Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Smp Plus Azzahro’

Fainta Shofiyati (2003036022)


Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
UIN Walisongo Semarang

Abstract
Pengelolaan sarana dan prasarana adalah salah satu hal yang penting dilakukan bagi
sebuah lembaga pendidikan. Melalui sarana dan prasarana, suatu lembaga pendidikan secara
tidak langsung dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas belajar bagi peseta didik. Seperti
halnya jika kita lihat dari fungsinya, sarana prasarana dapat berpengaruh pada proses belajar
sehingga dapat berjalan dengan lancar dan berhasil sesuai yang diharapkan yaitu dapat
meningkatkan prestasi siswa. Meski tidak semua kelengkapan sarana prasarana dapat
meningkatkan prestasi siswa namun dengan sarana dan prasarana yang memadai bukan tidak
mungkin jika sebuah lembaga pendidikan akan mendapat dampak positif dari kelengkapan
sarana dan prasarana yang ada sehingga terciptalah pembelajaran yang maksimal karena
segala fasilitas sudah tersedia dan sudah ditunjang oleh pihak lembaga pendidikan. Hasil dari
riset ini nantinya akan dapat membantu pihak sekolah untuk memperbaiki atau mengelola
sarana dan prasarana yang sudah ada.

Kata Kunci : Manajemen Sarana dan Prasarana

PENDAHULUAN

Secara tidak langsung, sarana dan prasarana sekolah yang ada itu menjadi bagian
terpenting yang perlu tetap ada. Kualitas sekolah juga dapat dilihat dari kecukupan infrastruktur
dimiliki karena infrastruktur yang ada sangat mendukung Proses pembelajaran, baik akademik
maupun non akademik. Oleh karena itu perlu upaya yang dilakukan untuk memperoleh sarana
dan prasarana yang sesuai untuk kegiatan berlangsung Pembelajaran berjalan dengan baik dan
memberikan hasil yang maksimal.
Pentingnya sarana dan prasarana untuk menunjang proses pendidikan, diatur oleh
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
“Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta
didik” (Undang-Undang RI Tahun 2003). Juga Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII pasal 42 ayat 1 dan 2 :

- Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi : perabot, peralatan pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

- Dari setiap satuan pendidikan meliputi : lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang guru, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, kantin, tempat berolah raga dan tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berekreasi, dan ruang tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pemmbelajaran yang teratur dan berkelanjutan.(PP RI Tahun 2005)

Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang perlu dan
sangat penting dikelola dengan baik serta merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
manajemen pendidikan. Seperti gedung, tanah, perlengkapan administrasi sampai pada sarana
yang digunakan langsung dalam proses belajar mengajar di kelas.(Megasari, 2014)

Didalam Standar Nasional Pendidikan yang berisi tentang 8 standar yang harus dipenuhi
sebuah lembaga pendidikan, antara lain: 1. Standar Isi: ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2. Standar Proses: standar pelaksanaan
pembelajaran pada suatu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 3.
Standar Kompetensi Lulusan: kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. 4. Standar Tenaga Kependidikan: kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. 5. Standar Sarana dan
Prasarana: kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, dan
sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 6. Standar Pengelolaan: standar yang mengatur
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan. 7. Standar Pembiayaan: standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. 8. Standar Penilaian: standar yang
mengatur mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian prestasi belajar peserta didik.
(Nasyirwan, 2015)

Manajemen adalah strategi pemanfaatan tenaga dan pikiran orang lain untuk
melaksanakan suatu aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Dalam manajemen terdapat ternik-teknik yang kaya dengan estetika kepemimpinan
selama mengarahkan, memengaruhi mengawasi, dan mengorganisasikan semua komponen yang
saling menunjang untuk tercapainya tujuan.(Sulfemi, 2019) Manajemen adalah proses bekerja
sama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi
adalah sebagai aktivitas majerial.(Fauzi & Afriansyah, 2019)

Sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar,
teratur, efektif dan efisien. Prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan, seperti: halaman, kebun atau taman sekolah, jalan menuju ke
sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.

Sarana dan prasarana merupakan suatu alat atau bagian yang memiliki peran sangat
penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu proses, termasuk juga dalam lingkup pendidikan.
Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang mutlak dipenuhi untuk memberikan kemudahan
dalam menyelenggarakan suatu kegiatan walaupun belum bisa memenuhi sarana dan prasarana
dengan semestinya.

Manajemen sarana dan prasarana adalah sebuah proses untuk mengelola,


mengorganisasikan sebuah sarana dan prasarana secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk
mencapai tujuan sekolah/organisasi. Pengelolaan sarana dan prasarana dilakukan oleh kepala
sekolah dengan kewenangannya sebagai manajer sekolah melalaui komando-komando atau
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dengan mengarahkan para anggot untuk
melaksanakan tugas sesuai yang disepakati agar dapat mencapai tujuan yang telah dtentukan.
SMP Plus Azzahro’ merupakan lembaga pendidikan formal yang berbasis pondok peesantren,
sekolah ini terletak di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

Dari penjabaran tentang standard nasional pendidikan tadi dan manajemen sarana dan
prasarana, penulis ingin menyampaikan bahwa pengambilan judul tersebut dan obyek yang
diambil tak lain untuk mengetahui apakah selama ini manajemen lembaga sekolah sudah berjalan
dengan baik atau masih memiliki beberapa kendala. Selain itu hasil dari riset ini nantinya akan
cukup membantu pihak sekolah untuk memperbaiki atau mengelola sarana dan prasarana yang
sudah ada.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Plus Azzahro’ ?

2. Kendala apa saja yang dihadapi Sekolah dalam Manajemen Sarana dan Prasarana ?

PEMBAHASAN

Suksesnya pembelajaran di sekolah berdasarkan penggunaan atau pemanfaatan lembaga


dan prasarana pendidikan; sekolah secara efektif dan efisien. Institusi pendidikan dan
infrastruktur Dikelola untuk kelancaran proses belajar di sekolah. Manajemen fasilitas, dll.
Infrastruktur pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting Karena keberadaan lembaga
pendidikan dan infrastruktur sangat mendukung. Mengelola lembaga pendidikan dan
infrastruktur adalah suatu kegiatan menciptakan dan memelihara kondisi optimal untuk
terjadinya proses pembelajaran. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, Kegiatan
teknis, belajar dan mengajar membutuhkan upaya manajemen Institusi pendidikan dan
infrastruktur. sebagai indikator keberhasilan atau kegagalan Proses pencapaian tujuan
pendidikan. sangat terpengaruh oleh Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
proses pendidikan sekolah menurut Drs.Daryanto dan Drs. Mohammad Farid, MT (2013:106).
Contoh dari sarana pendidikan adalah spidol, kertas, kursi, meja, komputer dan lain-lain.
Sedangkan contoh dari prasarana pendidikan seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang
labor, WC, kantin sekolah, ruang UKS, lapangan sekolah dan lain sebagainya.

Proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga pendidikan seperti


sekolah sama semua tahapannya. Begitu juga di SMP Plus Azzahro’ pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikannya dimulai dari proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, penyimpanan, penyaluran ,pemeliharaan, dan
rehabilitas.

1. Perencanaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Perencanaan sarana dan prasarana sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan
peralatan, dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan oleh sekolah. Perencanaan
pengadaan barang bergerak dan tidak bergerak sekolah, harus memenuhi beberapa syarat agar
setelah pengadaan barang dapat digunakan secara efektif dan efisien serta berkontribusi bagi
pencapaian tujuan pendidikan sekolah. (Ananda, Rusydi. Banurea, 2017)

Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMP Plus Azzahro’ ini
terlihat adanya perencanaan pengadaan bangku atau meja belajar siswa, perencanaan untuk
membeli buku pelajaran yang baru bagi siswa, perencanaan perluasan ruangan-ruangan yang ada
di sekolah, dan perencanaan membeli peralatan habis pakai seperti absen, spidol, bolpoin,
stopmap dan alat-alat kebersihan.

Dari segi perencanaan di sekolah ini telah berjalan lancar. Karena apa-apa saja sarana dan
prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh siswa dan guru untuk menunjang proses belajar
mengajar telah direncanakan jauh-jauh hari dan telah disepakati secara bersama-sama oleh
kepala sekolah, wakil sarana prasarana, karyawan tata usaha yang mengatur mengenai sarana dan
prasarana serta guru-guru yang disampaikan dalam rapat bersama. Semua kebutuhan yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar telah telah dibicarakan secara bersama-sama oleh
pihak sekolah.
Dalam institusi pendidikan sekolah masing-masing perencanaan dan analisis kebutuhan
tersebut disiapkan oleh bagian Perencanaan. Semua yang dibutuhkan disusun menjadi Daftar
Usulan yang dimasukkan dalam Daftar Usulan kegiatan yang kemudian diajukan ke Yayasan.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sekolah dalam rangka pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus melalui proses
perencanaan yang cermat, karena begitu banyak cara yang bisa dilakukan dalam pengadaannya
dan harus diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua pengeluaran uang yang berkenaan
dengan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak, baik kepada pemerintah,
yayasan Pembina, maupun masyarakat. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 3 menyatakan pengadaan
barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip: a) Efisien, b) Efektif, c) Terbuka dan bersaing, d)
Transparan, e) Adil/Tidak Diskriminatif dan f) Akuntabel. (Ananda, Rusydi. Banurea, 2017)

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara membeli,
menyewa, dan menerima hibah dari pihak lain. Di SMP Plus Azzahro’ mengenai pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan dilakukan oleh pihak sekolah. Misalnya mengenai pengadaan
perabotan sekolah seperti meja dan kursi pengadaannya dilakukan dengan membeli kepada
perusahaan yang membuat kursi dan meja. Kalau pengadaan alat peraga, media dan alat-alat
pratikum serta alat-alat kantor dengan jumlah yang besar diadakan melalui tender dengan pihak
lain. Sedangkan kekurangan alat tulis kantor dengan jumlah yang sedikit dapat dibeli melalui
took alat tulis. Sedangkan pengadaan buku-buku paket sekolah dapat diadakan dengan membeli
sendiri dan menerima bantuan dari Pemerintah. Kadang kala ada peralatan sekolah yang
dibutuhkan oleh guru maka guru mengajukannya kepada wakil kepala bagian sarana dan
prasarana. Kalau sekolah tidak menanggapi keperluan barang tersebut kadang kala guru meminta
siswa-siswa untuk secara bersama-sama membuat alat penunjang dengan sekreatif mungkin
tersebut seperti taplak meje, serbet tangan dan hiasan-hiasan yang ada di dalam ruang belajar.
Hal ini dilakukan selain dapat membntu kebutuhan sekolah namun juga dapat melatih kreativitas
dan keterampilan peserta didik.

3. penyaluran dan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan


Penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab
penyimpanan kepaa unit-unit atau orangorang yang membutuhkan barang itu. Penyaluran dalam
prosesnya, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: (1) ketepatan barang yang disampaikan,
baik jumlah maupun jenisnya; (2) ketepatan sasaran penyampaiannya; dan (3) ketepatan kondisi
barang yang disalurkan. Sekolah dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya ditempuh
oleh bagian penanggung jawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (1) penyusunan alokasi
barang; (2) pengiriman barang; dan (3) penyerahan barang.

Setelah pengadaan sarana prasarana pendidikan langkah selanjutnya yakni penyimpanan


sarana prasarana tersebut. Untuk menjaga keamanan sarana prasarana yang telah dibeli maka
perlu disimpan dengan baik. Kegiatan penyimpanan meliputi kegiatan menerima barang,
menyimpan barang dan mengeluarkan atau mendistribusikan barang-barang tersebut. Untuk
keperluan penyimpanan biasanya menggunakan gudang. Untuk itu setiap petugas yang
mengelola sarana dan prasarana harus memperhatikan bagaimana lokasi, ketentuan tata letak
barang dan kontruksi bangunan gudang. Di SMP Plus Azzahro’ penyimpanan barang-barang
habis pakai diletakkan di kantor Tata Usaha, untuk penyimpanan barang-barang kontruksi
ditempatkan di gudang Pondok Pesantren Azzahro’ karena lokasi SMP dan Pondok masih satu
lingkungan.

Langkah berikutnya yakni penyaluran sarana dan prasarana pendidikan yakni suatu
kegiatan yang melingkupi pendistribusian atau menyalurkan barang sesuai dengan kebutuhan
guru atau peserta didik untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan penyalura ini
dilakukan atas persetujuan kepala seklah, acuan yang digunakan yakni dengan memberikan
barang berupameja atu kursi atau barang habis pakai kepada kels yang membutuhkan, biasanya
untuk keperluan yang paling sering dibutuhkan yakni barang-barang habis pakai. Untuk meja
dan kursi biasanya hanya ruang kelas baru yang paling membutuhkan.

4. Inventarisasi Sarana dan Prasrana Pendidikan

Inventarisasi adalah suatu kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggaraan,


pengaturan dan pencatatan barang-barang, dan menyusun daftar barang yang menjadi milik
sekolah ke dalam satu daftar inventaris barang secara teratur. Tujuan inventarisasi adalah untuk
menjaga dan menciptakan tertib administrasi barang yang dipunyai suatu organisasi. Sedangkan
yang dimaksud dengan inventaris adalah suatu dokumen berisi jenis dan jumlah barang yang
bergerak maupun yang tidak bergerak yang menjadi milik dan tanggung jawab sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan
daftar barang yang menjadi milik sekolah secara sistematis, tertib, teratur sesuai dengan
ketentuan dan pedoman yang berlaku. Sekolah dengan melakukan inventarisasi akan
memudahkan untuk mengetahui jumlah barang yang diadakan, tahun berapa diadakannya, dan
sumber biaya pengadaan. (Ananda, Rusydi. Banurea, 2017)

Kegiatan inventarisasi yang dilakukan di SMP Plus Azzahro’ dilakukan dengan


memeberi tulisan berupa tahun dan nama lembaga di barang-barang berupa kursi, meja, dan
papan tulis. Barang-barag tersebut juga dicatat pada buku inventaris sekolah. Sedangkan
peralatan kantor seperti computer, mesin print itu juga termasuk inventaris yang diberi tanda
dengan kode tertentu (nama instansi) tak luput juga oleh peralatan laboratorium dan alat peraga
penunjang kegiatan beljar mengajar.

5. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan adalah upaya yang dilakukan oleh warga sekolah untuk menjaga barang-
barang milik sekolah agar dapat berfungsi dengan baik saat barang tersebut digunakan. Kegiatan
ini menjadi hal yang penting karena barang-barang yang terjaga dengan baik akan berpengaruh
pada keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Ada dua jenis pemeliharaan sarana dan prasarana di skeolah, yakni pemeliharaan sehari-
hari dan pemeliharaan secara berkala. Pemeliharaan sehari-hari adalah jenis pemeliharaan yang
hampir setiap hari dilakukan agar sarana dan prasarana tersebut siap, aman, dan nyaman dipakai.
Contohnya menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan debu di jendela dan membersihkan
computer dari debu. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah secara berkala
ditujukan kepada jenis sarana dan prasarana yang memang membutuhkan pemeliharaan secara
berkala. Contohnya pengecetan tembok, pengecatan/pemeliharaan kusen, pintu, jendela seta
membersihkan computer ataupun alat-alat laboratorium.(Ananda, Rusydi. Banurea, 2017)

Begitu pula yang terjadi di SMP Plus Azzahro’, pihak sekolah bekerjasama dengan para
peserta didik untuk saling menjaga barang-barang yang terdapat di dalam sekolah dan melakukan
pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang telah ada.Terutama siswa siswi diharapkan
agar bisa memelihara sarana dan prasarana yang ada seperti memelihara meja dan kursi belajar
agar tidak dicoret-coret. Serta memelihara ruang belajar agar dipelihara dan dirawat. Memelihara
sarana olah raga agar tidak dirusak dan dikembalikan setelah dipakai.

6. Rehabilitasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Rehabilitasi merupakan kegiatan untuk memperbaiki barang dari kerusakan dengan


memperbaiki agar barang tersebut dapat dipergunakan lagi sehingga mempunyai daya pakai
yang lebih lama. Kerusakan yang terjadi di sekolah SMP Plus Azzahro’ mengenai sarana dan
prasarana terjadi pada Kamar Mandi Siswa. Wc siswanya yang hanya berjumlah empat buah
tidak seimbang dengan jumlah siswa yang berjumlah 200 orang siswa. Dikarenakan lokasi
sekolah yang dekat dengan pondok pesantren maka para peserta maupun guru lebih sering
menggunakan kamar mandi yang ada di pondok pesantren. Sejauh ini masalah sarana dan
prasarana yang dihadapi hanya pada bagian kamar mandi, mungkin kedepannya jika terdapat
alokasi ana yang besar akan digunakan untuk menambah jumlah kamar mandi agar meperlancar
kegiatan yang ada di sekolah.

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan menjadi hal penting yang harus
diperhatikan di sebuah lembaga pendidikan. Pengelolaan sarana dan prasarana yang baik akan
berimbas pada kelancaran dan keefektifan proses belajar mengajar sehingga terciptalah suatu
lingkungan pendidikan yang nyaman dan dapat meningkatkan semangat pesert didik untuk
belajar. Fungsi pengelolaan sarana dan prasarana sangat mendasar sekali dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok,
sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikator proses
belajar mengajar berlangsung secara efektif.

Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa SMP Plus Azzahro’ telah berusaha
mengelola sarana dan prasarana dengan baik namun pada kenyataannya masih ada kendala yang
dihadapi seperti kurangnya jumlah Kamar Mandi. Hal ini tentunya membutuhkan banyak
dukungan terutama dari segi financial karena lembaga pendidikan tersebut ialah lembaga
pendidikan swasta. Namun meski demikian, SMP Plus Azzahro bisa mengkoordinir para warga
sekolahuntuk turut serta berkreasi dan menjaga sarana dan prasarana yang selama ini telah
dimiliki agar pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan.

Saran

Sarana dan prasarana merupakan bagian penting penunjang aktivitas belajar. Oleh karena itu
perlu adanya pengawasan dan penekanan yang dilakukan oleh pihak sekolah agar para warga
sekolah dapat lebih rajin dalam merawat sarana dan prasarana yang nantinya juga akan berimbas
pada keefektifan belajar dan kenyamanan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi. Banurea, O. K. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Fauzi, A., & Afriansyah, H. (2019). Manajemen Kurikulum. In Pengelolaan kurikulum.


https://www.researchgate.net/publication/334447688_Manajemen_Kurikulum

Megasari, R. (2014). Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi. Jurnal Administrasi
Pendidikan, 2.

Nasyirwan. (2015). Pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan Oleh Kepala Sekolah Untuk
Meningkatkan Mutu Lulusan. Manajer Pendidikan, 9.

Sulfemi, W. B. (2019). Manajemen Pendidikan Berbasis Multi Media.

Anda mungkin juga menyukai