Islam adalah agama yang mendorong kepada pemeluknya untuk bekerja mencari nafkah
melalui rizki yang halal. Namun tentu saja bekerja bukanlah menjadi tujuan akhir dari
hidupnya. Bekerja harus dijadikan sarana untuk beribadah dan memenuhi berbagai ketaatan
kepada Allah melalui harta yang dicarinya.
Firman Allah:
)10 :ض ِل هللاِ (الجمعة ِ صاَل ةُ فَا ْنت َِش ُروا فِي اَأْل ْر
ْ َض َوا ْبتَ ُغوا ِمنْ ف َّ ت ال ِ ُفَِإ َذا ق
ِ َضي
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah (QS. Al-Jumu’ah [62]: 10)
Hadis Rasulallah:
Dari Zubair Ibnu al-‘Awwam, semoga Allah meridhainya, dari Nabi SAW bersabda:
“Seorang di antara kamu yang mengambil talinya, lalu datang dengan seonggok kayu di
atas punggungnya, kemudian menjualnya dan dengan hasil itu ia menjaga kehormatannya
adalah lebih baik daripada ia meminta-minta orang yang terkadang mereka memberinya
atau menolaknya.” Hadis riwayat Riwayat Bukhari.
Menurut keterangan Alquran dan sunnah, para nabi seluruhnya adalah orang–orang yang
punya pekerjaan dan kreatifitas, meskipun mereka punya tugas dakwah. Antara lain
dijelaskan dalam hadis berikut:
Janganlah salah seorang di antara kalian duduk dari mencari rizki dan berkata, ya Allah
berilah aku rizki. Sungguh kalian tahu bahwa langit tidak menurunkan emas dan perak.
Dalam hal bekerja dan mencari rizki yang halal para pekerja harus mengetahui syariat islam
supaya pekerjaan yang dilakukan mendapatkan keberkahan dan ridho Allah SWT.
)88 :طيِّبًا َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذي َأ ْنتُ ْم ِب ِه ُمْؤ ِمنُونَ (المائدة
َ َو ُكلُوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم هللاُ َحاَل اًل
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu,
dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al-Maidah [5]: 88)
Seorang mukmin tidak boleh mencari rizkinya untuk tujuan maksiat kepada Allah. Rasul
mengingatkan:
ب َو ِ َست َْو ِع َب ِر ْزقُ َها فَاتَّقُ ْوا هللاَ َو َأ ْج ِملُ ْوا فِي الطَّل ْ َستَ ْك ِم َل َأ َجلُ َها َو ت
ْ َسا لَنْ تَ ُم ْوتَ َحتَّى ت ً س نَفَ َث ِفي َر ْو ِع ْي َأنَّ نَ ْف ِ ِإنَّ ُر ْو َح ا ْلقُ ُد
َأ ِ ق نْ يَ ْطلُبَهُ ِب َم ْع
َر َواهُ بُ ْو نُ َع ْي ٍم فِي ا ْل ِح ْليَ ِة.صيَ ِة هللاِ فَِإنَّ هللاَ تَ َعالى اَل يَنَا ُل َما ِع ْن َدهُ ِإاَّل بِطَا َعتِ ِه َأ ْ اَل يَ ْح ِملَنَّ َأ َح ُد ُك ْم ا.
ِ ستِ ْبطَا َء ال ِّر ْز
Sesungguhnya Ruhul Qudus meniupkan pada hatiku bahwa seseorang tidak akan mati
sampai sempurna ajalnya dan terkuasai rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah, bersikap
baiklah dalam mencarinya. Janganlah salah seorang di antara kalian memperlambat rizki
yang dicarinya dengan maksiat kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan dicapai apa
yang ada di sisi-Nya kecuali dengan ketaatan kepada-Nya. Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam
al-Hilyah.
Mencari rizki tidak boleh menghambat terhadap ketaatan kepada Allah Karena hal ini
termasuk haram. Seorang muslim harus sadar bahwa Allah menurunkan harta untuk menjadi
penopang agar mampu beribadah kepada Allah. Dalam hal ini Nabi SAW mengingatkan:
َب َأنْ يَ ُك ْون
َّ صاَل ِة َو ِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو لَ ْو َكانَ اِل ْب ِن آ َد َم َوا ٍد َأَل َح
َّ ِإنَّا َأ ْنزَ ْلنَا ا ْل َما َل ِإِل قَ ِام ال: ِإنَّ هللاَ قَا َل:سلَّ َم َ قَا َل
َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو
َأ
ُ ْخ َر َجه.َاب َ ب هللاُ َعلَى َمنْ ت ُ ُأَل
َ ث َو اَل يَ ْم َج ْوفُ ابْنُ آ َد َم ِإاَّل التُّ َر
ُ اب ث َّم يَت ُْو ٌ ِب نْ يَ ُك ْونَ لَ ُه َما ثَال َأ َأَل
َّ لَهُ ثَا ٍن َو لَ ْو َكانَ لَهُ َوا ِديَا ِن َح
َأ ْح َم ُد.
Seorang Muslim Harus berusaha untuk mendapat rizki yang halal sambil berharap mendapat
keuntungan meraih rahmat, ridha, dan surga Allah. Jika dunia dan akhirat bertentangan maka
hindarkan dunia dan utamakan akhirat, karena akhiratlah yang menjadi tempat yang hakiki.
Rasulallah mengingatkan:
ُت ال ُّد ْنيَا َه َّمهُ َج َع َل هللا ِ ش ْملَهُ َو َأتَ ْتهُ ال ُّد ْنيَا َو ِه َي َر
ِ َ َو َمنْ َكان.ٌاغ َمة َ ُت اآْل ِخ َرةُ َه َّمهُ َج َع َل هللاُ ِغنَاهُ فِي قَ ْلبِ ِه َو َج َم َع لَه ِ ََمنْ َكان
ي ُ ْأ
ُّ َر َواهُ الت ِّْر ِم ِذ.ُش ْملَهُ َو لَ ْم يَ تِ ِه ِمنَ ال ُّد ْنيَا ِإاَّل َما ق ِّد َر لَه َ فَ ْق َرهُ بَيْنَ َع ْينَ ْي ِه َو ف َّر.
َ ق َعلَ ْي ِه َ
Barangsiapa yang akhirat menjadi keinginannya maka Allah menjadikan kekayaan dalam
hatinya dan Allah akan mengumpulkan kebutuhannya sedangkan dunia datang kepadanya
dalam keadaan tunduk. Barangsiapa yang dunia menjadi keinginannya maka Allah akan
menjadikan kefaqiran di antara dua matanya, dan Allah akan memisahkan kebutuhannya,
dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali apa yang telah ditaqdirkan baginya. Hadis
ditakhrij oleh Tirmidzi.
seorang muslim harus yakin, tawakkal, dan percaya kepada Allah bahwa Allah akan memberi
rizki kepadanya dan memuliakannya jika dia bertawakkal penuh kepada Allah dan mencari
sarana datangnya rizki yang halal. Firman Allah:
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan
kepadamu (QS. Al-Dzariyat [51]: 22)
7. Menjauhi Riba, Judi, dan Seluruh Hal yang Diharamkan
Karena Allah tidak akan memberikan berkah terhadap rizki yang datang dari yang haram.
Allah mengingatkan:
سولِ ِه ٍ ) فَِإنْ لَ ْم تَ ْف َعلُوا فَْأ َذنُوا بِ َح ْر278( َالربَا ِإنْ ُك ْنتُ ْم ُمْؤ ِمنِين
ُ ب ِمنَ هللاِ َو َر ِّ َيَاَأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َو َذ ُروا َما بَقِ َي ِمن
)279 :وس َأ ْم َوالِ ُك ْم اَل تَ ْظلِ ُمونَ َواَل تُ ْظلَ ُمونَ (البقرة ُ َوِإنْ تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُء
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. Al-Baqarah [2]: 278–279)
9. Tidak Menipu
Tidak boleh melakukan penipuan dalam mencari rizki baik kepada muslim ataupun kafir.
Karena hal itu termasuk perbuatan haram, tanda kemunafikan dan pengkhianatan. Rasulallah
SAW bersabda:
َر َواهُ الطَّ ْب َرانِ ُّي َو َأبُ ْو نُ َع ْي ٍم.س ِمنَّا َو ا ْل َم ْك ُر َو ا ْل ِخدَا ُع ِفي النَّا ِر
َ شنَا فَلَ ْي
َّ َمنْ َغ.
Barangsiapa yang menipu kami maka dia bukan dari umat kami. Makar dan penipuan itu di
neraka. Hadis riwayat Thabrani dan Abu Nu’aim.