Anda di halaman 1dari 2

4 (EMPAT) HAL PENGHALANG REZEKI Penghambat rezeki yang kedua adalah sedikit

melaksanakan shalat artinya shalatnya masih bolong-


‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر‬ bolong maka juga dapat diartikan bahwa pada diri orang
‫ض َّل لَهُ َو َم ْن‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬ tersebut masih lemah iman sehingga kurangnya
ketakwaan, padahal takwa adalah pembuka pintu rezeki.
‫ك‬َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.ُ‫ي لَه‬ َ ‫يُضْ لِ ْلهُ فَالَ هَا ِد‬ Allah SWT berfirman:
‫ص ْي ُك ْم‬ ِ ْ‫ يَاَأيُّهَا النَّاسُ ُأو‬.ُ‫لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬
َ‫ يَاَأيُّها َ الَّ ِذ ْين‬:‫ال تَ َعالَى‬
َ َ‫ ق‬. َ‫َّاي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَا َز ْال ُمتَّقُوْ ن‬
َ ‫َوِإي‬ ُ‫ْث اَل يَحْ تَ ِسب‬ ُ ‫ َويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬.‫ق هَّللا َ يَجْ َعلْ لَهُ َم ْخ َرجًا‬ ِ َّ‫َو َم ْن يَت‬
‫َأ‬ َّ ‫ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬.
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َو نتُ ْم ُّم ْسلِ ُموْ ن‬ ُ ‫َو َم ْن يَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ فَهُ َو َح ْسبُهُ ِإ َّن هَّللا َ بَالِ ُغ َأ ْم ِر ِه قَ ْد َج َع َل هَّللا‬
‫لِ ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ْدرًا‬.
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia
Dihari jum’at yang mulia ini, marilah kita tingkatkan
akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-
menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi
sangkanya. Barang siapa yang bertawakal kepada Allah
segala larangan-larangan-Nya.
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah
Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Zaadul Ma’ad, ia berkata: mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu.” (QS. Ath-
Thalaq)
Ada empat hal penghambat rezeki: (1) Tidur pagi, (2)
Sedikit shalat, (3) Bermalas-malasan, (4) Sifat khianat. Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, Penghambat rezeki yang ketiga adalah bermalas-malasan
yang menyebabkan rezeki sulit datang. Karena seorang
Adapun penghambat rezeki yang pertama adalah tidur
muslim dituntut untuk bekerja dan bertawakkal kepada
pada pagi hari. Pertanyaannya adalah…kenapa tidur pagi
Allah SWT. Burung saja pergi pagi dan pulang sore hari
menjadi penghambat rezeki? Sebab, waktu pagi adalah

untuk mencari makan apalagi kita sebagai manusia yang


waktu yang penuh dengan berkah. Sebagaimana
memiliki tanggungjawab yang lebih besar. Maka
disebutkan dalam hadits berikut ini.
perhatikanlah hadits berikut.
Dari sahabat Shakhr al Ghamidi ra, bahwa Nabi SAW
bersabda;
ُ َ‫ُز ْقتُ ْم َك َما تُرْ ز‬
‫ق‬ َّ ‫لَوْ َأنَّ ُك ْم ُك ْنتُ ْم تَ َو َّكلُونَ َعلَى هَّللا ِ َح‬
ِ ‫ق ت ََو ُّكلِ ِه لَر‬
‫الطَّ ْي ُر تَ ْغدُو ِخ َماصًا َوتَرُو ُح بِطَانًا‬
‫ُأل‬
ِ َ‫اللَّهُ َّم ب‬
ِ ‫ار ْك َّمتِى فِى بُ ُك‬
‫ورهَا‬
“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah,
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi
rezeki. Ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR.
Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Abu ‘Isa Tirmidzi
Yang lebih bahaya lagi adalah malas dan enggan untuk
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu
bangun melaksanakan shalat subuh. Padahal barang siapa
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
yang meninggalkan shalat subuh, maka dia tergolong
sebagai orang munafik. Sebagaimana disebutkan dalam Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
hadits,
Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang
،‫صالَ ِة الفَجْ ِر َوال ِع َشا ِء‬َ ‫صالَةٌ ْأثقَ َل َعلَى ال ُمنَافِقِينَ ِم ْن‬ َ ‫ْس‬ َ ‫لَي‬ cuma mau duduk-duduk saja di rumahnya atau hanya
ً‫َولَوْ يَ ْعلَ ُمونَ َما فِي ِه َما َألتَوْ هُ َما َولَوْ َحبْوا‬ berdiam diri di masjid, dan ia berkata, “Aku tidak mau
bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik rezekiku datang.” Imam Ahmad pun berkata, “Orang ini
selain dari shalat shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya benar-benar bodoh. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa
mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat sallam bersabda – sebagaimana hadits tentang burung
tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil yang mencari – bahwa burung saja bekerja dengan
merangkak.” (HR. Bukhari) berangkat pada pagi hari. Para sahabat Nabi yang
muliapun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mereka. Merekalah sebaik-baik teladan.” (Fath Al-Bari)
Jadi tidaklah boleh beralasan karena sibuk ibadah, sampai ُ‫ ِإنَّه‬،ُ‫ َوتَقَبَ َّل هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَه‬،‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ِمنَ ْاآليَا‬
malas untuk bekerja. Dalam hal ini Ibnu ‘Allan
‫هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬.
mengatakan bahwa As-Suyuthi berkata, “Al-Baihaqi
mengatakan dalam Syu’ab Al-Iman, “Hadits ini bukanlah
dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha
untuk memperoleh rezeki. Bahkan hadits ini merupakan
dalil yang memerintahkan untuk mencari rezeki karena
burung tersebut pergi pada pagi hari untuk mencari
rezeki.” (Dalil Al-Falihin)

Adapun keutamaan bagi seseorang yang rajin bekerja


untuk mencari nafkah bagi keluarganya maka hasil dari
pekerjaannya dinilai sebagai infak dan adapun bagi orang
yang bermalas-malasan untuk bekerja maka baginya
tergolong sebagai orang yang bakhil/pelit. Sebagaimana
diterangkan dalam hadits;

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda,

‫ان يَ ْن ِزالَ ِن فَيَقُو ُل َأ َح ُدهُ َما‬ِ ‫َما ِم ْن يَوْ ٍم يُصْ بِ ُح ْال ِعبَا ُد فِي ِه ِإالَّ َملَ َك‬
ً‫ َويَقُو ُل اآلخَ ُر اللَّهُ َّم َأ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا تَلَف‬، ‫اللَّهُ َّم َأ ْع ِط ُم ْنفِقًا خَ لَفًا‬
“Tidaklah para hamba berpagi hari di dalamnya melainkan
ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata, “Ya
Allah, berilah ganti kepada orang yang senang berinfak.”
Yang lain mengatakan, “Ya Allah, berilah kebangkrutan
kepada orang yang pelit.” (HR. Bukhari, dan Muslim).

Hadirin Jama’ah Jum’ah rohimakumulloh,

Adapun penghambat rezeki yang keempat adalah


memiliki sifat khianat. Ketahuilah bahwa orang yang
berkhianat terhadap amanat pun menyandang salah satu
sifat munafik dan termasuk disini pula adalah tidak
amanah dalam melunasi utang. Ingatlah bahwa utang akan
menyusahkan seseorang di akhirat kelak. Sebagai
disebutkan dalam hadits;

Dari Ibnu ‘Umar ra, bahwa Nabi SAW bersabda,

‫ْس ثَ َّم‬ ِ ُ‫َم ْن َماتَ َو َعلَ ْي ِه ِدينَا ٌر َأوْ ِدرْ هَ ٌم ق‬


َ ‫ض َى ِم ْن َح َسنَاتِ ِه لَي‬
‫ِدينَا ٌر َوالَ ِدرْ هَ ٌم‬
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki
hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut
akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti)
karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan
dirham.” (HR. Ibnu Majah)

Hadirin Jama’ah Jum’ah rohimakumulloh,

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa


mengkoreksi diri kita sendiri, untuk tidak biasa tidur pagi
apalagi sampai meninggalkan shalat shubuh, juga
memperhatikan waktu shalat, tidak malas-malasan dan
senantiasa berusaha untuk menjaga amanah.

‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬


ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬

Anda mungkin juga menyukai