Anda di halaman 1dari 12

“Ghost Writer”

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Masail Fiqhiyah

Dosen Pengampu :
Muhammad Fodhil, M.Pd

Disusun Oleh:
Ainul Muslimatul Jannah (1901011655)
Kharish Maulidar Rohmah (1901011671)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH
TAMBAKBERAS JOMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw., karena beliaulah kita semua dapat merasakan manisnya cahaya
ilmu nya Allah.
Kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua kami yang tulus
mendoakan kami dan memberi dukungan semangat. Kami juga ucapkan terimakasih
kepada para guru - guru kami, yang telah berkenan dengan ikhlas dan sabar membagi
ilmunya dan bimbingan kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik mungkin.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jombang, 29 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Pengertian Ghost Writer...................................................................3
B. Hukum Ghost Writer........................................................................3

BAB III PENUTUP...........................................................................................8


A. Kesimpulan.......................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama sempurna yang mengatur aspek kehidupan manusia, baik
akidah, ibadah, akhlak maupun muamalat. Dalam hal ini ajaran Islam memberikan
ajaran mendasar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Salah satu ajaran
yang penting adalah bidang muamalatyang mengatur hubungan antara hak dan
kewajiban atas aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang atau
beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing.
Salah satu bentuk dari kegiatan dalam kajian muamalaialah jual-beli (bai‘) dan
sewa-menyewa atau jasa (ijarah). Jual-beli dan sewa-menyewa atau jasa telah
disyariatkan oleh al-Qur‟an, sunnah maupun ijma. Hukum asal keduanya menurut
jumhur Ulama’ mubah atau boleh. Apabila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
syara’.
Dalam perjalanannya materi mu’amalah yang berhubungan dengan jual beli
dan jasa mengalami perkembangan dan kemajuan. Seiring dengan beragamnya
model transaksi manusia dari masa ke masa, terdapat problematika yang
berhubunagan dengan transaksi yang berhubungan dengan ruang lingkup
mua’amalah. Yakni aturan-atauran yang ditinjau dari segi objek kemaslahatan
sampai dengan segi kemanfaatan dari tujuan akad itu sendiri. Contohnya adanya
kecurangan pada tujuan akad.
Kasus kecurangan dalam akad dapat kita temukan dalam kehidupan
masyarakat, tak terkecuali dalam bidang penulisan. Terdapat banyak bisnis yang
menyediakan jasa penulisan, yang mana sang penulis dibayar oleh kliennya akan
tetapi karya tulisan tersebut diakui oleh sang klien sedangkan sang penulis dilarang
untuk menampakkan diri. Dalam hal ini terdapat kecurangan atau penipuan public
dalam hal kepenulisan.

1
Dari paparan permasalahan diatas, maka kami akan membahasnya dalam
makalah ini yang berjudul “Ghost Writer (Penulis Bayangan)”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Ghost Writer?
2. Bagaimana Hukum Ghost Writer?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Ghost Writer.
2. Untuk mengetahui hukum dari Ghost Writer.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ghost Writer


Ghost = hantu dan writer = penulis sehingga ghost writer dapat diartikan sebagai
penulis bayangan. Ghost writer atau penulis bayangan adalah merupakan suatu
pekerjaan dimana sesorang diminta untuk membuat tulisan akan tetapi tulisannya
diakui oleh orang lain atau klien yang memperkerjakannya. Selain itu klien juga
mempunyai hak secara bebas untuk mengubah tulisan yang dibuat oleh ghost writer.
Salah satu alasan mengapa seseorang menjadi ghost writer adalah karena adanya
fee atau bayaran. Selain itu seorang ghost writer dapat membangun relasi dengan
tokoh-tokoh besar. Pada umumnya tokoh besar tidak memiliki banyak waktu untuk
menulis materinya sendiri selain itu seringkali seseorang memiliki ide akan tetapi
tidak bisa menuangkannya dalam bentuk tulisannya yang menarik. Dengan adanya
beberapa alasan tersebut sesorang ghost writer tentu sangat dibutuhkan.
Profesi Ghost Writer juga melayani jasa berbagai tulisan seperti pembuatan artikel,
makalah, skipsi, buku, argument, cerita, laporan dan lain sebagainya. Karya tulis
tersebut akan diakui oleh sang klien bahwasanya dialah yang menulis karya tulis
tersebut. Dan didalamnya juga terdapat perjanjian antara keduanya bahwa sang penulis
tidak boleh menampakkan jati dirinya.

B. Hukum Praktek Pelayanan Jasa Penulisan Karya Ilmiah


Islam adalah agama sempurna dan sebagaimana agama ada untuk memudahkan
problematika antara tuhan dan hambanya. Salah satu ajaran penting bagi umat Islam
adalah bidang muamalat yang mengatur hubungan antara hak dan kewajiban atas
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang atau beberapa orang dalam

3
memenuhi kebutuhan masing- masing.1Jual-beli (bai) dan sewa-menyewa atau jasa
(ijarah) ialah salah satu bentuk dari kegiatan dalam kajian muamalat. Didalam al–
Qur’an, jual-beli dan sewa-menyewa atau jasa telah disyariatkan di beberapa surah..
Hukum asal keduanya menurut jumhur ulama adalah mubah atau boleh, bila
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syara.
Allah berfirman Dalam QS. Al Baqarah/ 2: 198. Tidak ada dosa bagimu untuk
mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah
bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam dan berdzikirlah
(dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu dan
Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar Termasuk orang-orang yang sesat.
Kecurangan ialah hal biasa yang sudah banyak kita temukan dalam semua lini
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali pula dalam dunia akademik pada perguruan
tinggi. Dalam dunia akademik, karya tulis ilmiah akademik merupakan karya tulis
yang disusun akademisi untuk memperoleh gelar akademik, misalnya disertasi untuk
mencapai gelar doktor (S-3), tesis untuk mencapai gelar master (S-2), skripsi untuk
mencapai gelar sarjana (S-1), dan karya tulis atau tugas akhir bagi program diploma.
Karya tulis ilmiah akademik bisa juga untuk memenuhi tugas-tugas akademik,
misalnya laporan penelitian, makalah untuk diskusi, seminar ataupun simposium.
Praktik jasa pembuatan karya tulis ilmiah akademik bukanlah hal yang baru dalam
dunia akademisi. Pelayanan jasa seperti ini umumnnya terjadi secara sembunyi-
sembunyi dan bersifat tertutup. Tidak jarang para mahasiswa dengan berbagai motif
semisal tidak mempunyai kesempatan ataupun terbatasnya waktu pengerjaan,
membutuhkan bantuan layanan ini. Informasi layanan jasa seperti ini biasanya
diperoleh dari mulut-kemulut segenap masyarakat, dengan tarif yang sesuai dengan
kesepakatan antara dua belah pihak. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
hak cipta dengan tegas dijelaskan bahwa karya tulis ilmiah akademik termasuk karya
ciptaan yang dilindungi hukum. Lebih jauh, pada Bab I ketentuan umum pasal 42.
Satu diterangkan bahwa Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara
bersama-sama yang atasinspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan

1
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007),cet. 2, h. Vii. 41

4
kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang
dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Berdasarkan penjelasan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.
Dengan demikian, secara tidak langsung undang-undang tersebut menegaskan bahwa
karya tulis ilmiah akademik yang digunakan untuk kepentingan akademik haruslah
karya pribadi penulis yang bersangkutan dan bukan merupakan plagiasi ataupun hasil
buatan pihak lain. Dalam kaitannya etika moral akademik, tentunya terdapat tata tertib
yang ditujukan sebagai pranata sosial pada masing-masing perguruan tinggi.
Besar harapan penerapan syariat Islam bagi orang atau setiap individu yang
dengan penuh kesadaran atas kemauannya sendiri menempuh jalur akademik dalam
rangka pengembangan kompetensinya dengan konsekwensi logis dapat menerima dan
tidak mencoba atau bahkan melakukan hal-hal yang melanggar ketentukan dan kode
etik perguruan tinggi. Sehingga, artikel ini menarik dikaji secara empirik yang
memiliki relevansi bagi kepentingan ummat.
Sehubungan dengan adanya praktik pembuatan karya tulis ilmiah akademik diatas,
kiranya perlu untuk mengetahui secara langsung jenis akad yang digunakan, walaupun
lebih populer dengan menggunakan kata jasa tidak menutup kemungkinan bahwa yang
lebih mendekati adalah jual-beli atau upah (Ijaroh).
Selanjutnya penulis menjabarkan mengenai akad sewa menyewa dan upah atau
lebih dikenal sebagai Ijarah. Yang secara terminologi memiliki banyak pengertian dari
para ulama fiqh, rukun, dan syaratnya, antara lain:
Pengertian dari Ijarah
a. Menurut Sayyid Sabiq, al-ijarah adalah suatu jenis akad atau transaksi untuk
mengambil manfaat dengan jalan memberi penggantian.
b. Menurut Ulama Syafi‟iyah, al-ijarah adalah suatu jenis akad atau transaksi
terhadapa satu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan,
dengan cara memberi imbalan tertentu.
Rukun Ijarah ada empat, yaitu:
a. Dua orang yang berakad;
b. Sighat (Ijab dan Qabul);

5
c. Sewa atau imbalan;
d. Manfaat.
Syarat-syarat al-Ijarah yang dituliskan oleh Nasrun Haroen adaah sebagai berikut:
a. Yang terkait dengan dua orang yang berakad;
b. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya melakukan akad al-
Ijarah;
c. Manfaat yang menjadi objek al-Ijarah harus diketahui, sehingga tidak muncul
perselisihan di kemudian hari;
d. Objek al-Ijarah itu boleh diserahkan dan digunakan secara langsung dan tidak
ada cacatnya;
e. Objek al-Ijarah itu seseuatu yang dihalalkan oleh syara‟.
f. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa, misalnya menyewa
orang lain untuk melaksanakan shalat untuk diri penyewa, atau menyewa orang yang
belum haji untuk menggantikan haji si penyewa.
g. Objek al-Ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan seperti, rumah,
kendaraan, dan alat-alat perkantoran.
h. Upah atau sewa menyewa dalam al-Ijarah harus jelas, tertentu, dan sesuatu
yang memiliki nilai ekonomi. Melihat penjabaran di atas, serta membandingkan antara
jual beli dengan sewa menyewa (al-Ijarah) terkait dengan praktek jasa pelayanan
penulisan skripsi ini maka penulis menyimpulkan bahwa praktek tersebut termasuk di
dalam akad jual beli (al-bai‟) dan bukan akad sewa menyewa (al Ijarah). Hal ini
dikarenakan objek dalam al-Ijarah merupakan sesuatu yang biasa disewakan seperti,
rumah, kendaraan, dan alat-alat perkantoran, serta upah atau sewa menyewa dalam al-
Ijarah harus jelas, tertentu, dan sesuatu yang memiliki nilai ekonomi. Sekalipun
terdapat pendapat dari Amir Syarifuddin, bila yang menjadi objek transaksi manfaat
atau jasa dari tenaga seseorang disebut Ijarah ad-Dzimah atau upah mengupah, seperti
upah mengetik skripsi. Dalam hal ini perlu digaris bawahi bahwa “mengetik skripsi”
berbeda dengan praktek jasa layanan penulisan skripsi.
Dalam praktek jasa layanan penulisan skripsi terdapat rukun dari akad jual beli
(al-bai‟) dikarenakan adanya pihak penjual (al-bai‟); adanya pihak pembeli (al-

6
musytari); adanya barang yang diakadkan (ma‟qud alaihi); dan adanya sighat akad
(ijab dan qabul). Dalam prakteknya memang diketahui barang tersebut yaitu
skripsi/tesis tidak langsung berada dalam tangan si pemberi jasa, namun pemberi jasa
menyanggupi untuk dibuatnya skripsi tersebut. Selain daripada akad jual beli (al-bai‟)
di atas, pada dasarnya praktek jasa layanan penulisan skripsi ini adalah akad Ijarah al
-a’mal yaitu akad sewa menyewa yang bersifat pekerjaan.
Jika ditinjau dari segi aspeknya akad pembuatan karya tulis ini tidak
menyalahi rukun dari ijarah itu sendiri, artinya sah saja. Akan tetapi kalua dilihat dari
segi objek akad, hal semacam itu menyalahi satu syarat dalam konsep akad, karena
pemanfaatan objek melanggar ketentuan kepenulisan dan juga ketentuan akademik
berupa penipuan yang jelas dilarang dalam Islam. Oleh karena itu akad dalam praktik
pembuatan karya ilmiah tersebut dinyatakan haram karena batalny akad dan
menimbulkan kemafsadatan.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwasannya prakter
pelayanan jasa tulisan atau yang disebut dengan istilah ghost writer sebagai
berikut :
- Ghost = hantu dan writer = penulis sehingga ghost writer dapat
diartikan sebagai penulis bayangan. Ghost writer atau penulis
bayangan adalah merupakan suatu pekerjaan dimana sesorang
diminta untuk membuat tulisan akan tetapi tulisannya diakui oleh
orang lain atau klien yang memperkerjakannya. Selain itu klien juga
mempunyai hak secara bebas untuk mengubah tulisan yang dibuat
oleh ghost writer.
- Praktik jasa pembuatan karya tulisan merupakan menggunakan
akad sewa menyewa (ijaroh) yang bersifat pekerjaan, yakni dengan
cara memperkejakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan
yang berupa tulis menulis.
- Akad yang digunakan dalam praktik ghost writer jika dilihat dari
segi rukun tidak dikatakan menentang syari’at Islam akan tetapi
praktik tersebut menyalahi aturan dalam dunia penulisan dan juga
mengandung unsur penipuan, maka dari itu akad dalam praktik
tersebut tidak sah, maka transaksi semacam itu hukumnya haram.

8
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M. Ali, berbagai macam transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), cet. I,
(Jakarta; PT. Grafindo Persada, 2003)
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007),cet. 2

Anda mungkin juga menyukai