Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Tahun 2022

Oleh :
ISMI LESTARI, S.Pd.
NIP : 19860406 202221 2 047

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD NEGERI SUMBEREJO I WONOAYU
Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Sidoarjo

1
LEMBAR IDENTITAS GURU

1. Nama Sekolah : SDN SUMBEREJO 1

2. Nama Guru : ISMI LESTARI,S.Pd

3. NIP : 9860406 202221 2 047

4. NUPTK : 9738764665300082

5. Sertifikat Pendidik :-

6. Pangkat / Golongan : IX

7. Alamat Sekolah :

a. Nama Jalan :-

b. Desa : Ds. Sumberejo

c. Kecamatan : Wonoayu

d. Kabupaten : Sidoarjo

e. Provinsi : JawaTimur

f. Telepon :-

8. Tugas Mengajar : Guru Kelas

9. Alamat Rumah :

a. Desa : Wonokalang RT. 005 RW. 003

b. Kecamatan : Wonoayu

c. Kabupaten : Sidoarjo

d. Provinsi : JawaTimur

e. Telepon : 081332685866

i
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Laporan : Laporan Kegiatan Pengembangan Diri Tahun 2022
Nama : ISMI LESTARI, S.Pd
NIP : 19860406 202221 2 047
Pangkat/ Golongan : IX
NUPTK : 9738764665300082
TempatTugas : SDN Sumberejo I – Wonoayu - Sidoarjo
Jabatan : Guru Kelas

Pengembangan Diri yang dilaporkan:

 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Tahun 2022


Membenarkan bahwa semua isi dalam Laporan Kegiatan Pengembangan Diri yang
dilakukan dan hasil tulisan asli yang bersangkutan.

Sidoarjo, 30 September 2022


Mengetahui,
Pengawas Pembina Penulis

SITI AISIYAH, S.Pd.SD ISMI LESTARI, S.Pd


NIP: 19760822 200604 2 017 NIP:19860406 202221 2 047

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Pengembangan Diri ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Ucapan Shalawat dan
salam penghormatan semoga selalu mengalir atas Nabi Besar Muhammad SAW.

Penulisan ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya
kepada semua pihak baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada :

1. Pengawas Pembina yang telah memberikan tugas kepada penulis untuk mengikuti
berbagai kegiatan pengembangan diri melalui PKB (Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan) di KKG Gugus 01 Wonoayu periode 2022 yang telah penulis
laksanakan.
2. Ketua PKG Gugus 01 Kec.Wonoayu yang selalu memotivasi penulis untuk aktif
dalam kegiatan KKG.
3. Teman-teman seprofesi yang telah banyak membantu penulis melaksanakan
kegiatan pengembangan diri dan juga memberikan motivasi untuk menyelesaikan
penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan dalam segala hal. Mengingat adanya keterbatasan dalam kemampuan
penulis maka kami mengharap saran dan kritikan dari semua pihak agar nantinya dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Sidoarjo, 30 September 2022

Penulis

ISMI LESTARI, S.Pd

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………… i
IDENTITAS GURU…………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………… iii
KATA PENGANTAR………………………………………………… iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………… v
BAB I : PENDAHULUAN
a. LatarBelakang………………………………………… 1
b. Tujuan …………………………………………………… 1
c. Manfaat ………………………………………………… 2

BAB II LAPORAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

1. Laporan kegiatan Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


…………………………………………………………….......... 3

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan ……………………………………………… 6
b. Saran …………………… ………………………………. 6

LAMPIRAN
a. Foto copy Surat Tugas dari kepala sekolah
b. Foto copy Sertifikat mengikuti kegiatan PKB

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Sesuai dengan Pasal 3 Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional , pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab .
Guru mempunyai tugas mendidik, mengajar, dan melatih diharapkan selalu
mengembangkan profesinya. Pengembangan diri hendak terprogram dan
berkelanjutan. Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan untuk mewujudkan
terbentuknya guru yang profesional.

Sebagai tanggung jawab atas tugas yang telah diberikan kepala sekolah kepada
penulis untuk mengikuti kegiatanpengembangandiri, dan untuk mengimbaskan hasil
yang penulis peroleh selama mengikuti kegiatan pengembangan diri tersebut. Maka
penulis pandang perlu untuk menuliskan laporan ini.

B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pengembangan diri ini adalah untuk meningkatkan
kompetensi profesional penulis sebagai guru, baik kompetensi paedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi managerial maupun kompetensi sosial .

C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pengembangan diri ini antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik, mendorong siswa untuk lebih giat lagi dalam belajarnya.
2. Bagi guru, dapat memenuhi standart dan mengembangkan kompetensinya
sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas utamanya secara efektif sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik untuk menghadapi kehidupan dimasa
datang.

1
3. Bagi sekolah/madrasah, akan mampu memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas kepada peserta didik.
4. Bagi orang tua/masyarakat, akan memperoleh jaminan bahwa anak mereka
mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan pengalaman belajar
yang efektif.
5. Bagi pemerintah, akan memberikan jaminan kepada masyarakat tentang layanan
pendidikan yang berkualitas dan profesional.

2
BAB II
Laporan Kegiatan : Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Tahun 2022
I. BagianAwal :
a. Judul diklat yang diikuti : PKB 2022
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA “.
b. Waktu pelaksanaan diklat : 06 , 17, 20,29 dan 30 September 2022
c. Tempat penyelenggaraan diklat : Pusat Kegiatan Guru (PKG) gugus 1
Kecamatan Wonoayu
d. Lama waktu pelaksanaan diklat : 5 x pertemuan (34 jam)

e.Tujuan umum diklat :

Mengadakan pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi kebijakan Dinas


Pendidikan Kab.Sidoarjo, Struktur Kurikulum,Pemanfaatan Platform Merdeka Belajar, Bedah
CP ( Capaian Pembelajaran ), PenyusunanTujuan Pembelajaran, Assesmen Pembelajaran,
Pembuatan Modul Ajar, Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

e. Surat tugas : Pengawas pembina


f. Penyelenggara : KKG Gugus 01 kec. Wonoayu

II. Bagian Isi Laporan

A. UraianTujuan Khusus Diklat


Tujuan khusus dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) tahun
2022 Gugus 01 Kecamatan Wonoayu adalah memahami materi yaitu :
1. Kebijakan Dinas Pendidikan Kab.Sidoarjo.
2. Struktur Kurikulum Merdeka.

3. Pemanfaatan Platform Merdeka Belajar.

4. Bedah CP ( Capaian Pembelajaran ), PenyusunanTujuan Pembelajaran.

5. Assesmen Pembelajaran.

6. Pembuatan Modul Ajar.

7. Presentasi Penguatan IKM

3
B. Uraian Materi Diklat dan Alokasi Waktu
PKB GUGUS 01,02, DAN 03 KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

N Hari/tanggal Materi Alokasi Penyaji


o waktu

1 06-09-2022 Kebijakan Dinas Pendidikan 2 jam DR.Tirto Adi,M.Pd


Kab.Sidoarjo

2 06-09-2022 Kepegawaian 2 jam Slamet Riyadin, S. STP, M.HP

3 06-09-2022 Struktur Kurikulum Merdeka 6 jam Samsul Hidayat,S.Pd.M.Si.


Pemanfaatan Platform Merdeka Belajar

4. 17-09-2022 Bedah CP ( Capaian Pembelajaran ) 4 jam Dra.Lilik Masroechah,M.Pd.


PenyusunanTujuan,
Pembelajaran,dan Alur Pembelajaran
5 20-09-2022 Assesmen Pembelajaran 4 jam Ali Akbar,S.Pd.( Guru
Penggerak)
6 20-09-2022 Pembuatan Modul Ajar 4 jam Edi Rahmawan,S.Pd.( Guru
Penggerak)
7 20-09-2022 Projek Penguatan Profil Pelajar 4 jam Edi Rahmawan,S.Pd.( Guru
Pancasila ( P5) Penggerak)
8 29-09-2022 Menjadi Guru Terbaik di Masa 4 jam Dra.Lilik Masroechah,M.Pd.
Keemasan Murid
9 30-09-2022 Presentasi Penguatan IKM 2 jam Harum Awaludin,S.Pd.

Jumlah jam 32 jam

C. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Penulis berusaha menerapkan materi yang didapat dalam proses pembelajaran
sesuai dengan materi dan mengembangkannya.
2. Penulis berusaha melakukan koordinasi bersama teman sejawat di lingkungan
KKG Gugus l

D. Dampak Setelah Mengikuti Kegiatan


Setelah penulis mencoba menerapkan hasil kegiatan ini dampaknya adalah
sebagai berikut :
a. Kami sebagai guru mengetahui dan memahami bagaimana menjadi guru
yang professional sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

4
b. Kegiatan pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif, kreatif dan lebih mena

E. Penutup
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan umumnya sangat membantu
dalam pembinaan kinerja kepala sekolah dan guru.
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan hendaknya dilaksanakan
secara kontinu dan brkrlanjutan , untuk meningkatkan kompetensi pendidik.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyelengaraan kegiatan umumnya sangat membantu dalam melakukan
pembinaan di sekolah dan kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan untuk
mewujudkan terbentuknya guru yang professional sesuai dengan yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

B. Saran
Penulis berharap agar kiranya kegiatan semacam ini hendaknya diprogramkan
dan dilaksanakan secara kontinu agar para guru dapat meningkatkan kompetensinya
untuk mewujudkan terbentuknya guru dan professional sesuai yang diamanatkan
dalam Undang-undang Nomor 14 tentang guru dan Dosen.

6
PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI SUMBEREJO I
Alamat : Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kode Pos 61261

SURAT TUGAS
Nomor : 421.2 / 96 / 438.5.1.1.263 / 2022

Sehubung dengan Undangan KKG Gugus 01 tanggal 6 September 2022 Nomor :


006/09/PKB 01 / IX / 2022 perihal Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tahun 2022,
maka dengan ini Kepala SD Negeri Sumberejo I Kec. Wonoayu :

MENUGASKAN

Pada :
Nama : ISMI LESTARI,S.Pd
NIP : 19860406 202221 2 047
Pangkat / Gol : IX
Jabatan : Guru Kelas SD Negeri Sumberejo 1 Kec. Wonoayu Kab.
Sidoarjo

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Sumberejo , 06 September 2022

Mengetahui,

KEPALA SEKOLAH GURU KELAS


SDN SUMBEREJO 1

SITI AISIYAH, S.Pd. SD ISMI LESTARI, S.Pd


NIP. 19760822 200604 2 017 NIP. 19860406 202221 2 047

7
MATERI 2

Hari : Selasa , 06 September 2022

Pemateri : MOH.SAMSUL HIDAYAT,S.Pd.M.Si.

Materi : STRUKTUR KURIKULUM MERDEKA

“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter,


dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.”
Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik
dengan profil (kompetensi) seperti apayang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan
Indonesia.
Dalam konteks tersebut, profil pelajar Pancasila memiliki rumusan kompetensi yang
melengkapi fokus di dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan
pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Kompetensi profil pelajar Pancasila memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati
diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan
konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang sedang menghadapi
masa revolusi industri 4.0.
Pelajar Indonesia diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang
demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh karenanya,
Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, Pelajar
Indonesia juga diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang
demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh karenanya,
Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus
pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa
Indonesia sekaligus warga dunia. Visi Pendidikan Indonesia Mewujudkan Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
Profil pelajar Pancasila
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai nilai Pancasila”

Perlunya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Sejak beberapa dekade terakhir, pendidik dan praktisi pendidikan di seluruh dunia
mulai menyadari bahwa mempelajari hal-hal di luar kelas dapat membantu peserta didik
memahami bahwa belajar di satuan pendidikan memiliki hubungan dengan kehidupan
seharisehari.

8
Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara sudah menegaskan pentingnya peserta didik
mempelajari hal-hal di luar kelas, namun sayangnya selama ini pelaksanaan hal tersebut
belum optimal.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil
pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek profil ini, peserta didik memiliki kesempatan
untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme,
kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga
peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan
tahapan belajar dan kebutuhannya.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menginspirasi peserta didik untuk
berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya. Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan
menjalankan projek akan menjadi prestasi Dalam skema kurikulum, pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila terdapat di dalam rumusan Kepmendikbudristek
No.56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran yang menyebutkan bahwa Struktur Kurikulum di jenjang PAUD serta
Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
Sementara pada Pendidikan Kesetaraan terdiri atas mata pelajaran kelompok umum serta
pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar Pancasila. Penguatan projek profil
pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta
didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

C. Gambaran Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu
dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar
untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar Pancasila
merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya
pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan,
muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi
pelajaran intrakurikuler.
Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk
merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara
menelaah suatu tema menantang. Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan
investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam
periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.
Pendidik dapat tetap melaksanakan pembelajaran berbasis projek di kegiatan mata pelajaran
(intrakurikuler). Pembelajaran berbasis projek di intrakurikuler bertujuan mencapai Capaian
Pembelajaran (CP), sementara projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan mencapai
kompetensi profil pelajar Pancasila.

9
D. Prinsip-prinsip projek penguatan profil pelajar Pancasila
1. Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial
atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan profil pelajar Pancasila,
kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh
dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Oleh karenanya, setiap tema projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah
tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk
meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Di samping itu,
cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna
antar komponen dalam pelaksanaan projek profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan
pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.

2. Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada
pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan
peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari
sebagai bahan utama pembelajaran.
Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus
membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal
di luar lingkup satuan pendidikan. Tema-tema projek profil yang disajikan sebisa mungkin
dapat menyentuh dan menjawab persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing.
Dengan mendasarkan projek profil pada pengalaman dan pemecahan masalah nyata
yang dihadapi dalam keseharian sebagai bagian dari solusi, diharapkan peserta didik dapat
mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan
kemampuannya.
9
3. Berpusat Pada Peserta Didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik
projek profil sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor
utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak
instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang
memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas
dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta
meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

4.Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi
proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstrukturmaupun bebas. Projek penguatan
profil pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan
berbagai skema formal pengaturan mata peserta didikan.
Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan
materi peserta didikan, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun
demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang
kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan

10
pelaksanaannya. Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran projek
penguatan profil pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang
sudah peserta didik dapatkan dalam peserta didikan intrakuriku

MATERI 3

Hari : Selasa, 06 September 2022

Pemateri : MOH.SAMSUL HIDAYAT,S.Pd.M.Si.

Materi : Pemanfaatan Platform Merdeka Belajar

A. Membangun budaya satuan pendidikan yang mendukung pelaksanaan projek


penguatan profil pelajar Pancasila

1. Berpikiran Terbuka
Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya kontraproduktif
seperti tidak senang menerima masukan atau menutup wawasan terhadap berbagai bentuk
perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak akan mendukung terselenggaranya kegiatan projek
penguatan profil pelajar Pancasila yang efektif dan berdampak. Oleh karenanya, satuan
pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka
terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke
arah yang lebih baik.

2. Senang Mempelajari Hal Baru


Pada dasarnya perkembangan setiap individu sebagai seorang pembelajar akan
terhenti jika ia tidak lagi senang mempelajari hal baru. Oleh karenanya, kemampuan
memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat menemukan hal baru adalah
bagian dari budaya yang perlu dihidupkan di lingkungan satuan pendidikan. Kegiatan projek
penguatan profil pelajar Pancasila akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki
kesenangan untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus.
Harapannya, kegiatan projek profil ini pada akhirnya dapat membantu tercapainya karakter
pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di dalamnya.

3. Kolaboratif
Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan lingkar sosial
yang mendukung dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal yang
penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif. Diharapkan budaya
kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling
memberikan dukungan satu sama lain. Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan
antar berbagai elemen kunci dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan
masyarakat) sehingga pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan
berlangsung secara menyeluruh dan optimal.

Pertanyaan reflektif:
1. Apakah ketiga budaya tersebut sudah terbangun dengan baik di satuan pendidikan?
2. Bagaimana mengoptimalkan pembangunan budaya tersebut secara konsisten dan
berkelanjutan ?

11
3. Apa kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat ketiga budaya tersebut terbangun
secara optimal?

B. Memahami peran peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan dalam


pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
Bagaimana peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan menghidupkan budaya
yang mendukung pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila?

Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan terlaksana secara optimal apabila peserta
didik, pendidik, dan lingkungan satuan pendidikan sebagai komponen utama pembelajaran
dapat saling mengoptimalkan perannya. Peserta didik berperan sebagai subjek
pembelajaran yang diharapkan dapat terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan,
pendidik berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang diharapkan dapat membantu
peserta didik mengoptimalkan proses belajarnya, sementara lingkungan satuan pendidikan
berperan sebagai pendukung terselenggaranya kegiatan yang diharapkan dapat mensponsori
penyediaan fasilitas dan lingkungan belajar yang kondusif.

Peran pemangku kepentingan dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar


Pancasila
1. Kepala Satuan Pendidikan
Peran ini tidak wajib dilakukan semuanya, dapat diambil sesuai kebutuhan
dan kesiapan satuan pendidikan. Membentuk tim projek dan turut merencanakan projek
1. Membentuk tim projek profil dan turut merencanakan projek profil.
2. Mendampingi jalannya projek profil dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan
pendidikan secara transparan dan akuntabel.
3. Membangun komunikasi untuk kolaborasi antara orang tua peserta didik, warga satuan
pendidikan, dan narasumber pengaya projek profil: masyarakat, komunitas, universitas,
praktisi, dsb.
4. Mengembangkan komunitas praktisi di satuan pendidikan untuk peningkatan kompetensi
pendidik yang berkelanjutan
5. Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik
6. Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan aktivitas
dan asesmen projek profil yang berpusat pada peserta didik.

2. Dinas Pendidikan Provinsi,Kabupaten / Kota


1. Berkoordinasi dengan satuan pendidikan, memastikan tersedianya sumber daya, sarana dan
prasarana yang cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
2. Memberikan dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan
secaraberkelanjutan.
3. Memastikan hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik dalam pelaksanaan projek
profil
4. Memastikan keterlibatan dan sinergi antar pemangku kepentingan berjalan dengan baik
untuk mendukung projek profil.
5. Mengawasi apakah projek profil sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan

12
3. Pendidik
CDinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota
Peran ini khususnya perlu diampu oleh pendidik yang menjadi Tim Fasilitator Projek
1. Perencana projek – Melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan,
dan asesmen projek secara berkelanjutan.
2. Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang sesuai dengan
minatnya, dengan pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi
peseta didik.
3. Pendamping - Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang
relevan, dan mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan.
4. Supervisor dan konsultan – Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian
projek, memberikan saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik, dan
melakukan asemen performa peserta didik selama projek berlangsung.
5. Moderator - Memandu peserta didik dalam berbagai aktivitas diskusi.

4. Komite Satuan Pendidikan


Pendidik
1. Mengasah komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.
2. Mengembangkan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai
minat dan kemampuan yang dimiliki.
3. Melakukan refleksi secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan
mengoptimalkan kemampuan. Memberikan dukungan terkait pelaksanaan projek di satuan
pendidikan.

5. Pengawas
Komite satuan pendidikanserta Didik
1. Berkoordinasi dengan satuan pendidikan, memastikan tersedianya sumber daya, sarana dan
prasarana yang cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
2. Memberikan dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan
secara berkelanjutan.
3. Memastikan hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik dalam pelaksanaan projek
profil.
4. Memastikan keterlibatan dan sinergi antarpemangku kepentingan berjalan dengan baik
untuk mendukung projek profil.
5. Mengawasi apakah projek profil sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengawas
C. Mendorong Penguatan Kapasitas Pendidik dalam Pelaksanaan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Satuan pendidikan tidak diwajibkan melakukan seluruh penguatan kapasitas yang
tertera pada halaman ini. Dalam proses belajarnya, satuan pendidikan dapat menyesuaikan
topik penguatan dengan kebutuhan dan kesiapan untuk memberdayakan diri secara bertahap
dan berkesinambungan. Sangatlah penting bagi pendidik yang terlibat dalam kegiatan projek
profil untuk memiliki pemahaman yang optimal mengenai projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Untuk itu, satuan pendidikan dapat memberikan pengembangan kapasitas untuk
memperkuat kemampuan pendidik dalam melaksanakan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Pengembangan kapasitas dapat dilaksanakan secara mandiri oleh satuan pendidikan
atau bekerja sama dengan mitra pendidikan untuk memberikan penguatan kapasitas secara

13
luring ataupun daring. Pengembangan kapasitas dapat dibuat secara berseri dan sebaiknya
dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan belajar pendidik.
Pengembangan kapasitas dapat dilakukan melalui pelatihan, berbagi praktik baik di lingkaran
komunitas belajar, diskusi bedah pustaka, dan lain sebagainya.

Bentuk penguatan kapasitas pendidik


Kapasitas Dasar Kapasitas Lanjutan
1. Pembelajaran Berbasis Projek
2. Strategi Diferensiasi
3. Strategi Asesmen
4. Strategi Refleksi
5. Strategi Bertanya
6. Strategi Pendampingan

Pembagian Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengelolaan Projek Profil


1. Satuan pendidikan
1. Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek profil diskala
satuan pendidikan, termasuk sistem pendokumentasian projek profil. Sistem ini juga dapat
digunakan sebagai portofolio satuan pendidikan.
2. Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk memperkaya materi projek profil:
masyarakat, komunitas, akademisi, praktisi. Satuan pendidikan dapat mengidentifikasi orang
tua yang potensial sebagai narasumber dari daftar pekerjaan orang tua atau narasumber ahli di
lingkungan sekitar satuan pendidikan.4
3. Mengomunikasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila kepada lingkungan satuan
pendidikan, orang tua peserta didik,dan mitra (narasumber dan organisasi terkait).
4. Memastikan beban kerja pendidik tetap dipertahankan (tidak dikurangi) sesuai arahan
alokasi waktu projek profil yang sudah diatur oleh pemerintah. Adapun pada pendidikan
kesetaraan, alokasi waktu projek profil dilaksanakan pada mata Program Pemberdayaan
dan/atau Keterampilan.
5. Melibatkan pendidik bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses
berjalannya projek profil dengan memberikan dukungan, baik dalam bidang akademis
maupun kebutuhan emosional peserta didik.
6. Menyediakan kebutuhan sumber daya serta dana yang diperlukan untuk kelangsungan
projek profil

Koordinator Projek Profil


1. Koordinator bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau tenaga pendidik yang memiliki
pengalaman dalam mengembangkan dan mengelola projek profil.
2. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek profil di satuan
pendidikan.
3. Mengelola sistem yang dibutuhkan tim pendidik/fasilitator dan peserta didik agar dapat
menyelesaikan projek profil dengan sukses.
4. Memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di antara para pendidik yang tergabung di dalam
tim fasilitator projek profil.
5. Memastikan alur projek profil memiliki aktivitas yang kaya dan beragam untuk
mengoptimalkan prinsip eksploratif.
6. Memastikan rancangan asesmen yang dilakukan sesuai dengan kriteria kesuksesan yang
sudah ditetapkan.

14
Fasilitator Projek Profil
1. Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat memberikan
stimulan atau tantangan yang beragam (berdiferensiasi), sesuai dengan gaya belajar, daya
imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan terhadap tema
projek profil.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam perencanaan dan
pengembangan projek profil, dengan menyesuaikan kesiapan peserta didik dalam tingkat
keterlibatan.
3. Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau topik pembelajaran yang
kontekstual dengan tema projek profil sesuai dengan minat masing-masing peserta didik.
4. Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait projek profil (orang tua, mitra, lingkungan
satuan pendidikan, dll. ) dalam mencapai tujuan pembelajaran dari setiap tema projek profil.
5. Melakukan penilaian yang mengacu pada prinsip asesmen yang sudah ditentukan dalam
memonitor perkembangan profil pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.
6. Menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik secara proporsional.
7. Mengajarkan keterampilan proses inkuiri peserta didik dan mendampingi peserta didik
untuk mencari referensi sumber pembelajaran yang dibutuhkan, seperti buku, artikel, tulisan
pada surat kabar/majalah, praktisi atau ahli bidang tertentu,dan sumber belajar lainnya.
8. Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti.
• Menyiapkan surat pengantar yang dibutuhkan untuk menghubungi sumber
pembelajaran
• Mencari kontak dan menghubungi narasumber
9. Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan serta kritik, mulai dari awal hingga
akhir pelaksanaan projek profil.
10. Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan menyelenggarakan setiap tahapan
kegiatan projek profil yang menjadi ruang lingkup belajar peserta didik.
11. Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan, dan
mempresentasikan projek profil mereka.
12. Mengelola beban kerja mengajar dengan seimbang antara intrakurikuler dan projek profil.

B. Mengidentifikasi Tahapan Kesiapan Satuan Pendidikan dalam Menjalankan Projek


Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Identifikasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek penguatan
profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan dalam menerapkan
pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran berbasis projek adalah
pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik secara aktif mengeksplorasi masalah
dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. (Edutopia)
Pembelajaran berbasis projek bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya, namun
kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah persoalan yang
kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek biasanya mencakup beragam
aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.
Dalam hal ini, satuan pendidikan melakukan refleksi awal mengenai penguasaan terhadap
pembelajaran berbasis projek untuk mengidentifikasi kesiapan awal dalam menjalankan
projek penguatan profil pelajar Pancasila.
26
Tutan
Tahap Lanjutan dan
Direkomen
dasikan
Menjadi Mentdah

15
Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek profil yang
diimplementasikan di satuan pendidikan. Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat
empat tema untuk jenjang PAUD dan delapan tema untuk SD-SMK dan sederajat yang
dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035,
Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan.
Tema Projek Profil PAUD
Pada jenjang PAUD, projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk
pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak dini.
Penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari
besar nasional, dan internasional. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan
enam karakter profil pelajar Pancasila pada fase fondasi. Untuk pelaksanaan kegiatan di
PAUD, pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat dikerucutkan menjadi topik
oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. 4
tema di PAUD disusun berdasarkan prioritas nasioanl yang juga menjadi tema di Pendidikan
Dasar dan Menengah namun disesuaikan dengan konteks PAUD. Tema-tema utama projek
penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan PAUD adalah sebagai
berikut:
Aku Sayang Bumi
"Gaya Hidup
Berkelanjutan"
Tema ini bertujuan untuk mengenalkan peserta didik pada isu lingkungan, eksplorasi dalam
mencari solusi kreatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik, serta memupuk kepedulian
terhadap alam sebagai perwujudan rasa sayang terhadap ciptaan Tuhan YME.
Contoh kontekstualisasi tema:
• Eksplorasi penyebab banjir di sekitar, membuat dan menghias tempat sampah dari barang
bekas
• Membuat karya seni dari bahan alam
Aku Cinta
Indonesia
"Kearifan Lokal"
Tema ini bertujuan agar peserta didik mengenal identitas dan karakteristik negara,
keberagaman budaya dan ciri khas lainnya tentang Indonesia sehingga mereka memahami
identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga menjadi anak Indonesia.
Contoh kontekstualisasi tema:
• Eksplorasi budaya nusantara dengan kunjungan ke museum budaya setempat
Contoh kontekstualisasi tema:
• Membuat “minggu bertukar bekal” di mana peserta didik membawa
bekal, menceritakan, dan menghargai makanan yang biasa dimakan
di rumah masing-masing.
Imajinasi dan
Kreativitasku
"Rekayasa dan Teknologi"
Tema ini bertujuan mengajak peserta didik belajar mengenali dunianya melalui imajinasi,
eksplorasi, dan eksperimen. Pada tema Imajinasi dan Kreativitasku, peserta didik distimulasi
dengan serangkaian kegiatan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya
pengalamannya dan menguatkan kreativitasnya.
Contoh kontekstualisasi tema: • Eksplorasi cara membuat kendaraan bersayap lalu bermain
peran tentang terbang dengan kendaraan tersebut
Tema Projek Profil SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat

16
Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan
pendidikan adalah sebagai berikut.
Gaya Hidup
Berkelanjutan
Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang,
terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga
membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari
potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan
kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs,SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
• Jakarta: situasi banjir
• Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
• Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah organik
Kearifan Lokal Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
perkembangannya. Peserta didik
Contoh kontekstualisasi tema:
• Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
• Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
• SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa Bhinneka Tunggal Ika
Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar
membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara
kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya
konflik dan kekerasan. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA,SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi
pemecahannya (contoh: kisah Bu Mondang di halaman …).
Bangunlah Jiwa dan Raganya
Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan
mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan
(bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah
yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba,
pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/
MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Menentukan Dimensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan Kesetaraan
a. Program Pemberdayaan
Dalam mengembangkan alur pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila pada
Program Pemberdayaan, satuan pendidikan perlu melakukan hal-hal berikut:
1. Menetapkan jumlah Jam Pelajaran (SKK) untuk projek pemberdayaan yang dipilih
per fase dengan memperhatikan cakupan elemen pada Capaian Pembelajaran (CP)
Pemberdayaan yang sudah ditetapkan.
2. Melakukan analisis capaian pembelajaran perfase, kemudian memilih tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila dan menentukan topik yang dinilai relevan.

17
3. Memilih dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila yang akan
diinternalisasikan dalam pembelajaran projek Program Pemberdayaan perfase.
4. Menyusun alur aktivitas pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila
sesuai dengan panduan.

b. Program Keterampilan
Dalam mengembangkan alur pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila
Program Keterampilan, satuan pendidikan perlumelakukan hal-hal berikut:
1. Menentukan jenis keterampilan yang dipilih menjadi bagian dari Struktur Kurikulum
Merdeka Pendidikan Kesetaraan,sesuai hasil analisis konteks yang sudah dilakukan. Jika
keterampilan yang dipilih belum memiliki Capaian Pembelajaran (CP) maka Satuan
Pendidikan wajib menyusunnya terlebih dahulu.
2. Menetapkan jumlah Jam Pelajaran (SKK) untuk projek jenis keterampilan yang dipilih
perfase dengan memperhatikan cakupan elemen pada Capaian Pembelajaran program
keterampilan yang sudah ditetapkan.
3. Melakukan analisis Capaian Pembelajaran perfase, kemudian memilih tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila dan menentukan topik yang dinilai relevan.
4. Memilih dimensi, elemen dan subelemen profil pelajar Pancasila yang akan
diinternalisasikan dalam pembelajaran projek Program keterampilan per fase.
5. Menyusun alur aktivitas pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila sesuai
dengan panduan.

D. Merancang Alokasi Waktu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


1. Pemetaan Alokasi Waktu Projek Profil di Setiap Jenjang
Langkah pertama merancang alokasi waktu projek profil adalah mengidentifikasi
jumlah total jam projek profil yang dimiliki setiap kelas. Jumlah jam tersebut ditentukan
dalam Kepmendibudristek RI Nomor 56/M/2022tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Berikut adalah alokasi jam projek profil untuk setiap jenjang:
a. PAUD
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di jenjang PAUD dilaksanakan
1-2 projek profil dalam satu tahun ajaran.Pemerintah tidak menentukan jumlah alokasi
waktunya, namun tim fasilitator perlu mengalokasikan waktu yang memadai agar peserta
didik dapat mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila.

b. Pendidikan Dasar dan Menengah


Tingkat pendidikan Alokasi Jam Projek Profil Per Tahun
SD/MI I-V 252 JP
SD/MI VI 224 JP

18
MATERI 7

Hari : Kamis/Jumat , 29-30 September 2022

Pemateri : Harum Awaludin,S.Pd.

Materi : Presentasi Penguatan IKM

Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi


yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu
kegiatan pembelajaran sehari-hari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan
konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai
akhir fase
Dalam mencapai pembelajaran ,pendidik dapat menggunakan :
(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau
perencanaan pembelajaran,
(2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana
Memahami Capaian Pembelajaran :
1. Memahami karakteristik siswa
2. Memahami tujuan pembelajaran
1. RASIONAL
Mengapa peserta didik perlu belajar mata pelajaran ini ?

19
2. Apa fokus utama yang dipelajari ?

Fokus utama adalah seberapa besar kompetensi peserta didik dalam


memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki.

Tujuan
Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di Capaian Pembelajaran
Akhir Fase ?

KARAKTERISTIK :

20
Apa karakter serta elemen dari mata pelajaran ini ?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun
menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan
tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa alternatif:
Alternatif 1

Alternatif 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

21
umuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Tujuan Pembelajaran dirumuskan dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi pada
CP

22
Mengelompokkan hasil identifikasi ruang lingkup berbeda

Mengelompokkan hasil identifikasi ruang lingkup sama

Merumuskan tujuan pembelajaran

Kalimat TP :
1. Mengidentifikasi wujud zat yang ada disekitarnya
2. Menganalisis karakteristik wujud zat berdasarkan hasil pengamatan
3. Menceritakan konsep perubahan wujud zat berdasarkan hasil percobaan

Pendidik diharapkan untuk tidak fokus pada satu teori saja, melainkan dapat
menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran,
selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta

23
konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, serta konteks lingkungan
pembelajaran.

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem kognitif, sistem
metakognitif, dan sistem diri (self-system).

Terdapat 6 level taksonomi yaitu:

Tingkat 1: mengenali dan mengingat kembali (retrieval)

Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentifikasi sebuah


informasi secara umum.

Tingkat 2: pemahaman

Pemahaman yang dimaksud melibatkan dua proses yang saling berkaitan yaitu
integrasikan dan simbolisasi.

Tingkat 3: analisis

Cakupan analisis disini berupa kemampuan menggenerasi informasi baru yang


belum diproses oleh seseorang.

Ada lima proses analisis:

(1) mencocokan,

(2) mengklasifikasikan,

(3) menganalisis kesalahan,

(4) menyamaratakan

(5) menspesifikasikan.

Tingkat 4: pemanfaatan pengetahuan

Pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu.

24
Ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan:

(1) pengambilan keputusan,

(2) penyelesaian masalah,

(3) percobaan,

(4) penyelidikan.

Tingkat 5: metakognisi

Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari
semua jenis pemikiran lainnya.

Ada empat fungsi dari metakognisi:

(1) menetapkan tujuan,

(2) memantau proses,

(3) memantau kejelasan,memantau ketepatan

Tingkat 6: sistem diri

Menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas.

Ada empat jenis dari sistem diri:

(1) memeriksa kepentingan,

(2) memeriksa kemanjuran,

(3) memeriksa respon emosional,

(4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.

25
CONTOH PENYUSUNAN TUJUAN PEMBELAJARAN

26
MATERI 5

Hari : Sabtu, 20 September 2022

Pemateri : ALI AKBAR,S.Pd. (Guru Penggerak )

Materi : Assesmen Pembelajaran

A. Latar Belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA)merupakan dokumen yang berisip
prinsip,strategi,dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran yang
dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan
pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan
pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana
asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian
asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung.Oleh karena
itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan
kompetensi peserta didik.
Pemerintah telah menetapkan Capaian Pembelajaran yang menjadi rujukan utama
dalam pengembangan rancangan pembelajaran, khususnya untuk kegiatan intrakurikuler1.
Panduan ini memfasilitasi proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran mengembangkan
alur tujuan pembelajaran, modul ajar, serta asesmen pada awal pembelajaran dan
pembelajaran terdiferensiasi.Dokumen ini juga memuat perencanaan serta pelaksanaan
asesmen yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil
penilaian atau asesmen. PPAdifokuskan untuk pembelajaran dan asesmen
intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila
disampaikan kepada peserta didik.

B. Sasaran Pengguna

■ Untuk pendidik, panduan pembelajaran dan asesmen digunakan sebagai panduan dalam
pembelajaran
■ Untuk kepala sekolah, panduan ini dapat menjadi acuan atas fungsi kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader). Sebagai pemimpin pembelajaran,
kepala sekolah menginspirasi para pendidik untuk berkolaborasi dan berinovasi untuk
menciptakan perubahan yang dimulai dari dalam kelas.
■ Pengawas diharapkan berperan untuk
mendampingi kepala sekolah. Pengawas bersama kepala sekolah mendiskusikan dan
merefleksikan proses pembelajaran (bukan hanya terfokus pada administrasi), serta
memberikan inspirasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran dan asesmen dari sekolah lain.
pengawas juga dapat melakukan pendampingan kepada kepala sekolah dan pendidik yang
memerlukan konsultasi dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam
pembelajaran.

■ Sebagai bagian dari komunitas belajar,

27
panduan ini bisa berguna untuk bahan diskusi, memantik berbagai ide dalam
pembelajaran, dll.

C. Cara Menggunakan Panduan


Satuan pendidikan dan pendidik diberikan kebebasan untuk mengembangkan
pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik, satuan pendidikan, dan daerahnya. Satuan pendidikan dan pendidik juga
memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu
pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
Dalam penggunaannya, dokumen ini perlu memperhatikan beberapa regulasi lain:
• Keputusan Mendikbudristek tentang Kurikulum Merdeka;
• Keputusan Kepala BSKAP tentang Profil Pelajar Pancasila; dan
• Keputusan Kepala BSKAP tentang Capaian Pembelajaran.

D. Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen


Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan
proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antar
pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan diilustrasikan melalui ilustrasi berikut:
Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan asesmen dan perencanaan
pembelajaran. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal
pembelajaran, pada saat pembelajaran,dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen,
terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang
pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik.
Perencanaan pembelajaran meliputi :
*Tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran
yang disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual.
Tujuan Pembelajaran disusun dari Capaian Pembelajaran dengan mempertimbangkan
kekhasan dan karakteristik Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus memastikan tujuan
pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Proses selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang untuk memberi
pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual.
Pada siklus ini,pendidik diharapkan dapat menyelenggarakanpembelajaran yang :
(1) interaktif;
(2) inspiratif;
(3) menyenangkan;
(4) menantang
(5)memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
(6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat,minat
dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik

Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek yang seharusnya diukur dan
bersifat holistik.
Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada
awal pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran
digunakan mendukung pembelajaran terdiferensiasi .

28
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
4
Peserta didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan yang mereka butuhkan.
sementara,asesmen formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk
perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan. Apabila peserta didik
dirasa telah mencapai tujuan pembelajaran, maka pendidik dapat meneruskan pada tujuan
pembelajaran berikutnya. Namun, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik perlu
melakukan penguatan terlebih dahulu. Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan asesmen
sumatif untuk memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran.
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus seperti gambar di atas.
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun
dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh
karena itu, proses pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk
membantu keberhasilan peserta didik di dalam kelas.
Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis.
Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik,
Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip
pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif,berpikir
kritis, dan inovatif.

Dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat
pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi
bermakna dan menyenangkan;
• Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan
pencapaian sebelumnya.
Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab,
pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.
• Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau
mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang
disediakan oleh Kemendikbudristek.
• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami
proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.


• Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan keberlanjutan (sustainable living)
pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang
menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan
sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik
mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusisolusi permasalahan di keseharian
yang sesuai dengan tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk membangun
karakter dan kompetensi peserta didik sebagai warga dunia masa depan.

29
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik,dan
orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya;
• Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang
pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik.
• Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan
memberikan umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan
kedepannya.
• Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir
bertumbuh.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri,
penilaian antar teman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi tentang
kemampuan mereka,serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil
asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan
kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang
membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan yang ada di
CP, namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai
tujuan pembelajaran;
Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses
pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
• Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga
mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria
yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen.
• Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran
laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai,serta
strategi tindak lanjut;
• Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi
yang paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan
tindak lanjutnya bersamasama beserta orang tua.
Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, menganalisis, dan melakukan
refleksi hasil asesmen.
• Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal
yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang3
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang
ditargetkan.

30
Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran seharihari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang
dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase.
Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran Pendidik dapat
(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau perencanaan
pembelajaran,
(2)mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan
contoh-contoh yang disediakan pemerintah,
(3) menggunakan contoh yang disediakan.Pendidik menentukan pilihan tersebut berdasarkan
kemampuan masing-masing.
Dalam Platform Merdeka Mengajar, pemerintah menyediakan contoh-contoh alur
tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai
RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap pendidik perlu menggunakan alur tujuan
pembelajaran dan rencana pembelajaran untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi
mereka tidak harus mengembangkannya sendiri.
Proses perancangan kegiatan pembelajaran dalam panduan ini dibuat dengan asumsi
bahwa pendidik akan mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran
secara mandiri, tidak menggunakan contoh yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu,
apabila pendidik menggunakan contoh, proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh
pendidik.
A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan
dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu
yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah
membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam
perencanaan pembelajaran:
■ Pembelajaran yang fleksibel.
Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode (misalnya, ketika
pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk
mempelajari suatu konsep.
Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah
dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.
■ Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.
Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas
menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan
peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang
umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya.
■ Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif.
Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai
mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu
berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas
VIII akan berakhir disuatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat
merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya
Fondasi PAUD
A Kelas I-II SD/MI

31
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK
Kelas XI-XII SMK Program 3 tahun
Kelas XI-XII SMK program 4 tahun

Beberapa contoh pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk memandu guru dalam
memahami CP,antara lain:
• Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di capaian
pembelajaran akhir fase?
• Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
• Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
• Apakah capaian yang ditargetkan sudah
biasa saya ajarkan?
Selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga
dapat memantik ide-ide pengembangan rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa
pertanyaan yang dapat digunakan untuk memantik ide:
• Bagaimana capaian dalam fase ini akandicapai anak didik?
• Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam?
• Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik?

32
MATERI 6

Hari : Sabtu, 20 September 2022

Pemateri : EDI RAHMAWAN S.Pd. ( Guru Penggerak )

Materi : Pembuatan Modul Ajar

Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan dokumen yang berisi
tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan
projek penguatan profil pelajar Pancasila. Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat
sendiri, memilih, dan memodifikasi modul projek profil yang tersedia sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik. Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul
projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan
pendidikan. Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul projek profil
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul
projek profil yang disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik,
dan peserta didik. Oleh karena itu, pendidik yang menggunakan modul projek profil
yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun modul projek profil.
Contoh
1. Komponen Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Modul projek profil dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses
penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul
projek profil pada dasarnya memiliki komponen sebagai berikut:
Profil Modul • Tema dan topik atau judul modul
• Fase atau jenjang sasaran
• Durasi kegiatan Tujuan
• Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan
• Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik
• Alur aktivitas projek profil secara umum
• Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya
Asesmen Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek profil
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek
profil, untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik.
Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:
• Deskripsi singkat projek profil
• Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
• Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
• Referensi pendukung
44
Tahapan pengembangan modul projek profil
Satuan pendidikan dapat menentukan pilihan pengembangan modul projek profil
sesuai dengan tingkat kesiapannya (sesuai kondisi dan kebutuhan) sebagai
berikut:walkembang Tahap Lanjutan
*Menggunakan modul projek profil yang sudah tersedia: Melakukan adaptasi modul dengan
kondisi sekolah. Menggunakan modul projek profil yang sudah tersedia:
*Melakukan modifikasi di beberapa bagian modul, baik dari topik, tujuan, aktivitas, maupun
asesmennya sehingga lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Merancang

33
modul projek profil secara mandiri: Melakukan penyusunan modul projek profil dari tahap
pemilihan tema dan tujuan hingga pengembangan aktivitas dan asesmen secara mandiri.

2. Langkah Persiapan Modul Projek Profilraskagembangkan aktivitas


4a 4b
A. Identifikasi Modifikasi Selaraskan
1. Pilih modul yang sudah tersedia sesuai dengan fase perkembangan peserta didik
2. Pelajari dan diskusikan modul pilihan bersama tim fasilitator projek profil
3. Identifikasi kesesuaian modul projek profil dengan kondisi sekolah
B. Merancang Tujuan dan Asesmen Mengembangkan Aktivitas Melengkapi dan
Menyelaraskan Modul
1. Tentukan sub-elemen yang akan menjadi tujuan projek profil
2. Susun rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi
3. Rancang indikator dan strategi asesmen
4. Kembangkan gambaran alur aktivitas yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
5. Detailkan penjelasan untuk setiap tahap aktivitas
6. Lengkapi komponen lain yang dirasa diperlukan
7. Periksa kembali kesesuaian tujuan,aktivitas, dan asesmen modul
8. Selaraskan kesinambungan antara isu atau tema yang dibahas, sub elemen
Strategi Backward Design1 dalam pengembangan modul untuk mengoptimalkan pencapaian
tujuan projek profil. Tujuan projek profil adalah untuk menguatkan pencapaian kompetensi
profil pelajar Pancasila. Untuk memastikan eksplorasi atau pengembangan aktivitas projek
profil tetap mengacu kepada tujuan, pendidik dapat mengembangkan strategi backward
design dengan model alur berpikir sebagai berikut:
Contoh:
Menentukan tujuan Merancang asesmen Mengembangkan aktivitas
Menghasilkan solusi alternatif dengan mengadaptasi berbagai gagasan dan umpan
balik untuk menghadapi situasi dan permasalahan (Dimensi Kreativitas)
Peserta didik dapat menuliskan ide solutif terhadap sebuah isu permasalahan yang
mencakup berbagai sudut pandang. (Pendidik menggunakan rubrik sebagai instrumen
asesmen)
• Mendiskusikan solusi terkait sebuah permasalahan secara berkelompok
• Menyimpulkan hasil diskusi kelompok secara tertulis

Metode perancangan kegiatan belajar yang membantu pendidik menarik mundur ide dari
mulai penentuan tujuan kepada perancangan asesmen lalu kemudian pengembangan aktivitas.
(Metode ini dikembangkan oleh Wiggins, G. & McTighe, J.)

*Menentukan tujuan
Apa kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik?
*Merancang asesmen
Bagaimana pendidikdapat mengetahui dan mengukur ketercapaian tujuan tersebut?
*Mengembangkan aktivitas
Apa aktivitas belajar yang dapat dilakukan untuk mencapainya?
Menentukan Tujuan Pembelajaran Tujuan
Pendidik dapat menentukan elemen dan sub elemen serta capaian fase yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
Strategi
Pendidik menentukan elemen dan sub elemen serta capaian fase peserta didik yang akan
dijadikan sebagai tujuan pembelajaran berdasarkan pada hasil asesmen diagnostik.

34
1. Pemetaan Sub-Elemen Profil Pelajar Pancasila
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Akhlak beragama Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa
Pemahaman agama/ kepercayaan Pelaksanaan ritual ibadah Akhlak pribadi Integritas
Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual
Akhlak kepada manusia Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai
perbedaan
Berempati kepada orang lain
Akhlak kepada alam Memahami keterhubungan ekosistem Bumi
Menjaga lingkungan alam sekitar
Akhlak bernegara Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia
Berkebinekaan global Mengenal dan menghargai budaya
Mendalami budaya dan identitas budaya
Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta praktiknya
Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya
Komunikasi dan interaksi antar budaya
Berkomunikasi antar budaya
Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif
Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan
Menghilangkan stereotip dan prasangka
Menyelaraskan perbedaan budaya
Berkeadilan sosial Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan
Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama
Memahami peran individu dalam demokrasi
Bergotong-royong Kolaborasi Kerja sama
Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama
Saling-ketergantungan positif
Koordinasi sosial
Kepedulian Tanggap terhadap lingkungan sosial
Persepsi sosial
Berbagi
Mandiri Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi
Mengembangkan refleksi diri

Regulasi diri Regulasi emosi


Penetapan tujuan belajar, prestasi, dan pengembangan diri serta rencana strategis untuk
mencapainya
Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri
Mengembangkan pengendalian dan disiplin diri
Percaya diri, tangguh (resilient), dan adaptif
Mengajukan pertanyaan bernalar kritis
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan gagasan
Menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya
Refleksi pemikiran dan proses berpikir
Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri
Kreatif Menghasilkan gagasan yang orisinal
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

35
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

2. Strategi Pemilihan Sub-Elemen Pelajar Pancasila


A. Dimensi
Asesmen awal (pre-assessment) dilakukan sejak awal perancangan projek untuk
menyesuaikan pemilihan dimensi dengan karakteristik satuan pendidikan dan kebutuhan
peserta didik.
Kemudian, secara spesifik asesmen awal dilakukan pendidik untuk mengidenti_kasi elemen
dan sub-elemen yang akan dipilih serta mengidentifikasi capaian fase yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
B. Elemen
Yang perlu diperhatikan:
Pilih elemen dan sub-elemen projek paling relevan dengan kebutuhan peserta didik dan
tema yang dipilih dari matriks perkembangan dimensi yang sudah disediakan dalam
dokumen Profil l Pelajar Pancasila.
Sesuaikan fase perkembangan sub-elemen yang ingin dicapai dengan kemampuan awal
peserta didik.
Usahakan ada kesinambungan pengembangan dimensi, elemen, dan sub-elemen dengan
projek sebelumnya dan berikutnya.

36
MATERI 1

Hari : Rabu, 06 September 2022

Pemateri : DR.TIRTO ADI, M.Pd.

Materi : KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO

37
38
39
40
41
42
43
MATERI 4

Hari : Sabtu,17 September 2022

Pemateri : Dra.Lilik Masroechah, M.Pd.

Materi : Bedah CP,Penyusunan Tujuan Pembelajaran , dan Alur Pembelajaran

1. Capaian Pembelajaran di SD

Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan


Budi Pekerti

ELEMEN 1: Al-Qur’an dan Hadis


FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Pendidikan Agama Islam Peserta didik mampu Peserta didik mampu
dan Budi Pekerti membaca surah-surah membaca, menghafal,
menekankan kemampuan pendek atau ayat Al- menulis, dan memahami
mengenal huruf hijaiyah Qur’an dan menjelaskan pesan pokok surah- surah
dan harakatnya, huruf pesan pokoknya dengan pendek dan ayat Al-Qur’an
hijaiyah bersambung, dan baik. Peserta didik tentang keragaman dengan
kemampuan membaca mengenal hadis tentang baik dan benar.
surah- surah pendek Al- kewajiban salat dan
Qur’an dengan baik. menjaga hubungan baik
dengan sesama serta
mampu menerapkan
dalam kehidupan sehari-
hari.

ELEMEN 2: AKIDAH
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mengenal Peserta didik memahami Peserta didik dapat mengenal
rukun iman kepada Allah sifat-sifat bagi Allah, Allah melalui asmaulhusna,
melalui nama- beberapa asmaulhusna, memahami keniscayaan
namanya yang agung mengenal kitab-kitab peritiwa hari akhir, qadāʾ dan
(asmaulhusna) dan Allah, para nabi dan rasul qadr.
mengenal para malaikat Allah yang wajib
dan tugas yang diimani.
diembannya.

ELEMEN 3: AKHLAK
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik terbiasa Pada elemen akhlak, Peserta didik mengenal dialog
mempraktikkan nilai-nilai peserta didik antar agama dan kepercayaan
baikdalam kehidupan menghormati dan dan menyadari peluang dan
sehari-hari dalam berbakti kepada orang tua tantangan yang bisa muncul
ungkapan-ungkapan dan guru, dan dari keragaman di Indonesia.
positif baik untuk dirinya menyampaikan Peserta didik memahami arti

44
maupun sesama manusia, ungkapan- ungkapan ideologi secara sederhana dan
terutama orang tua dan positif (kalimah pandangan hidup dan
guru. Peserta didik juga ṫayyibah) dalam memahami pentingnya
memahami pentingnya keseharian. Peserta didik menjaga kesatuan atas
tradisi memberi dalam memahami arti keberagaman. Peserta didik
ajaran agama Islam. keragaman sebagai juga memahami pentingnya
Mereka mulai mengenal sebuah ketentuan dari introspeksi diri untuk menjadi
norma yang ada di Allah SWT. pribadi yang lebih baik setiap
lingkungan sekitarnya. (sunnatullāh). Peserta harinya. Peserta didik
Peserta didik juga terbiasa didik mengenal norma memahami pentingnya
percaya diri yang ada di lingkungan pendapat yang logis,
mengungkapkan pendapat sekitarnya dan menerima perbedaan
pribadinya dan belajar lingkungan yang lebih pendapat, dan menemukan
menghargai pendapat yang luas, percaya diri titik kesamaan (kalimah
berbeda. Peserta didik mengungkapkan sawāʾ) untuk mewujudkan
juga terbiasa pendapat pribadi, persatuan dan kerukunan.
melaksanakan tugas memahami pentingnya Peserta didik memahami
kelompok serta musyawarah untuk peran manusia sebagai
memahami pentingnya mencapai kesepakatan khalifah Allah di bumi untuk
mengenali kekurangan diri dan pentingnya menebarkan kasih sayang dan
dan kelebihan temannya persatuan. tidak membuat kerusakan di
demi terwujudnya suasana muka bumi.
saling mendukung satu
sama lain.
ELEMEN 4; FIQIH
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mampu Pada elemen fikih, Pada elemen fikih, peserta
mengenal rukun Islam dan peserta didik dapat didik mampu memahami
kalimah syahadatain, melaksanakan puasa, zakat, infak, sedekah dan
menerapkan tata cara salat jumat dan salat hadiah, memahami ketentuan
bersuci, salat fardu, azan, sunah dengan baik, haji, halal dan haram serta
ikamah, zikir dan berdoa memahami konsep balig mempraktikkan puasa sunnah.
setelah salat. dan tanggung jawab yang
menyertainya (taklīf).

ELEMEN 5. SEJARAH PERADABAN ISLAM


FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mampu Dalam pemahamannya Pada elemen sejarah, peserta
menceritakan secara tentang sejarah, peserta didik menghayati ibrah dari
sederhana kisah beberapa didik mampu kisah Nabi Muhammad saw.
nabi yang wajib diimani. menceritakan kondisi di masa separuh akhir
Arab pra Islam, masa kerasulannya serta kisah al-
kanak-kanak dan remaja khulafā al-rāsyidin.
Nabi Muhammad saw.
hingga diutus menjadi
rasul, berdakwah, hijrah
dan membangun Kota
Madinah.

45
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA

ELEMEN 1: PANCASILA
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
mengenal dan memahami dan memahami dan menyajikan
menceritakan simbol dan menjelaskan makna sila- hubungan antarsila dalam
sila-sila Pancasila dalam sila Pancasila serta Pancasila sebagai suatu
lambang negara Garuda menceritakan contoh kesatuan yang utuh. Peserta
Pancasila. Peserta didik penerapan sila Pancasila didik mampu
mampu mengidentifikasi dalam kehidupan sehari- mengidentifikasi dan
dan menjelaskan hari sesuai dengan menyajikan makna nilai-
hubungan antara simbol perkembangan dan nilai Pancasila sebagai
dan sila dalam lambang konteks peserta didik. pandangan hidup berbangsa
negara Garuda Pancasila. Peserta didik mampu dan bernegara. Peserta didik
Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai mampu menerapkan nilai-
menerapkan nilai- nilai Pancasila di lingkungan nilai Pancasila di
Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan keluarga,
keluarga dan sekolah masyarakat. sekolah, dan masyarakat.

ELEMEN 2: UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945


FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
mengenal aturan di mengidentifikasi aturan menganalisis dan
lingkungan keluarga dan di keluarga, sekolah, dan menyajikan
sekolah. Peserta didik lingkungan sekitar tempat hasil analisis bentuk-
mampu menceritakan tinggal serta bentuk sederhana
contoh sikap mematuhi melaksanakannya dengan norma, aturan, hak, dan
kewajiban dalam
dan tidak mematuhi bimbingan orang tua dan kedudukannya sebagai
aturan di keluarga dan guru. Peserta didik anggota keluarga, warga
sekolah. Peserta didik mampu mengidentifikasi sekolah, dan bagian dari
mampu menunjukkan dan menyajikan hasil masyarakat. Peserta didik
perilaku mematuhi aturan identifikasi hak dan mampu menganalisis
di keluarga dan sekolah. kewajiban sebagai secara sederhana
dan menyajikan hasil
anggota keluarga dan analisis
sebagai warga sekolah. pelaksanaan norma,
Peserta didik aturan, hak, dan
melaksanakan kewajiban kewajiban sebagai anggota
dan hak sebagai anggota keluarga, dan warga
keluarga dan sebagai sekolah. Peserta didik
melaksanakan kewajiban
warga sekolah. dan hak sebagai
anggota keluarga, warga
sekolah, dan bagian dari
masyarakat. Peserta didik
mampu mempraktikkan
membuat kesepakatan dan
aturan bersama serta

46
menaatinya dalam
kehidupan sehari-hari di
keluarga dan di sekolah.

ELEMEN 3: BHINNEKA TUNGGAL IKA


FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
menyebutkan identitas menjelaskan identitas menganalisis, menyajikan
dirinya sesuai dengan diri, keluarga, dan teman- hasil analisis, menghormati,
jenis kelamin, ciri-ciri temannya sesuai budaya, menjaga, dan melestarikan
fisik, dan hobinya. minat, dan perilakunya. keragaman budaya dalam
Peserta didik mampu Peserta didik mampu bingkai Bhinneka Tunggal
menyebutkan identitas mengenali dan Ika di lingkungan
diri (fisik dan non fisik) menyebutkan identitas sekitarnya.
keluarga dan teman- diri (fisik dan non-fisik)
temannya di lingkungan orang di lingkungan
rumah dan di sekolah. sekitarnya. Peserta didik
Peserta didik mampu mampu menghargai
menceritakan dan perbedaan karakteristik
menghargai perbedaan baik fisik (contoh: warna
baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll)
kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh
maupun nonfisik (contoh : miskin, kaya, dll) orang
: miskin, kaya, dll) di lingkungan sekitar.
keluarga dan teman- Peserta didik mampu
temannya di lingkungan menghargai kebinekaan
rumah dan sekolah. suku bangsa, sosial
budaya, dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
ELEMEN 4; NKRI
FASE A (KLS 1 DAN 2) FASE B (KELAS 3 DAN 4) FASE C (KELAS 5 DAN 6)
Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
mengidentifikasi dan mengidentifikasi dan mengenal wilayahnya
menceritakan bentuk menyajikan berbagai dalam konteks
kerja sama dalam bentuk keberagaman kabupaten/kota, provinsi
keberagaman di suku bangsa, sosial sebagai bagian yang tidak
lingkungan keluarga dan budaya di lingkungan terpisahkan dari wilayah
sekolah. Peserta didik sekitar. Peserta didik NKRI. Peserta didik
mampu mengenal ciri-ciri mampu memahami mampu membangun
fisik lingkungan keluarga lingkungan sekitar kebersamaan, persatuan,
dan sekolah, sebagai (RT/RW/desa/kelurahan, dan berkontribusi
bagian tidak terpisahkan dan kecamatan) sebagai menciptakan kenyamanan
dari wilayah NKRI. bagian tidak terpisahkan di sekolah dan lingkungan
Peserta didik mampu dari wilayah NKRI. sekitar.
menyebutkan contoh Peserta didik mampu
sikap dan perilaku menampilkan sikap kerja
menjaga lingkungan sama dalam berbagai
sekitar serta bentuk keberagaman
mempraktikkannya di suku bangsa, sosial, dan
lingkungan keluarga dan budaya di Indonesia yang

47
sekolah. terikat persatuan dan
kesatuan.

2. Penyusunan Tujuan Pembelajaran di SD


Lembar Kerja Penyusunan Tujuan Pembelajaran

Instansi/Sekolah : ......................................................................
Nama : ......................................................................
NIP : ......................................................................
Mata Pelajaran : ......................................................................
Fase : ......................................................................
Kelas : ......................................................................

TUJUAN : Peserta dapat menyusun Tujuan Pembelajaran mulai dari membedah Capaian
Pembelajaran dan merumuskan Tujuan Pembelajaran.
TUGAS : Susunlah Tujuan Pembelajaran dengan cara menentukan Kompetensi dan Konten
yang terdapat dalam Capaian Pembelajaran dan rumuskan Tujuan Pembelajaran
yang benar !

Capaian Pembelajaran
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila sesuai tujuan
pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat, dan keadilan adalah nilai-
nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai
norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi nama Pancasila, sehingga menjadi
landasan filosofis bagi pengembangan seluruh aturan di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia, nilai-
nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap sikap dan perbuatan segenap warga
negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan perbuatan tersebut akan dapat
mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil makmur sebagaimana citacita
kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal cita-cita bangsa tersebut masih jauh
dari terwujud walaupun negara Indonesia telah menempuh perjalanan lebih dari tiga

48
perempat abad. Masih banyak tantangan yang harus diatasi baik dalam kehidupan
bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga negara perlu
diarahkan menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen),
sehingga dapat memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki kepribadian
Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air. Dengan
demikian, warga negara Indonesia dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara, juga turut aktif membentengi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia
dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang akan merusak
ketahanan bangsa dan negara Indonesia.
Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila yang
ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila berisi
elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa perlu
dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila yang di dalamnya terkandun penumbuhkembangan karakter,
literasi & numerasi, dan kecakapan abad 21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
perubahan zaman. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila akan menghasilkan
warganegara yang mampu berpikir global (think globally) dengan cara-cara bertindak
lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dan identitas bangsa.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis dalam
upaya menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai dengan Pancasila kepada
setiap warga negara, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai bintang penuntun
untuk mencapai Indonesia emas.

B. Tujuan Pendidikan Pancasila


Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila, peserta didik mampu:
1. berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai negara dan
lingkungannya untuk mewujudkan persatuan dan keadilan sosial;
2. memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai
dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta mempraktikkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
3. menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
tengah-tengah masyarakat global;
4. memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka,
serta mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin, SARA
(Suku Agama, Ras, Antargolongan), status sosial-ekonomi, dan penyandang
disabilitas;
5. menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal masyarakat
sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga lingkungan,
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta berperan aktif dalam kancah
global.
C. Karakteristik Pendidikan Pancasila

49
1. Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan Pendidikan kewarganegaraan
dengan untuk mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab dalam rangka membangun peradaban bangsa Indonesia;
2. Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan, dan
keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika;
4. Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk menjadi
warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang
menekankan harmonisasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
5. Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk menjadi
pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur,
cerdas, dan bertanggung jawab.

D. Elemen Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta cakupan atau substansinya,
sebagai berikut:

No Elemen Deskripsi Elemen

1 Pancasila Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara, ideologi,


dan pandangan hidup bangsa. Mengkaji nilai-nilai
Pancasila, proses perumusan Pancasila,
implementasi Pancasila dari masa ke masa, serta
reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian.
Penerapan nilai-nilai Pancasila secara kolektif
dalam beragam kegiatan kelompok dengan
membangun kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama. Mengembangkan potensi sebagai kualitas
personal yang bermanfaat dalam kehidupannya,
memberi bantuan yang dianggap penting dan
berharga kepada orang-orang yang membutuhkan
di masyarakat yang lebih luas dalam konteks
Indonesia dan kehidupan global.

2 UUD 1945 Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma yang


berlaku mulai dari lingkup terkecil (keluarga, dan
masyarakat) sampai pada lingkup negara dan
global sehingga dapat mengetahui dan
mempraktikkan hak dan kewajibannya baik sebagai
manusia, bangsa Indonesia maupun sebagai warga
negara Indonesia dan dunia, termasuk
menyuarakan secara kritis terhadap pelanggaran

50
hak asasi manusia. Mempraktikkan sistem
musyawarah dari lingkup kelas, sekolah, dan
keluarga. Menyadari dan menjadikan musyawarah
sebagai pilihan penting dalam mengambil
keputusan, menjaga persatuan, dan kehidupan yang
demokratis. Peserta didik dapat menganalisis
konstitusi, hubungan antarregulasi yang berlaku
sehingga segala peraturan perundang-undangan
dapat diterapkan secara kontekstual dan aktual.

3 Bhineka Tunggal Ika Mengenali dan menunjukkan rasa bangga terhadap


jati dirinya sebagai anak Indonesia yang
berlandaskan Pancasila, sikap hormat kepada
bangsa yang beragam, serta memahami dirinya
menjadi bagian dari warga negara dunia. Peserta
didik dapat menanggapi secara memadai terhadap
kondisi dan keadaan yang ada di lingkungan dan
masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan
keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga
menerima adanya kebinekaan bangsa Indonesia,
baik dari segi suku, ras, bahasa, agama dan
kelompok sosial. Terhadap kebinekaan tersebut,
peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari
bahwa dirinya setara yang lain, sehingga ia tidak
membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA.
Terhadap kebinekaan itu, peserta didik juga dapat
memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan,
toleransi dan cinta damai sebagai bagian dari jati
diri bangsa yang perlu dilestarikan. Peserta didik
secara aktif mempromosikan kebinekaan,
mempertautkan kearifan lokal dengan budaya
global, serta mendahulukan produk dalam negeri.

4 NKRI Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal,


mengenali bahwa dirinya adalah bagian dari
lingkungan sekitarnya, sehingga muncul kesadaran
untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap
nyaman dihuni. Bermula dari kepedulian untuk
mempertahankan lingkungan sekitarnya yang
nyaman tersebut, peserta didik dapat
mengembangkan ke dalam skala yang lebih besar,
yaitu negara, sehingga dapat berperan dalam
mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan menumbuh
kembangkan jiwa kebangsaan akan hak dan
kewajiban bela negara sebagai suatu kehormatan
dan kebanggaan.Peserta didik dapat mengkaji
secara nalar dan kritis sebagai bagian dari sistem
keamanan dan pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta berperan aktif dalam

51
kancah global.

E. Capaian Pendidikan Pancasila


1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun, Umumnya Kelas I dan Kelas II) Pada fase ini,
Peserta didik mampu:
a. mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara
Garuda Pancasila; menyebutkan hubungan antara simbol dan sila dalam lambang
negara Garuda Pancasila; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan
keluarga dan sekolah.
b. mengenal aturan di lingkungan keluarga dan sekolah; menceritakan contoh sikap
mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan sekolah; menunjukkan
perilaku mematuhi aturan di keluarga dan sekolah.
c. menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan
hobi; menyebutkan identitas diri (fisik dan non fisik) keluarga dan teman-
temannya di lingkungan rumah dan di sekolah; menceritakan dan menghargai
perbedaan baik fisik (contoh: warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik
(contoh: miskin, kaya, dll) di lingkungan rumah dan sekolah.
d. mengenal dan menceritakan bentuk kerja sama dalam keberagaman di lingkungan
keluarga dan sekolah; mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga dan sekolah,
sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; menyebutkan contoh sikap
dan perilaku menjaga lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di lingkungan
keluarga dan sekolah.
Fase A Berdasarkan Elemen.

Elemen Capaian Pembelajaran

Pancasila Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan simbol


dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda
Pancasila; menyebutkan hubungan antara simbol dan sila
dalam lambang negara Garuda Pancasila; menerapkan
nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah.

UUD 1945 Peserta didik mampu mengenal aturan di lingkungan


keluarga dan sekolah; menceritakan contoh sikap
mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan
sekolah; menunjukkan perilaku mematuhi aturan di
keluarga dan sekolah.

Bhineka Tunggal Ika Peserta didik mampu menyebutkan identitas dirinya sesuai
dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobi;
menyebutkan identitas diri (fisik dan non fisik) keluarga
dan teman-temannya di lingkungan rumah dan di sekolah;
menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik
(contoh: warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik
(contoh: miskin, kaya, dll) di lingkungan rumah dan
sekolah.

NKRI Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan bentuk

52
kerja sama dalam keberagaman di lingkungan keluarga
dan sekolah; mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga
dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah
NKRI; menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga
lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di lingkungan
keluarga dan sekolah.

2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas III, Kelas III, dan Kelas IV) Pada
fase ini, Peserta didik mampu:
a. memahami dan menyebutkan makna sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh
penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
perkembangan dan konteks peserta didik; menerapkan nilai-nilai Pancasila di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
b. mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat
tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan guru;
mengidentifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga
sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai
warga sekolah.
c. menyebutkan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, minat,
dan perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas diri (fisik dan non-fisik)
orang di lingkungan sekitarnya; menghargai perbedaan karakteristik baik fisik
(contoh: warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh: miskin, kaya,
dll) orang di lingkungan sekitar serta menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial
budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
d. Mengenal berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial budaya di
lingkungan sekitar; memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan
kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI serta
menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa,
sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.
Fase B Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

Pancasila Peserta didik mampu memahami dan menyebutkan makna


sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh penerapan
sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
perkembangan dan konteks peserta didik; menerapkan
nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.

UUD 1945 Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di keluarga,


sekolah, dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta
melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan guru;
mengidentifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota
keluarga dan sebagai warga sekolah; melaksanakan
kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai
warga sekolah.

53
Bhineka Tunggal Ika Peserta didik mampu menyebutkan identitas diri, keluarga,
dan teman-temannya sesuai budaya, minat, dan
perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas diri
(fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya;
menghargai perbedaan karakteristik baik fisik (contoh:
warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh:
miskin, kaya, dll) orang di lingkungan sekitar serta
menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial budaya, dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

NKRI Peserta didik mampu mengenal berbagai bentuk


keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan
sekitar; memahami lingkungan sekitar
(RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian
tidak terpisahkan dari wilayah NKRI serta menampilkan
sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman
suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat
persatuan dan kesatuan.

3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas V dan Kelas VI) Pada Fase ini,
peserta didik mampu:
a. memahami hubungan antarsila dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh;
memahami makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan
bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
b. mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi bentukbentuk sederhana
norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota
keluarga, warga sekolah dan bagian dari masyarakat; mengidentifikasi dan
menyajikan hasil identifikasi pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban
sebagai anggota keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak
sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat;
melaksanakan praktik musyawarah untuk membuat kesepakatan dan aturan
bersama serta mematuhinya dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
c. mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi menghormati, menjaga, dan
melestarikan keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di
lingkungan sekitarnya.
d. mengenal wilayahnya dalam konteks kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; membangun kebersamaan, persatuan,
dan berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar.
Fase C Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

Pancasila Peserta didik mampu memahami hubungan antarsila dalam


Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh; memahami
makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup
berbangsa dan bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila

54
di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

UUD 1945 Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan


hasil identifikasi bentuk-bentuk sederhana norma, aturan,
hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota
keluarga, warga sekolah dan bagian dari masyarakat;
mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi
pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban sebagai
anggota keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan
kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga, warga
sekolah, dan bagian dari masyarakat; melaksanakan
praktik musyawarah untuk membuat kesepakatan dan
aturan bersama serta mematuhinya dalam lingkungan
keluarga dan sekolah.

Bhineka Tunggal Ika Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan


hasil identifikasi menghormati, menjaga, dan melestarikan
keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
di lingkungan sekitarnya.

NKRI Peserta didik mampu mengenal wilayahnya dalam konteks


kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari wilayah NKRI; membangun
kebersamaan, persatuan, dan berkontribusi menciptakan
kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar.

55
LAMPIRAN -LAMPIRAN

56
57
58
59
60

Anda mungkin juga menyukai