Anda di halaman 1dari 7

OBSERVASI TERKAIT KURIKULUM, PERANGKAT PEMBELAJARAN, MEDIA,

STRATEGI DAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMA

Catatan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

“PEMBINAAN KOMPETENSI MENGAJAR”

Dosen Pengampu: Tika Mayang Sari, M,Pd.

Disusun oleh:

Kelas A

Muhammad Fauzi (1901082008)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO
TAHUN 2022
A. Kurikulum

Kurikulum merupakan perangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh


peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Kurikulum dirancang
untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan dari suatu kurikulum
yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh
seorang guru. Artinya, guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam upaya
mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi.
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya
manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Sekolah
merupakan tempat kedua pendidikan peserta didik yang dilakukan melalui program
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan dilapangan dengan


melakukan wawancara kepada guru biologi SMAN 02 BUAY BAHUGA, peneleti
mendapatkan informasi bahawa kurikulum di SMA tersebut masih menggunakan
kurikulum 2013, mengapa demikian karena menurut guru tersebut, sekolahan SMAN
02 BUAY BAHUGA masih belum siap akan dipakainya kurikulum merdeka belajar
disekolahan tersebut, serta pada dasarnya, aturan mengenai penerapan kurikulum
merdeka belajar tertuang dalam Keputusan Mendikbud Ristek Nomor 162/M/2021
tentang Sekolah Penggerak. Menurut Nadiem, konsep Kurikulum Merdeka juga sudah
banyak dipakai di Negara-negara maju. Dengan Kurikulum Merdeka, guru akan
diberikan kewenangan untuk menentukan alur pembelajaran. Jadi apabila sekolah
belum percaya diri atau belum siap melakukan perubahan, masih diperbolehkan
menerapkan Kurikulum 2013 yang sebelumnya diterapkan.

Bagaimana Jika Ingin Menggunakan Kurikulum Merdeka? Kurikulum


Merdeka terbuka untuk digunakan seluruh satuan pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA,
SMK, Pendidikan Khusus, dan Kesetaraan. Satuan pendidikan menentukan pilihan
berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang mengukur
kesiapan guru, tenaga kependidikan dan satuan pendidikan dalam pengembangan
kurikulum. Pilihan yang paling sesuai mengacu pada kesiapan satuan pendidikan.
Implementasi Kurikulum Merdeka semakin efektif jika makin sesuai kebutuhan. Soal
penerapan Kurikulum Merdeka, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim memberi
kebebasan kepada pihak sekolah. Ia menyatakan, Kemendikbud tidak akan
memaksakan implementasi kurikulum merdeka.

Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem


Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6
tahun, Sedangkan Merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada
lembaga pendiikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi
vang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang
mereka sukai. Menurut Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
B. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah perlengkapan atau sebuah alat untuk


melaksanakan proses yang memungkinkan guru dan siswa melakukan kegiatan proses
belajar-mengajar dalam setiap pertemuan di kelas. Beberapa administrasi atau
kumpulan perangkat pembelajaran seperti; RPP, silabus, prota, promes, pemetaan KI-
KD, jurnal, KKM, dan buku guru menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas. Sedangkan untuk siswa
diberikan pegangan berupa Buku siswa yang digunakan untuk memahami materi
pembelalajaran.

Seperti yang kita ketahui bahawa menyusun perangkat pembelajaran saat


mengggunakan kurikulum KTSP memiliki perbedaan dengan saat menggunakan
kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 perangkat pembelajaran lebih di kembangkan
sehingga akan menyulitkan gutu dalam membuat perangkat pembelajaran apabila
tidak memiliki referensi atau pedoman dalam membuat perangkat pembelajaran
kurikulum 2013. Saai ini dalam pengggunaan kurikulum 2013 banyak juga perangkat
pembelajaran yang sudah menggunakan hasil revisi terbaru dimana hampir setiap
tahunnya ada saja hasil revisi terbaru dari perangkat pembelajaran kurikulum 2013
yang telah banyak di miliki oleh guru-guru di sekolah. Sebelumnya telah banyak yang
memiliki perangkat pembelajaran hasil revisi 2017, dan revisi 2018 maka kali ini saya
akan membagikan perangkat pembelajaran revisi 2019 yang merupakan revisi terbaru
saat ini. Pada kurikulum 2013 khususnya untuk jenjang SMA terdapat tiga kategori
kelompok mata pelajaran yaitu ada yang masuk kelompok A yaitu masuk dalam
kelompok mata pelajaran wajib, kelompok B yaitu masuk dalam kelompok mata
pelajaran pilihan dan kelompok C yaitu kelompok mata pelajaran peminatan. Pada
observasi ini saya sebagai penulis akan membagi seluruh perangkat pembelajaran dari
hasil wawancara saya dari guru biologi SMAN 02 BUAY BAHUGA, mulai dari kelas
X, XI, dan XII SMAN 02 BUAY BAHUGA yang sudah terintregasi dengan
kurikulum 2013 dan sudah merupakan perangkat pembelajaran hasil revisi terbaru.
Selain itu dalam perangkat pembelajaran yang akan saya bagikan ini tiap-tiap mata
pelajaran sudah dilengkapi dengan beberapa perangkat pembelajaran didalamnya
yaitu meliputi silabus, RPP, program tahunan, program semester, dan kkm.

C. Media

Perlu diketahui media berarti segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong adanya
proses belajar. Media pembelajaran berfungsi untuk memperjelas informasi yang
diberikan secara verbal, meningkatkan motivasi dan perhatian siswa, menambah
variasi penyajian materi, memudahkan pemahaman materi, danmeningkatkan
keingintahuan. Media pembelajaran dapat dipilih berdasarkan ketersediaan alat dan
bahan, kesesuaian dengan konsep, keamanan penggunaan.

Dari masalah tersebut peneliti melakukan observasi dan wawancara melalui


guru biologi di SMAN 02 BUAY BAHUGA melalui via whattsapp, dengan
pertanyaan yang terkait dengan media atau sarana dan prasarana di sekolah tersebut,
penulis mendapatkan informasi bahwa, Masalah tersebut sesuai dengan apa yang
dijabarkan oleh guru biologi disana yaitu Bpk. Tumijo, Bpk. Tumijo mengatakan
bahawa terbatasnya sarana prasarana sebesar 10,20% pernyataan guru tersebut
membahas tentang terbatasnya sarana dan prasarana di kelas. Guru menguraikan alat
yang diperlukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar seperti media ajar dan
alat praktikum tidak lengkap sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab
guru susah dalam melakukan kegiatan mengajar dan tidak melakukan praktikum.
Selain itu kelas yang memiliki jumlah siswa yang terlalu banyak menjadi salah satu
penyebab kurang efektifnya pembelajaran. Guru juga mengungkapkan mengalami
keterbatasan dalam bentuk media pembelajaran dan ingin sekali membuat
pengembangan media ajar atau menginovasi media ajar yang sudah ada tanpa terpaku
dengan media ajar atau bahan ajar yang disiapkan oleh pemerintah.

Dari kurangnya media ajar di sekolahan tersebut timbul masalah lain yaitu
masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, Bpk. Tumijo mengungkapkan
permasalahan terkait dengan materi pembelajaran sebesar 6,12 %. Hal utama yang
diungkapkan adalah berkaitan banyaknya materi yang harus diselesaikan. Selain itu,
guru menganggap beberapa materi sulit bagi siswa. Materi yang dianggap sulit yaitu:
genetika, virus dan monera, transport sel, sistem koordinasi dan imunitas. Siswa juga
sulit dalam menghafal nama-nama latin. Beberapa konsep pada materi-materi tersebut
bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami. Karena kurangnya media ajar yang
digunakan maka terdapat materi yang susah dijelaskan oleh guru, materi yang
seharusnya guru jelaskan dengan media ajar malah menjadi pembelajaran yang kurang
menarik bagi siswa kerena di anggap monoton dan susah untuk dipahami.

D. Strategi Pembelajaran

Dari wawancara dan observasi yang sudah dilakukan dengan guru biologi di
SMAN 02 BUAY BAHUGA yaitu Bpk. Tumijo, Bpk. Tumijo memberikan
pernyataan bawasannya memang benar pandemi covid 19 telah merubah cara pandang
pembelajaran yang harus dilakukan secara tatap muka menuju kepada pembelajaran
secara online. Pendidik  harus mulai beradaptasi dalam kondisi seperti ini, Pendidik
harus mampu merancang strategi pembelajaran yang efektif sehingga anak didik
mampu memahami secara kognitif materi yang diajarkan oleh pendidik. Kondisi saat
ini yaitu pembelajaran secara daring berdampak secara psikologis seperti lelah dalam
mengikuti pembelajaran, bosan dan tidak mampu memahami pembelajaran. Strategi
pembelajaran merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Pendidik  yang
tidak memiliki strategi pembelajaran akan kesulitan dalam melaksanakan proses
belajar mengajar sehingga anak didik tidak akan mendapatkan materi pembelajaran
dengan baik. Pandemi covid 19 menjadikan sistem pembelajaran harus mencari
bentuk inovasi untuk proses kegiatan belajar  mengajar  secara efektif. Inovasi
pembelajaran dibutuhkan untuk menjembatani adanya halangan pembelajaran secara
tatap muka menuju pembelajaran secara online. Pendidik  harus mampu menyusun
strategi pembelajaran secara efektif di era new normal, hal ini sesuai dengan arahan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan mengarahkan agar semua kegiatan belajar mengajar diadakan dari rumah
dan harus menjaga jarak. Dari penjelasan tersebut guru dan pihak sekolah SMAN 02
BUAY BAHUGA menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang bisa
digunakan oleh pendidik  dalam era new normal ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran secara online (dalam jaringan)

Metode ini bisa digunakan oleh pendidik dan anak didik dalam
memanfaatkan alat telekomunikasi dan menjalankannya dari rumah. Metode
ini mampu untuk melaksanakan proses pembelajaran secara online. Saat ini,
proses pembelajaran secara online (e-learning) harus dilakukan guna
meningkatkan standart mutu pendidikan. Dalam penyampaian pembelajaran
dalam jangakauan luas (Rosenberg, 2001:28), memiliki tiga kriteria yaitu

1) mampu untuk memperbaharui, menyimpan, menyampaikan dan


membagi materi ataupun informasi.
2) pengiriman melalui jaringan sampai ke pengguna dengan menggunakan
computer atau alat telekomunikasisecara cepat.
3) urgensi teknologi informasi dapat dioptimalkan untuk pendidikan.

Pelaksanaan pembelajaran secara online dapat menggunakan aplikasi virtual


meeting secara online seperti zoom, google meet, whatup group dan lain
sebagainya sehingga metode ini aman bagi pendidik dan anak didik dan tujuan
pembelajaran tercapai. Kelemahan metode ini jika jaringan penyedia layanan
telekomunikasi lambat atau putus sehingga proses kegiatanbelajar mengajar
menjadi terhambat.

2. Pembelajaran secara blended

Kemajuan teknologi memberikan dampak perubahan pada proses


pembelajaran, dalam hal ini metode pembelajaran yang dilaksanakan secara
klasikal (tatap muka secara langsung) dapat dilalkukan dengan online.
Kombinasi strategi pembelajaran belended learning menggunakan dua
pendekatan yaitu secara online dan tatap muka. Kegiatan ini dapat dilakukan
secara fleksible,yaitu dapat dilakukan dimana saja (everywhere) dan kapan saja
(anytime). Menurut Heinze and Procter, 2006. Blended learning yaitu
percampuran atau kombinasi pembelajaran antara tatap muka secara langsung
dan online secara harmonis dan ideal.

Secara etimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu blended
yang berarti campuran learning yaitu pembelajaran. Dalam hal ini dapat
diartikan bahwa blended learning yaitu pola pecampuran dari berbagai pola
lainnya dalam pembelajaranBlended Learning adalah pertemuan virtual antara
pendidik dan anak didikwalaupun keduanya tidak berada ditempat yang sama
tetapi dapat memberikan feedback, bertanya ataupun menjawab sesuai dengan
real time

Menurut (Carman: 2002) terdapat lima kunci untuk melaksanakan pembelajaran


secara blended learning (yaitu) :

1) Live Event yaitu pembelajaran langsung atau tatap muka. Hal ini dilakukan
antara pendidik  dan anak didik secara langsung secara online. Kegiatan dapat
dilakukan melalui zoom, google meet dsb
2) Self Paced Learning yaitu kombinasi dengan pembelajaran mandiri. Hal ini
dilakukan oleh anak didik dimana saja dengan menggunakan materi (bahan
ajar) yang bersifat text based maupun multimedia based seperti video, animasi,
simulasi, gambar, audio ataupun kobinasi dari kesemuanya. Materi tersebut
dapat diberikan secara online (streaming video, streaming audio atau e book,
adapun secara offline dalam bentuk CD dan cetak.
3) Collaboration, yaitu mengkombinasi antara pendidik dan peserta didik yang
keduanya bisa lintas sekolah/kampus. Pendidik dapat meramu bentuk-bentuk
kolaborasi, baik kolaborasi antar teman sejawat, antar peserta didiik dan
pendidik melalui bentuk-bentuk komunikasi secara online seperti chatroom,
forum diskusi, virtual meting, email dan mobile phone. Hal ini untuk
pendalaman materi, problem solving maupun project based learning.
4) Assesment, yaitu pendidik harus mampu mengkombinasi jenis penilaian baik
yang bersifat tes dan non tes atau tes yang bersifat autentik (portofolio).
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara online dan offlne agar peserta didik
mudah untuk mengetahui hasil penilaian
5) Performance Support Materials yaitu jika pendidik ingin mengkombinasi
antara tatap muka secara langsung atau online, harus mempersiapkan sumber
daya untuk mendukung kegiatan tersebut. Seperti Learning/ Content
Management System (LCMS), dimana peserta didik dapat mengakses
materi/bahan ajar, daftar hadir, tugas secara. Perlu diperhatikan juga aplikasi
system ini terinstal dengan baik guna kelancaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran

Strategi Pembelajaran Blended Learning dapat diterapkan oleh pendidik dan


anak didik dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Metode ini selain
meningkatkan kemampuan kognitif juga motoric dan menjaga psikologi Pendidik dan
peserta. Kelemahan metode initidak bisa diterapkan jika sarana dan prasarana tidak
mendukung seperti akses internet yang lambat atau putus. Dalam hal ini sebagai
Pendidik harus mampu mendesain pembelajaran yang menarik.
E. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi Hasil Belajar Siswa pada Masa Pandemi Covid 19 di SMAN 02


BUAY BAHUGA, yang disesuaikan dengan hasil wawancara adalah: Gambaran
tentang evaluasi konteks menunjukan keadaan pembelajaran yakni pembelajaran
daring atau online dan luring. Pembelajaran daring mengalami tantangan karena tidak
secara maksimal didukung oleh fasilitas internet yang memadai, serta faktor
kemampuan lokasi jaringan anaknya yang tidak mendukung. Sehingga pembelajaran
diarahkan secara luring dan daring, dimana guru memberikan materi ajarnya kepada
peserta didik dan mendorong peserta didik menyelesaikan tugas- tugas melalui LKS;
Gambaran tentang evaluasi input atau masukan, menunjukan pada fasilitas sarana dan
prasarana, dalam mendukung pembelajaran daring dan luring. Sekolah sudah
memiliki Laptop dan komputer PC untuk pembelajaran daring, dengan demikian
sarana dan prasarana pada pembelajaran daring sudah disiapkan walaupun tidak
terlalu maksimal, Begitu juga pembelajaran luring dimana guru mempersiapkan
materi, baik materi belajar maupun LKS juga soal-soal tes.

Pada pembentukan karakter peserta didik menunjukan banyaknya peserta


didik yang awalnya rajin belajar namun akhir-akhir ini mulai malas belajar dan
menyelesaikan tugas-tugas LKS. Salah satu input atau masukan lainnya dalam
pembelajaran di Selain itu dana-dana pendidikan seperti dana BOS maupun bantuan
pemerintah daerah atau pusat sangat membantu memenuhi kebutuhan pembelajaran
daring dan luring; Gambaran tentang evaluasi proses, menunjukan pada proses
pembelajaran daring dan luring. Pembelajaran daring tidak berlangsung lama, karena
kendala yang dialami, sedangkan proses pembelajaran luringlah yang terus
berlangsung dengan proses dan tahapannya. Guru tetap mempersiapkan materi yang
dipilih sesuai kompetensi yang tepat dalam pembelajaran daring maupun luring
nantinya; Gambaran tentang evaluasi produk, menunjukan pada proses evaluasi hasil
pembelajaran, dan efektifitas pembelajaran daring dan luring. Pada hasil pembelajaran
merupakan penilaian terakhir yang dilakukan oleh pihak sekolah melalui rangkaian
proses pembelajaran sampai dengan hasil pembelajaran. Setelah melalui proses
pembelajaran daring oleh peserta didik, dan sampai pada evaluasi pembelajaran
melalui penyelesaian soal LKS, Ulangan Harian 1 dan 2, Penilaian Tengah Semester
serta Penilaian Akhir Semester. Guru melakukan evaluasi sehingga memastikan
apakah peserta didik memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada setiap mata
pelajaran yang ada.

Anda mungkin juga menyukai