PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam dengan sumber ajaran al-Qur’an dan hadits yang diperkaya penafsiran para ulama
ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah dalam bidang pendidikan yang telah
memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam
menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya baik pria
maupun wanita yang berlangsung seumur hidup semenjak dari buaran hingga ajal datang (al-
Hadits) – life is education
Dalam proses evaluasi pendidikan memiliki kedudukan penting dalam pencapaian hasil yang
digunakan sebagai input untuk perbaikan kegiatan pendidikan. Untuk mengetahui lebih jelas
tentang evaluasi pendidikan, akan dipaparkan tentang pentingnya evaluasi yang berhubungan
dengan ayat-ayat pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi Pendidikan
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau
proses untuk menemukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses
untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan. Dalam bahasa Arab
evaluasi dikenal dengan istilah “imtihan” yang berarti ujian. Dan dikenal dengan istilah
khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan.
Selain istilah evaluasi, terdapat pula istilah lain yang hampir berdekatan, yaitu
pengukuran dan penilaian. Sementara orang lebih cenderung mengartikan ketiga kata
tersebut sebagai suatu pengertian yang sama, sehingga dalam memaknainya tergantung dari
kata mana yang siap diucapkan.[1]
Evaluasi dapat terlaksana dengan baik apabila pelaksanaanya senantiasa berpegang pada tiga
prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip Keseluruhan
Penilaian harus mengumpulkan data mengenai seluruh aspek kepribadian. Meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang mengarah pada ilmu pengetahuan yang sasaranya
yaitu cara berfikir seseorang dalam setiap perbuatan.
Metode yang digunakan dalam aspek ini ada dua macam, langusung dan tidak
langsung.
Langsung
Dalam metode ini, seorang guru bisa melakukan pengevaluasian dalam bentuk
tanya jawab secara langsung, ujian tulisan ataupun dialog kepada peserta didik
mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya, apakah telah
diterima dengan baik atau belum dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang relevan.
Tidak Langsung
Cara yang dilakukan guru dalam metode ini adalah dengan memberikan tugas-
tugas mengenai materi yang diajarkan.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif adalah aspek yang mengarah pada perasaan dari jiwa peserta didik yang
sasarannya adalah cara bersikap dalam perbuatan.
Pengamatan (Observasi)
Ujian Tertulis
Ujian Lisan
c. Aspek Psikomotorik
2. Prinsip Kesinambungan
3. Prinsip Objektifitas
Penilain di usahakan objektifitas atau jujur, mengatakan sesuatu sesuai dengan apa
adanya.[2]
Ada banyak sekali contoh-contoh evaluasi yang terdapat di dalam kehidupan kita
sehari-hari. Bahkan tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak sekali kita
melakukan kegiatan evaluasi, oleh sebab itu kegiatan evaluasi adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan kita.
Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar penguasaan
sahabat terhadap materi pelajaran, nabi SAW juga mengevaluasi sahabat-sahabatnya. Dengan
mengevaluasi sahabat-sahabat, rasulullah mengetahui kemampuan para sahabat dalam
memahami ajaran agamaatau dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang
dilaksanakan, rasulullah SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara
menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat al-qur’an dihadapannya dengan
membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.
Evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah hukum secara
langsung kepada rasulullah, lalu rasulullah menjawabnya. Sebagaimana terdapat dalam
riwayat berikut ini.
قال رسول, ورقها, عن ابى عمر قال, عن عبدهللا بن دينار, جدثنا اسماعيل بن جعفر,حدثنا قتيبة
فحدثونى ماهى؟ فوقع, "ان من شجر شجرة ال يسقط وإنها مثل المسلم,هللا صلى هللا عليه وسلم
" حدثنا, ثم قالوا. فاستحييت, ووقع فى نفسى أنها النخلة, عبدهللا, قال,الناس فى شجرة اليوادى
". " هي النخلة," قال.ماهي يارسول هللا
) (رواه البخارى
Artinya : menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada kami Ismail ibn Ja’far,
dari Abdullah Ibn Dinar, dari Ibn Umar, ia berkata, Rasulullah SAW Bersabda, “ Sesungguhnya
diantara pepohonan ada satu pohon yang daunnya tidak jatuh ke tanah (secara berguguran).
Pohon itu bagaikan seorang muslim. Jelaskanlah kepadaku pohon apa itu? “ orang-orang
mengatakan pohon itu terdapat di pedalaman. ‘Abdullah Berkata, “ dalam benakku terbetik
pikiran bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma. Akan tetapi aku malu menjawabnya. “
Orang-orang barkata “ beritahukanlah kepada kami, pohon apakah itu wahai Rasulullah?
Beliau menjawab Pohon kurma.” (HR. Bukhari).
Disamping menguji pemahaman sahabat, tentang ajaran agama, rasulullah juga di
evaluasi oleh allah melalui malaikat jibril. Sebagaimana kisah kedatangan malaikat jibril
kepada nabi Muhammad SAW. Ketika beliau sedang mengejar sahabat di suatu majlis.
Malaikat jibril menguji dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan beliau
tentang iman, islam dan ihsan.
" كان النبي,حدثنا اسماعيل بن ابراهيم اخبرنا ابوا خيان التيمي عن ابي زرعة عن ابي هريرة قال
االيمان ان تؤمن باهلل, ماااليمان ؟ قال,صلى هللا عليه وسلم يوم بارز اللناس فاتاه رجل فقال
وتقيم, ان تعبد هللا والتشرك به, " ماالسالم؟ قال, " قال.ومالئكته وبلقائه ورسوله وتؤمن بالبعث
ان تعبد هللا كانك," ماالحسان؟ " قال, قال. وتصوم رمضان, وتؤدى الوكاة المفروضة,الصالة
وسأخبرك, " مالمسئول عنها اعلم من السائل: من الساعة؟ قال:تراه فإلم تكن تراه فإنه يركز قال
فى خمس ال يعلمهن, واذا تطاول رعاة االبل البهم فى البنيات, اذا ولدت االمة ربها:عن اشراطها
ثم,) االية34 : لقمان: ...... " ان هللا عنده علم الساعة: ثم تالالالنبى صلي هللا عليه وسلم,االهللا
)" (رواه البخارى. " هذا جبريل جاء يعلم الناس دينهم, فلم يرو شيئا فقال, فقال ردوه,ادبر
Artinya : menceritakan kepada kami ismail ibn ibrahim, memberikan kepada kami ibn hayyan
al tamimi dari abi zar’at dari abi hurairat, ia berkata “ pada suatu hari ketika nabi duduk
bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang bertanya, “apakah iman itu? Jawab
nabi, “iman adalah percaya kepada allah, percaya kepada malaikatnya, dan pertemanan
denganNya, para rasulNya, dan percaya kepada hari berbangkit dari kubur. Lalu laki-laki itu
bertanya kembali, apakah islam itu? Jawab Nabi SAW, “ islam adalah menyembah kepada allah
dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, mendirikan sholat, menunaikan zakat
yang difardukan dan berpuasa di bulan ramadhan. Lalu laki-laki itu bertanya lagi, apa ihsan
itu? Nabi SAW menjawab “ ihsan adalah menyembah allah seolah-olah engkau
menyembahNya,jika engkau tidak melihatNya, ketahuilah bahwa allah melihatmu. Lalu laki-
laki itu bertanya lagi “ apakah hari kiamat itu? Nabi SAW menjawab “ Orang yang ditanya tidak
lebih mengetahui dari pada orang yang bertanya, tetapi saya beritahukan kepadamu
beberapa syarat (tanda-tanda) akan tiba hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan
majikannya, dan jika pengembala onta dan ternak lainnya berlomba-lomba membangun
gedung. Dan termasuk dalam lima macam yang tidak mengetahuinya kecuali allah, yaitu
tersebut dalam ayat : “ sesungguhnya allah ahnya pada sisinya sajalah yang mengetahui hari
kiamat, dan dia pula yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim ibu,
dan tidak seorangpun yang mengetahui dimanakah ia akan mati. Sesungguhnya allah maha
mengetahui sedalam-dalamnya.” Kemudian pergilah orang itu. Lalu nabi menyuruh sahabat,
“ antarkanlah ornag itu. Akan tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka nabi SAW
bersabda, itu adalah malaikat jibril AS yang datang mengajarkan bagimu.” (HR. Bukhari).
Jika dilihat dari teori taksonomi Benjamin S. Bloom maka jelaslah bahwa
psicolkogikal domains yang dijadikan sasaran evaluasi nabi sebagaimana pelaksana perintah
tuhan sesuai wahyu yang diturunkan kepada beliau lebih menitik beratkan pada kemampuan
dan kesediaan manusia mengamalkan ajaranNya, dimana faktor psikomotorik menjadi
tenaga penggeraknya. Disamping itu, faktor konatif (kemauan) juga dijadikan sasarannya
(konatif psikomotorik).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau
proses untuk menemukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses
untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan. Dalam bahasa
Arab evaluasi dikenal dengan istilah “imtihan” yang berarti ujian. Dan dikenal dengan
istilah khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari di dalam pembuatan makalah ini masaih
banyak sekali terdapat kekurangan dan kesalahannya di dalamnya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan makalah yang
selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
H. Abuddin Nata, MA., Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997