Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

MK. ADMINISTRASI SARANA DAN


PRASARANA
PRODI S1
PEND.ADM.PERKANTORAN-FE

Skor Nilai :

PENYALURAN SARANA DAN


PRASARANA PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Rotua Sahat Pardamean Simanullang, S.Pd., M.Si


D

OLEH :

KELOMPOK 4

Mia Aprilia (7182144008)

Naomy Oktavia Siahaan (7181144001)

Nur Halimah Batubara (7181144003)

Piccer Simanjuntak (7183144027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

September 2020
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa memberkati kami dalam menyelesaikan tugas makalah “Pengendalian Penyaluran
Pendidikan” , adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Administrasi
Sarana dan Prasarana Pendidikan. Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya
tetapi mungkin masih ada banyak kekurangan dalam makalah kami ini untuk mencapai
kata kesempurnaan. Kami selaku penulis menerima berbagai kritik yang bersifat
membangun baik dari teman-teman sekalian dan terutama dosen pengampu dalam mata
kuliah Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan agar makalah kami ini menjadi lebih
baik lagi.

Kami juga berterimakasih kepada Ibu Rotua Sahat Pardamean Simanullang,


S.Pd.,M.Si. sebagai dosen pengampu pada mata kuliah ini yang telah mengajari dan
membimbing kami dan teman-teman yang lain agar dapat memahami mata kuliah ini.

Selanjutnya, kami berharap semoga makalah kami ini memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga makalah kami ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Dan sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat banyak
kesalahan baik dari segi kata atau kalimatnya maupun dari segi penyusunannya semoga
teman-teman dan dosen pengampu pada mata kuliah ini dapat memakluminya.

Tarutung, 18 September 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Konsep Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan.....................................................................2
B. Proses Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan.......................................................................2
C. Jalur Pengiriman Sarana dan Prasarana Pendidikan.........................................................................3
D. Pengendalian Penyaluran Sarana dan Prasaran Pendidikan.............................................................6
BAB III........................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
A. Simpulan..........................................................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar akan semakin sukses bila
ditunjang dengan sarana prasarana pendidikan yang memadai, sehingga pemerintah pun selalu
berupaya untuk secara terus menerus melengkapi sarana prasarana pendidikan bagi seluruh
jenjang dan tingkat pendidikan.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, misalnya ruang kelas, gedung, meja,
kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud prasarana adalah fasilitas
yang secara tidak langsung menunjang jalannya  proses pendidikan, khususnya belajar mengajar
tetapi juga dapat dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar..
Walaupun antara sarana dan prasarana mempunyai sedikit perbedaan, namun sarana dan
prasarana ini sama-sama digunakan untuk tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan yaitu untuk
menyalurkan pengetahuan dan pendidik kepada peserta didik agar dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga proses belajar mengajar terjadi.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang penyaluran sarana dan prasarana.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyaluran sarana dan prasarana pendidikan?
2. Bagaimana proses penyaluran sarana dan prasarana pendidikan?
3. Seperti apa jalur pengiriman sarana dan prasarana pendidikan?
4. Bagaimana pengendalian dari penyaluran sarana dan prasarana pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep penyaluran sarana dan prasarana
pendidikan
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana proses penyaluran sarana dan prasarana
pendidikan
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana jalur pengiriman sarana dan prasarna
pendidikan
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengendalian penyaluran sarana dan
prasarana pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan, khususnya buku baik buku pelajaran maupun buku bacaan atau buku
perpustakaan adalah salah satu sarana pendidikan yang sangat penting untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah dari dahulu hingga kini telah
banyak mengadakan penerbitan, pembelian, dan sekaligus penyaluran buku-buku, baik buku
pelajaran maupun buku perpustakaan, terutama buku-buku untuk SD/MI, SMP/MTs,
SMU/SMK/MA. Program pengadaan buku tersebut mencakup kegiatan pengadaan naskah,
pencetakan dan penyalurannya sampai ke sekolah-sekolah pengguna buku tersebut. Dengan
tanpa mengurangi arti dan peranan pengadaan naskah dan pencetakan buku, penyaluran
merupakan kegiatan yang amat menentukan, karena sampai tidaknya buku tersebut ke sekolah
sasaran sangat bergantung kepada berhasil tidaknya kegiatan penyaluran.
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan sarana, prasarana dan
tanggung jawab pengelolaannya dari instansi yang satu kepada instansi yang lain. Dalam batasan
ini ada dua pihak yang terlibat yaitu : pertama, pihak sumber yakni dari mana sarana dan
prasarana berasal dan disalurkan. Kedua, pihak penerima yaitu kepada siapa pengiriman sarana
dan prasarana ditujukan. Disamping kedua pihak tersebut kadang-kadang masih ada pihak ketiga
yaitu, yang berperan sebagai penyalur atau ekspeditur yang juga berperan sebagai pihak
penerima, dan ada kalanya atas namanya sendiri. (lisda, 2019)

B. Proses Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan


Penyaluran adalah kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung jawab
dari instansi/pemegang yang satu kepada instansi lain. Penyaluran sarana dan prasarana
pendidikan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Penyusunan alokasi
Agar pembagian/pendistribusian barang merata dan seimbang dengan kebutuhan
pemakaiannya masing-masing, maka perlu disusun alokasi kuantitas dan frekuensi
pendistribusiannya.
2. Pengiriman barang
Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang perlu diketahui cara pengiriman,
pengemasan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran.
3. Penyerahan barang

Dalam penyerahan barang sebaiknya tidak dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan
barang, surat pengantar, faktur, tanda terima penyerahan barang, biaya pengiriman, dll.

2
Penyusunan alokasi dan penyerahan merupakan tanggung jawab pihak sumber atau yang
berkepentingan sedangkan pengiriman merupakan tanggung jawab penyalur atau pihak ketiga.

Namun jika dilihat dari perspektif manajemen, maka penyaluran terbagi atas tiga kegiatan
yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan Penyaluran.
Pekerjaan perencanaan penyaluran meliputi penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS) yang memuat persyaratan umum, persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan lain-
lain. Dalam persyaratan teknis itulah sistem alokasi, nama dan jumlah sarana, termasuk tata cara
penerimaan dicantumkan. Jika penyalur bertanggung jawab atas pengemasan, maka tata cara
pengemasan harus pula dicantumkan.

2. Pelaksanaan Penyaluran

Pekerjaan pelaksanaan penyaluran (pengiriman) mulai dilakukan apabila pihak ketiga


telah dilibatkan, misalnya setelah pemasangan pengumuman tentang akan adanya pelelangan
atau setelah penunjukan. Pada tahap ini yang menjadi tanggung jawab pihak pertama adalah
menemukan pelaksanaan penyaluran (ekspeditur) yang dapat bekerja dengan baik.

3. Pengawasan Penyaluran

Pekerjaan pengawasan penyaluran dilaksanakan sejak awal perencanaan penyaluran


mulai dari penyusunan alokasi sampai serah terima sarana yaitu penyusunan alokasi itu sendiri,
alamat penerima, jumlah sarana yang akan dikirim, jadwal pengiriman, pengemasan, pemuatan,
pengangkutan, pembongkaran, penerimaan, dan pelaporan. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan
itu dengan baik, para petugas harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyaluran baik
konsep, teori maupun praktiknya.

C. Jalur Pengiriman Sarana dan Prasarana Pendidikan


Dilingkungan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan terdapat banyak proyek
pengadaan sarana dan prasarana dan sekaligus penyalurannya seperti Proyek Pembinaan Moral
Pancasila (PPMP), Proyek Buku Terpadu (PBT), Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar (PPPD),
dan lain sebagainya. Sasaran penyebaran sarana dan prasarana tersebut adalah semua lembaga
pendidikan negeri dan swasta diseluruh plososk tanah air, baik yang terdapat di kota-kota
maupun diwilayah pedesaan terpencil. (Dr. Matin, M. Pd. dan Dr. Nurhattati Fuad, 2018)
Kebijakan penyaluran yang meliputi perencanaan dan distribusi terjadi variasi antara satu proyek
dengan proyek lainnya. Efektivitas dan evisiensi pelaksanaannya juga beda-beda. Penyaluran

3
sarana dinyatakan efektif apabila sarana yang diadakan sampai pada si pemakai dengan keadaan
utuh. Benar jumlahnya, tepat waktunya, dan wajar biayanya.

Pada dasarnya ada dua sistem pendistribusian barang yang dapat di tempuh oleh
pengelola perlengkapan sekolah, yaitu sistem langsung dan sistem tidak langsung..

1. Sistem secara langsung

Dengan menggunakan sistem pendistribusian langsung, berarti barang-barang


yang sudah di terima dan di inventarisasikan langsung di salurkan pada bagian-bagian
yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan terlebih dahulu.

2. Sistem secara tidak langsung

Sistem pendistribusian tidak langsung berarti barang-barang yang sudah di terima


dan sudah di inventarisasikan tidak secara langsung di salurkan, melainkan harus di
simpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan dengan teratur. Hal ini biasanya di
gunakan apabila barang-barang yang lalu ternyata masih tersisa.

Namun seandainya digunakan sistem pendistribusian tidak langung maka barang-barang


yang perlu disimpan di gudang perlu mendapatkan pengawasan yang efektif. Dalam rangka
mempermudah pengawasannya perlu dibuatkan kartu Stok Barang. Kartu Stok Barang tersebut
adapt dibuat dari kertas manila yang bewarna dengan ukuran 20 cm (panjang) dan 14 cm (lebar).
Setelah dibuat, kartu tersebut sebaiknya diletakkan dekat dengan barang.

Untuk dapat dikatakan berjalan secara efektif, dalam penddistribusian harus memenuhi
beberapa asas pendistribusian. Ada beberapa asas pendistribusian yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Asas ketepatan
Asas ketepatan meliputi : Ketepatan barang yang disampaikan (baik jumlah maupun jenis
barang), Ketepatan Sasaran penyampaiannya, dan Ketepatan kondisi barang yang
disalurkan.
2. Asas kecepatan
Asas kecepatan memperhatikan besarnya waktu/jarak yang ditempuh dalam proses
pendistribusian barang.
3. Asas keamanan
Asas keamanan memperhatikan keamanan kondisi barang dalam proses pendistribusian.
4. Asas ekonomi
Asas yang memperkirakan ketepatan dalam pendistribusian barang sesuai dengan
kebutuhan.

4
Table 1.1 Alternatif Jalur Pengirimiman Sarana Pendidikan dari Pusat ke Pemakai

Dari pola jalur pengiriman diatas kelihatan bahwa terdapat bermacam-macam cara yang
diterapkan oleh proyek dalam rangka penyaluran sarana. Suatu proyek dapat menerapkan
beberapa pola penyaluran, misalnya PPMP dan PBT ketika menyalurkan buku pelajaran untuk
SMP/SMA, jalur yang diambil biasnaya dengan pengiriman langsung, artinya ekspeditur
menyerahkan sraana tersebut secara langsung ke sekolah yang bersangkutan tanpa singgah
diterminal lainnya. Namun untuk pengiriman sarana ke sekolah dasar (SD) maka PPMP dan
PBT, dan PPPD menyalurkannya melalui beberapa terminal seperti terlihat dalam table.

Penerapan sistem penyaluran untuk setiap daerah mungkin juga berbeda-beda terutama
untuk sekolah-sekolah yang ada di pulau jawa dengan sekolah-sekolah yang ada di luar puulau
jawa. Buku-buku daroi proyek pembinaan pendidikan dasar (PPPD) untuk wilayah di pulau jawa
munkin disalurkan melalui kandepdikbud kecamatan atau kasu pendidikan dasar atau UPTD, dan
baru ke pemakai. Sementara untuk di daerah luar pulau jawa, buku-buku tersebut mungkin
dikirim melalui kandepdikbud kab/kota atau dinas pendidikan kabupaten atau kota terlebih
dahulu, kemudian ke kecamatan, setelah itu baru ke sekolah. Proyek pengadaan buku untuk
sekolah kejuruan biasanya mengirimkan buku-bukunya langsung ke sekolah. Buku-buku dari
PPMP dan PBT (sebagai stok nasional) dikirimkan melalui kanwil/dinas pendidikan provinsi dan
sekaligus mengatur penyalurannya ke sekolah-sekolah yang membutuhkan. Begitu pula buku-
buku paket A untuk pendidikan non formal juga disalurkan melalui kanwil/dinas pendidikan
provinsi sebelum sampai kepada pemakai.

Diantara proyek-proyek yang ada, ada yang memeberikan proyek penyaluran sarana di
daerah, walaupun belum memadai. Dalam praktiknya, biaya tersebut pada umumnay tidak
memenuhi sasaran. Dalam hal serah terima sarana ada pula terjadi beberapa penyimpangan,
kadang-kadang petugas ekspeditur menyerahkan sarana di luar jam kerja, sore hari maupun
malam hari sehingga sulit di lakukan pemeriksaan yang semestinya. Kadang-kadang ekspeditur
yang seharusnya bertugas menyampaikan sarana langsung ke sekolah-sekolah atau ke kecamatan

5
(buku-buku SD), tetapi yang bersangkutan menitipkan saran tersebut dikandepdikbud
kabupaten/kota atau dinas pendidikan kabupaten/kota sehingga aparat pada kantor tersebut
bertindak sebagai “sub kontraktor” untuk penyaluran buku ke sekolah. Jika hal ini terjadi dalam
praktiknya maka kepala sekolah yang bersangkutan di panggil untuk mengambil srana, dan biaya
pengangkutan sarana biasanya di tanggung oleh sekolah.

Satu hal yang juga biasa terjadi adalah bahwa jumlah sarana yang terdapat dalam
kemasan tidak sesuai dengan jumlah yang ada pada dokumen. Biasanya jumlahnya kurang.
Kekelirua ini mungkin saja terjadi pada pengemasan pertama dipercetakan, atau pengemasan
oleh ekspeditur, atau waktu repacking di daerah. Kondisi geografis dan iklkim merupakan
tantangan yang besar dalam penyebaran sarana sehingga sarana yang dijadwalkan tidak sampai
pada waktunya. Masih banyak hla-hal yang menyebabkan tidak sampainya sarana kepada si
pemakai dalam jumlah yang benar, keadaan yang utuh, alamat yang tepat, dan waktu yang tepat.
Sebagian sarana tersebut menumpuk digudang menunggu iklim yang cocok, biaya yang cuckup,
dan saran pengangkutan yang tersedia, terutama untuk daerah-daerah yang terpencil.

D. Pengendalian Penyaluran Sarana dan Prasaran Pendidikan


a. Pengertian Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengendalian merupakan pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh


atasan atau pimpinan dalam organisasi terhadap komponen organisasi dan sumber-sumber yang
ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumya, secara terus menerus dan
berkesinambungan agar semua dapat berfungsi secara maksimal sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai secara efektif dan efisien. E. Mulyasa dalam (Tugas Mahasiswa: PENGENDALIAN
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN, no date)

Sarana pendidikan adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik
yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan
lancar, teratur dan efesien. Mustari dalam (Trisnawati, Cut Zahri Harun, 2019). Sedangkan
prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya suatu
proses pendidikan atau pengajaran disuatu lembaga pendidikan, seperti gedung, ruang kelas,
halaman, kebun sekolah, jalan menuju sekolah, dan sebagainya. (Sinta, 2019)

Jadi, pengendalian sarana dan prasarana pendidikan adalah merupakan suatu kegiatan
untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Sinta, 2019).

b. Tujuan Pengendalian Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan

Suharsimi Arikunto dalam (Sinta, 2019) mengemukakan tujuan daripada pengelolaan


sarana dan prasarana sekolah ini adalah untuk memberikan layanan secara profesional berkaitan
dengan sarana dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara
efektif dan efisien. Adapun tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:

6
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui system
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki
sarana dan prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang
efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga
keadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil
sekolah.

c. Prinsip-Prinsip Pengendalian Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sulistiyorini dalam (Sinta, 2019) menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam proses


pengendalian penyaluran sarana dan prasarana pendidikan adalah :

1. Prinsip percapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dalam
kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka
pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah.
2. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
dilakukan melalui perncanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan
prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah.
3. Prinsip administrative, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis
yang di berlakukan oleh pihak yang berwenang.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab,
apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya
deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah.
5. Prisip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak

d. Proses Pengendalian Penyaluran Sarana Prasarana Pendidikan


1. Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana

Untuk proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sekolah harus
melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, waktu maupun
tempat dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Bandono dalam
(Trisnawati, Cut Zahri Harun, 2019).

2. Pengadaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Pengadaan kebutuhan memiliki aturan dalam dana BOS dan diajukan dalam waktu setiap
triwulan, dengan cara membeli, menyewa dan menerima hibah dari pihak lain, kesepakatan dari

7
semua guru dan siswa-siswa dalam memperlancar proses belajar mengajar. Kebutuhan sarana
dan prasarana direncanakan terlebih dahulu, terlebih kepada kepala sekolah harus membuat
kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik dalam waktu jangka panjang, menengah
dan jangka pendek. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan sekolah untuk
memenuhi kebutuhan yang disesuaikan dengan perkembangan pendidikan di setiap tahunnya,
disusun terlebih dahulu oleh pihak perancangan sarana dan prasarana yang sudah di SKkan oleh
kepala sekolah sehingga kegiatan proses penyusunan kebutuhan pengadaan dapat berjalan sesuai
dengan mekanisme yang baik. Niswanto dalam (Trisnawati, Cut Zahri Harun, 2019). Pengadaan
sarana dan prasarana di sesuaikan dengan prioritas kebutuhan yang diperlukan dan juga sesuai
dengan alokasi dana/biaya yang sudah tersedia di sekolah. Sehingga mulai dari perbaikan alat-
alat yang rusak, renovasi gedung, pengadaan buku-buku untuk dana/biayanya sudah
teralokasikan pada dana BOS.

3. Pemanfaatan Sarana Prasarana

Dalam pemanfaatan untuk proses belajar mengajar, sudah disimpan dengan teratur dan
dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati oleh sekolah. Pihak
sekolah sudah menjaga semua sarana dan prasarana dengan baik. Meskipun ada
kerusakankerusakan dikarenakan banyak barangbarang yang sudah tidak dapat dipakai lagi,
sifatnya haus dan memang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi karena barangnya sudah tua
sehingga kalau dipakai akan tidak efektif lagi dan menimbulkan cidera, selain itu juga ada faktor
lain dari luar yang dilakukan masyarakat sekitar terhadap ketidaksenangan oleh sekolah sehingga
banyak barang-barang yang apabila di letakkan diluar ruang akan dan diluar sekolah makan akan
sengaja dirusak atau diambil untuk kepentingan sendiri. Sehingga pihak sekolah biasanya sehabis
pulang sekolah langsung menyimpan barang-barang tersebut ke kelas, dan ke dalam ruang-ruang
yang ada di sekolah. Dengan pemakaian perlengkapan pendidikan harus memperhatikan 2 (dua)
prinsip yaitu prinsip efektifitas dan prinsip efesiensi yang berarti bahwa semua pemakaian sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah harus digunakan semata-mata dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah. Darmastuti dan Karwanto dalam (Trisnawati, Cut Zahri
Harun, 2019).

4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pemeliharaan diantaranya mengoptimalkan usia pakai peralatan, menjamin kesiapan


operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang
optimal. Pemeliharaan sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan alokasi perawatanperawatan
terhadap barang, melindungi terhadap barang-barang yang penting, memperbaiki, servis,
mendata semua inventaris, menyimpan dan digudangkan dengan baik, sehingga dalam
pengawasan sarana dan prasarana yang diterapkan oleh sekolah dapat meminimalisir keluarnya
biaya agar proses pembelajaran berjalan lancar dan baik tanpa ada hambatan. Pemeliharaan
dilakukan secara terus menerus untuk menjaga agar barang milik sekolah selalu dalam keadaan
baik dan siap untuk digunakan, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan memiliki peranan

8
yang sangat penting karena dengan adanya pemeliharaan yang baik maka penyelenggaraan akan
berjalan baik pula. Megasari dalam (Trisnawati, Cut Zahri Harun, 2019).

5. Penghapusan Sarana Prasarana

Penghapusan diawali dengan membuat laporan ke Dinas Pendidikan supaya dapat


dihapus dari daftar inventarisasi sekolah. Sebelum membuat laporan pihak sekolah terlebih
dahulu mendata kembali sarana dan prasarana yang ada disekolah, sehingga akan diketahui
barang apa saja yang masih layak pakai dan masih bisa dimanfaatkan dan barang mana yang
tidak bisa dipakai atau dimanfaatkan kembali. Sehingga laporan yang dibuat jelas, agar pihak
Dinas terkaitpun dapat menyegerakan laporan yang masuk untuk di proses. Setelah adanya data
yang terkumpul maka pihak sekolah membuat berita acara penghapusan dan barulah
penghapusan akan dilakukan oleh tim disetujui dari pihak Dinas terkait dan pihak sekolah yang
ditunjuk yang sudah disetujui oleh kepala sekolah. (Trisnawati, Cut Zahri Harun, 2019)

Prastyawan dalam (Trisnawati, Cut Zahri Harun, 2019) menyampaikan bahwa “Untuk
penghapusan sarana dan prasarana dalam penelitian menerangkan bahwa ada halhal yang perlu
diperhatikan meliputi:

a. dalam keadaan sudah tua atau rusak berat dan tidak dapat diperbaiki lagi,
b. dikhawatirkan dengan perbaikan akan menelan biaya besar dan pemborosan,
c. secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaaan,
d. ada barang yang dicuri, terbakar, musnah karena bencana alam,
e. tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini, dan
f. terjadinya penyusutan diluar kemampuan pemeliharaan pengurus barang.”

9
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan sarana, prasarana dan
tanggung jawab pengelolaannya dari instansi yang satu kepada instansi yang lain. Dalam batasan
ini ada dua pihak yang terlibat yaitu : pertama, pihak sumber yakni dari mana sarana dan
prasarana berasal dan disalurkan. Kedua, pihak penerima yaitu kepada siapa pengiriman sarana
dan prasarana ditujukan. Disamping kedua pihak tersebut kadang-kadang masih ada pihak ketiga
yaitu, yang berperan sebagai penyalur atau ekspeditur yang juga berperan sebagai pihak
penerima, dan ada kalanya atas namanya sendiri.

Penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab


penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Langkah-
langkah penyaluran/pendistribusian sarana dan prasarana :

1. Penyusunan alokasi
2. Pengiriman barang
3. Penyerahan barang

Sedangkan sistem penyaluran/pendistribusian yaitu :

1. Secara langsung
2. Secara tidak langsung

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan sebagai mahasiswa yang berhubungan dengan bidang
pendidikan adalah bahwa sudah seharusnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada di
Indonesia itu terpenuhi secara merata, bukan hanya di kota-kota besar saja. Tetapi juga seluruh
daerah itu harus dapat merasakan bagaimana sarana dan prasarana pendidikan yang baik. Selain
itu kami juga menyarankan agar kegiatan pengendalian disetiap institusi menggunakan alternatif
yang tepat, agar sarana dan prasarana pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diinginkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Matin, M. Pd. dan Dr. Nurhattati Fuad, M. P. (2018) MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN. 3rd edn. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

lisda, K. (2019) ‘Administrasi sarana dan prasarana’, pp. 1–4. doi: 10.31227/osf.io/f9bej.
Sinta, I. M. (2019) ‘Manajemen Sarana Dan Prasarana’, Jurnal Isema : Islamic Educational Management,
4(1), pp. 77–92. doi: 10.15575/isema.v4i1.5645.

Trisnawati, Cut Zahri Harun, N. U. (2019) ‘Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Lamteubee Aceh Besar’, Jurnal Adminstrasi
Pendidikan, 7, pp. 62–69.

Tugas Mahasiswa: PENGENDALIAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN (no date). Available
at: https://andinurulikhsana12.blogspot.com/2017/12/manajemen-sarana-dan-prasarana.html (Accessed:
19 September 2020).

11

Anda mungkin juga menyukai