Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Peran penting Administrasi Sarana dan Prasarana bagi sebuah organisasi sangatlah perlu
untuk diperhatikan, karena ketersediaan sarana dan prasarana yang baik dapat menunjang
kesuksesan sebuah organisasi, dalam konteks ini Sarana dan Prasarana berpotensi untuk
menunjang kelancaran proses kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, hal ini merupakan
topik utama dalam penyusunan makalah ini.

Pada kenyataannya setiap organisasi membutuhkan atau memerlukan ketersediaanya


sarana dan prasarana dengan cukup dan baik, tidak menutup kemungkinan dalam sebuah
kantor pendidikan atau sekolah pun sangat membutuhkan. Sesuai apa yang saya muat pada
judul peran penting administrasi sarana dan prasarana Pendidikan. Sedangkan Administrasi
sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang secara langsung maupun
tidak langsung menunjang jalannya proses kegiatan dalam pendidikan untuk mencapai
rencana dari tujuan penyelenggaraan pendidikan itu sendiri.

Sumber Daya Manusia yang terbatasnya mengenai pengetahuan tentang Administrasi


sarana dan prasarana pendidikan mendorong hati saya untuk menyusun makalah ini. Guna
berbagi wawasan dengan yang memerlukannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi sarana dan prasarana pendidikan?
2. Apa tujuan administrasi sarana dan prasarana pendidikan?
3. Apa prinsip - prinsip administrasi sarana dan prasarana pendidikan?
4. Apa proses administrasi sarana dan prasarana pendidikan?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan administrasi sarana dan prasarana pendidikan.
3. Untuk mengetahui tentang prinsip - prinsip administrasi sarana dan prasarana
pendidikan.
4. Untuk mengetahui tentang proses administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan
secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap-pakai (readyforuse)
dalam PBM sehingga PBM semakin efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan semakin
sukses bila ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, sehingga
pemerintah pun selalu berupaya untuk secara terus menerus melengkapi sarana dan prasarana
pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan, sehingga kekayaan fisik negara yang
berupa sarana dan prasarana pendidikan telah menjadi sangat besar.
Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau sifatnya.
1. Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM, prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung
(kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan
adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air,
listrik, telepon serta perabot/ mebel. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung
(kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM , seperti alat peraga, alat praktek
dan media pendidikan. Ada juga yang beranggapan bahwa apabila ditinjau dari
fungsinya terhadap PBM maka sarana pendidikan (sarana material) dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
1) Alat Pelajaran
2) Alat Peraga
3) Media Pembelajaran1
2. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan
fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang
berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan
atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot,
dll. Fasilitas nonofisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat
disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau
melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, dan uang.

1
Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 114.

2
3. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi
barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang semuanya dapat mendukung
pelaksanaan tugas.2

B. Tujuan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pada dasarnya administrasi sarana dan prasarana pendidikan memiliki tujuan sebagai
berikut:
1. Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan
bagi warga sekolah atau madrasah.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan pendidikan.
Secara lebih rinci Tim Pakar Manajemen Universitas Negeri Malang mengidentifikasi
beberapa hal mengenai tujuan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:
1) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga sekolah atau
madrasah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana
yang efisien.
2) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah itu harus secara tepat
dan efisien.3
3) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teliti dan
tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan
siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.
Jadi, tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat memberikan
kontribusi yang optimal terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.

C. Prinsip-Prinsip Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Menurut Hunt Pierce prinsip dasar dalam administrasi sarana dan prasarana disekolah
sebagai berikut:
1. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambarkan cita dan
citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan.

2
Ary Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), PT Rineka Cipta,
Jakarta, 2002, hlm.114.
3
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2011, hlm. 253.
3
2. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah
hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu
tim ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat.
3. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah hendaknya
disesuaikan memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter
mereka dan dapat melayani serta menjamin mereka di waktu belajar, bekerja, dan
bermain sesuai dengan bakat mereka.
4. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah serta alat-alatnya
hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari
kepentingan serta keutamaan atau manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru.
5. Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif melatih
para petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat
menyesuaikan diri serta melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsi dan
profesinya.
6. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk mengenal,
baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan tepat fungsi bangunan
dan perlengkapannya.
7. Sebagai penangung jawab harus mampu memelihara dan mengunakan bangunan dan
tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan, keamanan,
kebahagiaan dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan masyarakat. Gedung-
gedung yang dibangun harus diupayakan melalui perencanaan yang matang sehingga
minimal digunakan dalam waktu 25 tahun. Untuk itu gedung harus kuat, awet dan
posisinya tepatsehingga tidak sampai dibongkar kemudian didirikan gedung baru di
tempat yang sama dalam waktu yang relatif cepat, karena cara itu adalah pemborosan.
Sebaiknya gedung itu dibangun bertingkat yang mengandung manfaat di samping
menghemat tanah juga terkesan kokoh. Bentuk gedung pun sebaiknya juga indah dan
memiliki gaya arsitektur yang khas yang menyebabkan orang yang memandang
merasa tertarik.
8. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang
dipercayakan kepadanya, melainkan harus memperhatikan seluruh alat-alat pendidikan
yang dibutuhkan oleh anak didiknya.

4
D. Proses Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Secara kronologis proses operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan meliputi:
1. Perencanaan Pengadaan Barang
Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan tidak gegabah
(sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan yang matang dan baik dilaksanakan
demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.
Freedman dan kawan-kawan (1952) mengatakan, bahwa perencanaan atau rencana
adalah pengetrapan secara sistematik daripada pengetahuan yang tepat guna untuk
mengontrol dan menentukan arah kecenderungan perubahan, menuju kepada tujuan yang
telah ditetapkan.4 Dari definisi tersebut tersirat dua fungsi pokok dari perencanaan, yaitu:
Suatu rencana/perencanaan dapat digunakan untuk mengontrol setiap langkah kegiatan
pembelajaran. Bila terpaksa terjadi hambatan/kendala, maka demi tetap tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan, maka rencana/perencanaan dapat digunakan untuk memberi arah
perubahan seperlunya. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran dapat
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut.5
1) Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau
media dalam penyampaiannya.
2) Apabila kebutuhan yang diajukan ternayata melampaui kemampuan daya beli atau
daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat
yang mendesak pengadaannya.
3) Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada.
4) Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih dapat
dimanfaatkan.
5) Mencari dana (bila belum ada).
6) Menunjuk seseorang (bagian perbekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat.6
2. Prakualifikasi Rekanan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui pembelian sebagai tindak lanjut
pelaksanaan DIK/DIK dilakukan dengan sisitem lelang/tender yang diikuti oleh para
rekanan, untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan seperti
penyalahgunaan, spekulasi, manipulasi serta perbuatan-perbuatan sembrono lainnya.

4
Ary Gunawan, Op.cit, hlm.116.
5
Sri Minarti, Op.cit, hlm. 259.
6
Ary Gunawan, Op.cit, hlm.130.
5
Langkah-langkah kegiatan prakualifikasi perlu ditetapkan demi kelancaran serta
keseragaman bagi seluruh jajaran di lingkungan Depdikbud dengan:
a. Langkah persiapan
1) Membuat pengumuman.
2) Menyampaikan undangan.
3) Menentukan waktu dan tempat pendaftaran.
4) Menyampaikan/membuat daftar isian.
b. Pelaksanaan
1) Pemeriksaan dan penilaian terhadap calon rekanan secara administratif.
a) Akta pendirian
b) Izin usaha
c) Referensi Bank
d) Referensi kerja
e) Keterangan fiskal
f) Pernyataan bersedia menaati ketentuan-ketentuan prakualifikasi
2) Pemeriksaan dan penilaian terhadap calon rekaan secara teknis
a) Adanya tenaga ahli di bidang usaha
b) Adanya peralatan yang memadai untuk mendukung pelaksanaan tugas
c) Adanya rekomendasi dari yang berwajib tentang bonafiditas perusahaannya
d) Mengadakan pemeriksaan setempat
c. Menetapkan dan mengumumkan hasil prakualifikasi, serta memberikan
sertifikat/tanda lulus.
d. Menyampaikan laporan tentang pelaksanaan prakualifikasi kepada Menteri
Depdikbud.7
3. Pengadaan Barang
Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan
barang/jasa/benda bagi keperluan pelaksanaan tugas. Sejalan dengan pembicaraan di
depan maka pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut:
1. Pengadaan tanah
Untuk pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara membeli, menerima hibah,
menerima hak pakai atau tukar.

7
Ibid, hlm. 132.
6
2. Pengadaan bangunan
Untuk pengadaan bangunan ini dapat dilaksanakan dengan membangun/mendirikan
bangunan baru, membeli, menyewa, menerima hibah atau menukar (pada prinsipnya
sama dengan pengadaan tanah).
3. Pengadaan perabot
Cara pengadaan perabot dapat dilaksanakan dengna membeli, membuat sendiri atau
menerima bantuan/sumbangan.
4. Pengadaan Kendaraan/Alat Transportasi
Yang dimaksud dengan kendaraan adalah alat angkut orang atau barang untuk di
darat, di air dan di udara. Khusus untuk sekolah hanya kendaraan darat dan air.
5. Pengadaan Sarana Pendidikan, Alat-alat kantor dan Alat Tulis Kantor (ATK)
Sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga, media dan alat praktikum) dan alat
tulis kantor (kertas, tinta stensil, map, dan sebagainya) dapat diadakan sesuai
ketentuan yang berlaku, yaitu untuk jumlah besar tertentu melalui lelang dengan
tender rekanan.8
4. Penyimpanan
Setelah pengadaan barang terealisasikan, maka kegiatan selanjutnya yang dilakukan
ialah menampung/mewadahi hasil pengadaan barang-barang tersebut demi keamanannya,
baik yang belum maupun yang akan didistribusikan, disebut penyimpanan.
Untuk keperluan penyimpanan barang biasanya digunakan gudang. Untuk
mempersiapkan sebuah gedung perlu diperhatikan beberapa faktor pendukungnya seperti
lokasi, konstruksi, macam/bentuk/jenis dan ketentuan tata letak barang di dalamnya sesuai
jenis dan sifat barangnya.
5. Inventarisasi
Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” yang berarti daftar barang-barang, bahan,
dan sebagainya. Jadi inventarisasi merupakan kegiatan untuk mencatat dan menyusun
daftar barang-barang/bahan yang ada secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.
Inventarisasi ini dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan
pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik negara (atau swasta). Inventarisasi
juga memberikan masukan (input) yang sangat berharga/berguna bagi efektivitas
pengelolaan sarana dan prasarana, seperti perencanaan, analisis kebutuhan, pengadaan,

8
Ibid, hlm.139.
7
penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, rehabilitas dan penghapusan. Secara khusus,
inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut.
1. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang
dimiliki suatu sekolah.
2. Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan maupun untuk
pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
3. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam
bentuk materiil yang dapat dinilai dengan uang.
4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh suatu sekolah.9
6. Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung
jawab dari instansi/pemegang yang satu kepada instasi/pemegang yang lain. Dalam
lingkungan yang sempit seperti di lingkungan sekolah/fakultas, maka kegiatan penyaluran
ini dapat berwujud pendistribusian atau kegiatan membagi/mengeluarkan barang sesuai
kebutuhan guru/dosen/seksi bagian dalam instasi/sekolah/fakultas tersebut untuk
keperluan kegiatan belajar-mengajar serta perkantoran.
7. Pemeliharaan
Agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat berfungsi dan digunakan dengan
lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan/hambatan, maka barang-barang tersebut
perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan adanya unsur-unsur
pengganggu/perusaknya.
Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan menurut ukuran
keadaan barang. Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari.
Tujuan dalam pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan.
2. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran
pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
3. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara
rutin dan teratur.
4. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.10

9
Sri Minarti, Op.cit, hlm. 264.
10
Ibid, hlm. 269.
8
8. Rehabilitas
Rehabilitas merupakan kegiatan untuk memperbaiki barang dari kerusakan dengan
tambal sulam atau penggantian suku cadangnya agar barang tersebut dapat dipergunakan
lagi sehingga mempunyai daya pakai yang lebih lama. Dalam tindak rehabilitasi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Dalam hal rehabilitasi yang bersifat perbaikan, hendaklah diperhatikan agar
ongkos/biaya perbaikan tersebut masih dapat dipertimbangkan antara besarnya
biaya yang dikeluarkan dengan efisiensi penggunaan selanjutnya, sehingga tidak
merupakan suatu pemborosan.
2. Rehabilitasi yang bersifat penambahan atau tambal sulam atau modifikasi selain
harus diseimbangkan dengan biayanya, perlu juga diseimbangkan dengan barang
aslinya, agar setelah rehabilitasi fungsi dan peranannya tidak berubah.
Beberapa contoh tetang pelaksanaan rehabilitas sarana/prasarana pendidikan dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Rehabilitasi Tanah
Jika terjadi kerusakan tanah di mana bangunan pendidikan didirikan, seperti
terjadinya tanah longsor, tanah pecah, tanah turun/anjlok, terjadi genangan air,
kerusakan pagar, dan sebagainya, maka demi keselamatan sekolah (para murid,
personel sekolah dan kelancaran PBM), maka kerusakan-kerusakan tanah tersebut
harus segera diperbaiki/direhabilitasi sesuai kerusakannya.
2. Rehabilitasi Gedung/Bangunan Sekolah
Rehabilitasi gedung/bangunan sekolah dapat dilaksanakan antara lain berdasarkan
pertimbangan bahwa:
a. Bangunan tersebut dalam keadaan cukup beralasan untuk diperbaiki karena sudah
terlalu tua/bobrok, sehingga cukup membahayakan.
b. Bangunan tersebut ternyata kekurangan akomodasi untuk pelaksanaan PBM pada
masa kini atau kurang memadai sehingga perlu diberikan tambahan akomodasi
berupa ruang teori, praktikum, dan sebagainya.
c. Perlu menjadikan sekolah tersebut memenuhi suatu tipe yang ditentukan dengan
memberikan tambahan, perluasan seperlunya.
d. Perlu perluasan fasilitas sekolah yang telah ada, tetapi perlu merobohkan sebagian
bangunan satu lantai untuk dibangun kembali bangunan dua lantai atau lebih,
sehingga memenuhi persyaratan/pedoman tipe tertentu dengan alasan sulitnya
mencari tambahan tanah untuk keperluan ekspansi horizontal.

9
3. Rehabilitasi Perabot
Perabot-perabot sekolah yang rusak dalam penggunaan dan dikhawatirkan dapat
menghambat PBM harus direhabilitasi sehingga dapat dipakai lagi, asal tidak
melebihi harga barang sejenis itu yang baru.
4. Rehabilitasi Sarana Pendidikan
Kerusakan yang terjadi pada sarana pendidikan yaitu alat pelajaran, alat peraga dan
media pendidikan dapat dikatakan relatif kecil sehingga tidak perlu dilakukan
rehabilitasi.11
9. Penghapusan
Proses kegiatan yang bertujuan menghilangkan/mengeluarkan barang-barang milik
negara dari daftar inventaris negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku disebut penghapusan. Penghapusan sebagai salah satu fungsi administrasi sarana
pendidikan, mempunyai arti:
1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya untuk
keperluan pemeliharaan/perbaikan/pengamanan barang-barang yang semakin buruk
kondisinya, barang-barang yang berkelebihan dan/atau tidak dapat dipergunakan
lagi.
2. Meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan inventaris.
3. Membebaskan satuan organisasi dari pengurusan dan pertanggung jawaban barang
yang tidak produktif lagi.
4. Membebaskan ruangan atau pekarangan kantor dari penumpukan barang-barang
yang tidak dipergunakan lagi, sehingga seluruh kantor pada umumnya kelihatan
bersih dan rapi serta sehat.
5. Pelaksanaan Penghapusan, Pelaksanaan penghapusan di tiap instansi dari pusat
sampai daerah pada tiap permulaan tahun anggaran dilakukan oleh “Panitia
Penelitian/Penghapusan Barang Inventaris” dengan Keputusan Unit Utama masing-
masing yang terdiri sekurang-kurangna tiga orang yang masing-masing mewakili
unsur keuangan, perlengkapan dan bidang teknis. Panitia tersebut bertugas untuk
meneliti, menilai barang-barang yang ada dan perlu dihapuskan, membuat berita
acara, melaksanakan penghapusan sampai melelang atau memusnahkan barang-
barang tersebut.

11
Ary Gunawan, Op.cit, hlm. 147.

10
a. Syarat-syarat Penghapusan
Barang-barang inventaris yang dapat dipertimbangkan untuk dihapus memenuhi salah
satu syarat di bawah ini :
1) Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan
lagi.
2) Perbaikan terhadap barang tersebut akan menelan biaya yang besar sekali,
sehingga akan merupakan pemborosan uang negara.
3) Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang lagi dengan besarnya
biaya pemeliharaan.
4) Tidak mutakhir lagi, sehingga tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
5) Hilang akibat susut diluar kekuasaan pengurus barang, misalnya barang kimia.
6) Musnah akibat bencana alam, seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya.
7) Merupkan kelebihan persediaan, sehingga bila makin lama disimpan akan makin
merugi karena rusak.
8) Hilang akibat pencurian/perampokan, diselewengkan dan sebagainya.
9) Hewan/ternak dan tanaman yang mati/cacat.
Catatan : Prinsip yang perlu diperhatikan ialah bahwa penghapusan barang tak boleh
menghambat kelancaran tugas sehari-hari, perlu dipikirkan penggantinya.
b. Jenis-jenis Penghapusan
Dalam pelaksanaan penghapusan dikenal 2 jenis cara penghapusan, yaitu:
1) Menghapus dengan menjual barang-barang melalui Kantor Lelang Negara.
2) Pemusnahan Terhadap barang-barang yang diusulkan untuk dihapus sesuai surat
keputusan untuk/harus dimusnahkan.
c. Landasan Hukum
Dalam penghapusan barang-barang inventaris harus berlandaskan hukum, berwujud
Keputusan Presiden.
d. Pengendalian
Seluruh kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan yang telah dijelaskan,
masing-masing tidak bisa berjalan sendiri-sendiri tanpa terkendali. Pengendalian bukan
merupakan pengaturan yang kaku dan akan sangat membatasi ruang gerak masing-masing
pengelolaan, tetapi agar merupakan koordinasi serta akselerasi (percepatan) bagi seluruh
fungsi administrasi, sehingga pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindari.12

12
Ibid, hlm.149.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses dalam hal ini kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai rencana dan
tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Aktivitas administrasi dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan meliputi;
perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan dan pemeliharaan,
penghapusan, dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan.
Adapun peran administrasi sarana prasarana pendidikan antara lain, terlibat dalam
penyusunan rencana pengadaan alat bantu belajar, terlibat dalam pemanfaatan dan
pemeliharaan alat bantu belajar yang digunakan guru, pengawasan terhadap penggunaan alat
praktek oleh siswa.

B. SARAN
Penulisan makalah yang berjudul “Administrasi Sarana dan Prasarana” ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu besar harapan penulis untuk para pembaca
mengkritisi makalah ini, baik dari segi isi maupun dari segi penulisan makalah.
Selanjutnya, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
dimanfaatkan. Atas kritik dan saran dari pembaca, penulis ucapkan terimakasih.

12

Anda mungkin juga menyukai