Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBINAAN KARAKTER

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Perpustakaan Sekolah
yang dibina oleh Ibu Dr. Siti Mas’ula, M.Pd

Offering G9

1. Shalis Putri Permatasari (190151602414/24)


2. Silvy Fatiha Sari (190151602534/25)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DESEMBER
2021
GOOGLE SITES SEBAGAI SITEM AUTOMASI PENGELOLAN PERPUSTAKAAN
SD NEGERI TUNJUNGAN 01
Shalis Putri Permatasari, Silvy Fatiha Sari

Universitas Negeri Malang


Jl Semarang 5 Malang 65145
E-mail: shalis.putri.1901516@students.um.ac.id, silvy.fatiha.1901516@students.um.ac.id

Abstrak: test uji

Kata kunci:

Perpustakaan sekolah merupakan sarana yang digunakan untuk mencari sumber


informasi yang wajib dimiliki oleh tiap satuan pendidikan. Menurut Sultra (2013)
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara,
mengatur dan mengawetkan bahan pustakanya untuk menunjang usaha pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Masyarakat pemakainya ialah para siswa, tenaga pengajar dan staf
sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian Septi (2012) yang menyatakan bahwa perpustakan
sekolah dapat membantu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan metode
pemebelajaran inovatif uang melibatkan siswa untuk mencari informasi tambahan di
perpustakaan untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh guru. Dengan kata lain,
perpustakaan sekolah memiliki peranan penting sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar
dengan menyediakan sumber referensi tambahan salain buku pelajaran yang di gunakan di
kelas.

Menurut pemaparan Fitriyanti dkk (2021) perpustakaan merupakan sebuah tempat


untuk menyimpan bahan Pustaka. Perpustkaan sekolah merupakan sarana dan prasarna yang
digunakan untuk mendukung terwujudnya Pendidikan Indoensia yang berkualitas yang
mendorong mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan ini berperan dalam memenuhi
kebutuha informasi bagi warga sekolah melalui ilmu pengetahuan dan informasi yang harus
di wujudkan secara efektif dan efisien sehingga perpustakaan perlu merealisasaikan bebijakan
dan misinya dengan baik dan benar. Untuk itu, pelayanan yang di berikan oleh perpustakaan
harus sesuai dengan apa yang diinginkan dan di butuhkan oleh pengguna. Melihat kondisi
seperti sekarang, media social mampu unggul dalam memenuhi kebutuhan informasi yang di
butuhkan oleh pengguna perpustakaan terutama perpustakaan sekolah.

Ditingkat sekolah dasar, sarana perpustakaan telah dimiliki oleh semua sekolah, baik
sekolah dasar yang ada di perkotaan dan sekolah dasar di daerah terpencil. Pembangunan
perpustakan sekolah sendiri merupakan bantuan dari pemerintah. mulai dari pengadaan
koleksi serta sara dan prasarana penunjang perpustakaan sekolah. Namun pada kenyataanya,
semua fungsi dan pelayanan yang diharapkan untuk ada di perpustakaan tidak dapat
direalisasikan, perpustakaan terkesan hanya sebagai pelengkap sarana dan prasarana sekolah.
menurut penelitian Fitriyati dkk (2021) Adanya ketidak sadaran dari pihak sekolah dan warga
sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi yang dapat
digunakan disekolah mengakibatkan fungsi perpustakaan sekolahpun makin menurun.
Ditambah lagi, layanan perpustakaan sekolah masih belum efisien. Kurangnya inovasi dalam
pengelolaan perpustakan, mengakibatkan perpustakaan sekolah tidak dapat berjalan
sebagaimana fungsinya. Hal ini didukung oleh temuan Kusuma (2021) yang menyatakan,
masih sedikit sekolah yang menerapkan sistem automasi dalam mengelola perpustakaan
sekolah. Padahal di era revolusi industri 4.0, penerapan automasi pada perpustakaan sekolah
merupakan suatu hal yang sangat krusial. Di era yang serba cepat seperti sekarang ini,
evektivitas sangat penting. Sehingga dengan adanya perkembangan teknologi informasi
harus digunakan seoptimal mungkin untuk mempersingkat dan menambah keakuratatan
dalam mencari buku referensi yang diinginkan.

Seperti halnya permasalahan di perpustakan sekolah SD Negeri Tunjungan 01,


sistem automasi masih belum dilakukan. Automasi perpustakaan merupakan proses
pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI). (Nur:
2007) yang mencangkup pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka,
pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Dengan bantuan teknologi informasi maka
beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Dengan koleksi lebih dari
1000 judul buku, pendataan dan pencarian buku masih dilakukan secara manual. Terbatasnya
kemampuan pustakawan dalam mengurus perpustakaan menjadikan sistem manajemen dan
layanan perpustakaan ini masih belum sistematis dan efisien. Maka dari itu penggunaan
Google Sites adalah salah satu solusi yang dapat diberikan dalam mengembangkan sistem
automasi perpustakaan sekolah.

Google Sites memiliki keunggulan yang lebih menarik dari website lain (Suryanto,
2018). Yang pertama, mudah dibuat dan gratis. Kedua, memungkinkan pengguna
berkolaborasi dalam pemanfaatannya. Ketiga, menyediakan penyimpanan gratis yang cukup
besar, keempat google ini bersifat searchable karena dapat dicari melalui mesin pencari
Google. (Harsanto, 2012)

Selain untuk sistem automasi. Google sites ini bisa sekaligus digunakan untuk sistem
perpustakaan digital. penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan,
mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Atau
secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan yang
sudah dalam bentuk digital (Subrata: 2009)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka tujuan dari observasi ini adalah
untuk mengetahui : (1) untuk mengetahui bagaimana perorganisasian perpustakan yang
dilakukan SD Negeri Tunjungan 01; (2) untuk mengetahui bagaimana pengelolaan
pelaksanaan perpustakan yang terdapat di SD Negeri Tunjungan 01; (3) untuk mengetahui
apa yang menjadi permasalahan yang mengahambat pengelolaan perpustakan SD Negeri
Tunjungan 01; (4) untuk membuat suatu rancangan yang dapat menangani permasalahan
yang dialami SD Negeri Tunjungan 01. Sehingga, dari hasil observasi ini diharapkan dapat
menambah wacana baru dalam pengelolaan perpustakaan sekolah dan memberikan masukan
serta rekomendasi bagi perbaiakan pengelolaan perpustakaan sekolah utamanya di SD Negeri
Tunjungan 01.

METODE
Penelitian dilakasakan di SD Negeri Tunjungan 01 dengan melakukan pendekatan
kualitatif dengan menekankan proses mendeskripsikan, menafsirkan dan memberi makna
dalam proses penelitian yang dilakukan serta membuat suatu rancangan solusi dari
permasalahan yang ditemukan. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi,
dan studi dokumentasi. Narasumber dari penelitian adalah guru dan tenaga pustakawan SD
Negeri Tunjungan 01. Dalam pembuatan karja ilmiah ini digunakan metode studi pustka
terhadap penelitian sebelumnya. Kajian pengelolaan perpustakaan sekolah diperoleh dari
artikel dan jurnal yang diperoleh dari google scholar yang mengandung pembahasan bahan
penelitian. Penelitian ini termasuk kepada penelurusan langsung dengan melakukan
wawancara dan observasi perpustakaan sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengorganisasian Perpustakan SD Negeri Tunjungan 01

Pengorganisasian perpustakaan di SDN Tunjung 01 ditunjukkan dengan adanya


struktur organisasi perpustakan sekolah, pengorganisasian dalam hal ini merupakan langlah
dari semua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengelolaan baik dari segi organisiasi
maupun kondisi perpustakaan yang terdiri dari pengaturan ruang perpustakaan rak buku, meja
tempat baca siswa, perlengkapan administrasi berupa buku hadir dan srikulasi buku daftar
pinjam. Menurut Mahendra dkk (2015) proses pengorganisasian suatu perpustakan akan
berjalan dengan baik apabila memiliki sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi, dan
pengarahan pada Langkah tertentu. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian terus-menerus
antara bagian dalam suatu organisasi.

Dalam hal ini, pengorganiasian perpustakaan sekolah di SD Negeri Tunjungan 01


dinaungi langsung oleh kepala sekolah, dilanjutkan dengan struktur yang mencangkup kepala
perpustakkan, layanan pemustaka oleh guru karena sekolah ini belum memiliki sumber daya
pustakawan yang khusus menangani pengelolaan perpustakaan sekolah. Selain itu, layanan
teknis dan layanan teknologi informasi dan komunikasi belum tersedia di sekolah ini.
Program kerjapun belum di tuliskan pada papan program kerja. Selain itu pengaturan ruang
perpustakaan rak buku, meja tempat baca siswa, perlengkapan administrasi berupa buku hadir
dan sirkulasi buku daftar pinjam masih belum terorganisasi karena tidakadanya pustakawan
yang kusus mengelola perpustakan sekolah. Sehingga banyak koleksi yang belum didata dan
di tata pada rak buku. Selain itu sarana prasarana perpusatakaan masih cukup bagus. Mulai
dari kondisi bangunan, rak buku, lemari, meja, kursi masih bagus dan layak.

Pengelolaan Pelaksanaan Perpustakan di SD Negeri Tunjungan 01

Pelaksanaan perpustakaan menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan tujuan


mencerdaskan peserta didik dalam hal ini sekaligus menjadi bagian pokok dan penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar
di sekolah. Pelaksanaan layanan perpustakaan di SD Negeri Tunjungan 01 berupa (1)
perpustakaan sebagai sumber belajar siswa. (2) Bahan Pustaka perpustakaan sebagai kolesi
dan menjadi sumber informasi. (3) peminjaman koleksi buku perpustakaan.
Dengan demikian dalam pengadaan bahan pustaka yang menjadi sumber utama dalam
melancarkan proses belajar mengajar di sekolah yaitu dalam pengadaanya harus melalui
mekanisme yang ada dimana prosesnya diatur oleh pos operasional standar dalam hal ini
pengadaan bahan pustaka dapat dianggarkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dimana anggaran ini masuk dalam kategori anggaran pengadaan sarana dan prasarana yang
salah satunya adalah perpustakaan. Selain BOS ada juga Dana Alokasi Kusus (DAK)
pendidikan. DAK merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada
daerah tertentu untuk mendanai kegiatan kusus yang merupakan urusan daerah tertentu dan
sesuai dengan prioritas nasional (Pasal: 23. UU No 33 tahun 2004) yang dapat digunkan
untuk pembangunan perpustakaan. Dalam hal ini SD Negeri Tunjungan 01 dalam membuat
kebijakan dalam pengelolaan pelaksanaan perpustakaan dilakukan oleh kepala sekolah dan
bendahara. Sementara pendanaannya didapkan dari BOS dan DAK yang didapat dari Dinas
Pendidikan

Permasalahan Pengelolaan perpustakan SD Negeri Tunjungan 01

Berdasarkan hasil wawancara permasalahan yang muncul di Lembaga Perpustakaan


SD Negeri Tunjung 01 yakni untuk saat ini pengelolanya perpustakaan tersebut belum ada.
Dimana seorang pengelola perpustakaan itu penting keberadaanya. Dengan adanya pengelola
tersebut dapat menjadikan sebuah perpustakaan menjadi berfungsi secara optimal. Yang pada
dasarnya peran yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan seperti merapikan koleksi rak,
berperilaku ramah, baik dan sopan terhadap pengguna termasuk siswa, seperti yang
dikemukakan soetaminah, bahwa dalam melayani pengguna harus memiliki kemampuan dan
kemauan untuk melayani orang lain dengan ramah, baik, sopan, teliti, dan tekun (Soetaminah,
1922:132) dan selalu mendeteksi koleksi yang rusak untuk diperbaiki sehingga koleksi tetap
terjaga kondisi fisiknya khususnya koleksi buku. Hal tersebut berbanding terbalik dengan
keadaan yang semestinya. Dimana di Perpustakaan SD Negeri Tunjung 01 belum ada
pengelolanya sehingga membuat perpustakaan tersebut yang banyak sekali koleksi bukunya
akan tetapi banyak buku-buku yang belum tertata dengan rapi, penyusunan bukunya masih
banyak yang tidak sesuai dengan judul maupun jenis koleksi. Selain itu juga terdapat buku
yang masih ada pada dalam sebuah karton buku dalam keadaan masih utuh. Begitu juga
dengan kondisi yang ada pada dalam ruangan perpustakaan yang masih belum dapat tertata
dengan rapi seperti masih banyak benda-benda maupun sebuah alat peraga yang berserakan
tidak sesuai dengan tempatnya. Sehingga daya guna perpustakaan ini dapat dikatakan belum
terlaksanakan secara optimal.

Untuk tujuan didirikannya perpustakaan sekolah itu sendiri menurut Yusuf dan
Suhendar (2007:3) adalah pertama, mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik
membaca para siswa, kedua, membantu menulis kreatif siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan, menumbuhkan minat baca siswa. Selain tujuan ada pula beberapa fungsi
perpustakaan sekolah yaitu pertama, fungsi edukatif. Keseluruhan segala fasilitas dan sarana
yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu
para siswa untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-
konsep pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya lebih lanjut. Kedua fungsi informatif. Mengupayakan penyediaan
koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan
kepentinga para siswa dan guru. Melalui membaca berbagai bahan media bahan bacaan yang
disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala
hal yang terjadi di dunia. Ketiga fungsi rekreasi, sebagai pelengkap memenuhi kebutuhan
sebagian anggota pengguna perpustakaan sekolah akan hiburan intelektual. Keempat fungsi
riset atau penelitian. Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu
dilakukannya kegiatan penelitian sederhana

Rancangan Solusi untuk SD Negeri Tunjungan 01

Dengan berbagai permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan diatas tentunya


juga menghambat jalan aktifitasnya kegiatan perpustakaan. Untuk itu pantasnya agar tercapai
segala aktifitas yang ada dalam sebuah perpustakaan diperlukan sumber daya manusia yang
professional yaitu seorang “ahli” dalam bidang/subyek yang ditangani. Yang biasa kita sebut
pustakawan. Meskipun begitu perpustakaan tetap mebutuhkan sumber daya yang lain yang
tidak sesuai tetapi dibutuhkan misalnya tenaga adminsitrasi dan teknisi komputer. Hal ini
akan mempermudah perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan
kebutuhan pemakainya. Untuk dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan pemakainya tentunya
diperlukan sebuah pengembangan perpustakaan yang mana selain pemakai dapat
menggunakan perpustakaan dengan konvensional juga dapat mengakses secara online dengan
membuat sebuah perpustakaan berbasis web sites (Google Sites). Google sites ini
pemanfaatannya bisa untuk institusi pendidikan. Selain itu google ini juga merupakan bagian
dari google apps for education sehingga sebelum menggunakannya pastikan dulu kita harus
mempunyai akun dan login terlebih dahulu ke akun tersebut.

Google site sebagai wiki memmudahkan dalam mengedit dokumen. Google site
adalah aplikasi online untuk menjadikan pembuatan website kelas, sekolah atau project
menjadi semudah mengedit dokumen. Hal lain yang dapat kita peroleh yakni pertama
menggabungkan berbagai informasi, dimana pengguna dapat menggabungkan berbagai
informasi dalam satu tempat ke tempat lainnya termasuk video, kalender, presentasi,
lampiran, dan text. Kedua, berbagi sesuai kebutuhan maksudnya suatu file dapat dibagikan
untuk hanya dilihat datau diedit kepada group kecil, kelas, satu sekolah atau secara publik
dengan pemilik yang dapat mengontrol akses tersebut. Terakhir google site ini tidak
membutuhkan pemograman, karena hanya menggunakan drag dan klik saja.

Dalam aplikasi ini kita juga bisa melakukan kostumasi site sendiri, membuat sub halaman
untuk membuat konten tetap terorganisasi, menambahkan menu navigasi, memilih tipe
halaman berupa halaman web, pemberitahuan, file cabinets, list, dashboard dan start pages.
Selain itu kita juga dapat memiliki lokasi sentral untuk konten web dan file offline,
menjadikan site dapat diakses public atau tetap privat, serta melakukan pencarian konten
pada google sites dengan teknologi google. Untuk itu berbagai tawaran yang telah kita
ketahui tersebut kita dapat mengembangkan untuk membuat sebuah perpustakaan berbasis
web sites dengan inovasi dan kreativitas kita semaksimal mungkin. Untuk cara pembuatannya
yang pertama dapat dilakukan dengan cara :
Pertama, Mengunjungi google chrome kemudian masuk ke google drive. Selanjutnya
buat file baru dengan folder Google Site lalu klik. Setelah muncul tampilan awal kita beri
judul halaman muka atau bisa disebut beranda dan juga bisa kita beri logo sesuai dengan
kebutuhan. Kita juga bisa memberi nama situs disebelah pojok kiri disamping logo atau pada
beranda kita isi sesuai keinginan dan kebutuhan pada beranda perpustakaan sekreatif
mungkin kita dalam membuat halam beranda.

Selanjutnya setelah membuat beranda perpustakaan kita klik klik titik tiga beranda
dan tambahkan subhalaman pada beranda dengan nama profil sekolah. Pada laman profil
sekolah ini dapat kita isi sebuah foto sekolah dan profil sekolah. Kemudian pada halaman
kedua ini setelah kita buat profil kita buat halaman baru dan diberi nama buku kunjungan.
Pada buku kunjungan ini kita sisipkan sebuah formulir dalam bentuk google form yang isinya
data pengunjung perpustakaan yakni berisi nama, status, no anggota, maksud kunjungan, dan
waktu kunjungan. Setelah itu pada halaman buku kunjungan kita tambahkan lagi sebuah sub
halaman dengan judul pengunjung terbaik dimana dengan diadakannya halaman ini dapat
menarik perhatian siswa lainnya untuk aktif berkunjung dan membaca buku di perpustakaan.

Bagian yang terpenting dari perpustakaan yaitu koleksi buku. Untuk pembuatan
tempat koleksi buku kita dapat menambahkan halaman baru lagi dan diberi nama koleksi
buku. Lalu kita tambahkan sub halaman lagi yang kita bisa beri naman buku referensi, buku
cerita, atau yang lainnya sesuai dengan jenis–jenis koleksi buku yang telah kita punya. Untuk
pengunggahan buku koleksi ini pada google site, sebelumnya kita harus mempunyai sebuah
file buku yang sudah kita simpan di google drive. Lalu setelah itu kita tinggal mensisipkan
buku yang kita unggah pada google drive tersebut ke google site.

Perpustakaan web kita sudah jadi, jika kita ingin menambah portal yang lainnya kita
tinggal menambah halaman baru sesuai kreatifitas kita dalam membuat perpustakaan.
Perpustakaan web kita sudah siap dan sudah dapat kita publikasikan untuk siswa, guru,
maupu masyarakat.

Jadi hal tersebut merupakan bagaimana cara membuat perpustakaan berbasis web
sites. Jika kita ingin menambahkan portal lainnya tinggal membuat sub halaman baru dan
menambahkam portal yang ingin kita masukkan, sehingga dengan google site ini kita dapat
berkreasi sekreatif dan semenarik mungkin untuk membuat sebuah perpustakaan untuk siswa,
guru maupun masyarakat sekitar.

SIMPULAN DAN SARAN

Ada

DAFTAR RUJUKAN

Fitriyanti, D. F. (2021). Inovasi Dan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dasar Menggunakan


Media Sosial Masa Pandemi. IQRA`: Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi (e-
Journal), 15(1), 76. https://doi.org/10.30829/iqra.v15i1.8456
Ester, R., & Mangapeng, F. (n.d.). Peranan Pengelola Perpustakaan Dalam Meningkatkan
Pelayanan Bagi Siswa SMP Negeri Empat Manado.
Harsanto, B. (2012). Panduan E-Learning Menggunakan Google Sites. Feb Unpad, 3.
Hartono, H. (2017). Strategi Pengembangan Perpustakaan Digital Dalam Membangun
Aksesibilitas Informasi: Sebuah Kajian Teoritis pada Perpustakaan Perguruan Tinggi
Islam di Indonesia. UNILIB : Jurnal Perpustakaan, 8(1), 75–91.
https://doi.org/10.20885/unilib.vol8.iss1.art7
Ismanto, B., & Suwarti, S. (2014). Evaluasi Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
Tahun Anggaran 2013. 1–14.
Khasiati, N. (2021). Peran Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Pembelajaran di
SMP IT Alfarisi Sleman DI Yogyakarta. 987–1007.
Kusuma, A. F. (2021). Pemanfaatan Sisitem Otomasi di Perpustakaan Sekolah.
Mahendra, F. (2015). PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR (Studi Situs Di
Sekolah Dasar Negeri 5 Pracimantoro Kecamatan PracimantoroKabupaten Wonogiri)
NASKAH PUBLIKASI.
Nugroho, M. K. C., & Grendi, H. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Google Sites Pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X. (J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi
Dan Humaniora, 12(2), 59–70.

Pendidikan, I. (2014). Overview Memulai dengan Google Site.


Septi, A. (2012). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SD Negeri Mangkukusuman 1 Kota
Tegal. 32.
Sultra, A. P. (2013). Perpustakaan Kota di Yogyakarta. Tinjauan Umum Perpustakaan, 18–
42. http://edukasi.kompasiana.com/2009/11/16/manuskrip-aceh-so-peuhireun/,
Suryanto, D. A. (2018). Analisis Perbandingan Antara Blogger dan Google Site. Fakultas
Komunikasi Dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/60091
Wahyuni, S. (n.d.). Perpustakaan Ideal.
http://eprints.akakom.ac.id/1127/1/PERPUSTAKAAN IDEAL.pdf
Zaihal, A. (2018). Menuju Perpustakaan Ideal Berorientasi Pada Kenyamanan Pengunjung.
Pustakawan UNM, 1–9. http://eprints.unm.ac.id/14142/

Anda mungkin juga menyukai