Anda di halaman 1dari 8

Evaluasi pendidikan tentang kognitif,Afektif dan Psikomotorik

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas hadist tarbawi


Dosen pengampu:Drs.Sangkot Nasution,MA
Di susun oleh:
Reza al-azhari Rtg(0301181013)
Nazaimi Anshori(01181062)
Ramadhandi(0301181043

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI-6)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN T.A 2019-2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam dengan sumber ajaran al-Qur’an dan hadits yang diperkaya penafsiran para ulama
ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah dalam bidang pendidikan yang telah
memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam
menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya baik pria
maupun wanita yang berlangsung seumur hidup semenjak dari buaran hingga ajal datang (al-
Hadits) – life is education
Dalam proses evaluasi pendidikan memiliki kedudukan penting dalam pencapaian hasil yang
digunakan sebagai input untuk perbaikan kegiatan pendidikan. Untuk mengetahui lebih jelas
tentang evaluasi pendidikan, akan dipaparkan tentang pentingnya evaluasi yang berhubungan
dengan ayat-ayat pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan?

2. Apa Prinsip, Metode dan Instrumen Evaluasi Pendidikan?


3. Apa saja Hadits tentang Evaluasi Pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pendidikan

2. Untuk mengetahui Prinsip, Metode dan Instrumen Evaluasi Pendidikan

3. Untuk Mengetahui Apa saja Hadits Tentang Evalusi Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Pendidikan

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau
proses untuk menemukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses
untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan. Dalam bahasa Arab
evaluasi dikenal dengan istilah “imtihan” yang berarti ujian. Dan dikenal dengan istilah
khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan.

Menurut Soegarda Poerbawakatja dalam “Ensiklopedi Pendidikan” menguraikan


pengertian pendidikan yang lebih luas, sebagai “semua perbuatan dan usaha dari generasi tua
untuk mengalihkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta ketrampilannya (orang
menamakan ini juga “mengalihkan” kebudayaan) kepada generasi muda, sebagai usaha
menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah”. Dapat
pula dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk
meningkatkan pengaruh kedewasaan si anak yang selalu diartikan mampu memikul tanggung
jawab moril dari segala perbuatan.
Jika kata evaluasi dihubungkan dengan kata pendidikan, maka dapat diartikan
sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu terhadap masalah-
masalah yang berkaitan dengan pendidikan, untuk itu evaluasi pendidikan sebenarnya tidak
hanya menilai tentang hasil belajar siswa tersebut, seperti evaluasi terhadap guru, kurikulum,
metode, sarana prasarana, lingkungan dan sebagainya.

Selain istilah evaluasi, terdapat pula istilah lain yang hampir berdekatan, yaitu
pengukuran dan penilaian. Sementara orang lebih cenderung mengartikan ketiga kata
tersebut sebagai suatu pengertian yang sama, sehingga dalam memaknainya tergantung dari
kata mana yang siap diucapkan.[1]

B. Prinsip, Metode dan Instrumen Evaluasi Pendidikan

Evaluasi dapat terlaksana dengan baik apabila pelaksanaanya senantiasa berpegang pada tiga
prinsip sebagai berikut :

1. Prinsip Keseluruhan

Penilaian harus mengumpulkan data mengenai seluruh aspek kepribadian. Meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif adalah aspek yang mengarah pada ilmu pengetahuan yang sasaranya
yaitu cara berfikir seseorang dalam setiap perbuatan.

Metode yang digunakan dalam aspek ini ada dua macam, langusung dan tidak
langsung.

 Langsung

Dalam metode ini, seorang guru bisa melakukan pengevaluasian dalam bentuk
tanya jawab secara langsung, ujian tulisan ataupun dialog kepada peserta didik
mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya, apakah telah
diterima dengan baik atau belum dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang relevan.

 Tidak Langsung

Cara yang dilakukan guru dalam metode ini adalah dengan memberikan tugas-
tugas mengenai materi yang diajarkan.

b. Aspek Afektif
Aspek afektif adalah aspek yang mengarah pada perasaan dari jiwa peserta didik yang
sasarannya adalah cara bersikap dalam perbuatan.

Metode yang digunakan dalam aspek ini adalah

 Pengamatan (Observasi)

Metode ini dilakukan dengan turun langsung ke lapangan untuk melakukan


penelitian dengan langkah-langkah berikut : perencanaan, pengumpulan data,
verifikasi data, analisis data dan penafsiran data.

 Ujian Tertulis

Dengan melakukan pengisian angket-angket yang sudah dibuat

 Ujian Lisan

Dengan melakukan tanya jawab atau dialog dengan peserta didik

c. Aspek Psikomotorik

Aspek Psikomotorik adalah aspek yang mengarah pada keterampilan ataupun


kemahiran peserta didik.

Metode yang digunakan pada aspek ini adalah Observasi , Tugas.

2. Prinsip Kesinambungan

Penialaiannya diusahakan secara kesinambungan atau kontinuitas, terus menerus agar


mendapat hasil yang di inginkan.

3. Prinsip Objektifitas

Penilain di usahakan objektifitas atau jujur, mengatakan sesuatu sesuai dengan apa
adanya.[2]

C. Hadits Tentang Evalusi Pendidikan

Ada banyak sekali contoh-contoh evaluasi yang terdapat di dalam kehidupan kita
sehari-hari. Bahkan tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak sekali kita
melakukan kegiatan evaluasi, oleh sebab itu kegiatan evaluasi adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan kita.

Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar penguasaan
sahabat terhadap materi pelajaran, nabi SAW juga mengevaluasi sahabat-sahabatnya. Dengan
mengevaluasi sahabat-sahabat, rasulullah mengetahui kemampuan para sahabat dalam
memahami ajaran agamaatau dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang
dilaksanakan, rasulullah SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara
menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat al-qur’an dihadapannya dengan
membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.
Evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah hukum secara
langsung kepada rasulullah, lalu rasulullah menjawabnya. Sebagaimana terdapat dalam
riwayat berikut ini.

‫ قال رسول‬,‫ ورقها‬,‫ عن ابى عمر قال‬,‫ عن عبدهللا بن دينار‬,‫ جدثنا اسماعيل بن جعفر‬,‫حدثنا قتيبة‬
‫ فحدثونى ماهى؟ فوقع‬,‫ "ان من شجر شجرة ال يسقط وإنها مثل المسلم‬,‫هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ " حدثنا‬,‫ ثم قالوا‬.‫ فاستحييت‬,‫ ووقع فى نفسى أنها النخلة‬,‫ عبدهللا‬,‫ قال‬,‫الناس فى شجرة اليوادى‬
".‫ " هي النخلة‬,‫" قال‬.‫ماهي يارسول هللا‬
) ‫(رواه البخارى‬
Artinya : menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada kami Ismail ibn Ja’far,
dari Abdullah Ibn Dinar, dari Ibn Umar, ia berkata, Rasulullah SAW Bersabda, “ Sesungguhnya
diantara pepohonan ada satu pohon yang daunnya tidak jatuh ke tanah (secara berguguran).
Pohon itu bagaikan seorang muslim. Jelaskanlah kepadaku pohon apa itu? “ orang-orang
mengatakan pohon itu terdapat di pedalaman. ‘Abdullah Berkata, “ dalam benakku terbetik
pikiran bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma. Akan tetapi aku malu menjawabnya. “
Orang-orang barkata “ beritahukanlah kepada kami, pohon apakah itu wahai Rasulullah?
Beliau menjawab Pohon kurma.” (HR. Bukhari).
Disamping menguji pemahaman sahabat, tentang ajaran agama, rasulullah juga di
evaluasi oleh allah melalui malaikat jibril. Sebagaimana kisah kedatangan malaikat jibril
kepada nabi Muhammad SAW. Ketika beliau sedang mengejar sahabat di suatu majlis.
Malaikat jibril menguji dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan beliau
tentang iman, islam dan ihsan.

‫ " كان النبي‬,‫حدثنا اسماعيل بن ابراهيم اخبرنا ابوا خيان التيمي عن ابي زرعة عن ابي هريرة قال‬
‫ االيمان ان تؤمن باهلل‬,‫ ماااليمان ؟ قال‬,‫صلى هللا عليه وسلم يوم بارز اللناس فاتاه رجل فقال‬
‫ وتقيم‬,‫ ان تعبد هللا والتشرك به‬,‫ " ماالسالم؟ قال‬,‫ " قال‬.‫ومالئكته وبلقائه ورسوله وتؤمن بالبعث‬
‫ ان تعبد هللا كانك‬,‫" ماالحسان؟ " قال‬,‫ قال‬.‫ وتصوم رمضان‬,‫ وتؤدى الوكاة المفروضة‬,‫الصالة‬
‫ وسأخبرك‬,‫ " مالمسئول عنها اعلم من السائل‬:‫ من الساعة؟ قال‬:‫تراه فإلم تكن تراه فإنه يركز قال‬
‫ فى خمس ال يعلمهن‬, ‫ واذا تطاول رعاة االبل البهم فى البنيات‬, ‫ اذا ولدت االمة ربها‬:‫عن اشراطها‬
‫ ثم‬,‫) االية‬34 : ‫ لقمان‬: ...... ‫ " ان هللا عنده علم الساعة‬:‫ ثم تالالالنبى صلي هللا عليه وسلم‬,‫االهللا‬
)‫" (رواه البخارى‬.‫ " هذا جبريل جاء يعلم الناس دينهم‬,‫ فلم يرو شيئا فقال‬,‫ فقال ردوه‬,‫ادبر‬
Artinya : menceritakan kepada kami ismail ibn ibrahim, memberikan kepada kami ibn hayyan
al tamimi dari abi zar’at dari abi hurairat, ia berkata “ pada suatu hari ketika nabi duduk
bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang bertanya, “apakah iman itu? Jawab
nabi, “iman adalah percaya kepada allah, percaya kepada malaikatnya, dan pertemanan
denganNya, para rasulNya, dan percaya kepada hari berbangkit dari kubur. Lalu laki-laki itu
bertanya kembali, apakah islam itu? Jawab Nabi SAW, “ islam adalah menyembah kepada allah
dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, mendirikan sholat, menunaikan zakat
yang difardukan dan berpuasa di bulan ramadhan. Lalu laki-laki itu bertanya lagi, apa ihsan
itu? Nabi SAW menjawab “ ihsan adalah menyembah allah seolah-olah engkau
menyembahNya,jika engkau tidak melihatNya, ketahuilah bahwa allah melihatmu. Lalu laki-
laki itu bertanya lagi “ apakah hari kiamat itu? Nabi SAW menjawab “ Orang yang ditanya tidak
lebih mengetahui dari pada orang yang bertanya, tetapi saya beritahukan kepadamu
beberapa syarat (tanda-tanda) akan tiba hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan
majikannya, dan jika pengembala onta dan ternak lainnya berlomba-lomba membangun
gedung. Dan termasuk dalam lima macam yang tidak mengetahuinya kecuali allah, yaitu
tersebut dalam ayat : “ sesungguhnya allah ahnya pada sisinya sajalah yang mengetahui hari
kiamat, dan dia pula yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim ibu,
dan tidak seorangpun yang mengetahui dimanakah ia akan mati. Sesungguhnya allah maha
mengetahui sedalam-dalamnya.” Kemudian pergilah orang itu. Lalu nabi menyuruh sahabat,
“ antarkanlah ornag itu. Akan tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka nabi SAW
bersabda, itu adalah malaikat jibril AS yang datang mengajarkan bagimu.” (HR. Bukhari).

Jika dilihat dari teori taksonomi Benjamin S. Bloom maka jelaslah bahwa
psicolkogikal domains yang dijadikan sasaran evaluasi nabi sebagaimana pelaksana perintah
tuhan sesuai wahyu yang diturunkan kepada beliau lebih menitik beratkan pada kemampuan
dan kesediaan manusia mengamalkan ajaranNya, dimana faktor psikomotorik menjadi
tenaga penggeraknya. Disamping itu, faktor konatif (kemauan) juga dijadikan sasarannya
(konatif psikomotorik).

Adapun sistem pengukuran (maesuramen) yang digunakan nabi sendiri


tidak menggunakan sistem laboratorial seperti dalam dunia ilmu pengetahuan modern
sekarang. Namun prinsip-prinsipnya menunjukkan bahwa sistem maenstrument juga terdapat
dalam hadits nabi. Nabi melakukan pengukuran terhadap prilaku manusia dengan
memberikan penjelasan tentang tanda-tanda seseorang yang beriman, misalnya mencintai
saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, ketika menyaksikan perbuatan mungkar, ia
berusaha mengubah dengan kekuatan fisiknya, lisannya atau dengan hatinya. Tapi yang
terahir ini menunjukkan selemah-lemahnya iman.[3]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau
proses untuk menemukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses
untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan. Dalam bahasa
Arab evaluasi dikenal dengan istilah “imtihan” yang berarti ujian. Dan dikenal dengan
istilah khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan.

Evaluasi dapat terlaksana dengan baik apabila pelaksanaanya senantiasa


berpegang pada tiga prinsip, Prinsip keseluruhan, prinsip kesinambungan dan prinsip
objektifitas.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari di dalam pembuatan makalah ini masaih
banyak sekali terdapat kekurangan dan kesalahannya di dalamnya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan makalah yang
selanjutnya dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

H. Abuddin Nata, MA., Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997

Anda mungkin juga menyukai