Anda di halaman 1dari 12

Wahana Sekolah Dasar

Vol 1, No 1 , Tahun 2023, Halaman 1-12

Tersedia online di http://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/


ISSN 0854-8293 (cetak)
ISSN 2622-5883 (online)

ANALISIS PENYUSUSANAN MODUL AJAR PADA


PEMBELAJARAN IPS di SDN 16 BARINGIN
Reffi Harya Novi1, Yufi Latminilasari,M.Pd2
1
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar
E-mail: haryareffi19@gmail.com , yufilatminisari@uinmybatusangkar.ac.id

Abstract: The aim of this article is to reflect on the development of a teaching module
based on a self-study curriculum. Learning modules are a collection of independent
curricula that replace the curriculum. Independent curriculum teaching modules replace
various lesson plans and include: Educational materials/content, teaching methods,
interpretation and evaluation techniques prepared to systematically and effectively
achieve the expected indicators of success. Teachers develop teaching modules before
teaching in class. One of the tasks of the learning module is to reduce the burden on
teachers by presenting content so that teachers have more time to become tutors and
help students learn.
Keywords: Independent Learning Curriculum, Teaching Modules, Development

Abstrak: Tujuan artikel ini adalah untuk merefleksikan pengembangan modul


pengajaran berdasarkan kurikulum belajar mandiri. Modul pembelajaran merupakan
kumpulan kurikulum mandiri yang menggantikan kurikulum. Modul pengajaran
Kurikulum mandiri menggantikan RPP yang beragam dan mencakup: Materi/isi
pendidikan, metode pengajaran, teknik interpretasi dan evaluasi disiapkan untuk secara
sistematis dan efektif mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Guru
mengembangkan modul pengajaran sebelum mengajar di kelas. Salah satu tugas
modul belajar mengurangi beban guru dengan menyajikan konten sehingga guru
mempunyai waktu lebih banyak Menjadi tutor dan membantu siswa dalam belajar.
Kata kunci: Kurikulum Merdeka Belajar, Modul Ajar, Pengembangan

PENDAHULUAN
Kurikulum ialah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan petunjuk pelaksanaan
pembelajaran dalam bentuk dan jenjang apapun. Program tersebut akan selaras dengan
falsafah dan dasar negara yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi visi kehidupan
bangsa. Tujuan dan gaya hidup suatu komunitas ditentukan oleh program yang
digunakannya. Mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi. Jika terjadi perubahan pada
sistem hukum maka dapat mengakibatkan perubahan pada sistem pemerintahan dan sistem
pendidikan, atau bahkan pada kurikulum menurut Zainal dalam (Hasim, 2018).
Menurut Oemar M (Hasim, 2018), pendidikan tentunya tidak lepas dari segala
upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang

1
2 | Wahana Sekolah Dasar, Bln 12 Thn 2023, Vol 1., No 1, Hal

berkualitas, padahal manusia yang berkualitas jelas merupakan salah satu tujuan
pendidikan nasional ditinjau dari sudut pandang pendidikan nasional.
Pembelajaran IPS bukanlah suatu hal yang mudah dalam pembelajaran, timbul
beberapa permasalahan dalam pembelajaran IPS baik dari segi perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran. Namun pada kurikulum mandiri penyiapan bahan ajar bagi
guru sudah cukup dilakukan pelatihan dan bahan ajarnya disiapkan oleh pemerintah,
sehingga tidak terlalu sulit bagi guru dalam menyusun modul pembelajaran dan
melakukan refleksi proses pembelajaran.
Pendidikan IPS mempunyai kedudukan yang strategis dan bermanfaat sebagai
pembentuk karakter mahasiswa Pengembangan karakter pada diri peserta didik dapat
diartikan sebagai penanaman nilai, moral, dan etika untuk menanamkan nilai-nilai luhur
pada diri siswa. Penanaman nilai-nilai karakter pada siswa telah berhasil dilakukan
keuntungan jika peserta didik diarahkan ke arah yang sama dan tujuan yang sama juga
pada mata kuliah IPS menciptakan karakter siswa yang baik dan beradab (Miftakhu
Rosyad dkk. 2018).dalam (Sormin et al., 2023)

Bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru
karena Panduan belajarnya berupa Silabus, RPP, LKS dan Modul. RPP ditentukan oleh
program Memimpin kegiatan belajar mengajar bagi siswa untuk memperoleh keterampilan
teknis. Juga Program ini juga memiliki proses penilaian untuk menguji sejauh mana
pencapaiannya.

Dua alasan bahan pelajaran disiapkan oleh guru adalah: (1) Namun pemahaman
guru tentang cara menyusun modul ajar masih belum lengkap dapat menciptakan
kualifikasi pertunjukan dan keterampilan dasar, hingga menciptakan sesuatu yang tidak
baik indikatif dan obyektif, indikatif tidak sempurna dan material, indikatif tidak
sempurna dan proses pembelajaran, konsistensi penyajian dan batasan waktu,
ketidakterbandingan penyajian dan metode dan validasi, inkonsistensi indikator dan alat
penelitian; dan (2) proses persiapan untuk merencanakan dan melaksanakan program
pendidikan masih rendah, seperti yang terlihat Hasil survei sekolah lebih lanjut
mengungkapkan bahwa banyak guru yang membuat rencana Mata kuliah utamanya adalah
menyiapkan RPP, silabus, buku kerja dan modul, dengan mengambil hanya itu saja. Itu
novi – analisis modul ajar | 3

ada tanpa menyesuaikan dengan keadaan siswa agar jelas dan dokumen rencana
pendidikan disusun hanya untuk memenuhi kepentingan administratif tidak mengetahui
arti dan nilainya.
Bagi siswa yang berprestasi rendah, pembelajaran merupakan pembelajaran
konkrit. Studi ini lebih cocok untuk mahasiswa sarjana. Menurut Surya M (Manurung et
al., 2023), anak usia 7-8 tahun semakin melihat hal-hal yang konkrit dibandingkan hal-hal
yang abstrak, bagi siswa kelas atas sekolah dasar siswa dapat dibimbing dengan
pembelajaran konstruktivis. Menurut Piaget (1969) dan Surjo (2003), siswa kelas 6 SD
yang mencapai usia 11 (sebelas) tahun memahami tahap perkembangan kegiatan
formal.(Manurung et al., 2023)

Dalam pelaksanaan proses pendidikan, guru sering menggunakan pendekatan


pembelajaran berbasis aktivitas yang berbeda Seringkali, guru melaksanakan
pembelajaran klasikal secara individual atau mungkin ada kelompok strategi pembelajaran
yang sedang mencarinya keterampilan mengajar yang berbeda. Guru juga akan bisa
memahaminya Keadaan dan situasi setiap orang mempunyai sifat yang berbeda-beda
program pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi mudah baik bagi guru maupun
siswa.
Bagi guru dan siswa, bahan pembelajaran sangatlah penting karena merupakan
pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dalam pembuatan
materi pendidikan, agar pembelajaran berhasil, harus diperhatikan teori-teori seperti teori
belajar, teori komunikasi, teori pengajaran dan beberapa faktor seperti perubahan situasi.
Pengembangan materi pembelajaran dapat digunakan mulai dari SD, SMP, atau SMA,
dimulai dari nama mata pelajaran dan untuk pengembangan mata pelajaran selanjutnya,
melibatkan banyak guru. Temui guru ketika mengembangkan bahan ajar; 1) tahu apa yang
harus diajarkan; 2) mengetahui cara mengembangkan materi pembelajaran secara
sistematis untuk menjaga konsistensi pendidikan; 3) menyiapkan proyek penelitian.
Bahan ajar adalah bahan atau alat yang membantu semua guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar, disusun secara sistematis dan tertulis maupun tidak tertulis,
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Materi
pembelajaran disusun dan sistematis, menjelaskan struktur pendidikan yang ingin dicapai.
Bahan belajar disebut juga bahan belajar yang disusun secara sistematis yang digunakan
4 | Wahana Sekolah Dasar, Bln 12 Thn 2023, Vol 1., No 1, Hal

guru dan siswa dalam pembelajaran. Seorang guru yang mengembangkan bahan ajar
antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: tata cara pengembangan bahan
ajar dan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar.
Pendidik sangat bergantung pada materi pembelajaran, namun banyak guru yang
kurang memperhatikan kebutuhan siswa ketika mengembangkan materi pembelajaran
yang lebih sesuai dengan lingkungannya. Guru hanya menggunakan bahan ajar yang
sudah ada. Hal ini tentu saja menjadi permasalahan yang serius, permasalahan ini harus
segera diatasi dengan pemecahan masalah yaitu pendidik yang menyiapkan materi
pendidikan harus mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk menarik
kebutuhan peserta didik. Selain itu, banyak masyarakat saat ini yang beranggapan bahwa
IPS di sekolah hanya bersifat hafalan sehingga banyak yang tidak mau mempelajarinya
lebih lanjut. Selain itu, merupakan bagian dari pembelajaran ilmu-ilmu sosial seperti
sejarah, geografi dan ekonomi. Tergantung bagaimana guru menyajikan materi
pembelajaran, guru yang kurang kreatif dalam mengembangkan materi pembelajaran
maka siswa akan berkurang dari pembelajaran IPS.
Untuk menjadi pembelajar aktif, siswa diarahkan untuk menggunakan bahan
pelajaran yang ada, karena bahan pelajaran tersebut disusun sesuai dengan kebutuhannya
agar siswa dapat mengenal dan membaca bahan pelajaran yang terdapat dalam bahan
pelajaran tersebut sebelum menjalani pembelajaran. bahan Kegiatan Pembelajaran.
sekolah Bahan pembelajaran dapat menentukan keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan
pelatih dalam pelaksanaan pembelajaran tergantung pada visi, pengetahuan, pemahaman
dan tingkat kreativitas dalam mengelola materi pembelajaran.

METODE
Penelitian ini dilakukan di SDN 16 Baringin tahun pelajaran 2023/2024. Jenis
penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Adapun subjek penelitiannya yaitu guru
kelas V SDN 16 Baringin terhadap guru IPS digunakan sebagai sumber data untuk
mengetahui analisis modul ajar pada kelas IPS pada saat pembuatan perangkat
pembelajaran.
Sementara itu, Observasi dan wawancara saat ini digunakan sebagai metode
pengumpulan data. Observasi digunakan peneliti untuk menunjukkan dan mengamati
sejauh mana upaya pembinaan dan pengembangan keterampilan guru dalam menciptakan
novi – analisis modul ajar | 5

materi IPS. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap sebanyak-banyaknya guru untuk


memperoleh informasi tentang proses pembuatan materi IPS yang dikembangkan oleh
masing-masing guru SD N 16 Baringin sesuai dengan kemampuan dan variasinya masing-
masing.

HASIL
Pembelajaran ips di kelas V SDN 16 Baringin sudah sesuai dengan kurikulum merdeka
belajar dimana guru membuat perencanaan sebelum melaksanakan pembelajaran.
Perencanaan dibuat dalam bentuk modul ajar. Dalam membuat modul ajar tersebuat hal
yang dilakukan guru adalah dengan cara :

1. Pengembangan modul ajar


Tujuan pengembangan modul pembelajaran adalah untuk menyediakan perangkat
pembelajaran yang dapat untuk membimbing guru dalam melakukan pembelajaran. Guru
dapat menggunakannya kebebasan memilih atau mengubah modul pendidikan yang
disediakan pemerintah menyesuaikan dengan karakteristik siswa atau membuat modul
sendiri mengajar sesuai dengan karakteristik siswanya. Salah satu alat pembelajaran
terpenting Terdapat modul pengajaran untuk keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah.

Bahan kajian memegang peranan sentral dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk
menunjang proses belajar mengajar, guru memerlukan bahan bahan pembelajaran yang
dapat membantu guru dan siswa, materi yang memuat segala informasi, materi yang
disusun secara rinci dan menunjukkan kompetensi penuh. Materi ini dalam bentuk tertulis
atau tidak tertulis. Belajar IPS itu bagus memerlukan bahan ajar yang inovatif dalam
pembelajaran siswa lebih menarik.

Modul pengajaran sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, tahapan


pembelajaran (yang meliputi bahan pembelajaran yang digunakan), penilaian, informasi
dan referensi pembelajaran lain yang dapat membantu guru melaksanakan pembelajaran.
Komponen Modul belajar dapat ditambah sesuai mata pelajaran dan kebutuhannya. Guru
6 | Wahana Sekolah Dasar, Bln 12 Thn 2023, Vol 1., No 1, Hal

mendapatkannya kebebasan mengembangkan komponen modul pembelajaran sesuai


konteks lingkungan dan kebutuhan belajar siswa

Dick Carey (2001), dalam (Wahyudi, 2022) mengatakan efektivitas dalam materi
pendidikan berisi materi yang lengkap sehingga dapat membantu guru dan peserta dalam
pelaksanaan kegiatan belajar siswa di sekolah. Hamzah (2007) mengatakan dalam
(Wahyudi, 2022) berpendapat bahwa syarat bahan ajar yang efektif telah terpenuhi Anda
memiliki persyaratan seperti kecepatan kognitif, tingkat berpikir, biaya, ketersediaan
bahan yang sempurna, kualitas insinyur bahan untuk mengajar.

Bahan kajian disusun secara konsisten dan rinci untuk dijadikan acuan guru dan
siswa dalam kegiatan pendidikan dan pendidikan. Rowntree menyatakan, Bahan kajian
dibagi menjadi empat kelompok menurut sifatnya, yaitu: (1) bahan bahan pembelajaran
tercetak yang biasa digunakan seperti buku, koran, brosur, peta, dll.; (2) media materi
pendidikan, seperti program televisi, radio, video, komputer dan lain-lain; (3) materi
pendidikan untuk proyek, termasuk lembar observasi, formulir wawancara, dll; (4) bahan
pelajaran untuk komunikasi jarak jauh, misalnya pembelajaran jarak jauh (konsultan).

Bahan ajar IPS harus dikemas secara kreatif dan menarik untuk membangkitkan
minat atau keinginan siswa mempelajari IPS. Pendidik Mereka yang mampu berpikir ke
depan dan kritis tentu mampu berpikir mendalam mengembangkan materi pembelajaran
yang inovatif, kreatif dan menyenangkan. Keberhasilan akademik juga ditentukan oleh
materi pelajaran digunakan Pengertian, pengertian, pengetahuan yang dimiliki guru
dalam menciptakan materi pembelajaran yang kreatif.(Suswandari, 2017)

2. Langkah-langkah penyusunan modul ajar


Dalam rencana belajar mandiri terdapat tahapan dalam pengembangan modul belajar.
Pertama, melakukan analisis terhadap kondisi siswa, guru, dan satuan belajar
kebutuhannya. Pada tahap ini, guru dapat mengidentifikasi permasalahan yang muncul
dalam pendidikan, guru dapat menganalisis keadaan dan kebutuhan siswa pembelajaran
agar modul pembelajaran yang dirancang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
belajar dan menjadikan pembelajaran menarik dan menyenangkan. Kedua, melakukan
novi – analisis modul ajar | 7

penilaian diagnostik khusus untuk mengidentifikasi kompetensi, kelebihan dan


kekurangan siswa. Pada titik ini, guru merasa siap siswa sebelum belajar.

Ketiga, mengidentifikasi dan mendefinisikan profil calon pelajar Pancasila dicapai


setelah pembelajaran. Pada tahap ini, guru mengetahui cara mengidentifikasi kebutuhan
siswa dan berhubungan dengan guru di alam. Profil pelajar pancasila pada dasarnya dapat
dicapai dengan melaksanakan suatu proyek, sehingga guru harus mampu membuat
rencana. Alokasi waktu sesuai dimensi program profil pelajar Pancasila. Keempat
Pengembangan modul pengajaran dari tujuan pembelajaran Flow (ATP), Flow Mereka
selaras dengan hasil pembelajaran. Inti dari tahap ini adalah pengembangan materinya
sama dengan pengembangan materi pada rencana penerapan pembelajaran (RPP). Kelima,
jenis, teknik, dan alat evaluasi desain. Guru bisa menentukan instrumen yang digunakan
dalam penilaian berdasarkan tiga alat asesmen nasional yaitu asesmen kompetensi
minimum, penilaian dan survei lingkungan belajar. Keenam, modul pembelajaran disusun
berdasarkan komponen-komponen yang ada diputuskan Ketujuh, guru dapat
mengidentifikasi beberapa komponen penting yang cocok kebutuhan belajar Beberapa
komponen yang ada dapat digunakan sebagaimana mestinya kebutuhan siswa dalam
proses pembelajaran. Kedelapan, komponen penting bisa dalam kegiatan pembelajaran
tingkat lanjut. Kesembilan setelah menerapkan langkah-langkahnyaKesepuluh, menilai
modul pengajaran. Guru akan datang mengevaluasi modul pembelajaran yang diterapkan
untuk mengetahuinya tercapainya tujuan mahasiswa dalam modul pembelajaran yang
dibuat serta penyempurnaan modul ajar pada pembelajaran selanjutnya.

3. Prinsip dalam pengembangan bahan modul ajar


Terdapat materi persiapan dan pengembangan untuk mempelajari IPS memperhatikan
prinsip-prinsip pembangunan, antara lain sebagai berikut:
(1) Mulailah memahami ajaran yang paling mudah dipahami sulit;
(2) pengulangan untuk pemahaman maksimal;
(3) umpan balik yang baik juga memberikan pemahaman yang kuat untuk siswa;
(4) belajar dengan sikap maksimal motivasi adalah motivasi untuk sukses;
8 | Wahana Sekolah Dasar, Bln 12 Thn 2023, Vol 1., No 1, Hal

(5) dalam Pencapaian tujuan harus dilakukan selangkah demi selangkah apapun tantangan
dan tantangannya risiko yang harus dihadapi untuk mencapai pembelajaran yang
maksimal;
(6) mencapai hasil Pembelajaran juga menentukan bagaimana siswa berkembang di
masa depan mendorong semangat belajar yang lebih aktif.

4. Peran modul ajar


a. Bagi pendidik atau guru
untuk menjadi tutor dan pembimbing siswa, kegiatan ini dapat dilakukan
mengembangkan kegiatan pembelajaran menjadi praktis, kreatif dan efektif, Siswa
diharapkan memiliki sikap yang lebih kritis, interaktif, dan terarah kinerja, penilaian
pembelajaran. Mengurangi jam kerja guru penuh waktu pada awalnya disingkat karena
ada bahan pelajarannya. Di sini bisa diartikan seperti ini Guru dapat memberikan materi
langsung dari materi pelajaran, kemudian siswa Cukup jawab soal latihan di akhir materi
terlampir.

Peran pendidik sebagai guru adalah menjadi pemimpin kegiatan belajar dapat
membantu proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, Ketersediaan materi pendidikan
turut mempengaruhi peran pendidik dalam mengajar siswa dan juga dapat membimbing
siswa untuk memahami sesuatu materi. Materi pembelajaran sangat diperlukan untuk
bimbingan pelatih belajar karena dapat meningkatkan efisiensi dan aktivitas mahasiswa
Para petani mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan sesuatu belajar berlari
sesuai harapan.

b. Bagi siswa
Materi pembelajaran berfungsi untuk dipelajari siswa lain bersama-sama sesuai
pilihannya, tanpa harus berada di sekitar orang lain, kapan pun dan di mana pun mereka
berada belajar tanpa guru atau teman, mereka lebih mandiri dalam belajar, Dengan cara
ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan dirinya dengan
potensi yang telah dimilikinya dan arah kegiatan belajar yang dapat dilakukannya dia
memutuskan itu sendiri.
novi – analisis modul ajar | 9

Modul ajar membantu mereka dengan bahan pelajaran kegiatan belajar,


kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih banyak .Siswa dapat belajar dimana saja dan
kapan saja opsional tanpa guru dengan dia atau dengan seorang teman. Kegiatan ini dapat
memberi semangat sehingga siswa dapat membimbing dirinya sendiri dalam prosesnya
belajar Manajemen pembelajaran siswa mengetahui cara mengelola materi yang menjadi
sasaran dan dapat memperoleh wawasan pada waktunya ingin.

5. Modul ajar dalam pemafaatannya dan kegunaannya


Manfaat atau kegunaan modul ajar dalam perolehannya guru dan Murid. Pelatih
berguna untuk pengembangan modul pelajaran sebagai berikut: (1) siswa menerima
sesuai kebutuhan persyaratan yang ditetapkan oleh kurikulum; (2) berkurangnya
ketergantungan untuk buku pelajaran yang ketersediaannya belum dapat dipastikan; (3)
siswa mendapatkan informasi dari berbagai sumber ditemukan dalam materi pendidikan;
(4) guru memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman dan informasi setelah
penyusunan materi pendidikan; (5) guru dan peserta siswa terus mengembangkan
komunikasi dan meningkatkan kinerja pembelajaran; (6) pelaksanaan pembelajaran yang
dibantu oleh bahan aja menjadi lebih efisien.

Pengembangan modul pembelajaran bermanfaat bagi siswa, diantaranya: (1) kegiatan


pembelajaran menjadi lebih menarik dan menciptakan kegembiraan di kalangan siswa; (2)
peserta menjadi lebih kreatif dan kreatif kesempatan belajar mandiri di bawah pengawasan
dan bimbingan Oleh Guru; (3) memudahkan pemahaman siswa materi pelajaran yang
belum dipelajarinya.

PEMBAHASAN
Modul belajar sangat penting dalam proses pembelajaran bagi guru dan siswa.
Faktanya, guru berjuang untuk meningkatkan efektivitas pengajaran mereka tidak
terhubung ke seluruh modul pembelajaran. Hal ini berlaku untuk siswa karena informasi
yang diberikan guru tidak sistematis. Tidak ada kemungkinan untuk menyampaikan materi
sesuai kurikulum yang diterapkan, jadi ada modul pengajarannya Media utama untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang berperan baik bagi guru, siswa dan
pembelajaran.(Maulinda, 2022)
10 | Wahana Sekolah Dasar, Bln 12 Thn 2023, Vol 1., No 1, Hal

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, perencanaan merupakan langkah awal ke


depan implementasi dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien, diperlukan perencanaan yang tepat. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan
perencanaan yang matang belajar secara efektif dan efisien. Rencana yang akan
dilaksanakan telah digariskan Modul Belajar Sukamto (2022:4). Kurikulum disusun untuk
kurikulum mandiri komprehensif dan disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa.
Ada juga beberapa berdasarkan usia. Hasil penilaian diagnostik yang mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan dan Kemampuan siswa memungkinkan guru merancang kurikulum
yang disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa. menyiapkan rencana distribusi untuk
mempelajari ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan alam, guru menganalisis hasil
pembelajaran, membuat tujuan pembelajaran, mengembangkan tujuan kursus, Buat
pertanyaan penilaian atau evaluasi dan kemudian tambahkan ke modul pengajaran.

Dalam pembelajaran modul ajar yang guru gunakan berisi beberapa hal yaitu
pelajaran, kelas/semester, hari, alokasi waktu, hasil belajar (AP), tujuan pembelajaran
(TP), kemajuan tujuan pembelajaran, profil siswa pancasila, pendekatan, model dan
strategi, materi, langkah pembelajaran, media pembelajaran, materi pembelajaran, LKPD
dan soal evaluasi atau penilaian melalui kuis. Pembelajaran diterapkan untuk
memberikan pembelajaran yang berkualitas dan cerdas dan terkait. Pada tahap
pelaksanaan pembelajaran, diasumsikan bahwa guru mengetahui cara berorganisasi
pembelajaran yang mudah dipahami, memotivasi, menarik dan menantang. Mereka juga
harus melakukannya mendorong siswa untuk menunjukkan minat yang besar dan
memberikan ruang yang cukup kreativitas, kebebasan untuk mengenali kemampuan dan
kemajuan fisik dan mental seseorang siswa Guru harus memperhatikan apakah pendidikan
yang ditawarkan sudah memenuhi kebutuhan sesuai dengan pembelajaran dan
pembelajaran siswa.

Materi pembelajaran mempunyai organisasi yang memuat pesan-pesan yang ingin


disampaikan dikomunikasikan kepada siswa dalam kurikulum. Perjanjian pesan sangat
bervariasi bentuknya, yaitu fakta, konsep, langkah, masalah, aturan, dll. Pengaturan ini
novi – analisis modul ajar | 11

terletak pada materi yang harus dikuasai siswa dalam kegiatan belajar mengajar(Izzah
Salsabilla et al., 2023).

Guru satuan pelatihan wajib mempersiapkan modul pembelajaran secara lengkap dan
lengkap sistematis, sehingga pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dan memberikan
ruang ini siatif yang cukup, kreativitas dan kemandirian keterampilan, minat dan
perkembangan fisik dan mental siswa. Selain itu, idealnya merupakan modul pengajaran
kurikulum kemandirian yang direncanakan guru, dalam pembelajaran tidak sekedar
perencanaan suatu proses pembelajaran yang menuntut siswa memperoleh dan menguasai
hanya aspek-aspek pengetahuan saja, tetapi juga untuk mengembangkan sikap dan
keterampilan.

Kemampuan dan kreativitas guru sangat penting dalam membuat modul pengajaran.
Hal ini dikarenakan modul pembelajaran merupakan salah satu sarana pembelajaran
yang sangat penting keberhasilan pembelajaran di kelas. Modul pembelajaran ini
dimaksudkan sebagai acuan atau acuan proses pembelajaran yang akan berlangsung nanti
di kelas, sehingga perlu dilakukan pemikiran kreativitas guru untuk mengarahkan kelas
agar pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan Namun masih banyak guru yang
masih belum memahami caranya penyusunan modul pembelajaran kurikulum mandiri.

SIMPULAN
Pembelajaran IPS di kelas V SDN 16 Baringin mengikuti kurikulum belajar mandiri, dengan
guru membuat modul pengajaran untuk memandu proses pembelajaran. Modul-modul ini
dikembangkan untuk menyediakan perangkat pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan
karakteristik siswa dan menjadikan pembelajaran lebih menarik. Prosesnya meliputi analisis
kebutuhan siswa, identifikasi kompetensi, dan evaluasi modul pengajaran untuk memastikan
keberhasilan implementasi.
Prinsip-prinsip dalam mengembangkan bahan modul ajar antara lain memulai dengan ajaran
yang paling mudah dipahami, pengulangan agar pemahaman maksimal, memberikan umpan balik
yang baik, dan mencapai tujuan selangkah demi selangkah. Peran modul pengajaran adalah
12 | Wahana Sekolah Dasar, Bln 12 Thn 2023, Vol 1., No 1, Hal

sebagai pedoman bagi pendidik dan siswa, menjadikan kegiatan pembelajaran praktis, kreatif, dan
efektif. Bagi pendidik, modul pengajaran mengurangi ketergantungan pada buku teks dan
meningkatkan efisiensi siswa, sedangkan bagi siswa, modul memberikan kesempatan belajar
mandiri dan memfasilitasi pemahaman materi pelajaran baru.
Manfaat modul pengajaran bagi guru antara lain memenuhi persyaratan kurikulum,
mengakses informasi dari berbagai sumber, dan meningkatkan kinerja komunikasi dan
pembelajaran. Bagi siswa, modul pengajaran membuat pembelajaran menjadi lebih menarik,
menumbuhkan kreativitas, dan memudahkan pemahaman materi pelajaran baru. Secara
keseluruhan, pengembangan modul pembelajaran memberikan manfaat baik bagi pendidik
maupun peserta didik dalam membuat proses pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif.

DAFTAR RUJUKAN
Hasim, J. (2018). Analisis Kesulitan Guru Ips Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran
Di Smp Negeri Kecamatan Ibu. Jurnal Geocivic, 1(1), 8–13.
https://doi.org/10.33387/geocivic.v1i1.856
Izzah Salsabilla, I., Jannah, E., & Keguruan dan, F. (2023). Analisis Modul Ajar Berbasis
Kurikulum Merdeka. Jurnal Literasi Dan Pembelajaran Indonesia, 3(1), 33–41.
https://jurnalfkip.samawa-university.ac.id/JLPI/article/view/384
Manurung, J., Haloho, B., & Napitu, U. (2023). Mengembangkan Bahan Ajar Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips) di Sd. JUPE : Jurnal Pendidikan
Mandala, 8(2), 676. https://doi.org/10.58258/jupe.v8i2.5596
Maulinda, U. (2022). Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka. Tarbawi,
5(2), 130–138.
Sormin, S. A., Tembang, Y., Umakaapa, M., & Priyono, C. D. (2023). Analisis Kebutuhan
Bahan Ajar Konsep Dasar IPS Bermuatan Karakter Lokal di Jurusan PGSD. Jurnal
Basicedu, 7(1), 733–740. https://doi.org/10.31004/basicedu.v7i1.4320
Suswandari, M. (2017). Keterampilan Guru Sekolah Dasar Dalam Mengembangkan
Bahan Ajar IPS. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(4), 2017.
Wahyudi, A. (2022). Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Ips.
JESS: Jurnal Education Social Science, 2(1), 51–61.

Anda mungkin juga menyukai