Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENGELOLAAN SARANA PRASARANA DAN PERPUSTAKAAN

DI SDN 2 DERODUWUR

Medina Nurul Afifah, Dr. Sri Marmoah, S.Pd., M.Pd.


Universitas Sebelas Maret
medinanurulafifah@student.uns.ac.id

Abstrak
Dewasa ini salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan Indonesia adalah sarana dan
prasarana. Tujuan sarana dan prasarana dalam pendidikan adalah membantu siswa dalam proses
pembelajaran dengan nyaman dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
manajemen sarana dan prasarana di SDN 2 Deroduwur, kendala yang dihadapi dan solusi untuk
mengatasi permasalah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Responden
penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengadaan
sarana dan prasarana dengan memprioritaskan pembangunan toilet. Manajemen sarana dan
prasarana meliputi perencanaan, Pengadaan, pemeliharaan, penggunaan, dan penghapusan serta
menginventarisasi sarana dan prasarana sudah berjalan dengan baik. Kendala yang dihadapi adalah
kurangnya dana yang diperlukan dalam proses pengadaan dan kurangnya tenaga tata usaha dalam
proses pengelolaan manajemen sarana dan prasarana dan juga kurangnya pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah. Solusi yang harus dilakukan adalah dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah
ada dengan sebaik mungkin dan pembuatan pojok baca untuk pengelolaan perpustakan sekolah.

Kata Kunci : sarana dan prasarana, manajemen sarana dan prasarana pendidikan

Abstract
Today one of the factors that determine the quality of Indonesian education is the means and
infrastructure. The purpose of tools and infrastructure in education is to help students in the
comfort and quality learning process. The goal is to describe the management of tools and
infrastructure at SDN 2 deroduwur, the challenges faced and the solutions to the problem. The
study uses qualitative research methods. Data collection conducted with observation, interviews
and documentation. The responders of this study were both principals and teachers. The results of
this study indicate that the supply of tools and infrastructure by giving priority to the construction
of toilets. The management of tools and infrastructure includes the planning, maintenance, use,
and elimination and inventory of tools and infrastructure. The challenges are the lack of needed
funds in the procurement process and the lack of manpower in the management of the facilities
and infrastructure management as well as the lack of maintenance of the facilities and school
infrastructure. The solution that must be done is to make the best use of existing facilities and
create a reading corner for the management of the school library.
Key words : tools and infrastructure, management of the tools and education infrastructure

A. Pendahuluan
Pendidikan memiliki peran utama bagi pengembangan sumber daya manusia
(Abidin, 2017). Semakin baik pendidikan itu maka akan semakin terlihat perkembangan
dan kemajuan dalam suatu bangsa. Sistem pendidikan harus dapat menjamin peningkatan
mutu, selaras dan efisien dalam pengelolaan pendidikan (Setiawan, 2016).
Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah tidak akan terlepas dari manajemen
pendidikan (Nur et al, 2018) dimana sekolah sebagai lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan proses belajar mengajar ( Bafadal,2018 ). Maka dari itu kualitas suatu
lembaga tidak hanya ditentukan oleh pembelajaran biasa, namun dapat juga dipengaruhi
bagaimana lembaga pendidikan tersebut dapat memanajemen sumber daya manusianya
(Kumariah, 2018).
Keberadaan sarana pendidikan secara mutlak sangat dibutuhkan dalam proses
pendidikan, maka dari itu termasuk bagian yang harus dipenuhi dalam proses
pembelajaran. Dengan tidak adanya sarana pendidikan maka proses pendidikan maka akan
mengalami kesulitan sehingga tujuan pendidikan tidak akan tercapai ( Tajimudin, Sanusi,
2018 ). Sarana dan prasarana adalah faktor yang paling penting untuk mendukung dalam
dunia pendidikan selain pendidik. Pendidikan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak
diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu sarana dan prasarana
tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya manajemen yang baik oleh lembaga
pendidikan yang terkait dan dengan adanya sarana dan prasarana juga dapat menunjang
proses pembelajaran yang baik dan berkualitas serta dapat memudahkan guru dalam
memberdayakan proses pembelajaran.
SD Negeri 2 Deroduwur adalah sekolah yang terletak di Jawa Tengah tepatnya di
Kabupaten Wonosobo yang letaknya cukup jauh dari perkotaan sehingga kualitas
pendidikan di sana masih kurang. Sekolah tersebut memiliki sarana dan prasarana yang
sudah memadai dalam proses belajar peserta didiknya. Tetapi ada beberapa permasalahan
yaitu ada beberapa kelas yang kekurangan buku pembelajaran bahkan ada juga yang tidak
ada satupun buku tema 9 di kelas 6. Di SDN 2 Deroduwur ada beberapa prasarana yang
tidak digunakan dengan baik seperti perpustakan karena jarak perpustakan dengan sekolah
cukup jauh sehingga pengelolaan perpustakan tidak digunakan dengan semestinya dan juga
toilet siswa juga tidak dapat digunakan karena kendala air sehingga pengelolaan prasarana
di SDN 2 Deroduwur belum baik. Tidak hanya prasarana tetapi juga sarana untuk proses
pembelajaran kurang dioptimalkan sehingga banyak sarana yang rusak dan tidak dapat
digunakan lagi.
Dari kesenjangan yang terdapat di SDN 2 Deroduwur dapat disimpulkan bahwa
manajemen sarana dan prasarana belum dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun.
Adanya fungsi manajemen yang belum terlaksana karena keterbatasan waktu dan juga
dalam hal pembiayaan. Oleh karena itu SDN 2 Deroduwur harus mulai memanajemen
sarana dan prasarana dengan baik dengan cara melaksanakan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan dalam sarana dan prasarana sehingga
mutu pendidikan akan lebih baik dan juga berkualitas. Pembaruan yang dapat dilakukan
oleh pihak sekolah adalah membuat strategi dan inovasi untuk dibangun dan dikembangkan
dengan bertumpu pada kekuatan internal serta melibatkan secara masif dan strategi pihak
eksternal seperti masyarakat sehingga akan meningkatkan mutu pendidikan, jadi yang
harus dilakukan oleh sekolah adalah berkolaborasi dengan masyarakat untuk mewujudkan
sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang proses pengajaran. Dalam hal ini juga
pembaruan yang dilakukan terkait sarana dan prasarana dengan membuat pojok baca
bertujuan untuk mempermudah siswa dalam membaca karena kondisi perpusatakaan yang
jauh dan belum dapat digunakan. Selain itu juga membuat admisitrasi terkait pendataan
buku digital.
B. Kajian literatur
Pengertian Sarana dan Prasarana
Menurut Soepomo sarana adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan dan
perlengkapan untuk dapat langsung digunakan dalam proses pendidikan seperti ruangan,
gedung, meja, kursi,buku pelajaran, alat peraga dll. Sedangkan prasarana adalah segala
sesuatu yang tidak langsung sebagai penunjang jalannya proses belajar mengajar di sebuah
lembaga pendidikan seperti halaman sekolah, tata tertib sekolah dll. Menurut Daryanto
prasarana adalah alat yang tidak secara langsung mencapai tujuan. Dalam pendidikan
misalnya lokasi/tempay, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang, dll. Sedangkan
sarana seperti alat yang secara langsung mencapai tujuan pendidikan. Contohnya: ruang,
buku, perpustakaan, laboratorium dll.
Pengelolaan sarana dan prasarana menurut Imam Machali adalah suatu kegiatan
penataan, yang dimulai dari perencanaan kebutuhan, penggandaan, Inventariskan
penyimpanan, pemeliharaan penggunaan, penghapusan serta penataan lahan, bangunan,
perlengkapan dan perabotan dengan tepat dan sesuai sasaran.
Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana
Menurut Hanafi (2018) mengemukakan bahwa manajemen sarana dan prasarana
adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan
manusia lain dengan sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Manajemen dilakukan dengan
metode kerja tertentu dengan efektif dan efisien dari segi tenaga, dana, waktu, dan
sebagainya.
Manajemen mengacu pada pencapaian yang sudah ditentukan sebelumnya
(Huda,2017). Menurut Bafadal manajemen sarana dan prasarana pendidikan juga bisa
diartikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan
secara efektif dan efisien (Bafadal, 2008).
Manajemen sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu bagian kajian
dalam administrasi pendidikan sekolah (school administration), atau administrasi
pendidikan (educational administration) dan sekaligus menjadi bidang tugas kepala
sekolah selaku administrator sekolah. Sebagai salah satu bagian dalam kajian administrasi
pendidikan ditinjau dari sisi bagaimana memberikan layanan secara profesional dalam
bidang sarana dan prasarana atau fasilitas kerja bagi personel sekolah. Dengan manajemen
yang efektif dan efisien kerja personel sekolah (Syaban, 2019).
Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana
Di dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, terdapat prinsip yang perlu
diperhatikan agar tujuan dapat tercapai dengan maksimal. Menurut Bafadal prinsip-prinsip
tersebut antara lain :
1. Prinsip Pencapaian Tujuan
Prinsip pencapaian tujuan yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu
dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personil sekolah dalam
rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah. Pada dasarnya manajemen sarana
dan prasarana pendidikan dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas dalam keadaan
kondisi siap pakai.
2. Prinsip Efisiensi
Prinsip efisiensi yaitu pengadaan sarana dan prasarana di sekolah harus dilakukan
melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana
pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus
dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan. Dengan prinsip efisiensi berarti
semua kegiatan penyediaan sarana dan prasarana dilakukan dengan perencanaan yang
hati hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang
relatif murah sehingga dapat mengurangi pemborosan.
3. Prinsip administrative
Prinsip administratif yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
selalu memperhatikan Undang Undang, peratururan, instruksi, dan petunjuk teknis yang
diberlakukan oleh pihak yang berwenang. Sebagai contohnya adalah peraturan tentang
inventaris dan penghapusan Milik Negara.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab
Prinsip kejelasan tanggung jawab yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab,
apabila melibatkan banyak personil sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya
deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk tiap personil sekolah.
5. Prinsip kekohesifan
Prinsip kekohesifan yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh karena itu,
walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu yang telah
memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing, namun antara satu dengan yang
lainnya selalu bekerja sama dengan baik.
Proses Manajemen Sarana dan Prasarana
Proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi perencanaan,
pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventaris, pengawasan, dan pemeliharaan serta
penghapusan. Proses-proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana
tepat secara efektif dalam penggunaan.
1. Perencanaan sarana dan prasarana
Perencanaan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan
kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang.Hal ini mengindikasikan
bahwa perencanaan dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana merupakan
rangkaian dari berbagai keputusan yang diambil dengan isi mengenai kegiatan atau
prosedur yang akan dilakukan manajemen sarana dan prasarana.
Berkaitan dengan perencanaan ini, jones dalam sulistyorini menjelaskan bahwa
perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan
analisis jenis pengalaman pendidikan yang diprogramkan sekolah.
Secara umum, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk
memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan
dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. secara
rinci tujuannya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui
sistem perencanaan dan pengadaan yang hati hati dan seksama. Sarana dan
prasarana yang di dapatkan diharapkan berkualitas tinggi , sesuai kebutuhan dan
dengan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap saat
2. Pengadaan sarana dan prasarana
Menurut bafadal sistem pengadaan sarana dan prasarana di sekolah, dapat dilakukan
berbagai cara antara lain:
a. Dropping dari pemerintah merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada
sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah tetap harus mengusahakan dengan cara lain.
b. Mengadakan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli baik secara
langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.
c. Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal bantuan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga sosial yang tidak mengikat
d. Mengadakan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ke tempat lain.
e. Mengadakan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang
dimiliki dengan barang lainnya yang dibutuhkan sekolah.
3. Inventarisasi sarana dan prasarana
Menginventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
Menginventarisasi sarana dan prasarana pendidikan yang pertama adalah untuk
pengendalian sarana dan prasarana melalui pemberian kode barang, nama barang,
sumber barang/penerbit (buku), volume/jumlah barang, tanggal perolehan/pembelian
barang, mutasi/perubahan, sumber dana dan keterangan barang. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Kompri (2014) intinya menyatakan bahwa dalam
kegiatan inventarisasi yang digunakan untuk mengendalikan sarana dan prasarana
adalah dengan melakukan pencatatan sarana dan prasarana dan melakukan pembuatan
kode.Melalui pencatatan yang rinci terhadap sarana dan prasarana pendidikan akan
memberikan kemudahan bagi penanggung jawab sarana dan prasarana dalam
mengendalikannya sesuai dengan penggunaan dan perawatan barang-barang tersebut.
Menginventarisasi sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah untuk
pengawasan sarana dan prasarana, pengawasan dilakukan dengan mengecek buku
inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan yang di dalam buku tersebut terdapat
barang-barang yang telah diadakan. Hal tersebut didukung dengan teori yang
diungkapkan oleh Gunawan dan Benty (2017) intinya menyatakan bahwa setelah
pencatatan dan pemberian kode pada setiap sarana dan prasarana yang diadakan
memiliki tujuan agar semua pihak sekolah mudah mengenal kembali perlengkapan di
sekolah baik ditinjau dari segi kepemilikan sampai pada penanggungjawab dan
pengawasan.
4. Pemeliharaan sarana dan prasarana
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan yang berupa pengawasan
atau penjagaan terhadap fungsi sarana dan prasarana pendidikan agar tetap dalam keadaan
yang baik dan siap untuk digunakan guna mencapai tujuan pendidikan. Dalam proses
pemeliharaan dapat dilakukan secara terus-menerus, berkala, darurat, preventif yang sesuai
dengan jenis dan keadaan barang. Maka dengan adanya pemeliharaan agar sarana dan
prasarana yang disediakan selalu dalam keadaan baik dan senantiasa siap digunakan saat
diperlukan sebagai penunjang proses pembelajaran.
5. Penghapusan sarana dan prasaran
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana
dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Secara lebih operasional, penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar
inventaris karena sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama
untuk kepentingan proses pembelajaran. Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya
bertujuan untuk: a. Mencegah atau membatasi kerugian atau pemborosan biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk.b. Meringankan beban
c. kerja pelaksanaan inventaris.
a) Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.
Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2009) dalam buku Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan, barang-barang yang dapat dihapuskan dari daftar inventaris harus
memenuhi salah satu atau lebih dari syarat-syarat berikut ini: 1) Dalam keadaan rusak berat
yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. 2) Perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar
sehingga terjadi pemborosan. 3) Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang
dengan biaya pemeliharaan. 4) Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang. 5) Tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
Perpustakaan
Pengertian perpustakaan menurut pandangan Sulistyo Basuki secara umum adalah
bagian dari sebuah gedung biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan buku dan
lainnya yang terdapat pada sebuah ruangan dan di tata menurut susunan tertentu untuk
menyediakan dan digunakan pembaca bukan untuk dijual (Ferdiyanto, 2012: 7-8).
Perpustakaan adalah suatu tempat yang memiliki kegiatan menghimpun, mengolah, dan
melayani berbagai macam informasi, baik tercetak seperti buku, atau terekam seperti surat
kabar, majalah, komputer, tape recorder, film, video, dan lain-lain (Pawit, 2010: 1).
Definisi perpustakaan menurut Bafadal (2011: 3) adalah suatu lembaga atau badan tertentu
yang mengelola buku-buku atau berupa bahan pustaka lainnya maupun selain buku seperti
surat kabar, majalah dan lain sebagainya yang disusun, disimpan dan diatur secara teratur
menurut sistem sehingga memudahkan pembaca untuk mencari sebuah buku yang
diinginkan dan dapat digunakan oleh setiap pemakainya sebagai sumber informasi.
Berdasarkan dari pengertian perpustakaan menurut beberapa para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat ruangan atau gedung yang
merupakan bagian dari suatu lembaga atau badan yang memiliki tugas menyediakan,
menghimpun, dan mengelola bermacam koleksi buku. Bermacam-macam buku koleksi
perpustakaan yang disediakan baik berupa buku-buku maupun tidak berupa buku seperti
majalah, surat kabar, dan lain sebagainya.
C. Metode
Jenis Penelitian
Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk & Miller, penelitian
kualitatif adalah kebiasaan di dalam ilmu pengetahuan sosial yang mendasar bergantung
pada pengamatan setiap individu yang mencakup lingkungan dan berhubungan dengan
individu lain dalam pembahasannya (Rosyada, 2020). Penelitian dilakukan yaitu
melakukan observasi lapangan, kemudian melakukan wawancara kepala sekolah dan
guru.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diteliti oleh peserta kampus mengajar di SDN 2 Deroduwur yang
berada di kecamatan Mojotengah,kabupaten Wonosobo, Jawa tengah. Berdasarkan
informasi yang didapat di SDN 2 Deroduwur ini masih kurang dalam manajemen sarana
dan prasarananya.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam laporan ini menggunakan
beberapa teknik yaitu Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Sugiyono (2010)
mengemukakan bahwa yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode
interview dimana objek (responden) yaitu orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri,
apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan
interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya
adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
1. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang menggunakan pengamatan langsung
terhadap obyek penelitian. Metode Observasi ini digunakan untuk mengamati
langsung guru menata ruang kelas. Berdasarkan perencanaan, penggerakan dan
pengawasan yang disinergikan dengan nilai-nilai demokrasi pancasila.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh
dua pihak yakni pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pihak
diwawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Bentuk
wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara informal (spontan)
dan wawancara tak struktur. Pemilihan kedua jenis wawancara ini ditempuh bukan
tanpa alasan karena menurut penulis hal ini didasari atas pemikiran bahwa wawancara
informal akan mempunyai arti penting dalam menjalin hubungan timbal balik antara
peneliti dengan objek penelitian serta untuk mendapatkan informasi spontan. Adapun
pihak yang akan diwawancarai yaitu kepala sekolah, guru dan peserta didik
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, prestasi, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi digunakan untuk
mencari dan mengumpulkan data serta informasi yang tertulis dengan permasalahan
penelitian. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
data yang berkaitan dengan aspek kajian yang telah dirumuskan, meliputi organisasi,
daftar hadir anggota, program kerja, publikasi program kerja dan lain sebagainya.
D. Hasil
Dari hasil wawancara dan observasi di SDN 2 Deroduwur tentang manajemen
sarana dan prasarana ada beberapa topik yang difokuskan adalah tentang proses
pengelolaan sarana dan prasarana SDN 2 Deroduwur yaitu perencanaan.pengorganisasian,
pemeliharaan, penghapusan dan inventarisasi, dibawah ini penjabaran hasil wawancara
oleh kepala sekolah dan guru SDN 2 Deroduwur berikut ini :
Fase perencanaan sarana dan prasarana di SDN 2 Deroduwur adalah sebagai
langkah awal untuk menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana yang dimiliki. Fase
perencanaan melalui beberapa rangkaian kegiatan seperti rapat koordinasi sekolah,
penetapan program sekolah dan penetapan program kebutuhan sarana dan prasarana
sekolah. Rapat koordinasi sekolah harus dihadiri oleh kepala sekola, guru. Proses rapat
dipimpin oleh kepala sekolah dan dilanjutkan oleh guru untuk saling memberi tanggapan
atau masukan untuk mencapai kesepakatan. Menurut Bapak Musif selaku kepala SDN 2
Deroduwur pada tanggal 26 Mei 2023 menyatakan bahwa :
“ Biasanya dalam proses perencanaan kami merancang apa saja kebutuhannya, selanjutnya
dilaksanakan koordinasi dengan kegiatan rapat koordinasi dengan guru-guru pada waktu
setahun sekali di awal semester. Untuk tahun ini kami merencanakan untuk pembangunan
sanitasi sekolah yang masih minim karena merupakan sarpras yang sangat dibutuhkan oleh
warga sekolah”
Fase pengorganisasian sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pihak sekolah
berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh adalah struktur rancangan manajemen serta
uraian tugas yang telah disesuaikan dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang
Penjatahan Tugas SD N 2 Deroduwurs secara jelas dari tugas yang diberikan. Pada surat
keputusan itu, ada penjelasan tentang guru.
Fase Penggandaan di SDN 2 Deroduwur dilaksanakan dengan mencatat
kebutuhan Yang akan di adakan. Saat saya melakukan menjadi prioritas sekolah adalah
toilet atau sanitasi. Dari kepala sekolah pada tanggal 27 mei 2023. dijelaskan bahwa:
" setelah direncanakan biasanya kami memetakan kebutuhan apaa saja yang untuk
direalisasikan., setelah rencana tadi dari pengalaman terdahulu, kamu untuk sekarang kita
fokus pada kebutuhan sekolah. Dana untuk merealisasikan kebutuhan sekolah tersebut
menggunakan dana BOS saja karena kami tidak memungut biaya apapun dari pihak luar.
maka dari itu disesuaikan kebutuhan yang ada jika belum perlu makan akan ditunda "
Fase Pemeliharaan sarana dan prasarana di SDN 2 Deroduwur yang bertujuan
untuk menjaga agar sarana dan prasarana menjadi awet dan tidak rusak.Dengan adanya
pemeliharaan akan menghemat pengeluaran karena tidak mudah menganti sarana dan
prasarana yang rusak apabila kurang dalam pemeliharaan. Oleh karena itu dana juga dapat
dialihkan ke kebutuhan yang lainnya yang lebih mendesak. Selama ini pemeliharaan
dilakukan oleh kepala sekolah dan guru karena di SDN 2 Deroduwur tidak memiliki staf.
Dengan kesadaran bapak ibu guru dan siswa untuk menjaga kebersihan sarana dan
prasarana setiap hari akan membuat sarana dan prasarana tetap dan keadaan baik.
Fase penghapusan sarana dan prasarana di SDN 2 Deroduwur dilakukan
dengan menghapus barang yang sudah tidak terpakai yang bertujuan agar tidak terjadi
penumpukan barang sehingga tidak akan kekurangan tempat penyimpanan. Penghapusan
barang dan pemilihan barang adalah fase dari proses pengelolaan di SDN 2 Deroduwur.
Penghapusan dilakukan oleh pihak sekolah sendiri anakan tetapi dalam proses ini dari
pihak sekolah harus meminta persetujuan dari dinas dalam penghapusan barang sehingga
tidak akan terjadi kesalahpahaman dari dua pihak, pihak sekolah dan dinas pendidikan.
Penghapusan biasanya dengan cara dijual kepada warga sekolah yang membutuhkannya.
Fase Inventarisasi di SDN 2 Deroduwur dilakukan berdasarkan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007 dan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidikan. Kegiatan ini memiliki SOP tersendiri oleh karena itu
lembaga pendidikan hanya mengikuti aturan dan prosedur dan kegiatan inventarisasi ini
dilakukan dengan menggunakan proses pengecekan dari kondisi barang dan menghitung
barang yang terdapat di sekolah dan juga membuat label nama di setiap barang. Selanjutnya
adalah dengan membuat laporan tentang jumlah dan keadaan sarana dan prasarana kepada
dinas pendidikan.
Berdasarkan hasil informasi melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dapat
diperoleh informasi tentang permasalahannya. Pertama dalam perbaikan atau pemeliharaan
sarana dan prasarana kurang karena ada beberapa barang seperti buku ada yang hilang dan
juga dalam perawatan sarpras ini juga membutuhkan dana yang relatif besar sehingga
rencana tahun sebelumnya masih kurang. Selanjutnya tentang kurangnya guru yang paham
tentang regulasi terkait sarpras karena minimnya pelatihan yang diselenggarakan.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka implementasi manajemen sarana dan
prasarana di SDN 2 Deroduwur memiliki empat fase yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan.Fase perencanaan adalah awal dari setiap kegiatan dalam
manajemen sarana dan prasarana, perencanaan yang baik akan mengatasi masalah yang
terjadi contohnya kesalahan dalam pembelian barang atau pemborosan (Suharyadi dan
Jabar, 2016). Proses perencanaan sarana dan prasarana dimulai dengan melaksanakan rapat
koordinasi, rapat ini dilakukan setiap awal semester dengan melibatkan perwakilan dari
beberapa unsur yaitu pihak internal dan eksternal. Internal diwakili oleh para guru dan
eksternal dihadiri oleh komite sekolah (Asiabaka, 2008). Melalui kegiatan ini dapat
diterapkan prosedur kerja untuk mengadakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Pengorganisasian dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana dipimpin oleh
kepala sekolah atau koordinator sekolah. Pada sekolah ini koordinator sarana dan prasarana
yang melakukan pengorganisasian seperti mengelola kebutuhan sarana dan prasarana dan
juga melaporkan hasilnya ke kepala sekolah. Koordinator ini juga yang akan bertanggung
jawab pekerjaan kepada pimpinan tertinggi di sekolah yaitu kepala sekolah. Peran dari
kepala sekolah sangat penting karena tugasnya untuk memastikan kegiatan yang sesuai
sarana dan prasarana sekolah lancar. Fase pelaksanaan ini adalah proses pengadaan sarana
dan prasarana yang telah ditetapkan sebelumnya oleh rapat pleno yang melibatkan berbagai
unsur ( Torlakson, 2011). Kepala sekolah dan bendahara akan melaporkan kepada
koordinator sarana dan prasarana supaya segera membeli tender untuk barang yang
menjadi kebutuhan sekolah.
Fase inventarisasi dilakukan berdasarkan peraturan atau regulasi yang sudah ditentukan
oleh dinas pendidikan oleh karena itu pihak sekolah hanya mengikuti prosedur suapata
proses inventarisasi sarana dan prasarana sesuai standar. Aplikasi yang dikembangkan oleh
Kemendikbud saat ini telah mengakomodir kepentingan inventarisasi yaitu aplikasi
dapodik. Kendala pelaksanaan perencanaan adalah bahan untuk kepentingan analisis
kebutuhan masih terbatas oleh karena itu belum optimal dalam merencanakan sarana dan
prasarana selama ini. dalam aspek pengorganisasian adalah beberapa guru yang ditugasi
belum melakukan dengan tupoksi masing-masing. Dalam hal pelaksanaan adalah masih
kurangnya sumber dana dalam proses pelaksanaan implementasi sarana dan prasarana di
SDN 2 Deroduwur, serta tenaga administrasi yang kurang personil khususnya personil
dalam pengelolaan sarana dan prasarana. Solusi yang harus dilakukan kepala sekolah dan
guru adalah memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah ada yaitu dengan
mengoptimalkan serta memelihara dengan baik agar sarana dan prasarana tidak mudah
rusak dan awet sehingga kebutuhan dana tidak terlalu banyak.

Gambar pojok baca


Dalam hal ini sebagai bagian dari kampus mengajar di SDN 2 Deroduwur
membantu dalam pengelolaan bagian sarana dan prasarna yaitu perpustakan, karena
perpustakan yang kurang pengoptimalkan dalam penggunaan di SDN 2Deroduwur oleh
karena itu dari tim kampus mengajar membuat administrasian data buku dan juga
pembuatan pojok baca di setiap pojok kelas dengan bahan-bahan yang ekonomis dan
mudah didapatkan, sehingga diharapkan buku di perpustakan akan digunakan kembali oleh
siswa. Tujuan pembuatan pojok baca sendiri adalah meningkatkan siswa dalam literasi
bukan hanya belajar tentang materi pemebelajaran tetapi dengan adanya pojok baca ini
juga dapat menambah wawasan ilmu yang sebelumnya belum didapat oleh siswa.
F. Kesimpulan
Implementasi manajemen sarana dan prasarana di SDN 2 Deroduwur sudah dilakukan
dengan cukup baik dalam hal merencanakan, mengadakan, memelihara, dan
menginventarisasi sarana dan prasarana yang ada di dalam lingkungan sekolah tersebut.
Kendala yaitu kekurangan dibagian dana. Solusi yang telah yang telah dilakukan di SDN
2 Deroduwur untuk menyelesaikan masalah yang ada yaitu: 1. Pengadaan harus sesuai
dengan rancangan kerja sekolah yang telah disusun, 2. Pengorganisasian harus dilakukan
sesuai dengan tupoksi sekolah, 3. Pengontrolan pengadaan dan penggunaan sarana dan
prasarana harus dilakukan dengan prosedur yang telah diputuskan sebelumnya, sehingga
dokumen pendukung lengkap. Peran dari setiap pemangku kepentingan menentukan
kualitas pendidikan dari sisi sarana dan prasarana di SDN 2 Deroduwur.Peran serta
masyarakat sudah dianggap baik jika terlibat di dalam bidang pengelolaan sekolah
DAFTAR PUSTAKA

(Farid, A., Mudhofir, 2022)Farid, A., Mudhofir, & S. (2022). Inovasi Manajemen Sarana dan
Prasarana dalam Memenuhi Standar Nasional Pendidikan Mewujudkan Generasi yang Kuat
Keimanan dan Ekonomi. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(02), 2183–2188.
(Halimah & Hafidaton, 2021)Halimah, T., & Hafidaton. (2021). Pengelolaan sarana dan prasarana
dalam peningkatan mutu peserta didik di SD negeri alurmas kluet utara Aceh Selatan. Jurnal
Intelektualita, 10(1), 90–107.

(Manurung et al., 2020)Manurung, R., Harahap, E., Tahrun, T., & Suharyadi, A. (2020).
Manajemen Sarana Prasarana di Sekolah Dasar Negeri 1 Kota Prabumulih. Jurnal
Manajemen Pendidikan: Jurnal Ilmiah Administrasi, Manajemen Dan Kepemimpinan
Pendidikan, 2(2), 168–177. https://doi.org/10.21831/jump.v2i2.33747

Mulyani, A. (2012). Pengaruh kinerja kepala sekolah dan kinerja guru terhadap mutu
pembelajaran pada smk sekabupaten purwakarta. Jurnal Administrasi Pendidikan, 14(1),
86-92

(Nasrudin & Maryadi, 2019)Nasrudin, N., & Maryadi, M. (2019). Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan dalam Pembelajaran di SD. Manajemen Pendidikan, 13(2), 15–23.
https://doi.org/10.23917/jmp.v13i2.6363

Nur, D., Sari, A., Bafadal, I., Wiyono, B. B., & Malang, U. N. (2018). Implementasi manajemen
berbasis sekolah. Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan, 1(2), 213– 221.

(Parid & Alif, 2020)Parid, M., & Alif, A. L. S. (2020). Pengelolaan Sarana dan Prasarana. Tafhim
Al-’Ilmi, 2, 265–275.

(Suranto et al., 2022)Suranto, D. I., Annur, S., Ibrahim, & Alfiyanto, A. (2022). Pentingnya
Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Kiprah
Pendidikan, 1(2), 59–66. https://doi.org/10.33578/kpd.v1i2.26

Tafsir, Ahmad. (2010). Ilmu pendidikan dalam persepektif islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Torlakson,

T. (2011). A blueprint for great schools. California: State Superinten- dent of Public Instruction
California Department of Education

Anda mungkin juga menyukai