Disusun oleh:
1. Fauziatul Khusna (1808076058)
2. Khoerul Ummah (1808076062)
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu
bangsa. Pendidikan adalah salah satu investasi yang akan menghasilkan manusia-
manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam pengembangan suatu bangsa. Yang memiliki mutu serta kualitas dan
manfaat (benefit) individu, sosial atau institusional akan diperoleh secara
bervariasi. Namun, manfaat individual tidak akan diperoleh secara cepat, akan
tetapi perlu waktu yang cukup lama, bahkan dapat berlangsung selama satu
generasi bidang pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu dibutuhkan
sistem yang berkesinambungan serta berkelanjutan.
Pendidikan juga tidak dapat dilepaskan oleh sistem cara kerja dalam
implementasi (penerapannya) terhadap suatu manajemen yang juga sebagai
pendukung sistem pendidikan dalam pengaplikasian kurikulum yang sifatnya
tidak tetap dan selalu berubah-ubah. Hal tersebut terjadi demi kepentingan serta
kebaikan bersama dalam rangka mewujudkan visi dan misi demi mencapai suatu
hasil yang optimal, khususnya dunia pendidikan untuk generasi muda yang
berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia globalisasi.
Saat ini pendidikan di Indonesia masih saja mengalami berbagai persoalan
yang tidak mudah untuk diselesaikan, karena substansi yang ditransformasikan
selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kemajuan masyarakat sendiri. Salah
satu persoalan yang masih dihadapi adalah pada kurikulum pendidikan yang terus
berganti yang membebani peserta didik tanpa ada arah pengembangan yang
benar-benar diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada
kurikulum tersebut.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang
signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta
didik. Perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan,
yang dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu
adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut perlu dilakukan demi menciptakan
generasi muda masa depan yang berkarakter dan unggul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kurikulum yang berlaku di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus?
2. Bagaimana penerapan kurikulum di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus?
3. Apa perbedaan mendasar dari Kurikulum 2013 dan KTSP?
4. Apa saja kendala yang dialami dalam penerapan Kurikulum 2013 di MA
Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus?
5. Bagaimana implementasi Kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran
online saat ini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kurikulum apa yang berlaku di MA Nahdlatul Muslimin
Undaan Kudus.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan kurikulum di MA Nahdlatul
Muslimin Undaan Kudus.
3. Untuk mengetahui perbedaan mendasar dari kurikulum 2013 dan KTSP.
4. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dialami dalam penerapan Kurikulum
2013 di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus..
5. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum yang diterapkan
dalam pembelajaran online.
D. Metode observasi
Metode observasi yang digunakan adalah wawancara yang dilaksanakan
dengan melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber yang terkait yaitu
guru yang mengajar mata pelajaran kimia.
E. Waktu dan Tempat
Observasi dilakukan dengan melakukan kunjungan di MA Nahdlatul
Muslimin Undaan Kudus pada tanggal 30 September 2020 pukul 08.30 WIB.
F. Topik Observasi
Topik dalam observasi ini adalah penerapan Kurikulum 2013 di MA
Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus terutama pada mata pelajaran kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Simpulan
1. Kurikulum yang diterapkan di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus adalah
Kurikulum 2013 Revisi.
2. Pihak sekolah dan guru terus berusaha secara maksimal dalam menerapkan
Kurikulum 2013. Kurikulum yang diterapkan saat ini dilaksanakan secara
flexible dengan tujuan bagaimana peserta didik dapat memahami materi
pembelajaran yang disampaikan.
3. Perbebaan mendasar Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 terletak pada
kurikulum KTSP pembelajarannya berorientasi pada guru (teacher centered
learning) sedangkan kurikulum 2013 student centeren learning.
4. Kendala-kendala dalam menerapkan Kurikulum 2013 antara lain siswa
cenderung enggan melakukan diskusi, cenderung malas, lebih suka dijelaskan
oleh guru, dan fasilitas untuk pembelajaran juga kurang lengkap.
5. Dalam pembelajaran online diterapkan kurikulum darurat yang RPP nya
dibuat khusus untuk pembelajaran daring. Pembelajaran online ini memiliki
banyak kelemahan.
B. Saran
Diperlukan sikap tanggap dan kesabaran seorang guru dalam
membimbing siswa saat pembelajaran. Alokasi waktu dalam kegiatan belajar
mengajar perlu ditangani secara bijak sehingga pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar dapat berjalan dengan baik. Partisipasi aktif siswa dalam kegiatan
belajar-mengajar sangat diperlukan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang
maksimal sesuai yang diinginkan. Perbaikan serta pemenuhan fasilitas juga harus
segera dilakukan untuk dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran yang baik.