Anda di halaman 1dari 11

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Sarana dan Prasarana


Pendidikan

Dosen Pengampu : Siti Zahra Permatasari, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok II

1. Ahmad Pahri 11160182000014

2. Aditya Rizky Ramadhani S 11160182000016

3. Santi Wahyuni 11160182000037

4. Wardatul Aslamiah 11160182000039

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Ciputat, 15 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sarana dan Prasarana Pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting
dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan program pendidikan di
sekolah sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki
sekolah dan oleh optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatannya.

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun
2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana
dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah

1. A
2. B
3. C
4. D

C. Tujuan

1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Standarisasi Sarana dan Prasarana

Kata standardisasi (Handoko, 2011), bukan berasal dari kata standard+ -isasi, tetapi
merupakan sebuah kata dasar hasil serapan dari bahasa asing. Kata standardisasi mempunyai
arti penyesuaian bentuk (ukuran atau kualitas) dengan pedoman atau standar yang telah
ditetapkan (Barnawi dkk, 2012: 86).

Standardisasi sarana dan prasarana sekolah dapat diartikan sebagai suatu penyesuaian
bentuk, baik spesifikasi, kualitas, maupun kuantitas sarana dan prasarana sekolah dengan
kriteria minimum yang telah ditetapkan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
publik serta meningkatkan kinerja penyelenggara sekolah.

Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Depdiknas, 2005: 3).

Lahan merupakan bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah
yang meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan
pertamanan. Lahan yang digunakan untuk kepentingan sekolah harus mendukung kelancaran
proses pendidikan itu sendiri. Lahan harus terhindar dari berbagai potensi bahaya, baik yang
mengancam kesehatan maupun mengancam keselamatan jiwa warga sekolah. Selain itu,
lokasi lahan hendaknya memiliki akses yang memadai untuk penyelamatan dalam keadaan
darurat jika sewaktu-waktu terjadi ancaman bahaya. Lahan harus terhindar dari gangguan
pencemaran air dan udara serta kebisingan.

Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan mengatur dan
menyelenggarakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah,
kualitas, tempat, dan waktu yang dikehendaki (Arum, 2006:47).
B. Standar Lahan Sekolah

Lahan yang digunakan untuk kepentingan sekolah harus mendukung kelancaran


proses pendidikan itu sendiri, seperti di antaranya:1

1. Lahan tiap satuan pendidikan harus memenuhi ketentuan rasio luas lahan terhadap
jumlah siswa.
2. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan
jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.
3. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan
sungai dan jalur kereta api.
4. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut:
1) Pencemaran air, sesuai dengan PP RI No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
2) Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara KLH Nomor 94/MENKLH/1992
tentang Buku Mutu Kebisingan.
5. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam peraturan daerah tentang
rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan
mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari pemerintah daerah setempat.
6. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/ atau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.

C. Standar Bangunan Sekolah

Ada beberapa jumlah persyaratan, sistem dan kegiatan penting terhadap bangunan
sekolah yang perlu diperhatikan, di antaranya:2

1. Bangunan gedung untuk setiap satuan pendidikan memenuhi ketentuan rasio


minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada Lampiran PP No.
24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA.

1
Indrawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta: Deepublish, Juli 2015), hlm
51.
2
Ibid., hlm 52.
2. Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta
didik kuang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga memenuhi
ketentuan luas minimum seperti tercantum pada Lampiran PP No. 24 tahun 2007
tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, mengenai
bangunan gedung sekolah yang harus memenuhi ketentuan tata bangunan, persyaratan
kenyamanan, persyaratan keselamatan, persyaratan kesehatan, dan dilengkapi dengan
sistem keamanan serta pemeliharaan bangunan.3
3. Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari:
1) Koefisien dasar bangunan maksimum 30%.
2) Koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang
ditetapkan dalam peraturan daerah.
3) Jarak bebas bangunan gedung yang meliputi garis sempadan bangunan gedung
dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/ atau jaringan
tegangan tinggi, jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan
jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan dalam peraturan daerah.
4. Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan berikut.
1) Memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta
untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam
lainnya.
2) Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/ atau proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
5. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan berikut.
1) Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai.
2) Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, pembuangan air, kotor dan/atau limbah, kotoran, dan tempat
sampah, serta penyaluran air hujan.
3) Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
6. Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksebilitas yang mudah, aman, dan
nyaman termasuk bagi penyandang cacat.

3
Ibid,. hlm. 52
7. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan berikut.
1) Bangunan gedung mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu
kegiatan pembelajaran.
2) Setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban yang tidak melebihi kondisi
di luar ruangan.
3) Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.4

D. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Standar Sarana dan Prasarana SD/MI5


Prasarana minimum yang harus ada pada suatu SD/MI adalah: ruang kelas,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan),
ruang guru, ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan
tempat bermain/berolahraga. Pada setiap prasarana tersebut harus dilengkapi dengan
sejumlah sarana pendukungnya.
2. Standar Sarana dan Prasaran SMP/MTs6
Prasarana minimum yang harus ada pada suatu SMP/MTs adalag: ruang kelas,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan),
ruang guru, ruang tata usaha, ruang konseling, ruang organisasi kesiswaan, ruang
UKS, ruang sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat
bermain/berolahraga.
3. Standar Sarana dan Prasarana SMA/MA7
Prasarana minimum yang harus ada pada suatu SMA/MA adalah 18
ruang/tempat, yaitu: ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi,
ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer,
ruang laboratorium bahasa, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan), ruang guru, ruang
tata usaha, ruang konseling, ruang organisasi kesiswaan, ruang UKS, ruang sirkulasi,
tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat bermain/olahraga.

4
Ibid., hlm. 53.
5
Matin, Nurhattati. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. (Jakarta: Rajawali
Pers, 2016). Hlm. 141-142.
6
Ibid., hlm. 158.
7
Ibid., hlm. 180.
E. Peraturan Mendiknas tentang Standar Sarana dan Prasarana

1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007


tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008
tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008
tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Luar Biasa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Indrawan. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Deepublish,


Juli 2015.

Matin, Nurhattati. Manajemen Sarana dan Prasarana: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Pers, 2016.

Anda mungkin juga menyukai