Anda di halaman 1dari 8

Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah

Septi Damai Yanti


15002048
Administrasi Pendidikan
Septydamaiyanti315@gmail.com
Abstrak : Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara ringkas manajemen sarana dan
prasarana di Sekolah yang terdiri dari (1) Perencanaan, (2) Penetapan, (3) Inventarisasi, (4)
Pemeliharaan dan (5) Penghapusan serta peran manajemen sarana dan prasaranna pendidikan
dalam pengembangan sekolah. Berbagai macam permasalahan dalam dunia pendidikan
Indonesia salah satunya permasalahan sarana dan prasarana serta solusi dari permasalahan
tersebut.
Kata Kunci : Manajemen, Sarana, Prasarana.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menjalankan dan
mewujudkan proses belajar mengajar berkesinambungan dan tersusun dalam program
pembelajaran yang disusun sebelum proses pembelajaran berlangsung. Bidang pendidikan
merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia dalam bidang
pendidikan dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Peran sarana
pendidikan sangat penting dalam memperlancar pelaksanaan proses pembelajaran. Satu sisi
harapan yang dibebankan pada dunia pendidikan sangat banyak, tetapi di sisi lain dunia
pendidikan mempunyai banyak masalah yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Salah satu masalah yang dihadapi oleh sekolah adalah masalah
sarana pendidikan.
Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam dunia
pendidikan selain tenaga pendidik. Pendidikan tidak akan pernah bisa berjalan dengan baik
tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana tidak akan dapat
terpenuhi tanpa adanya manajemen yang dijalankan dalam lembaga pendidikan yang terkait
dan dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan berdaya untuk proses
pembelajaran.
Dalam rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di gunakan suatu
pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana pendidikan.
Manajemen sendiri merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Sarana pendidikan
adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan
lancer, teratur, efektif, dan efisien. Jadi manajemen sarana pendidikan adalah keseluruhan
proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan yang digunakan untuk
menunjang pendidikan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
teratur, efektif, dan efisien.
B. PERMASALAHAN
Sampai saat ini 88,8 persen sekolah di indonesia mulai SD hingga SMA/SMK, belum
melewati mutu standar pelayanan minimal.Pada pendidikan dasar hingga kini layanan
pendidikan mulai dari guru, sarana-sarana olahraga, sarana sarana
bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan belajar seperti buku paket yang up date
dan laboratorium, buku-buku pelajaran serta fasilitas lainnya dan jumlah guru
dan pengayaan, serta buku referensi yang sangat terbatas. Situasi seperti itu
masih minim. Pada jenjang Sekolah juga terdapat di daerah perkotaan
Dasar (SD) baru 3,29% dari 146.904 yang misalnya ada sekolah yang proses belajar
masuk kategori sekolah standar nasional, dan pembelajarannya di lakukan di
51,71% kategori standar minimal dan bawah jembatan dan lain lain. Banyak
44,84% dibawah standar pendidikan lagi permasalahan sarana dan prasarana
minimal. pada jenjang SMP 28,41% dari sekolah di Indonesia seiring dengan
34.185, 44,45% berstandar minimal dan perkembangan zaman dan teknologi.
26% tidak memenuhi standar pelayanan Misalnya adanya infocus di tiap kelas,
minimal. Hal tersebut membuktikan jaringan internet atau wirless di sekolah
bahwa pendidikan di Indonesia tidak dll.
terpenuhi sarana prasarananya. Data
Balitbang Depdiknas (2003) C.KAJIAN TEORITIS DAN
menyebutkan untuk satuan SD terdapat PEMBAHASAN
146.052 lembaga yang menampung Pengelolaan merupakan terjemahan
25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 dari kata manajemen yang berasal darikata
ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas “management”, istilah Inggris tersebut lalu
tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% dindonesiakan menjadi “Manajemen”.
berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% Menurut (Mulyasa,2002:50) manajemen
mengalami kerusakan ringan dan sarana dan prasarana pendidikan bertugas
sebanyak 201.237 atau 23,26% untuk mengatur dan menjaga sarana dan
mengalami kerusakan berat. Kalau prasarana pendidikan agar dapat
kondisi MI diperhitungkan angka memberikan kontribusi secara optimal dan
kerusakannya lebih tinggi karena kondisi berarti pada jalannya proses pendidikan.
MI lebih buruk daripada SD pada Dan menurut (Syahril, 2004:9) pengelolaan
umumnya. Keadaan ini juga terjadi di sarana prasarana adalah proses pengurusan,
SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK penataan dan pengaturan kegiatan secara
meskipun dengan persentase yang tidak sistematis agar berfungsi menurut fungsinya
sama.Banyak sekali sekolah dan masing-masing dalam rangka mencapai
perguruan tinggi yang gedungnya rusak, tujuan yang ditetapkan.
kepemilikan dan penggunaan media
belajar rendah, buku perpustakaan tidak Berdasarkan pendapat diatas yang
lengkap. Sementara laboratorium tidak dimaksud dengan pengelolaan sarana
standar, pemakaian teknologi informasi pendidikan adalah proses atau cara
tidak memadai dan sebagainya. melaksanakan pengadaan, pemeliharaan
Permasalahan sarana dan prasarana ini serta pengawasan sarana dan prasarana
sering dijumpai pada daerah daerah yang untuk mencapai suatu tujuan yang telah
terpencil atau pedalaman, seperti ditetapkan. Intinya pengelolaan sarana
pedalaman Kalimantan. Biasanya prasarana merupakan proses pengurusan.
keterbatasan sarana dan prasarana ini 1. Perencanaan Sarana dan Prasarana
mulai dari gedung sekolah yang Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
ruangannya tidak layak dipakai untuk
mendapatkan suasana belajar yang Perencanaan sarana dan prasarana
nyaman dan kondusif (seperti gambar di pendidikan pertama melalui analisis
bawah) dan hanya terdapat dua atau tiga kebutuhan dilakukan dengan menganalisis
kelas saja, tidak terdapat ruangan lain dan mengevaluasi sarana dan prasarana apa
seperti perpustakaan, laboraturium saja yang diperlukan untuk mendukung
proses pembelajaran di dalam kelas maupun satunya dalam pemenuhan sarana dan
di luar kelas. Hal tersebut secara garis besar prasarana pendidikan. Dana yang diberikan
selaras dengan teori yang dikemukakan oleh pemerintah tidak mampu untuk memenuhi
Kompri (2014) intinya menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang secara
analisis kebutuhan sarana dan prasarana keseluruhan. Dengan demikian analisis
pendidikan dilakukan pada proses penggunaan dana pendidikan sangat
perencanaan dan analisis tersebut diperlukan sehingga tidak menimbulkan
menyangkut pada kebutuhan pada sarana permasalah pada pendanaan lembaga
dan prasarana dalam pembelajaran. sekolah. Analisis pembiayaan dilakukan
Kegiatana analisis sarana dan prasarana untuk mengendalikan dana yang tersedia
pendidikan melibatkan guru kelas maupun untuk penyediaan sarana dan prasarana yang
guru mata pelajaran, akan tetapi peranan diprioritaskan sekolah seperti pembelian
guru kelas dalam menganalisis kebutuhan buku-buku, alat tulis kantor (ATK), dan alat
lebih besar tanggung jawabnya daripada peraga. Perencanaan sarana dan prasarana
guru mata pelajaran. Dengan menganalisis pendidikan yang ketiga adalah analisis
sarana dan prasarana pendidikan menjadi prioritas merupakan pemilihan dari usulan-
satu langkah yang penting untuk dilakukan usalan guru dalam perencanaan sarana dan
disetiap lembaga pendidikan. Dalam analisis prasarana pendidikan yang dibutuhkan
terdapat satu langkah yang sangat penting sekolah dan peserta didik dan mengacu pada
yaitu evaluasi. Evaluasi mempunyai tujuan dana pendidikan yang tersedia. Hal tersebut
untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
sarana dan prasarana pendidikan. Gunawan dan Benty (2017) yang
menyatakan bahwa menetapkan prioritas
Dengan demikian proses analisis dan sarana dan prasarana dalam perencanaan
evaluasi untuk menentukan pengadaan merupakan hal penting yang perlu
sarana dan prasarana sangat diperhatikan diperhatikan sebelum pengadaan itu
dengan baik. Dimana kedua hal tersebut direalisasikan. Analisis prioritas sarana dan
merupakan penunjang proses pembelajaran. prasarana selain untuk memenuhi kebutuhan
Perencanaan sarana dan prasarana sekolah dalam kaitannya dengan proses
pendidikan yang kedua adalah analisis pembelajaran analisis prioritas juga
pembiayaan dilakukan untuk memenuhi mempunyai tujuan lain yaitu untuk
kebutuhan pembelian sarana dan prasarana mengurangi pengeluaran pembiayaan dalam
dan untuk meminimalisir penggunaan dana penyedian sarana dan prasarana yang masih
yang tidak tepat sasaran. Hal tersebut senada mempunyai daya guna. Sarana dan
dengan teori yang diungkapkan oleh prasarana yang diprioritaskan semuanya
Gunawan dan Benty (2017) intinya mengacu pada kegunaan pembelajaran di
menyatakan bahwa dalam proses dalam kelas.
perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan harus memperhatikan estimasi 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana
biaya yang tersedia di lembaga sekolah. Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
Selain senada dengan teori yang
diungkapkan oleh Gunawan dan Benty Pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan yang pertama adalah penetapan,
temuan diatas juga didukung dengan temuan
Idris (2013) intinya menyatakan bahwa penetapan dilakukan bersama-sama dengan
semua pihak sekolah mengacu pada
penyedian sarana dan prasarana pendidikan
secara umum melalui dana dari pemerintah. kebutuhan yang sangat penting untuk
mendukung proses pembelajaran. Hal
Ketersediaan dana pendidikan sangatlah
penting dalam setiap lembaga terutama tersebut didukung oleh Ihuoma (2008)
intinya menyatakan bahwa dalam penetapan
lembaga pendidikan. Dana yang tersedia
pada lembaga pendidikan diperguankan sarana dan prasarana mengacu pada suatu
tujuan diadakannya sarana dan prasarana
untuk memenuhi kebutuhan sekolah salah
tersebut. Tujuan utama dalam penetapan barang yang ada. Pengadaan sarana dan
untuk memenuhi kebutuhan proses prasarana pendidikan yang ketiga adalah
pembelajaran di dalam kelas. Dengan kualitas sarana dan prasarana yang
demikian pengadaan sarana dan prasarana ditetapkan seperti kegunaaan jangka waktu
pendidikan dilakukan oleh pimpinan sekolah yang lama untuk alat peraga, untuk buku
yang berlandaskan pada kesepakatan berupa tulisan, jumlah halaman, gambar
bersama dan dengan melihat kebutuhan sudah jelas dan isi buku tidak ada konten
kebutuhan yang diperlukan sekolah. yang tidak baik. Hal tersebut senada dengan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan
yang kedua adalah sumber pengadaan, Benty (2017) intinya menyatakan bahwa
sumber pengadaan melalui reparasi barang- pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
barang yang rusak, pembelian barang baru harus akuntabel yang berarti pengadaaan
menggunakan dana dari pemerintah dan tersebut harus mencapai sasaran baik fisik,
sumbangan masyarakat, peminjaman dari keuangan maupun manfaat bagi kelancaran
pihak swasta dan penukaran barang baru pembelajaran.Dengan memperhatikan
dengan barang yang sudah rusak. kualitas dari setiap sarana dan prasarana
pendidikan akan memberikan suatu hal yang
Temuan tersebut didukung dengan berdaya guna dengan maksimal dan efektif.
temuan Taylor (2011) intinya menyatakan Salah satu contoh kualitas yang harus dalam
bahwa dalam hal pengadaan sarana dan keadaan yang baik adalah pada alat-alat
prasrana pendidikan menggunakan dana dari peraga pembelajaran, dengan kualitas yang
pihak pemerintah dan pihak swasta yang baik maka alat tersebut dapat digunakan oleh
berkaitan langsung dengan lembaga siswa dengan maksimal. Pengadaan sarana
pendidikan. Temuan di atas selaras dengan dan prasarana pendidikan yang keempat
teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan adalah fungsi sarana dan prasarana, dapat
Benty (2017) intinya mengungkapkan dilihat dari fungsinya untuk proses
bahwa sumber pengadaan sarana dan pendukung pembelajaran yang dilakukan
prasarana dapat melalui pembelian, siswa dan guru didalam kelas. Hal tersebut
pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau didukung dengan pernyataan yang
pinjaman dari pihak swasta, penyewaan, dan diungkapkan oleh Oluwole (2012) intinya
pinjaman-pinjaman dari lembaga yang menyatakan bahwa pengadaan sarana dan
terkait dengan sekolah. Selain selaras prasarana pendidikan ditujukan untuk
dengan temuan dari Gronberg dan teori yang memenuhi kebutuhan sekolah. Pernyataan
dikemukakan oleh Gunawan dan Benty yang sesuai denga temuan di atas kemudian
temuan di atas juga selaras dengan Kompri sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
(2014) intinya mengungkapkan bahwa Gunawan dan Benty (2017) intinya
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan menyatakan bahwa fungsi sarana dan
melalui beberapa cara yaitu: pembelian, prasarana harus efektif dalam artian
pembuatan secara mandiri, penyewaan, dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
penerimaan hibah atau sumbangan dari harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
pihak lain. Dengan demikian temuan peneliti ditetapkan dan dapat memberikan manfaat
mengenai pengadaan sarana dan prasarana di yang sebesar-besarnya bagi lembaga
SD Negeri Ngrukeman Tamantirto selasar pendidikan secara umum dan secara khusus
dengan temuan yang pernah dilakukan kepada siswa. Selain itu teori yang
peneliti terdahulu dan sesuai dengan teori- diungkapkan oleh Gunawan dan Benty
teori yang diungkapkan di atas. Sehingga selaras dengan temuan Uko (2015)
bisa disimpulka sementara bahwa menyatakan bahwa fasilitas sekolah
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu
melalui beberapa cara seperti: pembelian untuk memberikan dukungan kepada siswa
baru, pembuatan sendiri, penyewaan, untuk dapat berprestasi dalam bidang
penerimaan hibah, dan reparasi barang-
akademik. Langkah yang ditempuh dalam adanya pengawasan yang baik maka resiko
pengadaan sarana dan prasarana yang akan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
bisa memberikan manfaat yang positif akan dapat diminimalisir oleh pihak sekolah
kepada guru dan peseta didik dalam proses
kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk 4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
sarana mencapai prestasi akademik siswa. Pendidikan dalam Proses Pembelajaran

3. Penginventarisasi Sarana dan Prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana


Pendidikan dalam Proses Pembelajaran pendidikan yang pertama adalah pada
pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh
Penginventarisasi sarana dan prasarana setiap guru dan semua siswa, pemeliharaan
pendidikan yang pertama adalah untu yang dilakukan seperti membersihkan ruang
pengendalian sarana dan prasarana melalui kelas, menyimpan alat-alat pembelajaran
pemberian kode barang, nama barang, setelah digunakan, dan perawatan buku-
sumber barang/penerbit (buku), buku pelajaran. Hal tersebut didukung oleh
volume/jumlah barang, tanggal Gonzales (2011) intinya menyatakan bahwa
perolehan/pembelian barang, dengan adanya perawatan yang dilakukan
mutasi/perubahan, sumber dana dan setiap hari sarana dan prasarana pendidikan
keterangan barang. Hal tersebut sesuai dapat terpelihara dengan baik dan mampu
dengan teori yang dikemukakan oleh mendukung proses pembelajaran.
Kompri (2014) intinya menyatakan bahwa Selanjutnya temuan di atas didukung teori
dalam kegiatan inventarisasi yang Gunawan dan Benty (2017) yang pada
digunakan untuk mengendalikan sarana dan intinya menyatakan bahwa pemeliharaan
prasarana adalah dengan melakukan setiap hari untuk mengkondisikan sarana dan
pencatatan sarana dan prasarana dan prasarana dalam keadaan siap pakai dan
melakukan pembuatan kode.Melalui dapat mengurangi resiko kerusakan. Dengan
pencatatan yang rincin terhadap sarana dan pemeliharaan harus dilakukan oleh seluruh
prasarana pendidikan akan memberikan warga sekolah untuk mempersiapan sarana
kemudahan bagi penanggung jawab sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat
dan prasarana dalam mengendalikannya digunakan setiap saat dalam kondisi yang
sesuai dengan penggunaan dan perawatan baik dan siap digunakan guru dan peserta
barang-barang tersebut. Penginventarisasi didik. Sarana dan prasarana yang sudah
sarana dan prasarana pendidikan yang kedua terkodisikan dengan baik akan dapat
adalah untuk pengawasan sarana dan mendukung proses pembelajaran secara
prasarana, pengawasan dilakukan dengan baik. Pemeliharaan sarana dan prasarana
mengecek buku inventarisasi sarana dan pendidikan yang kedua adalah Pemeliharaan
prasaran pendidikan yang didalam buku berkala mencakup pada pemeliharaan
tersebut terdapat barang-barang yang telah gedung sekolah pengecatan tembok,
diadakan. Hal tersebut didukung dengan penggantian plafon yang rusak, perbaikan
teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan kursi dan meja, LCD, dan komputer.Hal
Benty (2017) intinya menyatakan bahwa tersebut selaras dengan teori yang
setelah pencatatan dan pemberian kode pada diungkapkan oleh Gunawan dan Benty
setiap sarana dan prasarana yang diadakan (2017) intinya dalam pemeliharaan berkala
memiliki tujuan agar semua pihak sekolah mencakup sarana dan prasarana yang
mudah mengenal kembali perlengkapan di digunakan dalam jangka yang panjang,
sekolah baik ditinjau dari segi kepemilikan pemeliharaan yang dilakukan seperti
sampai pada penanggungjawab dan penggantian spare-part, penggantian dengan
pengawasan. Pengawasan sarana dan spesifikasi terbaru. Dengan demikian
prasarana menjadi tanggung jawab sekolah pemeliharaan berkala merupakan salah satu
dimana tidak semua barang yang ada milik langkah yang dilakukan untuk
sekolah melaikan milik pemerintah. Dengan meminimalisir pembeliaan baru yang
membutuhkan dana yang lebih besar. mampu digunakan secara maksimal
Dengan dasar seperti itu maka pemeliharaan merupakan alasan dilakukannya
berkala dilakukan untuk merawat prasarana penghapusan, temuan tersebut senada
sekolah supaya prasarana sekolah bisa dengan teori Kompri (2014) menyatakan
terkontrol dengan baik. bahwa ada beberapa pertimbangan yang
dilakukan untuk penghapusan yaitu: dalam
5. Penghapusan Sarana dan Prasarana keadaan rusak, perbaikan memerlukan
Pendidikan dalam Proses Pembelajaran pembiayaan yang relatif besar, dan tidak
Penghapusan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dengan
pendidikan yang pertama melalui prosedur demikian penghapusan dilakukan untuk
penghapusan, prosedur yang ada seperti sarana yang sudah tidak dapat digunakan
pemberian blangko penghapusan kepada dengan maksimal. Selain untuk
setiap sekolah, kemudian sekolah mencatat penghematan anggaran dan pembebasan
barang-barang apa saja yang akan dihapus, ruang pendidikan, penghapusan juga
selanjutnya setelah pencatatan barang memiliki tujuan lain yaitu meringankan
dilaporkan kepada dinas pendidikan maka beban kerja tenaga pendidik dan
peninjauan lapangan dilakukan oleh BPK. kependidikan di sekolah.
Hal tersebut senada dengan teori Gunawan 6. Peran manajemen sarana dan prasarana
dan Benty (2017) yang intinya menyatakan dalam pengembangan sekolah
bahwa dalam prosedur penghapusan harus
memperhatikan langkah langkah seperti: Peran manajemen sarana prasarana
pembentukan tim, mengidentifikasi jenis- pendidikan dalam pengembangan sekolah
jenis barang yang akan dihapus, mencatat sangat berpengaruh sekali, karena dengan
sarana dan prasarana yang akan dihapus, dan pengelolaan sarana dan prasarana yang baik
persetujuan dari pihak sekolah. Dengan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas
demikian penghapusan sarana dan prasarana sekolah dengan berbagai prestasi yang
pendidikan harus melalui prosedur diraih, sehingga memikat orang tua peserta
penghapusan yang telah ditetapkan didik untuk menyekolahkan anaknya.
pemerintah kota dan dengan memperhatikan Menurut Darmawan (2014: 9-10) Standar
langkah langkah penghapusan sarana dan sarana prasarana Sekolah merupakan bagian
prasarana pendidikan dengan tujuan dari kebijakan untuk memperbaiki dan
penghematan anggaran dan pembebasan meningkatkan layanan dasar dan kualitas
ruang pendidkan. Penghapusan sarana dan dari penyelenggaraan pendidikan.
prasarana pendidikan yang kedua adalah Sedangkan kegiatan perencanaan sarana dan
untuk meringankan beban kerja dan Prasarana sangat diperlukan baik untuk
pencegahan keborosan, dengan jangka pendek maupun jangka panjang. Hal
penghapusan sarana dan prasarana yang ini penting dilakukan secara rigit dengan
tidak digunakan secara efektif dapat maksud agar terjadi suatu kesesuaian antara
mengurangi beban kerja dan pencegahan kebutuhan akan sarana dan prasarana,
pemborosan dana dalam pemeriharaan atau ketersediaan dana, dan kemanfaatan barang
perawatan sarana dan prasarana yang sudah tersebut sehingga menunjukkan adanya
tidak mampu digunakan secara maksimal. kepastian arah dan tujuan. Kelengkapan
Temuan tersebut sesuai dengan teori Arifin sarana prasarana dan pengelolaan sarana
dan Widyaiswara (Kompri, 2014: 260) yang prasarana yang baik akan mempermudah
intinya menyatakan bahwa penghapusan sekolah dalam mengembangkan sekolahnya
sarana dan prasarana pendidikan dilakukan melalui prestasi yang di capai sekolah
bertujuan untuk mengurangi pembiayaan ataupun peserta didik (akademik ataupun
perawatan dan membebaskan lembaga dari non-akademik). Jika manajemen sarana dan
tanggung jawab pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilaksanakan bisa berjalan
prasarana. Barang-barang yang sudah tidak dengan lancar dan baik maka kegiatan
proses pembelajarannya pun tidak akan Kelima, pemeliharaan sarana dan
terganggu, sebaliknya jika suatu sekolah prasarana sekolah dilakukan dengan cara
tidak mampu memanajemen sarana dan yaitu; (a) berkala yaitu dengan pemeliharaan
prasarananya dengan baik maka proses dilakukan setiap hari, selalu dijaga
pembelajarannya pun akan terganggu kebersihannya, digunakan saat
sehingga tujuan pendidikan akan sulit membutuhkan dan disimpan di tempatnya
tercapai. setelah digunakan, selalu melakukan
pengecekan terhadap sarana dan prasarana di
D. KESIMPULAN DAN SARAN sekolah untuk memastikan kelayakan sarana
1. Manajemen sarana dan prasarana sekolah dan prasarana tersebut; (b) insidental yaitu
meliputi beberapa tahap diantaranya : melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan
(1)Perencanaan Sarana dan Prasarana prasarana sewaktu-waktu, jika ada yang
Pendidikan dalam Proses Pembelajaran (2) rusak kemudian diperbaiki, sarana prasarana
Pengadaan Sarana dan Prasarana (3) yang tidak dapat diperbaiki akan disimpan.
Penginventarisasi Sarana dan Prasarana Keenam, penghapusan sarana dan
Pendidikan dalam Proses Pembelajaran (4). prasarana dilakukan terhadap barang yang
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana rusak berat dengan dilakukan penyimpanan
Pendidikan dalam Proses Pembelajaran (5). dalam lemari dan gudang.
Penghapusan Sarana dan Prasarana
Pendidikan dalam Proses Pembelajaran. Ketujuh, pengawasan dan
pertanggungjawaban (pelaporan) sarana dan
Pertama, perencanaan sarana dan
prasarana dilakukan oleh kepala sekolah dan
prasarana yang dilakukan oleh kepala dilakukan setiap setahun sekali ketika tahun
sekolah sesuai dengan ketentuan. Setiap ajaran baru.
tahun kepala sekolah menampung semua
usulan rencana kebutuhan. Berdasarkan 1. Solusi dari permasalahan dalam
usulan tersebut kemudian disusun rencana manajemen sarana dan prasarana :
kebutuhan sekolah di awal tahun pelajaran Ada beberapa hal yang dapat
yang kemudian disesuakan dengan kita lakukan dalam memperbaiki
anggarana atau dana, membuat skala anomali-anomali pendidikan ini
prioritas dan penetapan rencana pengadaan antaralain:
akhir.  Terorganisirnya koordinasi antara
pemerintah pusat dengan pemerintah
Kedua, pengadaan sarana prasarana
daerah, bahkan hingga daerah
dilakukan dengan cara; (1) drooping dari
terpencil sekalipun sehingga tidak
pemerintah; (2) membeli, (3) sumbangan
terputusnya komunikasi antara
dari wali murid, (4) membuat sendiri.
pemerintah pusat dengan daerah
Ketiga, inventarisasi sarana dan ·
prasarana sekolah sudah dilakukan dengan  Dengan adanya koordinasi
cara mencatat dalam buku inventaris barang. pemerintah pusat dengan pemerintah
Pencatatan dilakukan terhadap semua daerah maka selanjutnya kita dapat
barang masuk. meningkatkan Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Keempat, pendistribusian sarana dan
 Hendaknya pemerintah melengkapi
prasarana dilakukan dengan cara: (1)
kekuranagan sarana dan prasarana di
langsung kepada guru setelah di catat di
sekolah dan kepada pihak sekolah
buku inventaris; (2) tidak langsung, yaitu
hendaknya mampu menjaga sarana
dengan cara disimpan dahulu ketika akan
dan prasarana dengan baik.
menggunakan baru diambil dan setelah
dipakai disimpan kembali ketempat semula.
DAFTAR RUJUKAN Sarana dan Prasarana dalam
Pengembangan Sekolah di SDIT
Arifin .M dan Barnawi. (2017). Manajemen Muhammadiyah Al-Kautasar, 15.
Sarana dan Prasarana Sekolah. Retrieved from http://www.albayan.ae
Manajer Pendidikan.
Nasrudin dan Maryadi. (1907). Manajemen
Barnawi, & Arifin, M. (2012). Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan dalam
sarana dan prasarana sekolah, Pembelajaran di SD, 13(2), 15–23.
(171011500095).
Jahar Ahlian Prestysa. (2017). ‫ا ال‬Standarisi

Anda mungkin juga menyukai