Anda di halaman 1dari 71

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap


Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Materi Bioteknologi Siswa
Kelas XII SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta.

Disusun Oleh:
Lela Juwita Sari, S. Pd

Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta


Jl. Ulujami Raya No.86 Pesanggrahan Jakarta Selatan 12250

1
2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Problem Based Learning
(PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar materi Bioteknologi siswa
kelas XII SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta
yang dipilih dengan menggunakan teknik sampel acak. Kelas yang dipilih sebagai sampel
penelitian adalah kelas XII MIA 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XII MIA 2
sebagai kelompok kontrol. Jenis instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dalam
bentuk soal uraian dan pilihan ganda. Data kemampuan pemecahan masalah dikumpulkan
dengan melalui soal uraian sementara data hasil belajar dikumpulkan melalui soal pilihan
ganda yang diberikan sebelum dan setelah pembelajaran kemudian dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar sedangkan statistik
inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang dilakukan dengan analisis
kovarian. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara model PBL dan
kemampuan pemecahan masalah adalah 0,000 (α < 0,05) dan nilai signifikansi hubungan
antara model PBL dan hasil belajar adalah 0,000 (α < 0,05). Berdasarkan hasil yang
didapatkan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model PBL dalam pembelajaran memiliki
pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar materi Bioteknologi
siswa kelas XII SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta.

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Hasil
Belajar.

3
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulillahi Robbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan petunjuk ilahi robbi penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Materi Bioteknologi Siswa
Kelas XII SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta.”.
Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan
uswatun hasanah kita Rasulullah Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa PTK ini tidak
lepas dari adanya bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami
ucapkan terima kasih kepada:
1. Al Ustadz Drs. KH. Sofwan Manaf, M. Si selaku Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah
Jakarta yang telah memberikan kesempatan agar dapat menjadi bagian dari keluarga besar
Pondok Pesantren Darunnajah sebagai pendidik.
2. Al Ustadz Iwan Halwani, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMAS Darunnajah Jakarta yang
telah banyak membantu peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
3. Keluarga yang saya cintai dan sayangi, suami, anak-anak, serta orang tua saya yang telah
memberikan motivasi dan dukungan yang sangat saya butuhkan dalam proses penelitian
ini.
4. Sahabat dan teman-teman para Asatidzah yang telah membantu dan memberikan motivasi
kepada peneliti dalam penulisan PTK ini.
Semoga segala kebaikan dan bantuan dari semua pihak kepada penulis senantiasa
menjadi amal ibadah dan mendapatkan pahal dari Allah SWT.

Jakarta, 31 September 2022


Penulis

Lela Juwita Sari, S. Pd

4
NIP: -
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………… 1
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………. 2
ABSTRAK……………………………………………………………………………… 3
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. 4
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………... 6
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………………... 8
C. Batasan Masalah……………………………………………………………….... 8
D. Rumusan Masalah………………………………………………………………. 8
E. Tujuan Penelitian………………………………………………………………... 8
F. Manfaat Penelitian………………………………………………………………. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Model Pembelajaran……………………………………………….. 10
2. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)……………………………. 10
3. Materi Bioteknologi…………………………………………………………..... 12
4. Kerangka Berpikir……………………………………………………………… 15
5. Hipotesis………………………………………………………………………... 15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………………. 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………….. 16
C. Subjek Penelitian………………………………………………………………….. 16
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………………… 17
B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………………... 23
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………………... 28
B. Saran………………………………………………………………………………. 28
DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia pada abad XXI dihadapkan oleh era pengetahuan yang
membutuhkan berbagai modal intelektual yang perlu dimiliki oleh siswa untuk menghadapi
perkembangan jaman. UU RI No. 20 Tahun 2003 menjabarkan fungsi pendidikan nasional
yaitu untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pemikir pendidikan internasional memandang memecahkan masalah (problem
solving) urgen dimiliki para lulusan SMA pada abad XXI. Pemecahan masalah adalah sebuah
proses yang memerlukan logika dalam rangka mencari solusi dari suatu permasalahan yang
dapat dimiliki oleh siswa apabila guru mengajarkannya dengan efektif (Marzano dkk, 1988).
Selanjutnya, Polya (2014) menjelaskan bahwa kemampuan pemecahan masalah ada 4 tahap
diantaranya yaitu; (1) Understood the Problem (memahami masalah), (2) Device a Plan
(menyusun rencana pemecahan masalah), (3) Carry Out the Plan (melaksanakan rencana
pemecahan masalah) (4) Look Back (memeriksa kembali hasil yang diperoleh).
Upaya yang dapat dilakukan untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran adalah
dengan menerapkan model tertentu. Model tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan
kelas sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien (Nurdyansyah dan Eni,
2016). Beberapa model yang telah menjadi budaya dalam pembelajaran yang selama ini
dilakukan guru memang kurang melibatkan siswa sehingga model-model pembelajaran baru
mulai gencar disuarakan seiring dengan penerapan kurikulum 2013. Model tersebut antara
lain Discovery Learning, Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning, Inquiry
Learning dan Project Based Learning (PjBL) (Utami dkk, 2015).
Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah
model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata (real world) sebagai konteks
untuk para siswa belajar berfikir kritis dan terampil untuk memecahkan masalah untuk
memperoleh pengetahuan. Model pembelajaran ini menjadikan siswa aktif dalam proses
pembelajara dan dapat melatih serta mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah
yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang
kemampuan berfikir tingkat tinggi yang membuat siswa mampu mentransfer pengalaman ke
dalam pada pembelajaran. Dengan kata lain, model PBL membuat pembelajaran bermakna

6
yang dimana konsekuensi akhirnya menurut Najib dan Elhefni (2016) adalah meningkatkan
hasil belajar siswa.
Hasil observasi awal di SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta menunjukkan bahwa
proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher oriented), karena proses
pembelajaran di dalam kelas masih menggunakan model pembelajaran konvensional dengan
metode ceramah. Dalam kondisi seperti ini, kesempatan siswa untuk menemukan dan
membangun pengetahuannya sendiri hampir tidak ada, karena guru aktif sendiri menjelaskan
apa yang telah disiapkannya sehingga siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh
guru dan membuat siswa cenderung pasif pada saat pembelajaran.
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif,
dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.
Salah satu materi yang cocok digunakan melihat peningkatan kemampuan pemecahan
masalah adalah materi Bioteknologi. Bioteknologi merupakan penerapan dari ilmu biologi
dan teknologi. Menurut Millah, Lukas dan Isnawati (2012), materi bioteknologi mencakup
tentang pengertian, prinsip dasar, dan peranan bioteknologi terhadap sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat (salingtemas) dalam rangka peningkatan kesejahteraan hidup
manusia. Namun dalam penerapannya, selalu ada permasalahan yang timbul sehingga siswa
perlu memperhatikan segala aspek baik itu aspek sains, teknologi, masyarakat juga
lingkungan untuk memecahkan masalah yang berimplikasi terhadap kehidupan sehari-hari.
PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk terlibat
aktif di dalam proses pembelajaran untuk melatih siswa untuk menerapkan langkah-langkah
pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk mencari jalan keluar suatu permasalahan.
Hal ini sangat sesuai untuk menjawab kebutuhan di SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta
dimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih rendah karena pembelajaran fokus
terhadap guru, bukan siswa. Rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di dalam
kelas diperkirakan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa di
sekolah ini.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah model pembelajaran Problem Based Learning
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi Bioteknologi kelas XII IPA SMAS
Darunnajah?

7
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah yang diperoleh oleh peneliti di SMAS Darunnajah
Jakarta sebagai berikut:
1. bagaimana kemampuan pemecahan masalah materi bioteknologi siswa kelas XII
SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta setelah dibelajarkan dengan model PBL?
2. bagaimana hasil belajar materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS Darunnajah
Ulujami Jakarta setelah dibelajarkan dengan model PBL?
3. adakah pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah
materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta?
4. adakah pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah
materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta?

C. Batasan Masalah
Untuk membatasi agar peneliti tidak terlalu luas maka penelitian membatasi masalah
yaitu: penelitian ini dibatasi pada kelas XII IPA SMAS Darunnajah Jakarta dengan
menggunakan materi Bioteknologi.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari paparan latar belakang tersebut, maka yang menjadi fokus masalah
penelitian ini adalah “apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA pada
mata pelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
di SMAS Darunnajah Jakarta”?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah agar dapat mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi di SMAS Darunnajah Jakarta.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pedoman dalam melakukan
kegiaan pembelajaran pada siswa yang berbeda pengalaman tetapi memiliki
permasalahan yang sama.

8
2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan
kegiatan penelitian yang sejenis.
3. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk merumuskan
berbagai kebijakan tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru yang
berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa dan peningkatan prestasi belajar.

9
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Sedangkan menurut pendapat Briggs
yang menjelaskan model adalah “seperangkat prosedur dan berurutan untuk mewujudkan
suatu proses”. Dengan demikian model pembelajaran adalah seperangkat prosedur atau
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu model yang berurutan untuk
melaksakan proses pembelajaran.
2. Pengertian model Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) memiliki karakteristik tersendiri dalam hal
konsepnya maupun penerapannya di dalam kelas.Adapun karakteristik Problem Based
Learning (PBL) adalah sebagai berikut:
a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak
terstruktur.
c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda.
d) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap dan kompetensi
yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam
belajar.
e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL.
g) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
h) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.
i) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses
belajar.
j) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
Berdasarkan karakteristik di atas, tampak jelas bahwa dalam Problem Based
Learning (PBL) pada proses pembelajaran, dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal
ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam

10
pengetahuanya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui
untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa banyak melakukan kegiatan yang
merangsang aktivitas untuk berfikir secara ilmiah dalam menyelesaikan suatu masalah,
serta dari karakteristik Problem Based Learning (PBL) kita dapat mengetahui bagaimana
penerapan pembelajaran di kelas yang berorientasi pada Problem Based Learning (PBL).
a) Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL).
Penerapan Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan melalui beberapa
tahapan. Ibrahim dan Nur dan Ismail mengemukakan bahwa langkah-langkah
Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL).
Indikator Tingkah Laku Guru
Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa
terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.
Mengorganisasi siswa untuk Membantu siswa mendefinisikan dan
belajar mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
Membimbing pengalaman Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
individual/kelompok yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyajikan hasil karya menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan
membantu mereka untuk berbagai tugas dengan
temannya
Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
mengevaluasi evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses
proses pemecahan masalah yang mereka gunakan

Penerapan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran Biologi dapat
dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan dalam bentuk soal uraian.
Soal yang diberikan dikaitkan dengan permasalahan yang ada di kehidupan sehari-
hari, sehingga siswa dapat dengan mudah mengaitkan pengetahuan awalnya dengan
ide-ide pemecahan masalah dalam soal.

11
3. Bioteknologi
Menurut Nurhayati (2011) bioteknologi adalah implikasi proses biologi yang
menerapkan prinsip ilmiah dan merekayasa pengolahan oleh agen biologi untuk
menyediakan barang jasa dan teknologi. Menurut Syamsuri (2007) bioteknologi adalah
pemanfaatan prinsip ilmiah dengan menggunakan organism untuk menghasilkan produk
dan jasa guna memenuhi kebutuhan manusia.
A. Produk bioteknologi konvensional dan modern
1) Bioteknologi Konvensional
Menurut Regita (2013) Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi
yang menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan
jasa, misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk
melakukan metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Menurut
Sudibyo (2008) Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana.
Bioteknologi ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
1. Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.
2. Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan
makanan baru yaitu Nata de coco.
3. Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena
bioteknologi sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat
kecil bisa melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan hidup sehari-
hari. Contohnya tempe dan tape. Proses pembuatan tempe dan tape termasuk
bioteknologi.
Menurut Sudibyo (2008) ada beberapa contoh produk bioteknologi
konvensional yaitu :
No Produk Bahan Makanan Mikroorganisme
1. Tempe Kedelai Rhizopus oligospora
Rhizopus oryzaeq
2. Kecap Kedelai Aspergillus wentii
3. Keju Susu Penicillium requeforti
Penicillium camemberti

12
Lactobacillus sp
4. Yoghurt Susu Lactobacillus bulgaricus
Streptococcus thermophillus
5. Roti Gandum Saccharomyces cereviceae
6. Nata de coco Air kelapa Acetobacter xylinum
7. Tape Beras ketan, singkong Saccharomyces cereviceae

2) Bioteknologi modern
Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi
dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik. Teknik yang
sering digunakan saat ini adalah dengan melakukan manipulasi genetik pada
suatu jasad hidup secara,terarah.(Biologi Media Center, 2013). Menurut Sudibyo
(2008) produk-produk modern bioteknologi untuk pengobatan yaitu :

No Produk Kegunaan
1. Interferon Melawan infeksi, meningkatkan sistem kekebalan
2. Insulin Mengontrol kadar gula darah (diabetes mellitus).
3. Vaksin Meningkatkan kekebalan tubuh
4. Penicillin Antibiotika, melawan infeksi oleh bakteri atau jamur
5. Beta endorphin Mengurangi rasa sakit

3) Dampak Penerapan Bioteknologi


Bioteknologi, terutama rekayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat
menjelaskan berbagai macam persoalan dunia seperti, polusi, penyakit, pertanian,
dan sebagainya.Akan tetapi, dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak yang
membawa kerugian. (Wariyono, 2011). Menurut Wariyono (2011) ada beberapa
dampak positif penerapan bioteknologi yaitu :
1. Peningkatan produksi pangan
Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan
memproduksi makanan dengan bantuan mikroba (tempe, roti, keju, yoghurt,
kecap, dan lain-lain).
2. Peningkatan kesehatan

13
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya
dalam pembuatan antibodi monoklonal, vaksin, antibiotik dan hormon.
3. Penyedia bahan bakar alternatif
Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi dari fermentasi
limbah, yaitu gasbio (metana) dan gasohol (alkohol). Alternatif bahan bakar
masa depan untuk menggantikan minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol.
Biogas dibuat dalam fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran makhluk
hidup. Pada fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang dibakar dan
digunakan untuk bahan bakar. Menurut Wariyono (2011) ada beberapa dampak
negatif penerapan bioteknologi yaitu :
a. Dampak Terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) ke alam bebas
dapat menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih
berbahaya Dari pada pencemaran kimia dan nuklir.Dengan keberadaan rekayasa
genetika, perubahan genotipe tidak terjadi secara alami sesuai dengan dinamika
populasi, melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan
drastis ini akan
menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “Menciptakan” makhluk hidup yang
seragam bertentangan dengan prinsip di dalam biologi sendiri, yaitu
keanekaragaman.
b. Dampak Terhadap Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah
serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan
31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt diketahui mengandung gen
resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH
disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi
kesehatan manusia.
c. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi
mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh kepada kehidupan
masyarakat.Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan
hormon pertumbuhan sapi (bovine growth hormone: BGH) dapat meningkatkan
produksi susu sapi sampai 20% niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan
demikian, bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi. Dalam waktu

14
yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi, gula, kelapa, vanili,
ginseng, dan opium akan dapat.
d. Dampak Terhadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang
serius. Menyisipkan gen mahkluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap
melanggar hukum alam dan sulit diterima masyarakat. Mayoritas orang
Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis, 90% menentang
pemindahan gen manusia ke hewan, 75% menentang pemindahan gen hewan ke
hewan lain. Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa
konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi
penganut agama Islam, kalau gen babi disisipkan ke dalam buah semangka?
Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil rekayasa merupakan pemberian
hak pribadi atas makhluk hidup.Hal itu bertentangan dengan banyak nilai-nilai
budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk hidup.dihasilkan melalui
modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan menyingkirkan tanaman
aslinya.
B. Kerangka Berpikir
Biologi adalah konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Pembelajaran Biologi sangat berperan
dalam proses pendidikan maka, guru sebagai pelaksanaan dan pengelola pembelajaran di
sekolah dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
Seorang guru tidak hanya merancang melaksanakan dan mengevaluasi namun guru harus
menggunakan cara untuk mempermudahkan peserta didik memahami materi yang
disampaikan. Melalui model Problem Based Learning yang digunakan dalam
pembelajaran Biologi akan mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang
dipelajari, selain mempermudah memahami materi, model Problem Based Learning juga
mampu mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran.
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diterapkan maka
hipotesis penelitian ini adalah “Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
pada mata pelajaran Biologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.”

15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasi experimental (eksperimen semu) dengan desain
penelitian pre test-post test control group design yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan
pemecahan masalah dan hasil belajar siswa materi Bioteknologi siswa kelas XII SMAS
Darunnajah Ulujami Jakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta pada bulan
september 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMAS
Darunnajah Ulujami Jakarta semester ganjil Tahun Ajaran 2022/2023.

C. Subjek Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling sehingga terpilih
kelas XII IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XII IPA 2 sebagai kelas kontrol.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Problem Based Learning (PBL) dan
model pembelajaran konvensional sementara variabel terikat adalah kemampuan
pemecahan masalah dan hasil belajar.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(1) tes uraian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah
(2) tes pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar sesuai dengan indikator pembelajaran.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik
inferensial dengan menggunakan uji analisis kovarian (anacova) pada program SPSS
versi 22.0.

16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
a. Analisis Statistik Deskriptif
1) Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS
Darunnajah Ulujami Jakarta.

Tabel 1. Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII
SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta.

Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa


Statistik Model PBL Model Konvensional
Pre Test Post Test Pre Test Post Test
Nilai Terendah 25,00 75,00 25,00 42,00
Nilai Tertinggi 60,00 100,00 58,00 67,00
Rata-rata 47,85 86,48 48,41 52,06
Standar Deviasi 7,08 7,44 10,48 8,47
Jumlah Sampel 30 30 30 30

Tabel 1 menunjukan deskripsi nilai kemampuan pemecahan masalah


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada materi bioteknologi siswa kelas XII
SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta. Nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah
siswa mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran, baik pada kelompok
eksperimen yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran PBL maupun
pada kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran
konvensional. Namun jika ditinjau dari nilai kedua kelompok tersebut, kelompok
yang dibelajarkan dengan menerapkan model PBL memiliki nilai rata-rata yang lebih

17
tinggi dibandingkan dengan kelompok dibelajarkan dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah


Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS Darunnajah Ulujami Jakarta.

Model PBL Model Konvensional


Kategor Interval Pre Test Post Test Pre Test Post Test
i F % F % F % F %
Sangat 80-100 0 0,00 26 74,29 0 0,00 0 0,00
Baik
Baik 65-79,99 0 0,00 9 25,71 0 0,00 1 3,23
Cukup 55-64,99 12 34,29 0 0,00 6 19,35 12 38,71
Kurang 40-54,99 17 48,57 0 0,00 24 77,42 18 58,06
Sangat 0-39,99 6 17,14 0 0,00 1 3,23 0 0,00
Kurang

Tabel 2 menunjukkan frekuensi dan SMAS Darunnajah Jakarta. Kemampuan


persentase kategori kemampuan pemecahan pemecahan masalah siswa sebelum pembelajaran
masalah kelompok eksperimen dan kelompok pada kelompok eksperimen dan kontrol
samakontrol pada materi bioteknologi siswa kelas XII sama didominasi oleh kategori cukup,
kurang, dan sangat kurang. Pada kelompok eksperimen dari 35 orang siswa, terdapat 12
orang siswa (34,29%) pada kategori cukup, 17 orang siswa (48,57%) dalam kategori kurang,
dan 6 orang siswa (17,41%) dalam kategori sangat kurang. Pada kelompok kontrol dari 31
orang siswa, terdapat 6 orang siswa (19,35%) berada dalam kategori cukup, 24 orang siswa
(77,42%) berada dalam kategori kurang, dan 1 orang siswa (3,23%) dalam kategori sangat
kurang.
Sedangkan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah pembelajaran kedua
kelompok sangat berbeda, dimana kelompok eksperimen didominasi oleh kategori baik dan
sangat baik sedangkan kelompok kontrol didominasi oleh kategori baik, cukup, dan kurang.
Pada kelompok eksperimen dari 35 orang siswa, terdapat 26 orang siswa (74,29%) berada
dalam kategori sangat baik, dan 9 orang siswa (25,71%) berada dalam kategori baik. Pada
kelompok kontrol dari 31 orang siswa, terdapat 1 orang siswa (3,23%) berada dalam kategori

18
baik, 12 orang siswa (38,71%) dalam kategori cukup, dan 18 orang siswa (58,06%) dalam
kategori kurang.

Tabel 3. Nilai Hasil Belajar Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS Darunnajah
Jakarta.
Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Statistik Model PBL Model Konvensional
Pre Test Post Test Pre Test Post Test
Nilai Terendah 25,00 75,00 10,00 20,00
Nilai Tertinggi 70,00 100,00 60,00 70,00
Rata-rata 43,42 86,57 39,19 43,87
Standar Deviasi 13,42 7,25 15,56 14,81
Jumlah Sampel 30 30 30 30

Tabel 3 menunjukan deskripsi nilai hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol pada materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta. Nilai rata-rata
hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran, baik pada kelompok
eksperimen yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran PBL maupun pada
kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.
Namun jika ditinjau dari nilai kedua kelompok tersebut, kelompok yang dibelajarkan dengan
menerapkan model PBL memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Materi Bioteknologi
Siswa Kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta.
Model PBL Model Konvensional
Kategor Interval Pre Test Post Test Pre Test Post Test
i F % F % F % F %
Sangat 80-100 0 0,00 24 68,57 0 0,00 0 0,00

19
Baik
Baik 65-79,99 0 0,00 11 31,43 0 0,00 2 6,45
Cukup 55-64,99 3 8,57 0 0,00 1 3,23 5 16,12
Kurang 40-54,99 7 20,00 0 0,00 10 32,25 7 22,58
Sangat 0-39,99 25 71,43 0 0,00 20 64,51 17 54,83
Kurang

Tabel 4 menunjukkan frekuensi dan persentase kategori hasil belajar kelompok


eksperimen dan kelompok kontrol pada materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS
Darunnajah Jakarta. Hasil belajar siswa sebelum pembelajaran pada kelompok eksperimen
dan kontrol sama-sama didominasi oleh kategori cukup, kurang, dan sangat kurang. Pada
kelompok eksperimen dari 35 orang siswa, terdapat 3 orang siswa (8,57%) berada dalam
kategori cukup, 7 orang siswa (20,00%) dalam kategori kurang, 25 orang siswa (71,43%)
dalam kategori sangat kurang. Pada kelompok kontrol dari 31 orang siswa, terdapat 1 orang
siswa (3,23%) berada dalam kategori cukup, 10 orang siswa (32,25%) berada dalam kategori
kurang, dan 20 orang siswa (64,51%) dalam kategori sangat kurang.
Sedangkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran kedua kelompok sangat berbeda,
dimana kelompok eksperimen didominasi oleh kategori baik dan sangat baik sedangkan
kelompok kontrol didominasi oleh kategori baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Pada
kelompok eksperimen dari 35 orang siswa, terdapat 24 orang siswa (68,57%) berada dalam
kategori sangat baik, 11 orang siswa (31,43%) berada dalam kategori baik. Pada kelompok
kontrol dari 31 orang siswa, terdapat 2 orang siswa (6,45%) berada dalam kategori baik, 5
orang siswa (16,12%) dalam kategori cukup, 7 orang siswa (22,58%) dalam kategori kurang,
dan 17 orang siswa (54,83%) dalam kategori sangat kurang.

b. Analisis Statistik Inferensial


1) Uji Normalitas
a) Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS
Darunnajah Jakarta
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bioteknologi Siswa
Kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta.

Variabel Sig. Keterangan

20
Pre Test Model PBL 0,057 Berdistribusi Normal
Pre Test Model Pembelajaran Konvensional 0,060 Berdistribusi Normal
Post Test Model PBL 0,058 Berdistribusi Normal
Post Test Model Pembelajaran 0,051 Berdistribusi Normal
Konvensional
Tabel 5 menunjukkan data kemampuan pemecahan masalah materi bioteknologi siswa
kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta kelas yang dibelajarkan dengan menerapkan model PBL
dan model pembelajaran konvensional, dimana semua variabel menunjukkan nilai
signifikansi lebih besar daripada α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.

b) Hasil Belajar Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS
Darunnajah Jakarta.
Variabel Sig. Keterangan
Pre Test Model PBL 0,131 Berdistribusi Normal
Pre Test Model Pembelajaran Konvensional 0,098 Berdistribusi Normal
Post Test Model PBL 0,175 Berdistribusi Normal
Post Test Model Pembelajaran 0,068 Berdistribusi Normal
Konvensional

Tabel 6 menunjukkan bahwa data hasil belajar materi bioteknologi siswa kelas XII
SMAS Darunnajah Jakarta kelas yang dibelajarkan dengan menerapkan model PBL dan
model pembelajaran konvensional, dimana semua variabel menunjukkan nilai signifikansi
lebih besar daripada α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas
a) Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS
Darunnajah Jakarta.
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bioteknologi
Siswa Kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta.
Variabel Sig. Keterangan

21
Pre Test Kemampuan Pemecahan Masalah 0,363 Homogen
Post Test Kemampuan Pemecahan 0,228 Homogen
Masalah

Tabel 7 menunjukkan hasil uji homogenitas kemampuan pemecahan masalah materi


bioteknologi siswa kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta. kelas yang dibelajarkan dengan
menerapkan model PBL dan model pembelajaran konvensional, dimana semua variabel
menunjukkan nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data kemampuan pemecahan masalah kedua kelas homogen.

b) Hasil Belajar Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS
Darunnajah Jakarta.
Variabel Sig. Keterangan
Pre Test Hasil Belajar 0,245 Homogen
Post Test Hasil Belajar 0,108 Homogen

Tabel 8 menunjukkan hasil uji homogenitas hasil belajar materi bioteknologi siswa
kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta kelas yang dibelajarkan dengan menerapkan model PBL
dan model pembelajaran konvensional, dimana semua variabel menunjukkan nilai
signifikansi lebih besar daripada α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil
belajar kedua kelas homogen.

3) Uji Hipotesis
a) Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS
Darunnajah Jakarta.

Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Model PBL Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Materi Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta.
Jumlah Rata-rata
Hasil Kuadrat Tipe df Kuadrat F Sig.
III
Hasil Belajar 1875,295 1 1875,295 18,179 0,000

22
Kelas 27222,321 1 27222,321 263,897 0,000

Tabel 9 menunjukkan hasil uji hipotesis pengaruh model PBL terhadap hasil belajar
materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta, dimana diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti H 0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model PBL terhadap hasil belajar materi bioteknologi
siswa kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta.

B. Pembahasan
a. Pengaruh Penerapan Model PBL terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi
Bioteknologi Siswa Kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta.
Berdasarkan hasil anakova pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh
nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari pada 0,05 (α < 0,05), berarti H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh model PBL terhadap
kemampuan pemecahan masalah pada materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS
Darunnajah Jakarta. Selain hal tersebut, bisa juga dilihat dari skor rata-rata
kemampuan pemecahan masalah kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan
model PBL meningkat sebesar 38,63 poin sementara kelompok kontrol yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional hanya meningkat sebesar 2,65
poin.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
oleh Handayani (2017) yang menunjukkan bahwa setelah dilakukan perlakuan yang
berbeda antara model PBL dengan model pembelajaran ekspositori (ceramah)
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa mempunyai perbedaan yang
signifikan yaitu model PBL lebih berpengaruh dan lebih baik dari pembelajaran
ekspositori (ceramah).
Adanya pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan pemecahan
masalah siswa disebabkan oleh rangkaian tahap model PBL itu sendiri. Dalam model
PBL tahap pertama adalah orientasi masalah kepada siswa. Tahap ini merupakan
tahap yang paling penting untuk dilakukan agar kemampuan pemecahan masalah
siswa menjadi tinggi, karena apabila guru tidak dapat mengorientasikan masalah
dengan baik dan benar kepada siswa, maka tahap-tahap selanjutnya dalam model PBL
23
secara otomatis tidak akan berjalan dengan maksimal. Oleh karena itu,
Muayyadatiddieny, Solatan dan Wara (2015) menjelaskan bahwa masalah yang
diangkat sebaiknya adalah masalah yang dekat dengan kehidupan siswa terkait
dengan topik yang akan dibahas.
Setelah tahap orientasi masalah kepada siswa selesai, pada tahap selanjutnya
guru akan mengorganisasikan siswa untuk belajar dengan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok heterogen agar antar siswa dapat saling bertukar pikiran dan
pendapat untuk memilih dan mendaftar cara-cara terbaik untuk memecahkan masalah
seperti apa yang harus dilakukan, atau bagaimana melakukannya, dan seterusnya.
Kemudian siswa dibimbing untuk merancang strategi apa yang akan mereka gunakan
untuk memecahkan masalah dengan melakukan penyelidikan seperti berhipotesis,
mengumpulkan data dari berbagai sumber ataupun bereksperimen dalam memberikan
pemecahan masalah secara aktif dan mandiri yang dimana hasilnya nanti akan
dipresentasikan di depan kelas yang merangsang terjadinya diskusi antar kelompok
presentasi dengan kelompok-kelompok lain.
Tahap terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah siswa. Tahap ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan
mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual
yang mereka gunakan. Guru berperan untuk mengarahkan siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajar serta menyimpulkannya, serta memberikan umpan balik apabila terdapat
kekeliruan selama proses pembelajaran.
Hasil yang diperoleh tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Hidayati (2017), dimana penerapan model PBL di dalam kelas didasarkan pada
prinsip menggunakan masalah nyata yang berkaitan dengan kehidupan seharihari
siswa untuk memulai pembelajaran. Tujuan utama siswa diberikan masalah adalah
agar siswa lebih ditekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Masalah yang diberikan dapat melatih siswa dalam melakukan kebiasaankebiasaan
memecahkan masalah yang akan berpengaruh kepada kemampuan tingkat tinggi
siswa. Supiandi dan Hendrikus (2016) menjelaskan kemampuan tingkat tinggi siswa
yang dimaksud misalnya membiasakan siswa untuk berpikir kreatif dengan
mengeksplorasi dan mengemukakan ide-ide, serta mengidentifikasi pemecahan
masalah yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.

24
PBL membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengatasi masalah, menjadi pebelajar yang mandiri, melatih siswa
untuk mengembangkan dan mendalami permasalahan dengan meningkatkan
kesadaran mereka mengenai cara yang berbeda dalam berpikir untuk penyelesaian
pada sebuah masalah (Tan, 2003). Peningkatan kemampuan memecahkan masalah
siswa melalui pembelajaran dengan model PBL juga adalah karena model PBL
didasarkan pada prinsip bahwa siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi
juga bahwa mereka tahu bagaimana menerapkan pengetahuan ini dalam situasi nyata
(Sockalingam et al., 2011).
Pada pembelajaran dengan model PBL siswa membahas dan menganalisis
masalah dalam kelompok. Hal ini menyebabkan beberapa isu atau topik
membutuhkan eksplorasi. Siswa kemudian menggunakan isu atau topik yang belum
terselesaikan sebagai pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar mereka. PBL juga
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan
banyaknya informasi yang dapat diingat oleh siswa (Susilo, 2001). Ketika partisipasi
siswa meningkat, maka aktivitas berpikir pun juga meningkat yang pada akhirnya
akan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa untuk memecahkan masalah
tersebut.
Penjelasan di atas juga sejalan dengan pendapat Muayyadatiddieny, Solatan
dan Wara (2015) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan model PBL
melibatkan siswa secara aktif dalam memahami konsep dan prinsip dari suatu materi
karena karakteristik pembelajaran ini berupa pengajuan masalah kepada siswa.
Masalah yang diberikan dapat melatih siswa dalam melakukan kebiasaan-kebiasaan
memecahkan masalah yang akan berpengaruh kepada kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa. Dengan model PBL guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, menjadi pebelajar yang
mandiri, melatih siswa untuk mengembangkan dan mendalami permasalahan dengan
meningkatkan kesadaran mereka mengenai cara yang berbeda dalam berpikir untuk
penyelesaian pada sebuah masalah yang berimplikasi terhadap kehidupan sehari-hari
siswa.

b. Pengaruh Penerapan Model PBL terhadap Hasil Belajar Materi Bioteknologi Siswa Kelas
XII SMAS Darunnajah Jakarta.

25
Berdasarkan hasil anakova pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh
nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari pada 0,05 (α < 0,05), berarti H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh model PBL terhadap hasil
belajar pada materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta. Selain
hal tersebut, bisa juga dilihat dari skor rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
yang dibelajarkan dengan model PBL meningkat sebesar 43,15 poin sementara
kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional hanya
meningkat sebesar 4,68 poin. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya oleh Elmasari (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen yang meningkat secara signifikan
antara sebelum penerapan model PBL dan setelah penerapan model PBL.
Adanya pengaruh model PBL terhadap hasil belajar pada materi bioteknologi
siswa kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta disebabkan oleh tahap-tahap yang dimiliki
model PBL. Tahap model PBL yang terdiri atas orientasi masalah kepada siswa,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu penyelidikan individu dan
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta analisis dan evaluasi
pemecahan masalah. Kelima tahap ini secara langsung membuat siswa merasa senang
belajar dengan cara berkelompok, karena dengan cara belajar seperti ini siswa dapat
belajar bersama, saling memberikan ide, dan saling membantu satu sama lain jika ada
siswa yang tidak mengerti. Tahapan model PBL membuat siswa menjadi lebih aktif
dalam bekerjasama dan menumbuhkan sikap percaya diri untuk mengemukakan
pendapat dan juga menghargai pendapat teman yang lain. Dan dengan tahap-tahap
model PBL siswa dapat memahami materi dengan lebih mudah karena guru mengajar
dengan cara mengaitkan materi dengan masalah sehari-hari yang membuat siswa
mampu mentransfer pengalaman ke dalam pada pembelajaran. Dengan kata lain,
tahap-tahap model PBL membuat pembelajaran bermakna yang dimana konsekuensi
akhirnya menurut Najib dan Elhefni (2016) adalah meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Supiandi dan
Hendrikus (2016) yang menjelaskan bahwa siswa yang mendapatkan pengajaran
dengan menggunakan model PBL memiliki hasil belajar kognitif yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang mendapat pengajaran konvensional. Peningkatan
kemampuan hasil belajar kognitif siswa melalui pembelajaran dengan model PBL
adalah karena model PBL didasarkan pada prinsip bahwa siswa tidak hanya

26
memperoleh pengetahuan tetapi juga bahwa mereka tahu bagaimana menerapkan
pengetahuan ini dalam situasi nyata (Sockalingam et al., 2011).
Pada pembelajaran PBL, siswa membahas dan menganalisis masalah dalam
kelompok. Hal ini menyebabkan beberapa isu atau topik membutuhkan eksplorasi.
Siswa kemudian menggunakan isu atau topik yang belum terselesaikan sebagai
pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar mereka. PBL juga dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan banyaknya informasi yang
dapat diingat oleh siswa (Susilo, 2001). PBL melibatkan siswa aktif dalam
pembelajaran sehingga belajar siswa menjadi lebih bermakna (Beane, 1995). Dalam
model PBL terdapat tahap evaluasi yang dapat digunakan sebagai kegiatan refleksi.
Siswa dapat menuliskan kembali pengalaman dan pengetahuan baru, sehingga
kegiatan ini berdampak positif terhadap daya ingat siswa pada materi yang
dibelajarkan. Hal ini juga mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa (Supiandi dan
Hendrikus, 2016). Selaras dengan pandangan konstruktivisme bahwa penemuan
pengetahuan yang disusun dan dibangun sendiri oleh siswa akan melekat pada ingatan
siswa dalam waktu yang lama. Pembelajaran dengan model PBL juga memberikan
keleluasaan siswa untuk berinteraksi antar sesama siswa dan antar guru dengan siswa.
Model PBL menuntut adanya peran siswa agar dapat mencapai pada
penyelesaian masalah yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan
permasalahan yang dihadapi, siswa diharapkan mampu melakukan langkah-langkah
yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Artinya dengan siswa
menyelesaikan masalah yang ada, maka terjadi proses belajar di dalamnya (Sasmita,
2015). Hal ini berdampak pada rasa memiliki bahwa pembelajaran di kelas bukan
hanya milik guru, namun juga milik siswa sehingga siswa akan terlatih untuk
bertanggungjawab dalam belajarnya. Siswa yang diberi otonomi akan menunjukkan
motivasi internal, ketegangan belajar kurang dan mempelajari konsep lebih baik.
Dengan siswa mempelajari konsep lebih baik, hasil belajar yang diperolehpun akan
baik (Munandar, 1999).

27
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat ditarik
dalam penelitian ini adalah: (1) kemampuan pemecahan masalah materi bioteknologi siswa
kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta setelah diajarkan dengan model PBL tinggi yaitu
dengan nilai rata-rata sebesar 86,48 (2) hasil belajar materi bioteknologi siswa kelas XII

28
SMAS Darunnajah Jakarta setelah diajarkan dengan model PBL tinggi yaitu dengan nilai
rata-rata sebesar 86,57 (3) ada pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan
pemecahan masalah materi bioteknologi siswa kelas XII SMAS Darunnajah Jakarta (4) ada
pengaruh penerapan model PBL terhadap hasil belajar materi bioteknologi siswa kelas XII
SMAS Darunnajah Jakarta.

B. SARAN
Sehubungan dengan hasil ini, maka penulis mengajukan saran, yaitu:
(1) Untuk guru mata pelajaran biologi SMAS Darunnajah Jakarta, pembelajaran dengan
model PBL hendaknya dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
(2) Bagi para peneliti lain, sebaiknya mempersiapkan instrumen penelitian dengan baik
dan matang juga mengadakan uji empiris sebelumnya agar kegiatan penelitian dapat
berjalan dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Beane, A.J. 1995. Curriculum Integration And The Diciplines of Knowledge. New York:
College Board Publication.
Elmasari, Y. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning
dan Metode Ceramah Bermakna Materi Desain Grafis SMAN 1 Gondang
Tulungagung. JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika), Vol.1
No. 2. Desember : 43 –47.

29
Handayani, D. 2017. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Di Kelas VIII MTs. S AL-Washiliyah Tahun
Ajaran 2016/2017. Sumatera Utara: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Press.
Hidayati, A.U. 2017. Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran
Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar.
Volume 4 Nomor 2. p-ISSN 2355-1925 e-ISSN 25808915. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Marzano, R.J., Ronald, S.B., Carolyn, S.H., Beau, F.J., Barbara, Z.P., Stuart, C.R., Charles,
S. 1966. Dimension of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction.
Viginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Millah, E.S., Lukas S.B., Isnawati. 2012. Pengembangan Buku Ajar Materi Bioteknologi Di
Kelas XII SMA IPIEMS Surabaya Berorientasi Sains, Teknologi, Lingkungan dan
Masyarakat (SETS). BioEdu. Vol. 1 No.1. Januari 2, 2019 Tersedia di
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu
Muayyadatiddieny, F., Solatan, N.L., dan Wara, I.N., 2015. Potensi Sintaks PBL
(Pembelajaran Problem Based Learning)Metakognitif Dalam Melatih Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Nasional Pendidikan Sains. Vol. 1 No 4. Yogyakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Munandar. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nata Abudin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group, h. 243.
Nurdyansyah dan Eni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:
RajawaliPers. h. 230.
Sasmita, E. 2015. Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Geografi. Lampung: Universitas Negeri Lampung.
Sockalingam, N. & Schmidt, H. G. 2011. Characteristics of Problems for Problem Based
Learning: The Students Perspective. The Interdisciplinary Journal of ProblemBased
Learning. Vol. 5 No. 1.
Susilo, H. 2001. Blended Learning untuk Meningkatkan Siswa Hidup di Abad 21. Malang:
Universitas Negeri Malang.

30
Supiandi dan Hendrikus. 2016. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap
Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Biologi SMA.
Jurnal Pendidikan Sains. Vol. 4 No. 2.
Tan, O. S. 2003. Problem Based-Learning Innovation: Using Problems to Power Learning in
The 21st Century. Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd.
Utami, R.P., Riezky M.P., dan Umi, F. 2015. Pengaruh model pembelajran project based
learning berbantu instagram terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X
SMA Negeri 8 Surakarta. Bio-Pedagogi. Vol.4 No. 1. ISSN: 2252. 6897.
Warsono Dan Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif: Teori Dan Asasmen. Bandung: Remaja
Rosdakarya. h. 147.

LAMPIRAN

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. SILABUS

31
32
2. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Nama Sekolah : SMAS Darunnajah Ulujami
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Bioteknologi
Kelas/Semester : XII IPA/Genap
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (4 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti

KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.

KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

33
KI 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.10 Menganalisis prinsip-prinsip 3.10.1 Menganalisis (C4) konsep dasar


Bioteknologi dan penerapannya bioteknologi beserta ilmu-ilmu yang
sebagai upaya peningkatan mendukung dalam bioteknologi.
kesejahteraan manusia 3.10.2 Membandingkan (C5) bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern.
3.10.3 Menganalisis (C4) pengembangan
produk bioteknologi dalam kondisi
nonsteril dan steril.
3.10.4 Menganalisis (C4) produk bioteknologi
konvensional dalam kehidupan sehari-
hari serta manfaatnya bagi manusia.
3.10.5 Menganalisis (C4) proses dan prinsip
kerja dalam pembuatan produk
bioteknologi konvensional berbasis
mikroorganisme.
3.10.6 Menelaah (C4) keuntungan yang dapat
diperoleh dari pengolahan pangan
dengan memanfaatkan bioteknologi
konvensional.
3.10.7 Merancang (C6) pembuatan produk
bioteknologi konvensional berbasis

34
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

mikroorganisme.
3.10.8 Menelaah (C4) pemanfaatan
mikroorganisme penghasil protein, zat-
zat organik, enzim, vitamin, dan obat-
obatan.
3.10.9 Menganalisis (C4) penggunaan
mikroorganisme dalam menghasilkan
energi, pengendalian hama tanaman,
bidang peternakan, pengolahan limbah,
dan pertambangan.
3.10.10 Menganalisis (C4) prosedur
pembuatan kultur jaringan, bayi tabung,
kloning pada domba Dolly, vaksin,
organisme transgenik dan pembuatan
antibodi monoklonal.
3.10.11 Membagankan (C4) tahapan
teknologi rekombinasi DNA dalam
pembuatan hormon insulin.
3.10.12 Mengaitkan (C4) konsep terapi
gen dalam kesehatan manusia.
3.10.13 Menelaah (C4) dampak negatif
yang dapat ditimbulkan dari penggunaan
bioteknologi yang kurang pengawasan
dan tanggung jawab.

4.10 Menyajikan laporan hasil 4.10.1 Membuat (P3) produk bioteknologi


percobaan penerapan prinsip- konvensional berbasis mikroorganisme
prinsip Bioteknologi konvensional serta menganalisis manfaatnya dalam
berdasarkan scientific method kehidupan manusia.
4.10.2 Menyajikan (P3) hasil kerja dalam
bentuk produk makanan atau minuman,
video, poster, dan laporan.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui model pembelajaran PBL dan
pendekatan saintifik serta diskusi kelompok, melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan media gambar dan video, serta mempresentasikan lembar kerja dan hasil
karya di depan kelas, peserta didik diharapkan mampu menganalisis konsep dasar

35
bioteknologi, mengidentifikasi bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern,
menganalisis produk bioteknologi konvensional dan modern dalam kehidupan sehari-
hari, menganalisis dampak bioteknologi bagi kehidupan manusia dengan tepat serta
mensyukuri anugerah ciptaan Allah SWT dan berprilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur
terhadap data dan fakta.

D. Materi Pembelajaran
Faktual
Bioteknologi adalah kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
penting dalam peningkatan mutu hidup manusia. Bioteknologi merupakan cabang ilmu
yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Konseptual
 Pengertian Bioteknologi
 Bioteknologi Konvensional
 Konsep dasar
 Contoh Penerapan
 Bioteknologi nonsteril dan steril
 Bioteknologi Modern
 Konsep dasar
 Contoh Penerapan
 Dampak Bioteknologi bagi kehidupan manusia
 Dampak Positif
 Dampak Negatif
Prinsip
1. Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme
secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat
bagi manusia melalui proses fermentasi.
2. Bioteknologi nonsteril terjadi jika proses fermentasi dilakukan pada lingkungan
yang terbuka sehingga memungkinkan adanya kontaminasi mikroorganisme
lainnya.
3. Bioteknologi steril terjadi jika proses fermentasi berlangsung tanpa adanya
kontaminasi mikroorganisme lain.

36
4. Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang dalam produksinya dilakukan
dengan menerapkan teknik rekayasa genetik.
5. Beberapa dampak bioteknologi jika penggunaannya kurang pengawasan atau
disalahgunakan, yaitu:
a. Kemungkinan menciptakan mikroorganisme patogen baru
b. Timbulnya bahan makanan yang mengandung protein baru bersifat toksik
c. Munculnya tanaman supergulma
Prosedural
 Membuat produk bioteknologi konvensional serta menganalisis manfaatnya dalam
kehidupan manusia

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, presentasi kelompok, talking stick, tanya jawab
Model : Pertemuan 1 Problem Based Learning (PBL)
Pertemuan 2 Project Based Learning (PjBL)
F. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Media:
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 1, LKPD 2, LKPD 3, LKPD 4)
 Materi bioteknologi
 Video https://www.youtube.com/watch?v=4zL9iqxf9fU
Alat/Bahan:
 Papan tulis, LCD proyektor, laptop, karton, penggaris, spidol
G. Sumber Belajar
1. Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
2. Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan:
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
3. Artikel definisi, prinsip dasar, dan perkembangan bioteknologi pangan,
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PANG4410-M1S.pdf
4. https://www.youtube.com/watch?v=h1eelylRigI

H. Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan pertama)

37
Langkah Kegiatan Alokasi
Kegiatan Sintaks Uraian Kegiatan Waktu
Pendahuluan Orientasi  Guru mengucapkan salam serta menyampaikan 10
kabarnya masing-masing dan bersyukur kepada menit
Allah SWT atas kesempatan dan kesehatan
yang diberikan. (Communication,
collaboration)
 Guru membaca doa bersama dengan peserta
didik.
 Guru mengkondisikan kelas dan mengecek
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
(Communication)
Apersepsi  Guru mengulas kembali materi yang sudah
didapatkan oleh siswa. “Seperti yang sudah
kalian pelajari pada tingkat SMP/MTs, apa yang
kalian pahami mengenai pengertian bioteknologi
dan berikan contohnya?” (Menanya, critical
thinking)
Motivasi  Guru memberikan motivasi pada siswa berupa
penayangan gambar-gambar produk bioteknologi
yang dijumpai sehari-hari dan manfaatnya bagi
kesehatan (mengamati)

38
Langkah Kegiatan Alokasi
Kegiatan Sintaks Uraian Kegiatan Waktu
 Guru memberikan pertanyaan yang menarik
minat peserta didik seperti:
 Apakah semua mikroorganisme
merugikan?
 Organisme apakah yang berperan dalam
proses pembentukan produk-produk
tersebut di atas? (menanya, critical
thinking)
 Guru menulis judul materi pembelajaran di
papan tulis
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik melalui power point.
 Peserta didik menyimak penjelasan guru
mengenai langkah-langkah pembelajaran model
PBL dan teknik penilaian yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
Kegiatan inti Orientasi Mengamati 70
peserta didik  Guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam menit
kepada 4 kelompok belajar dimana setiap kelompok
masalah terdiri atas 4 peserta didik (collaborative)
 Melakukan brainstorming dimana peserta didik
dihadapkan pada pengamatan gambar dan video
mengenai bioteknologi serta pemanfaatannya.
https://www.youtube.com/watch?v=4zL9iqxf9fU
 Peserta didik mengkaji masalah yang diberikan
guru dan merumuskan masalah, seperti:.
 Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
 Apakah perbedaan antara bioteknologi
konvensional dan modern?
 Apakah perbedaan mendasar pada
bioteknologi steril dan nonsteril?

39
Langkah Kegiatan Alokasi
Kegiatan Sintaks Uraian Kegiatan Waktu
 Apakah peranan bioteknologi
(konvensional) dalam kehidupan manusia?
 Guru membimbing peserta didik dalam
mengidentifikasi masalah

Mengorganisasika Mengamati
n peserta didik  Guru membagikan LKPD 1 kepada setiap
kelompok untuk mencari jawaban dari masalah
 Guru juga membagikan karton kepada peserta
didik yang akan digunakan sebagai bahan untuk
mempresentasikan hasil diskusi dan pemecahan
masalah peserta didik
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelidikan  Peserta didik mengerjakan LKPD dengan cara
individu berdiskusi dalam kelompok untuk
mengumpulkan informasi dari buku paket
tentang jenis-jenis bioteknologi serta
pemanfaatannya
 Guru meminta peserta didik untuk mencari tahu
tentang mikroorganisme yang tepat serta
tahapan-tahapan pembuatan produk bioteknologi
konvensional yang terdapat pada buku cetak
(masing-masing kelompok berbeda produk

40
Langkah Kegiatan Alokasi
Kegiatan Sintaks Uraian Kegiatan Waktu
bioteknologi) ( Critical, creativity, collaborative)
 Guru membimbing dan memfasilitasi peserta
didik dalam memecahkan masalah.
Mengolah informasi/mengasosiasikan
 Guru meminta peserta didik melakukan analisis
informasi yang didapat dari jawaban diskusi
 Peserta didik menuliskan hasil penelusuran
informasi dan diskusi pada LKPD yang telah
diberikan
Mengembangkan  Peserta didik menjawab pertanyaan dalam
dan menyajikan lembar kegiatan/aktivitas belajar dan
hasil karya menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
 Guru membimbing peserta didik untuk
menghasilkan karya
 Peserta didik mempresentasikan hasil karya
berupa charta yang dibuat dengan menggunakan
karton dan laporan pembahasan hasil kerja
LKPD yang telah diberikan
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik dari kelompok lain untuk memberikan
tanggapan dan pertanyaan kepada kelompok
yang sedang melakukan presentasi
(Communication, collaboration, critical
thinking)

41
Langkah Kegiatan Alokasi
Kegiatan Sintaks Uraian Kegiatan Waktu
Menganalisis dan  Guru memberikan penguatan mengenai materi
mengevaluasi jenis-jenis bioteknologi dengan menayangkan
proses pemecahan PPT tentang proses pembuatan beberapa produk
masalah bioteknologi konvensional
 Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum mereka pahami
 Guru memberikan penghargaan kepada setiap
kelompok atas apa yang telah dikerjakan
 Guru memutuskan kelompok terbaik
Penutup Kesimpulan  Guru bersama peserta didik menarik kesimpulan 10
dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan menit

Evaluasi  Guru memberikan post test berupa pilihan ganda


untuk mengetahui pemahaman peserta didik
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyampaikan refleksi pengalaman
pembelajaran hari ini.
 Guru menyampaikan materi pertemuan
berikutnya berupa yaitu merencanakan dan
merancang pembuatan produk bioteknologi
konvensional
 Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
bersama peserta didik dan mengucapkan salam

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


Jenis dan Bentuk Istrumen
No Aspek Jenis/Tekhnik penilaian Bentuk Instrumen
1. Sikap Observasi kelompok dan Lembar observasi
individu
2. Pengetahuan Tes tertulis Tes pilihan ganda
3. Keterampilan Laporan dan presentasi Lembar observasi

42
4. Motivasi Individu Angket motivasi

Jakarta, 01 Juli 2022

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Iwan Halwani, M. Pd Lela Juwita Sari, S. Pd


NIP: - NIP: -

3. MODUL PEMBELAJARAN
BAHAN AJAR
BIOTEKNOLOGI
A. PENDAHULUAN
Jenjang sekolah : Sekolah Menengah Akhir (SMA Darunnajah)
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/semester : XII/Genap
Materi pokok : Bioteknologi
Alokasi waktu : 8 x 45 menit (4 pertemuan)

1) DESKRIPSI SINGKAT
Bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa
yang bertujuan untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme
hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa.
Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada
tumbuhan dan hewan. Terdapat 4 prinsip dasar bioteknologi, yaitu: Penggunaan agen
biologi, menggunakan metode tertentu, dihasilkannya suatu produk turunan, dan
melibatkan banyak disiplin ilmu. Menurut perkembangannya, secara umum bioteknologi
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
A. Bioteknologi Konvensional (sederhana)

43
Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme
secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi
manusia melalui proses fermentasi. Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan
secara sederhana dan diproduksi tidak jumlah yang besar.
B. Bioteknologi Modern
Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan
pangan. Produksi pangan dengan cara tradisional tidak lagi memadai untuk memenuhi
kebutuhan pangan yang terus meningkat. Hal ini menuntut para ilmuwan untuk mencari
solusi dalam memproduksi bahan pangan dengan cara yang lebih baik. Penerapan
bioteknologi dalam produksi bahan pangan menjadi solusi terbaik saat ini. Bioteknologi
berpotensi meningkatkan produksi tanaman budidaya dan mengurangi pemakaian bahan
kimia berbahaya seperti pupuk dan pestisida. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan
tesebut para ilmuwan mengembangkan bioteknologi modern.
Dalam bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan produk
dalam jumlah besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih.
Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat
menggunakan bagianbagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. Salah satu
produk hasil rekayasa genetik adalah dengan membuat organisme transgenik.
2) PETUNJUK BELAJAR
Materi bahan ajar ini menjelaskan tentang pengertian bioteknologi, peranan
bioteknologi dalam kehidupan makhluk hidup, bioteknologi konvensional dan
bioteknologi modern serta dampak dari penggunaan bioteknologi yang kurang tepat. Agar
mencapai kompetensi yang diharapkan, silakan ikuti petunjuk dalam pemakaian materi
ajar ini:
a. Baca dan pahami bagian Pendahuluan dalam modul ini, cermati deskripsi singkatnya
agar mendapatkan gambaran tentang materi ajar.
b. Baca dan pahami materi yang ada dalam modul ini dengan baik. Jika menemukan
kesulitan, sebaiknya Anda mendiskusikannya bersama teman-teman. Tanyakan dan
diskusikan kepada guru jika diskusi bersama teman belum dapat memecahkan masalah
atas kesulitanmu.
c. Carilah referensi yang menunjang dalam menyelesaikan kegiatan belajar dan tugas, jika
modul ini dirasa belum cukup memberikan informasi.
d. Rangkuman materi akan mempermudah Anda untuk menemukan poin penting dan
menyimpulkan materi dalam setiap kegiatan belajar.

44
e. Kerjakan secara mandiri soal latihan dalam setiap kegiatan belajar dan soal tes formatif
guna evaluasi keberhasilan belajar Anda. Jika pengerjaan tes formatif belum mencapai
KKM, maka dipersilakan untuk melakukan review materi ajar secara mandiri.

B. MATERI AJAR
1. Konsep materi ajar
Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan), dan logos (ilmu). Artinya, ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip
biologi. Menurut European Federation of Biotechnology (EFB), bioteknologi sebagai
perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog
molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi
diantaranya adalah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan
enzimologi.
Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada
tumbuhan dan hewan. Terdapat 4 prinsip dasar bioteknologi, yaitu: Penggunaan agen
biologi, menggunakan metode tertentu, dihasilkannya suatu produk turunan, dan
melibatkan banyak disiplin ilmu. Menurut perkembangannya, secara umum bioteknologi
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
A. Bioteknologi Konvensional (sederhana)
Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme
secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi
manusia melalui proses fermentasi. Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan
secara sederhana dan diproduksi tidak jumlah yang besar. Dalam bidang pangan,
fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan
produk yang dikehendaki. Bioteknologi konvensional dimanfaatkan dalam beberapa
bidang:
1. Bidang Makanan
Pada bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan
fermentasi, hasilnya antara lain : yoghurt , keju , tempe, roti, kecap, ,cuka, dan
sebagainya.
2. Bidang Pertanian

45
Pada bidang pertanian, bioteknologi memberi andil dalam usaha pemenuhan
kebutuhan makanan. Bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian
diantaranya adalah: kultur jaringan, pembastaran, hidroponik.
3. Bidang Industri
Penerapan bioteknologi konvensional di bidang industri di antaranya adalah teknik
bioremediasi, yaitu suatu proses pengelolaan limbah yang mengandung zat-zat yang
berbahaya (logam berat) menjadi limbah yang kurang berbahaya.
4. Bidang Pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pengobatan, misalnya antibiotik
penisilin yang digunakan untuk pengobatan.
5. Bidang Peternakan
Bioteknologi tradisional di bidang peternakan, misalnya pada domba ankon yang
merupakan domba berkaki pendek dan bengkok, sebagai hasil mutasi alami
B. Bioteknologi Modern
Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan
pangan. Produksi pangan dengan cara tradisional tidak lagi memadai untuk memenuhi
kebutuhan pangan yang terus meningkat. Hal ini menuntut para ilmuwan untuk mencari
solusi dalam memproduksi bahan pangan dengan cara yang lebih baik. Penerapan
bioteknologi dalam produksi bahan pangan menjadi solusi terbaik saat ini. Bioteknologi
berpotensi meningkatkan produksi tanaman budidaya dan mengurangi pemakaian bahan
kimia berbahaya seperti pupuk dan pestisida. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan
tesebut para ilmuwan mengembangkan bioteknologi modern.
Dalam bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan produk
dalam jumlah besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih.
Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat
menggunakan bagianbagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
Bioteknologi modern dalam produksi pangan dilakukan dengan menerapkan teknik
rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan
produk baru dengan cara membuat DNA baru. Manipulasi materi genetik dilakukan
dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Salah satu produk hasil
rekayasa genetik adalah dengan membuat organisme transgenik. Organisme transgenik
dapat berupa tumbuhan transgenik dan hewan transgenik.
Terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan bioteknologi jika
penggunaannya yang kurang pengawasan atau disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu

46
yang kurang bertanggung jawab. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah
sebagai berikut:
a. Kemungkinan menciptakan mikroorganisme pathogen baru
b. Timbulnya bahan makanan yang mengandung protein baru bersifat toksik
c. Munculnya tanaman supergulma
d. Teknik bayi tabung dapat membingungkan status orang tuanya
e. Resiko tinggi bagi organisme hasil kloning
f. Penyebaran bakteri strain secara liar
g. Erosi plasma nutfah
h. Terganggunya keseimbangan ekosistem
i. Penyalahgunaan senjata biologis
2. Rincian materi ajar
Materi yang dipelajari tentang bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
meliputi:
a. Bioteknologi merupakan ilmu yang menerapkan prinsip ilmiah dan kerekayasaan atau
penanganan dan pengolahan bahan mentah organic maupun anorganik dengan bantuan
makhluk hidup seperti mikroorganisme, sel hewan, dan tumbuhan untuk meningkatkan
potensi makhluk hidup serta menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup
manusia
b. Bioteknologi terdiri atas bioteknologi konvensional dan modern
c. Bioteknologi konvensional diantaranya adalah pembuatan yoghurt, keju, kecap, kultur
jaringan, dll. Sedangkan bioteknologi modern diantaranya adalah rekayasa genetika
d.Terdapat dampak negatif yang akan mucul sebagai akibat dari penyalahgunaan
bioteknologi yang kurang tepat.
3. Indikator capaian pembelajaran
1. Setelah proses pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning, peserta didik
diharapkan dapat menganalisis konsep dasar bioteknologi
2. Setelah proses pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning, peserta didik
diharapkan dapat mengidentifikasi bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
3. Setelah proses pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning, peserta didik
diharapkan dapat menganalisis produk bioteknologi konvensional dan modern dalam
kehidupan sehari-hari
4. Setelah proses pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning, peserta didik
diharapkan dapat menganalisis dampak bioteknologi bagi kehidupan manusia

47
4. Uraian materi ajar
Sebelum mempelajari materi bioteknologi lebih dalam lagi, mari kita memperhatikan
gambar di bawah ini:

Berdasarkan gambar di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:


1. Apakah peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia?
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan modern?
3. Berikan contoh produk yang dihasilkan dengan menggunakan bioteknologi
konvensional dan modern!
4. Jelaskan dampak negatif dari penyalahgunaan dari bioteknologi?
Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan), dan logos (ilmu). Artinya, ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip
biologi. Menurut European Federation of Biotechnology (EFB), bioteknologi sebagai
perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog
molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi
diantaranya adalah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan
enzimologi.
Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada
tumbuhan dan hewan. Terdapat 4 prinsip dasar bioteknologi, yaitu: Penggunaan agen
biologi, menggunakan metode tertentu, dihasilkannya suatu produk turunan, dan
melibatkan banyak disiplin ilmu. Menurut perkembangannya, secara umum bioteknologi
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
A. Bioteknologi Konvensional (sederhana)
Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme
secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi
manusia melalui proses fermentasi. Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan secara
sederhana dan diproduksi tidak jumlah yang besar. Dalam bidang pangan, fermentasi
merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang

48
dikehendaki. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Seiring
dengan perkembangan teknologi, definisi fermentasi meluas menjadi semua proses yang
melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang merupakan metabolit
primer atau sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Bioteknologi
konvensional dimanfaatkan dalam beberapa bidang:
1. Bidang Makanan
Pada bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan
fermentasi, hasilnya antara lain : yoghurt , keju , tempe, roti, kecap, ,cuka, dan
sebagainya.
a. Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan
bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini
akan mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses
fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi
kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental. Proses penguraian ini
disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya dinamakan.
b. Keju
Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-
zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan
ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus. Bakteri ini akan menghasilkan enzim renin, sehingga protein pada
susu akan menggumpal dan membagi susu menjadi cair dan padatan (dadih).
Selanjutnya enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu menjadi
asam dan protein yang ada pada dadih. Dadih inilah yang akan diproses lebih
lanjut melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk olahan
makanan yang dikenal dengan keju.
c. Roti
Pembuatan roti juga memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh
yeast atau khamir. Yeast merupakan sejenis jamur yang ditambah pada adonan
tepung dan akan menimbulkan proses fermentasi. Proses ini akan menghasilkan
gas karbondioksida dan alkohol. Gas karbondioksida berperan dalam

49
mengembangkan roti, sedangkan alkohol akan berkontribusi dalam menghasilkan
aroma dan memberi rasa pada roti. Adonan akan tampak lebih mengembang dan
membesar pada saat adonan dimasukkan ke oven, karena gas akan mengembang
pada suhu tinggi.
d. Kecap
Kecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat dari
kacang kedelai. Pada tahap awal kedelai akan difermentasi dengan menggunakan
jamur Aspergillus wentii. Tahap selanjutnya kedelai yang sudah difermentasikan
akan dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Pembuatan kecap
dilakukan melalui proses perendaman kedelai dengan larutan garam, sehingga
pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Jamur Aspergillus wentii akan
merombak protein menjadi asam-asam amino, komponen rasa, asam, dan aroma
khas
e. Tempe
Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi
menjadi salah satu makanan favorit. Pada dasarnya proses produksi tempe ini
menggunakan teknik fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan
jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses
pertumbuhan, jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa.
Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan
membentuk struktur yang kompak. Pada waktu pertumbuhan jamur, jamur juga
akan membuat suatu enzim protease yang dapat menguraikan protein kompleks
yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh
kita.
f. Cuka
Bahan dasar pada proses pembuatan cuka adalah etanol yang dihasilkan oleh
fermentasi anaerob oleh ragi. Oleh bakteri asam asetat, seperti Acetobacter dan
Gluconobacter, etanol akan dioksidasi menjadi asam asetat.
B. Bioteknologi Modern
Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan
pangan. Produksi pangan dengan cara tradisional tidak lagi memadai untuk memenuhi
kebutuhan pangan yang terus meningkat. Hal ini menuntut para ilmuwan untuk mencari
solusi dalam memproduksi bahan pangan dengan cara yang lebih baik. Penerapan
bioteknologi dalam produksi bahan pangan menjadi solusi terbaik saat ini. Bioteknologi

50
berpotensi meningkatkan produksi tanaman budidaya dan mengurangi pemakaian bahan
kimia berbahaya seperti pupuk dan pestisida. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan
tesebut para ilmuwan mengembangkan bioteknologi modern.
Dalam bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan produk
dalam jumlah besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih.
Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat
menggunakan bagianbagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
Bioteknologi modern dalam produksi pangan dilakukan dengan menerapkan teknik
rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan
produk baru dengan cara membuat DNA baru. Manipulasi materi genetik dilakukan
dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Salah satu produk hasil
rekayasa genetik adalah dengan membuat organisme transgenik. Organisme transgenik
dapat berupa tumbuhan transgenik dan hewan transgenik.
Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli bidang bioteknologi dapat menyusun
pola gen sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisme yang sifat-sifatnya sesuai
dengan kebutuhan. Teknik ini dikenal juga dengan istilah DNA rekombinan, yaitu
proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke organisme lain. Pengaturan pola
genetik ini melibatkan penggunaan gen organisme lain yang disisipkan ke pita DNA
organisme tertentu. Organisme yang menggunakan bagian gen organisme lain di dalam
tubuhnya dikenal dengan istilah organisme transgenik.
1. Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan
informasi genetik dalam tubuhnya. Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif
agar tanaman tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat melimpah. Bahkan,
tanaman juga dapat direkayasa agar mampu membunuh hama yang menyerang
tumbuhan tersebut. Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan
identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang
diinginkan).
Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau
bakteri. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang
disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan
dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA
yang digunakan untuk transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke
dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan

51
bakteri tersebut. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang
cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang
berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat
dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi
DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode
transfer DNA dengan bantuan listrik).
Beberapa tanaman transgenik telah diaplikasikan untuk menghasilkan tiga
macam sifat unggul, yaitu tahan hama, tahan herbisida, dan buah yang dihasilkan tidak
mudah busuk. 2. Hewan Transgenik Selain tumbuhan transgenik, juga ada hewan-
hewan transgenik. Pada awalnya hewan transgenik merupakan bahan penelitian para
ilmuwan untuk menemukan jenis penyakit yang menyerang hewan tertentu dan cara
penanggulangannya. Perkembangan selanjutnya, penerapan teknologi rekayasa genetik
pada hewan bertujuan untuk menghasilkan hewan ternak yang memproduksi susu dan
daging yang berkualitas, ikan yang cepat besar dan mengandung vitamin tertentu, dan
sebagainya.
Bioteknologi modern mempunyai peranan penting dalam bidang kedokteran
sehingga semakin menonjol setelah adanya penelitian dan penerapan ilmiah.
Bioteknologi modern dibidang kedokteran hampir sama dengan di bioteknologi
konvensional tetapi hasilnya jauh lebih banyak dan lebih terjamin menggunakan
bioteknologi modern karena dibantu oleh alat-alat canggih lainnya misalnya pembuatan
antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika, dan hormone
2. Bidang Pertanian
Pada bidang pertanian, bioteknologi memberi andil dalam usaha pemenuhan
kebutuhan makanan. Bioteknologi modern dalam bidang pertanian diantaranya adalah:
kultur jaringan, pembastaran, hidroponik.
a. Kultur Jaringan
Kultur artinya pembudidayaan, sedangkan jaringan artinya sekelompok sel
yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Dengan demikian kultur jaringan
berarti membudidayakan suatu jaringan makhluk hidup menjadi individu baru yang
mempunyai sifat sama seperti induknya.
Pelaksanaan teknik kultur jaringan tumbuhan dilakukan berdasarkan teori sel
sebagaimana yang dikemukakan oleh Scleiden dan Schwann, yaitu sel tumbuhan
mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel

52
tumbuhan (dari bagian mana saja sel tersebut diambil) yang jika diletakkan dalam
lingkungan yang sesuai, akan tumbuh menjadi tumbuhan yang sempurna.

b. Pembastaran
Pembastaran atau persilangan merupakan perkawinan antara dua individu
tanaman yang berbeda varietas, tetapi masih dalam satu spesies. Pembastaran
merupakan cara yang sederhana, murah, dan paling mudah untuk menghasilkan
tanaman pangan varietas unggul. Contoh, padi varietas X yang memiliki produksi gabah
tinggi dan tidak cepat rebah dikawinkan dengan padi varietas Y yang memiliki sifat
tahan hama dan umur panen pendek. Dari perkawinan ini, dapat dihasilkan padi varietas
baru yang memiliki sifat perpaduan dari keduanya, yaitu produksi gabah tinggi, tahan
hama, tidak cepat rebah, dan umur panen pendek
c. Hidroponik
Hidroponik adalah teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai
media tanamnya. Termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang
menggunakan air atau bahan yang bersifat porus, seperti pecahan genting, pasir kali,
batu, kerikil, spons, sabut kelapa, arang kayu, dan sebagainya. Contoh bioteknologi
konvensional yang lain dalam bidang pertanian adalah penyeleksian tanaman jenis
mustard alami oleh manusia, menghasilkan tanaman, kolabri, brokoli, kubis, dan
kembang kol.
Terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan bioteknologi jika
penggunaannya yang kurang pengawasan atau disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu
yang kurang bertanggung jawab. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah
sebagai berikut:
a. Kemungkinan menciptakan mikroorganisme pathogen baru
b. Timbulnya bahan makanan yang mengandung protein baru bersifat toksik
c. Munculnya tanaman supergulma
d. Teknik bayi tabung dapat membingungkan status orang tuanya
e. Resiko tinggi bagi organisme hasil kloning
f. Penyebaran bakteri strain secara liar
g. Erosi plasma nutfah
h. Terganggunya keseimbangan ekosistem
i. Penyalahgunaan senjata biologis

53
PENUGASAN
Setelah membaca bahan ajar ini, silahkan kalian mengerjakan LKPD secara berkelompok.
PENUTUP
Rangkuman
1. Bioteknologi adalah ilmu yang menerapkan prinsip ilmiah dan kerekayasaan atau
penanganan dan pengolahan bahan mentah organik maupun anorganik dengan bantuan
makhluk hidup seperti mikroorganisme, sel hewan, dan tumbuhan untuk meningkatkan
potensi makhluk hidup serta menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup
manusia
2. Bioteknologi dapat dibedakan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
3. Pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi, antara lain sebagai penghasil
makanan/minuman, bioremidiasi, obat
4. Beberapa produk dari bioteknologi modern adalah tanaman transgenik, hewan transgenik,
dan rekayasa genetika
5. Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli bidang bioteknologi dapat menyusun pola gen
sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisme yang sifat-sifatnya sesuai dengan
kebutuhan
6. Terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan bioteknologi jika penggunaannya
yang kurang pengawasan atau disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu yang kurang
bertanggung jawab.

54
4. LKPD
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 1)

Kelompok :
Anggota : ..............................................
..............................................
..............................................
..............................................
Judul Materi: Bioteknologi Konvensional Rumusan
Masalah:
1. Apakah pengertian dari bioteknologi?
2. Apakah perbedaan antara bioteknologi konvensional dan modern?
3. Apakah peranan bioteknologi konvensional dalam kehidupan manusia?
4. Apakah dampak dari penggunaan bioteknologi yang tidak tepat?
Tujuan:
1. Setelah kegiatan diskusi di kelas peserta didik diharapkan dapat menganalisis konsep
dasar bioteknologi dengan benar
2. Setelah kegiatan diskusi di kelas peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi
bioteknologi konvensional dengan tepat

55
3. Setelah kegiatan diskusi kelompok siswa diharapkan dapat menganalisis produk
bioteknologi konvensional dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
4. Setelah kegiatan diskusi siswa diharapkan dapat menganalisis dampak positif dan
negatif dari produk bioteknologi bagi kehidupan manusia
Landasan Teori
A. Pengertian
Bioteknologi adalah penerapan ilmu biologi dengan menggunakan teknologi.
Prinsip dasar bioteknologi adalah menggunakan sumber daya hayati untuk menghasilkan
produk tertentu. Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan
organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat
bagi manusia melalui proses fermentasi. Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan
secara sederhana dan diproduksi tidak dalam jumlah yang besar.
B. Penerapan Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional telah diterapkan dalam beberapa bidang.
1. Bidang pangan seperti: yoghurt, keju, kecap, roti, cuka, tempe
2. Bidang pertanian seperti: kultur jaringan, pembastaran, hidroponik
3. Bidang industri seperti: Teknik bioremediasi
4. Bidang pengobatan seperti: pembuatan antibiotik penisilin
5. Bidang peternakan seperti: sapi jersey yang diseleksi oleh manusia agar menghasilkan
susu dengan kandungan krim yang lebih banyak
C. Dampak Negatif Bioteknologi
a. Dapat menciptakan mikroorganisme patogen baru
b. Timbulnya bahan makanan yang mengandung protein baru bersifat toksik
c. Munculnya tanaman supergulma Alat dan Sumber Belajar
1. Alat: Alat tulis, LKPD 1, Proyektor, TV
2. Sumber Belajar: Buku biologi SMA kelas XII, modul yang bersumber dari buku
Campbell, video youtube https://www.youtube.com/watch?v=4zL9iqxf9fU
Petunjuk
1. Amatilah permasalahan terhadap perbedaan antara bioteknologi konvensional dan
modern
2. Menganalisa penerapannya bagi kehidupan manusia (bioteknologi konvensional), dan
dampak yang akan dihadapi dari pengembangan bioteknologi tersebut
3. Organisasikan tugas belajar secara berkelompok untuk mencari data/informasi
berkaitan dengan orientasi masalah
4. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan dengan mengerjakan LKPD 1 dan
membuat hasil karya

56
5. Menyiapkan hasil laporan tertulis dan charta hasil analisis salah satu bioteknologi
konvensional untuk disampaikan kepada guru dan mempresentasikan di depan kelas
6. Melakukan refleksi terhadap investigasi dengan menyampaikan kesimpulan Kegiatan
Peserta Didik
1. Orientasi masalah
a) Perhatikan video mengenai pemanfaatan mikroorganisme dalam pengembangan
bioteknologi
2. Organisasi Belajar
Organisasikan tugas belajar secara berkelompok. carilah data/informasi melalui buku
pelajaran, modul dan sumber belajar lain yang berkaitan dengan permasalahan.
3. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
Lakukanlah penyelidikan terhadap permasalahan pada video yang telah ditayangkan
dengan menjawab pertanyaan di bawah ini!

a. Apakah perbedaan mendasar antara bioteknologi konvensional dan modern?


b. Jelaskan peranan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari manusia!
c. Jelaskan perananan mikroorganisme serta langkah-langkah proses pembuatan
bioteknologi konvensional (tidak boleh sama dengan kelompok lain)!
d. Jelaskan dampak negatif yang akan terjadi dari penggunaan bioteknologi yang
kurang tepat!
4. Mengembangkan
a. Perbedaan antara bioteknologi konvensional dan modern
adalah…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………..
b. Beberapa peranan bioteknologi konvensional dalam kehidupan sehari-hari
manusia
adalah…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………..
c. Lengkapilah tabel berikut!
Jenis Produ Jenis Langkahlangkah
Bioteknologi k Mikroorganisme

57
Konvensional

d. Dampak negatif dari penggunaan bioteknologi tersebut yang telah dijelaskan


di atas jika pemanfaatannya kurang tepat
adalah…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………..
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Buatlah kesimpulan dari hasil penyelidikan!
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
6. Menyajikan hasil karya berupa charta proses pembuatan salah satu produk
bioteknologi konvensional
KUNCI LKPD
a. Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan
organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi. Bioteknologi modern
adalah upaya untuk dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar secara
efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih. Dalam
bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat
menggunakan bagian-bagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan
b. Peranan bioteknologi konvensional dalam kehidupan manusia menghasilkan
produk makanan/minuman, bioremidiasi, protein, obat-obatan c.
Jenis Produk Jenis Langkah-langkah
Bioteknologi Mikroorganisme

58
Keju 1.Memanaskan susu
dengan teknik
Konvensional pasteurisasi untuk
mematikan
bakteribakteri
berbahaya
2.Memasukkan susu ke
dalam wadah dengan
suhu 300C
3.Memberi bibit bakteri
(starter) yang akan
menyebabkan susu
menjadi kental dan
asam
4.Memasukkan enzim
renin ke dalam susu
asam
tersebut sehingga
terbentuk gumpalan
dadih dan cairan (whey)
5. Memisahkan whey karena
tidak digunakan
6. Gumpalan dadih
kemudian diberi garam,
diperas, ditempatkan ke
dalam cetakan, dan
disimpan di tempat yang
dingin

d. Dampak negatifnya adalah dapat terjadi pencemaran mikroorganisme dalam


produk pangan.

59
B. INSTRUMEN PENILAIAN
1. PENILAIAN SIKAP

KISI-KISI INSTRUMEN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Biologi


Materi Pelajaran : Bioteknologi
Kelas / Semester : XII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
No Jenis Aktivitas Aspek yang dinilai
1. Kegiatan visual Memperhatikan pelajaran guru
2. Kegiatan lisan (oral) Mengajukan pertanyaan
Mengerjakan tugas dalam kelompok
3. Kegiatan mendengarkan Mendengarkan percakapan dalam diskusi kelompok
4. Kegiatan metrik Memecahkan masalah
5. Kegiatan mental Mempresentasikan hasil kerja kelompok
Menanggapi pertanyaan
6. Kegiatan emosional Menghargai dan menerima pendapat

No Jenis aktivitas Aspek yang akan skor Indikator


60
dinilai
1. Kegiatan visual Memperhatikan 3 Aktif dalam memperhatikan penjelasan guru
pelajaran guru tanpa diperintah oleh guru
2 Aktif dalam memperhatikan penjelasan guru
dengan diperintah oleh guru
1 Tidak memperhatikan penjelasan guru
2. Kegiatan lisan Mengajukan 3 Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan
(oral) pertanyaan tepat sesuai dengan permasalahan yang
dibahas
2 Mengajukan pertanyaan dengan jelas, tetapi
tidak tepat sesuai dengan permasalahan yang
dibahas
1 Mengajukan pertanyaan tidak jelas dan tidak
tepat sesuai dengan permasalahan yang
dibahas
Mengerjakan 3 Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
tugas dalam antusias dalam kegiatan kelompok
kelompok 2 Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
namun tidak antusias dalam kegiatan
kelompok
1 Tidak menunjukkan rasa ingin tahu, dan
tidak antusias dalam kegiatan kelompok
3. Kegiatan Mendengarkan 3 Mendengarkan ketika teman kelompok
mendengarkan percakapan dalam sedang berdiskusi tanpa disuruh guru
diskusi kelompok 2 Mendengarkan ketika teman kelompok
sedang berdiskusi dengan disuruh guru
1 Tidak mendengarkan ketika teman kelompok
sedang berdiskusi
4. Kegiatan metrik Memecahkan 3 Menyelesaikan dan mengumpulkan tugas
masalah kelompok sebelum waktu yang ditentukan
2 Menyelesaikan dan mengumpulkan tugas
kelompok tepat waktu yang ditentukan
1 Menyelesaikan dan mengumpulkan tugas
kelompok melebihi waktu yang ditentukan
5. Kegiatan mental Mempresentasikan 3 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
hasil kerja dengan audiens (siswa lain) sesuai prosedur.
kelompok 2 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
dengan audiens (siswa lain) sesuai prosedur
dengan bimbingan guru.
1 Tidak mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan audiens (siswa lain) sesuai
prosedur.
6. Kegiatan Menghargai dan 3 Menghargai pendapat siswa lain, dengan

61
emosional menerima kalimat atau penyampaian dengan sopan
pendapat 2 Menghargai pendapat siswa lain, dengan
kalimat atau penyampaian tidak sopan
1 Tidak menghargai pendapat siswa lain

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Sekolah : SMA Darunnajah Ulujami


Kelas/Semester : XII/2
Pokok Bahasan : Bioteknologi
Model pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Petunjuk:
Skala diisi dengan tanda (√) sesuai dengan indikator aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Nama : No.Absen :
Kelas : Hari/Tanggal :
No Jenis Aspek yang akan dinilai Indikator
aktivitas 3 2 1
1. Kegiatan Memperhatikan pelajaran
visual guru
2. Kegiatan lisan Mengajukan pertanyaan
(oral) Mengerjakan tugas dalam

62
kelompok
3. Kegiatan Mendengarkan percakapan
mendengarkan dalam diskusi kelompok
4. Kegiatan Memecahkan masalah
metrik
5. Kegiatan Mempresentasikan hasil kerja
mental kelompok
Menanggapi pertanyaan
6. Kegiatan Menghargai dan menerima
emosional pendapat

2. Instrumen Penilaian Motivasi


KISI-KISI ASPEK MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Biologi


Materi : Bioteknologi
Kelas/Semester : XII/2
No Aspek pengamatan motivasi Penilaian
belajar peserta didik
1. Tekun mengerjakan tugas  Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
 Mengulang Kembali materi yang telah dijelaskan oleh
guru
 Tertarik dengan pembelajaran ini
2, Ulet menghadapi kesulitan  Bekerja keras dalam nebgerjakan tugas
 Senang pada pembelajaran ini sehingga saya ingin
mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini
 Bertanya kepada guru atau teman tentang materi yang
belum saya pahami
3. Menunjukkan minat terhadap  Merasa terdorong untuk melaksanakan tugas yang
bermacam-macam masalah diberikan.
 Tidak merasa jenuh dengan pelajaran
4. Lebih senang bekerja mandiri  Menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran untuk
belajar

63
 Berani mengutarakan pendapat saya
 Adanya keinginan menyelesaikan PR secara mandiri
maupun berkelompok
5. Cepat bosan pada tugas-tugas  Menyukai soal maupun tugas yang menantang
yang rutin  Menyukai pembelajaran dengan berdiskusi dalam
kelompok
 Merasa tertarik kepada proses pembelajaran yang
diberika
6. Dapat mempertahankan  Berani memberikan pendapat di depan teman-teman dan
pendapatnya saat membacakan hasil diskusi
 Berusaha mencari pemecahan soal dari berbagai sumber
 Mampu mempertahankan pendapat yang
dikemukakannya dengan alasan yang logis
7. Tidak mudah melepaskan hal  Berusaha mencari bukti dari berbagai sumber untuk
yang diyakini mematangkan pendapat
 Mampu mengerjakan ulangan sendiri tanpa harus tengak-
tengok melihat jawaban teman
 Tidak merubah jawaban saat ulangan
8. Senang mencari dan  Berusaha mencari solusi dari permasalahan matematika
memecahkan masalah soal -  Berani bertanya kepada guru
soal  Menggunakan waktu luang untuk belajar mencari
permasalahan untuk diselesaikan

Angket motivasi belajar siswa

Nama :...................................... No. Absen :....................................


Kelas :....................................... Hari/Tanggal :................................

Petunjuk:
1. Pada kuesioner ini terdapat 23 pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
berkaitan dengan pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari. Berilah jawaban yang
benar-benar pilihanmu.
2. Berilah tanda (√) pada kolom pilihan jawaban.
Keterangan pilihan jawaban:
1 : Sangat Tidak Setuju
2 : Tidak setuju
3 : Netral
4 : Setuju
5 : Sangat Setuju
Pernyataan Pilihan jawaban
1 2 3 4 5
Tekun menghadapi tugas
1. Saya tekun mengerjakan tugas yang diberikan oleh

64
guru
2. Saya selalu mengulang Kembali materi yang telah
dijelaskan oleh guru
3. Saya sangat tertarik dengan pembelajaran ini
Ulet menghadapi kesulitan
4. Saya selalu bekerja keras dalam mengerjakan tugas
5. Saya sangat senang pada pembelajaran ini sehingga
saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini
6. Saya selalu bertanya kepada guru atau teman tentang
materi yang belum saya pahami.
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah
7. Setiap diberikan tugas saya langsung
mengerjakannya.
8. Tugas-tugas pada pembelajaran ini lebih mudah untuk
dipahami karena berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari
Lebih sering bekerja mandiri
9. Setelah jam istirahat saya pergi keperpustakaan untuk
membaca buku
10.Saat terjadi diskusi kelompok dikelas, saya selalu
mengutarakan pendapat saya
11.Saya lebih senang mengerjakan PR secara mandiri
maupun berkelompok
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
12.Saya suka dengan soal maupun tugas yang menantang.
13.Saya lebih senang pembelajaran dengan berdiskusi
dalam kelompok
14.Saya tertarik kepada proses pembelajaran yang
diberikan
Dapat mempertahankan pendapatnya
15.Saya tidak gugup dalam memberikan pendapat di
depan teman-teman dan saat membacakan hasil

65
diskusi.
16.Saya selalu berusaha mencari pemecahan soal dari
berbagai sumber.
17.Jika ada pendapat dari kelompok lain yang berbeda,
18.Saya mampu mempertahankan pendapat yang
dikemukakannya dengan alasan yang logis.
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
19.Jika pendapat saya pada diskusi kelompok belum bisa
diterima, saya akan mencari bukti dari berbagai
sumber.
19.Ketika mengerjakan ulangan saya tidak tengak-tengok
melihat jawaban teman.
20.Saat ulangan, saya tidak mengubah jawaban.
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
21. Ketika diberi tugas, saya berusaha dengan keras untuk
mencari solusi dari permasalahan matematika.
22.Ketika terjadi kesulitan saat memecahkan soal, saya
akan bertanya kepada guru.
23.Ketika ada waktu luang, saya mencoba mencari
permasalahan untuk diselesaikan.

Skor:
100-115 : Sangat tinggi
90-99 : Tinggi
80-89 : Sedang
70-79 : Cukup
60-69 : Rendah
≤59 : Sangat rendah

3. Instrumen penilaian keterampilan

1. Penilaian Unjuk Kerja


Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
 Instrumen Penilaian

66
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)

1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan

2 Keserasian pemilihan kata

3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa

4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


86-100 = Sangat Baik
75-85 = Baik
55-69 = Cukup
50-54 = Kurang

2. Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
86-100 = Sangat Baik
75-85 = Baik
55-69 = Cukup
50-54 = Kurang

3. Penilaian presentasi

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Penguasaan materi

2 Kreatifitas hasil karya

3 Tata Bahasa penyampaian materi

4 Kerjasama kelompok

Keterangan :
86-100 = Sangat Baik
75-85 = Baik
55-69 = Cukup
50-54 = Kurang

67
4. Instrumen penilaian pengetahuan

 Kisi-kisi soal tes kognitif peserta didik berupa pilihan ganda


Indikator Soal Tingkat Jawaban Nomor Nilai
kognitif soal
Menganalisis Teknik pemanfaatan
konsep dasar agen organisme
untuk kepentingan
bioteknologi
manusia dalam
menghasilkan produk
C4 B 1 2
maupun jasa disebut
….
A. Biokimia
B. Bioteknologi
C. Mikrobiologi
D. Bioremediasi
E. Bioindikator
Mengidentifikasi Perhatikan ciri-ciri
bioteknologi bioteknologi berikut
ini!
konvensional
1) Perbaikan genetik
dan bioteknologi tidak terarah
modern 2) Hasil tidak dapat
C4 A 2 2
diperkirakan
3) Memerlukan
waktu relatif
lama
4) Pengaruh jangka
panjang belum
diketahui
5) Memerlukan
teknologi
canggih
Ciri bioteknologi
konvensional
ditunjukkan oleh
angka ….
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)

68
Menganalisis Pada masyarakat
petani kedelai maka
produk
untuk meningkatkan C4 A 3 2
bioteknologi nilai gizi dan bisa
memenuhi
konvensional
kebutuhan protein
dan modern masyarakat, maka
dapat menerapkan
dalam
bioteknologi
kehidupan konvensional.
Contoh bioteknologi
sehari-hari
yang dilakukan
adalah
memanfaatkan ….
A. Rhizopus oryzae
untuk membuat
tempe
B. Neurospora
sitophyla untuk
membuat kecap
C. Acetobacter
xylinum untuk
membuat oncom
D. Saccharomyces
cerevisiae untuk
membuat tempe
E. Saccharomyces
rouxii untuk
membuat tauco

Perhatikan daftar
makanan berikut.
1) Acar C4 D 4 2
2) Yoghurt
3) Susu
4) Keju
5) Tempe
6) Tahu
7) Roti
8) Tapai
Produk makanan
yang dalam
pembuatannya
memanfaatkan
Jamur
Saccharomyces sp.
adalah....
A. 1,2
B. 3,4

69
C. 5,6
D. 7,8

Menganalisis Dampak positif dari


dampak bioteknologi adalah
bioteknologi dapat mengolah
bagi kehidupan limbah sehingga
manusia menjadi tidak
berbahaya. Ada
bakteri yang
C4 D 5 2
berperan dalam
pengolahan limbah
tersebut yaitu ….
A.Streptococcus
thermophilus
B. Thuringiensis
C.Lactobacillus
bulgaricus
D.Pseudomonas sp.
E.Aspergillus wantii

C. DOKUMENTASI
1. Presentasi Hasil Diskusi

2. Penguatan Materi

70
71

Anda mungkin juga menyukai