Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTIK PROFESI LAPANGAN (PPL) DI MADRASAH ALIYAH


PERSATUAN ISLAM BENDA TASIKMALAYA
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2021/2022

DI SUSUN OLEH :
1.Adam Maulana Akbar / 18.01.009
2. Ajeng Khoerunnisa / 18.01.001
3. Arah Radiasi Islami / 18.01.011
4. Astri Aisiah Robiah / 18.01.012
5. Astri Nuratsilah Fikriyah / 18.01.013
6. Deita Shaumi / 18.01.016
7. Eliza Nurfani / 18.01.017
8. Fahri Ramadhan / 18.01.018

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-HIDAYAH TASIKMALAYA
TAHUN 2021
PENGESAHAN

Laporan Kelompok Praktik Profesi Lapangan (PPL) di Pesantren Persatuan Islam


67 Benda yang telah dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober s.d 4 November 2021
oleh :

N NAMA NIM
O
1. Adam Maulana Akbar 18.01.009
2. Ajeng Khoerunnisa 18.01.001
3. Arah Radiasi Islami 18.01.011
4. Astri Aisiah Robiah 18.01.012
5. Astri Nuratsilah Fikriyah 18.01.013
6. Deita Shaumi 18.01.016
7. Eliza Nurfani 18.01.017
8. Fahri Ramadhan 18.01.018
Jenjang Studi : Strata 1 Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi
Ilmu Tarbiyah Al-Hidayah Tasikmalaya dapat disahkan dan diterima sebagai
salah satu syarat guna menyelesaikan Jenjang Studi Strata 1 Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hidayah Tasikmalaya.

Tasikmalaya, 4 November 2021

Dosen Pembimbing Lapangan Kepala Sekolah MA Persis Benda

Fitri Nurhayati, Lc. M.Pd. Endang Abdul Mu’in, S.Ag. M.Pd.


Menyetujui

WK. Bid. Kurikulum

Dian Trisdyantini, S.Pd.


i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan ridhonya semata kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Profesi Lapangan (PPL) ini semaksimal mungkin
dengan segala keterbatasan penyusun. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Laporan ini merupakan syarat untuk menyelasaikan mata kuliah PPL yang
disusun berdasarkan hasil observasi selama PPL di Pesantren Persatuan Islam 67
Benda Kota Tasikmalaya yang dilaksanakan selama 4 (empat) minggu yang
dimulai dari tanggal 4 Oktober sampai dengan 4 November 2021.

Laporan ini tidak mungkin dapat tersaji tanpa bantuan dan keterlibatan
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Drs. H. Hamid Sidik, M.Pd.I sebagai Ketua STIT Al-Hidayah


Tasikmalaya yang telah memberikan arahan dan petunjuk serta
pembekalan-pembekalan yang sangat berguna selama masa PPL.
2. Fitri Nurhayati, Lc.,M.Pdi selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
yang telah membimbing dan membantu penyusun selama masa PPL baik
dalam pendekatan dengan pihak sekolah maupun dalam realisasi program
kerja Tim PPL di SMK Muhamamadiyah Tasikmalaya.
3. Encep Maemun, ST. selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah
Tasikmalaya dan seluruh jajaran staf baik Asatidzah maupun pegawai
lainnya yang senantiasa berkenan membantu Tim selama pelakasanaan
Kegiatan PPL.
4. Lilis Suryani, S.Pd. selaku Bidang Kurikulum yang telah membantu,
membimbing, dan mengarahkan Tim selama kegiatan PPL.
5. Drs. Heri selaku guru pamong yang telah banyak mencurahkan ilmu serta
bimbingannya terhadap kami, selama pelakasanaan kegiata PPL.
6. Seluruh peserta didik SMK Muhammadiyah Tasikmalaya yang telah
bekerjasama dan membantu selama kegiatan PPL.

ii
7. Rekan-rekan Tim PPL yang telah bersedia bekerjasama dalam suka dan
duka demi kelancaran dan kesuksesan PPL di SMK Muhammadiyah
Tasikmalaya

Namun disamping itu penyusun sadar, bahwa dalam penulisan dan


penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan penyusunan laporan yang
lainnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semuanya. Aamiin…

Tasikmalaya, 04 November 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Pengertian PPL..............................................................................................2
C. Tujuan PPL...................................................................................................2
D. Status PPL.....................................................................................................3
E. Metode Pembahasan.....................................................................................3
BAB II INTI LAPORAN.......................................................................................11
A. Sejarah Kelembagaan..................................................................................11
B. Organisasi Sekolah......................................................................................13
C. Kurikulum...................................................................................................16
D. Kesiswaan...................................................................................................25
E. Kepegawaian...............................................................................................37
F. Keuangan....................................................................................................37
G. Sarana dan Prasarana..................................................................................38
H. Hubungan Madrasah/Sekolah Dengan Masyarakat....................................40
1. Konsep Dasar Hubungan Sekoah/Madrasah Dengan Masyarakat..............40
BAB III PENUTUP...............................................................................................48
A. Kesimpulan.....................................................................................................48
B. Saran............................................................................................................49

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Profesi Lapangan (PPL) adalah satu dari beberapa


rangkaian kegiatan pembelajaran yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-
Hidayah Tasikmalaya. Kegiatan tersebut ditujukan untuk menggali
kemampuan dan keterampilan mengelola suatu Lembaga Pendidikan
sebagai ajang latihan dan pengaplikasian teori yang diterima dibangku
kuliah sebelum menjadi professional. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa
diberi kesempatan untuk mengenal kondisi suatu Lembaga Pendidikan
secara langsung, kemudian mendapat pengalaman baru sebagai umpan
balik untuk melengkapi pengetahuan yang telah diperoleh.
Lokasi PPL untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
Arab bertempat di sekolah atau Lembaga Pendidikan meliputi Mua’llimien
dan Tsanawiyah. Sekolah atau Lembaga Pendidikan yang digunakan
sebagai Lokasi PPL dipilih berdasarkan pertimbangan kesesuaian antara
mata pelajaran atau materi kegiatan yang dipraktikkan disekolah atau
Lembaga Pendidikan dengan Program Studi Mahasiswa.
Kegiatan Praktik Profesi Lapangan (PPL) STIT Al-Hidayah
Tasikmalaya Tahun 2021 oleh kelompok 1 dilaksanakan disekolah PPI
Mua’llimien 67 Benda Tasikmalaya Kecamatan Cipedes Kota
Tasikmalaya dengan alokasi waktu 4 (empat) Minggu, mulai tanggal 4
Oktober sampai tanggal 4 November 2021.
PPI Mua’llimien 67 Benda Tasikmalaya salah satu sekolah yang
memiliki potensi yang besar dalam pembentukan siswa yang
berkompetensi dan memiliki daya saing dalam dunia kerja. Ini ditunjukkan
dengan adanya Jurusan yang tersedia dalam sekolah tersebut, adanya
program pembinaan dua bahasa asing dan kurikulum pembelajaran yang
berebeda sehingga peserta didik dapat dapat mengembangkan
keterampilannya. Sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa program
1
sarjana (S1) Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) STIT Al-Hidayah
Tasikmalaya yang telah melaksanakan kegiatan Praktik Profesi Lapangan
(PPL), maka disusunlah sebuah laporan sebagai bukti keikutsertaan dalam
program PPL dari awal sampai akhir sesuai jadwal yang telah ditentukan.

B. Pengertian PPL

Praktik Profesi Lapangan (PPL) adalah satu dari beberapa


rangkaian kegiatan pembelajaran yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-
Hidayah Tasikmalaya. Kegiatan tersebut ditujukan untuk menggali
kemampuan dan keterampilan mengelola suatu Lembaga Pendidikan
sebagai ajang latihan dan pengaplikasian teori yang diterima dibangku
kuliah sebelum menjadi professional. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa
diberi kesempatan untuk mengenal kondisi suatu Lembaga Pendidikan
secara langsung, kemudian mendapat pengalaman baru sebagai umpan
balik untuk melengkapi pengetahuan yang telah diperoleh.

C.   Tujuan PPL

Secara umum PPL ditujukan untuk memenuhi kebutuhan


profesionalitas keguruan atau tenaga kependidikan. Sasaran yang ingin
tercapai adalah terbentuknya pribadi calon pendidik yang mempunyai
seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola tingkah
laku yang diperlukan bagi guru dalam menjalankan profesinya. Sebagai
seorang guru tidak hanya mengajar dan mendidik tetapi juga ada hal-hal
yang perlu dilakukan di sekolah.
Secara khusus PPL ini bertujuan agar calon guru mampu untuk:
1.      Menerapkan berbagai kemampuan professional keguruan secara utuh
dan berada di dalam situasi nyata.
2.      Mengembangkan aspek pribadi dan aspek di lingkungan sekolah.
3.      Menarik kesimpulan edukatif dari penghayatan dan pengalamannya
selama pelatihan melalui refleksi dan menuangkan hasil refleksi tersebut
dalam bentuk laporan.

2
4.      Menjunjung tinggi nilai-nilai kode etik keguruan.

D. Status PPL

Sebagai kegiatan intrakulikuler, status PPL merupakan bagian


integral, tidak terpisahkan dengan kurikulum program studi S1 Pendidikan
Bahasa Arab (PBA).

E. Metode Pembahasan

1. Metode Kaidah dan Terjemah


a. Sejarah Pertumbuhannya
Lahirnya metode kaidah dan terjemah dilatarbelakangi oleh adanya
kebutuhan mempelajari dan mengajarkan bahasa asing. Metode ini
digunakan untuk mengajarkan bahasa yang memiliki peradaban
masa lampau. Selain itu, metode ini bermuara pada zaman
kebangkitan di Eropa. Pada masa kebangkitan tersebut bahasa
Yunani dan bahasa Latin digunakan untuk mentransfer warisan
kemanusiaan ke dunia Barat yang ditulis dalam berbagai macam
bahasa.
Istilah metode kaidah dan terjemah dikenal pada tahun 1930-an.
Pada akhir abad ke-19, di Amerika lebih dikenal dengan istilah
ThePrussian Method dan The Ciceronian Method. Sampai
sekarang metode ini masih digunakan dalam proses pembelajaran
bahasa Arab di luar negara Arab, khususnya oleh para pengajar
bahasa Arab yang bukan penutur asli. Metode kaidah terjemah
menitikberatkan pada pengajaran kaidah secara teori dan langsung
serta berpegang pada terjemahan bahasa ibu ke bahasa sasaran, dan
sebaliknya. Metode ini dapat dibilang ideal, karena kelemahan dari
salah satu metode tersebut telah sama-sama saling menutupi dan
melengkapi. Metode ini terlebih dahulu mengajarkan materi
gramatika dan kemudian menerjemahkan.
b. Ciri-ciri dan Tujuan Metode Kaidah dan Terjemah
Metode kaidah dan terjemah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
3
1) Metode kaidah dan terjemah memandang bahwa syarat
yang harus diketahui sebelum mempraktikan bahasa adalah
dengan menghafal kaidah dan menguasainya secara teori.
Oleh karena itu, semua kaidah bahasa Arab, baik nahwu
maupun sharap dipelajari secara terperinci beserta
pengecualian-pengecualiannya, dan hal-hal yang
menyalahinya.
2) Memandang bahwa setelah menghafal kaidah, hal utama
yang harus dilakukan dalam mempelajari bahasa sasaran
adalah menghafal kosakata dan memahami maknanya
dengan menggunakan terjemahan.
3) Dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak berbicara
tentang bahasa daripada berbicara dengan bahasa. Oleh
karena itu, siswa dituntut untuk mengetahui karakteristik
bahasa sasaran dan membandingkannya dengan bahasa
lain, terutama bahasa ibu yang dikuasainya.
4) Metode ini lebih memperhatikan kemampuan membaca dan
menulis secara tradisional dan tidak memperhatikan
keterampilan mendengar dan berbicara. Sehingga dengan
hal tersebut, metode ini menekankan kebenaran kaidah
bahasa, imla, dan terjemah, serta sedikit memperhatikan
kecakapan berbahasa.
5) Pada fase awal mempelajari bahasa, metode ini menaruh
perhatian yang berlebihan terhadap teks-teks sastra dan
menjadikannya sebagai materi untuk melatih analisis
nahwu, bukan isi teks tersebut.
6) Memilih kosakata yang ada dalam teks-teks yang dibaca
dan memahami semua kata-kata tersebut ketika
menerjmahkan tanpa memperhatikan kaidah tingkat
keterpakaian kata dan kebutuhannya dalam berkomunikasi.
Kemudian meletakkannya pada tabel beserta tashrif dan
pecahan katanya dan menghafalnya secara terpisah.
4
7) Membatasi latihan-latihan dengan hanya menerjemahkan
kata-kata, frase-frase, dan kalimat-kalimat yang tidak
terkait satu dengan lainnya, dari bahasa ibu ke bahasa
sasaran dan sebaliknya.

Adapun tujuan umum metode ini adalah agar orang


yang mempelajari bahasa sasaran mampu membaca teks-teks
tulis dan menjadikannya sebagai medium dalam melatih akal
pikiran, mengembangkan kemampuan berpikir, dan mampu
menerjemahkan bahasa sasaran ke bahasa ibu, dan sebaliknya.

2. Metode Alamiah (Natural Method)


Metode alamiah atau yang disebut oleh Tracy D. Terrell
dengan nama Natural Approach (Madkhal Insany/ Pendekatan
Alamiah) dirintis pada tahun 1976. Tracy D. Terrell adalah seorang
linguis dan guru bahasa Spayol di California University. Metode ini
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977.
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam
proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa
ibu sendiri. Dalam pelaksanaannya, metode ini tidak jauh berbeda dari
metode langsung (direct) di mana guru menyajikan materi pelajaran
langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali
dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat
digunakan.
Ciri metode ini antara lain:
1) Uraian pelajaran mula-mula diberikan melalui
menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian
percakapan (speaking), membaca (reading) menulis atau
(writing) terakhir baru gramatika.
2) Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang
sederhana yang telah diketahui anak didik, kemudian
mempraktikkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada

5
di dalam kelas, di rumah dan luar kelas, bahkan mengenai luar
negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.
3) Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu
sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan
mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan
memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya
vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing.
4) Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan
bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka
pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan. Dalam
referensi lain juga menyebutkan bahwa:
Metode alamiah, metode ini lahir dari asumsi bahwa
orang dapat belajar bahasa asing sebagaimana ia belajar bahasa
ibu. Secara garis besar metode ini tidak banyak bedanya
dengan metode langsung. Bahasa ibu sama sekali tidak boleh
dipakai selama proses belajar mengajar. Kelebihan dan
kelemahan metode ini sama dengan yang telah disebutkan di
atas.
Metode alamiah pertama kali diungkapkan oleh Tracy
D. Terrel dengan nama Natural Approach dirintis pada tahun
1977 dengan menerapkan prinsip-prinsip "Naturalistik " pada
ilmu pemerolehan bahasa kedua. Tujuan awal metode ini
adalah untuk pengembangan pembelajaran bahasa perancis.
Selanjutnya metode ini dikembangkan dan digunakan untuk
pembelajaran bahasa lain diseluruh dunia.
Istilah alamiah "Natural" dalam metode ini berdasarkan
pada suatu pandangan bahwa penguasaan suatu bahasa lebih
banyak bertumpu pada pemerolehan bahasa (‫ )اكتساب اللغة‬dalam
konteks yang alamiah dibandingkan dengan pembelajaran
aturan-aturan yang secara sadar dipelajari satu per satu (‫تعلم‬
‫)اللغة‬. Focus dari metode ini adalah makna dari komunikasi-
komunikasi sejati dibandingkan pada ketepatan bentuk ucapan.
6
3. Metode Langsung
Pada akhir abad ke-19 M dan awal abad ke-20 M,
berkembanglah kajian-kajian ilmiah dalam bidang linguistik dan
psikologi, yang rambu- rambu dari keduanya jelas, memiliki
kurikulum tersendiri, dan memiliki pendekatan- pendekatan masing-
masing. Kemudian mulai mempengaruhi bidang pembelajaran,
terutama sekali bidang pembelajaran bahasa asing. Dan juga pada
waktu itu adanya pemikiran para ahli bahwa mengaplikasikan
pengetahuan ilmiah, dalam bidang linguistik dan psikologi terhadap
pembelajaran bahasa akan lebih mempercepat proses belajar, dan
hasilnya akan lebih baik dari pada hanya menyajikan bahasa secara
spontan, tanpa ada persiapan dan perencanaan, seperti dalam metode
alamiah. Metode ini dinamakan metode langsung; karena ia
mengharuskan adanya hubungan langsung antara kata dan sesuatu,
atau antara ungkapan atau kalimat dengan pikiran, tanpa perantara atau
bantuan bahasa ibu.
4. Metode Membaca
Beberapa waktu yang lalu, metode langsung (the direct
method), pernah populer. Para guru antusias mempraktikkannya di
berbagai belahan bumi, khususnya di Eropa dan Timur Tengah, dan
berhasil melepaskan ikatan pada lisan siswa, dan menjadikannya
mampu melafalkan kata- kata dan ungkapan-ungkapan tertentu dalam
bahasa asing. Tetapi, hasil bahasa yang mereka peroleh setelah belajar
dua tahun atau lebih menggunakan metode ini, belum mencapai hasil
yang diharapkan sesuai tenaga, waktu dan harta yang telah dicurahkan.
Hasil studi Algernon Coleman pada tahun 1929 M, mengungkapkan
dengan jelas bahwa skill membaca dan menulis siswa yang belajar
selama dua tahun dengan menggunakan metode ini masih terhitung
lemah. Bukti lain juga langsung menghasilkan siswa mampu
menghafal kata- kata tertentu, mampu mengucapkan ungkapan- sudah
siap menunjukkan, bahwa metode ungkapan dan kalimat-kalimat dan
mungkin kalimat-kalimat tersebut umum digunakan. Akan tetapi,
7
mereka tidak mampu membaca dan menulis dengan bahasa sasaran.
Kenapa terjadi hal demikian itu? Jawabnya karena perhatian mereka
terhadap dua skill pertama - mendengar dan mengucap terlalu
berlebihan. Sementara dua skill terakhir, membaca dan menulis sedikit
mendapatkan perhatian.
5. Metode Audio-Lingual
Audio lingual method adalah salah satu metode dalam
pengajaran bahasa asing yang menekankan pada pemahaman
mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading)
dan menulis (writing). Metode ini didasarkan pada sebuah teori prilaku
( behaviorist theory ). Yaitu teori tentang perubahan tingkah laku yang
berasal dari pengalaman. Metode ini juga merupakan gaya pengajaran
yang digunakan dalam mengajar bahasa asing yang mengakui bahwa
sifat atau ciri tertentu dari makhluk hidup dapat dilatih melalui sistem
penguatan yang menekankan ajaran mendengarkan dan berbicara
sebelum membaca dan Menulis. Bentuk kegiatan pengajaran dan
pembelajaran metode ini pada dasarnya adalah sebuah percakapan dan
latihan (drills) dan pola latihan (pattern practice). Maka bisa
disimpulkn bahwa metode ini adalah pengulangan dan penghafalan
menjadi aktivitas dominan dalam metode ini.
Metode ini merupakan langkah besar dalam metodologi
pengajaran bahasa yang ditujukan untuk kompetensi komunikatif
dalam pembelajaran bahasa, tetapi dalam metode lingual audio tidak
fokus pada pengajaran kosa kata. Siswa dibangun untuk
mempraktikkan penggunaan tata bahasa secara spontan, bentuk bahasa
dan pola yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Ada
beberapa prinsip audio lingual method, yaitu :
1) Bahasa adalah suara, bukan teks.
2) Bahasa adalah seperti apa yang dikatakan penutur asli.
3) Setiap bahasa berbeda.
4) Belajar bahasa kedua pada dasarnya adalah proses membangun
kebiasaan mekanistik.
8
5) Belajar keterampilan bahasa lebih efektif jika aspek bahasa
sasaran dipelajari dengan mengetahui suara sebelum
tulisannya.
6) Belajar kemampuan bahasa dimulai dengan proses:
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Bagaimana cara menerapkan teknik audio lingual method ?


Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan oleh seorang pengajar
diantaranya adalah menghafal dialog , dalam teknik ini siswa
menghafal dialog singkat atau percakapan antara dua orang .
Terakhir adalah Build-up (ekspansi) Drill. Drill digunakan ketika
siswa mengalami kesulitan dalam menghafal dialog panjang.
Teknik lainnya adalah Single slot substitusi, di sini, guru membaca
satu baris dialog, maka siswa mengatakan beberapa kata atau
kelompok kata. Siswa diminta untuk mensimulasikan dengan
memasukkan kata atau kelompok kata dengan benar ke dalam
dialog sebelumnya. Beberapa slot Drill substitusi, ini adalah latihan
yang sama dengan satu slot substitusi drill, tapi lebih besar. Tidak
hanya satu dialog, tetapi dialog penuh. Seperti contoh seorang guru
memberikan siswa sebuah kalimat, maka siswa diminta untuk
mengubah kalimat menjadi bentuk yang berbeda seperti:
interogatif, negatif, positif, pasif, keharusan, dan sebagainya.

6. Metode Cara Diam (The Silent Way)


Metode ini adalah hasil kreasi George dalam Cuisenare yang
digunakannya Tetapi, mengajarkan matematika. diperkenalkan oleh
Caleb Gattegno, seorang pendidik yang menaruh perhatian terhadap
program pendidikan anak, yang dikenal dengan menggunakannya
dalam mengajarkan asas- balok-balok berwarnanya. Ia asas membaca
dan matematika terhadap anak-anak.
Gattegno kagum terhadap hasil metode ini, karena itu, ia
mempraktikkannya dalam pembelajaran bahasa asing di awal tahun
1960-an, dan baru mempublikasikannya tahun 1963 dalam sebuah

9
buku dengan judul: Teaching Foreign Language in Schools the Silent
Way. Kemudian ia melakukan suatu pengembangan dan revisi
terhadap buku tersebut ia Suek pengamatannya terhadap tingkah laku
dasarkan atas para siswa, kemudian menyiapkannya dalam bentuk
materi pembelajaran bahasa asing yang ia sebarkan melalui
yayasannya Educational Solution, Inc, kemudian menyebarkannya
kembali secara keseluruhan dan terpisah-pisah dalam majalah-majalah
dan buku-buku khusus tentang pembelajaran bahasa asing, dengan
judul yang berbeda- beda seperti: The Silent Way, Much Language
and Little Vocabulary, dan Perception.
Dinamakan metode diam, karena berlandaskan pada suatu
kaidah atau prinsip dasar yang mengatakan bahwa seorang guru bahasa
seharusnya lebih banyak diam, dan mendorong siswanya untuk
mengucap dan berbicara dengan bahasa sasaran sebatas
kemampuannya, dengan menggunakan alat bantu seperti tongkat,
pewarna, gambar, gerakan-gerakan, dan yang lainnya, yang dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menemukan,
dan hanya menghubungkan, memberikan instruksi kepada mereka,
seperti daripada menyuruh mengulang dan menghafal.

10
BAB II

INTI LAPORAN

A. Sejarah Kelembagaan

1. Latar belakang Berdirinya Pesantren Persis Benda Tasikmalaya


Kondisi masyarakat Benda merupakan salah satu faktor utama
yang melatar belakangi berdirinya pesantren Persis 67 Benda, sebelum
pesantren ini didirikan pada umumnya masyrakat masih terbelenggu oleh
sinkritisme, tradisi atau warisan leluhur yang diadopsi dari luar islam
( tradisi dan warisan agama terdahulu ). Misalnya, masih banyak
masyarakat yang percaya pada kekuatan benda - benda yang berbau
mistik, meminta bantuan pada orang mati dan lain sebagainya. yang
sebagian besar disebabkan oleh keawaman nilai - nilai Islam, yang tidak
bisa dilepaskan dari efek kolonialisme Belanda.
Hal tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja, oleh karena
itu sangat dianggap perlu untuk mengembalikannya pada landasan Qur'an
dan Sunah, yang salah satu caranya dengan mendirikan Pesantren
Persatuan Islam 67 Benda. yang juga merupakan kepanjangan tangan dari
cita - cita Persatuan Islam.
2. Sejarah singkat berdirinya Pesantren Persatuan Islam 67 Benda.
Pesantren ini berawal dari sebuah majelis ta'lim yang
diselenggarakan oleh KH. U. Aminullah dirumahnya sediri, yang rutin
dilaksanakan selepas magrib. KH. U. Aminullah atau yang sering
dipanggil dengan panggilan Ust. Amien berinisiatif mengadakan pengajian
tersebut disebabkan oleh kondisi masyarakat, dan keprihatinnya melihat
anak -anak yang harus menempuh jarak yang sangat jauh ketika ingin
mengaji, yang kurang lebih berjarak 1 km.
Pada awalnya memang kegiatan pengajian ini diadakan di rumah,
tetapi dikarenakan jumlah anak yang ikut mengaji semakin hari semakin
bertambah banyak. Mau tidak mau pengajian dipindahkan ke sebuah
Langgar yang berukuran kurang lebih 5 x 6 meter dikarenakan kondisi
tempat yang sudah tidak memadai. Tidak terasa ternyata makin hari
11
jumlah santri yang ada dipengajian majlis ta'lim ini semakin bertambah
banyak, bahkan ada juga santri yang datang jauh jauh hanya untuk
mengaji, maka oleh Ust. Amien didirikanlah sebuah Madrasah yang
berukuran 7 x 40 meter dan waktu pengajian pun diubah menjadi pagi
hari.
Pada tanggal 04 Mei 1970 madrasah ini pun diresmikan sebagai
Pesantren Persatuan Islam no 07 oleh PP. Persatuan islam yang pada
waktu itu diketuai oleh KH. Isa Ansori. Kemudian sedikit demi sedikit
pesantren ini pun terus berkembang, yang diawali dengan didirikannya
madrasah diniyyah, ibtidaiyyah dan tsanawiyyah.
Pada tahun 1976 KH. U. Aminullah menyerahkan kepengurusan
pesantren kepada puteranya Drs. KH. Shiddiq Aminullah MBA. hingga
wafat di tahun 2009 silam. Lalu pimpinan dilanjutkan oleh kakak beliau
yaitu KH. Muhtarom Amien yang kemudian wafat pada tahun 2017.
Hingga kemudian Pesantren Persis Benda terus berkembang & sampai saat
ini dinahkodai oleh Asep Abdul Hamid, S.Pd. M.Ag
3. Letak geografis
Pesantren Persatuan Islam (Persis) 67 Benda terletak di sebelah
utara kota Tasikmalaya, tepatnya di Benda Nagarasari kec. Cipedes
Tasikmalaya.
4. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Pendidikan di Pesantren Persatuan Islam berdasarkan pada Al-
Qur'an dan As-Sunah. Adapun tujuannya adalah terbinanya pribadi
muslim yang Tafaquh Fi Ad-dien, sesuai dengan jenjangnya (Bab II pasal
2 dan 3 Pedoman Pendidikan Pesantren Persatuan Islam).
5. Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan di Pesantren Persatuan Islam (Persis) Benda
berbeda dengan sistem pendidikan pesantren - pesantren Persatuan Islam
yang lainnya. Dimana pada tahun ajaran 2003 - 2004 Pesantren Persatuan
Islam 67 Benda merubah sistem pendidikannya dengan sistem Full day
and Boarding School System. Di mana seluruh santri diasramakan dan
belajar penuh, hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas
12
pendidikan dan terciptanya alumni - alumni yang berkualitas. Adapun hal
yang melatar belakangi ide ini adalah adanya kejenuhan terhadap sistem
yang ada, yang dianggap terlalu monoton, maka lahirlah gagasan Full Day
and Boarding School System.
Ide Full Day and Boarding School System ini mulai digagas pada
tahun 1994, namun dikarenakan masih memerlukan persiapan yang cukup
matang ide ini belum dapat terealisasikan. yang akhirya baru dapat
terealisasi pada tahun ajaran 2003 - 2004, setelah dirasa terlalu
monotonnya sistem yang ada.

B. Organisasi Sekolah

Pendidik
Kepala Sekolah : Endang Abdul Mu’in, S.Ag. M.Pd.
Para Wakil Kepala :
 Bidang Kurikulum : Dian Trisdyantini, S.Pd.
 Bidang Kesiswaan : Budhi Setiadi, S.S.
 Sarana & Prasarana : Yono Karyono
 Perpustakaan : Ari Sri Maria

No. Nama Pendidikan Guru Bid. Studi

1 Endang A. Mu’in, S.Ag. M.Pd. S2 Sosiologi

2 Euis Aisyah Pesantren Bahasa Arab

3 Ai Shofiyah Pesantren Bahasa Arab

4 Drs. H. U. Suhendar, M.Ag. S2 Bahasa Sunda

5 Drs. Hamid Sidiq, M.Pd.I. S2 Ilmu Tafsir

Ilmu Mendidik &


6 Asep Abdul Hamid, S.Pd. M.Ag. S2
PPKn
Aqidah Akhlaq &
7 Dra. Hj. Onih Suwartika S1
Bahasa Arab

13
No. Nama Pendidikan Guru Bid. Studi

8 Dra. Rosmawati S1 Matematika

9 Neneng Nina Herlina, S.Pd. M.Pd. S2 Biologi

10 Nurikeu Maoludiawati, S.Pd. S1 B. Inggris

11 Tatang Permana, S.Pd. S1 Kimia

12 Eulis Rohmaniyah, S.Sos. S1 Sosiologi

13 Nurhaida, S.Pd S1 Penjasorkes

14 H. Arif Rahman Hakim, Lc. M.Ag. S2 Al Hadits

15 Asep Iwan Gunawan, S.Ud. S1 BK / TIK

T I K & Bahasa
16 Budhi Setiadi, S.S. S1
Arab

17 Erismaya, S.Pd. M.M. S2 Ekonomi

Ilmu Falak &


18 Hilmi Mubarok, M.Pd.I. S1
Qur’an Hadits

19 Martin Dinarulloh, S.Pd. S1 Penjasorkes

20 Dian Trisdyantini, S.Pd. S1 Muatan Lokal

21 Hari Setiadi, S.Pd. S1 Fisika

22 Yoga Dwi Nugraha, S.Pd. S1 Geografi

23 H. Irfan Hilmi, Lc. M.A. S2 Ushul Fikih

24 Alittia Nuralawiyah, S.Pd. S1 B. Indonesia

25 Ega Erviana, S.Pd. S1 B. Inggris

Mantik / Ilmu
26 Ina Nuraeni, S.E.I. S1
Hadits

27 Arif Rahman Hakim, M.Pd.I. S2 SKI

28 Tia Aulia An Nisa S1 Ilmu Psikologi


14
No. Nama Pendidikan Guru Bid. Studi

Dasar

Data Wali Kelas

No. Nama Wali Kelas


1 H. Irfan Hilmi, Lc. M.A. X IPA 1
2 Ega Erviana, S.Pd. X IPA 2
3 Eulis Rohmaniyah, S.Sos. X IPS 1
4 Erismaya, S.Pd. M.M. X IPS 2
5 Hilmi Mubarok, M.Pd.I. XI IPA 1
6 Ai Shofiyah Amien XI IPA 2
7 Yoga Dwi Nugraha, S.Pd. XI IPS 1
8 Dian Trisdyantini, S.Pd. XI IPS 2
9 Martin Dinarulloh, S.Pd. XII IPA 1
10 Ina Nuraeni, S.E.I. XII IPA 2
11 Dra. Hj. Onih Suwartika XII IPS 1
12 Nurhaida, S.Pd. XII IPS 2

Tenaga Kependidikan
Tata Usaha

Pendid
No.Nama Jabatan
ikan

1 Ison Soni MA Kepala

2 An An Risani SMA Administrasi

3 May Ahmada Umbara S.Kom. S1 Operator Data

15
Pendid
No.Nama Jabatan
ikan

4 Husni Tamrin, S.Pd. S1 Operator Data

5 Irni Rahmi Rahmatillah, A.Md. MA Bendahara

6 Salman Azmi Nurohman, A.Md. D3 Administrasi

Laboran : Tatang Permana, S.Pd.


Hari Setiadi, S.Pd.
Budhi Setiadi, S.S.
Neneng Nina Herlina, M.Pd.
Asep Iwan Gunawan, S.Ud.

Penjaga : Aat Abdul Fatah


Hendra Saputra
Iwan Ridwan
Bidang Umum : Surya
C. Kurikulum

1. Prinsip Pengembangan Kurikulum


a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda Tasikmalaya
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
16
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki
posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda Tasikmalaya
dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
Madrasah Aliyah Persis Benda Tasikmalaya meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
Kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda Tasikmalaya
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda
Tasikmalaya memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda
Tasikmalaya dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
17
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda
Tasikmalaya mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda Tasikmalaya
diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda Tasikmalaya
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan, sejalan dengan
motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Dalam pelaksanaan kurikulum disetiap satuan Pendidikan
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang bergunabagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu serta memperoleh kesempatan un
tukmenexpresikan dirinya secara beba, dinamis dan menyenangkan.

18
b. Kurikulum didasarkan pada kelima pilar belajar, Belajar untuk
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk
memahami dan menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi
orang lain.Belajar untuk membangun dan menemukan jati
diri.melalui poroses pembelajaran yang aktif kreatif, dan
menyenangkan
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatkan
pelayananyang bersifat perbaikan, pengayaan, dana tau percepatan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi
peserta didimk yang berdimensi ketuhanan, kleindividuan kesosialan,
dan kemoralan.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa,
ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan,
di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang
terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan
pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan

19
dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
3. Struktur Kurikulum dan Beban Belajar
Struktur Kurikikulum 2013 Madrasah Aliyah Persis Benda
memuat kelompok A dan B untuk kurikulum 2013 memuat kelompok
mata pelajaran :
a. Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak mulia
b. Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian
c. Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Kelompok Mata Pelajaran Estetika
e. Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, olahraga dan kesehatan
Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut di
implementasikan dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata
pelajaran secara menyeluruh dan relevan. Cakupan setiap kelompok
mata pelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Cakupan setiap kelompok mata pelajaran
No Kelompok Mata                                Cakupan
Pelajaran
Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
Mulia mulia di maskudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
1 bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama
K.I.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama
Sikap yang dianutnya
Spritual/Keagamaan
Kewarganegraan Kelompok mata pelajaran dan kepribadian
dan kepribadian dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran
dan wawasan peserta didikakan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,
20
No Kelompok Mata                                Cakupan
Pelajaran
berbangsa dan bernegara, serta peningkatan
2 kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan  terhadap hak-hak asasi manusia,
kemejemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, keseteraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi dan nepotisme.
K.I.2 Memahami dan menghayati perilaku jujur,
Sikap Sosial disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong) santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam jangkauan pergaulan
keberadaannya
Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi dan teknologi pada SMP/MA/SMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
3 dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri
K.I.3 Memhami pengetahuan (faktual,
Pengetahuan konseptual,dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni  budaya terkait fenomena dan
dan kejadian tampak mata
Estetika Kealompok mata pelajaran estetika 
dimaksudkan untuk meningkatkan sensivitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan
21
No Kelompok Mata                                Cakupan
Pelajaran
mengapresiasi  keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi  keindahan  dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup
 apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan
4 individual sehingga mampu menimati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan, sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang harmoni.
K.I. 4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah
Ketrampilan kongkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikakasi dan membuat) dan ranah
absrtak (menulis, membaca,menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lainyang
sama dalam sudut pandang/teori
5 Jasmani, Olahraga Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan Kesehatan dan kesehatan pada SMP/MA/SMPLB
dimaksudkan untuk meningkatkan potennsi
fisik serta membudayakan sportivitas fisik
serta membudayakan sportivitas kesadaran
hidup sehat
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
bersikap, dan perilaku hidup sehat yang
bersifat individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan
dari perilaku seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang potensial

22
No Kelompok Mata                                Cakupan
Pelajaran
untuk mewabah.

Struktur Kurikulum menggambarkan konseptual konten


kurikulum dalam bentuk mata pelajaran/mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar
untuk mata pelajaran dan beban belajar perminggu untuk setiap siswa.
Struktur kurikulum juga menggambarkan mengenai penerapan prinsip
kurikulum mengenai seorang siswa dalam menyelesakan pembelajaran di
suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum
menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa
yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada
siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Beban belajar di MA Persis
Benda untuk kelas X, XI dan XII Adalah 41 jam perminggu. Jam belajar
adalah 40 menit.
Muatan Kurikulum Madrasah Aliyah Persis Benda Tasikmalaya
meliputi Kurikulum Kemenag dan Permendikbud serta Kurikulum
Kepesantrenan. Adapun untuk Kurikulum Kemenag dan Permendikbud
sejumlah mata pelajaran yang keleluuasaan dan kedalamannya sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau Kompetensi Inti
yang ditetapkan oleh BSNP, dan muatan lokal yang dikembangkan oleh
Madrasah serta kegiatan pengembangan diri.

Distribusi muatan Kurikulum, bersama sebaran jumlah jam


pelajarannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Struktur Kurikulum
STRUKTUR KURIKULUM MU'ALLIMIEN
PESANTREN PERSIS NO. 67 BENDA
2021/2022
                 

23
XI XII
N X XI XII Jumla
Mata Pelajaran X IPA IP IP
o IPS IPS IPS h
A A
A. Pendidikan Agama Islam    
a. Al Qur'an    
1. Tafsier /Ilmu Tafsier 2 2 1 1 1 1 16
2. Tahsin Tilawah 1 1 1 1 1 1 12
3. Qur'an Hadits 1 1 1 1 1 1 12
b. Al Hadits    
1. Hadits Pilihan 1 1 1 1 1 1 12
2. Hadits 1 1 1 1 1 1 12
  3. Ilmu Hadits 1 1 1 1 1 1 12
c. Aqidah Akhlak 1 1 1 1 1 1 12
d. Syariah    
1. Fiqih 2 2 2 2 1 1 12
2. Ushul Fiqih 1 1 1 1 1 1 12
3. Masail Fiqih 1 1 1 1 1 1 12
4. Ilmu Faroidl         1 1 4
e. SKI 1 1 1 1 1 1 12
B. Bahasa    
1. Bahasa Arab    
a. Nahwyah dan I'rab 3 3 3 3 3 3 36
b. Sharaf dan Insya 1 1 1 1 1 1 12
  c. Ilmu Balaghah 1 1 1 1 1 1 12
d. Mutolaah/Muhawaroh 2 2 1 1 1 1 12
2. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2 24
3. Bahasa Inggris 3 3 3 3 3 3 36
D Matematika 4 3 4 3 4 3 42
E. IPA    
  1. Fisika 3   3   3   18
2. Kimia 3   3   3   18

24
3. Biologi 2   2   2   12
4. Sejarah Indonesia              
F. IPS :    
1. Sejarah :   1   1     4
2. Geografi   2   2   2 12
  3. Ekonomi   3   3   4 20
4. Sosiologi dan
  3   3   3 18
Antropologi
G. Penjaskes              
I. Bahasa Daerah             8
J. Psikologi 1 1 1 1 1 1 12
K. Didaktik     1 1 1 1 12
L. Ke-PERSIS-an 1 1 1 1 1 1 12
M. Mantiq 1 1 1 1 1 1 12
N. Ilmu Hisab     1 1 1 1 8
O. Qiroatul Qitab 1 1 1 1 1 1 12
    41 41 41 41 41 41 492

AGENDA KEGIATAN
PESANTREN PERSIS BENDA TASIKMALAYA
TAHUN PELAJARAN 2021-2022

N
O JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN
Masa Orientasi Siswa dan
1
Dauroh Tahsin 24 Juli-5 Agustus 2021 RG-UG
Rapat Awal Tahun Semua Civitas
2
Ajaran 14 Juli 2021 Akademika
3 Dauroh 7 Agustus- 5 September Santri
4 Penilaian Akhir semester 1 -14 Desember Santri
5 Pembagian Raport 19 Desember 2021 Wali Kelas
6 Libur Semester 1 19 Des - 7 Januari 2022 Semua Civitas
25
Akademika
7 Hari pertama semester 2 9 Januari 2022 Santri
8 Penerimaan Siswa Baru 2 Jan - 14 Maret 2022 Panitia PSB
9 Penilaian Akhir Tahun 1-14 Juni 2022 Siswa
10 Rapat Kenaikan Kelas 16 Juni 2022 Kepala & Guru
11 Pembagian Raport 19 Juni 2022 Wali Kelas

D. Kesiswaan

JOB DESCRIPTION UMMAHATUL GHAD


PESANTREN PERSIS 67 BENDA

PROGRAM KERJA KETUA


A. Definisi
Ketua adalah seorang yang memimpin suatu organisasi dan bertanggung jawab
atas jalannya organisasi tersebut.

B. Fungsi
Ketua berfungsi sebagai koordinator seluruh kegiatan organisasi menampung
dan menyalurkan inisiatif, aspirasi dan keluhan anggota

C. Tugas
1. Berkoordinasi dengan pembina RG/UG dan wakapim bidang kesiswaan
2. Bertanggungjawab atas kelancaran dan efisiensi kegiatan/program tiap-tiap
bidang dalam organisasi.
3. Bertanggung jawab atas stabilitas Organisasi
4. Mengontrol administrasi, tugas, dan kegiatan tiap bidang dengan bijaksana.

PROGRAM KERJA SEKRETARIS


A. Definisi

26
Seketaris adalah seorang yang memegang rahasia, dokumentasi dan
bertanggung jawab atas adminitrasi organisasi.
B. Fungsi
Sekretaris berfungsi sebagai penanggung jawab atas ketertiban organisasi atau
ketatausahaan organisasi, dan memimpin sekretaris-sekretaris bidang.
C. Tugas
1. Mencatat anggota dalam buku induk
2. Menyimpan arsip-arsip
3. Bertanggung jawab atas :
a. Jalannya program kerja
b. Keluar masuknya uang sekretaris
c. Korespondensi.

PROGRAM KERJA BAGIAN BENDAHARA


A. Definisi
Bendahara adalah seorang yang di tunjuk oleh organisasi sebagai
penanggungjawab (pemegang) uang atau staf keuangan organisasi.
B. Fungsi
Bendahara berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan dan
mengkoordinir sirkulasi keluar masuknya keuangan.
C. Tugas
Bertanggung jawab :
1. Keuangan organisasi
2. Adminitrasi keluar masuknya uang
3. Barang-barang inventaris

PROGRAM KERJA KADERISASI


A. Definisi
Bagian kaderisasi adalah bagian yang menjaga ketertiban dan stabilitas antara
staf dan anggota organisasi dengan menerapkan disiplin dan peraturan.
B. Fungsi
Bagian kaderisasi berfungsi sebagai
27
1. Penanggung jawab atas jalannya seluruh disiplin yang berlaku bagi
segenap staf dan anggota
2. Pengoptimalan potensi-potensi Kader dengan cara mentransfer dan
menanamkan nilai-nilai tertentu sehingga akan melahirkan kader-kader
yang tangguh
C. Tugas
1. Bertanggung jawa proses pengkaderan
2. Mengadakan program penelitian dan pengembangan organisasi.
3. Bertanggung jawab terhadap jenis-jenis sangsi yang dijatuhkan
4. Mengevaluasi bentuk /jenis pelanggaran sebab dan akibatnya.

PROGRAM KERJA BAGIAN PENITEK


A. Definisi
Penitek (Pendidikan, Nalar dan Intelektual) adalah bagian yang menagani hal-
hal yang berhubungan dengan wawasan intelektual dan peningkatan semangat
belajar santri.
B. Fungsi
Bagian ini berfungsi sebagai motivator belajar anggota dan staf penggurus
organisasi.
C. Tugas
1. Bertanggung jawab atas meningkatkan kemampuan anggota di bidang
pendidikan, nalar dan intelekual
2. Bertanggung jawab atas belajar malam dan muhadoroh

PROGRAM KERJA KEPRAMUKAAN


A. Definisi
Ketua adalah yang memimpin sebuah organisasi dan yang bertanggung jawab
atas Organisasi.
B. Fungsi
Ketua Koordinator berfungsi sebagai koordinator seluruh kegiatan organisasi,
menampung dan menyalurkan inisiatip aspirasi dan keluhan anggota.
C. Tugas
28
1. Menetapkan mekanisme kerja antar ambalan
2. Bertanggung jawab atas jalanya program-program kerja tiap-tiap ambalan
3. Bertanggung jawab atas stabilitas organisasi Gerakan Pramuka Pesantren
PERSIS Benda, Koordinator Gugus depan 03095-03096
4. Bertanggung jawab dalam menertibkan dan rnelancarkanbae'at lupacwa.
5. Memelihara barang-barang inventaris Organisasi.
6. Mengontrol adminitrasi tiap-tiap ambalan.
D. Pembasan Tugas
l. Ketua
a. Bertanggurig jawab atas jalannya lati han kepramukaan Gudep,
b. Bertanggung jawab atas jalanya program kerla di tiap-tiap ambalan
2. Sekretaris
a. Mengarsipkan semua surat yang masuk dan keluar
a. Memelihara dan menambah barang-barang inventaris Organisasi.
b. Bertanggung jawab atas program keseketariatan kepanitiaan bidang
3. Bendahara
a. Bertanggung jawab atas kelaur masuknya keuangan bidang
b. Bertanggung jawab akan pengayaan atribut pelantikan
c. Bertanggungjawab dalam perizinan barang inventaris bidang
d. Menkoordinir keuangan semua regu dan ambalan'
4. Perlengkapan
a. Mimpersiapkan semua perlengkapan yang berhubungan dengan acara
pelantikan dan Perkemahan.
b. Bekerjasama dengan bidang keamanan dalam menertibkan acara
bae'at/upacara

PROGRAM KERJA BAGIAN PUBLIKASI DAN PENYIARAN


A. Definisi
Bagian Penerangan adalah bagian yang bertugas memberikan penerangan dan
penjelasan-penjelasan serta menyalurkan informasi ke seluruh anggota UG
B. Fungsi

29
Bagian Publikasi dan Penerangan berfungsi sebagai pemberi informasi
tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan Organisasi
Ummahatul Ghad di PPI67 Benda.
C. Tugas
Bertanggung jawab atas :
1. Jalannya program Penelitian dan pengembangan LITBANG
2. Menyampaikan informasi baik dalam atau luar kampus
3. Administrasi bagian Penerangan
4. Menyelenggarakan Pelatihan jurnalistik
5. Majalah dinding
6. Jurnal / Media massa

PRORAM KERJA BAGIAN MINAT BAKAT


A. Definisi
Bagian Minat Bakat adalah bagian yang menangani kegiatan yang akan dapat
menumbuh kembangkan minat bakat santri.
B. Fungsi
Bagian Minat Bakat berfungsi mengusahakan agar santri dapat menyalurkan
sekaligus menumbuh kembangkan minat dan bakatnya.
C. Tugas
1. Bertanggung jawab akan terrealisasinya progam kerja bidang
2. Bertanggung jawab dalam infentarisasi perlengkapan administrasi dan
barang bidang.
3. Bertanggungjawab dalam mencari rninat bakat untuk dipublikasikan,
4. Mengkoordinir klub olah raga dan seni dan pencinta alam.
5. Mengkoordinir kegiatan partisipatif yang bersifat publikasi pesantren.

RANCANGAN PROGRAM JIHAD UMMAHATUL GHAD


TSANAWIYAH
PESANTREN PERSATUAN ISLAM NO 67 BENDA
MASA JIHAD 2017
KETUA UMUM
30
i. Meningkatkan kedisiplinan pimpinan dan jajaran staf nya supaya
memberikan suri tauladan yang baik untuk a’do nya
ii. Mewajibkan seluruh staf untuk melakukan musyawarah minimal 1 bulan
sekali
iii. Berkonsultasi dengan :
a. Ketua-ketua bidgar
b. Para pembina
c. Pimpinan Pondok
d. Mudir Tsanawiyah
iv. Mewajibkan para staf untuk mematuhi dan menjalankan program kerja
v. Mengadakan :
a. Pertemuan seluruh staf Ummahatul Ghad Tsanawiyah
b. Mengevaluasi program kerja yang terlaksana dan tidak terlaksana
vi. Mengajukan anggota untuk :
a. Membiasakan 5 S
b. Ikut berpartisipasi dalam memajukan organisasi UG

SEKRETARIS
1. Membukukan dan menyimpan arsip-arsip dan dokumen-dokumen tiap
bidang
2. Mandata identitas anggota
3. Mendata program kerja Ummahatul Ghad yang belum terlaksana
4. Mengelola data dan informasi organisasi kesekretariatan
5. Membuat laporan bulanan setiap sekretaris bidgar
6. Mengadakan rapat dengan sekretaris tiap bidgar minimal 1 bulan sekali
7. Membuat LPJ akhir jabatan

BENDAHARA
1. Mencatat keluar masuknya uang tiap bidgar
2. Membuat laporan keuangan serta mendatanya secara detail
3. Mengefektifkan uang kas UG Tsanawiyah untuk ado dan staf
4. Menyusun rencana anggaran pendapatan belanja
31
5. Menginventaris barang-barang tiap bidgar
6. Mengadakan rapat dengan bendahara tiap bidgar minimal 1 bulan sekali
7. Memberi hukuman berupa denda bagi para staf ataupun ado yang telat,
dengan membayar sebesar Rp 500 berlaku kelipatannya

KEAMANAN
A. Jangka Pendek
1. Bertanggung jawab atas kedisiplinan ado dan staf
2. Mengamankan ado pada saat bai’at bekerja sama dengan bidgar
pramuka dan UG Muallimat
3. Pemeriksaan kaos kaki pendek bekerja sama dengan penitek
4. Pemeriksaan kerudung hoas dan segitiga pada saat KBM harus sesuai
aturan pesantren
5. Mengadakan materi saat ke UG an
6. Mengontrol ado pada saat belajar malam bekerja sama dengan penitek

B. Jangka Panjang
1. Mengadakan acara kandidatan
2. Mengadakan acara LDKS
3. Mengadakan acara MUBES

PENITEK
A. Jangka Pendek
1. Menggiring ado untuk belajar malam bekerja sama dengan keamanan
2. Mengawasi ado ketika membaca al quran
3. Menghukum ado yang tidak membawa al quran
4. Mengkoordinir belajar malam bekerja sama dengan keamanan dan
kaderisasi
5. Mengisi kegiatan pada saat ke-UG-an
6. Menjadwal ado untuk berkhutbah sat belajar malam
7. Memeriksa kaos kaki pendek bekerja sama dengan keamanan
8. Mengadakan hati ke hati bersama staf
32
B. Jangka panjang
1. Mengadakan ESPI (education science competiton)
2. Mengadakan Tsanawiyah award

BAHASA
A. Jangka Pendek
1. Memberikan mufrodat bahasa arab dan bahasa inggris saat belajar
malam bekerja sama dengan bidgar bahasa muallimat
2. Mengkoordinir ado dalam pembiasaan berbahasa arab dan bahasa
inggris dalam percakapan sehari-hari bekerja sama dengan bidgar
bahasa muallimat
3. Pewajibkan membawa buku mufrodat pada saat belajar malam
4. Mencatat para pelanggar bahasa bahasa bekerja sama dengan bidgar
bahasa muallimat
5. Pemeriksaan buku mufrodat pada saat belajar malam di kelas
6. Pemeriksaan buku mufrodat setiap hari jumat
7. Pemberian kata-kata motivasi saat belajar malam satu minggu sekali
8. Pewajiban berkhutbah saat belajar malam
9. Mengadakan rapat bidgar satu bulan sekali

B. Jangka Panjang
1. Mengadakan acara PORSENI untuk tingkat SD dan sederajat
2. Mengadakan acara dream
3. Memberikan penghargaan bagi ado yang disiplin berbahasa

KESEJAHTERAAN
A. Jangka Pendek
1. Mengkoordinir dan mengontrol piket kebersihan kelas sebelum KBM
2. Mengontrol piket kelas sesudah belajar malam

33
3. Memberikan materi tentang kesejahteraan atau kesehatan dan
mempraktekannya pada saat ke UG an
4. Memeriksa kuku pada saat ke UG an
5. Mengontrol ado yang sakit dan membawanya ke klinik
6. Mengadakan rapat satu bulan sekali
7. Menghukum bagi yang melanggar
8. Membayar uang kesejahteraan sebesar Rp 1000 perbulan
9. Mengadakan JUMSIH
10. Mengkoordinir kedisiplinan
11. Mengkoordinir piket harian

B. Jangka Panjang
1. Mengadakan GO GREEN bekerja sama dengan bidgar pramuka
2. Mengadakan acara CREAKERS (kreatifitas kerjasama santri)
3. Mengadakan mading Kesehatan
4. Mengadakan lomba kelas terbersih (2 minggu sekali)
5. Mengadakan acara simulasi bencana

MINAT DAN BAKAT


A. Jangka Pendek
1. Memantau bakat para ado
2. Mengisi acara pada waktu ke UG an
3. Mengadakan rapat mikat 2 bulan sekali
4. Mewajibkan memakai baju olah raga pada saat acara club
5. Pendendaan bagi ado yang tidak memakai baju olah raga pada saat
club olahraga
6. Melaporkan ke UG Muallimat tentang minat ado

B. Jangka Panjang
1. Mengadakan COOLIN
2. Mengadakan DREAMHIGH bekerjasama dengan semua bidgar
3. Mengadakan kegiatan HIKING bekerjasama dengan bidgar pramuka
34
4. Mengikut sertakan ado pada minat dan bakat
5. Mengadakan selingan game pada saat acara
6. Mengadakan tata boga
7. Mengkoordinir inventaris mikat
8. Mengadakan senam bekerja sama dengan UG Muallimat

PUBLIKASI
A. Jangka Pendek
1. Mengelola mading beserta kelengkapannya
2. Mengadakan library drive (perpustakaan keliling) bekerja sama dengan
UG Mallimat
3. Memberikan materi yang berhubungan dengan kreatif maupun
jurnalistik pada ado saat ke UG an
4. Membina dan meningkatkan suatu kekreatifan ado
5. Mengganti mading minimal 2 minggu sekali
6. Mengganti mading seluruh bidgat bekerjasama dengan semua bidgar

B. Jangka Panjang
1. Mengadakan acara HISTORY

JADWAL KEGIATAN XSCHOOL

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 67 BENDA TASIKMALAYA

Tahun Pelajaran 2020-2021

Waktu Jenis Xschool Pembimbing Keterangan


Selasa
15.30 – 16.30 Bola Volly Mikat UG Muallimat Lapang Banat
Rabu

35
15.30 – 16.30 Bola Volly Mikat UG Tsanawiyah Lapang Banat
16.00 – 17.00 Tahsin Quran kls VII Faisal Umar Gedung Abu
Banat Bakar
Kamis
14.00 – 16.45 Pramuka RG Tsanawiyah Yoga Dwi N, S.Pd Shiddiq Amin
Pramuka UG Tsanawiyah Nurhilda, S.Pd Abu Bakar
15.30 – 16.30 Bola Volly Putra Hafidz Lapang Rijal
Sapala (putra) Budhi Setiadi, S.S., Shiddiq Amin
M.Pd
20.00 – 21.00 Boxer Aat Shiddiq Amin
Jum’at
07.30 – 08.30 Retorika kelas 12 A Eulis Rahmaniah, Shiddiq Amin
S.Sos
Retorika kelas 12 C Nurikeu M, M.Pd Abu Bakar
08.30 – 09.30 Retorika kelas 12 B Eulis Rahmaniah, Shiddiq Amin
S.Sos
Retorika kelas 12 D Nurikeu M, M.Pd Abu Bakar
07.00 – 10.00 Futsal Muallimin Nasir Lapang Rijal
08.00 – 09.00 Basket Putra Asep Hermawan Lapang Rijal
07.00 – 10.00 Futsal Tsanawiyah Martin D, S.Pd Lapang Rijal
08.00 – 09.00 Basket Putri Tsanawiyyah Nurhilda, S.Pd Lapang Banat
09.00 – 10.00 Basket Putri Muallimat Nurhilda, S.Pd Lapang Banat
08.00 – 09.00 Ilmu Alat kls Muallimin Hj. Onih Suwartika & Abu Bakar
Ai S
09.00 – 10.00 Ilmu Alat kls Tsanawiyah Farida Jauhar & Abu Bakar
Hilman R
07.00 – 09.00 Bulu Tangkis Putra Asep Hadian P, S.HI GSG
09.00 – 11.00 Bulu Tangkis Putri Ulfi GSG
Free Marching Band Iqbal T, S.Pd Free
Colaborasi
08.00 – 09.00 KIR & jurnalistik RG Puji Nurjaman, S.Pd Abu Bakar

36
09.00 – 10.00 KIR & jurnalistik UG Puji Nurjaman, S.Pd Abu Bakar
13.00 – 15.00 Bela diri Shupu T Putra M. Arif R Shiddiq Amin
Bela diri Shupu T Putri Haifa GSG/Balkon
mesjid
15.30 – 17.00 Panahan Putri Martin D, S.Pd Lapang banat
Sabtu
19.30 – 21.00 Panahan Putra Martin D, S.Pd Shiddiq Amin
Ahad
16.00 – 17.00 Tahsin Quran kls VII Faisal Umar, S.Pd Mesjid An-Nur
Rijal
Catatan:

1. Tahsin Quran wajib di ikuti oleh seluruh santri kls VII


2. Retorika wajib di ikuti oleh seluruh santri kls XII
3. Semua santriwan dan santriwati harus konsisten dari awal sampai
akhir dalam mengikuti kegiatan xschool yang dipilih
4. Hari senin hari Club semua bidgar Tsan dan Muallimat

E. Kepegawaian

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (dilampirkan)


Keterangan
No. Jumlah
Pendidik
1 Guru PNS yang diperbantukan tetap 1
2 Guru Tetap Yayasan 19
3 Guru Honorer -
4 Guru Tidak Tetap 15
Tenaga Kependidikan
1 Tata Usaha 6
2 Penjaga Perpustakaan 2
3 Laboran 5

37
Keterangan
No. Jumlah
Pendidik
4 Penjaga 3
5 Pesuruh 5

F. Keuangan

Biaya Studi Pondok Pesantren Benda

Komponen Biaya Biaya Sebelumnya Biasa Sekarang


Wakaf (bangunan &
akomodasi) Rp 4,500,000 Rp 4,500,000
Kain seragam, kain batik, kaos
olahraga, biaya perpustakaan,
Rp 2,500,000 Rp 2,500,000
ekstrakuliukuler, laboratorium,
foto dan orientasi
Dauroh tahfidz Al Qur'an Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
Iuran Bulanan   Rp 750,000
Total Rp 8,400,000 Rp 8,750,000

G. Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang dimiliki oleh Pesantren Persatuan Islam 67 Benda untuk menunjang
segala kegiatan dan program belajarnya, antara lain adalah sebagai berikut :
1.   Asrama Putra dan Putri
2.   Ruang Makan Putra dan Putri
3.   Ruang Kelas Putra dan Putri
4.   Masjid Putra dan Putri
5.   Kantin Putra dan Putri
6.   Perpustakaan
7.   Laboratorium Bahasa

38
8.   Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi
9.   Laboratorium Komputer
10. Laboratorium Multimedia
11. Mini Market Putra dan Putri
12. Poskestren
13. Klinik Pratama Aminulloh
14. Gedung Serbaguna
15. Lapangan Olah raga : Volleyball, Basketball, Badminton, Tenis Meja dan
Futsal
16. ATM Bank Syari'ah Mandiri (BSM) / ATM Bersama
17. Bank Syariah Mandiri
18. Wall Climbing
19. Kelas Digital
20. Laundry
Data Sarana dan Prasarana
Jml. Kategori Kerusakan
Jml. Jml.
No R.
Jenis Prasarana Ruan R. Ringa Sedan Bera
. Rusa
g Baik n g t
k
1 Ruang Kelas 12 9 - - - -
2 Perpustakaan 1 1 - - - -
3 Laboratorium IPA 1 1 - - - -
Laboratorium
4 1 1 - - - -
Biologi
Laboratorium
5 1 1 - - - -
Fisika
Laboratorium
6 1 1 - - - -
Kimia
Laboratorium
7 1 1 - - - -
Komputer
8 Laboratorium 1 1 - - - -

39
Jml. Jml. Jml. Kategori Kerusakan
No
Jenis Prasarana Ruan R. R. Ringa Sedan Bera
.
g Baik Rusa n g t
Bahasa k
9 Ruang Pimpinan 1 1 - - - -
10 Ruang Guru 1 1 - - - -
Ruang Tata
11 1 1 - - - -
Usaha
12 Ruang Konseling 2 2 - - - -
13 Tempat Ibadah 2 2 - - - -
14 Ruang UKS 1 1 - - - -
15 Jamban 30 30 - - - -
16 Gudang 1 1 - - - -
17 Ruang Sirkulasi - - - - - -
Tempat Olah
18 2 2 - - - -
Raga
19 Ruang OSIS 2 2 - - - -
20 Ruang Lainnya 1 1 - - - -

H. Hubungan Madrasah/Sekolah Dengan Masyarakat


1. Konsep Dasar Hubungan Sekoah/Madrasah Dengan Masyarakat

Sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki

oleh  masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah

mempunyai  kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan

penerangan kepada  masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program,

kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui

dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan  tuntutan masyarakatnya.

Makin majunya pengertian masyarakat akan pentingnya

pendidikan anakanaknya, maka merupakan kebutuhan vital bagi sekolah

dan masyarakat untuk  menjalin kerjasama. Kerjasama tersebut


40
dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di  sekolah pada umumnya, dan

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada khususnya

Secara etimologis, “hubungan masyarakat” diterjemahkan dari

perkataan bahasa  Inggris “public relation”, yang berarti hubungan sekolah

dengan masyarakat ialah  sebagai hubungan timbal balik antara suatu

organisasi (sekolah) dengan  masyarakatnya.

Pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dari

beberapa  definisi berikut ini. Menurut Kindred Leslie, dalam bukunya

“School Public Relation” mengemukakan pengertian hubungan sekolah

dengan masyarakat sebagai berikut: “  hubungan sekolah dengan

masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah  dengan

masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat

tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan

tanggung jawab  masyarakat dalam usaha memajukan sekolah”.

Selanjutnya Onong U. Effendi dalam bukunya “Human Relations

and Public  Relations dalam Management” (1973:55) mengemukakan

bahwa public relations  adalah kegiatan berencana untuk menciptakan,

membina, dan memelihara sikap budi  yang menyenangkan bagi organisasi

di satu pihak dan publik di lain pihak. Untuk mencapainya adalah dengan

jalan komunikasi yang baik dan luas secara timbal balik. Pada dasarnya

pengertian-pengertian di atas, mengandung makna pokok yang  sama,

bahwa hubungan masyarakat adalah merupakan kegiatan manajemen

dalam  menciptakan hubungan harmonis antara suatu lembaga dengan

masyarakatnya. 

2. Prinsip-Prinsip dan Metode Dalam Membina Hubungan

Sekolah/Madrasah Dengan Masyarakat

41
Apabila kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ingin

berhasil mencapai sasaran, baik dalam arti sasaran masyarakat atau orang

tua yang dapat diajak kerjasama maupun sasaran hasil yang diinginkan,

maka beberapa prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini harus menjadi

pertimbangan dan perhatian. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan

dipertimbangkan dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat

adalah sebagai berikut:

a)      Integrity

Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan

sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan,

disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang

terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan

yang bersifat non akademik.

Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau

menutupi sesuatu yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu

bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh sebab itu sekolah harus

sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi, salah

interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi

yang akurat dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima secara

rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan

penilaian dan kepercayaan masyarakat atau orang tua murid terhadap

sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan,

lebih-lebih dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan

semakin kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung tentang

sekolah.

b)     Continuity

42
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan

masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan

hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara

insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau

sekali dalam satu semester, hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan

meminta bantuan keuangan kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah

yang menyebabkan masyarakat selalu beranggapan apabila ada panggilan

sekolah untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya

mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan

kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila ini

terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari

semua orang tua murid dan masyarakat.

Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah,

permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa

selalu muncul dan berkembang setiap saat, karena itu maka diperlukan

penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat

atau orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya

keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu pendidikan putra-

putrinya.

c)      Simplicity

Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah

dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun

komunikasi kelompok  pihak pemberi informasi (sekolah) dapat

menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat.

Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung

maupun  melalui media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana

sesuai dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat setempat).

43
Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa:

informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh

persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak

memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan

istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman

masyarakat.

d)     Coverage

Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan

mencakup semua aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan

diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan

kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga

mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:

a.       Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau

disimpan,  padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak

untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan sekolah dimana anaknya

belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah, masalah yang

dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus

dinformasikan kepada masyarakat.

b.      Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa

informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang objektif.

c.       Up to date, berarti informasi yang diberikan adalah informasi

perkembangan, kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir.

Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh mana

sekolah dapat mencapai misi dan visi yang disusunnya.

e)      Constructiveness

44
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya

konstruktif  dalam arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif

kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberikan

respon hal-hal positif tentang sekolah  serta mengerti dan memahami

secara deta il berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal

tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah satu faktor yang

dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah

sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan

pemecahan bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar

masalah yang perlu dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran

masyarakat tertentu.

Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya

obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini

memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu

peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Penjelasan yang konstruktif  akan menarik bagi masyarakat dan

akan diterima oleh masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan

mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan

sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif  berdasarkan data-data

yang ada pada sekolah.

f)       Adaptability

Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya

disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas,

kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di

dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan

dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

45
Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi bekerja di

sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada

pagi hari.

Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta

faktor-faktor yang mendukung akan dapat menumbuhkan kemauan bagi

masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam pemecahan persoalan-persoalan

yang dihadapi sekolah.

3. Tujuan Hubungan Sekolah/Madrasah Dengan Masyarakat

Elsbree menggariskan tujuan tentang hubungan antara sekolah dan

masyarakat adalah sebagai berikut:

a)      Untuk memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.

b)      Untuk memperkokoh tujuan dan memajukan kualitas penghidupan

masyarakat.

c)      Untuk mendorong masyarakat dalam membantu progam bantuan

sekolah dan masyarakat di sekolah.

Di dalam masyarakat ada sumberdaya manusia dan sumber daya

non manusia. Dari kedua sumber daya itu, sekolah dapat memilih dan

memanfaatkan untuk program pendidikan sekolah. Jika sekolah itu

berhasil memanfaatkan secara maksimal, maka hasil belajar anak akan

lebih baik. Dengan demikian potensi anak akan bertumbuh dan

berkembang secara maksimal. Pengaruh yang lebih jauh dari

perkembangan anak tersebut adalah tujuan pendidikan sekolah akan

tercapai dengan meyakinkan. Hal ini berarti bahwa tamatan (output)

sekolah secara langsung akan ikut serta dalam memajukan penghidupan

dan kehidupan masyarakat.

Karena itu hubungan timbal balik antara sekolah dengan

masyarakat perlu dipelihara dan dikembangkan secara terus menerus.

46
4. Jenis-Jenis Hubungan Sekolah/Madrasah Dengan Masyarakat

Jenis hubungan sekolah dan masyarakat dapat digolongkan

menjadi 3 jenis, yaitu:

a)      Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik

murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya

hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau

bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian

dan sikap pada diri anak.

b)      Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan

masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan

mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.

Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di sekolah

dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah

disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat.

Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode

pengajarannya.

c)      Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah

dengan lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun

pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan

sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah setempat, ataupun perusahaan-

perusahaan Negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan

pendidikan pada umumnya (Purwanto, 2005: 193).

47
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilaksanakannya kegiatan Praktek Profesi Lapangan (PPL)


di MA Persis Benda Kota Tasikmalaya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Praktek Profesi Lapangan (PPL) merupakan media pembelajaran
dan pelatihan bagi calon tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
untuk mengaplikasikan teori-teori administrasi, pengelolaan dan
pembelajaran yang telah didapat dari kampus dalam realita yang
sebenarnya.
2. Dalam melaksanakan kegiatan PPL mahasiswa banyak
mendapatkan ilmu yang dapat dikembangkan dalam mengadakan
suatu kegiatan pembelajaran di kelas, memanaje/mengelola
perkantoran kependidikan dengan baik dan benar, dan mengatasi
masalah-masalah di lingkungan lembaga pendidikan. Sehingga
mahasiswa dapat mempersiapkan sejak dini bekal pengetahuannya
dan nantinya dapat menjadi pendidikdan tenaga kependidikan yang
profesional.
3. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum serta dasar-dasar
dalam pendirian dan pengelolaan lembaga pendidikan baik dari
segi letak geografis, visi-misi, struktur organisasi, tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana sekolahserta
sumber dana yang didapat sekolah.
4. Kegiatan pengelolaan perkantoran kependidikan yang berdasar
pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) dimulai dari kegiatan
observasi, persiapan hingga praktek pengelolaan yang dapat dimuat
dalam laporan yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5. Berbagai macam factor pendukung dan faktor penghambat
kegiatan PPL di MA Persis Benda Tasikmalaya baik yang berupa
teknis maupun non teknis dapat diselesaikan dan dilaksanakan
sesuai program PPl oleh mahasiswa dengan adanya bantuan dari
Guru pembimbing, Tenaga Tata Usaha, kepala Sekolah di sekolah
maupun dari pihak dosen pembimbing dan pengelola PPL dari
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hidayah Tasikmalaya.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa
a. Hendaknya sebelum mahasiswa praktikan melaksanakan PPL
terlebih dahulu mempersiapkan diri dalam bidang pengetahuan
teori/praktek, keterampilan, mental dan moral sehingga mahasiswa
dapat melaksanakan PPL dengan baik dan tanpa hambatan yang
berarti.
b. Hendaknya mahasiswa praktikan senantiasa menjaga nama baik
lembaga atau almamater, khususnya nama baik diri sendiri selama
melaksanakan PPL dan mematuhi segala tata tertib yang berlaku
pada sekolah tempat pelaksanaan PPL dengan memiliki disiplin
dan rasa tanggung jawab.
c. Praktikan hendaknya mampu beradaptasi dalam tempo yang
singkat dan dapat memanfaatkan waktu selama melaksanakan PPL
dengan maksimal agarmemperoleh pengetahuan dan pengalaman
serta data sebanyak-banyaknya yang mungkin dibutuhkan baik
dalam bidang pengajaran maupun dalam bidang manajemen
pendidikan.
d. Mahasiswa praktikan harus mampu memiliki sifat untuk menerima
masukan dan memberikan masukan sehingga mahasiswa dapat
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh pihak
sekolah yang diwakili oleh guru pembimbing dan senantiasa
menjaga hubungan baik antara mahasiswa dengan pihak sekolah
baik itu dengan para guru, staf atau karyawan dan dengan para
peserta PPL itu sendiri.
2. Bagi Pihak MA Persis Benda Tasikmalaya

49
a. Pihak sekolah diharapkan membuka forum komunikasi kepada
mahasiswa PPL sehingga terjadi hubungan yang akrab antar warga
sekolah dan praktikan. Dan menjadikan mahasiswa praktikan PPL
sebagai salah satu subjek pendidikan yang masih mempunyai
idealisme untuk sedikit mengusahakan perubahan dalam
penyelenggaraan manajemen disekolah walaupun praktikan masih
minim dalam hal pengalaman disekolah.
b. Memberikan pengertian dan motivasi kepada peserta didik dan
semua staf tentang posisi Praktek Profesi Lapangan (PPL) sehingga
dalam proses observasi Manajemen pendidikan tidak terganggu
karena praktikan masih dalam proses belajar, bukan pegawai atau
guru sebenarnya.
c. Program yang dijalankan secara berkelanjutan hendaknya tetap
dijaga dan dilanjutkan serta dimanfaatkan semaksimal mungkin
dan seefektif mungkin demi kemajuan dan perkembangan MA
sendiri.
d. Pihak sekolah menyediakan buku pegangan siswa khusunya
pelajaran bahasa arab untuk mendukung proses pembelajaran.
e. Kesadaran diri dari seluruh komponen untuk menciptakan
lingkungan belajar yang baik serta meminimalkan adanya jam
kosong bagi siswa.
3. Bagi Pihak STIT Al-Hidayah Tasikmalaya
a. Perencanaan dan persiapan pelaksanaan Praktek Profesi Lapangan
(PPL) hendaknya dilakukan secara matang dan maksimal agar
tidak ada kesalahan dalam bidang administrasi, penulisan nama
praktikan dan lain sebagainya yang mungkin akan berakibat buruk
bagi lembaga itu sendiri.
b. Hendaknya kampus memiliki data-data mengenai kurikulum dan
materi- materi yang akan digunakan dalam kegiatan PPL di
sekolah yang ditunjuk sebagai tempat PPL, sehingga mahasiswa
PPL dapat mempelajari sebelum terjun ke lapangan dan dapat
melaksanakan kegiatan PPL dengan baik.
50
c. Agar lebih meningkatkan hubungan dengan sekolah-sekolah yang
menjadi tempat PPL, supaya terjalin kerjasama yang baik untuk
menjalin koordinasi dan mendukung kegiatan praktik lapangan dan
praktik mengajar, baik yang berkenaan dengan kegiatan
administrasi maupun pelaksanaan PPL di lingkungan sekolah.
d. Program pembekalan PPL hendaknya lebih diefisienkan,
dioptimalkan dan lebih ditekankan pada permasalahan yang
sebenarnya yang ada dilapangan agar hasil pelaksanaan PPL lebih
maksimal.
e. Hendaknya permasalahan teknik di lapangan yang dihadapi oleh
mahasiswa praktikan yang melaksanakan PPL saat ini maupun
sebelumnya dikaji dan dicari solusinya untuk diinformasikan
kepada mahasiswa PPL yang akan datang agar mereka tidak
mengalami permasalahan yang sama.

51

Anda mungkin juga menyukai