Disusun oleh:
NAMA
NIM
: 1520420026
Dosen Pengampu
PROGRAM MAGISTER
KONSENTRASI GURU KELAS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
TAHUN 2016
ABSTRAK
Paper ini membahas tentang tentang optimalisasi manajemen sarana dan
prasarana dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Manajemen sarana prasarana
merupakan pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai
tujuan yang efektif dan efisien. Sarana dan prasarana mempunyai peran yang
sangat penting dalam suatu organisasi, institusi ataupun lembaga pendidikan.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sarana dan prasarana tidak bisa dipandang
sebelah mata karena dalam kurikulum ini harus mengacu pada pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik,
menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika,
estetika, logika, kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam
melalui
penerapan
berbagai
strategi
dan
metode
pembelajaran
yang
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Berkenaan dengan hal tersebut,
maka salah satu keberhasilan kegiatan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya seperti kurikulum, metode belajar mengajar, guru, serta sarana
prasana pendidikan
Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan akan dapat berjalan dengan baik,
efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.2 Tetapi selain kurikulum, sarana dan
prasarana sekolah juga harus memenuhi standar minimum. Dalam hal ini dapat
dilihat dari PERMENDIKNAS No.24 Tahun 2007 pasal 1 yang menyebutkan
bahwa standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
(SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan
sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum
sarana dan kriteria minimum prasarana.
Dalam sistem pendidikan, proses sama pentingnya dengan masukan
instrumental dan masukan lingkungan. Semuanya akan menjadi penentu dalam
mencapai keluaran (out put) dan hasil pendidikan (out come). Terkait dengan hal
di atas, manajemen sarana dan prasarana mutlak harus diadakan dalam proses
pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan
menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.3 Agar semua fasilitas
dapat digunakan secara optimal dalam proses pendidikan, maka fasilitas tersebut
hendaknya dikelola dengan baik. Kegiatan pengelolaan meliputi kegiatan
perencanaan,
pengadaan,
pengawasan,
penyimpanan,
inventarisasi,
dan
penyimpanan,
penataan,
penggunaan,
pemeliharaan
dan
penghapusan.
SD/MI sekurang-
yang dirintis pada tahun 2004 maupun KTSP pada tahun 2006. Hanya saja
yang menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah adanya
keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi
sikap (spiritual dan sosial), keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran
dari Kurikulum 2013 ini adalah bersifat tematik integratif dalam semua
mata pelajaran.
2. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard
skils dan soft skill melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang
terus berkembang.
b. Membentuk dan meningkatkan SDM yang produktif, kreatif dan
inovatif.
c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan
menyiapkan administrasi mengajar sebab pemerintah telah
menyipakan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang
digunakan dalam pembelajaran.
d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga
masyarkat secara seimbang dalam mengendalikan kualitas dalam
pelaksanaan kurikulum dii tingkat satuam pendidikan.
e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang dicapai.7
Pembelajaran Kurikulum 2013
Pembelajaran pada kurikulum 2013 ini lebih menggunakan pendekatan
scientific (ilmiah) dan tematik integratif. Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan
menantang,
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
memeberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
7
24-25.
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Untuk
itu, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan
penerapan
berbagai
strategi
dan
metode
pembelajaran
yang
METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif deskriptif. Data dan sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data
dari hasil wawancara secara langsung terhadap informan, observasi, dan
dokumentasi di lokasi penelitian yaitu MIN Yogyakarta II. Teknik analisis data
dalam penelitian kualitatif ini adalah reduksi data, penyajian data, dan yang
terakhir verifikasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di MIN Yogyakarta II pelaksanaan
manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan dan pengadaan,
inventarisasi, pemanfaataan, penataan dan pemeliharaan. Perencanaan dan
8
pengadaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan berbagai cara sesuai
dengan jenis sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam melaksanakan
perencanaan dan pengadaan dilakukan dari kebijakan dari kepala sekolah dengan
melibatkan guru dan karyawan agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar. Langkah dari perencanaan ini dimusyawarahkan terlebih dahulu dan
dipilah mana skala prioritas yang banyak dibutuhkan.9
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sarana dan prasarana yang diadakan
tidak cukup banyak hanya saja raport terbaru, buku pegangan siswa dan guru,
penambahan buku koleksi perpustakaan dan media LCD proyektor yang diadakan
untuk tiap kelas. Namun dalam pengadaannya, sarana ini belum maksimal
dikarenakan pada saat pendistribusian buku pegangan siswa masih banyak
hambatan sehingga membuat proses kegiatan belajar mengajar berjalan kurang
maksimal. Selain dari itu sarana dan prasarana yang lain dirasa cukup untuk
menunjang dari kegiatan di sekolah, namun dalam penggunaanya masih perlu
kreatifitas guru untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang
ada sebagai proses kegiatan pembelajaran.10 Dalam perencanaan dan pengadaan
sarana dan prasarana, sekolah menggunakan alokasi dana dari bantuan pemerintah
melalui DIPA, program BOS dan dana dari sekolah sendiri.11
Inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan
dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.
Barang inventaris sekolah adalah semua barang milik Negara yang diadakan atau
dibeli melalui dana dari pemerintah guna menunjang proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian di MIN Yogyakarta II pelaksanaan inventaris
dilakukakan dengan mencatat keseluruhan barang yang ada disekolah dan
pencatatan kondisi barang apakah dalam keadaan baik, rusak ringan, rusak
sedang, ataupun rusak berat, selain itu di dalam perpustakaan sendiri terdapat
9
12
Ibid...
Wawancara dengan Ibu Erni Yuliati, S.Pd selaku Koordinator Kurikulum di MIN
Yogyakarta II pada tanggal 3 Desember 2015 pukul 09.30
14
Observasi pada tanggal 3 Desember 2015
15
Wawancara dengan Bapak Wardanudin, S.Pd selaku Koordinator Sarana Prasarana di
MIN Yogyakarta II pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 09.00
13
Sedangkan barang yang sudah tidak bisa diperbaiki lagi atau barang yang sudah
tidak digunakan sekolah mengusulkan untuk di hapuskan. Namun, dalam
penghapusan sarana prasarana masih menjadi bahan untuk dipikirkan kembali
karena prosedurnya yang begitu rumit. Barang yang akan dihapus harus didata
terlebih dahulu melalui aplikasi SIMAK BMN baru bisa diusulkan ke pusat untuk
dihapuskan.16
Manajemen sarana prasarana dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di MIN
Yogyakarta II masih dirasa belum optimal. Saran dari penulis Kepala Sekolah
harus selalu memberikan arahan kepada koordinator sarana dan prasarana untuk
merangkul anggotanya yaitu warga sekolah untuk mengelola sarana prasarana
dengan baik seperti memanfaatkan sarana prasarana yang ada untuk kegiatan
proses pembelajaran dan merawat sarana prasarana sehingga manajemen sarana
dan prasaran dapat berjalan dengan baik, selain itu kepala sekolah harus lebih
baik lagi dalam mengelola anggaran dana untuk perawatan dan pemeliharaan
sarana prasarana agar barang yang tidak rusak parah dapat memperoleh perhatian
untuk diperbaiki. Selain itu, sekolah harus selalu berkoordinasi dengan Kantor
Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KPKNL) dan Kantor Wilayah terkait
untuk pengembangan manajemen sarana prasarana agar lebih optimal dalam
pelaksanaanya ke depan.
KESIMPULAN
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan
menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Adapun tujuan dari
manajemen sarana prasarana pendidikan yaitu agar dapat memberikan kontribusi
yang optimal terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi
perencanaan, pengadaan dan pendistribusian, inventarisasi, penggunaan, penataan,
pemeliharan, dan penghapusan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan
16
Ibid...,
10
instrumen penting dalam pendidikan dan menjadi satu dari delapan Standar
Nasional Pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan penunjang
dari terlaksananya kurikulum. Manajemen sarana prasarana dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 di MIN Yogyakarta II sudah cukup baik namun belum optimal.
REFERENSI
Barnawi, M. Arifin.2012. Manajemen Sarana Prasarana Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
E. Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya
M. Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Moleong, Lexy J.. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosda Karya
Peraturan Menteri Pendiidkan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana untuk SD/ MI,
SMP/Mts, dan SMA/MA Pasal 1 Lampiran ke 16
Sarlito, Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Shaleh, Chairul.2008. Metodologi Penelitian Sebuah Petunjuk Praktis.
Yogyakarta: CV. JayaAbadi
Undang-Undang Sisdiknas 2003.Jakarta: Sinar Grafika
11