0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen sarana dan prasarana sekolah yang meliputi perencanaan, penetapan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan sarana serta peran manajemen dalam pengembangan sekolah. Dibahas pula permasalahan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia seperti minimnya sarana sekolah dan analisis tentang pengelolaan sarana sekolah melalui perencanaan, pembiayaan, dan penetapan prioritas.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen sarana dan prasarana sekolah yang meliputi perencanaan, penetapan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan sarana serta peran manajemen dalam pengembangan sekolah. Dibahas pula permasalahan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia seperti minimnya sarana sekolah dan analisis tentang pengelolaan sarana sekolah melalui perencanaan, pembiayaan, dan penetapan prioritas.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen sarana dan prasarana sekolah yang meliputi perencanaan, penetapan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan sarana serta peran manajemen dalam pengembangan sekolah. Dibahas pula permasalahan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia seperti minimnya sarana sekolah dan analisis tentang pengelolaan sarana sekolah melalui perencanaan, pembiayaan, dan penetapan prioritas.
15002048 Administrasi Pendidikan Septydamaiyanti315@gmail.com Abstrak : Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara ringkas manajemen sarana dan prasarana di Sekolah yang terdiri dari (1) Perencanaan, (2) Penetapan, (3) Inventarisasi, (4) Pemeliharaan dan (5) Penghapusan serta peran manajemen sarana dan prasaranna pendidikan dalam pengembangan sekolah. Berbagai macam permasalahan dalam dunia pendidikan Indonesia salah satunya permasalahan sarana dan prasarana serta solusi dari permasalahan tersebut. Kata Kunci : Manajemen, Sarana, Prasarana. A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menjalankan dan mewujudkan proses belajar mengajar berkesinambungan dan tersusun dalam program pembelajaran yang disusun sebelum proses pembelajaran berlangsung. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Peran sarana pendidikan sangat penting dalam memperlancar pelaksanaan proses pembelajaran. Satu sisi harapan yang dibebankan pada dunia pendidikan sangat banyak, tetapi di sisi lain dunia pendidikan mempunyai banyak masalah yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu masalah yang dihadapi oleh sekolah adalah masalah sarana pendidikan. Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam dunia pendidikan selain tenaga pendidik. Pendidikan tidak akan pernah bisa berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana tidak akan dapat terpenuhi tanpa adanya manajemen yang dijalankan dalam lembaga pendidikan yang terkait dan dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan berdaya untuk proses pembelajaran. Dalam rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di gunakan suatu pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana pendidikan. Manajemen sendiri merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien. Jadi manajemen sarana pendidikan adalah keseluruhan proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. B. PERMASALAHAN Sampai saat ini 88,8 persen sekolah di indonesia mulai SD hingga SMA/SMK, belum melewati mutu standar pelayanan minimal.Pada pendidikan dasar hingga kini layanan pendidikan mulai dari guru, sarana-sarana olahraga, sarana sarana bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan belajar seperti buku paket yang up date dan laboratorium, buku-buku pelajaran serta fasilitas lainnya dan jumlah guru dan pengayaan, serta buku referensi yang sangat terbatas. Situasi seperti itu masih minim. Pada jenjang Sekolah juga terdapat di daerah perkotaan Dasar (SD) baru 3,29% dari 146.904 yang misalnya ada sekolah yang proses belajar masuk kategori sekolah standar nasional, dan pembelajarannya di lakukan di 51,71% kategori standar minimal dan bawah jembatan dan lain lain. Banyak 44,84% dibawah standar pendidikan lagi permasalahan sarana dan prasarana minimal. pada jenjang SMP 28,41% dari sekolah di Indonesia seiring dengan 34.185, 44,45% berstandar minimal dan perkembangan zaman dan teknologi. 26% tidak memenuhi standar pelayanan Misalnya adanya infocus di tiap kelas, minimal. Hal tersebut membuktikan jaringan internet atau wirless di sekolah bahwa pendidikan di Indonesia tidak dll. terpenuhi sarana prasarananya. Data Balitbang Depdiknas (2003) C.KAJIAN TEORITIS DAN menyebutkan untuk satuan SD terdapat PEMBAHASAN 146.052 lembaga yang menampung Pengelolaan merupakan terjemahan 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 dari kata manajemen yang berasal darikata ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas “management”, istilah Inggris tersebut lalu tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% dindonesiakan menjadi “Manajemen”. berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% Menurut (Mulyasa,2002:50) manajemen mengalami kerusakan ringan dan sarana dan prasarana pendidikan bertugas sebanyak 201.237 atau 23,26% untuk mengatur dan menjaga sarana dan mengalami kerusakan berat. Kalau prasarana pendidikan agar dapat kondisi MI diperhitungkan angka memberikan kontribusi secara optimal dan kerusakannya lebih tinggi karena kondisi berarti pada jalannya proses pendidikan. MI lebih buruk daripada SD pada Dan menurut (Syahril, 2004:9) pengelolaan umumnya. Keadaan ini juga terjadi di sarana prasarana adalah proses pengurusan, SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK penataan dan pengaturan kegiatan secara meskipun dengan persentase yang tidak sistematis agar berfungsi menurut fungsinya sama.Banyak sekali sekolah dan masing-masing dalam rangka mencapai perguruan tinggi yang gedungnya rusak, tujuan yang ditetapkan. kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak Berdasarkan pendapat diatas yang lengkap. Sementara laboratorium tidak dimaksud dengan pengelolaan sarana standar, pemakaian teknologi informasi pendidikan adalah proses atau cara tidak memadai dan sebagainya. melaksanakan pengadaan, pemeliharaan Permasalahan sarana dan prasarana ini serta pengawasan sarana dan prasarana sering dijumpai pada daerah daerah yang untuk mencapai suatu tujuan yang telah terpencil atau pedalaman, seperti ditetapkan. Intinya pengelolaan sarana pedalaman Kalimantan. Biasanya prasarana merupakan proses pengurusan. keterbatasan sarana dan prasarana ini 1. Perencanaan Sarana dan Prasarana mulai dari gedung sekolah yang Pendidikan dalam Proses Pembelajaran ruangannya tidak layak dipakai untuk mendapatkan suasana belajar yang Perencanaan sarana dan prasarana nyaman dan kondusif (seperti gambar di pendidikan pertama melalui analisis bawah) dan hanya terdapat dua atau tiga kebutuhan dilakukan dengan menganalisis kelas saja, tidak terdapat ruangan lain dan mengevaluasi sarana dan prasarana apa seperti perpustakaan, laboraturium saja yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas maupun satunya dalam pemenuhan sarana dan di luar kelas. Hal tersebut secara garis besar prasarana pendidikan. Dana yang diberikan selaras dengan teori yang dikemukakan oleh pemerintah tidak mampu untuk memenuhi Kompri (2014) intinya menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang secara analisis kebutuhan sarana dan prasarana keseluruhan. Dengan demikian analisis pendidikan dilakukan pada proses penggunaan dana pendidikan sangat perencanaan dan analisis tersebut diperlukan sehingga tidak menimbulkan menyangkut pada kebutuhan pada sarana permasalah pada pendanaan lembaga dan prasarana dalam pembelajaran. sekolah. Analisis pembiayaan dilakukan Kegiatana analisis sarana dan prasarana untuk mengendalikan dana yang tersedia pendidikan melibatkan guru kelas maupun untuk penyediaan sarana dan prasarana yang guru mata pelajaran, akan tetapi peranan diprioritaskan sekolah seperti pembelian guru kelas dalam menganalisis kebutuhan buku-buku, alat tulis kantor (ATK), dan alat lebih besar tanggung jawabnya daripada peraga. Perencanaan sarana dan prasarana guru mata pelajaran. Dengan menganalisis pendidikan yang ketiga adalah analisis sarana dan prasarana pendidikan menjadi prioritas merupakan pemilihan dari usulan- satu langkah yang penting untuk dilakukan usalan guru dalam perencanaan sarana dan disetiap lembaga pendidikan. Dalam analisis prasarana pendidikan yang dibutuhkan terdapat satu langkah yang sangat penting sekolah dan peserta didik dan mengacu pada yaitu evaluasi. Evaluasi mempunyai tujuan dana pendidikan yang tersedia. Hal tersebut untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh sarana dan prasarana pendidikan. Gunawan dan Benty (2017) yang menyatakan bahwa menetapkan prioritas Dengan demikian proses analisis dan sarana dan prasarana dalam perencanaan evaluasi untuk menentukan pengadaan merupakan hal penting yang perlu sarana dan prasarana sangat diperhatikan diperhatikan sebelum pengadaan itu dengan baik. Dimana kedua hal tersebut direalisasikan. Analisis prioritas sarana dan merupakan penunjang proses pembelajaran. prasarana selain untuk memenuhi kebutuhan Perencanaan sarana dan prasarana sekolah dalam kaitannya dengan proses pendidikan yang kedua adalah analisis pembelajaran analisis prioritas juga pembiayaan dilakukan untuk memenuhi mempunyai tujuan lain yaitu untuk kebutuhan pembelian sarana dan prasarana mengurangi pengeluaran pembiayaan dalam dan untuk meminimalisir penggunaan dana penyedian sarana dan prasarana yang masih yang tidak tepat sasaran. Hal tersebut senada mempunyai daya guna. Sarana dan dengan teori yang diungkapkan oleh prasarana yang diprioritaskan semuanya Gunawan dan Benty (2017) intinya mengacu pada kegunaan pembelajaran di menyatakan bahwa dalam proses dalam kelas. perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus memperhatikan estimasi 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana biaya yang tersedia di lembaga sekolah. Pendidikan dalam Proses Pembelajaran Selain senada dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang pertama adalah penetapan, temuan diatas juga didukung dengan temuan Idris (2013) intinya menyatakan bahwa penetapan dilakukan bersama-sama dengan semua pihak sekolah mengacu pada penyedian sarana dan prasarana pendidikan secara umum melalui dana dari pemerintah. kebutuhan yang sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran. Hal Ketersediaan dana pendidikan sangatlah penting dalam setiap lembaga terutama tersebut didukung oleh Ihuoma (2008) intinya menyatakan bahwa dalam penetapan lembaga pendidikan. Dana yang tersedia pada lembaga pendidikan diperguankan sarana dan prasarana mengacu pada suatu tujuan diadakannya sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan sekolah salah tersebut. Tujuan utama dalam penetapan barang yang ada. Pengadaan sarana dan untuk memenuhi kebutuhan proses prasarana pendidikan yang ketiga adalah pembelajaran di dalam kelas. Dengan kualitas sarana dan prasarana yang demikian pengadaan sarana dan prasarana ditetapkan seperti kegunaaan jangka waktu pendidikan dilakukan oleh pimpinan sekolah yang lama untuk alat peraga, untuk buku yang berlandaskan pada kesepakatan berupa tulisan, jumlah halaman, gambar bersama dan dengan melihat kebutuhan sudah jelas dan isi buku tidak ada konten kebutuhan yang diperlukan sekolah. yang tidak baik. Hal tersebut senada dengan Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan yang kedua adalah sumber pengadaan, Benty (2017) intinya menyatakan bahwa sumber pengadaan melalui reparasi barang- pengadaan sarana dan prasarana pendidikan barang yang rusak, pembelian barang baru harus akuntabel yang berarti pengadaaan menggunakan dana dari pemerintah dan tersebut harus mencapai sasaran baik fisik, sumbangan masyarakat, peminjaman dari keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pihak swasta dan penukaran barang baru pembelajaran.Dengan memperhatikan dengan barang yang sudah rusak. kualitas dari setiap sarana dan prasarana pendidikan akan memberikan suatu hal yang Temuan tersebut didukung dengan berdaya guna dengan maksimal dan efektif. temuan Taylor (2011) intinya menyatakan Salah satu contoh kualitas yang harus dalam bahwa dalam hal pengadaan sarana dan keadaan yang baik adalah pada alat-alat prasrana pendidikan menggunakan dana dari peraga pembelajaran, dengan kualitas yang pihak pemerintah dan pihak swasta yang baik maka alat tersebut dapat digunakan oleh berkaitan langsung dengan lembaga siswa dengan maksimal. Pengadaan sarana pendidikan. Temuan di atas selaras dengan dan prasarana pendidikan yang keempat teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan adalah fungsi sarana dan prasarana, dapat Benty (2017) intinya mengungkapkan dilihat dari fungsinya untuk proses bahwa sumber pengadaan sarana dan pendukung pembelajaran yang dilakukan prasarana dapat melalui pembelian, siswa dan guru didalam kelas. Hal tersebut pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau didukung dengan pernyataan yang pinjaman dari pihak swasta, penyewaan, dan diungkapkan oleh Oluwole (2012) intinya pinjaman-pinjaman dari lembaga yang menyatakan bahwa pengadaan sarana dan terkait dengan sekolah. Selain selaras prasarana pendidikan ditujukan untuk dengan temuan dari Gronberg dan teori yang memenuhi kebutuhan sekolah. Pernyataan dikemukakan oleh Gunawan dan Benty yang sesuai denga temuan di atas kemudian temuan di atas juga selaras dengan Kompri sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh (2014) intinya mengungkapkan bahwa Gunawan dan Benty (2017) intinya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan menyatakan bahwa fungsi sarana dan melalui beberapa cara yaitu: pembelian, prasarana harus efektif dalam artian pembuatan secara mandiri, penyewaan, dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan penerimaan hibah atau sumbangan dari harus sesuai dengan kebutuhan yang telah pihak lain. Dengan demikian temuan peneliti ditetapkan dan dapat memberikan manfaat mengenai pengadaan sarana dan prasarana di yang sebesar-besarnya bagi lembaga SD Negeri Ngrukeman Tamantirto selasar pendidikan secara umum dan secara khusus dengan temuan yang pernah dilakukan kepada siswa. Selain itu teori yang peneliti terdahulu dan sesuai dengan teori- diungkapkan oleh Gunawan dan Benty teori yang diungkapkan di atas. Sehingga selaras dengan temuan Uko (2015) bisa disimpulka sementara bahwa menyatakan bahwa fasilitas sekolah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu melalui beberapa cara seperti: pembelian untuk memberikan dukungan kepada siswa baru, pembuatan sendiri, penyewaan, untuk dapat berprestasi dalam bidang penerimaan hibah, dan reparasi barang- akademik. Langkah yang ditempuh dalam adanya pengawasan yang baik maka resiko pengadaan sarana dan prasarana yang akan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa memberikan manfaat yang positif akan dapat diminimalisir oleh pihak sekolah kepada guru dan peseta didik dalam proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk 4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana sarana mencapai prestasi akademik siswa. Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
3. Penginventarisasi Sarana dan Prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana
Pendidikan dalam Proses Pembelajaran pendidikan yang pertama adalah pada pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh Penginventarisasi sarana dan prasarana setiap guru dan semua siswa, pemeliharaan pendidikan yang pertama adalah untu yang dilakukan seperti membersihkan ruang pengendalian sarana dan prasarana melalui kelas, menyimpan alat-alat pembelajaran pemberian kode barang, nama barang, setelah digunakan, dan perawatan buku- sumber barang/penerbit (buku), buku pelajaran. Hal tersebut didukung oleh volume/jumlah barang, tanggal Gonzales (2011) intinya menyatakan bahwa perolehan/pembelian barang, dengan adanya perawatan yang dilakukan mutasi/perubahan, sumber dana dan setiap hari sarana dan prasarana pendidikan keterangan barang. Hal tersebut sesuai dapat terpelihara dengan baik dan mampu dengan teori yang dikemukakan oleh mendukung proses pembelajaran. Kompri (2014) intinya menyatakan bahwa Selanjutnya temuan di atas didukung teori dalam kegiatan inventarisasi yang Gunawan dan Benty (2017) yang pada digunakan untuk mengendalikan sarana dan intinya menyatakan bahwa pemeliharaan prasarana adalah dengan melakukan setiap hari untuk mengkondisikan sarana dan pencatatan sarana dan prasarana dan prasarana dalam keadaan siap pakai dan melakukan pembuatan kode.Melalui dapat mengurangi resiko kerusakan. Dengan pencatatan yang rincin terhadap sarana dan pemeliharaan harus dilakukan oleh seluruh prasarana pendidikan akan memberikan warga sekolah untuk mempersiapan sarana kemudahan bagi penanggung jawab sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat dan prasarana dalam mengendalikannya digunakan setiap saat dalam kondisi yang sesuai dengan penggunaan dan perawatan baik dan siap digunakan guru dan peserta barang-barang tersebut. Penginventarisasi didik. Sarana dan prasarana yang sudah sarana dan prasarana pendidikan yang kedua terkodisikan dengan baik akan dapat adalah untuk pengawasan sarana dan mendukung proses pembelajaran secara prasarana, pengawasan dilakukan dengan baik. Pemeliharaan sarana dan prasarana mengecek buku inventarisasi sarana dan pendidikan yang kedua adalah Pemeliharaan prasaran pendidikan yang didalam buku berkala mencakup pada pemeliharaan tersebut terdapat barang-barang yang telah gedung sekolah pengecatan tembok, diadakan. Hal tersebut didukung dengan penggantian plafon yang rusak, perbaikan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan kursi dan meja, LCD, dan komputer.Hal Benty (2017) intinya menyatakan bahwa tersebut selaras dengan teori yang setelah pencatatan dan pemberian kode pada diungkapkan oleh Gunawan dan Benty setiap sarana dan prasarana yang diadakan (2017) intinya dalam pemeliharaan berkala memiliki tujuan agar semua pihak sekolah mencakup sarana dan prasarana yang mudah mengenal kembali perlengkapan di digunakan dalam jangka yang panjang, sekolah baik ditinjau dari segi kepemilikan pemeliharaan yang dilakukan seperti sampai pada penanggungjawab dan penggantian spare-part, penggantian dengan pengawasan. Pengawasan sarana dan spesifikasi terbaru. Dengan demikian prasarana menjadi tanggung jawab sekolah pemeliharaan berkala merupakan salah satu dimana tidak semua barang yang ada milik langkah yang dilakukan untuk sekolah melaikan milik pemerintah. Dengan meminimalisir pembeliaan baru yang membutuhkan dana yang lebih besar. mampu digunakan secara maksimal Dengan dasar seperti itu maka pemeliharaan merupakan alasan dilakukannya berkala dilakukan untuk merawat prasarana penghapusan, temuan tersebut senada sekolah supaya prasarana sekolah bisa dengan teori Kompri (2014) menyatakan terkontrol dengan baik. bahwa ada beberapa pertimbangan yang dilakukan untuk penghapusan yaitu: dalam 5. Penghapusan Sarana dan Prasarana keadaan rusak, perbaikan memerlukan Pendidikan dalam Proses Pembelajaran pembiayaan yang relatif besar, dan tidak Penghapusan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dengan pendidikan yang pertama melalui prosedur demikian penghapusan dilakukan untuk penghapusan, prosedur yang ada seperti sarana yang sudah tidak dapat digunakan pemberian blangko penghapusan kepada dengan maksimal. Selain untuk setiap sekolah, kemudian sekolah mencatat penghematan anggaran dan pembebasan barang-barang apa saja yang akan dihapus, ruang pendidikan, penghapusan juga selanjutnya setelah pencatatan barang memiliki tujuan lain yaitu meringankan dilaporkan kepada dinas pendidikan maka beban kerja tenaga pendidik dan peninjauan lapangan dilakukan oleh BPK. kependidikan di sekolah. Hal tersebut senada dengan teori Gunawan 6. Peran manajemen sarana dan prasarana dan Benty (2017) yang intinya menyatakan dalam pengembangan sekolah bahwa dalam prosedur penghapusan harus memperhatikan langkah langkah seperti: Peran manajemen sarana prasarana pembentukan tim, mengidentifikasi jenis- pendidikan dalam pengembangan sekolah jenis barang yang akan dihapus, mencatat sangat berpengaruh sekali, karena dengan sarana dan prasarana yang akan dihapus, dan pengelolaan sarana dan prasarana yang baik persetujuan dari pihak sekolah. Dengan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas demikian penghapusan sarana dan prasarana sekolah dengan berbagai prestasi yang pendidikan harus melalui prosedur diraih, sehingga memikat orang tua peserta penghapusan yang telah ditetapkan didik untuk menyekolahkan anaknya. pemerintah kota dan dengan memperhatikan Menurut Darmawan (2014: 9-10) Standar langkah langkah penghapusan sarana dan sarana prasarana Sekolah merupakan bagian prasarana pendidikan dengan tujuan dari kebijakan untuk memperbaiki dan penghematan anggaran dan pembebasan meningkatkan layanan dasar dan kualitas ruang pendidkan. Penghapusan sarana dan dari penyelenggaraan pendidikan. prasarana pendidikan yang kedua adalah Sedangkan kegiatan perencanaan sarana dan untuk meringankan beban kerja dan Prasarana sangat diperlukan baik untuk pencegahan keborosan, dengan jangka pendek maupun jangka panjang. Hal penghapusan sarana dan prasarana yang ini penting dilakukan secara rigit dengan tidak digunakan secara efektif dapat maksud agar terjadi suatu kesesuaian antara mengurangi beban kerja dan pencegahan kebutuhan akan sarana dan prasarana, pemborosan dana dalam pemeriharaan atau ketersediaan dana, dan kemanfaatan barang perawatan sarana dan prasarana yang sudah tersebut sehingga menunjukkan adanya tidak mampu digunakan secara maksimal. kepastian arah dan tujuan. Kelengkapan Temuan tersebut sesuai dengan teori Arifin sarana prasarana dan pengelolaan sarana dan Widyaiswara (Kompri, 2014: 260) yang prasarana yang baik akan mempermudah intinya menyatakan bahwa penghapusan sekolah dalam mengembangkan sekolahnya sarana dan prasarana pendidikan dilakukan melalui prestasi yang di capai sekolah bertujuan untuk mengurangi pembiayaan ataupun peserta didik (akademik ataupun perawatan dan membebaskan lembaga dari non-akademik). Jika manajemen sarana dan tanggung jawab pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilaksanakan bisa berjalan prasarana. Barang-barang yang sudah tidak dengan lancar dan baik maka kegiatan proses pembelajarannya pun tidak akan Kelima, pemeliharaan sarana dan terganggu, sebaliknya jika suatu sekolah prasarana sekolah dilakukan dengan cara tidak mampu memanajemen sarana dan yaitu; (a) berkala yaitu dengan pemeliharaan prasarananya dengan baik maka proses dilakukan setiap hari, selalu dijaga pembelajarannya pun akan terganggu kebersihannya, digunakan saat sehingga tujuan pendidikan akan sulit membutuhkan dan disimpan di tempatnya tercapai. setelah digunakan, selalu melakukan pengecekan terhadap sarana dan prasarana di D. KESIMPULAN DAN SARAN sekolah untuk memastikan kelayakan sarana 1. Manajemen sarana dan prasarana sekolah dan prasarana tersebut; (b) insidental yaitu meliputi beberapa tahap diantaranya : melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan (1)Perencanaan Sarana dan Prasarana prasarana sewaktu-waktu, jika ada yang Pendidikan dalam Proses Pembelajaran (2) rusak kemudian diperbaiki, sarana prasarana Pengadaan Sarana dan Prasarana (3) yang tidak dapat diperbaiki akan disimpan. Penginventarisasi Sarana dan Prasarana Keenam, penghapusan sarana dan Pendidikan dalam Proses Pembelajaran (4). prasarana dilakukan terhadap barang yang Pemeliharaan Sarana dan Prasarana rusak berat dengan dilakukan penyimpanan Pendidikan dalam Proses Pembelajaran (5). dalam lemari dan gudang. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Proses Pembelajaran. Ketujuh, pengawasan dan pertanggungjawaban (pelaporan) sarana dan Pertama, perencanaan sarana dan prasarana dilakukan oleh kepala sekolah dan prasarana yang dilakukan oleh kepala dilakukan setiap setahun sekali ketika tahun sekolah sesuai dengan ketentuan. Setiap ajaran baru. tahun kepala sekolah menampung semua usulan rencana kebutuhan. Berdasarkan 1. Solusi dari permasalahan dalam usulan tersebut kemudian disusun rencana manajemen sarana dan prasarana : kebutuhan sekolah di awal tahun pelajaran Ada beberapa hal yang dapat yang kemudian disesuakan dengan kita lakukan dalam memperbaiki anggarana atau dana, membuat skala anomali-anomali pendidikan ini prioritas dan penetapan rencana pengadaan antaralain: akhir. Terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah Kedua, pengadaan sarana prasarana daerah, bahkan hingga daerah dilakukan dengan cara; (1) drooping dari terpencil sekalipun sehingga tidak pemerintah; (2) membeli, (3) sumbangan terputusnya komunikasi antara dari wali murid, (4) membuat sendiri. pemerintah pusat dengan daerah Ketiga, inventarisasi sarana dan · prasarana sekolah sudah dilakukan dengan Dengan adanya koordinasi cara mencatat dalam buku inventaris barang. pemerintah pusat dengan pemerintah Pencatatan dilakukan terhadap semua daerah maka selanjutnya kita dapat barang masuk. meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendidikan Keempat, pendistribusian sarana dan Hendaknya pemerintah melengkapi prasarana dilakukan dengan cara: (1) kekuranagan sarana dan prasarana di langsung kepada guru setelah di catat di sekolah dan kepada pihak sekolah buku inventaris; (2) tidak langsung, yaitu hendaknya mampu menjaga sarana dengan cara disimpan dahulu ketika akan dan prasarana dengan baik. menggunakan baru diambil dan setelah dipakai disimpan kembali ketempat semula. DAFTAR RUJUKAN Sarana dan Prasarana dalam Pengembangan Sekolah di SDIT Arifin .M dan Barnawi. (2017). Manajemen Muhammadiyah Al-Kautasar, 15. Sarana dan Prasarana Sekolah. Retrieved from http://www.albayan.ae Manajer Pendidikan. Nasrudin dan Maryadi. (1907). Manajemen Barnawi, & Arifin, M. (2012). Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan dalam sarana dan prasarana sekolah, Pembelajaran di SD, 13(2), 15–23. (171011500095). Jahar Ahlian Prestysa. (2017). ا الStandarisi
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional