Anda di halaman 1dari 19

METODE PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Dr. H. Ismail, M. Ag.,
Nur Alawiyah, M. Pd.,

Disusun oleh:
Nur Hikmah (1808076052)
Elly Dwi Yulianti (1808076053)
Astry Risqi Widiani (1808076054)
Siti Mustika Asih (1808076055)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Metode Pendidikan Islam” dengan tepat waktu. Makalah ini membahas
mengenai pengertian, macam-macam metode pendidikan Islam serta relevansi
metode pendidikan Islam dengan dunia pendidikan terkini.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu dan rekan
tim kelompok yang dapat bekerja sama dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan guna perbaikan pembuatan makalah kami selanjutnya.

Semarang, 01 Oktober 2020

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian Metode Pendidikan Islam.............................................................. 3
B. Macam-Macam Metode Pendidikan Islam ..................................................... 3
C. Relevansi Metode Pendidikan Islam pada Konteks Pendidikan Terkini ........ 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
A. Simpulan ........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kewajiban bagi semua warga negara.
Pendidikan berfungsi sebagai tolok ukur maju tidaknya suatu negara. Maka
dari itu, demi kemajuan suatu bangsa sudah sepatutnya baik dari pihak
pemerintah maupun warga negara untuk bahu membahu dalam rangka
memajukan pendidikan di Indonesia. Adapun usaha untuk memajukan
pendidikan, baik pendidikan akhlak, moral maupun pengetahuan diperlukan
pengelolaan yang baik. Pengelolaan tersebut mencakup pengelolaan sistem
pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum, maupun pengelolaan metode
pembelajaran (Murtadho, 2016).
Guru adalah titik penentu keberhasilan pendidikan, mengingat usia
anak sebagai peserta didik masih sangat belia. Usia peserta didik yang muda
melahirkan ketergantungan yang tinggi terhadap guru sebagai pendidik
sekaligus orang tua mereka di kelas. Semakin bertambah usia anak, maka
akan semakin berkurang ketergantungan mereka terhadap guru. Hal ini dapat
dilihat pada berbedanya tingkat kemandirian peserta didik pada tiap strata
pendidikan, semakin tinggi strata pendidikan maka akan semakin mandiri
pula peserta didik di lembaga pendidikan tersebut (Fikri, 2017). Maka sangat
tidak adil jika anak dengan ketergantungan tinggi terhadap gurunya dijadikan
“kambing hitam” kegagalan proses pembelajaran di kelas. Sedangkan yang
seharusnya menjadi bahan evaluasi adalah metode penyampaian guru di kelas
dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh guru tersebut.
Permasalahan yang terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan adalah
para pendidik kurang memperhatikan metode penyampaian di dalam kelas,
kalau pun menggunakan metode tertentu cenderung metode tersebut sudah
sangat klasik untuk terus dipraktikkan dan dipertahankan di masa kini.
Sedangkan di sisi yang lain, peserta didik membutuhkan metode-metode
belajar yang efektif dan praktis untuk dapat memahami pelajaran dengan
cepat, tepat dan mudah. Oleh sebab itu, guna mengetahui dan memahami

1
lebih lanjut tentang metode pendidikan Islam, penulis mengulas beberapa
contoh metode pendidikan Islam dan relevansinya dengan dunia pendidikan
terkini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode pendidikan Islam?
2. Apa saja macam-macam metode pendidikan Islam?
3. Bagaimana relevansi metode pendidikan Islam dengan konteks dunia
pendidikan terkini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui macam-macam metode pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui bagaimana relevansi metode pendidikan Islam dengan
konteks dunia pendidikan terkini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pendidikan Islam
Metode berasal dari bahasa Yunani “metha” yang berarti “melalui” dan
“hodos” berarti cara atau jalan yang dilalui. Metode berarti suatu jalan yang
dilalui untuk mencapai tujuan (Suharto, 2006). Metode, dalam bahasa Arab
dikenal dengan istilah Thariqah berarti langkah-langkah strategis yang
dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan. Metode, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah cara yang teratur dan terpikirkan baik-baik untuk
mencapai maksud. Maka dari itu, dapat dipahami bahwa metode yaitu suatu
cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai suatu
tujuan pengajaran (Arief, 2002).
Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing, membina
serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik
ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-
manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya
untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah
Allah SWT., baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk
lainnya. Pendidikan yang dimaksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al-Quran
dan Al-Hadits. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan
Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan
pendidikan Islam.
B. Macam-Macam Metode Pendidikan Islam
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam
dunia pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin
dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih
baik dari sebelumnya.

3
Berikut ini beberapa metode pendidikan yang dikemukakan oleh para
ahli, yaitu:
1. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian materi pelajaran
kepada siswa dengan cara penuturan lisan secara langsung yang
didengar oleh peserta didik, baik dalam skala kecil atau pun jumlah
besar. Dalam pendidikan Islam metode ini sudah digunakan sejak
zaman pendidikan Islam awal yakni pada pendidikan masa Rasulullah
dan para sahabat. Hingga kini metode ceramah masih terus
dipertahankan karena memiliki kelebihan tersendiri di samping juga
ada kelemahan dalam pengaplikasian di kelas.
Beberapa alasan mengapa metode ceramah menjadi tepat untuk
dipraktikkan, diantaranya: 1) apabila guru menyampaikan fakta dan
pendapat yang tidak tertulis di dalam buku atau naskah, 2) apabila
materi pelajaran yang harus disampaikan terlampau banyak
sedangkan waktu sangat terbatas, 3) apabila guru adalah seorang
pembicara yang komunikatif dan persuatif, 4) apabila guru ingin
memperkenalkan pokok pelajaran yang baru dan menghubungkannya
dengan materi sebelumnya (asosiasi), 5) apabila guru ingin
merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari, 6) apabila jumlah
siswa terlalu banyak sehingga materi sulit disampaikan dengan
metode lain (Surachmad, 1980; Fikri, 2017).
b. Metode diskusi atau musyawarah
Kehidupan sosial masyarakat, khususnya dalam hubungan
interaksi edukatif manusia sering dihadapkan pada berbagai macam
permasalahan hidup, masalah ini terkadang ada yang mampu
diselesaikan secara individual, tetapi banyak pula yang membutuhkan
pertolongan orang lain untuk menyelesaikannya. Metode diskusi atau
musyawarah adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah yang menyangkut untuk kebutuhan dan

4
kepentingan bersama. Metode diskusi merupakan sebuah metode
yang menyajikan pelajaran melalui proses pemikiran kritis dan teliti
tentang suatu masalah tertentu dengan jalan bertukar pikiran, bantah
membantah dan memeriksa dengan teliti hubungan yang terdapat di
dalamnya, dengan jalan menguraikan, membanding-bandingkan, dan
mengambil kesimpulan. Melalui metode diskusi untuk masalah
tertentu bisa dijumpai lebih dari satu jawaban yang seluruhnya dapat
diterima kebenarannya (Yusuf, 1985). 35.
Beberapa alasan mengapa metode diskusi menjadi tepat untuk
dipraktikkan, diantaranya: 1) metode diskusi sangat tepat digunakan
untuk menghidupkan suasana belajar mengajar di kelas, 2) mampu
mempertinggi partisipasi siswa untuk mengeluarkan pendapat,
3) merangsang siswa untuk mencari pemecahan terhadap suatu
masalah, 4) melatih siswa untuk bersikap dinamis dan kreatif dalam
berpikir, 5) menumbuhkan sikap toleransi dalam berpendapat dan
bersikap, 6) hasil diskusi dapat disimpulkan dan mudah untuk
dipahami, 7) mampu memperluas cakrawala dan wawasan berpikir
siswa (Yusuf, 1997).
c. Metode demonstrasi dan eksperimen
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
menggunakan media atau alat peraga untuk menjelaskan suatu konsep
atau materi pelajaran tertentu, atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan dan jalannya suatu proses kepada siswa. Jika demonstrasi
penekanannya terletak pada memperagakan bagaimana jalannya
proses tertentu, maka eksperimen adalah melakukan percobaan atau
mempraktikkan secara langsung atau dengan cara meneliti dan
mengamati dengan teliti.
Beberapa alasan mengapa metode demonstrasi dan eksperimen
menjadi tepat untuk dipraktikkan, diantaranya: 1) apabila pelajaran
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tertentu pada siswa,
2) untuk memudahkan siswa memahami materi pelajaran yang

5
berbentuk praktik, sehingga tidak membutuhkan penjelasan verbal
yang panjang, 3) untuk menghindari verbalisme yang berlebihan
dalam pengajaran, 4) menjadikan siswa aktif dan kreatif karena
terlibat langsung dalam percobaan atau pengamatan, 5) memberi
kesan mendalam bagi siswa karena pembelajaran berdasarkan
pengalaman langsung yang mudah diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari (Yusuf, 1997).
d. Metode Insersi (Sisipan)
Metode Insersi merupakan metode yang menyajikan materi
pelajaran dengan cara menyelipkan inti sari materi pelajaran agama
Islam di dalam materi pelajaran umum, bertujuan agar siswa tidak
hanya menerima penjelasan materi pelajaran umum secara ilmiah
tetapi juga mampu melihat perbandingan kajian melalui perspektif
kajian agama.
Kelebihan matode insersi diantaranya: 1) pelaksanaan metode
ini tidak banyak membutuhkan waktu, umumnya tidak lebih dari 2–3
menit, 2) tanpa sadar siswa telah mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman agama, 3) tidak bergantung kepada media pengajaran, 4)
siswa dapat membandingkan materi umum yang ditinjau melalui
perspektif agama.
e. Metode Menyelubung (wrapping method)
Metode menyelubung atau membungkus (wrapping method)
yaitu metode yang menyajikan materi pelajaran agama yang sengaja
dibungkus atau diselubungi dengan materi-materi lain, seperti melalui
kisah cerita, atau melalui ilmu lain seperti ilmu sejarah, metode ini
memasukkan secara terselubung norma agama melalui materi umum
(Yusuf, 1985). Misalnya seorang guru mengajar sejarah perang Paderi
yang mengisahkan kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol, atau sejarah
perang Salib dengan pahlawannya yang terkenal Salahuddin al-
Ayuby, maka di dalam kisah tersebut dapat disuntikkan nilai-nilai
keimanan dan ketauhidan kepada Allah SWT. Berbeda dengan

6
metode insersi, metode wrapping dalam menyampaikan pelajaran
agama selalu memulai dengan materi umum yang berfungsi sebagai
pembawanya, sedangkan yang menjadi materi pokok adalah materi
agama. Materi umum hanya sebagai kulit pembungkusnya. Inti
perbedaan metode insersi dan metode wrapping terletak pada mata
pelajarannya, selain itu dalam metode wrapping seluruh waktu yang
tersedia digunakan untuk penjelasan materi agama, sedangkan pada
metode insersi penjelasan materi agama hanya berupa sisipan yang
tidak lebih dari 2-3 menit.
Kelebihan metode menyelubung (wrapping) diantaranya: 1)
metode ini menuntut kesiapan guru untuk menguasai materi agama
disamping materi umum yang diajarkan, sehingga mendorong guru
untuk berwawasan luas, 2) selain peran guru, metode ini menuntun
siswa untuk melihat materi umum dari sudut pandangan nilai-nilai
agama, 3) menghilangkan dikotomi (pemisahan) antara materi umum
dan agama sehingga siswa dapat menemukan garis merah antara
kedua materi tersebut sehingga tidak muncul sikap sinis terhadap
salah satu materi pelajaran (Yusuf, 1997).
f. Metode Inquiry
Metode inquiry merupakan metode pengajaran yang dilakukan
dengan cara menyuguhkan suatu peristiwa yang mengandung teka-
teki atau permasalahan kepada peserta didik, sehingga peserta didik
terdorong mencari pemecahan masalah tersebut. Pola kerja metode
inquiry ditelusuri dari fakta nyata lapangan menuju teori, dengan
harapan siswa dapat termotivasi untuk mencari dan meneliti, serta
mampu menyelesaikan masalah dengan kemampuan dirinya sendiri.
Pelaksanaan metode inquiry dilakukan dengan cara membagi
tugas meneliti suatu masalah di kelas. Siswa terlebih dahulu dibagi
menjadi beberap kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kemudian tugas tersebut
dipelajari, diteliti, dan dibahas bersama-sama kelompoknya. Setelah

7
dibahas, kemudian tiap kelompok membuat laporan hasil, laporan
harus sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kelebihan metode inquiry antara lain: 1) mendorong siswa
untuk berpikir ilmiah dan sistematis dalam menyelesaikan
permasalahan, 2) mendorong siswa untuk berpikir kritis dan intuitif,
dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, 3) menumbuhkan sikap
objektif, jujur dan terbuka, 4) proses belajar mengajar menjadi hidup
dan dinamis (N.K, Roustiyah, 1985).
2. Menurut Abd al- Rahman al-Nahlawi
a. Metode Mutual Education
Metode mendidik secara kelompok yang pernah dicontohkan
nabi. Misalnya dicontohkan nabi sendiri dalam mengerjakan sholat
dengan mendemonstrasikan cara-cara sholat yang baik. Beliau
bersabda yang artinya “Sholatlah kamu sekalian sebagaimana aku
sholat” (HR. Bukhori). Kemudian menganjurkan sholat secara
berjamaah dengan pahalanya berlipat 27 kali atau sholat Jumat setiap
hari Jumat seminggu sekali, dan sebagainya. Melalui cara
berkelompok inilah maka proses mengetahui dan memahami ilmu
pengetahuan lebih efektif, oleh karena satu sama lain dapat salaing
bertanya dan saling mengoreksi bila satu sama lain melakukan
kesalahan (An-Nahlawi, 1995).
b. Metode Kisah Qurani dan Nabawi
Metode ini disebut juga metode cerita yakni cara mendidik
dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan
menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah Islam, yakni Al-
Quran dan Hadits. Dalam Al-Quran dijumpai banyak kisah, terutama
yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa lampau. Seperti
kisah kerasulan nabi-nabi terdahulu dan peran mereka dalam
menyebarkan agama Allah SWT dan dengan kebesaran mukjizat yang
diberikan Allah SWT kepadanya. Melalui pengetahuan akan hal ini

8
peserta didik diharapakan dapat menarik kesimpulan atau mengambil
hikmah dari cerita yang telah mereka ketahui.
Pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan
karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis
kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan mengemukakan
kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis
terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswatun
khasanah (suri tauladan yang baik) bagi kehidupan mereka, terutama
untuk membentuk akhlak pada kepribadian masing-masing peserta
didik.
c. Metode Perumpamaan
Metode ini, disebut pula metode “amtsal” yakni cara mendidik
dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami
suatu konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-Quran memiliki
tujuan Psikologi Edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna
dan ketinggian maksudnya. dampak edukatif dari perumpamaan Al-
Quran dan Nabawi diantaranya :
1) Memberikan kemudahan dalam memahami suatu konsep yang
abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda
sebagai contoh konkret dalam Al-Quran.
2) Mempengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang
diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan
ketuhanan.
3) Membina akal untuk terbiasa berpikir secara valid pada analogis
melalui penyebutan premis-premis.
4) Mampu mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi
dan mental manusia.
d. Metode Keteladanan
Metode ini, disebut juga metode meniru yakni suatu metode
pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh
teladan yang baik kepada anak didik. Dalam Al-Quran, kata teladan

9
diproyeksikan dengan kata Uswah yang kemudian diberikan sifat di
belakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik.
Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan
pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang
baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Metode
keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan Akhlak Al-Mahmudah
kepada peserta didik. Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah
adalah Rasulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri
tauladan bagi umatnya. Seorang pendidik dalam berinteraksi dengan
anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun
negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter,
terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara yang merusak
fitrohnya. Nilai edukatif keteladanan dalam dunia pendidikan adalah
metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam
mempersiapkan dan membentuk moral spriritual dan sosial anak
didik.
e. Metode Ibrah dan Mau’idzah
Ibrah adalah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia
kepada intisari sesuatu yang disaksikan, dihadapi dengan
menggunakan nalar dan menyebabkan hati itu mengakui (Sarbani,
2015). Mau’idzah disebut juga metode “nasihat” yakni suatu metode
pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi.
Metode Ibrah dan mau’idzah (nasihat) sangat efektif dalam
pembentukan anak didik terhadap hakikat sesuatu, serta
memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan
membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Berdasarkan Al-Quran,
metode nasihat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar
peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya,
mereka seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih
melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar

10
psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang
dinasihati, terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi tertentu.
f. Metode Targhib dan Tarhib
Targhib, adalah janji yang disertai dengan bujukan dan
membuat ketertarikan terhadap suatu kebaikan, kenikmatan, atau
kesenangan akhirat yang pasti dan baik, serta bebas dari segala bentuk
keburukan, kemudian dengan melakukan amal saleh dan menjauhi
rayuan dunia yang mengandung bahaya atau perbuatan jelek. Hal ini
tidak lain dalam rangka menggapai keridhaan Allah SWT yang
merupakan rahmat Allah SWT bagi hamba-hamba nya.
Tarhib adalah Ancaman atau intimidasi disertai dengan
hukuman sebagai akibat dosa dan kesalahan yang dilakukannya dan
merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, serta perbuatan
yang melalaikan perintah Allah SWT, dengan kata lain, tarhib adalah
ancaman dari Allah yang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa
takut hamba-hambanya, dengan memperlihatkan kebesaran dan
keagungan-Nya agar selalu berhati-hati dalam bertindak. Pada
konteks pendidikan, metode tarhib yakni suatu metode pendidikan dan
pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas
kesalahan yang dilakukan peserta didik (Ma’rufin, 2015).
C. Relevansi Metode Pendidikan Islam pada Konteks Pendidikan Terkini
Metode pendidikan Islam telah ada sejak zaman Rasulullah saw, dalam
sejarah perkembangannya dikenal beberapa metode pembelajaran baik di masa
klasik atau modern. Pada masa klasik (610-1258 M) ditemukan beberapa
macam metode pendidikan yang digunakan seperti: ceramah, hafalan,
membaca dan tadarus, tanya-jawab, bercerita, menulis. Semua metode tersebut
diterapkan dalam pendidikan formal atau tidak formal, seperti pendidikan di
rumah, masjid, surau, dan sebagainya.
Pada masa pertengahan (1258-1800 M) dipergunakan beberapa metode
pendidikan seperti di masa klasik, namun ada beberapa perbedaan misalnya di
masa ini ada metode bercerita tetapi sudah bercerita dengan menggunakan

11
buku, metode menulis dengan materi yang ditulis adalah Al-Quran yang sudah
mulai ada titiknya, metode mudzakarah semacam musyawarah atau diskusi,
metode berpikir logis dari yang bersifat umun ke sederhana, metode pemberian
contoh, dan sebagainya.
Pada masa modern (1800-sekarang) dilakukan pengembangan metode-
metode di masa klasik dan pertengahan. Misalnya, penggunaan metode
ceramah dengan menggunakan media, metode hafalan masih ada, metode
membaca dikembangkan dengan peserta didik dituntut memahami (tidak
sekadar membaca), metode tanya jawab dikembangkan dengan pertanyaan
tidak hanya dijawab langsung oleh guru tetapi diberi kesempatan peserta didik
untuk menjawabnya, metode cerita lewat media, metode menulis Al-Quran
secara utuh, metode sintesis-analisis, metode diskusi yang dikembangkan dari
mudzakarah, metode penalaran induktif-deduktif, metode demonstrasi, dan
lain-lain.
Pada dasarnya antara zaman klasik, pertengahan dan modern penggunaan
metode pendidikan adalah sama, seperti metode ceramah, diskusi, hafalan, dan
tanya jawab. Namun hal yang membedakan antara ketiga periode tersebut
adalah pengembangan dalam menggunakan metode tersebut dengan dibantu
alat atau media yang semakin canggih. Apalagi dibanding dengan masa modern
yang tidak hanya menggunakan media pengeras suara dan dalam ruangan
tertentu, tetapi dapat dijangkau ke seluruh pelosok dunia melalui media audio,
atau audio-visual, sepert radio, TV, internet, dan lain-lain (Arief, 2002).
Penerapan metode-metode yang disebutkan di atas, guru dapat
menerapkannya dalam pembelajaran secara kolektif, berkelompok atau
individu, misalnya metode demonstrasi dapat dilakukan berkelompok dan
perorangan. Sedangkan metode ceramah bermedia harus dilakukan secara
klasikal dan atau diikuti langsung oleh perserta didik dalam satuan kelas.
Banyaknya metode pendidikan yang telah dikenalkan oleh para tokoh
dalam rentenan sejarah panjangnya, guru dituntut mampu memilih metode
yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran. Ini dimaksudkan agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Para pendidik harus jeli

12
dan pandai memilih dan menggunakan metode yang akan diaplikasikannya.
Penerapan metode pendidikan, yang dalam praktiknya banyak terjadi di antara
pendidik dan peserta didik dalam kehidupan masyarakat yang luas,
memberikan dampak yang besar terhadap kepribadian peserta didik
(Ramayulis, 2002).
Beberapa metode yang disebutkan di atas dikenalkan dengan tujuan
supaya pembelajaran tidak monoton. Guru diharapkan mampu menerapkannya
secara silih berganti, sehingga peserta didik tidak mengalami kebosanan
belajar. Jika mereka belajar dengan semangat, tentu tujuan pendidikan Islam
yang telah dirumuskan akan tercapai. Tujuan pendidikan Islam yang
diformulasikan oleh Rasulullah adalah penyempurnaan etika yang bersumber
dari Al-Quran (Maliki, 2002).
Berikut ini adalah beberapa contoh metode pendidikan Islam yang
berkaitan dengan pendidikan masa kini:
1. Metode Peragaan
Metode ini disebut sebagai metode demonstrasi. Jika dilihat pada
sejarah perkembangan metode pendidikan pada tiga fase di atas, maka
munculnya istilah metode demonstrasi adalah di masa ketiga. Metode ini
dalam pendidikan modern diterapkan pada materi agama yang bersifat
psikomotorik, yaitu materi pelajaran yang peserta didiknya dituntut
mampu mempraktikkan atau menampilkan.
2. Metode Ceramah
Metode ceramah dalam pendidikan modern masih diberi ruang
penerapan, namun durasinya diperkecil karena penerapan metode ini
secara maraton menyebabkan siswa pasif sedangkan tuntutan pendidikan
modern adalah siswa aktif dalam pembelajaran. Maka dari itu, dalam
penerapannya, metode ceramah seringkali dipadukan dengan metode yang
lain seperti tanya jawab dan lain-lain.
3. Metode Cerita
Secara spesifik, metode ini dikembangkan di lembaga-lembaga
prasekolah atau taman bermain. Oleh sebab itu, calon-calon guru atau

13
pengasuh di lembaga-lembaga tersebut banyak dibekali dengan metode
bernyanyi. Banyak penelitian dan tulisan-tulisan konseptual yang
mengambil fokus ini dan simpulan dari tulisan-tulisan tersebut
menyatakan bahwa bernyanyi dapat membantu perkembangan intelektual
dan emosional anak usia dini.
4. Metode reward and punishment
Metode yang sedang disorot dalam pendidikan modern adalah
metode ganjaran dan hukuman. Dalam pendidikan modern, metode ini
dikenal dengan sebutan metode reward and punishment. Sorotan atas
penerapan metode ini adalah hukuman yang dijatuhkan guru kepada siswa.
Metode ini banyak mendapat kritik dan dipersoalkan oleh orang tua siswa.
Belakangan ini ada beberapa kasus guru dipenjarakan atau dituntut oleh
orang tua siswa gara-gara memberikan hukuman kepada anaknya di
sekolah yang dinilai tidak perlu oleh orang tua siswa. Terlepas dari
persoalan itu, metode hukuman tetap perlu diterapkan dalam pendidikan
modern, namun bentuknya saja dimodifikasi dari hukuman fisik menjadi
hukuman yang edukatif, misalnya dia disuruh menghafal surat-surat
pendek, niat berwudlu’, niat berpuasa, dan sebagainya (Suriadi, 2018).
Demikian beberapa contoh metode pendidikan Rasulullah dan
relevansinya dengan pendidikan modern. Dalam kehidupan modern,
metode pendidikan Rasulullah tidak dapat diaplikasikan secara kaku,
namun guru harus pintar-pintar mengembangkannya secara lentur. Melaui
cara seperti ini, maka implementasi metode pendidikan Rasulullah dapat
terlaksana secara utuh dan dapat ditawarkan di tengah masyarakat modern.
Namun yang patut untuk dicatat bahwa pengembangan metode pendidikan
dalam pendidikan Islam tetap bersumber dari Alquran dan Hadits Nabi.

14
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Metode berasal dari bahasa Yunani “metha” yang berarti “melalui” dan
“hodos” berarti cara atau jalan yang dilalui. Metode yaitu suatu cara yang
harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai suatu tujuan
pengajaran. Metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat
ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.
2. Macam-macam Metode Pendidikan Islam:
a. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah
1) Metode Ceramah
2) Metode diskusi
3) Metode demonstrasi
4) Metode Insersi
5) Metode Menyelubung
6) Metode Inquiry
b. Menurut Abd al- Rahman al-Nahlawi
1) Metode Mutual Education
2) Metode Kisah Qurani dan Nabawi
3) Metode Perumpamaan
4) Metode Keteladanan
5) Metode Ibrah dan Mau’idzah
6) Metode Targhib dan Tarhib
3. Metode pendidikan Islam telah ada sejak zaman Rasulullah saw, baik di
masa klasik atau modern. Pada dasarnya antara zaman klasik, pertengahan
dan modern penggunaan metode pendidikan adalah sama, seperti metode
ceramah, diskusi, hafalan, dan tanya jawab. Namun hal yang membedakan
antara ketiga periode tersebut adalah pengembangan dalam menggunakan
metode tersebut dengan dibantu alat atau media yang semakin canggih.

15
DAFTAR PUSTAKA

An-Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan


Masyarakat. Jakarta: Gema Insani.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press.
Fikri, M. 2017. Konsep Pendidikan Islam; Pendekatan Metode Pengajaran. Jurnal
Ilmiah Islam Futura, 11 (1), 116-128.
Maliki, M. Alwi. 2002. Prinsip-Prinsip Pendidikan Rasulullah. Jakarta: Gema
Insani Press.
Ma’rufin. 2015. Metode Targhib dan Tarhib. Risalah: Jurnal Pendidikan Islam dan
Studi Islam, 1 (1).
Murtadho, Ahmad. 2016. Makalah Metode Pendidikan Islam. Salatiga: Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
N.K, Roustiyah. 1985. Strategi Belajar Mengajar, Cet I. Jakarta: Bina Aksara.
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sarbani, Dimas Ahmad. 2015. Metode Pengajaran dalam Pendidikan Agama Islam.
Jurnal Al-Fatih.
Suharto, Toto. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Surachmad, Winarno. 1980. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jammers
Suriadi, S. 2018. Relevansi Metode Pendidikan Rasulullah dalam Konteks
Pendidikan Modern. Edupedia, 2 (2), 43-51
Yusuf, Tayar. 1985. Ilmu Praktek Mengajar, Metodik Khusus Pengajaran Agama.
Bandung: Al-Ma’arif.
Yusuf, Tayar. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai