Oleh :
ISMI LESTARI, S.Pd.
NIP : 19860406 202221 2 047
1
LEMBAR IDENTITAS GURU
4. NUPTK : 9738764665300082
5. Sertifikat Pendidik :-
6. Pangkat / Golongan : IX
7. Alamat Sekolah :
a. Nama Jalan :-
c. Kecamatan : Wonoayu
d. Kabupaten : Sidoarjo
e. Provinsi : JawaTimur
f. Telepon :-
9. Alamat Rumah :
b. Kecamatan : Wonoayu
c. Kabupaten : Sidoarjo
d. Provinsi : JawaTimur
e. Telepon : 081332685866
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Laporan : Laporan Kegiatan Pengembangan Diri Tahun 2022
Nama : ISMI LESTARI, S.Pd
NIP : 19860406 202221 2 047
Pangkat/ Golongan : IX
NUPTK : 9738764665300082
TempatTugas : SDN Sumberejo I – Wonoayu - Sidoarjo
Jabatan : Guru Kelas
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Pengembangan Diri ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Ucapan Shalawat dan
salam penghormatan semoga selalu mengalir atas Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya
kepada semua pihak baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada :
1. Pengawas Pembina yang telah memberikan tugas kepada penulis untuk mengikuti
berbagai kegiatan pengembangan diri melalui PKB (Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan) di KKG Gugus 01 Wonoayu periode 2022 yang telah penulis
laksanakan.
2. Ketua PKG Gugus 01 Kec.Wonoayu yang selalu memotivasi penulis untuk aktif
dalam kegiatan KKG.
3. Teman-teman seprofesi yang telah banyak membantu penulis melaksanakan
kegiatan pengembangan diri dan juga memberikan motivasi untuk menyelesaikan
penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan dalam segala hal. Mengingat adanya keterbatasan dalam kemampuan
penulis maka kami mengharap saran dan kritikan dari semua pihak agar nantinya dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………… i
IDENTITAS GURU…………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………… iii
KATA PENGANTAR………………………………………………… iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………… v
BAB I : PENDAHULUAN
a. LatarBelakang………………………………………… 1
b. Tujuan …………………………………………………… 1
c. Manfaat ………………………………………………… 2
LAMPIRAN
a. Foto copy Surat Tugas dari kepala sekolah
b. Foto copy Sertifikat mengikuti kegiatan PKB
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sesuai dengan Pasal 3 Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional , pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab .
Guru mempunyai tugas mendidik, mengajar, dan melatih diharapkan selalu
mengembangkan profesinya. Pengembangan diri hendak terprogram dan
berkelanjutan. Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan untuk mewujudkan
terbentuknya guru yang profesional.
Sebagai tanggung jawab atas tugas yang telah diberikan kepala sekolah kepada
penulis untuk mengikuti kegiatanpengembangandiri, dan untuk mengimbaskan hasil
yang penulis peroleh selama mengikuti kegiatan pengembangan diri tersebut. Maka
penulis pandang perlu untuk menuliskan laporan ini.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pengembangan diri ini adalah untuk meningkatkan
kompetensi profesional penulis sebagai guru, baik kompetensi paedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi managerial maupun kompetensi sosial .
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pengembangan diri ini antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik, mendorong siswa untuk lebih giat lagi dalam belajarnya.
2. Bagi guru, dapat memenuhi standart dan mengembangkan kompetensinya
sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas utamanya secara efektif sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik untuk menghadapi kehidupan dimasa
datang.
1
3. Bagi sekolah/madrasah, akan mampu memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas kepada peserta didik.
4. Bagi orang tua/masyarakat, akan memperoleh jaminan bahwa anak mereka
mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan pengalaman belajar
yang efektif.
5. Bagi pemerintah, akan memberikan jaminan kepada masyarakat tentang layanan
pendidikan yang berkualitas dan profesional.
2
BAB II
Laporan Kegiatan : Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Tahun 2022
I. BagianAwal :
a. Judul diklat yang diikuti : PKB 2022
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA “.
b. Waktu pelaksanaan diklat : 06 , 17, 20,29 dan 30 September 2022
c. Tempat penyelenggaraan diklat : Pusat Kegiatan Guru (PKG) gugus 1
Kecamatan Wonoayu
d. Lama waktu pelaksanaan diklat : 5 x pertemuan (34 jam)
5. Assesmen Pembelajaran.
3
B. Uraian Materi Diklat dan Alokasi Waktu
PKB GUGUS 01,02, DAN 03 KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO
C. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Penulis berusaha menerapkan materi yang didapat dalam proses pembelajaran
sesuai dengan materi dan mengembangkannya.
2. Penulis berusaha melakukan koordinasi bersama teman sejawat di lingkungan
KKG Gugus l
4
b. Kegiatan pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif, kreatif dan lebih mena
E. Penutup
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan umumnya sangat membantu
dalam pembinaan kinerja kepala sekolah dan guru.
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan hendaknya dilaksanakan
secara kontinu dan brkrlanjutan , untuk meningkatkan kompetensi pendidik.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyelengaraan kegiatan umumnya sangat membantu dalam melakukan
pembinaan di sekolah dan kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan untuk
mewujudkan terbentuknya guru yang professional sesuai dengan yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
B. Saran
Penulis berharap agar kiranya kegiatan semacam ini hendaknya diprogramkan
dan dilaksanakan secara kontinu agar para guru dapat meningkatkan kompetensinya
untuk mewujudkan terbentuknya guru dan professional sesuai yang diamanatkan
dalam Undang-undang Nomor 14 tentang guru dan Dosen.
6
PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI SUMBEREJO I
Alamat : Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kode Pos 61261
SURAT TUGAS
Nomor : 421.2 / 96 / 438.5.1.1.263 / 2022
MENUGASKAN
Pada :
Nama : ISMI LESTARI,S.Pd
NIP : 19860406 202221 2 047
Pangkat / Gol : IX
Jabatan : Guru Kelas SD Negeri Sumberejo 1 Kec. Wonoayu Kab.
Sidoarjo
Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Mengetahui,
7
MATERI 2
8
Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara sudah menegaskan pentingnya peserta didik
mempelajari hal-hal di luar kelas, namun sayangnya selama ini pelaksanaan hal tersebut
belum optimal.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil
pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek profil ini, peserta didik memiliki kesempatan
untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme,
kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga
peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan
tahapan belajar dan kebutuhannya.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menginspirasi peserta didik untuk
berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya. Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan
menjalankan projek akan menjadi prestasi Dalam skema kurikulum, pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila terdapat di dalam rumusan Kepmendikbudristek
No.56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran yang menyebutkan bahwa Struktur Kurikulum di jenjang PAUD serta
Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
Sementara pada Pendidikan Kesetaraan terdiri atas mata pelajaran kelompok umum serta
pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar Pancasila. Penguatan projek profil
pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta
didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
9
D. Prinsip-prinsip projek penguatan profil pelajar Pancasila
1. Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial
atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan profil pelajar Pancasila,
kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh
dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Oleh karenanya, setiap tema projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah
tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk
meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Di samping itu,
cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna
antar komponen dalam pelaksanaan projek profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan
pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.
2. Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada
pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan
peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari
sebagai bahan utama pembelajaran.
Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus
membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal
di luar lingkup satuan pendidikan. Tema-tema projek profil yang disajikan sebisa mungkin
dapat menyentuh dan menjawab persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing.
Dengan mendasarkan projek profil pada pengalaman dan pemecahan masalah nyata
yang dihadapi dalam keseharian sebagai bagian dari solusi, diharapkan peserta didik dapat
mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan
kemampuannya.
9
3. Berpusat Pada Peserta Didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik
projek profil sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor
utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak
instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang
memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas
dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta
meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4.Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi
proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstrukturmaupun bebas. Projek penguatan
profil pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan
berbagai skema formal pengaturan mata peserta didikan.
Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan
materi peserta didikan, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun
demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang
kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan
10
pelaksanaannya. Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran projek
penguatan profil pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang
sudah peserta didik dapatkan dalam peserta didikan intrakuriku
MATERI 3
1. Berpikiran Terbuka
Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya kontraproduktif
seperti tidak senang menerima masukan atau menutup wawasan terhadap berbagai bentuk
perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak akan mendukung terselenggaranya kegiatan projek
penguatan profil pelajar Pancasila yang efektif dan berdampak. Oleh karenanya, satuan
pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka
terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke
arah yang lebih baik.
3. Kolaboratif
Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan lingkar sosial
yang mendukung dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal yang
penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif. Diharapkan budaya
kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling
memberikan dukungan satu sama lain. Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan
antar berbagai elemen kunci dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan
masyarakat) sehingga pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan
berlangsung secara menyeluruh dan optimal.
Pertanyaan reflektif:
1. Apakah ketiga budaya tersebut sudah terbangun dengan baik di satuan pendidikan?
2. Bagaimana mengoptimalkan pembangunan budaya tersebut secara konsisten dan
berkelanjutan ?
11
3. Apa kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat ketiga budaya tersebut terbangun
secara optimal?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan terlaksana secara optimal apabila peserta
didik, pendidik, dan lingkungan satuan pendidikan sebagai komponen utama pembelajaran
dapat saling mengoptimalkan perannya. Peserta didik berperan sebagai subjek
pembelajaran yang diharapkan dapat terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan,
pendidik berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang diharapkan dapat membantu
peserta didik mengoptimalkan proses belajarnya, sementara lingkungan satuan pendidikan
berperan sebagai pendukung terselenggaranya kegiatan yang diharapkan dapat mensponsori
penyediaan fasilitas dan lingkungan belajar yang kondusif.
12
3. Pendidik
CDinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota
Peran ini khususnya perlu diampu oleh pendidik yang menjadi Tim Fasilitator Projek
1. Perencana projek – Melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan,
dan asesmen projek secara berkelanjutan.
2. Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang sesuai dengan
minatnya, dengan pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi
peseta didik.
3. Pendamping - Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang
relevan, dan mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan.
4. Supervisor dan konsultan – Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian
projek, memberikan saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik, dan
melakukan asemen performa peserta didik selama projek berlangsung.
5. Moderator - Memandu peserta didik dalam berbagai aktivitas diskusi.
5. Pengawas
Komite satuan pendidikanserta Didik
1. Berkoordinasi dengan satuan pendidikan, memastikan tersedianya sumber daya, sarana dan
prasarana yang cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
2. Memberikan dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan
secara berkelanjutan.
3. Memastikan hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik dalam pelaksanaan projek
profil.
4. Memastikan keterlibatan dan sinergi antarpemangku kepentingan berjalan dengan baik
untuk mendukung projek profil.
5. Mengawasi apakah projek profil sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengawas
C. Mendorong Penguatan Kapasitas Pendidik dalam Pelaksanaan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Satuan pendidikan tidak diwajibkan melakukan seluruh penguatan kapasitas yang
tertera pada halaman ini. Dalam proses belajarnya, satuan pendidikan dapat menyesuaikan
topik penguatan dengan kebutuhan dan kesiapan untuk memberdayakan diri secara bertahap
dan berkesinambungan. Sangatlah penting bagi pendidik yang terlibat dalam kegiatan projek
profil untuk memiliki pemahaman yang optimal mengenai projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Untuk itu, satuan pendidikan dapat memberikan pengembangan kapasitas untuk
memperkuat kemampuan pendidik dalam melaksanakan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Pengembangan kapasitas dapat dilaksanakan secara mandiri oleh satuan pendidikan
atau bekerja sama dengan mitra pendidikan untuk memberikan penguatan kapasitas secara
13
luring ataupun daring. Pengembangan kapasitas dapat dibuat secara berseri dan sebaiknya
dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan belajar pendidik.
Pengembangan kapasitas dapat dilakukan melalui pelatihan, berbagi praktik baik di lingkaran
komunitas belajar, diskusi bedah pustaka, dan lain sebagainya.
14
Fasilitator Projek Profil
1. Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat memberikan
stimulan atau tantangan yang beragam (berdiferensiasi), sesuai dengan gaya belajar, daya
imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan terhadap tema
projek profil.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam perencanaan dan
pengembangan projek profil, dengan menyesuaikan kesiapan peserta didik dalam tingkat
keterlibatan.
3. Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau topik pembelajaran yang
kontekstual dengan tema projek profil sesuai dengan minat masing-masing peserta didik.
4. Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait projek profil (orang tua, mitra, lingkungan
satuan pendidikan, dll. ) dalam mencapai tujuan pembelajaran dari setiap tema projek profil.
5. Melakukan penilaian yang mengacu pada prinsip asesmen yang sudah ditentukan dalam
memonitor perkembangan profil pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.
6. Menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik secara proporsional.
7. Mengajarkan keterampilan proses inkuiri peserta didik dan mendampingi peserta didik
untuk mencari referensi sumber pembelajaran yang dibutuhkan, seperti buku, artikel, tulisan
pada surat kabar/majalah, praktisi atau ahli bidang tertentu,dan sumber belajar lainnya.
8. Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti.
• Menyiapkan surat pengantar yang dibutuhkan untuk menghubungi sumber
pembelajaran
• Mencari kontak dan menghubungi narasumber
9. Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan serta kritik, mulai dari awal hingga
akhir pelaksanaan projek profil.
10. Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan menyelenggarakan setiap tahapan
kegiatan projek profil yang menjadi ruang lingkup belajar peserta didik.
11. Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan, dan
mempresentasikan projek profil mereka.
12. Mengelola beban kerja mengajar dengan seimbang antara intrakurikuler dan projek profil.
15
Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek profil yang
diimplementasikan di satuan pendidikan. Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat
empat tema untuk jenjang PAUD dan delapan tema untuk SD-SMK dan sederajat yang
dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035,
Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan.
Tema Projek Profil PAUD
Pada jenjang PAUD, projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk
pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak dini.
Penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari
besar nasional, dan internasional. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan
enam karakter profil pelajar Pancasila pada fase fondasi. Untuk pelaksanaan kegiatan di
PAUD, pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat dikerucutkan menjadi topik
oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. 4
tema di PAUD disusun berdasarkan prioritas nasioanl yang juga menjadi tema di Pendidikan
Dasar dan Menengah namun disesuaikan dengan konteks PAUD. Tema-tema utama projek
penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan PAUD adalah sebagai
berikut:
Aku Sayang Bumi
"Gaya Hidup
Berkelanjutan"
Tema ini bertujuan untuk mengenalkan peserta didik pada isu lingkungan, eksplorasi dalam
mencari solusi kreatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik, serta memupuk kepedulian
terhadap alam sebagai perwujudan rasa sayang terhadap ciptaan Tuhan YME.
Contoh kontekstualisasi tema:
• Eksplorasi penyebab banjir di sekitar, membuat dan menghias tempat sampah dari barang
bekas
• Membuat karya seni dari bahan alam
Aku Cinta
Indonesia
"Kearifan Lokal"
Tema ini bertujuan agar peserta didik mengenal identitas dan karakteristik negara,
keberagaman budaya dan ciri khas lainnya tentang Indonesia sehingga mereka memahami
identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga menjadi anak Indonesia.
Contoh kontekstualisasi tema:
• Eksplorasi budaya nusantara dengan kunjungan ke museum budaya setempat
Contoh kontekstualisasi tema:
• Membuat “minggu bertukar bekal” di mana peserta didik membawa
bekal, menceritakan, dan menghargai makanan yang biasa dimakan
di rumah masing-masing.
Imajinasi dan
Kreativitasku
"Rekayasa dan Teknologi"
Tema ini bertujuan mengajak peserta didik belajar mengenali dunianya melalui imajinasi,
eksplorasi, dan eksperimen. Pada tema Imajinasi dan Kreativitasku, peserta didik distimulasi
dengan serangkaian kegiatan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya
pengalamannya dan menguatkan kreativitasnya.
Contoh kontekstualisasi tema: • Eksplorasi cara membuat kendaraan bersayap lalu bermain
peran tentang terbang dengan kendaraan tersebut
Tema Projek Profil SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat
16
Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan
pendidikan adalah sebagai berikut.
Gaya Hidup
Berkelanjutan
Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang,
terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga
membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari
potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan
kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs,SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
• Jakarta: situasi banjir
• Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
• Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah organik
Kearifan Lokal Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
perkembangannya. Peserta didik
Contoh kontekstualisasi tema:
• Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
• Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
• SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa Bhinneka Tunggal Ika
Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar
membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara
kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya
konflik dan kekerasan. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA,SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi
pemecahannya (contoh: kisah Bu Mondang di halaman …).
Bangunlah Jiwa dan Raganya
Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan
mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan
(bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah
yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba,
pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/
MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Menentukan Dimensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan Kesetaraan
a. Program Pemberdayaan
Dalam mengembangkan alur pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila pada
Program Pemberdayaan, satuan pendidikan perlu melakukan hal-hal berikut:
1. Menetapkan jumlah Jam Pelajaran (SKK) untuk projek pemberdayaan yang dipilih
per fase dengan memperhatikan cakupan elemen pada Capaian Pembelajaran (CP)
Pemberdayaan yang sudah ditetapkan.
2. Melakukan analisis capaian pembelajaran perfase, kemudian memilih tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila dan menentukan topik yang dinilai relevan.
17
3. Memilih dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila yang akan
diinternalisasikan dalam pembelajaran projek Program Pemberdayaan perfase.
4. Menyusun alur aktivitas pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila
sesuai dengan panduan.
b. Program Keterampilan
Dalam mengembangkan alur pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila
Program Keterampilan, satuan pendidikan perlumelakukan hal-hal berikut:
1. Menentukan jenis keterampilan yang dipilih menjadi bagian dari Struktur Kurikulum
Merdeka Pendidikan Kesetaraan,sesuai hasil analisis konteks yang sudah dilakukan. Jika
keterampilan yang dipilih belum memiliki Capaian Pembelajaran (CP) maka Satuan
Pendidikan wajib menyusunnya terlebih dahulu.
2. Menetapkan jumlah Jam Pelajaran (SKK) untuk projek jenis keterampilan yang dipilih
perfase dengan memperhatikan cakupan elemen pada Capaian Pembelajaran program
keterampilan yang sudah ditetapkan.
3. Melakukan analisis Capaian Pembelajaran perfase, kemudian memilih tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila dan menentukan topik yang dinilai relevan.
4. Memilih dimensi, elemen dan subelemen profil pelajar Pancasila yang akan
diinternalisasikan dalam pembelajaran projek Program keterampilan per fase.
5. Menyusun alur aktivitas pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila sesuai
dengan panduan.
18
MATERI 7
19
2. Apa fokus utama yang dipelajari ?
Tujuan
Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di Capaian Pembelajaran
Akhir Fase ?
KARAKTERISTIK :
20
Apa karakter serta elemen dari mata pelajaran ini ?
Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun
menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan
tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa alternatif:
Alternatif 1
Alternatif 1
21
umuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP
Tujuan Pembelajaran dirumuskan dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi pada
CP
22
Mengelompokkan hasil identifikasi ruang lingkup berbeda
Kalimat TP :
1. Mengidentifikasi wujud zat yang ada disekitarnya
2. Menganalisis karakteristik wujud zat berdasarkan hasil pengamatan
3. Menceritakan konsep perubahan wujud zat berdasarkan hasil percobaan
Pendidik diharapkan untuk tidak fokus pada satu teori saja, melainkan dapat
menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran,
selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta
23
konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, serta konteks lingkungan
pembelajaran.
Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem kognitif, sistem
metakognitif, dan sistem diri (self-system).
Tingkat 2: pemahaman
Pemahaman yang dimaksud melibatkan dua proses yang saling berkaitan yaitu
integrasikan dan simbolisasi.
Tingkat 3: analisis
(1) mencocokan,
(2) mengklasifikasikan,
(4) menyamaratakan
(5) menspesifikasikan.
24
Ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan:
(3) percobaan,
(4) penyelidikan.
Tingkat 5: metakognisi
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari
semua jenis pemikiran lainnya.
Menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas.
25
CONTOH PENYUSUNAN TUJUAN PEMBELAJARAN
26
MATERI 5
A. Latar Belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA)merupakan dokumen yang berisip
prinsip,strategi,dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran yang
dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan
pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan
pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana
asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian
asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung.Oleh karena
itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan
kompetensi peserta didik.
Pemerintah telah menetapkan Capaian Pembelajaran yang menjadi rujukan utama
dalam pengembangan rancangan pembelajaran, khususnya untuk kegiatan intrakurikuler1.
Panduan ini memfasilitasi proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran mengembangkan
alur tujuan pembelajaran, modul ajar, serta asesmen pada awal pembelajaran dan
pembelajaran terdiferensiasi.Dokumen ini juga memuat perencanaan serta pelaksanaan
asesmen yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil
penilaian atau asesmen. PPAdifokuskan untuk pembelajaran dan asesmen
intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila
disampaikan kepada peserta didik.
B. Sasaran Pengguna
■ Untuk pendidik, panduan pembelajaran dan asesmen digunakan sebagai panduan dalam
pembelajaran
■ Untuk kepala sekolah, panduan ini dapat menjadi acuan atas fungsi kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader). Sebagai pemimpin pembelajaran,
kepala sekolah menginspirasi para pendidik untuk berkolaborasi dan berinovasi untuk
menciptakan perubahan yang dimulai dari dalam kelas.
■ Pengawas diharapkan berperan untuk
mendampingi kepala sekolah. Pengawas bersama kepala sekolah mendiskusikan dan
merefleksikan proses pembelajaran (bukan hanya terfokus pada administrasi), serta
memberikan inspirasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran dan asesmen dari sekolah lain.
pengawas juga dapat melakukan pendampingan kepada kepala sekolah dan pendidik yang
memerlukan konsultasi dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam
pembelajaran.
27
panduan ini bisa berguna untuk bahan diskusi, memantik berbagai ide dalam
pembelajaran, dll.
Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek yang seharusnya diukur dan
bersifat holistik.
Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada
awal pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran
digunakan mendukung pembelajaran terdiferensiasi .
28
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
4
Peserta didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan yang mereka butuhkan.
sementara,asesmen formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk
perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan. Apabila peserta didik
dirasa telah mencapai tujuan pembelajaran, maka pendidik dapat meneruskan pada tujuan
pembelajaran berikutnya. Namun, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik perlu
melakukan penguatan terlebih dahulu. Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan asesmen
sumatif untuk memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran.
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus seperti gambar di atas.
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun
dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh
karena itu, proses pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk
membantu keberhasilan peserta didik di dalam kelas.
Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis.
Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik,
Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip
pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif,berpikir
kritis, dan inovatif.
29
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik,dan
orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya;
• Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang
pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik.
• Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan
memberikan umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan
kedepannya.
• Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir
bertumbuh.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri,
penilaian antar teman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi tentang
kemampuan mereka,serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil
asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan
kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang
membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan yang ada di
CP, namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai
tujuan pembelajaran;
Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses
pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
• Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga
mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria
yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen.
• Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran
laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai,serta
strategi tindak lanjut;
• Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi
yang paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan
tindak lanjutnya bersamasama beserta orang tua.
Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, menganalisis, dan melakukan
refleksi hasil asesmen.
• Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal
yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang3
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang
ditargetkan.
30
Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran seharihari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang
dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase.
Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran Pendidik dapat
(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau perencanaan
pembelajaran,
(2)mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan
contoh-contoh yang disediakan pemerintah,
(3) menggunakan contoh yang disediakan.Pendidik menentukan pilihan tersebut berdasarkan
kemampuan masing-masing.
Dalam Platform Merdeka Mengajar, pemerintah menyediakan contoh-contoh alur
tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai
RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap pendidik perlu menggunakan alur tujuan
pembelajaran dan rencana pembelajaran untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi
mereka tidak harus mengembangkannya sendiri.
Proses perancangan kegiatan pembelajaran dalam panduan ini dibuat dengan asumsi
bahwa pendidik akan mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran
secara mandiri, tidak menggunakan contoh yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu,
apabila pendidik menggunakan contoh, proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh
pendidik.
A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan
dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu
yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah
membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam
perencanaan pembelajaran:
■ Pembelajaran yang fleksibel.
Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode (misalnya, ketika
pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk
mempelajari suatu konsep.
Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah
dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.
■ Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.
Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas
menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan
peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang
umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya.
■ Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif.
Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai
mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu
berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas
VIII akan berakhir disuatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat
merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya
Fondasi PAUD
A Kelas I-II SD/MI
31
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK
Kelas XI-XII SMK Program 3 tahun
Kelas XI-XII SMK program 4 tahun
Beberapa contoh pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk memandu guru dalam
memahami CP,antara lain:
• Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di capaian
pembelajaran akhir fase?
• Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
• Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
• Apakah capaian yang ditargetkan sudah
biasa saya ajarkan?
Selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga
dapat memantik ide-ide pengembangan rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa
pertanyaan yang dapat digunakan untuk memantik ide:
• Bagaimana capaian dalam fase ini akandicapai anak didik?
• Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam?
• Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik?
32
MATERI 6
33
modul projek profil secara mandiri: Melakukan penyusunan modul projek profil dari tahap
pemilihan tema dan tujuan hingga pengembangan aktivitas dan asesmen secara mandiri.
Metode perancangan kegiatan belajar yang membantu pendidik menarik mundur ide dari
mulai penentuan tujuan kepada perancangan asesmen lalu kemudian pengembangan aktivitas.
(Metode ini dikembangkan oleh Wiggins, G. & McTighe, J.)
*Menentukan tujuan
Apa kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik?
*Merancang asesmen
Bagaimana pendidikdapat mengetahui dan mengukur ketercapaian tujuan tersebut?
*Mengembangkan aktivitas
Apa aktivitas belajar yang dapat dilakukan untuk mencapainya?
Menentukan Tujuan Pembelajaran Tujuan
Pendidik dapat menentukan elemen dan sub elemen serta capaian fase yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
Strategi
Pendidik menentukan elemen dan sub elemen serta capaian fase peserta didik yang akan
dijadikan sebagai tujuan pembelajaran berdasarkan pada hasil asesmen diagnostik.
34
1. Pemetaan Sub-Elemen Profil Pelajar Pancasila
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Akhlak beragama Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa
Pemahaman agama/ kepercayaan Pelaksanaan ritual ibadah Akhlak pribadi Integritas
Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual
Akhlak kepada manusia Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai
perbedaan
Berempati kepada orang lain
Akhlak kepada alam Memahami keterhubungan ekosistem Bumi
Menjaga lingkungan alam sekitar
Akhlak bernegara Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia
Berkebinekaan global Mengenal dan menghargai budaya
Mendalami budaya dan identitas budaya
Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta praktiknya
Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya
Komunikasi dan interaksi antar budaya
Berkomunikasi antar budaya
Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif
Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan
Menghilangkan stereotip dan prasangka
Menyelaraskan perbedaan budaya
Berkeadilan sosial Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan
Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama
Memahami peran individu dalam demokrasi
Bergotong-royong Kolaborasi Kerja sama
Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama
Saling-ketergantungan positif
Koordinasi sosial
Kepedulian Tanggap terhadap lingkungan sosial
Persepsi sosial
Berbagi
Mandiri Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi
Mengembangkan refleksi diri
35
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
36
MATERI 1
37
38
39
40
41
42
43
MATERI 4
1. Capaian Pembelajaran di SD
ELEMEN 2: AKIDAH
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mengenal Peserta didik memahami Peserta didik dapat mengenal
rukun iman kepada Allah sifat-sifat bagi Allah, Allah melalui asmaulhusna,
melalui nama- beberapa asmaulhusna, memahami keniscayaan
namanya yang agung mengenal kitab-kitab peritiwa hari akhir, qadāʾ dan
(asmaulhusna) dan Allah, para nabi dan rasul qadr.
mengenal para malaikat Allah yang wajib
dan tugas yang diimani.
diembannya.
ELEMEN 3: AKHLAK
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik terbiasa Pada elemen akhlak, Peserta didik mengenal dialog
mempraktikkan nilai-nilai peserta didik antar agama dan kepercayaan
baikdalam kehidupan menghormati dan dan menyadari peluang dan
sehari-hari dalam berbakti kepada orang tua tantangan yang bisa muncul
ungkapan-ungkapan dan guru, dan dari keragaman di Indonesia.
positif baik untuk dirinya menyampaikan Peserta didik memahami arti
44
maupun sesama manusia, ungkapan- ungkapan ideologi secara sederhana dan
terutama orang tua dan positif (kalimah pandangan hidup dan
guru. Peserta didik juga ṫayyibah) dalam memahami pentingnya
memahami pentingnya keseharian. Peserta didik menjaga kesatuan atas
tradisi memberi dalam memahami arti keberagaman. Peserta didik
ajaran agama Islam. keragaman sebagai juga memahami pentingnya
Mereka mulai mengenal sebuah ketentuan dari introspeksi diri untuk menjadi
norma yang ada di Allah SWT. pribadi yang lebih baik setiap
lingkungan sekitarnya. (sunnatullāh). Peserta harinya. Peserta didik
Peserta didik juga terbiasa didik mengenal norma memahami pentingnya
percaya diri yang ada di lingkungan pendapat yang logis,
mengungkapkan pendapat sekitarnya dan menerima perbedaan
pribadinya dan belajar lingkungan yang lebih pendapat, dan menemukan
menghargai pendapat yang luas, percaya diri titik kesamaan (kalimah
berbeda. Peserta didik mengungkapkan sawāʾ) untuk mewujudkan
juga terbiasa pendapat pribadi, persatuan dan kerukunan.
melaksanakan tugas memahami pentingnya Peserta didik memahami
kelompok serta musyawarah untuk peran manusia sebagai
memahami pentingnya mencapai kesepakatan khalifah Allah di bumi untuk
mengenali kekurangan diri dan pentingnya menebarkan kasih sayang dan
dan kelebihan temannya persatuan. tidak membuat kerusakan di
demi terwujudnya suasana muka bumi.
saling mendukung satu
sama lain.
ELEMEN 4; FIQIH
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mampu Pada elemen fikih, Pada elemen fikih, peserta
mengenal rukun Islam dan peserta didik dapat didik mampu memahami
kalimah syahadatain, melaksanakan puasa, zakat, infak, sedekah dan
menerapkan tata cara salat jumat dan salat hadiah, memahami ketentuan
bersuci, salat fardu, azan, sunah dengan baik, haji, halal dan haram serta
ikamah, zikir dan berdoa memahami konsep balig mempraktikkan puasa sunnah.
setelah salat. dan tanggung jawab yang
menyertainya (taklīf).
45
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
ELEMEN 1: PANCASILA
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
mengenal dan memahami dan memahami dan menyajikan
menceritakan simbol dan menjelaskan makna sila- hubungan antarsila dalam
sila-sila Pancasila dalam sila Pancasila serta Pancasila sebagai suatu
lambang negara Garuda menceritakan contoh kesatuan yang utuh. Peserta
Pancasila. Peserta didik penerapan sila Pancasila didik mampu
mampu mengidentifikasi dalam kehidupan sehari- mengidentifikasi dan
dan menjelaskan hari sesuai dengan menyajikan makna nilai-
hubungan antara simbol perkembangan dan nilai Pancasila sebagai
dan sila dalam lambang konteks peserta didik. pandangan hidup berbangsa
negara Garuda Pancasila. Peserta didik mampu dan bernegara. Peserta didik
Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai mampu menerapkan nilai-
menerapkan nilai- nilai Pancasila di lingkungan nilai Pancasila di
Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan keluarga,
keluarga dan sekolah masyarakat. sekolah, dan masyarakat.
46
menaatinya dalam
kehidupan sehari-hari di
keluarga dan di sekolah.
47
sekolah. terikat persatuan dan
kesatuan.
Instansi/Sekolah : ......................................................................
Nama : ......................................................................
NIP : ......................................................................
Mata Pelajaran : ......................................................................
Fase : ......................................................................
Kelas : ......................................................................
TUJUAN : Peserta dapat menyusun Tujuan Pembelajaran mulai dari membedah Capaian
Pembelajaran dan merumuskan Tujuan Pembelajaran.
TUGAS : Susunlah Tujuan Pembelajaran dengan cara menentukan Kompetensi dan Konten
yang terdapat dalam Capaian Pembelajaran dan rumuskan Tujuan Pembelajaran
yang benar !
Capaian Pembelajaran
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila sesuai tujuan
pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat, dan keadilan adalah nilai-
nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai
norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi nama Pancasila, sehingga menjadi
landasan filosofis bagi pengembangan seluruh aturan di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia, nilai-
nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap sikap dan perbuatan segenap warga
negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan perbuatan tersebut akan dapat
mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil makmur sebagaimana citacita
kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal cita-cita bangsa tersebut masih jauh
dari terwujud walaupun negara Indonesia telah menempuh perjalanan lebih dari tiga
48
perempat abad. Masih banyak tantangan yang harus diatasi baik dalam kehidupan
bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga negara perlu
diarahkan menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen),
sehingga dapat memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki kepribadian
Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air. Dengan
demikian, warga negara Indonesia dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara, juga turut aktif membentengi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia
dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang akan merusak
ketahanan bangsa dan negara Indonesia.
Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila yang
ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila berisi
elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa perlu
dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila yang di dalamnya terkandun penumbuhkembangan karakter,
literasi & numerasi, dan kecakapan abad 21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
perubahan zaman. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila akan menghasilkan
warganegara yang mampu berpikir global (think globally) dengan cara-cara bertindak
lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dan identitas bangsa.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis dalam
upaya menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai dengan Pancasila kepada
setiap warga negara, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai bintang penuntun
untuk mencapai Indonesia emas.
49
1. Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan Pendidikan kewarganegaraan
dengan untuk mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab dalam rangka membangun peradaban bangsa Indonesia;
2. Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan, dan
keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika;
4. Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk menjadi
warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang
menekankan harmonisasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
5. Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk menjadi
pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur,
cerdas, dan bertanggung jawab.
50
hak asasi manusia. Mempraktikkan sistem
musyawarah dari lingkup kelas, sekolah, dan
keluarga. Menyadari dan menjadikan musyawarah
sebagai pilihan penting dalam mengambil
keputusan, menjaga persatuan, dan kehidupan yang
demokratis. Peserta didik dapat menganalisis
konstitusi, hubungan antarregulasi yang berlaku
sehingga segala peraturan perundang-undangan
dapat diterapkan secara kontekstual dan aktual.
51
kancah global.
Bhineka Tunggal Ika Peserta didik mampu menyebutkan identitas dirinya sesuai
dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobi;
menyebutkan identitas diri (fisik dan non fisik) keluarga
dan teman-temannya di lingkungan rumah dan di sekolah;
menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik
(contoh: warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik
(contoh: miskin, kaya, dll) di lingkungan rumah dan
sekolah.
52
kerja sama dalam keberagaman di lingkungan keluarga
dan sekolah; mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga
dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah
NKRI; menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga
lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di lingkungan
keluarga dan sekolah.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas III, Kelas III, dan Kelas IV) Pada
fase ini, Peserta didik mampu:
a. memahami dan menyebutkan makna sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh
penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
perkembangan dan konteks peserta didik; menerapkan nilai-nilai Pancasila di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
b. mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat
tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan guru;
mengidentifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga
sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai
warga sekolah.
c. menyebutkan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, minat,
dan perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas diri (fisik dan non-fisik)
orang di lingkungan sekitarnya; menghargai perbedaan karakteristik baik fisik
(contoh: warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh: miskin, kaya,
dll) orang di lingkungan sekitar serta menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial
budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
d. Mengenal berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial budaya di
lingkungan sekitar; memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan
kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI serta
menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa,
sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.
Fase B Berdasarkan Elemen
53
Bhineka Tunggal Ika Peserta didik mampu menyebutkan identitas diri, keluarga,
dan teman-temannya sesuai budaya, minat, dan
perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas diri
(fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya;
menghargai perbedaan karakteristik baik fisik (contoh:
warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh:
miskin, kaya, dll) orang di lingkungan sekitar serta
menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial budaya, dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas V dan Kelas VI) Pada Fase ini,
peserta didik mampu:
a. memahami hubungan antarsila dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh;
memahami makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan
bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
b. mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi bentukbentuk sederhana
norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota
keluarga, warga sekolah dan bagian dari masyarakat; mengidentifikasi dan
menyajikan hasil identifikasi pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban
sebagai anggota keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak
sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat;
melaksanakan praktik musyawarah untuk membuat kesepakatan dan aturan
bersama serta mematuhinya dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
c. mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi menghormati, menjaga, dan
melestarikan keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di
lingkungan sekitarnya.
d. mengenal wilayahnya dalam konteks kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; membangun kebersamaan, persatuan,
dan berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar.
Fase C Berdasarkan Elemen
54
di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
55
LAMPIRAN -LAMPIRAN
56
57
58
59
60