Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan merupakan dunia dimana terdapat kegiatan
pembelajaran antara guru dan murid, kedua komponen ini tidak dapat
dihilangkan dalam sebuah proses pendidikan karena apabila hilang salah satu
maka tidak akan pernah tercapai tujuan pembelajaran. Namun, di sisi lain ada
komponen yang juga sangat berperan penting sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Komponen yang
tidak kalah penting ini adalah sarana dan prasarana.
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang
sangat menunjang dalam tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, sebagai
seorang personal pendidikan kita dituntut untuk menguasi dan memahami
administrasi sarana dan prasarana, untuk meningkatkan daya kerja yang
efektif dan efisien serta mampu menghargai etika kerja sesama personal
pendidikan, sehingga akan tercipta keserasian, kenyamanan yang dapat
menimbulkan kebanggaan dan rasa memiliki baik dari warga sekolah maupun
warga masyarakat sekitarnya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang administrasi
sarana dan prasarana pendidikan agar proses pendidikan dapat berjalan secara
efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat
ditarik beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan administrasi sarana dan prasarana?
2. Bagaimana proses administrasi sarana dan prasarana?
3. Bagaimana peran guru dalam administrasi sarana dan prasarana?

C. Tujuan Penulisan
Merujuk pada rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka
tujuan makalah ini disusun untuk mendeskripsikan:

1
1. Pengertian administrasi sarana dan prasarana
2. Proses sarana dan prasarana
3. Peran guru dalam administrasi sarana dan prasarana

2
II. PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Administrasi Sarana dan Prasarana


Berdasarkan pemahaman penulis terkait materi administrasi sarana
dan prasarana pendidikan, penulis mengemukakan gagasan bahwa sarana dan
prasarana pendidikan adalah sesuatu yang dapat memudahkan dan
memperlancar pelaksanaan suatu proses belajar mengajar di sekolah. Sarana
dan prasarana pendidikan sering juga disebut dengan fasilitas pendidikan.
Jadi, administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses
yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai (ready for use)
dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar semakin
efektif dan efisien.

Pengertian sarana dan prasarana pendidikan menurut Tim


Perumus Penyusun Pedoman Pembukuan Media Pendidikan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yaitu:
1. Sarana pendidkan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan
lancar, teratur, efektif, dan efisien.
2. Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman, kebun
atau taman sekolah, dan sebagainya.

Mengenai pengertian sarana pendidikan, beberapa para ahli


mengemukakan pendapatnya diantaranya, Kasan (2000: 91) menyatakan
bahwa “sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan
sebagainya.”
Sementara itu, menurut E. Mulyana (2003) “sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.”

3
Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No
079/ 1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :

1. Bangunan dan perabot sekolah.


2. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan
laboratorium.
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi
audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang
tidak menggunaakan alat penampil. (Departemen Pendidikan,
2007)

Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sarana


pendidikan adalah peralatan yang secara langsung dipergunakan dalam proses
belajar mengajar. Contohnya: ruang kelas, meja, kursi, buku, dan sebagainya.

Sementara itu, pengertian prasarana pendidikan menurut Barnawi


(2012) yaitu “prasarana pendidikan adalah kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanan proses pendidikan di sekolah.”
Sejalan dengan pendapat di atas E. Mulyana (2003) juga
mengemukakan pendapatnya. Menurut Mulyana, “prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan
menuju sekolah.”
Dapat disimpulkan, bahwa prasana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang proses pendidikan, seperti taman sekolah,
jalan menuju sekolah, dan sebagainya.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Administrasi


sarana dan prasarana pendidikan seluruh proses yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu terhadap benda- benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai (ready
for use) dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar
semakin efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.

4
B. Proses Administrasi Sarana dan Prasarana
Berdasarkan pemahaman penulis, proses administrasi sarana dan
prasana penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat sasaran
dn efektif dalam penggunaannya.
Berdasarkan buku yang penulis jadikan reverensi, maka dapat
disimpulkan proses kegiatan administrasi sarana prasarana pendidikan
meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan dan
pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan.

Pada garis besarnya Administrasi sarana dan prasarana menurut PP


No. 9 Tahun 2005 meliputi 5 hal, yakni:

1. Penentuan kebutuhan
2. Proses pengadaan
3. Pemakaian
4. Pencatatan/pengurusan
5. Pertanggungjawaban

Menurut Sutjipto (1993) aktivitas administrasi dalam bidang


sarana dan prasarana pendidikan meliputi; perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan dan pemeliharaan, penghapusan,
dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan. Dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan
suatu analisis dalam menetapkan kebutuhan dalam proses
belajar mengajar dengan istilah kebutuhan primer dan kebutuhan
yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini harus dilakukan
dengan teliti sesuai dengan karakteristik sarana dan prasarana
yang dibutuhkan baik jenisnya, jumlahnya, ataupun
pemanfaatannya, bahkan harganya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
perencanaan sarana dan prasarana, antara lain:
a. Gunakan prosedur pengelolaan sarana dan prasarana.
b. Tentukan jenis, kuantitas, dan kualitas sarana dan prasarana
yang dibutuhkan.
c. Sesuaikan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan
biaya yang tersedia.

5
d. Sediakan dan gunakan sarana dan prasarana dalam kegiatan
operasional.
e. Penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
f. Kumpulkan dan kelola data sarana dan prasarana.
g. Penghapusan sarana dan prasarana sesuai dengan prosedur
yang berlaku.

2. Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiatan penyediaan sarana dan
prasarana untuk menunjang pelaksanaan tugas. Karena fungsi
dan kegiatan setiap organisasi berbeda, maka pengadaan sarana
dan prasarana juga tidak selalu sama antara organisasi yang satu
dengan organisasi yang lain. Namun dalam hal mengadakan
sarana dan prasarana pendidikan ini terlebih dulu dilakukan
perencanaan.
Adapun dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan, harus ada seksi perbekalan yang memiliki fungsi-
fungsi sebagai berikut:
a. Penelitian kebutuhan perlengkapan kerja, baik mengenai
kualitas, jumlah maupun mutu. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penelitian dan penentuan kebutuhan
perlengkapan kerja adalah faktor fungsional, transfort,
prestise, standarisasi dan normalisasi.
b. Standarisasi dan perincian benda. sedangkan langkah-
langkah yang perlu ditempuh untuk mengusahakan
standarisasi ialah :
c. Klasifikasi alat-alat, menggolong-golongkan alat-alat yang
berfungsi sejenis atau menghasilkan barang-barang tertentu
yang sama.
d. Spesifikasi dan perincian alat-alat dengan menggunakan
kemampuannya.
e. Standarisasi alat-alat dengan pertimbangan untuk
penggunaan dalam jangka waktu lama dan pertimbangan
efisiensi kerja.

3. Inventaris
Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan
rangkaian kegiatan dan usaha guna memperoleh data yang
diperlukan mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki. Secara
singkat inventarisasi dapat diartikan sebagai rincian catatan
mengenai sarana dan prasarana. dalam hal pencatatan
inventarisasi yang dilakukan di setiap organisasi bisa saja

6
berbeda, namun pada dasarnya semua dilakukan dengan tujuan
yang sama. Tujuan inventarisasi sarana dan prasarana antara
lain:
a. Agar terkoordinir data tentang sarana dan prasarana yang
dimiliki sebuah organisasi khususnya pada hal ini sarana
dan prasarana pendidikan.
b. Adanya bukti tertulis terhadap sebuah kegiatan tentang
pengelolaan barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
c. Memudahkan dalam pengecekan barang.
d. Memudahkan dalam pengawasan.
e. Memudahkan ketika mengadakan kegiatan mutasi/
penghapusan barang.

4. Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut
pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi/pemegang
yang satu kepada instansi/pemegang yang lain. Kegiatan
penyaluran barang meliputi tiga bagian yaitu:
a. Penyusunan Alokasi
Untuk menghindari pemborosan dalam pembagian/
pendistribusian barang sehingga merata dan seimbang
dengan kebutuhan pemakainya masing-masing, maka perlu
disusun alokasi kuantitas dan frekuensi pendistribusiannya,
sehingga sungguh-sungguh dapat menunjang kegiatan
instruksional.
b. Pengiriman Barang
Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang
perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: cara
pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan dan
pembongkaran.
c. Penyerahan Barang
Dalam penyerahan barang hendaklah tidak
dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan barang, surat
pengantar, faktur, tanda terima penyerahan barang, biaya
pengiriman dan sebagainya.

5. Pemanfaatan dan pemeliharaan


Pemeliharaan adalah kegiatan terus-menerus untuk
mengusahakan agar barang/bahan tetap dalam keadaan baik atau
siap untuk dipakai. Tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana,
antara lain:

7
a. Agar barang tidak mudah rusak karena hama atau
suhu/cuaca.
b. Agar barang tidak mudah hilang.
c. Agar barang tidak kadaluarsa.
d. Agar barang tidak mudah susut.
e. Agar sarana dan prasarana selalu dalam keadaan bersih.

Pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilakukan


dengan berbagai cara, diantaranya :
a. Pemeliharaan berdasarkan waktu
1) Pemeliharaan sehari-hari
Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan
setiap hari, biasanya dilakukan oleh petugas atau
karyawan yang menggunakan barang dan bertanggung
jawab atas barang tersebut, misalnya pemeliharaan ruang
kerja, printer, komputer, dan mobil. Dalam
pemeliharaannya barang-barang tersebut harus dilakukan
setiap hari agar kebersihannya tetap terjaga dan
menghindari kerusakan yang lebih parah.
2) Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala dapat dilakukan untuk
berbagai jenis sarana dan prasarana dan biasanya
dilakukan oleh petugas yang khusus menangani
pemeliharaan barang. adapun rentan waktunya bisa
seminggu sekali, sebulan sekali sesuai dengan rentang
waktu yang diperlukan.

b. Pemeliharaan berdasarkan jenis barang


1) Pemeliharaan barang bergerak
Pemeliharaan barang bergerak dapat dilakukan
setiap hari maupun secara berkala. Contoh: kendaraan
bermotor, mesin kantor, dan alat elektronik lainnya.
2) Pemeliharaan barang tidak bergerak
Pemeliharaan barang tidak bergerak juga dapat
dilakukan setiap hari atau secara berkala untuk
mengetahui sampai sejauh mana kualitas barang tersebut
masih dapat digunakan. Contoh: membersihkan debu-
debu yang menempel pada alat, sebaiknya dilakukan
setiap hari agar alat dapat selalu terjaga kebersihannya,
juga untuk mencegah kerusakan. Instalasi listrik dan air
dapat dilakukan secara berkala.

8
6. Penghapusan
Penghapusan merupakan suatu proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan barang-barang
milik Negara dari daftar inventaris negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Apabila biaya rehabilitasi barang terlalu besar sedangkan
daya pakainya terlalu singkat maka barang tersebut lebih baik
tidak dipakai lagi dan dikeluarkan dari daftar inventaris. Sebagai
salah satu fungsi dari pengelolaan perlengkapan, penghapusan
mempunyai arti:
a. Mencegah kerugian yang jauh lebih besar yang disebabkan
oleh pengeluaran yang semakin besar untuk biaya
perawatan dan perbaikan/pemeliharaan terhadap barang
yang semakin buruk kondisinya. Pemborosan biaya untuk
pengamanan barang-barang kelebihan atau barang lain yang
karena beberapa sebab, tidak dapat dipergunakan lagi.
b. Meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya
barang-barang yang tinggal menyusut

7. Pengawasan
Seluruh kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana
Pendidikan tidak bisa berjalan sendiri tanpa kendali dan
pengawasan, artinya setiap kegiatan masing-masing akan
dimonitoring setiap saat oleh pimpinan organisasi serta
diperhatikan kerja samanya satu sama lain. Dalam hal ini
pengawasan sifatnya hanya koordinasi serta akselerasi bagi
seluruh fungsi pengelolaan administrasi, sehingga pemborosan
waktu, tenaga dan biaya dapat dihindarkan.

Sedangkan, Ahmad Nurabadi (2014) beliau mengatakan bahwa


proses administrasi sarana dan prasarana pendidikan yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan
suatu proses kegiatan untuk menggambarkan hal-hal yang akan
dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini, perencanaan yang dimaksud adalah merinci
rancangan pembelian, pengadaan, distribusi atau pembuatan
peralatan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan. Dengan
demikian perencanaan sarana dan prasarana sekolah dapat
didefenisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara
matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi

9
peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
Langkah-langkah dalam perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan sarana pendidikan yang
disesuaikan dengan kurikulum yang telah disusun.
b. Apabila kebutuhan saran kpendidikan melebihi daya beli
sekolah atau daya pembuatan, maka harus diadakan skala
prioritas.
c. Mengadakan inventarisasi terhadap sarana pendidikan yang
dimiliki.
d. Mencari data, dalam tahap ini menentukan dana dari mana
yang harus dipakai untuk pengadaan sarana pendidikan.
e. Menunjuk orang yang akan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pengadaan sarana pendidikan.

2. Pengorganisasian
Langkah-langkah perorganisasian yang dilakukan daplam
proses sarana dan prasarana adalah:
a. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf.
b. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan.
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan
praktis ke dalam elemen kegiatan.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf
dan menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan
untuk melaksanakan tugasnya.

3. Pengadaan
Setelah rencana pengadaan sarana dan prasana dibuat,
langkah dibuatnya adalah pengadaan sarana dan prasarana.
Pengadaan adalah kegiatan nyang dilakukan untuk menyediakan
semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang
sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana, yaitu:
a. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus melalui perencanaan yang hati-hati.
b. Banyak cara dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah.
c. Pengadaan sarana dan prasarana di sekolah harus
diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua

10
pengeluaran yang berkaitan dengan pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan bisa dilakukan


dengan cara pembelian, meminta sumbangan, pengajuan
bantuan ke pemerintah (untuk sekolah-sekolah negeri), dan
pengajuan ke pihak yayasan (untuk sekolah-sekolah swasta),
pengajuan ke komite sekolah, tukar-menukar dengan sekolah
lain, dan menyewa.

4. Penggunaan
Penggunaan sarana dan prasaran sekolah harus diatur, agar
tercapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, kepala
sekkolah sebagai manajer pendidikan, punya kewajiban untuk
mengaturnya. Yang sering menjadi persoalan adalah ketika
jumlah sarana dan prasarana yag tersedia tidak sebanding
dengan jumalah para penggunanya. Oleh karena itu, pengaturan
penggiliran dalam hal penggunaan haruslah dilakukan.
Contohnya praktik dalam persekolahan kita, dimana
ruangan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah peserta
didik, sehingga menggunakan sistem tanpa plot. Pada sistem
tanpa plot ini, ruangan digunakan secara bergantian. Oleh
karena itu, diperlukaanpengaturan jadwal penggunaan ruangan
untuk setiap harinya, dan bahkan untuk setiap jamnya. Dengan
pemberian jadwal demikan, maka tubrukan antar pengguna
ruangan dapat terhindarkan.

5. Inventarisasi
Inventarisasi sarana dan prasaran pendidikan adalah
pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke
dalam suatu daftar secara tertib dan teratur menurut ketentuan
dan tata cara yang berlaku. Investarisasi ini dilakukan dalam
rangka penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang
efektif terhadap barang-barang milik negara. Barang investaris
sekolah adalah semua barang milik negara (yang dikusai
sekolah) baik yang diadakan/dibeli melalui dana dari
pemerintah, DPP maupun diperoleh sebagai pertukaran, hadiah
atau hibah serta hasil usaha pembuatan sendiri di sekolah guna
menunjang kelancaran proses belajar mengajar.

11
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan saran dan prasaran pendidikan adalah
kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar
semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap
untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan dari pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan ini, diantaranya:
a. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat
oenting terutama dilihat dari aspek biaya, karena untuk
membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan merawat sarana tersebut
b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan dalam
mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil
yang optimal.
c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan
melalui pencekkan secara rutin dan teratur.
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang
menggunakan alat tersebut.

7. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
harus dilaksanakan pimpinan organisasi. Pengawasan terhadap
sarana dan prasarana merupakan usaha yang ditempuh oleh
pimpinan dalam membantu personel sekolah untuk menjaga dan
memanfaatkan saran dan prasarana dengan sebaik mungkin,
demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Pengawasan
yang baik adalah pengawasan yang mampu mengendalikan
performansi organisasi menuju pencapaian tujuan organisasi,
dengan tidak mengenyampingkan kepentingan-kepentingan
individual sebagi anggota organisasi.
Pengawasan terhadap sarana dan prasaran pendidikan
terdiri dari bebebrapa jenis, yaitu:
a. Pengawasan dari dalam (internal control) yaitu pengawasan
yang dilakukan oleh unit pengawasan yang dibentuk dalam
organisasi itu sendiri.
b. Pengawasan dari luar (eksternal control) yaitu pengawasan
yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan diluar
oraganisasi itu
c. Pengawasan preventif yaitu pengawasan yang dilakuakn
sebelum rencana itu dilakukan.
d. Pengawasan represif yaitu pengawasan yang dilakukan
setelah adanya pelaksanaan pekerjaan.

12
8. Penghapusan
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan aktivitas
manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang bermaksud
untuk meniadakan, mengeluarkan dan/atau menghilangkan
sarana prasarana dari daftar inventarisasi karena
ketidakberfungsiannya sebagaiman yang diharapkan, terutama
untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah,
berdasarkan peraturan perundang-undanagn yang berlaku.
Pengahapusan sarana dan prasarana ini mempunyai beberapa
tujuan, diantaranya:
a. Mengurangi dan mencegah kkerugian yang lebih besar
sebagi akibat dari adanya dana yang dikeluarkan untuk
perbaikan.
b. Mengurangi dan mencegah terjadinya pemborosan dana
sebagai akibat dari biaya pengamanan serta penggudangan
sarana dan prasarana yang tidak dapat dipakai lagi.
c. Mengurangi pekerjaan inventarisasi yang secara terus-
menerus atau berkala dilakukan.
d. Menghapuskan barang-barang yang out of date dari
lembaga agar tidak memboroskan tempat dan atau ruangan.
e. Agar barang-barang yang sekali pakai tidak menumpuk di
lembaga pendidikan.
f. Agar ada alasan untuk mengadakan barang baru yang lebih
sesuai dengan tuntutan kebutuhan.

Berdasarkan penjabaran pendapat dua ahli di atas, dapat disimpulkan


bahwa proses administrasi sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari:
1. Perencanaan
Perencanaan sarana dan prasaran pendidikan merupakan sebagai
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian,
pengadaan, rehabilitasi, distribusi peralatan dan perlengkapan yang
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
2. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan
semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang
sesuai dengan kebutuhan

13
3. Inventarisasi
Inventarisasi sarana dan prasaran pendidikan adalah pencatatan
atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar
secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.
4. Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan
barang dan tanggung jawab dari instansi/pemegang yang satu kepada
instansi/pemegang yang lain.
5. Pemanfaatan dan pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana
dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan
secara berdaya guna.
6. Penghapusan
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan aktivitas
manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang bermaksud untuk
meniadakan, mengeluarkan dan/atau menghilangkan sarana prasarana
dari daftar inventarisasi karena ketidakberfungsiannya sebagaiman
yang diharapkan, terutama untuk kepentingan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah, berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Pengawasan
Pengawasan terhadap sarana dan prasarana merupakan usaha
yang ditempuh oleh pimpinan dalam membantu personel sekolah
untuk menjaga dan memanfaatkan saran dan prasarana dengan sebaik
mungkin, demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
Pengawasan yang baik adalah pengawasan yang mampu
mengendalikan performansi organisasi menuju pencapaian tujuan
organisasi.

14
C. Peran Guru dalam Administrasi Sarana dan Prasarana
Menurut Eliyanto (2013) beliau mengatakan bahwa peranan guru
dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah dimulai dengan
perencanaan, pemanfaatan, pemeliharaan, serta pengawasan pnggunaan
prasarana dan sarana.
Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah tertuang di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45
ayat (1) yaitu ”setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan
sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional dan kejiwaan peserta didik.” (Mohammad Syaifuddin, 2007 :
2.36).
Berdasarkan penjabaran dari pendapat ahli diatas dan pemahaman
penulis, maka penulis menyimpulkan bahwa peran guru dalam administrasi
sarana prasarana sekolah, yaitu:

1. Terlibat dalam perencanan pengadaan alat bantu pengajaran

2. Terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran


yang digunakan guru.

3. Pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa.

15
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu
yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek). 
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa administrasi sarana
dan prasaran pendidikan adalah semua komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Aktivitas administrasi dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan
meliputi; perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan
dan pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan sarana dan prasarana
pendidikan.
Adapun peran guru dalam administrasi sarana prasarana sekolah
terlibat dalam perencanan pengadaan alat bantu pengajaran, terlibat dalam
pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang digunakan guru.,
pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa

B. Saran
Dengan membaca makalah ini dan mengetahui apa itu sarana dan
prasarana, administrasi sarana dan prasarana, proses administrasi sarana dan
prasarana, dan peran guru dalam administrasi sarana dan prasarana
diharapkan mahasiswa (calon guru/tenaga pendidik) dapat memahami dan
mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan.

16
DAFTAR RUJUKAN

Ajar, B., Diklat, D., Sekolah, M., Penataran, P., Guru, P., Dan, I. P. S., &
Malang, P. M. P. (2006). Administrasi Pendidikan.

Departemen Pendidikan. (2007). Manajamen sarana dan prasarana


pendidikan persekolahan berbasis sekolah.

Eliyanto, U. B. W. (2013). Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan.


Pengaruh Jenjang Pendidikan, Pelatihan, Dan Pengalaman
Mengajar Terhadap Profesionalisme Guru SMA Muhammadiyah Di
Kabupaten Kebumen, 1, Nomor 1, 34–47.

Januartiny. (2015). Administrasi Sarana Dan Prasarana.

Syahril, dkk. 2009. “Profesi Kependidikan”.Padang:UNP Press


http://medinalorenza.blogspot.com/2015/04/administrasi-sarana-dan-prasarana.ht
ml http://elearning.unp.ac.id/mod/book/view.php?id=81070

Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 51.

Burhanudin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Daryanto. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjipto. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Juhairiyah, Sarana dan Prasarana Administrasi Pendidikan, 2012

B. Suryobroto. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah, PT Rineka Cipta , Jakarta

Dr. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, PT Gunung Agung, Jakarta 1983

17
18

Anda mungkin juga menyukai