Anda di halaman 1dari 7

Administrasi Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Proses Belajar

Mengajar di Pendidikan Anak Usia Dini

Bunga Permata Dewi1, Azizah Rahmi, Aulya Aprilliani Syam3


1
Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2Universitas Negeri Padang, 3Padang

bunga26122016permata@gmail.com

ABSTRAK
Pada artikel ini penulis menjelaskan mengenai pengelolaan sarana dan prasarana di PAUD. Hal terpenting dalam pendidikan
adalah sarana dan prasarana. Sekolah memerlukan sarana dan prasarana baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan
dan proses pembelajaran. Untuk memahami pengelolaan sarana dan prasarana, penulis mencoba mengetahui, memahami, dan
menarik kesimpulan tentang pengelolaan sarana dan prasarana. Apalagi penulis mempunyai satu tujuan dalam penelitian ini
yaitu mengelola sarana dan prasarana untuk meningkatkan proses belajar mengajar pada pendidikan anak usia dini. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana pada pendidikan anak usia dini mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan proses belajar mengajar serta mempengaruhi mutu sekolah. Selain itu, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana di PAUD memerlukan perhatian tambahan.

Kata Kunci : Administrasi, Sarana dan Prasarana, PAUD

PENDAHULUAN
Dunia pendidikan merupakan dunia tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran antara guru dan
siswa. Kedua unsur tersebut tidak dapat dihilangkan dalam proses pendidikan karena tanpa keduanya tujuan
pembelajaran tidak akan pernah tercapai. Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga pendidikan yang
mencakup satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar, keterampilan dan sikap yang diperlukan bagi pembentukan dan
pengembangan kepribadian yang sempurna. Oleh karena itu, seluruh elemen pendidikan, baik formal
maupun informal, memerlukan pemerataan pelatihan dan infrastruktur. Sebab, merupakan salah satu
kebutuhan mendasar yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar pada pendidikan anak usia dini.

Proses penyelenggaraan pendidikan dan permasalahan pembelajaran di sekolah tidak hanya didukung
oleh guru yang terlibat, tetapi juga oleh keberadaan dan pengayaan lembaga dan infrastruktur pendidikan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini adalah dengan memastikan bahwa
sarana dan prasarana lembaga pendidikan anak usia dini yang ada telah sesuai dengan perkembangan dan
bermutu, serta sarana dan prasarana tersebut dapat beroperasi. Oleh karena itu, pengelolaan sarana dan
prasarana yang baik sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini. Namun fakta
di lapangan menunjukkan banyak sarana dan prasarana yang belum optimal dan tidak dikelola dengan
baik.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang harus dikelola dengan baik.
Ini sangat penting dan merupakan bagian integral dari manajemen pendidikan. Contohnya seperti gedung,
tanah, sarana administrasi, dan fasilitas yang digunakan langsung untuk proses belajar mengajar di kelas.
Karena keduanya berkaitan erat dalam bidang pendidikan, maka ruang kelas harus didukung oleh
infrastruktur pendidikan yang baik
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan dalam artikel ini menggunakan metode tinjauan pustaka dengan
mengumpulkan literatur (materi) dari berbagai jurnal dan buku yang mengenal dan membahas tentang
pengelolaan sarana dan prasarana. Artikel ini dibuat dengan mengumpulkan bahan-bahan literatur yang
diperoleh dari majalah, buku, dan lain-lain, serta mengintegrasikan literatur-literatur yang diterima sesuai
dengan administrasi pendidikan, khususnya administrasi sarana dan prasarana di pendidikan anak usia dini,
yang erat kaitannya dengan tujuan penulisan.

PEMBAHASAN
A. Administrasi Pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan sekolah memerlukan pemerintah, guru, orang tua, dan masyarakat
sekitar untuk bekerja sama dan mendorong terciptanya lembaga pendidikan yang berkualitas.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai inisiatif, termasuk administrasi
pendidikan.
Administrasi pendidikan merupakan bagian dari proses pengelolaan dan pendataan yang mengatur
kemajuan lembaga pendidikan sekolah, dan merupakan upaya tenaga pengajar untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Menurut Nawawi Haidar, administrasi pendidikan adalah pengelolaan pendidikan
pada lingkungan tertentu, khususnya pada lembaga pendidikan formal, sebagai bagian dari keseluruhan
proses pengelolaan kerjasama pendidikan yang melibatkan banyak orang untuk mencapai tujuan
pendidikan dalam lingkungan yang terencana dan dilaksanakan secara sistematis.
Adapun komponen-komponen penting yang termasuk di dalam ruang lingkup administrasi
pendidikan di antaranya adalah :
a. Administrasi kurikulum
b. Administrasi ketenagaan pendidikan
c. Administrasi kesiswaan
d. Administrasi sarana dan prasarana
e. Administrasi keuangan dan pembiayaan
f. Administrasi perkantoran (tata usaha pendidikan)
g. Administrasi unit penunjang pendidikan
h. Administrasi layanan khusus
i. Administrasi lingkungan dan keamanan sekolah
j. Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat

B. Admnistrasi Sarana dan Prasarana


Menurut Daryanto & Mohammmad Farid (2013: 106), sarana pendidikan adalah segala
perlengkapan, bahan dan perabot yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Prasarana pendidikan adalah segala perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
terselenggaranya proses pendidikan. Sarana pendidikan seperti spidol, kertas, kursi, meja, komputer,
dan alat tulis. Di sisi lain, prasarana pendidikan seperti perpustakaan, UKS, kantin, ruang guru, ruang
belajar, ruang kelas, dan halaman sekolah.
Secara umum sarana dan prasarana merupakan alat yang menunjang keberhasilan proses
keterlibatan pelayanan publik, sebab apabila kedua hal tersebut tidak tersedia maka kegiatan yang
dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana.
Al-Quran juga memiliki ayat yang menjelaskan pentingnya sarana, prasarana, atau alat dalam
pendidikan. Ciptaan Tuhan berupa hewan yang digambarkan dalam Al-Quran juga bermanfaat untuk
pendidikan. Salah satu surat dalam Al-Qur'an adalah Anhur yang artinya lebah (68-69) “Dan tuhanmu
menurunkannya kepada lebah, bangunlah sarangmu di bukit dan pepohonan sebab tempat yang
diciptakan oleh tangan manusia. Maka makanlah masing-masing (jenis) buah-buahan dan ikutilah jalan
Tuhan yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah memiliki minuman warna-warni (madu), dan
didalamnya terdapat obat yang dapat menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada hal-hal demikian
sungguh terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi yang berpikir”. Ayat di atas menjelaskan
bagaimana lebah dapat menjadi media atau sarana bagi orang-orang yang berusaha memahami
kebesaran Allah, sehingga meningkatkan keimanan dan kedekatan (Taqarrub) hamba kepada Allah
SWT. Nabi Muhammad SAW juga selalu menggunakan alat dan media baik yang berbentuk fisik
maupun non fisik dalam mendidik para sahabatnya.
Dapat disimpulkan bahwa Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan aspek
pendukung untuk mengoptimalkan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Pengelolaan infrastruktur pendidikan biasanya mencakup peralatan pembelajaran
dan ruang pembelajaran yang dirancang untuk mendukung proses pendidikan.

C. Proses Administrasi Sarana dan Prasana


1) Perencanaan Barang
Kegiatan pengelolaan yang baik diawali dengan perencanaan yang matang dan harus
dilaksanakan dengan baik agar tidak terjadi kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.
Perencanaan yang tepat didasarkan pada kebutuhan dan menyesuaikan dengan ketersediaan dana
dan tingkat kepentingan (Syahril, 2014). berikut cara membuat rencana menggunakan beberapa
metode:
a. Analisis Kebutuhan
b. Mengumpulkan data dan informasi tentang sarana dan prasarana yang ada
c. Membuat rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

2) Pengadaan Barang
Pengadaan mengacu pada semua kegiatan untuk menyediakan semua barang, barang, dan jasa
yang dibutuhkan untuk mencapai misi. Dengan kata lain, tanah dapat diperoleh dengan cara
pembelian, dengan menerima subsidi, dengan menerima hak pakai, atau dengan pertukaran.
Pengadaan mencakup semua kegiatan yang menyediakan semua barang/barang/jasa yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tanah, dapat dilakukan dengan membeli, hibah, hak pakai, sewa, dan tukar guling.
b. Gedung, dapat diakukan dengan membei, membangun baru, hibah, hak pakai, sewa dan tukar
pakai.
c. Peralatan dan perlengkapan, dapat dilakukan dengan membeli, membuat sendiri, sewa, hibah,
hak pakai.

3) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Merupakan kegiatan mengelola, mengelola dan menata sarana dan prasarana yang ada pada
ruang penyimpanan dan gudang, serta dibatasi waktunya untuk menjamin sarana dan prasarana
tersebut tidak rusak sebelum digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan
sarana dan prasarana pendidikan adalah :
a. Syarat/syarat penggudangan yang berlaku seperti lokasi, fasilitas pendukung, konstruksi,
keamanan dan lain sebagainya.
b. Sifat barang yang disimpan, misalnya buku jangan disimpan dekat barang yang dapat merusak
buku tersebut.
c. Angka waktu penyimpanan
d. Alat/alat atau sarana lain yang diperlukan dalam penyimpanan.
e. Dana atau biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan,
f. Prosedur kerja penyimpanan yang jelas dan disesuaikan dengan sifat barang yang disimpan.
4) Inventaris sarana dan prasarana
Kegiatan mengumpulkan dan menyusun daftar sarana dan prasarana yang ada secara berkala
menjadi inventarisasi produk sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Daftar inventaris produk
berfungsi sebagai data yang diperlukan untuk merencanakan, mengadakan, mendistribusikan,
memelihara, membersihkan, mengelola, dan memantau sarana dan prasarana. Salah satu kegiatan
pengelolaan perlengkapan di sekolah adalah dengan mencatat seluruh perlengkapan yang dimiliki
sekolah. Kegiatan pencatatan semua perlengkapan disebut sebagai inventaris perangkat
pendidikan. Kegiatan ini merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
Tujuan Inventarisasi yaitu :
a. Tercipta ketertiban administrasi barang
b. Penghematan keuangan
c. Mempermudah pemeliharaan dan pengawasan barang
d. Menyediakan data informasi untuk perencanaan
Manfaat inventarisasi yaitu :
a. mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasahi unit organisasi/departemen.
b. Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggung jawaban atas penguasaan dan
pengelolaan aset organisasi/negara.
c. Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset organisasi atau negara.
d. Menyediakan informasi mengenai aset organisasi /negara yang dikuasai departemen sebagai
bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan perlengkapan departemen.
e. Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk menunjang perencanaan
dan pelaksanaan tugas departemen.

5) Pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasana


Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus untuk menjaga
perlengkapan dan perlengkapan kantor tetap dalam kondisi baik dan siap digunakan. Tujuan
pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran antara lain:
a. Agar barang tidak mudah rusak karena hama atau suhu/cuaca.
b. Agar barang tidak mudah hilang.
c. Agar barang tidak kadaluarsa.
d. Agar barang tidak mudah susut.
e. Agar sarana dan prasarana selalu dalam keadaan bersih.
Pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Pemeliharaan berdasarkan waktu
a. Pemeliharaan sehari-hari
Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan setiap hari, biasanya dilakukan oleh petugas
atau karyawan yang menggunakan barang dan bertanggung jawab atas barang tersebut, misalnya
pemeliharaan ruang kerja, mesin tik, komputer, dan mobil. Pemeliharaan barang-barang tersebut
harus dilakukan setiap hari agar kebersihannya tetap terjaga dan menghindari kerusakan yang lebih
besar.
b. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala dilakukan menurut jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, dua
minggu sekali, sebulan sekali atau dua bulan sekali. Pemeliharaan berkala dapat dilakukan untuk
berbagai jenis sarana dan prasarana dan biasanya dilakukan oleh petugas yang khusus menangani
pemeliharaan barang.
2. Pemeliharaan berdasarkan jenis barang
a. Pemeliharaan barang bergerak
Pemeliharaan barang bergerak dapat dilakukan setiap hari maupun secara berkala. Contoh:
kendaraan bermotor, mesin kantor, dan alat elektronik.
b. Pemeliharaan barang tidak bergerak Pemeliharaan barang tidak bergerak juga dapat dilakukan
setiap hari atau secara berkala untuk mengetahui sampai sejauh mana kualitas barang tersebut
masih dapat digunakan. Contoh: membersihkan debu- debu yang menempel pada alat,sebaiknya
dilakukan setiap hari agar alat dapat selalu terjaga kebersihannya, juga untuk mencegah kerusakan.
Instalasi listrik dan air dapat dilakukan secara berkala.

6) Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Kegiatan menghilangkan barang/barang negara/lokal atau sekolah dari inventaris berdasarkan
undang-undang/peraturan yang berlaku. Syarat-syarat penghapusan inventaris barang antara lain:
a. Dalam keadaan rusak berat, tidak dapat digunakan atau diperbaiki lagi
b. Perbaikan memerlukan biaya yang besar
c. Pengusutan diluar kemampuan pengurus barang
d. Sudah kadarluarsa
e. Merupakan barang kelebihan yang jika disimpan lebih lama akan rusak
f. Musnah angkibat bencana alam, hilang/dicuri atau diselewengkan.
Langkah/langkah penghapusan barang inventaris:
a. Penilaian barang yang akan dihapus dilakukan setiap tahun, bersama dengan waktu
memperkirakan kebutuhan
b. Memperhitungkan tahun/tahun pengingkiran dan penghapusan ditinjau dari segi nilai uang.
c. Membuat surat pembertahuan kepada atasan bahwa akan diadakan penghapusan barang dengan
menyebutkan barang/barang yang akan dihapuskan
d. Melaksanakan penghapusan bila telah mendapat persetujuan atau memenuhi syarat/syarat yang
telah ditentukan.
e. Membuat berita acara penghapusan.

7) Pengawasan
Segala kegiatan pengelolaan lembaga dan prasarana pendidikan tidak dapat dilaksanakan
sendiri tanpa adanya pengelolaan dan pengawasan. Artinya aktivitas individu selalu diawasi oleh
pengurus organisasi dan gotong royong diawasi. Pengawasan bukanlah suatu peraturan ketat yang
membatasi ruang gerak setiap fungsi pengelolaan, melainkan merupakan koordinasi dan
percepatan seluruh fungsi pengelolaan agar tidak terjadi pemborosan waktu, tenaga, dan biaya.

Kriteria pengawasanya antara lain:


a. Objek
b. Akurat
c. Tepat waktu
d. Realistis
e. Dan lain-lain.

D. Peran Guru dalam Administrasi Sarana dan Prasarana


Peran guru dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dimulai dari perencanaan,
penggunaan, pemeliharaan, pengawasan dan pemanfaatan sarana dan prasarana (Elianto, 2013).
Kebijakan pemerintah mengenai pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tertuang dalam UU No. 20
Tahun 2003, Pasal 45 Ayat 1 Sistem Pendidikan Nasional menyatakan: ``Semua satuan pendidikan
formal dan nonformal harus memenuhi kebutuhan pendidikan dan harus menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi persyaratan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kemampuan
jasmani, intelektual, sosial, kemampuan emosional serta potensi psikologis siswa " (Mohammad
Syaifuddin, 2007: 2.36). Peran guru dalam pengelolaan sarana prasarana sekolah:
1. Terlibat dalam perencanaan pengadaan materi pendidikan.
2. Terlibat dalam penggunaan dan pemeliharaan bahan ajar yang digunakan guru.
3. Pengawasan terhadap peserta didik dalam penggunaan alat bantu praktik.
Peran guru dalam pengelolaan sarana dan prasarana antara lain berperan sebagai penyelenggara
pendidikan yang berupaya memelihara sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran dan
memberikan kedisiplinan kepada siswa mengenai penggunaan perlengkapan sekolah, dan guru harus
memberikan petunjuk dan pengawasan kepada siswa.

E. Hubungan Administrasi Sarana dan Prasana Terhadap Peningkatan Proses Belajar Mengajar
di Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini adalah penyelenggaraan berbagai pendidikan formal, nonformal, dan
nonformal pada usia 0 sampai dengan 8 tahun, yang memberikan stimulasi yang tepat dan menunjang
proses tumbuh kembang sesuai aspek perkembangan anak usia dini. Oleh karena itu, tergantung pada
usia anak dan karakteristik individu anak, kebutuhan dasar harus didistribusikan secara merata guna
meningkatkan hasil belajar anak melalui penggunaan media yang tepat sasaran dan peningkatan
fasilitas.
Diperlukan pengelolaan lembaga dan infrastruktur pendidikan berbasis anak usia dini. Anak-anak
pada usia dini memerlukan media untuk menjamin kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan
efektif dan efisien serta berhasil, serta untuk meningkatkan pembelajaran dan evaluasi di satuan
lembaga tersebut terkait dengan pengelolaan atau penunjang administrasi pendidikan.
Pembelajaran sambil bermain di PAUD merupakan salah satu dukungan yang berdampak nyata
terhadap peningkatan stimulasi tumbuh kembang anak melalui tersedianya media pembelajaran yang
realistis atau konkrit bagi anak. Dikatakan bahwa guru, pengasuh, dan pendidik dapat dengan mudah
memahami unit organisasi.
Menurut Ann H., & Barbara J. (2011hal. 4-5) tentang Fasilitas dalam perencanaandan pendesai
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana di skolah mampu dialaksanakan konfigurasi di ruang kelas
dengan memiliki ukuran kelas yang bervariasi, mengatur pemakaian fasilitas di sekolah oleh murid,
danada program pengadaan fasilitas secara usiaanak dan secara disibilitas atau program spesialserta
dipergunakan teknologi sebagai salah satu fasilitas yang harus dipenuhi disekolah. Bermain merupakan
peluang bagi anak untuk melakukan berbagai hal. Situasi ini yang membuat anak belajar, sehingga
bermainadalah cara anak belajar. Belajar tentang objek,kejadian, situasi dan konsep. Selain itu bermain
anak berlatih mengekspresikan perasaan dan berusaha mendapatkan sesuatu Menurut Anita Yus
(2011).
Program PAUD didasarkan pada Peraturan Nasional Pendidikan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2009 (UU Triinawati, 2014). Dalam standar pendidikan anak usia dini, sarana dan prasarana
mempunyai tiga prinsip, yaitu aman, nyaman, cerah, dan sehat. Pemanfaatan kemungkinan dan sumber
daya yang tersedia di lingkungan, termasuk standar bagi anak menurut tingkat perkembangannya dan
limbah/barang bekas layak pakai. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 mengatur
bahwa PAUD dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk dan program. Program PAUD meliputi
taman kanak-kanak, Aspal Laudatur, taman bermain, taman penitipan anak, taman bacaan anak,
pengembangan keluarga dan anak usia dini, pusat pengembangan anak pengungsi, dan pendidikan ibu
bagi anak prasekolah.

KESIMPULAN
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan atau
sasaran sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang mewakili dukungan penting bagi pelaksanaan
suatu proses (bisnis, pengembangan, proyek). Proses pengelolaan sarana dan prasarana terdiri dari
beberapa proses. Proses ini meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, distribusi, penggunaan dan
pemeliharaan, pemindahan dan pemantauan.
Berdasarkan hasil kajian pustaka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana di
PAUD merupakan suatu bentuk pengelolaan sarana dan prasarana yang meliputi perencanaan sarana dan
prasarana sekolah serta pengadaan sarana sekolah sesuai prosedur. Merancang sarana dan prasarana
sekolah, memanfaatkan sarana dan prasarana yang bermanfaat, serta memelihara sarana dan prasarana
dengan baik. Tanggung jawab guru dalam mengelola sarana prasarana sekolah antara lain ikut serta dalam
perencanaan pengadaan bahan ajar, ikut serta dalam penggunaan dan pemeliharaan bahan ajar yang
digunakan guru, dan memantau penggunaan alat bantu praktik oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Baiq Rohiyatun, Luluin Najwa. 2021. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA DI PAUD.
Universitas Pendidikan Mandalika.
Delsah, R. (2020). Hubungan Administrasi Sarana dan Prasarana PAUD. Ratu Trisna Delsah.
https://www.academia.edu/42336537/Hubungan_Administrasi_Sarana_dan_Prasarana_PAUD
Dr. H. Hasbiyallah, M.AgMahlil Nurul Ihsan, M.Pd. 2019. ADMINISTRASI PENDIDIKAN Perspektif
Ilmu IslamPenulis: Dr. H. Hasbiyallah, M.AgMahlil Nurul Ihsan, M.Pd Editor:Ima Malihah,
M.PdDesain Cover: RiyansyahISBN: 978-623-7036-72-2 Cetakan: Juni 2019
Nur Saidah. 2020. Pengertian, Proses Administrasi Sarana dan Prasarana. Universitas Negeri Padang.
Indonesia
Putra yoga amanda. 2017. Pengertian, Proses Administrasi Sarana Dan Prasarana. diunggah pada Nov 13,

Anda mungkin juga menyukai