Anda di halaman 1dari 11

Journal on Education

Volume 05, No. 02, January-Februari 2023, pp. 3193-3203


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

INLISLite dalam Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah

Maya Sri Rahayu1, Asmendri2


1,2 Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar Jl. Jenderal Sudirman No.137, Limo Kaum, Kec. Lima Kaum,
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat 27217
srirahayumaya12@gmail.com

Abstract
The management of special services in school libraries in general aims to provide smoothness to the learning
process and to meet the needs of learners for learning reference sources. In order for the purpose of learning and
education in schools to be achieved, the library plays an important role in supporting the implementation of
learning to take place successfully. Library management must be planned, organized, and controlled so that library
functions can be utilized optimally by providing excellent service to its users. The forms of services in the library
are circulation services, reference services and information services. With the use of advances in library
technology, it has an INLISlite automation system that makes it easier to manage library services. This research
uses qualitative methods with literature studies as a data collection technique. This research is expected to be a
reference for other libraries that have not implemented INLISlite automation.
Keywords: Inlislite, Service Management, School Library

Abstrak
Pengelolaan layanan khusus di perpustakaan sekolah secara umum bertujuan untuk memberikan kelancaran proses
pembelajaran dan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik akan sumber referensi pembelajaran. Agar tujuan
pembelajaran dan pendidikan di sekolah tercapai, perpustakaan berperan penting dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran agar berlangsung dengan sukses. Pengelolaan perpustakaan harus terencana, tertata, dan terkontrol
agar fungsi perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal dengan memberikan pelayanan prima kepada
pemanfaatnya. Bentuk layanan di perpustakaan adalah layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan informasi.
Dengan pemanfaatan kemajuan teknologi perpustakaan, pihaknya memiliki sistem otomasi INLISlite yang
memudahkan pengelolaan layanan perpustakaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi
kepustakaan sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perpustakaan
lain yang belum menerapkan intomasi INLISlite.
Kata kunci: Inlislite, Manajemen Layanan, Perpustakaan Sekolah

Copyright (c) 2023 Maya Sri Rahayu, Asmendri


Corresponding author Maya Sri Rahayu
Email Address: srirahayumaya12@gmail.com (Jl. Jenderal Sudirman No.137, Limo Kaum, Kec. Lima Kaum,
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat 27217)
Received 06 January 2023, Accepted 16 January 2023, Published 18 January 2023

PENDAHULUAN
Teknologi berkembang pesat saat ini hampir di seluruh aspek kehidupan. Dalam era revolusi
industry menuju 5.0, semua bidang sudah menggunakan aplikasi digital yang tujuannya untuk
mempermudah cara kerja manusia dari cara konvensional beralih dengan cara memakai komputerisasi
atau digitalisasi. Teknologi memberikan kenyamanan hidup bagi manusia karena dapat memecahkan
masalah – masalah dalam kegiatannya. Kecanggihan teknologi yang akan saat ini juga sudah merambah
ke dunia perpustakaan.
Kebermanfaatan teknologi dalam dunia perpustakaan di kenal dengan nama system otomasi
perpustakaan. Ada beberapa sistem otomasi perpustakaan yang sudah di kenal luas dikalangan
pustakawan, diantaranya SLIMS (Senayan Library Management System), GDL (Ghanesha Digital
3194 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 3193-3203

Library), kemudian INLISlite (Interagted Library System) yang di bangun dan dikembangkan oleh
Perpustakaan Nasional RI (PerPusnas) sejak tahun 2011.
Sebuah system membutuhkan suatu manajemen sebagai panduan dalam pelaksanaan agar
tujuan dapat tercapai. Manajemen menurut KBBI adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran. Menurut (Ananda, DR.H. Rusydi & Banurea, Oda Kinata, 2017, p. 3), Manajemen
adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang dimiliki organisasi melalui
kerjasama para personil yang memuat sejumlah unsur pokok yaitu unsur manusia (men), benda atau
barang (materials), mesin (machines) metode (methods), uang (money), dan pasar (market) yang
memiliki fungsi masing – masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Manajemen Pendidikan secara substansi menurut (Imron, 2008) dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu substansi inti dan substansi ekstensi. Substansi inti Manajemen sekolah meliputi 7 aspek
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu aspek manajemen kurikulum dan pembelajaran, aspek
peserta didik, aspek pendidik dan tenaga kependidikan, aspek keuangan, aspek sarana dan prasarana,
aspek relasi sekolah dan masyarakat, serta aspek budaya dan lingkungan sekolah.
Pengelolaan Pendidikan dalam bentuk manajemen layanan bertujuan memperhatikan
kebutuhan peserta didik. Peserta didik merupakan individu atau populasi yang harus dilayani secara
professional dan proposional. Di sisi lain, sekolah membuat sebuah konsep yang transparan dan terukur
melalui manajemen peserta didik secara khusus dalam memperlancar dan mempermudah proses
pembelajaran yang merupakan bagian dari Manajemen Berbasis Sekolah.
Sebuah sekolah harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lengkap untuk mendukung
proses belajar dan mengajar. Selain ruang kelas yang mencukupi, ruang lainnya juga dibutuhkan seperti
kantor tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang majelis guru, ruang laboratorium, ruang ibadah, dan yang
tak kalah pentingnya adalah ruang perpustakaan karena ruang perpustakaan diibaratkan jantungnya
sekolah. Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah memberikan pengaruh pada semua warga sekolah.
Perpustakaan sekolah yang baik harus mempunyai konsep manajemen dalam memberikan pelayanan
pada penggunanya. Perkembangan teknologi tidak menutup mata juga dalam bidang perpustakaan.
Aplikasi yang memudahkan sudah banyak digunakan saat ini. Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia yang menaungi seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia sudah membuat dan
mengembangkan otomasi perpustakaan yang bernama Inlislite. Program tersebut tentu ada dampak
positif dan negative bagi pengguna perpustakaan terutama pegawai perpustakaan atau pustakawan/wati.
Landasan hukum pada layanan Pendidikan yang diberikan Lembaga Pendidikan berpedoman
pada Undang – Undang No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada BAB IV
Standar Proses pasal 19 yang secara substansi berisikan tentang layanan Pendidikan yang diberikan
oleh Lembaga Pendidikan dilakukan dengan cara komunikasi dua arah, menumbuhkan, menghibur,
mengoptimalkan, memotivasi peserta didik berperan serta menyediakan space yang memadai sesuai
dengan perkembangan peserta didik.
INLISLite dalam Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah, Maya Sri Rahayu, Amendri 3195

Lembaga Pendidikan Negeri dan Swasta harus menyediakan Pendidikan yang berkualitas tinggi
dengan menyediakan Layanan Pendidikan terbaik yang bisa ditawarkan pada pelanggang Pendidikan.
Keprofesionalan Kepala Sekolah sebagai manajer, selayaknya dapat memaparkan dan mengoptimalkan
diri dalam menyediakan service yang memuaskan sesuai dengan kemampuan yang pada gilirannya
dapat meningkatkan mutu Pendidikan di institusinya. Manajemen Layanan Khusus di sekolah secara
umum bertujuan untuk memberikan kelancaran pada proses pembelajaran dan untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik di luar jam pembelajaran. Agar maksud Pendidikan di sekolah bisa tercapai,
maka layanan khusus dilaksanakan di sekolah untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
berlangsung sukses. Kemajuan suatu Lembaga Pendidikan dapat pula di lihat bagaimana mutu
pelayanan yang diberikan oleh Kepala Sekolah, tenaga pendidik, pegawai tata usaha terhadap peserta
didik, orang tua peserta didik dan orang – orang yang berkepentingan dalam dunia pendidik.
Kepala Sekolah harus memberikan pelayanan terbaik kepada customer yaitu para siswa, wali
peserta didik dan masyarakat. Dalam buku Panduan Manajemen Sekolah (Kebudayaan, 1998),
customer Pendidikan terbagi atas dua jenis customer yaitu inside customer (pelanggang dari kalangan
sendiri) dan outside customer (pelanggan dari kalangan luar). Dan outside customer terbagi atas,
customer primer, sekunder dan tersier.
Inside customer adalah stakeholder yang ada di sekolah yaitu tenaga pendidik, pustakawan,
laboran, teknisi, pegawai tata usaha dan petugas kebersihan.
Outside customer, yang merupakan customer primer adalah peserta didik, sedangkan customer
sekunder yaitu orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah. Dan tersier customer adalah
pengguna atau penerima lulusan apakah akan melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi ataupun
berkecimpung dalam lingkup wirausaha.
Di sisi lain, layanan khusus di sekolah juga untuk memastikan bahwasanya semua kebutuhan
peserta didik baik aspek jasmani dan rohani dapat terpenuhi melalui layanan khusus yang ada di
sekolah. Layanan khusus di sekolah sangat bervariasi, termasuk layanan perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah sangat berarti dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah.
Perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber informasi dan referensi bagi warga sekolah, keberadaannya
sangatlah penting, selain melengkapi sarana dan prasarana sekolah.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan dan


menguraikan tentang manajemen layanan perpustakaan sekolah dengan menggunakan otomasi
INLISlite. Dengan metode ini, diharapkan bisa menyajikan fakta – fakta secara komprehensif tentang
pemanfaatan otomasi INLISlite dalam manajemen layanan di perpustakaan. Variable penelitian adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Teknik
3196 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 3193-3203

pengumpulan data adalah dengan cara studi kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta
berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir: 1988). Sejalan dengan
(Khatibah, 2011) mengemukakan penelitian kepustakaan sebagai kegiatan yang dilakukan secara
sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data dengan menggunakan
metode/teknik tertentu guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi melalui penelitian
kepustakaan.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian menggunakan metode kualitatif dengan Teknik
pengumpulan data melalui studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data
dari berbagai sumber yang ada di perpustakaan seperti buku referensi, hasil penelitian sebelumnya yang
serupa, artikel, catatan termasuk juga berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang ingin
diselesaikan. Kegiatan dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan
data dengan memakai metode atau teknik tertentu agar jawaban atas permasalahan yang dihadapi dapat
ditemukan.

HASIL DAN DISKUSI


Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah.
Bagi masyarakat awam, perpustakaan merupakan tempat berkumpulnya buku – buku. Seiring
dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, perpustakaan pada saat ini tidak hanya
mengoleksi buku saja, tetapi perpustakaan mengembangkan koleksinya dengan mengadakan bahan –
bahan informasi dan ilmu pengetahuan dalam berbagai format, baik cetak ataupun non cetak, seperti:
terbitan berkala, film, slide, kaset, CD ROM, buku, elektronik buku dan elektronik jurnal.
Perpustakaan dalam Bahasa inggris di sebut library. Menurut (Basuki, 1991), Perpustakaan
merupakan kumpulan buku, manuskrip dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan
studi atau bacaan, kenyamanan atau kesenangan. Sedangkan dalam (Uu No 43 Tahun 2007, n.d.) pasal
1 tentang perpustakaan, dijelaskan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,
karya cetak, dan atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi
kebutuhan Pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan
sebagai sumber pengetahuan dan pengalaman dapat berfungsi edukatif, informatif, inspiratif serta
rekreatif bagi para pemustaka (Luthfiyah, 2020). Dari paparan di atas, dapat simpulkan bahwa
perpustakaan adalah sebuah tempat yang menyediakan sumber informasi dan pengetahuan berupa
media cetak dan non cetak yang dapat di akses oleh pemustaka baik secara offline ataupun online
dengan suatu system manajemen yang baik agar tertata dengan sesuai dengan keteraturanya yang
berpedoman pada Undang – undang tentang perpustakaan.
Perpustakaan secara umum melakukan layanan informasi literatur kepada pemustaka. Tujuan
khusus dibedakan oleh jenis perpustakaannya karena setiap jenis perpustakaan melayani kelompok
INLISLite dalam Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah, Maya Sri Rahayu, Amendri 3197

masyarakat yang berbeda satu sama lain. Jenis – jenis perpustakaan menurut Unadang – Undang RI No
43 tahun 2007 tentang perpustakaan (Ananda, DR.H. Rusydi & Banurea, Oda Kinata, 2017):
1. Perpustakaan Nasional, melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan dan
berkedudukan di Ibukota Negara.
2. Perpustakaan Umum, diselenggarakan oleh Pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Desa/Kelurahan dan masyarakat yang memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajaran
sepanjang hayat dengan mengembangkan system layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi
dan komunikasi.
3. Perpustakaan Sekolah, dalam pemnyelenggaraannya harus memenuhi Standar Nasional Perpustakaan
(SNP) dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan, melayani semua peserta didik dan
pendidik.
4. Perpustakaan Perguruan Tinggi, adapun prinsip pengelolaannya adalah memperhatikan standar
nasional Pendidikan yang mendukung pelaksanaan Pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat, di samping mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.
5. Perpustakaan Khusus, menyediakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustaka di
lingkungannya dan memberikan layanan terbatas kepada pemustaka di luar lingkungannya.
Fungsi dan tujuan perpustakaan menurut (Uu No 43 Tahun 2007, n.d.) adalah sebagai wahana
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan bangsa,
sedangkan tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada pemustaka untuk meningkatkan kegemaran
membaca, meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan kecerdasan bangsa.
(Ananda, DR.H. Rusydi & Banurea, Oda Kinata, 2017) mengemukakan tujuan dari perpustakaan
sekolah adalah mengimplementasikan, mengembangkan dan mendukung program – program sekolah.
Untuk itu perpustakaan sekolah memiliki tugas untuk menyediakan koleksi dalam berbagai format yang
mendukung kurikulum dan program – program sekolah serta tujuan perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah juga perlu mengadakan koleksi umum yang bertujuan untuk
meningkatkan minat baca siswa. Koleksi diadakan sesuai dengan kebutuhan para peserta didik, maka
kepala perpustakaan harus bekerjasama dengan guru untuk pengembangan koleksi perpustakaan
sehingga dapat digunakan oleh peserta didik. Dengan adanya Kerjasama ini, guru juga membantu
perpustakaan dalam hal mempromosikan peranan perpustakaan dalam pengembangan Pendidikan di
sekolah serta mengimplementasikan program – progam sekolah.
Manajemen Layanan Perpustakaan
Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah yang dikelolanya dapat memutuskan dengan
bijaksana dalam melaksanakan layanan khusus pendidikan. Disisi lain dalam unit-unit layanan khusus
ini bantuan diberikan sekolah agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tercapai. Disamping itu,
layanan khusus pendidikan diorganisasikan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka peserta
3198 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 3193-3203

didik akan merasakan kenyaman dan ketenangan dalam belajar sehingga visi dan misi sekolah dapat
terwujud. Berdasarkan proses manajemen, substansi manajemen Layanan khusus adalah:
1. Perencanaan, dengan ruang lingkup analisa pemenuhan layanan khusus untuk warga sekolah dan
layanan khusus yang disusun untuk warga sekolah.
2. pengornisasian, dalam bentuk pemberian tugas dalam pelaksanaan layanan khusus ditujukan kepada
warga sekolah.
3. Pergerakan, dengan ruang lingkup pengelolaan layanan khusus sekolah.
4. Pengawasan, dengan ruang lingkup layanan khusus yang dipantau dan dinilai kinerja dari layanan
khusus sekolah untuk warga sekolah.
Layanan Perpustakaan sekolah merupakan sebuah layanan yang diberikan pada peserta didik dalam
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Disisi lain untuk
mendapatkan layanan perpustakaan secara maksimal maka harus didukung oleh sumber daya
pustakawan dan tenaga perpustakaan yang cakap dan sangat menguasai bidang yang diampunya
berkaiatan dengan seluk beluk layanan perpustakaan. Prinsip-prinsip pada layanan perpustakaan adalah
sebagai berikut:
1. Semua lapisan masyarakat mendapatkan layanan maksimal dalam hal peminjaman dan
pengembalian buku dan sumber-sumber bacaan lainnya.
2. Layanan yang diberikan oleh tenaga perpustakaan dan pustakawan berlangsung secara efektif dan
efisien
3. Masyarakat merasakan dampak positif dari layanan maksimal dari pihak perpustakaan
Layanan perpustakaan secara umum dibagi menjadi tiga kelompok yakni:
1. Layanan Teknis
Layanan teknis ini dilaksanakan dalam bentuk pemrosesan bahan dan dokumen perpustakaan.
Kegiatan pemrosesan bahan dan dokumen perpustakaan mencakup proses pendaftaran bahan dan
dokumen perpustakaan, mengirim data bahan dan dokumen perpustakaan ke data pokok
perpustakaan, penyerahan nomor penggolongan, penyerahan nomor pemanggilan, penyerahan
bahan dan kelengkapan dokumen perpustakaan berupa pemberian label atau sampul pada buku dan
bahan referensi lainnya.
2. Layanan Pengguna
Layanan pengguna ini berkaitan dengan sistem peminjaman dan penyerahan buku dan sumber
bacaan atau referensi lain yang merupakan aset perpustakaan yang dapat dipinjam oleh pengguna
melalui mekanisme tertentu yang ditetapkan oleh perpustakaan
3. Layanan Administrasi
Layanan administrasi merupakan semua kegiatan yang berkaitan dokumen-dokumen penting
perpustakaan berupa surat-menyurat, kegiatan mengarsipkan dokumen penting. Disisi lain layanan
administrasi bagi penerima layanan perpustakaan mencakup penyerahan kartu anggota perpustakaan
dan penyerahan lembaran bebas administrasi perpustakaan, Rochmah (2016).
INLISLite dalam Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah, Maya Sri Rahayu, Amendri 3199

Manajemen Perpustakaan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber


daya manusia, informasi, system dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen,
peran dan keahlian (Bryson, 1990). Komponen – komponen tersebut di susun dalam sebuah manajemen
yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengontrolan guna mendapatkan
sebuah hasil berbentuk barang atau jasa yang dapat dipergunakan oleh konsumen. Dengan adanya
manajemen perpustakaan yang teratur dan tertata diharapkan fungsi dan tujuan perpustakaan dapat
dicapai sehingga kecerdasan masyarakat meningkat.
Ada beberapa unsur dalam manajemen perpustakaan menurut (Ananda, DR.H. Rusydi &
Banurea, Oda Kinata, 2017) yaitu:
1. Perencanaan; terkait dengan pemikiran – pemikiran masa depan yang dikehendaki oleh perpustakaan
untuk mengembangkan dan mencari cara – cara yang tepat untuk mencapai harapan yang diinginkan.
2. Pengorganisasian; berkaitan dengan melaksanakan program – program yang sudah direncanakan.
Tujuan fungsi pengorganisasian ini adalah a) mengelompokkan aktivitas – aktivitas yang sama, b)
penentuan tugas – tugas, c) pendelegasian.
3. Sumber Daya Manusia; para pelaksana aktivitas di perpustakaan. Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dapat diwujudkan dengan cara, melakukan pelatihan bagi pengelola perpustakaan,
melakukan mutasi dan rotasi, serta melakukan rekrutmen pegawai baru sesuai dengan kualifikasi
dan kompetensinya.
4. Kepemimpinan Perpustakaan; kemampuan dan kesiapan pemimpin perpustakaan untuk
mempengaruhi, membimbing, memerintah, mengelola, membangkitkan motivasi dan semangat
kerja, serta menimbulkan kepercayaan diri seluruh komponen penyelenggara dan pelaksana
perpustakaan guna mencapai tujuan perpustakaan secara efektif.
5. Pengontrolan; untuk mengukur pelaksanaan aktivitas yang telah dilakukan oleh perpustakaan yang
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dalam tujuan perpustakaan sekolah. Apabila
pelaksanaan sesuai aktivitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau lebih dari itu, maka
perpustakaan dapat dikatakan telah berhasil dalam pelaksanaan perencanaannya. Sebaliknya jika
rendah dari standar yang telah ditetapkan maka perpustakaan tidak berhasil dalam pelaksanaan
perencanaannya.
6. Pemeliharaan; supaya koleksi yang ada di perpustakaan dapat digunakan maksimal baik koleksi cetak
ataupun non-cetak harus di pelihara oleh para pengelola perpustakaan dengan tujuan agar semua
bahan – bahan tersebut dapat digunakan sewaktu – waktu.
Dengan mengacu pada unsur – unsur manajemen perpustakaan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa konsep manajemen perpustakaan dapat dilaksanakan dengan baik yang dimulai dari perencanaan
hingga sampai pada pemeliharaan dan unsur – unsur penunjang lainnya maka tujuan dan fungsi dari
manajemen perpustakaan yang telah ditetapkan dapat di capai secara efektif dan efisien.
Perpustakaan memberikan layanan pada pemustaka atau pengguna fasilitas perpustakaan. Ada
beberapa layanan yang bisa di terima oleh pemustaka diantaranya menurut menurut (Ananda, DR.H.
3200 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 3193-3203

Rusydi & Banurea, Oda Kinata, 2017), layanan perpustakaan dikelompokkan pada tiga komponen yaitu
Layanan Koleksi Perpustakaan, Layanan Sirkulasi perpustakaan dan Layanan Referensi Perpustakaan.
Sementara pendapat (Luthfiyah, 2020) layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan internet, layanan
penelusuran informasi, layanan digital, layanan pemilihan bahan Pustaka, layanan pendidikan
pemustaka, layanan pengiriman dokumen, layanan pandangan-dengar, layanan Jasa Kesiagaan
Informasi (JKI), silang layanan dan layanan fotokopi.
Semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi dan
kompetensi tenaga perpustakaan serta kebutuhan penggunanya. Mempersembahkan berbagai layanan
kepada pengunjung perpustakaan merupakan hal positif yang mewujudkan sikap pelayanan prima dari
pengelola perpustakaan. Namun akan berdampak negatif jika kompotensi atau skill dari pengelola
perpustakaan tidak mumpuni untuk mendukung implementasi layanan tersebut.
InlisLite Perpustakaan
Di zaman revolusi industry 4.0 saat ini, teknologi berkembang sangat pesat. Teknologi
informasi dan komunikasi tak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan zaman. Perubahan besar ini
sangat berpengaruh pada kehidupan manusia terutama mempermudah aktivitas manusia. Perubahan
pada teknologi informasi ini juga menghampiri bidang perpustakaan sehingga dapat bersaing dan dapat
mempertahankan eksistensinya. Perpustakaan terpacu melakukan perubahan pada berbagai aspek
termasuk manajemen system layanan yang terintegrasi dengan teknologi informasi sehingga muncullah
sistem otomasi perpustakaan.
Sistem otomasi perpustakaan adalah suatu system di dalam perpustakaan yang menggunakan
teknologi informasi. Banyak dampak positif dari penggunaan otomasi perpustakaan ini dalam
mengelola dan mengorganisir informasi baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik. Salah satu
otomasi perpustakaan yang ada adalah INLISlite yang dibangun dan dikembangkan oleh Perpustakaan
Nasional tahun 2011 sesuai dengan amanat dalam pasal 14 ayat 3 (Uu No 43 Tahun 2007, n.d.) yang
berbunyi: setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Sistem otomasi perpustakaan (library automation atau integrated
library system) adalah seperangkat aplikasi computer yang digunakan untuk kegiatan di perpustakaan
dengan menggunakan pangkalan data ukuran besar dan kandungan cantuman tekstual yang dominan,
serta dengan fasilitas utama dalam hal menyimpan, menemukan dan menyajikan informasi (Pendit,
2007). Artinya pelayanan perpustakaan sudah dengan system komputerisasi, termasuk dalam hal
transaksi sirkulasi.
Aplikasi perpustakaan Integrated Library System (ILS) adalah perangkat lunak yang
menggunakan aplikasi teknologi berbasis web yang interaktif, kolaboratif dan di dukung teknologi
multimedia yang menjadikan perpustakaan mempunyai layanan yang lengkap dan koleksi berbasis web
sehingga memudahkan semua pengguna dapat saling berinteraksi baik dengan petugas perpustakaan
atau sesame pengguna. Aplikasi ini juga memiliki kelebihan yaitu para pengguna tidak hanya membaca
INLISLite dalam Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah, Maya Sri Rahayu, Amendri 3201

dari Web perpustakaan saja, namun dapat memberi komentar atau usulan dalam website perpustakaan
tersebut.
Aplikasi INLISlite yang versi terbaru saat ini adalah INLISlite versi 3.2 yang semikin
memudahkan kegiatan pengelola perpustakaan karena memiliki fitur – fitur yang lebih lengkap.
Menurut (DesMarais, 2012), aplikasi INLISlite merupakan system otomasi yang setiap saat versinya
diperbaharui agar menambah kelengkapan fitur. Meskipun system otomasi ini sering berubah versi atau
sering terjadi pembaharuan system, namun hal ini bukanlah suatu hal yang dipermasalahkan, karena
semakin sering aplikasi INLISlite diperbaharui justru semakin memudahkan pustakawan dan pengelola
perpustakaan dalam melakukan kegiatan di perpustakaan, karena dari sudut pandang teknologi
pembaharuan pada suatu software itu penting.
Perpustakaan Nasional terus mengenalkan dan menyebarluaskan otomasi INLISlite ini ke
semua perpustakaan yang ada di Indonesia, baik perpustakaan umum, perpustakaan khusus dan juga
perpustakaan sekolah. Sosialisasi terus diberikan melalui pelatihan – pelatihan atau diklat – diklat yang
diadakan oleh Perpusnas ataupun Dinas Perpustakaan Provinsi dan juga Dians Perpustakaan
Kabupaten/Kota.
Penerapan aplikasi otomasi INLISlite pada perpustakaan sekolah sangat berpengaruh positif.
Secara system kinerja sangat memudahkan pustakawan karena sudah diorganisir seperti yang
diungkapkan oleh (Indah et al., 2021) yaitu:
1. Better control over work (mampu mengontrol seluruh pekerjaan). Fitur – fitur dalam otomasi
INLISlite sesuai dengan bidang kerja di perpustakaan, mulai dari melakukan pengelolaan dan
pelayanan bahan perpustakaan, menemukan apa yang diinginkan pengguna hingga melakukan
pengontrolan bahan – bahan perpustakaan.
2. Reduced non-productive activities such as filing and record keeping (mengurangi aktivitas – aktivitas
non produktif seperti pengarsipan dan pencatatan). Pekerjaan yang sebelumnya dalam bentuk
pencatatan manual pada kertas tidak perlu lagi dilakukan karena dengan pemanfaatan teknologi
otomasi INLISlite ini pekerjaan pustakawan menjadi lebih kurang serta meminimalisir penggunaan
kertas. Semua bahan – bahan perpustakaan sudah tercatat dan diarsipkan dalam INLISlite.
3. Reduced travel costs and meeting (mengurangi biaya perjalanan dan pertemuan). Implementasi
INLISlite yang menggunakan teknologi digital sangat meringankan biaya kegiatan para pustakawan.
Pemanfaatan teknologi memudahkan pustakawan dapat bekerja dari mana saja tanpa harus bertemu
langsung karena bisa berkoordinasi dan saling bertukar data sebab semuanya tertransmisikan pada
INLISlite.
4. Increased job satisfacation because increasing effectiveness (meningkatkan kepuasan pekerjaan
karena meningkatnya keefektivitasan). Indikator ini berkaitan dengan adanya otomasi perpustakaan
sehingga mengakibatkan efisiensi tenaga, waktu dan biaya dalam pengelolaan perpustakaan.
Pekerjaan lebih cepat dan mudah untuk diselesaikan, pustakawan pun merasa puas dengan
kinerjanya yang lebih efektif.
3202 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 3193-3203

5. Increased customer satisfaction due to timely service and provide better information (meningkatkan
kepuasan pengguna karena pelayanan yang tepat waktu dan menyediakan informasi yang lebih
baik). Kepuasan dalam pelayanan perpustakaan tidak hanya dirasakan oleh pustakawan saja,
pengguna juga merasakan kepuasan karena mendapatkan pelayan prima dari pustakawan.
Memadukan layanan yang dimiliki dengan kemajuan teknologi memantapkan peran perpustakaan
sebagai Lembaga informasi dalam kebutuhan pemenuhan akan ilmu pengetahuan.

KESIMPULAN

Perpustakaan sekolah merupakan tempat atau ruang Pendidikan dan pusat informasi tentang
sumber belajar dan mengajar akan berfungsi dengan baik jika di dukung dengan system manajemen
yang tertata dan memadai. Memiliki manajemen yang baik maka kegiatan perpustakaan akan mengarah
pada usaha mewujudkan tujuan yang telah direncanakan sehingga seluruh unsur akan berusaha
memfungsikan diri sesuai ketentuan perpustakaan.
Pelayanan adalah bagian dari unsur pendukung manajemen perpustakaan yang bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan masyarakat penggunanya. Adapun konsep manajemen layanan perpustakaan
memuat unsur – unsur adanya perencanaan, pengorganisasian, sumber daya manusia, kepemimpinan,
pengontrolan dan pemeliharaan. Sedangkan jenis layanan perpustakaan dikelompokkan atas tiga, yaitu
layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan informasi. Jika system manajemen layanan ini dapat
diimplementasikan dengan baik maka akan terwujud layanan prima pada perpustakaan.
Penerapan system otomasi INLISlite pada perpustakaan pada umumnya dan perpustakaan
sekolah khususnya, sangat membantu dan memudahkan kinerja pustakawan. Penggunaan teknologi
informasi pada perpustakaan merupakan amanat dari Undang Undang No 43 tahun 2007 pasal 14 ayat
3 bahwa perpustakaan harus mampu mengembangkan layanan dengan pemanfaatan kemajuan
teknologi. INLISlite merupakan kemajuan teknologi pada bidang perpustakaan yang selalu
diperbaharui dengan fitur – fitur lebih lengkap sehingga memudahkan kinerja pustakawan dan
memberikan layanan yang prima pada penggunanya.

REFERENSI
Ananda, DR.H. Rusydi, M. P., & Banurea, Oda Kinata, M. P. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan (Cetakan Pe). CV. Widya Puspita.
Basuki, S. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan (Utama). PT. Gramedia Pustaka.
Bryson, J. 1990. . (1990). Effective Library and Information Centre Manajemen. Gower Publishing
Company.
DesMarais, C. (2012). Why updating your software is a must do. https://www.techlicious.com/tip/why-
you-should-update-software-when-prompted/ elibrary.
INLISLite dalam Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah, Maya Sri Rahayu, Amendri 3203

Imron, A. (2008). Kebijaksanaan Pendidikan Di Indonesia : Proses, produk dan masa depannya. Bumi
Aksara.
Indah, R. N., Syam, R. Z. A., & Aulia, U. (2021). Dampak Perubahan Sistem Otomasi Slims Ke Inlislite
Di Perpustakaan SMK Negeri 9 Bandung. Tibanndaru : Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan
Informasi, 5(1), 148. https://doi.org/10.30742/tb.v5i1.1295
Kebudayaan, D. P. dan. (1998). Panduan Manajemen Sekolah. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat.
Khatibah, K. (2011). Penelitian kepustakaan. Iqra’: Jurnal Perpustakaan Dan Informasi,, 5(01), 36-39.
Luthfiyah, F. (2020). Manajemen Perpustakaan dalam Meningkatkan Layanan Perpustakaan. Journal
El-Idare, 1(2), 189–202. http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare/article/view/676/608
Pendit, P. . (2007). Perpustakaan Digital. Sagung Seto.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D), 308.
Uu No 43 Tahun 2007. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai