Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN BEST PRACTICE

MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA


MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DI SEKOLAH DASAR KAB. AGAM

OLEH

NAMA PESERTA : NABILA PUTRI, S.Pd


NUPTK : 1761772673130072
SEKOLAH : SDN 21 KOTO TUO IV KOTO
KAB. : AGAM
PROVINSI : SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KAB. AGAM
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri 21 Koto
Tuo IV Koto, mengesahkan bahwa:
Nama : NABILA PUTRI, S.Pd
NUPTK : 1761772673130072
Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 29 April 1994
Jabatan : Guru Kelas Tinggi
Asal Sekolah : SDN 21 KOTO TUO Kab. Agam
telah membuat karya tulis yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaram
Problem Based Learning dengan Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran
Tematik Terpadu untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
di Kelas V SD Negeri 21 Koto Tuo”
Demikianlah pengesahan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Tanggal : April 2020


Tempat : Koto Tuo

Mengesahkan
Kepala SDN 21 KOTO TUO

YUNARTI, S.Pd
NIP. 196801061989092001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah


melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, hingga penulis berhasil menyelesaikan
laporan Best Practice ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ini dapat
diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Ibu YUNIARTI, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 21 Koto
Tuo IV Koto.
2. Guru-guru dan pegawai SDN 21 Koto Tuo IV Koto yang telah bekerja
sama dengan penulis dalam mengerjakan tugas rutin guru setiap
harinya.
3. Keluarga yang selalu memberikan motivasi
4. Semua pihak yang telah ikut membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah swt.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan ini, sehingga penulis berharap kritikan yang membangun dari berbagai
pihak yang ikut membaca tulisan ini demi kesempurnaan di masa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam karya tulis ini
memberikan manfaat kepada berbagai pihak, khusunya para guru-guru sekolah
dasar yang juga ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui
penerapan model pembelajaran PBL.
Koto Tuo, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...............................................................................................i
Kata pengantar.....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
Abstrak ..................................................................................................................iv
Daftar Lampiran....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah........................................................................1
2. Identifikasi Masalah..............................................................................3
3. Tujuan ...................................................................................................3.
3. Manfaat Kegiatan...................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Berpikir Kritis (Critical Thinking) ...................................................... 5
B. Model Pembelajaran ............................................................................ 5
C. Problem Based Learning ..................................................................... 6
1. Pengertian Problem Based Learning................................................6

2. Karakteristik PBL...............................................................................7
3. Langkah-Langkah Penerapan Model PBL .......................................10
BAB III PEMBAHASAN
A. Tujuan dan Saran
1. Tujuan...............................................................................................12
2. Saran.................................................................................................12
B. Bahan dan Materi Kegiatan.................................................................12
C. Metode dan Cara Pelaksanaan Kegiatan.............................................13
D. Hasil....................................................................................................14
BAB VI SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan..........................................................................................16
B. Rekomendasi/ Saran…………………………………………..............16
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………............17

LAMPIRAN .........................................................................................................18

iii
ABSTRAK

Judul: Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model


Problem Based Learning (PBL) di Sekolah Dasar Kab. Agam

Berpikir kritis adalah proses berpikir yang memeriksa,


menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah
Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan
menganalisa informasi. Masalah yang penulis temukan adalah rendahnya
kemampuan berpikir kritis siswa di kelas V SDN 21 KOTO TUO IV
KOTO. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih kemampuan berpikir kritis
siswa dalam pembelajaran di kelas V SDN 21 KOTO TUO IV KOTO.
Sasaran dari kegiatan ini adalah peserta didik kelas V pada Tahun
Pelajaran 2019/ 2020 SD Negeri 21 Koto Tuo IV Koto Kecamatan IV
Koto Kab. Agam. Cara pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada
pembelajaran tematik terpadu di Kelas V. Hasil dari kegiatan ini adalah,
kemampuan berpikir tinggkat tinggi dan kemampuan berpikir kritis siswa
dapat terasah. Adapun saran yang dapat diberikan adalah guru sekolah
dasar diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning ini dalam pembelajaran guna meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.

Kata Kunci: Berpikir Kritis, Tematik Terpadu, Sekolah Dasar

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Lampiran II : Dokumentasi Pembelajaran

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengembangkan

pengalaman belajar serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi

kehidupannya. Sebagai seorang pendidik, mempersiapkan peserta didik untuk

menghadapi masa yang akan datang merupakan tanggung jawabnya.

Melalui kurikulum, maka usaha untuk mencapai tujuan pendidikan

dalam rangka mempersiapkan peserta didik menjadi generasi muda bangsa

menjadi lebih terarah. Pembelajaran matematika diberikan kepada semua

peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.

Berpikir kritis adalah proses berpikir yang memeriksa,

menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah

(Dewanti, S, S., 2015 : 172). Termasuk di dalamnya mengumpulkan,

mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berpikir kritis

termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi

materi yang dibutuhkan. Lebih dari itu, berpikir kritis juga berarti mampu

menarik kesimpulan dari data yang diberikan. Oleh sebab itu, peningkatan

keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan

berpikir kritis siswa adalah menggunakan model pembelajaran berbasis

1
pemecahan masalah Problem Based Learning (PBL) dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model PBL dimulai

dengan pemaparan permasalahan-permasalahn terkait dengan materi yang

akan dipelajari, dengan demikian siswa diharapkan mampu merumuskan

bentuk penyelesaian dari permasalahan yang telah dikemukakan tersebut

melalui proses berpikir.

Model pembelajaran Problem Bases Learning merupakan model

pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme.

Menurut Barbara J. Duch (1996) dalam (Wijayanto, 2009:15), Problem Based

Learning (PBL) adalah satu model yang ditandai dengan penggunaan masalah

yang ada di dunia nyata untuk melatih siswa berfikir kritis dan terampil

memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan tentang konsep yang

penting dari apa yang dipelajari (Wijayanto, 2009:15) .

Tujuan dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah

mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki

sendiri, sehingga hasil belajar yang diperoleh akan setia dan tahan lama

dalam ingatan siswa. Selain itu siswa juga bisa belajar berpikir analisis, kritis,

dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengajar, penulis menyadari

bahwa peserta didik kelas V di SDN 21 Koto Tuo memiliki kemampuan

berpikir kritis yang cukup rendah. Peserta didik terbiasa hanya menerima

pembelajaran dari guru.

2
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based

Learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa

meningkat. Hasil belajar sisa maupun proses pembelajaran lebih bagus

dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Karena itu penulis melaporkan

perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul

“Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) di Sekolah Dasar Kab. Agam”

B. Identifikasi Masalah
Masalah yang penulis temukan adalah rendahnya kemampuan berpikir
kritis siswa di kelas V SDN 21 Koto Tuo IV Koto.
C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih kemampuan berpikir kritis
siswa di kelas V SDN 21 Koto Tuo IV Koto.
D. Manfaat
Manfaat dari penerapan pembelajaran ini dapat kita lihat dari 3 sisi:
1. Manfaat Bagi Peserta Didik
a. Siswa lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran
b. Pembelajaran lebih menyenangkan;
c. Membiasakan peserta didik untuk berpikir kritis sehingga dapat
meningkatkan kompetensinya;
d. Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses
pembelajaran
e. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Meningkatkan keterampilan guru dalam merancang desain
pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya;
b. Memberikan kesempatan bagi guru untuk berinovasi dalam
pembelajaran;

3
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.
d. Memperluas wawasan guru mengenai model pembelajaran inovatif

3. Manfaat Bagi Sekolah


a. Memberikan acuan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah
dalam pelaksanaan supervisi akademik;
b. Meningkatkan mutu sekolah di tengah-tengah masyarakat.
c. Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Berpikir Kritis (Critical Thinking)


Berpikir kritis telah menjadi istilah yang sangat popular dalam dunia
pendidikan. Hal ini karena berpikir kritis memungkinkan siswa untuk
menemukan kebenaran di tengah banjir kejadian dan informasi yang
mengelilingi.
Deswani (2019 : 119) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah proses
mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi, dimana informasi
tersebut didapat dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau
komunikasi. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Gunawan (2007 : 177)
yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk
melakukan analisis, menciptakan dan mengunakan kriteria secara obyektif
dan melakukan evaluasi data.
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan seseorang untuk dapat
berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh kemampuan
berpikirnya, terutama dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapay ditarik kesimpulan bahwa berpikir
kritis adalah kemampuan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari melalui kegiatan analisis, menciptakan dan menggunakan kriteria
secara obyektif serta evaluasi, sehingga nantinya memungkinkan siswa
menemukan sebuah kebenaran atau kesimpulan dari permasalahan tersebut.
B. Model Pembelajaran
Peran seorang guru dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa
mendapatkan informasi dan mengemukakan ide dapat melalui model
pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi juga sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktifitas belajar
mengajar.
Agus Suprijono (2010 : 46) berpendapat bahwa model pembelajaran
adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

5
pembelajaran seperti penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi
petunjuk guru di kelas maupun tutorial. Kegiatan dalam proses pembelajaran
tersebut dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan dari model
pembelajaran bervariasi serta proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Lebih lanjut Arends (dalam Agus Suprijono, 2009:46) berpendapat
bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengamalan belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah pedoman guru dalam mengembangkan dan
merencanakan pembelajaran dikelas termasuk tujuan, tahap belajar,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
C. Problem Based Learning
1. Pengertian Problem Based Learning
Menurut Joyce & weil model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum ( rencana
pembelajaran jangka panjang ), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain ( Rusman,
2012:133 ).
Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) dalam Bahasa
Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah “PBM” merupakan
penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk
melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan
untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.
Menurut Barbara J. Duch (1996), Problem Based Learning (PBL)
adalah satu model yang ditandai dengan penggunaan masalah yang ada di
dunia nyata untuk melatih siswa berfikir kritis dan terampil memecahkan
masalah, dan memperoleh pengetahuan tentang konsep yang penting dari

6
apa yang dipelajari (Wijayanto, 2009:15). Pembelajaran berdasarkan
masalah tidan dirancang untuk membantu guru untuk memberikan
informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi
pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui
pelibatan mereka dan pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran
mandiri.
Menurut Suyatno (2009), Problem Based Learning (PBL)
merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah,
dimana masalah tersebut digunakan sebagai stimulus yang mendorong
mahasiswa menggunakan pengetahuannya untuk merumuskan sebuah
hipotesis, pencarian informasi relevan yang bersifat student-centered
melalui diskusi dalam sebuah kelompok kecil untuk mendapatkan solusi
dari masalah yang diberikan.
2. Karakteristik PBL
Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai
macam kecerdesan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala
sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada .
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah (Prof. Dr. H.
Syafruddin Nurdin, M.Pd dan Adriantoni, M.Pd), adalah sebagai berikut.
a. Permasalahan menjadi strating point dalam belajar.
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak tertsruktur.
c. Permasalahan membutuhkan perpsektif ganda ( multiple
perpective).
d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

7
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya,
dan evaluasi sumber informasi merupakan yang esensial dalam
PBM.
g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama
pengtinya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi
dari sebua masalah.
i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari
sebuah proses belajar; dan
j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar.
Pendapat lain yaitu Baron (Rusmono: 2012) yang menyebutkan
beberapa ciri atau karakteristik dari PBL yaitu sebagai berikut.
a. Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata
b. Pembelajaran dipusatkan dalam penyelesaian masalah.
c. Tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan
d. Guru berperan sebagai fasilitator.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyatakan bahwa


beberapa ciri / karakteristik utama yang harus ada dalam PBL di SD yaitu
:
a. pembelajaran berfokus pada masalah.
b. siswa bertugas untuk mencari solusi masalah yang disajikan baik
bekerja mandiri maupun berkelompok.
c. sumber belajar bervariasi tidak hanya satu sumber, dan
d. guru sebagai fasilitator.

3. Kelebihan PBL
Kelebihan pembelajaran Berbasi Masalah dalam pemanfaatannya
adalah sebagai berikut :

8
a. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan
mandiri.
b. Meningkatkan Hasil Belajar dan kemampuan memecahkan
masalah.
c. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan
situasi baru.
d. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.
e. Dalam situasi PBM, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampila secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan.
f. PBM dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis,
menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, Hasil Belajar internal
untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal
dalam bekerja kelompok.
Abiddin Nata (2009: 250) menyatakan bahwa PBL memiliki
beberapa kelebihan antara lain a) dapat membuat pendidikan di sekolah
menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja,
b) dapat membiasakan siswa menghadapai dan memecahkan masalah
secara terampil, yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghadapi
masalah yang sesungguhnya di masyarakat, dan c) dapat merangsang
kemampuan berpikir secara kreatif dan mnyeluruh, karena dalam proses
pembelajarannya siswa banyak melakukan proses mental dengan
menyoroti permasalahn dari berbagai aspek..
Dari pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran
menggunakan PBL memiliki beberapa kelebihan/ keunggulan
dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya yaitu a) dengan
terbiasa menghadapi masalah real word siswa menjadi lebih paham
sehingga tercipata pembelajaran yang bermakna, b) pengetahuan yang
didapatkan oleh siswa dapat diaplikasikan dalam konteks yang relevan,
c) meningkatkan berbagai keterampilan yang ada dalam diri siswa, baik

9
itu soft skill maupun hard skill, d) pembelajaran yang menantang dapat
meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran.

4. Langkah-langkah pembelajaran dengan model Problem Based


Learning
Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd dan Adriantoni, M.Pd
mengemukakan bahwa langkah-langkah ( sintaks ) PBL/PBM, Sebagai
berikut :
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah
No. Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada Memaparkan masalah yang akan
masalah dibahas dalam pembelajaran melalui
gambar, video, maupun bahan
bacaan
2 Mengorganisasi siswa Membantu siswa mendefinisikan dan
untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar
yang berhububungan dengan
masalah
tersebut
3 Membimbing Mendorong siswa untuk
pengalaman mengumpulkan informasi yang
individu/kelompok sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam
menyajikan hasil karya merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan
membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temanya
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan

10
mengevaluasi
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses
yang mereka gunakan

Senada dengan pendapat di atas, Rusmono (2012: 81) juga


menyebutkan pendapat yang sama mengenai tahapan pembelajaran
dengan strategi PBL yaitu a) mengorganisasikan siswa kepada masalah,
b) mengorganisasikan siswa untuk belajar, c) membantu penyelidikan
mandii dan kelompok, d) mengembangkan dan mempresentasikan hasil
karya serta pameran, dan e) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah melahirkan para peserta didik yang punya
kemampuan berpikir kritis sehingga mereka mampu menyelesaikan soal-
soal dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah peserta didik kelas V pada Tahun
Pelajaran 2019/ 2020 SD Negeri 21 IV Koto Kecamatan IV Koto
Kabupaten Agam.
B. Bahan dan Materi Kegiatan
Bahan dan materi kegiatan yang telah dilaksanakan adalah penerapan
model PBL pada pembelajaran tematik terpadu untuk meingkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa di kelas V SD. Untuk lebih jelasnya bisa
dibaca pada tabel berikut
IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis siklus air 3.8.1 Menganalisis terjadinya siklus
dan dampaknya pada air
peristiwa di Bumi serta
keberlangsungan makhluk
hidup
4.8 membuat karya tentang 4.8.1 Membuat diorama siklus air
skema siklus air
berdasarkan informasi dari
berbagai sumber
B.Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator

12
3.8 Menguraikan urutan 3.8.1 Menguraikan urutan peristiwa
peristiwa atau tindakan yang siklus air
terdapat pada teks fiksi
4.8 Menyajikan kembali 4.8.1 Membuat bagan sederhana
peristiwa atau tindakan terkait siklus air
dengan memperhatikan latar
cerita yang terdapat pada
teks fiksi

SBdP
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Memahami tangga nada 3.1.1 Mengidentifikasi berbagai
tangga nada.
4.2 Menyanyikan lagu-lagu 4.2.1 Menyanyikan lagu Air Terjun.
dalam berbagai tangga nada
dengan iringan musik

C. Metode/ Cara Pelaksanaan Kegiatan


Cara pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran di Kelas
V SD, khususnya pada materi siklus air.
Proses pembelajaran ini dilakukan di kelas V SD Negeri 21 Koto Tuo
yang diamati oleh observer dalam hal ini Kepala Sekolah. Dalam
pelaksanaannya, penulis memanfaatkan media pembelajaran yaitu gambar,
video serta, diorama siklus air.
Langkah-langkah dalam pembelajaran mengikuti sintak yang terdapat
pada model Problem Based Learning berikut:
1. Orientasi siswa pada masalah
2. Pengorganisasian siswa dalam kelompok
3. Membimbing penyelidikan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi
Berikut ini dijabarkan langkah-langkah kegiatan yang telah dilakukan
dalam proses pembelajaran :
1. Tahap Pemberian rangsangan/ stimulation

13
Guru memberikan permasalahan dan meminta peserta didik untuk
memperhatikan permasalahan yang diberikan. Penyampaian masalah bisa
dilakukan dengan menampilkan gambar, video ataupun bahan bacaan.
2. Pengorganisasian siswa ke dalam kelompok
Setelah memahami permasalahan yang dipaparkan oleg guru, langkah
berikutnya guru membentuk kelompok belajar. Pengorganisasian siswa
ke dalam kelompok dilakukan untuk membentuk kelompok belajar yang
terdiri dari 4-5 orang dengan kemampuan siswa yang heterogen.
3. Membimbing penyelidikan kelompok
Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang
sesuai dan melakukan penyelidikan guna mendapatkan kejelasan serta
pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Dalam tahap ini guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan
bentuk laporan yang sesuai untuk menunjukkan hasil penyelidikan.
Laporan dapat berbentuk tertulis, video atau model lainnya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
Langkah terakhir dari pelaksanaan problem based learing adalah siswa
melakukan analisis serta mengevaluasi hasil penyelidikannya. Kegiatan
yang dapat dilakukan oleh siswa dapat bervariasi. Salah satu alternatif
kegiatan yang bisa dilakukan yaitu dengan melaksanakan window
shoping, dimana masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil
penyelidikannya, kemudian salah satu anggota kelompok ditunjuk sebagai
“pedagang” yaitu orang yang nantinya akan menjelaskan hasil karyanya
pada tamu, sementara anggota kelompok lain bertamu guna memberikan
mengamati hasil kerja kelompok lain, memberikan pertanyaan, saran
ataupun masukan. Diakhir kegiatan, masing-masing siswa kembali
kelompoknya serta mambahas hasil kerja kelompoknya serta
memperbaiki jika terdapat kekeliruan.

D. Hasil

14
Setelah merancang dan melaksanakan kegiatan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Dengan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning
dapat mengasah kemampuan berpikir kritis siswa sebab pembelajaran
tidak disajikan dalam bentuk finalnya
2. Dengan menerapkan keterampilan Abad 21 dalam pembelajaran telah
membuat siswa terlatih berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis
dan nenyelesaikan masalah serta kreatif dan inovatif.
3. Dengan adanya integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dalam pembelajaran guru telah berusaha menanamkan karakter
terhadap peserta didik
Di awal penerapan pembelajaran dengan model Problem Based
Learning ini, terdapat beberapa kendala, diantaranya, siswa belum terbiasa
dengan model pebelajaran yang penulis berikan, guru harus kreatif mencari
dan trampil menggunakan media pembelajaran, serta guru harus mampu
menggunakan model pembelajaran sesuai dengan sintaknya.
Untuk mengatasi masalah atau kendala di atas, penulis berusaha keras
untuk belajar dengan membaca buku pegangan pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning, browsing di internet,
berdiskusi dengan guru lain, dan mencari sumber lain.

15
BAB VI
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan fakta dari kegiatan yang telah diuraikan di atas, dapat
kita tarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning,
guru dan peserta didik terbiasa mengikuti pembelajaran yang terstruktur
sesuai dengan sintak model pembelajaran tersebut.
2. Dengan menerapkan pendekatan Saintifik dalam pembelajaran, siswa
terbiasa melakukan 5 M (mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)
3. Dengan menerapkan pembelajaran Problem Based Learning, peserta
didik terbiasa berpikir kritis
4. Dengan mengintegrasikan Literasi dengan kerampilan/ Kecakapan Abad
21, siswa mempunyai literasi tentang materi yang akan dibahas dan
diharapkan memiliki karakter yang baik untuk menghadapi Era Abad 21.
B. Rekomendasi/ Saran
Bertolak dari pengalaman penulis dalam menerapkan model
Problem Based Learning dengan pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran
Tematik Terpadumaka, penulis berharap agar para guru pada umumnya
dan guru sekolah dasar khususnya, bisa menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning ini, karena sangat membantu guru dalam
menyusun desain dan melaksanakan pembelajaran yang sistematis serta
dapat membiasakan peserta didik berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah dalam kehidupan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abiddin Nata.(2009).Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta: Prenada


Media
Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Astutik, A. F., & Suprijono, A. (2021). PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK
DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI PENGUATAN
KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS V SDN GELURAN 1
TAMAN. JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, 9(3), 542-554.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
Dewanti, S. S. (2015). Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis melalui
Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Geometri ANalitik Berbasis Guided
Discovery. AdMathEdu, 5(2), 57124.
Rusman.(2013).Model-Model Pembelajaran Tematik.Jakarta: PT Grafindo Persada
Wijayanto, M. (2009). Tesis: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dan
Cooperative Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009.
Surakarta: UNS.

17
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SD NEGERI 21 KOTO TUO


Tema : Lingkungan Sahabat Kita
Subtema : Komponen Ekosistem
Pembelajaran :2
Muatan Pelajaran : B.Indonesia, IPA, SBdP
Kelas/Semester : V / Dua
Alokasi Waktu : 1 pertemuan

A. Kompetensi Inti
 KI-1:Menerima dan menjalankan ajaranagama yang dianutnya
 KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percayadiri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
 KI-3:Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
 KI-4:Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis siklus air dan dampaknya 3.8.1 Menganalisis terjadinya siklus air
pada peristiwa di Bumi serta
keberlangsungan makhluk hidup
4.8 membuat karya tentang skema siklus 4.8.1 Membuat diorama siklus air
air berdasarkan informasi dari berbagai
sumber
B.Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau 3.8.1 Menguraikan urutan peristiwa siklus air
tindakan yang terdapat pada teks non fiksi
4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau 4.8.1 Membuat bagan sederhana terkait siklus
tindakan dengan memperhatikan latar air
cerita yang terdapat pada teks non fiksi
SBdP
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Memahami tangga nada 3.1.1 Mengidentifikasi berbagai tangga nada.
4.2 Menyanyikan lagu-lagu dalam berbagai 4.2.1 Menyanyikan lagu Air Terjun.
tangga nada dengan iringan musik
18
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menyanyi, siswa mampu mengidentifikasi berbagai tangga nada
dengan benar.
2. Melalui unjuk kerja, siswa mampu menyanyikan lagu air terjun dengan nada yang
tepat.
3. Melalui kegiatan pengamatan video, siswa mampu mengidentifikasi urutan
4. Melalui diskusi, siswa mampu membuat bagan sederhana siklus air
5. Melalui diskusi, siswa mampu menjelaskan urutan terjadinya siklus air dengan baik.
6. Melalui penugasan kelompok, siswa mampu membuat diorama siklus air dengan
kreatif.
D. Nilai karakter yang dikembangkan : kerjasama, percaya diri, dan teliti.

E. Materi Pembelajaran
1. B.Indonesa : Menguraikan peristiwa pada teks non fiksi
2. SBdP : Tangga nada
3. IPA : Siklus Air

F. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Sintak pembelajaran Problem Based Learning :
1. Orientasi siswa pada masalah
2. Pengorganisasian siswa ke dalam kelompok
3. Membimbing penyelidikan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi

Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, diskusi, unjuk kerja, penugasan

G. Media dan Alat Pembelajaran


Media :
1. Lembar Kerja Siswa
2. Bahan Tayang PPT
3. Video pembelajaran
Alat/Bahan :
1. Kertas karton
2. Gambar siklus air
3. Pewarna
4. Pena
5. Pensil
6. Gunting
7. lem
8. Laptop
9. Projector

19
H. Sumber Belajar
1. Kemdikbud.2017.Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Buku Guru Kelas V. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud
2. Kemdikbud.2017.Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Buku Siswa Kelas V. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud
3. Bahan ajar yang dibuat guru
4. Buku referensi yang relevan
5. Internet

I. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Pendahuluan 15’


Orientasi - Guru mengucapkan salam
- Guru meminta peserta didik yang bertugas pada hari itu
untuk membimbing berdoa dan membaca juz ‘amma
- Guru memeriksa kehadiran peserta didik
- Peserta didik melakukan “Kelas Berbagi”(jika dimulai di
jam pertama)
Apersepsi - Mengaitkan materi hari ini dengan materi yang telah
dibahas sebelumnya (bilangan bulat posistif, bilangan bulat
negatif)
- Mengingatkan kembali materi prasyarat (menjelaskan
bilangan bulat posistif dan bilangan bulat negatif)

Motivasi - Menyampaikan kompetensi yang akan dipelajari


- Memberikan gambaran tentang manfaat materi.
- Menyampaikan tujuan, strategi, dan penilaian yang akan
dilakukan dalam pembelajaran
B. Kegiatan Inti 80’
Tahap 1 1. Siswa mengamati gambar penduduk yang kesulitan
Orientasi Siswa mendapatkan air bersih.
pada Masalah

20
Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu

3. Siswa bertanya jawab dengan gur terkait gambar


4. Alternatif kegiatan dapat dilakukan dengan guru
bertanya:
a. Apa yang sedang dilakukan warga?
b. Kenapa warga kesulitan mendapat air bersih?
c. Bagaimana proses terbentuknya air bersih secara
alami?

Tahap 2. 5. Peserta didik membentuk kelompok dengan


Pengorganisasi menyebutkan angka 1, 2, 3, sampai 4 secara bergantian
an Siswa Ke dan tertib.
Dalam 6. Peserta didik berkumpul dengan peserta didik lain yang
Kelompok menyebutkan nomor yang sama tanpa membedakan
SARA.
7. Peserta didik berkumpul dalam kelompok dan menyimak
perintah dengan teliti.
8. Guru membagikan LKPD kepada masing-masing
kelompok.
9. Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk mengamati
LKPD.
10. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk bertanya
apabila terdapat hal yang belum dipahami
Tahap 3 11. Siswa menyimak penjelasan singkat guru tentang
Membimbing pentingnya air bagi makhluk hidup.
Penyelidikan 12. Siswa menyimak lagu air terjun yang diputarkan oleh
Kelompok guru melalui pengeras suara.
13. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tangga nada.
14. Siswa dengan bimbingan guru menyanyikan lagu air
terjun dengan nada yang tepat.
15. Siswa mengamati tayangan video proses terjadinya
siklus air.
16. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait video yang
telah disimak.
17. Siswa membaca literatur mengenai proses terjadinya
siklus air
18. Siswa mengamati contoh diorama siklus air yang
diperlihatkan oleh guru.
19. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai diorama
siklus air serta cara membuatnya.
Tahap 4. 20. Siswa berdiskusi dengan kelompok nya untuk
Mengembangk menyelesaikan LKPD.
an dan 21. Siswa bersama kelompoknya membuat bagan sederhana
Menyajikan terkait urutan proses terjadinya siklus air pada kertas
Hasil Karya plano.
22. Siswa bersama kelompoknya dibawah bimbingan guru
membuat diorama siklus air.

21
Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu

Tahap 5. 23. Siswa bersama kelompoknya memajang hasil diskusinya


Menganalisis di kelompok masing-masing.
dan 24. Siswa mendengar arahan guru terkait kegiatan window
mengevaluasi shoping.
25. Siswa bersama kelompoknya melakukan window
shoping untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok
serta memberi pertanyaan, tanggapan, saran mapun
masukan atas hasil kerja kelompok yang dikunjunginya.
26. Siswa kembali ke kelompok masing-masing serta
memperbaiki hasil kerja kelompoknya jika terdapat
kekeliruan.
27. Siswa mendengarkan penguatan materi yang
disampaikan oleh guru.
C. Kegiatan Penutup 10’
1. Peserta didik membuat resume secara kreatif dengan
bimbingan guru pada selembar kertas lalu ditempel pada
zona “Pembelajaranku Hari Ini”.
2. Guru menyampaikan tugas membaca untuk pertemuan
selanjutnya.
3. Peserta didik menyanyikan salah satu lagu daerah (jika
dilaksanakan pada jam terakhir).
4. Peserta didik membaca Hamdallah untuk menutup
pelajaran

J. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
Penilaian sikap dalam pembelajaran KD ini meliputi :
1. Penilaian Observasi
2. Penilaian Diri
3. Penilaian antar Teman
4. Penilaian Jurnal

b. Keterampilan
Penilaian keterampilan dalam pembelajaran KD ini meliputi:
1. Penilaian unjuk kerja
2. Penilaian produk
c. Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dalam pembelajaran KD ini meliputi:
1. Tes lisan
2. Tes tertulis dalam proses pembelajaran
3. Tes tertulis pada akhir pembelajaran

22
Mengetahui Koto Tuo, April 2020
Kepala Sekolah Guru Kelas,

YUNARTI, S.Pd NABILA PUTRI, S.Pd


NIP. 196801061989092001

Catatan Kepala Sekolah:

......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.......................................................

23
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

24

Anda mungkin juga menyukai