DIKLAT NASIONAL
“MENGUATKAN KOMPETENSI
GURU MENYONGSONG
KURIKULUM PARADIGMA BARU”
Disusun Oleh:
IVA JAUHAROH, M.Pd.
IDENTITAS GURU
ii
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
BERBEK
Jalan Sedudo Ds. Sendangbumen Kec. Berbek Telepon (0358 ) 331548
email: sman1berbek@yahoo.co.id, website : www.sman1berbek.sch.id
NGANJUK Kode Pos : 64473
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
“PENGEMBANGAN DIRI”
Penyusun:
iii
NIP. 19630121 198702 1 001
KATA PENGANTAR
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan, baik dalam penyusunan,
penyajian maupun sistematika penulisannya. Oleh karenanya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, demi
kesempurnaan penulisan Laporan ini. Meski demikian, penulis tetap berharap agar
kiranya Laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang memerlukan.
v
DAFTAR ISI
B. Tujuan ……………………………………………………… 2
A. Simpulan ……………………………………………………….... 6
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum prototype memiliki sejumlah fakta yang penting diketahui
oleh para guru, sebab kurikulum tersebut rencananya akan menjadi jalan
penting untuk membenahi mutu Pendidikan nasional saa tini. Akhir-akhir ini
dunia mengalami sebuah permasalahan dimana virus Covid-19 yang mulai
menyebar ternyata bukanlah masalah kecil. Indonesia yang disebut sebagai
negara maritime ikut merasakan dampak dari adanya virus Covid-19.
Terlepas dari hal tersebut, dalam bidang Pendidikan ternyata juga
sungguh memprihatinkan di mana semua yang dulu menikmati sekolah dengan
nyaman, namun kini harus berputar otak untuk mengenyam pendidikan tanpa
harus terjangkit kontak virus Covid-19. Dengan adanya perubahan system
pendidikan yang menurun sehingga tidak membuat pemerintah duduk diam.
Akhir-akhir ini banyak yang memberikan kabar bahwa tahun 2022 kurikulum
di Indonesia akan mengalami perubahan. Kurikulum yang direncanakan dapat
terbagi menjadi 3 yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum
Prototipe.
Kurikulum yang baru ini akan ditawarkan sebagai opsi atau pilihan
bukan sebagai kewajiban. Sehingga sifatnya tidak wajib dan sekolah tidak
dipaksa secara missal untuk menggantinya menjadi kurikulum prototipe 2022.
Target dan tujuan kebijakan kurikulum ini adalah untuk mendorong perbaikan
kualitas proses dan hasil belajar, focus utamanya yaitu pada proses
pembelajaran. Dengan hal tersebut maka guru-guru perlu memahami kebijakan
kurikulum prototipe yang sudah dirancang.
E-guru.id menyambut baik kebijakan Kemendikbud dan Riset dengan
menyelenggarakan Diklat Nasional dengan tema “Menguatkan Kompetensi
Guru Menyongsong Kurikulum Paradigma Baru”.
viii
B. Tujuan
Berdasarkan paparan di atas, pengembangan diri dilakukan oleh penulis
dengan tujuan:
1. Meningkatkan persiapan pendidik dalam menyongsong kebijakan
kurikulum baru tahun 2022
2. Memutakhirkan pemahaman guru terhadap peran kinerja guru dan tenaga
kependidikan
3. Memutakhirkan pemahaman guru terhadap desain pembelajaran kurikulum
paradigm baru
4. Meningkatan kemampuan guru terkait pengembangan soft skill guru dalam
mendalami karakter siswa
ix
BAB II
KEGIATAN DIKLAT NASIONAL
Tanya jawab di
14.30 – 15.00
Channel Youtube e-Guru TV:
WIB
https://www.youtube.com/c/eGuruTV
Materi II :Kompetensi Guru Presensi online / mengisi daftar hadir
Meningkat, Naik Pangkat Lebih 13.00 – 13.30 Melalui channel telegram
Cepat WIB Guru Era Digital:t.me/egurudigital
Kamis, 27 Januari 2022 atau melalui grup WA
Penyampaian Materi dari
13.30 – 14.30 Nara sumber, Live di
WIB Channel Youtube e-Guru TV:
https://www.youtube.com/c/eGuruTV
Tanya jawab di
14.30 – 15.00
Channel Youtube e-Guru TV:
WIB
https://www.youtube.com/c/eGuruTV
x
WAKTU
HARI / TANGGAL KEGIATAN
(WIB)
Materi III :Desain Pembelajaran Presensi online / mengisi daftar hadir
Kurikulum Paradigma Baru 13.00 – 13.30 Melalui channel telegram
Jumat, 28 Januari 2022 WIB Guru Era Digital:t.me/egurudigital
atau melalui grup WA
Penyampaian Materi dari
13.30 – 14.30 Nara sumber, Live di
WIB Channel Youtube e-Guru TV:
https://www.youtube.com/c/eGuruTV
Tanya jawab di
14.30 – 15.00
Channel Youtube e-Guru TV:
WIB
https://www.youtube.com/c/eGuruTV
Materi IV :Pengembangan Soft Presensi online / mengisi daftar hadir
Skill Guru dalam Mendalami 13.00 – 13.30 Melalui channel telegram
Karakter Siswa WIB Guru Era Digital:t.me/egurudigital
Sabtu, 29 Januari 2022 atau melalui grup WA
Penyampaian Materi dari
13.30 – 14.30 Nara sumber, Live di
WIB Channel Youtube e-Guru TV:
https://www.youtube.com/c/eGuruTV
Tanya jawab di
14.30 – 15.00
Channel Youtube e-Guru TV:
WIB
https://www.youtube.com/c/eGuruTV
B. Penyelenggara Kegiatan
Penyelenggara Diklat Nasional ini adalah e-guru.id yang merupakan salah
satu platform pelatihan guru dan pendidik.
xi
C. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan adalah seminar online yang diselenggarakan dengan tema
“Menguatkan Kompetensi Guru Menyongsong Kurikulum
Paradigma Baru” yang dipandu langsung oleh Instruktur yang
berkemampuan pada bidangnya.
D. Petunjuk Teknis
Petunjuk teknis Diklat Nasional “Menguatkan Kompetensi Guru
Menyongsong Kurikulum Paradigma Baru”ini akan dilangsungkan secara
Live pada channel youtube guru era digital:
https://www.youtube.com/c/eGuruTV.
xii
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan mengikuti kegiatan seminar online “Menguatkan Kompetensi
Guru Menyongsong Kurikulum Paradigma Baru” diharapkan lebih
memahami tentang kurikulum yang akan diberlakukan tahun depan, terjadi
peningkatan kualitas terutama dalam proses belajar mengajar. Semoga
kegiatan ini terselenggara sesuai dengan harapan dan keinginan kita dan
semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan meridhoi kita, amin. Atas perhatian
dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
B. Saran-saran
Diharapkan adanya tindak lanjut kegiatan seminar online “Menguatkan
Kompetensi Guru Menyongsong Kurikulum Paradigma Baru” ini, lebih
banyak media dan sarana untuk disseminasi tentang kurikulum Paradigma
Baru sehingga pendidik tidak hanya mendapatkan ilmu atau menambah
wawasan tetapi juga diharapkan dapat menerapkan ilmu tersebut baik kepada
peserta didik maupun teman sejawat.
xiii
Lampiran 1 Materi Diklat Nasional
Materi I: Guru Kompeten Siap Siaga Menghadapi Kurikulum Paradigma Baru
Disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum
adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan, dan
atau perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus. Sementara
menurut wikipedia.org, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang
berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Prototipe atau prototype atau dalam wikipedia disebut juga dengan
purwarupa atau arketipe adalah rupa yang pertama atau rupa awal atau standar
ukuran dari sebuah entitas (satuan yang berwujud). Dalam bidang desain, sebuah
prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk
pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi
secara massal.
Pada akhir semester gasal atau awal semester genap tahun 2022 ini, para
pelaksana pendidikan, pengelola sekolah dan terlebih khususnya para guru
dihebohkan dengan akan diterapkannya kurikulum baru, yaitu kurikulum
prototipe. Walaupun menurut Dr. Supangat dalam bukunya yang
berjudul Kurikulum 2022, Mengenal Kurikulum Prototipe Bagi Sekolah dan
Guru (2021), kurikulum prototipe ini sudah disiapkan beberapa tahun lalu untuk
diimplementasikan pada Program Sekolah Penggerak. Aturan mengenai
kurikulum prototipe ini tertuang di dalam Keputusan Mendikbudristek Nomor
162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak.
Kurikulum 2013 (K-2013/ Kurtilas) adalah kurikulum yang berlaku
dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini. Namun dengan adanya pandemi
Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan fleksibilitas bagi sekolah untuk
memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa. Satuan
pendidikan dapat menerapkan kurikulum nasional K13, kurikulum darurat dan
atau melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. Satuan pendidikan
juga dapat melakukan pengurangan Kompetensi Dasar untuk setiap mata pelajaran
sehingga guru dan siswa dapat lebih fokus pada kompetensi esensial untuk
kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.
Kembali pada kurikulum prototipe, dikatakan kurikulum ini merupakan
kelanjutan dari kebijakan pembelajaran sebagai respon dari pandemi Covid-19.
Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk
mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) untuk mendukung pengembangan karakter
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Penerapan kurikulum prototipe ini
nantinya akan dilaksanakan di jenjang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA/SMK.
Di jenjang TK, penerapan kurikulum prototipe lebih terfokus pada
aktivitas bermain siswa sebagai proses pembelajaran yang utama. Pembentukan
karakter untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila melalui literasi buku-buku
yang digemari siswa, yang semula pada kurikulum 13 pembelajaran siswa
berbasis tema. Di jenjang SD, adanya penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS
14
menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) untuk memahami lingkungan
sekitar, yang semula terpisah di kurikulum 2013. Bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran pilihan bagi siswa dengan bertumpu pada pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) untuk meningkatkan Profil Pelajar Pancasila. Di jenjang
SMP, kurikulum prototipe mewajibkan mata pelajaran informatika, dimana mata
pelajaran ini merupakan mata pelajaran pilihan di kurikulum 2013. Mata pelajaran
informatika menjadi mata pelajaran wajib untuk menyesuaikan kemajuan
teknologi digital yang diselaraskan dengan Profil Pelajar Pancasila. Sementara di
jenjang SMA adanya penghilangan penjurusan IPA, IPS, Bahasa, dan sebagai
gantinya siswa kelas X akan mengikuti mata pelajaran yang sama dengan SMP,
sementara kelas XI dan XII bisa memiih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan cita-citanya.
Pada dasarnya kurikulum prototipe merupakan paradigma baru
kurikulum di Indonesia yang selaras dengan program merdeka belajar. Kurikulum
ini memusatkan pembelajaran pada siswa atau peserta didik, di mana diberlakukan
secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak yang saat ini
sedang dijalankan oleh pemerintah. Walaupun sekarang, kurikulum prototipe
masih sebuah opsi yang kembali bisa diambil oleh setiap satuan pendidikan,
namun pada akhirnya nanti, kurikulum prototipe akan diterapkan pada setiap
satuan pendidikan yang ada diseluruh Indonesia. Karenanya setiap satuan
pendidikan hendaknya sudah harus mulai mempersiapkan penerapan kurikulum
prototipe ini pada satuan pendidikan masing-masing.
Dalam rangka mensukseskan penerapan kurikulum prototipe, satuan
pendidikan harus mempersiapkan beberapa tahapan yang diantaranya adalah (1)
Pendaftaran dan pendataan. Hal ini dilakukan karena penerapan kurikulum
prototipe ini merupakan OPSI, sejalan dengan program sekolah penggerak yang
sedang berjalan. (2) Bagaimana sekolah mampu membuat Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dengan mengacu pada Profil Pelajar
Pancasila, kerangka kurikulum sekolah harus bisa mengembangkan 8 Standar
Nasional Pendidikan (NSP) untuk dapat meningkatkan kinerja siswa dengan
pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) yang dapat disesuaikan
dengan visi misi dari setiap satuan pendidikan. (3) Kesiapan guru dalam proses
pembelajaran yang lebih inovatif untuk pengembangan karakter siswa yang
berpijak pada Profil Pelajar Pancasila dengan pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning). Profil Pelajar Pancasila sendiri adalah siswa yang
setidaknya mempunyai 6 karakter utama, yaitu beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong,
bernalar kritis dan juga kreatif.
Jadi bisa dikatakan dampak positif dari penerapan kurikulum prototipe
ini adalah pembelajaran yang tidak hanya bertumpu pada target materi, namun
pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dengan menitik beratkan
pada materi yang lebih esensial. Pembelajaran menjadi lebih baik dengan
meningkatnya karakter siswa. Potensi siswa bisa lebih tergali dengan berbagai
kesempatan belajar yang menyenangkan, dengan berjuta harapan learning
loss dapat dicegah sebagai dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan.
Akhirnya, untuk para guru di seluruh Indonesia, selamat menyongsong paradigma
baru kurikulum prototipe untuk kemajuan pendidikan di Indonesia dengan
Merdeka Belajar. (***)
15
Materi II: Kompetensi Guru Meningkat, Naik Pangkat Lebih Cepat
Kenaikan pangkat bagi seorang guru PNS adalah sebuah impian besar.
Namun tak jarang guru yang mengidamkan kenaikan pangkat tersebut harus
terhenti di tengah jalan karena tidak memenuhi syarat yang ditentukan.
Seperti yang diketahui bahwa kenaikan pangkat pada setiap golongan
membutuhkan syarat-syarat tertentu. Misalnya untuk naik dari satu golongan ke
golongan yang lebih tinggi harus membuat publikasi karya inovasi/ilmiah. Selain
itu juga harus melakukan pengembangan diri dan seterusnya.
Tidak mungkin guru dapat naik pangkat tanpa pemenuhan syarat yang
dibutuhkan. Oleh sebab itu, guru harus memiliki keahlian berikut ini agar dapat
mempercepat kenaikan pangkat.
Pikiran Kreatif
Guru yang ingin cepat mendapat kenaikan pangkat harus dapat berpikir
kreatif. Artinya, guru harus dapat melihat segala peluang yang dapat dimanfaat
untuk kenaikan pangkat tersebut. Seorang guru harus mampu menangkap ide-ide
menarik untuk dijadikan ide karya, baik karya inovatif maupun karya tulis.
Dengan pikiran yang kreatif, setiap kejadian peristiwa yang terjadi di
sekitar guru pasti akan memberikan inspirasi. Misalnya, guru melihat kelas yang
kotor maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai ide penelitian atau mungkin
menyusun best practice terkait peningkatan kesadaran siswa dalam hal
kebersihan.
Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis juga sangat penting dimiliki oleh guru. Hampir
seluruh unsur Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PKB) dalam bentuk karya
tulis. Apakah nantinya guru yang ingin naik pangkat tersebut akan membuat
jurnal, artikel populer, laporan penelitian, menyusun buku, semuanya
membutuhkan kemampuan menulis.
Oleh sebab itu, kemampuan menulis ini memang harus selalu diasah oleh
guru jika ingin mendapatkan kenaikan pangkat.
Kemampuan Melakukan Penelitian
Terdapat berbagai jenis penelitian yang dapat dipilih oleh guru sebagai
syarat kenaikan pangkat di antaranya adalah Penelitian Tindakan Kelas dan
16
Penelitian Tindakan Sekolah. Bagi guru PNS yang tidak biasa melakukan
penelitian, pasti tidak tahu cara penerapannya, menyusun program penelitian,
hingga penulisan laporannya.
Dengan demikian, kemampuan melakukan penelitian ini sangat penting.
Sehingga guru yang ingin mendapatkan kenaikan pangkat tahu apa yang harus
dilakukan.
Jika Anda ingin memperdalam tentang pengetahuan Penelitian Tindakan
Sekolah yang dapat digunakan untuk syarat kenaikan pangkat
17
Materi III: Desain Pembelajaran Kurikulum Paradigma Baru
Kurikulum paradigma baru adalah bagian dari upaya sistemik untuk
mengatasi krisis belajar di Indonesia. Krisis belajar yang dimaksud meliputi
rendahnya kompetensi dasar dan juga adanya ketimpangan yang tinggi.
Kurikulum paradigma baru diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan
pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.
Kabarnya kebijakan nasional akan dikaji ulang pada tahun 2024 berdasarkan
evaluasi selama pemulihan pembelajaran.
Fase penerapan kurikulum paradigma baru dimulai dari tahun 2021-2022
sebagai opsi. Opsi kurikulum lainnya adalah kurikulum 2013 dan kurikulum
darurat.
Kemudian mulai tahun 2022-2024, kurikulum yang dapat diguanakn di
satuan pendidikan adalah kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum
paradigma baru ini sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan.
18
Kurikulum paradigma baru memiliki karakteristik utama dalam
penerapan dan pengembangannya. Berikut tiga dari kerakteristik utama tersebut.
Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan
karakter
Pengembangan tersebut meliputi iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong
royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas.
Materi esensial sebagai fokus utama
Materi esendial dalam pembalajaran dimaksudkan agar ada waktu cukup
untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan
numerasi.
Fleksibilitas bagi guru
Dalam hal ini guru dapat melakukan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian
dengan konteks dan muatan lokal.
19
4. Modul ajar
Modul ajar di kurikulum paradigma baru ini sebgai opsi perangkat ajar selain
RPP. Definisi dari modul ajar itu sendiri merupakan sejumlah alat atau sarana
media, metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematik dan
menarik.
20
6. Operasional dan aplikatif
Rumusan ATP memvisualisasikan dan mendeskripsikan proses pembelajatan
dan penilaian secara utuh. Yang dimaksudkan agar dapat menjadi acuan
operosional yang aplikatif untuk merancang modul ajar.
7. Adaptif dan fleksibel
Sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, dan
karakteristik satuan pendidkan serta mempertimbangkan alokasi waktu dan
relevansi antar mata perlajaran serta ruang lingkup pembelajaran.
21
Materi IV: Pengembangan Soft Skill Guru dalam Mendalami Karakter Siswa
22
3. Perbanyak Interaksi dengan Orang Lain
Cara mengembangkan soft skill yang terbilang cukup mudah adalah dengan
meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Seiring berjalannya
waktu guru akan mulai memahami perilaku maupun sikap orang lain. Pada saat
yang sama guru bisa mendapatkan feedback atas perilaku tersebut secara
langsung maupun melalui kontemplasi diri.
4. Fokus pada Keterampilan yang Ingin Dikuasai
Setelah berkontemplasi atau merenung sekian lama biasanya akan mampu
menyadari soft skill apa yang masih harus ditingkatkan lagi. Dengan
menyadari kemampuan soft skill tertentu yang ingin dikuasai maka akan
melatih diri sendiri.
5. Aktif di Organisasi
Salah satu cara mengasah soft skill yang bisa dikerjakan secara mandiri yaitu
manajemen waktu. Selama belajar dari rumah siswa tentu sudah menguasai
beberapa trik mudah untuk mengatur waktu. Jika ingin meningkatkan
keterampilan dalam mengatur waktu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan
bergabung dengan organisasi, kegiatan ekstrakurikuler sekolah, atau
kegiatan/himpunan mahasiswa. Selain dapat mengelola waktu antara belajar
dan aktif di komunitas juga berkesempatan untuk melatih berbagai soft skill.
6. Mengikuti Pembelajaran
Untuk mengembangkan soft skill yaitu menulis esai, public speaking, fotografi,
bahasa asing, koreografi, coding, vokal, animasi, painting, desain grafis, manga
drawing, dan lain-lain maka hendaknya guru mengikuti berbagai macam
pembelajaran untuk menunjang kemampuan dan ketrampilan karena hard skill
akan mudah diperoleh melalui pendidikan formal.
23
Lampiran 2 Sertifikat Diklat Nasional
24
Lampiran 3 Undangan Diklat Nasional
25
Lampiran 4 Surat Tugas Diklat Nasional
26
Lampiran 4. Daftar Hadir Peserta Diklat Nasional
27