Fatin Intishar 1
Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2
Dr. Aip Badrujaman, M.Pd. 3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan standar sarana dan
prasarana bimbingan dan konseling di sekolah menengah atas negeri Jakarta Barat.
Metode yang digunakan adalah survei dengan menggunakan instrument pedoman obser-
vasi standar sarana dan prasarana bimbingan dan konseling yang dikembangkan dari pe-
doman penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak empat belas sekolah yang ditentu-
kan melalui teknik sampling jenuh.Teknik analisis data yang digunakan untuk mendeskrip-
sikan pemenuhan standar sarana dan prasarana yaitu statistik deskriptif dengan teknin
persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga belas sekolah berada pada kategori
tidak memenuhi standar(92,8%) dan satu sekolah berada pada kategori memenuhi stan-
dar (7,14%). Pada aspek ruang bimbingan dan konseling seluruh sekolah tidak memenuhi
standar(100%) . Pada aspek instrumen pengumpul data tiga belas sekolah berada pada
kategori memenuhi standar(92,8%) dan satu sekolah tidak memenuhi standar(7,14%).
Pada aspek kelengkapan penunjang teknis sepuluh sekolah memenuhi standar(71,4%)
dan empat sekolah lainnya tidak memenuhi standar(28,6%). Pada aspek dokumen seluruh
sekolah memenuhi standar(100%).Oleh karena itu, aspek sarana dan prasarana bimbin-
gan dan konseling harus mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak, (Dinas Pen-
didikan DKI Jakarta, ABKIN, MGBK, Kepala Sekolah, dan Guru BK).
pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa, sarana dan ku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan,
prasarana pendidikan adalah, peralatan dan perleng- modul bimbingan, laporan kegiatan pelayanan, data
kapan yang digunakan untuk menunjang penyeleng- kehadiran peserta didik, leger bimbingan dan kon-
garaan proses pendidikan. seling, buku realisasi kegiatan bimbingan dan kon-
seling, bahan-bahan informasi pengembangan ket-
erampilan hidup, perangkat elektronik (OHP, LCD),
Standar Sarana dan Prasarana Bimbingan dan
format pelaksanaan pelayanan, dan format evaluasi.
Konseling
Dokumen terdiri dari buku program tahunan, buku
Standar adalah sesuatu yang digunakan seba-
program semesteran, dan buku program harian.
gai patokan atau batas minimal untuk sesuatu yang
diukur(Arikunto, 2009:30). Standar dapat juga diar-
tikan sebagai kriteria yang diperlukan untuk menjadi Metode Penelitian
penentu agar hasil pengukuran berarti(Purwanto, Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat-
2009 h.3). Berdasarkan pengertian di atas standar kan gambaran mengenai pemenuhan standar sara-
dapat diartikan sebagai ukuran yang digunakan un- na dan prasarana bimbingan dan konseling di Seko-
tuk menentukan hasil pengukuran. lah Menengah Negeri Jakarta Barat. Penelitian ini
Sarana bimbingan dan konseling sebagai per- dilakukan di Sekolah Menengah Negeri di Jakar-
alatan dan perlengkapan yang sangat penting dan ta Barat.Penelitian dilakukan pada bulan Februari -
dibutuhkan yang menunjang keterlaksanaan pro- Desember 2014 tahun ajaran 2014-2015.Penelitian
gram bimbingan dan konseling(Gysbers, 2005:216). ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
Sarana dan prasarana bimbingan dan konseling metode penelitian deskriptif dengan jenis survei.
adalah peralatan dan perlengkapan yang menun- Pada penelitian ini populasi penelitian adalah se-
jang tercapainya tujuan layanan bimbingan dan luruh sekolah menengah negeri di Jakarta Barat. Ter-
konseling(Kemendikbud, 2014:32). Berdasarkan dapat 17 SMA Negeri di Jakarta Barat Teknik sam-
pengertian di atas sarana bimbingan dan konsel- pling yang digunakan yaitu sampling Jenuh. Sampel
ing merupakan seluruh peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak
yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan bimbing- populasi yang ada yaitu seluruh Sekolah Menengah
an dan konseling. Atas Negeri di Jakarta Barat. Di dalam proses pene-
litian ini, sampel menjadi 14 sekolah dikarenakan 3
Jenis-Jenis Sarana dan Prasarana Bimbingan sekolah SMA N di Jakarta Barat sedang mengalami
dan Konseling renovasi bangunan
Pedoman Bimbingan dan Konseling pada Pendi- Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan
dikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang men- dalam penelitian ini adalah melalui observasi non-
gacu kepada Permendikbud tahun 2014 no.111.Se- partisipan dengan jenis terstruktur. Uji validitas di
cara garis besar sarana dan prasarana bimbingan dan lakukan dengan cara uji ahli sedangkan uji realibi-
konseling terbagi menjadi empat bagian yaitu, ruang litas dilakukan menggunakan teknik interrater re-
bimbingan dan konseling, instrumen pengumpul da- alibility dengan hasil 0,8(istimewa). Analisis da-
ta, kelengkapan penunjang teknis, dokumen pro- ta menggunakan statistik deskriptif dengan teknik
gram.Ruang bimbingan dan konseling terdiri dari persentase.
Ruang kerja sekaligus ruang konseling individual,
Ruang tamu, Ruang bimbingan dan konseling ke-
lompok, Ruang data.Instrumen pengumpul data ter- (Skor terendah × ∑item) + (Skor tertinggi x ∑item)
diri dari instrument pengumpul data tes, intrumen µ= 2
pengumpul data non tes dan alat penyimpan data.
Memenuhi standar = X≥µ
Kelengkapan penunjang teknis terdiri dari Alat
Tidak memenuhi standar = X<
tulis menulis,blanko surat,kartu konsultasi, kartu ka-
sus, blanko konferensi kasus, agenda surat, buku-bu-
Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling
Hasil dan Pembahasan seling adalah dukungan yang kurang kuat dari seko-
Hasil Penelitian lah, dalam hal ini kepala sekolah. Hasil wawancara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap selama proses penelitian ini berlangsung, di bebe-
pemenuhan standar fasilitas bimbingan dan konse- rapa sekolah, guru bimbingan dan konseling meng-
ling di sekolah menengah atas, terdapat satu sekolah alami kesulitan untuk mendapatkan sarana dan pra
memenuhi standar sarana dan prasarana bimbing-an sarana yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan ke-
dan konseling dan tiga belas sekolah tidak memenuhi pala sekolah yang kurang tanggap terhadap sarana
standar sarana dan prasarana bimbingan dan konsel- dan prasarana bimbingan dan konseling. Berdasar-
ing. kan survei yang dilakukan di sekolah provinsi Nova
scotia, kepala sekolah yang menghadiri pelatihan-
Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana pelatihan di lembaga mengenai program bimbingan
Bimbingan dan Konseling Menengah Atas Negeri
dan konseling komprehensif, memiliki peluang un-
tuk keberhasilan pelaksanaan yang tinggi (Sumarah
dan Lehr 2002:16).
Pengambilan keputusan kepala sekolah mem-
pengaruhi produktivitas sekolah, baik produktivitas
fisik maupun nilai(Kuswardani, 2011:1). Semakin
baik pengambilan keputusan kepala sekolah maka
semakin baik pula produktivitas dari sekolah terse-
but. Kepala sekolah sesuai fungsinya sebagai super-
visor sekolah memiliki beberapa tugas, salah sat-
unya berusaha melengkapi alat-alat perlengkapan
sekolah termasuk media instruksional yang diperlu-
memenuhi standar tidak memenuhi standar
kan bagi kelancaran dan keberhasilan pembelaja-
Grafik1.1. Persentase Pemenuhan Standar Sarana
ran (Purwanto, 2004:118). Berdasarkan pemaparan
dan Prasarana Bimbingan dan Konseling Sekolah di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
Menengah Atas Negeri memiliki peran yang sangat penting dalam hal ke-
tercapaian standar sarana dan prasarana pendidi-
Tabel 1.1 kan yang ada di sekolah, termasuk di dalamnya sa-
Pemenuhan Standar Sarana dan
Prasarana Per Aspek
rana dan prasarana bimbingan dan konseling. Ke-
pala sekolah yang memahami pentingnya bimbin-
Memenuhi Tidak Memenuhi
No Aspek Standar Standar gan dan konseling akan berusaha memenuhi sara-
1 Ruang bimbingan dan konseling 0 14 na dan prasarana bimbingan dan konseling sebaik
2 Instrumen pengumpul data 11 3 mungkin. Sepuluh kepala sekolah dari sekolah yang
3 Kelengkapan Penunjang Teknis 10 4 tidak memenuhi standar sarana dan prasarana bim-
4 Dokumen 14 0
bingan dan konseling memiliki latar belakang pen-
didikan non bimbingan dan konseling.
Pembahasan Masalah yang ditimbulkan akibat sarana dan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, se- prasarana yang tidak memenuhi standar sangat ba-
cara keseluruhan dapat diketahui bahwa dari empat nyak.Seluruh sekolah sudah memiliki ruang kerja
belas sekolah, hanya satu sekolah yang memenuhi pembimbing yang memenuhi standar.Namun ter-
standar sarana dan prasarana bimbingan dan kon- dapat sekolah yang masih belum memenuhi krite-
seling.Penyelenggaraan layanan bimbingan dan ria penting yaitu ruang konseling yang tidak kedap
konseling menemui banyak hambatan yang sangat suara. Hal ini sangat mengganggu, karena proses
mengganggu dikarenakan keterbatasan sarana dan konseling menjadi tidak terjamin kerahasiaannya.
prasarana.Salah satu faktor yang menjadi penyebab Ba-nyak keluhan siswa yang tidak nyaman untuk
minimnya sarana dan prasarana bimbingan dan kon- melakukan proses konseling. Guru pembimbing
Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling
pun harus mengeluarkan upaya lebih untuk mem- umpul data yang memenuhi standar, dan tiga seko-
buat konseli merasa nyaman. Masalah ini tidak bo- lah tidak memenuhi standar. Instrumen pengumpul
leh di abaikan. Fasilitas fisik sangat penting kare- data tes yang digunakan di sekolah adalah tes presta-
na seringkali menentukan kesan pertama dan ke- si belajar (100%) dan yang paling sedikit digunak-
san permanen dari penyelenggaraan bimbingan dan an adalah tes kepribadian (28,6%). Instrumen peng-
konseling(Gysbers dan Henderson, 2006:216) . Ru- umpul data non tes yang paling banyak diguna-kan
ang konseling yang tidak nyaman akan membuat adalah Daftar Cek masalah, (92,8%), sedang-kan
konseli enggan untuk datang kembali. yang paling jarang digunakan yaitu skala penilaian
Dua belas sekolah di SMA N Jakarta Barat me- (14,3%). Alat penyimpan data dimiliki oleh seluruh
miliki ruang tamu yang memenuhi standar dan dua sekolah dalam bentuk soft document (file), sedang-
sekolah lainnya tidak.Ruang bimbingan dan konsel- kan dalam bentuk hard document , 13 sekolah me-
ing yang tidak memiliki ruang tamu memunculkan miliki kartu/buku/map peserta didik dan satu seko-
masalah baru dalam pelaksanaan layanan bimbing- lah lainnya tidak..
an dan konseling.Seringkali kegiatan yang sedang Pada aspek kelengkapan penunjang teknis, ter-
berlangsung di dalam ruangan bimbingan dan kon- dapat enam sekolah yang tidak memenuhi standar.gu-
seling dihentikan ketika kedatangan tamu.Hal ini ru bimbingan dan konseling di sekolah tersebut men-
sangat menganggu karena kegiatan menjadi tertun- gatakan bahwa mereka banyak menemui hambatan
da atau bahkan tidak terlaksana. ketika ingin melakukan kegiatan bimbingan dan kon-
Ruang bimbingan kelompok hanya dimiliki oleh seling karena ketidaklengkapan kelengkapan penun-
empat sekolah.layanan bimbingan dan konseling ke- jang teknis. Sebagian besar bahan-bahan informasi
lompok dilaksanakan dengan intensitas yang rendah bidang pribadi, belajar, sosial dan karir yang tersedia
atau bahkan tidak terlaksana sama sekali di sekolah digunakan berulang-ulang dari tahun ke tahun.Bahan-
yang tidak memiliki ruang bimbingan dan konsel- bahan yang digunakan jarang sekali diperbaharui.Hal
ing kelompok. ini menjadi masalah karena belum tentu bahan yang
tersedia mampu memenuhi kebutuhan peserta di-
Ruang data dimiliki oleh tiga sekolah.Berdasar-
dik. Namun ternyata, masalah ini terjadi bukan han-
kan hasil pengamatan, sekolah yang memiliki ruang
ya di SMA N Jakarta Barat saja. Dalam skala yang
data, memiliki arsip data yang tersusun rapih sehing-
le-bih besar, sumber sumber informasi yang terse-
ga guru pembimbing mudah menemukan data yang
dia di CIOLA Directory 1999 di Inggris, (Direk-
dicari ketika dibutuhkan.Sekolah yang tidak memi-
tori ini dimaksudkan untuk menjadi sumber infor-
liki ruang data, instrumen maupun kelengkapan ad-
masi bimbingan karir) juga menyediakan informasi
ministrasi yang dimiliki guru bimbingan dan kon-
yang sudah tidak relevan dalam hal waktu(Jonathan,
seling berada di banyak tempat sehingga sulit dite-
1999:6). Inggris sudah mengalami dan membahas
mukan ketika dibutuhkan.Data yang ada menyebar
masalah ini pada tahun 1999 dan ternyata masalah
di masing-masing loker guru pembimbing, sehing-
ini masih menjadi masalah yang sering dijumpai di
ga belum tentu guru pembimbing A, memiliki data
Indonesia pada tahun 2014. Ketidaktersediaan ke-
yang dimiliki guru pembimbing B, yang seharusnya
lengkapan penunjang teknis yang lain juga menjadi
data itu dimiliki oleh semua guru bimbingan dan
masalah bagi penyelenggaraan layanan bimbingan
konseling.Ruang konseling pustaka tidak dimiliki
dan konseling. Sekolah yang tidak memiliki papan
oleh seluruh sekolah di SMA negeri Jakarta Barat.
pengumuman, kesulitan mengumumkan informasi
Buku-buku panduan karir serta buku buku lain yang
seperti poster dan sebagainya kepada peserta didik.
dibutuhkan peserta didik terletak di sembarang tem-
Kelengkapan yang paling sedikit dimiliki yatu ko-
pat, sehingga tidak dapat dimaksimalkan kegunaan-
tak masalah(7,1%) sedangkan yang paling banyak
nya. Peserta didik harus menunggu guru bimbingan
dimiliki oleh setiap sekolah adalah kartu konsulta-
dan konseling mencari dimana buku yang mereka
si(100%).
butuhkan, baru setelah itu mereka bisa mengakses
informasi yang mereka butuhkan. Pada aspek dokumen seluruh sekolah memiliki
buku program tahunan, semesteran dan harian. Pro-
Sebelas sekolah memiliki aspek instrumen peng-
Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling
John Sumarah dan Ron Lehr.(2002). Catching The Vi- dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta:Cen-
sion: Guidance and Counseling In Nova Scotia’s ter for academic publishing service.
School. Canada:Canadian Counseling and Psychoth- Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan.(2010). Landasan
eraphy Association Bimbingan dan Konseling. Bandung:Rosdakarya.
Suprapto.(2013). Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan