Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : ALFATHESA FILOZA
Asal Institusi : SMAN 1 BENGKULU TENGAH

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya pedagogik HASIL KAJIAN LITERATUR: Setelah dianalisis penyebab guru mengajar dengan
guru dalam 1. Belum menerapkan model pembelajaran karena kondisi waktu yang terbatas metode monoton seperti ceramah disebabkan beberapa
pembelajaran. akibat proses pembelajaran tatap muka yang hanya disediakan waktu kurang faktor:
lebih 30 menit dan Kendala keterlaksanaan penerapan model pembelajaran di 1. Guru kurang motivasi untuk mengembangkan diri.
dalam kelas diantaranya rendahnya pengetahuan guru mengenai sintak model
2. Guru Susah menerima informasi yang baru, nyaman
pembelajaran yang disarankan pada pelaksanaan kurikulum 2013.(Hidayat, dkk.
2022) dengan pengetahuan lama.
“ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PADA KONDISI TATAP 3. Model pembelajaran yang digunakan terkadang
MUKA TERBATAS MATA PELAJARAN BIOLOGI DI MAN 1 PALEMBANG” kurang cocok dengan materi yang akan diajarkan.
https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/biologi/article/download/5306/2142 4. Kompetensi guru sangat dibutuhkan dalam
2. Persoalan yang kerap terjadi di sekolah yaitu adanya kebiasaan menggunakan mengelola pembelajaran, sehingga guru diharapkan
metode ceramah berulang kali sehingga menyebabkan siswa menjadi jenuh dan dapat selalu mengupdate diri untuk menjadi guru
bosan. (Yuliana 2022) yang lebih professional.
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Biologi Melalui 5. Guru mengajar dengan metode ceramah dan hanya
Penerapan Model Gagnon And Collay Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Langke menyuruh peserta didik untuk mencatat dan
Rembong.” mendengarkan saja.
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
3. siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran, dan
tidak tertariknya siswa untuk mengikuti pelajaran sehingga belum mencapai
standar yang ditetapkan oleh sekolah, hal tersebut dikarenakan kurang
menariknya model yang digunakan pengajar untuk meningkatkan hasil belajar
dan minat siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
efektif.Karena pengajar hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional yang dianggap membosankan bagi siswa.(Widiyanto, 2023)
“MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN
MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 9 KOTA
BENGKULU.”
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/JRIPS/

HASIL WAWANCARA:
Wawancara dengan guru penggerak:
1. Guru masih belum bisa menggunakan model pembelajaran dengan tepat dan
kebanyakan guru hanya mengajar dengan cara yang monoton yaitu dengan
metode ceramah. (Guru NV).
2. Tidak adanya kreatifitas yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran.
(Guru NV)
Wawancara dengan teman sejawat:
1. Minim kreatifitas dari seorang guru sehingga peserta didik cepat bosan.(Guru
RD)
2. Penguasaan konten materi yang kurang. (Guru RD)
2 Minat membaca 1. perpustakaan memiliki peranan yang dapat meningkatkan minat baca siswa. Setelah dianalisis penyebab minat membaca peserta
peserta didik masih “Peranan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat membaca buku didik kurang karena disebabkan:
rendah. Biologi siswa di kelas XI IPA Man 2 Model Medan.” 1. Siswa Lebih senang memainkan Handphone dari
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/pelita/article/download/6704/7192
pada membaca, seperti asik memainkan game
2. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya literasi sains peserta didik
diantaranya adalah pemilihan buku ajar, miskonsepsi, pembelajaran yang tidak online, dan menggunakan media sosial lainnya.
kontekstual, dan kemampuan membaca peserta didik.(Jamaluddin, dkk. 2020) 2. Kemampuan membaca siswa yang masih kurang.
“Analisi faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains peserta Masih banyak siswa yang belum lancar membaca,
didik” sehingga tidak tertarik untuk membaca di
https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.122 perpustakaan.
3. Rendahnya minat baca siswa Indonesia pada umumnya berpengaruh kurang 3. Siswa tidak terbiasa melakukan kegiatan membaca
baik terhadap hasil belajar siswa.
baik di sekolah maupun di rumah.
“Perbandingan mint abaca siswa kelas X SMA Malang pada model
pembelajaran Biologi berbasis readinf Concept Map Circ (Remap CIRC),
Reading Concept Map GI (Remap GI), dan Reading Concept Map TGT
(Remap TGT).”
https://www.researchgate.net/publication/325809643
4. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan literasi sains biologi peserta
didik adalah kegiatan pembelajaran yang digunakan masih kurang
dalam melatih peserta didik untuk meningkatkan kemampuan literasi
sains biologi.(Rahmadani, dkk. 2022)
“AnalisisKemampuan Literasi Sains Biologi Peserta Didik SMAKelas X di
SMAN1 Kuripan.”
https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.1059

HASIL WAWANCARA:
Wawancara dengan guru penggerak:
1. Kemampuan baca siswa masih ada yang belum terlalu lancar saat membaca
(Guru NV)
2. Kurangnya perhatian dari orang tua untuk mengulang pembelajaran dirumah.
(Guru NV)
Wawancara dengan teman sejawat:
1. Siswa lebih tertarik memainkan Handphone.(Kepsek)
2. Kurangnya perhatian dari orang tua (guru RD)
3. Keterbatasan buku atau bahan bacaan (guru RD)
3 Kemampuan peserta HASIL KAJIAN LITERATUR:
didik dalam 1. faktor penyebab rendahnya kemapuan numerasi siswa dibagi menjadi 2 yaitu Setelah dianalisis penyebab minat membaca peserta
pemecahan masalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal didik kurang karena disebabkan:
berbentuk numerasi dari dalam diri siswa yang meliputi rendahnya kemampuan intelegensi siswa, 1. Rendahnya kemampaun intelegensi peserta didik
masih rendah.
rendahnya minat belajar siswa, dan rendahnya motivasi belajar siswa. Selain dalam belajar.
faktor internal, ada faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar
2. Kurangnya perhatian dari orang tua, untuk
siswa yang meliputi kurangnya perhatian orang tua, pengaruh teman
bermain, kemampuan guru, serta sarana dan prasarana yang kurang mengulang Kembali pelajaran yang sudah dilakukan
memadai.(Khairunisa, dkk. 2023) disekolah.
“Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Numerasi Siswa” 3. Kurangnya ketertarikan peserta didik pada soal yang
https://doi.org/10.29303/jcar.v5i1.2845 berkaitan dengan angka-angka.
2. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab kurangnya kemampuan
numerasi siswa adalah kurangnya pengalaman siswa terhadap soal Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM), pengalaman belajar siswa, kemampuan
matematika siswa, dan penguasaan konsep genetika. Selain itu persepsi siswa
yang kurang baik diduga turut menyebabkan tingkat numerasi siswa menjadi
rendah.(Sariwulan, dkk. 2022)
“Analisis Kemampuan Numerasi Siswa pada Materi Genetika berdasarkan
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)”
https://doi.org/10.17509/aijbe.v5i1.43322

HASIL WAWANCARA:
Wawancara dengan guru penggerak:
1. Kurangnya pembiasaan dari guru untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan soal numerasi. (Guru NV)
2. Masih rendahnya kemampuan peserta didik dalam menganalisis soal-soal
yang berkaitan dengan soal numerasi (Guru NV)
Wawancara dengan teman sejawat:
1. Kemampuan peserta didik dalam operasi hitung masih bnyak yang mengalami
kesulitan. (guru RD)
2. Guru belum membiasakan peserta didik untuk membaca dalam bentuk numerasi,
seperti membaca table atau grafik. (Guru RD)

4 Guru masih belum HASIL KAJIAN LITERATUR Setelah dianalis penyebab belum optimalnya guru
mengoptimalkan 1. guru perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi selama proses dalam pemanfaat TIK disebabkan:
pemanfaatan teknologi pembelajaran. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses 1. Masih banyak guru yang gaptek (gagap teknologoi).
informasi (TIK) dalam pembelajaran lebih memudahkan peserta didik untuk dapat memahami materi 2. Minimnya pengetahuan guru tentang pemanfaatan
proses pembelajaran. pelajaran, tidak merasa bosan dan lebih bersemangat selama proses belajar TIK.
karena guru menggunakan media dan sumber belajar yang bervariatif. 3. Kurangnya pelatihan tentang pemanfaatan TIK.
(Rahmdhani, dkk. 2022) 4. Terbatasnya kesediaan fasilitas TIK, salah satunya
“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran terkendala dalam jaringan WIFI.
Biologi di Sekolah.” 5. Guru belum mengoptimalkan peran teknologi untuk
https://semnas.biologi.fmipa.unp.ac.id/index.php/prosiding/article/ meningkatkan efektivitas dalam kegiatan belajar
download/546/520/2080 mengajar.
2. Guru sebagai fasilitator dalam sistem pendidikan harus memiliki keterampilan 6. Kecakapan peserta didik dalam pemanfaatan
dalam mengaplikasikan teknologi dan mengintegrasikannya ke dalam kegiatan teknologi masih kurang.
belajar mengajar.(Nuraini, dkk.2022)

“Peran Literasi Teknologi Dalam Dunia Pendidikan”


http://dx.doi.org/10.35931/am.v6i3.1045
3. Perlu berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi guru agar memiliki
kesiapan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi, sehingga tidak
terjadi kesenjangan antara guru dan peserta didik. (Wahyuni, dkk. 2022)
Referensi:
“Kesiapan Guru terhadap Pembelajaran Berbasis Teknologi”
https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.10231

HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan guru penggerak:
1. Guru belum memahami dan belum terampil dalam menggunakan IT (guru NV).
2. Sarana dan prasarana disekolah kurang mendukung dalam pembelajaran yang
menggunakan IT (Guru NV)
Wawancara dengan teman sejawat:
1. Tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK (Kepsek).
2. Kurangnya pelatihan bagi guru dalam memanfaatkan TIK (Kepsek)
3. Peserta didik masih banyak yang belum paham cara menggunakan teknologi
(RD).
5 Motivasi belajar HASIL KAJIAN LITERATUR: Setelah dianalis penyebab siswa masih memiliki
peserta didik rendah. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang rendah adalah semangat belajar yang rendah disebabkan beberapa
kemampuan Guru, kemampuan Peserta didik, dan Keadaan Orang Tua Peserta faktor:
didik. (wahyu, dkk. 2020)
“ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Tentang Peserta Didik yang 1. Rendahnya semangat peserta didik dalam
Memiliki Motivasi Rendah Di Sekolah Menengah Atas Santun Untan pembelajaran yang kurang menarik.
Pontianak)” 2. Siswa tidak mendapatkan perhatian dari orang tua
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/51571/75676591615
yang sibuk bekerja.
2. peningkatan motivasi belajar siswa dapat diikuti oleh peningkatan hasil belajar
3. Kurangnya minat belajar peserta didik diakibatkan
siswa. Guru memiliki peran strategis dalam memotivasi siswa. Oleh karena itu
kemampuan guru dalam memotivasi siswa turut menentukan hasil belajar siswa. tidak adanya kesukaan terhadap salah satu pelajaran.
(Rasto, dkk. 2019) 4. Guru kurang mendapatkan pelatihan tentang cara
“Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa” penerapan inovatif, sehingga mengajarnya monoton.
https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14958

HASIL WAWANCARA:
Wawancara dengan guru penggerak:
1. Guru belum menggunakan metode mengajar yang tepat, sehingga merasa bosan
dalam pembelajaran. (Guru NV)
2. Minat untuk belajar pada peserta didik masih rendah (Guru NV)
Wawancara dengan teman sejawat:
1. Tingkat keaktifan peserta didik dalam pembelajaran rendah (Kepsek)
2. Kurangnya perhatian dari orang tua (Guru RD)
6 Materi pembelajaran HASIL KAJIAN LITERATUR Setelah dianalisi penyebab materi pembelajaran belum
belum berbasis HOTS 1. Kemampuan siswa dalam berpikir kritis masih rendah dan Sebagian besar pola berbasis HOTS, disebabkan:
berpikirnya masih sederhana belum bisa berpikir tingkat tinggi. (Eliza, 2023) 1. Sebagian guru pada saat mengajar masih
“Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Melalui Soal HOTS menggunakan paradigma lama yaitu lebih
(Higher Order Thinking Skill) Mata Pelajaran Sejarah Kelas X.9 Di SMA menekankan siswa untuk menghapal, bukan melatih
Negeri 1 Indralaya.”
kemampuan bernalar pada siswa.
https://doi.org/10.23887/jjps.v11i2.54736
2. Peserta didik menganggap soal HOTS itu lebih sulit.
2. penggunaan dimensi kognitif LOTS dan HOTS masih tidak seimbang,
3. Guru kurang mendapatkan pelatihan tentang konsep
Penggunaan dimensi C1-C3 masih menjadi dominan dalam proses
HOTS itu sendiri.
pembelajaran. (Alimuddin, dkk. 2022)
4. Kurangnya pemahaman guru tentang konsep dan
“ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS HOTS
penerapan HOTS.
PADA MATERI BIOLOGI KELAS XI SEMESTER GENAP SMA/MA DI
5. Peserta didik kesulitan memahami materi dan soal
SULAWESI SELATAN.”
https://journal.unpas.ac.id/index.php/biosfer/article/download/6502/ yang berbasis HOTS.
version/9020/2698/28419
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan guru penggerak:
1. Guru masih belum memahami konsep HOTS.(Guru NV)
2. Guru masih belum mengetahui dapat dikatakan HOTS atau berfikir tingkat tinggi
termasuk pada level brapa saja. (Guru NV)
3. Guru hanya memberikan soal-soal yang hanya untuk mengingat saja dan belum
sampai untuk menganalisis atau menalar kepada peserta didik (Guru NV)
Wawancara dengan teman sejawat:
1. Guru belum terbiasa membuat soal yang HOTS. (Guru RD)
2. Guru kurang mendapatkan pelatihan tentang pembelajaran berbasis HOTS.
(Guru RD)
3. Peserta didik masih banyak yang belum mengerti dengan soal yang berbasis
HOTS. (Guru RD)

Anda mungkin juga menyukai