buruh Las, Anik Sudiartini Kini Jadi
Kepsek Segudang Prestasi, (Online),
(https://www.timesindonesia.co.id/read/news/286565/lahir-dari-keluarga-
buruh-las-anik-sudiartini-kini-jadi-kepsek-segudang-prestasi), diakses 7
Oktober 2021.

Bhirawa, D. 2018. Melihat Prestasi SMKN 1 Panji Situbondo, (Online),


(https://www.harianbhirawa.co.id/melihat-prestasi-smkn-1-panji-
situbondo/ ), diakses 7 Oktober 2021.

Bhirawa, D. 2018. Raih Predikat Guru Inovasi Nasional Siap Rebut Guru
Berprestasi Jatim, (Online), (https://www.harianbhirawa.co.id/raih-
predikat-guru-inovasi-nasional-siap-rebut-guru-berprestasi-jatim/ ),
diakses 7 Oktober 2021.

Fuldiaratman. 2019. Solusi AlternatifPermasalahan Pelaksanaan Supervisi


Pendidikan pada Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan Prodi Pendidikan
Kimia, (Online), https://online-
journal.unja.ac.id/jisic/article/view/6744/9445), diakses 7 Oktober 2021.

Firman, E. 2015. SMK Negeri 1 Panji Jadi Barometer Dunia Pendidikan,


(Online),
(https://www.kompasiana.com/eitis/550d6ccda33311221e2e3ac8/smk-
negeri-1-panji-jadi-barometer-dunai-pendidikan ), diakses 7 Oktober 2021.

Kemendikud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calon Kepala Sekolah: Coaching


dalam Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Kemdikbud RI.

Kemendikud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calon Kepala Sekolah: Manajerial


Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan
Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI.

Kemendikud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calon Kepala Sekolah: Pembentukan


Karakter Kepala Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi dan
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI.

Kemendikud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calon Kepala Sekolah: Pengembangan


Kewirausahaan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan
Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI.
Kemendikud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calon Kepala Sekolah: Rencana
Tindak Lanjut. Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan
Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI.

Kemendikud. 2021. Bahan Pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah Moda


Luar Jaringan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan
Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI.

Majid, M.A. 2020. Menjadi BLUD SMK Lebih Memacu Kompetensi Anak Didik,
(Online), (http://smk.kemdikbud.go.id/konten/4701/menjadi-blud-smk-
lebih-memacu-kompetensi-anak-didik ), diakses 7 Oktober 2021.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016, (Online),


(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud75-
2016KomiteSekolah.pdf), diakses 5 September 2021.

Rosana, D. 2020. Pengembangan Budaya Kualitas Melalui Penerapan ISO


9001:2000 Di Universitas Negeri Yogyakarta, (Online),
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/132058092/penelitian/jurnal-cp-
pengembangan-budaya-kualitas-melalui-penerapan-iso-9001-200-di-
uny.pdf ), diakses 7 Oktober 2021.

www.dapo.kemdikbud.go.id. 2021. Rekapitulasi, (Online),


(https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/10DC555EF9560E5823E3),
diakses 04 September 2021.

www.Jendela.kemdikbud.go.id, 2021. SMK Rujukan Hasilkan SDM Terampil


dan Berdaya Saing Tinggi, (Online),
(https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/fokus/detail/smk-rujukan-hasilkan-
sdm-terampil-dan-berdaya-saing-tinggi ) diakses 07 Oktober 2021.

www.lsp-smkn1ps.com.2019. LSP SMKN 1 Panji Situbondo, (Online),


(https://www.lsp-smkn1ps.com/tentang-kami/ ) diakses 07 Oktober
2021.

www.kerjausaha.com. 2021. Deskripsi Umum Struktur Organisasi Perusahaan,


(Online), (https://www.kerjausaha.com/2013/03/deskripsi-umum-struktur-
organisasi.html), diakses 04 September 2021.

www.kemdikbud.go.id. 2021. Minat Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi


Cukup Tinggi, (Online),
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/04/minat-masyarakat-
terhadap-pendidikan-vokasi-cukup-tinggi), diakses 04 September 2021.

www.kemdikbud.go.id, 2021. Data Pokok Kependidikan, (Online),


(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/03/kemendikbud-
luncurkan-merdeka-belajar-kedelapan-smk-pusat-keunggulan) diakses 04
September 2021.

www.smkn1panji-sit.sch.id. 2021. Program Keahliam, (Online),


(http://smkn1panji-sit.sch.id/program-keahlian/), diakses 04 September
2021.

www.smkn1panji-sit.sch.id.2021. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Menjadi


Ujian Kompetensi Bagi Beberapa Jurusan di SMKN 1 Panji,
(Online),(http://smkn1panji-sit.sch.id/lembaga-sertifikasi-profesi-lsp-
menjadi-ujian-kompetensi-bagi-beberapa-jurusan-di-smkn-1-panji/ )
diakses 07 Oktober 2021.

www.smkn1panji-sit.sch.id.2019. Perhotelan (PHT), (Online), (http://smkn1panji-


sit.sch.id/program-keahlian/perhotelan ) diakses 07 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai