Anda di halaman 1dari 3

‫ َوأَ ْف َه َمنَ ا بِ َش ِر ْي َع ِة‬،‫الس الَِم‬ ِ

ّ ‫لح ْم ُد هلل الّ ذي َه َدانَا ُس بُ َل‬


ِ
َ ْ‫الح ْم ُد هلل ا‬َ maka jangan remehkan sesuatu pun dari
ketaatan kepada-Nya, mungkin di situlah letak
‫ ذُو‬،‫َش َه ُد أَ ْن اَل اِلَ هَ إِاَّل اهلل َو ْح َدهُ ال َش ِريك لَ ه‬ ْ ‫ أ‬،‫ريم‬ِ ‫النَّبِي ال َك‬
ّ ridha-Nya. Allah menyembunyikan murka-Nya
،‫َش َه ُد أَ ّن َس يِّ َدنَا َونَبَِّينَ ا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬ْ ‫ َوأ‬،‫الل َواإل ْك رام‬ ِ ‫لج‬ َ ْ‫ا‬ dalam perbuatan maksiat, maka jangan
‫أص حابِ ِه‬ ِ ٍ ِ
ْ ‫ص ِّل و َس لِّ ْم َوب ا ِر ْك َعلَى َس يِّدنا ُم َح ّم د َو َعلَى ال ه َو‬
meremehkan sesuatu dari maksiat kepada-
َ ‫الل ُّه َّم‬
Nya, mungkin di situlah letak murka-Nya. Allah
،‫اأي َه ا ا ِإل ْخ َوان‬ ُّ َ‫ َفي‬:‫ أ ََّما َب ْع ُد‬،‫ان إلَى َي ْوِم ال دِّين‬ ِ ‫والتَّابِعين بِإحس‬
ْ َ َ menyembunyikan para wali-Nya di antara
ُ‫ال اهلل‬ َ َ‫ ق‬،‫اعتِ ِه ل ََعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو ْن‬ ِ ‫أوص ْي ُكم و َن ْف ِس ي بَِت ْق وى‬
َ َ‫اهلل َوط‬ َ ْ َْ ُ ْ makhluk-Nya, maka jangan meremehkan
ِ ‫ بِس ِم‬،‫الر ِج ْيم‬ ِ َ‫شيط‬ ِ ِ ِ‫ أَع وذُ ب‬:‫ان اْل َك ِريم‬ ِ ‫َتعالى فِي اْل ُقر‬ siapa pun dari hamba-hamba-Nya, mungkan
‫اهلل‬ ْ َّ ‫ان‬ ْ َّ‫اهلل م َن ال‬ ُْ ْ ْ َ َ ia adalah wali-Nya.” (lihat Al-Fushul al-‘Ilmiyyah
‫ين آ ََمنُ وا َّات ُق وا اهلل َوقُولُ وا َق ْواًل‬ ِ َّ ِ ِ
َ ‫ يَ ا أ َُّي َه ا الذ‬:‫الر ْح َم ان ال َّرح ْي ْم‬ َّ wal Ushul al-Hikamiyyah, Dar Al-Hawi, Cet. II,
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أَ ْع َم الَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ وبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهلل‬ ْ ُ‫ ي‬،‫َس ِدي ًدا‬ 1998, hal. 153).
ِ ِ
َ ‫يما وقال تعالى يَا اَُّي َه ا الَّذيْ َن‬
‫آم ُن ْوا َّات ُق ْوا‬ ً ‫َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ‬ Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal

‫يم‬ ِ ‫اهلل ح َّق ُت َقاتِِه والَ تَموتُ َّن إِالَّ وأَْنتم مسلِمو َن ص َد َق اهلل‬ sebagai berikut: Pertama, Allah
ْ ‫العظ‬
َ ُ َ ُْ ْ ُ ُْ َ ُْ َ َ َ
menyembunyikan ridha-Nya dalam amal
ketaatan kepada-Nya.  Perintah-perintah Allah
banyak sekali jumlahnya. Dari yang banyak itu
Jamaah Jumat hafidhakumullah, 
mungkin banyak pula yang telah kita
Dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tampak laksanakan. Tetapi kita tidak tahu dari amal-
secara jelas sehingga setiap orang bisa amal ketaatan itu manakah yang
menyikapinya dengan mudah. Demikian pula mendapatkan ridha dari Allah subhau wata’ala
ada hal-hal yang tersembunyi sehingga tidak karena Allah memang tidak memperlihatkan
mudah menyikapinya. Jika Allah merahasiakan ridha-Nya atas amal-amal itu kepada hamba-
sesuatu, pasti Allah memiliki maksud tertentu hamba-Nya.  Hal tersebut dimaksudkan agar
tetapi dengan tujuan yang jelas. Menurut Ali hamba-hamba Allah tidak mudah merasa
Zainal Abidin bin Husein radhiallahu anhuma, puas, lalu menyia-nyiakan kesempatan
Allah menyembunyikan tiga perkara dalam melakukan amal-amal kebaikan lainnya. Oleh
tiga perkara sebagaimana dikutip Allamah karena itu, kita tidak boleh meremehkan suatu
Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam amal kebaikan baik yang berat maupun yang
kitab Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al- ringan, baik yang populer di mata masyarakat
Hikamiyyah sebagai berikut:  maupun yang tidak populer setiap kali ada
kesempatan untuk melakukannya. Jangan-
ِ ِ ِ
َ‫إن اهللَ َخبَّأ‬َّ :‫ض ي اهللُ َع ْن ُه َم ا‬
َ ‫لح َس ْي ِن َر‬ُ ْ‫ال َزيْ ُن اْ َلعابِ ديْن َعل ُّي ابْ ُن ا‬
َ َ‫َوق‬ jangan Allah justru memberikan ridha-Nya

ً‫اعتِ ِه َش ْيئا‬ ِ
َ َ‫اعتِ ِه فَاَل تَ ْح ِق ُروا م ْن ط‬
َ َ‫ض اهُ فِ ْي ط‬ ٍ ‫ثَاَل ثً ا فِى ثَاَل‬ atas amal yang kebanyakan orang
َ ‫ َخبَّأَ ِر‬: ‫ث‬
menganggapnya remeh temeh. 
ِ ‫ص يتِ ِه فَاَل تَ ْح ِق روا ِمن م ْع‬
‫ص يَتِ ِه‬ ِ ِ ِ ِ َ ‫َفلَع َّل ِر‬
َ ْ ُْ َ ‫ َو َخبَّأَ ُس ْخطَهُ ف ْي َم ْع‬،‫ض اهُ ف ْي ه‬ َ
Dalam kaitan ini ada kisah yang sangat penting
‫حق ُر ْوا ِمن ِعبَ ِاد ِه‬
ِ َ‫ و َخبأَ ِواَل يتَه فِي َخل ِْقه فَاَل ت‬،‫َشيئًا َفلَع َّل س ْخطَهَ فِي ِه‬
َ ّ َ ْ ُ َ ْ untuk menjadi rujukan berupa sebuah kisah
ِ ‫اَح ًدا َفلَعلهُ ولِ ُّي‬
‫اهلل‬ َ َ mimpi yang sangat menarik, yakni kisah
tentang bagaimana Imam al-Ghazali bisa
Ali Zainal Abidin radhiallahu anhuma berkata,
masuk surga karena kebaikan yang sepele.
“Allah SWT menyembunyikan tiga perkara
Kisah itu sebagai berikut:
dalam tiga perkara. Allah menyembunyikan
ridha-Nya dalam amal ketaatan kepada-Nya,
ِ
‫ال أ َْو َق َفنِي‬
َ ‫ َف َق‬،‫ك؟‬ َ ِ‫ َم ا َف َع َل اهللُ ب‬:ُ‫ؤي الغَ َزالِ ُّي فِى الن َّْوم فَِق ْي َل لَه‬ َ ‫ُر‬ kemaksiatan itu. Setiap kemaksiatan
menimbulkan murka Allah kepada pelakunya,
،‫ت أذْ ُك ُر أَ ْع َم الِ ْي‬ُ ‫ص ْر‬ َ َ‫ ف‬،‫ت َعلَ َّي؟‬ ْ ‫ بِ َم قَ د‬:‫ال لي‬
َ ‫َّم‬ ِ َ َ‫ وق‬،‫بين ي َدي ِه‬
َ ْ َ َ َْ namun Allah tidak memperlihatkan murka-
ٍ
‫َت ذُبَابَ ةٌ َعلَى‬ ْ ‫ات َي ْوم َن َزل‬ َ َ‫ك ذ‬ َ ‫ْت ِم ْن‬ُ ‫ َوإِنَّ َم ا قَبِل‬،‫ لِ َم أَقَْبلُ َه ا‬:‫ال‬
َ ‫َف َق‬ Nya yang dapat dirasakan langsung oleh
ِ ْ‫ت ا‬ َ ْ‫ب ِم ْن هُ َوأَن‬ ِ َ ‫ َقلَ ِم‬  ‫ِم َد ِاد‬
‫لكتَابَ ةَ َحتَّى‬ pelakunya.  Oleh karena itu hendaknya kita
َ ‫ب َفَت َر ْك‬ ُ ُ‫ت تَكْت‬ َ ‫ك لتَ ْش َر‬
tidak mengganggap enteng atas kemaksiatan
.‫لجن َِّة‬ ِ
َ ْ‫ض ْوا بِ َع ْبد ْي إِلَى ا‬ َ َ‫ ثُ َّم ق‬،‫ت َحظَّ َها َر ْح َمةً بِ َها‬
ُ ‫ اَ ْم‬:‫ال َت َعالَى‬ ْ ‫أَ َخ َذ‬ yang telah kita lakukan betapa pun kecilnya
sebab bisa jadi Allah telah sangat murka atas
Dalam mimpi itu Imam al-Ghazali ditanya
kemaksiatan itu. Hal ini maksudnya agar kita
seseorang, “Bagaimana perlakukan Allah
tidak meremehkannya. Apalagi kemaksiatan
terhadap engkau? Beliau menjawab, “Allah
itu kemudian diikuti dengan kemaksiatan-
SWT membawaku ke hadapan-Nya, lalu Allah
kemaksiatan lain yang justru menambah
berfirman kepadaku, “Lantaran apa Aku
murka Allah subhanhu wa ta’ala.  Intinya
membawamu ke sisi-Ku? Aku pun
adalah setiap kemaksiatan harus menjadi
menyebutkan berbagai perbuatanku. Dia
perhatian kita karena bisa jadi Allah sangat
berfirman, “Kami tidak menerimanya,
marah atas kemaksiatan itu. Oleh karena itu
sesungguhnya yang Kami terima darimu
kita dianjurkan untuk banyak-banyak
adalah pada suatu hari ada seekor lalat
memohon ampun dengan memperbanyak
hinggap pada wadah tintamu untuk
istighfar agar Allah mengampuni dosa-dosa
meminumnya, padahal kamu sedang menulis,
yang telah kita perbuat, diikuti dengan
lalu kamu menghentikan tulisanmu hingga
penyesalan dan bertobat. 
seekor lalat itu itu selesai meminumnya, kamu
lakukan hal itu karena kasihan terhadap lalat Jamaah Jumat hafidhakumullah, 
tersebut. Kemudian Allah memerintahkan,
“Bawalah hamba-Ku ini ke surga.” (lihat Ketiga, Allah menyembunyikan para wali-Nya

Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi, di antara makhluk-Nya. Hal ini dimaksudkan

Nashaihul ‘Ibad [Surabaya: Nurul Huda, tanpa agar kita tidak meremehkan siapa pun dari

tahun], hal. 3).  hamba-hamba-Nya karena mungkin ia adalah


waliyullah. Dengan kata lain kita
Jadi kisah di atas menceritakan bahwa Hujjatul sesungguhnya tidak perlu mengorek-ngorek
Islam Imam al-Ghazali masuk surga bukan apakah seseorang adalah waliyullah atau
karena kitab-kitab yang beliau tulis dalam bukan terutama jika upaya ini hanya akan
jumlah sangat banyak, tetapi karena membuat kita meremehkan orang itu setelah
membiarkan seekor lalat masuk ke wadah kita meyakini bahwa ia bukan seorang wali. 
tinta yang beliau gunakan untuk menulis kitab. Justru seharusnya ketika Allah sengaja
Nyamuk itu bermaksud minum karena haus merahasiakan para wali-Nya dari hamba-
hingga ia puas dan terbang meninggalkan hamba-Nya,
Imam al-Ghazali. 
maka kita sebaiknya memiliki keyakinan
Jamaah Jumat hafidhakumullah,  bahwa setiap orang sebaiknya kita hormati
sebab mereka memang pantas dihormati
Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya
karena kemanusiaannya. Allah sendiri
atas perbuatan maksiat yang dilakukan
memuliakan mereka sebagaimana disebutkan
hamba-Nya dan bukannya langsung
di dalam Al-Qur’an sebagai berikut: 
memberikan hukuman atau azab atas
‫اه ْم ِم َن‬
ُ َ‫اه ْم فِي الَْب ِّر َوالْبَ ْح ِر َو َر َزقْن‬ُ َ‫آد َم َو َح َملْن‬َ ‫َولََق ْد َك َّر ْمنَ ا بَنِي‬ lain adalah demi kebaikan kita masing-masing

ِ ‫اهم َعلَ ٰى َكثِي ٍر ِم َّمن َخلَ ْقنَا َت ْف‬ ِ ‫الطَّيِّب‬ baik di dunia maupun akhirat. 
‫ضياًل‬ ْ َّ َ‫ات َوف‬
ْ ُ َ‫ضلْن‬ َ
‫ َوأ ْد َخلَنَ ا وإِيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة‬،‫اآلمنِين‬ ِ ‫جعلَن ا اهلل وإيَّاكم ِمن ال َف ائِ ِزين‬
َ َُ ََ
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak
cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat
ِ ‫ بِس ِم‬،‫طان ال َّر ِجيم‬
‫اهلل‬ ْ ْ
ِ ‫الش ْي‬ َّ ‫اهلل ِم َن‬ ِ ِ‫ أعُ وذُ ب‬: ‫ِعب ِاد ِه الم ْؤِمنِْين‬
َ ُ َ
‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل َس ِدي ًدا‬ ِ َّ ِ َّ ‫مان‬ ِ ‫الرح‬
dan di laut, dan Kami beri mereka rejeki dari
َ ‫ين‬َ ‫ يَا أ َُّي َها الذ‬:‫يم‬
ْ ‫الرح‬ ْ َّ
yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di ِ ‫ و َن َفعنِي وإِي ا ُكم بِاآلي‬،‫آن الع ِظ ْي ِم‬ ِ ِ ‫ب اَر َك اهلل لِي و‬
‫ات‬ ْ َّ ْ َ َ َ ‫لكم في ال ُق ْر‬ ْ َ ْ ُ َ
atas banyak makhluk yang Kami ciptakan,
dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-  ‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ٌ ِ‫ إنّهُ تَعاَلَى َج ّوا ٌد َك ِريْ ٌم َمل‬.‫الح ِك ْي ِم‬
ٌ ‫ك َب ٌّر َر ُؤ ْو‬ ِ
َ ‫وذ ْك ِر‬
Isra’: 70)  Selain itu, agar kita tidak gampang
meremehkan orang lain dan justru terdorong
untuk menghormatinya, kita perlu meyakini
bahwa setiap orang memiliki kelebihan
masing-masing. Cara ini lebih menjamin
keselamatan kita dari meremehkan orang
lain.  Sebuah pepatah bahasa Arab
menyatakan:    ٌ‫ك لِ ُكلِّ َشي ٍْئ َم ِزيَّة‬
َ َ‫اَل تَحْ تَقِرْ َم ْن ُدوْ ن‬.  Artinya:
“Janganlah engkau meremehkan orang lain
sebab segala sesuatu (atau setiap orang)
memiliki kelebihannya sendiri (yang kita
mungkin tidak memilikinya). 

Pepatah tersebut sejalan dengan firman Allah


subhanahu wata'ala di dalam Al-Qur’an
sebagai berikut: 

‫ين آ ََمنُ وا اَل يَ ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِم ْن َق ْوٍم َع َس ى أَ ْن يَ ُكونُوا َخ ْي ًرا‬ ِ َّ


َ ‫يَا أ َُّي َه ا الذ‬
‫ِم ْن ُه ْم َواَل نِ َساءٌ ِم ْن نِ َس ٍاء َع َسى أَ ْن يَ ُك َّن َخ ْي ًرا ِم ْن ُه َّن‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah


sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan
jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi
yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al
Hujurat: 11)

Jamaah Jumat hafidhakumullah, 

Sekali lagi, Allah sengaja merahasiakan tiga


perkara dalam tiga perkara sebagaimana
disebutkan di atas agar manusia bersikap hati-
hati dan berbuat adil baik terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain. Kesemua ini tidak

Anda mungkin juga menyukai