Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Tafsir Hadist Tarbawi Drs. Rafani, M.Pd.

EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Karina Ervian (11715200272)
Latifah Kurnia Ilahi (11710524591)
Suci Lestari

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul ” Evaluasi
Pendidikan”.
Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, yaitu mata kuliah
Tafsir Hadist Tarbawi. Selanjutnya,terimakasih kami ucapkan kepada Dosen mata kuliah,
teman-teman,serta berbagai pihak dan sumber yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri kami penulis dan para pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 17 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Hakikat Evaluasi ...................................................................................3
B. Hadits Terkait Evaluasi...........................................................................5
C. Ayat Alqur’an Terkait Evaluasi .............................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan ..........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya sadar dan tanggungjawab untuk
memelihara, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
kehidupan peserta didik agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang
hakiki. Sementara proses pendidikan bertujuan untuk menimbulkan perubahan
perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik. Adapun Pendidikan Islam
merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana
tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan
dalam praktik sejarah umat Islam. Menurut Omar Muhammad al-Thoumy al-
Syaibani, perubahan-perubahan yang diinginkan pada peserta didik meliputi tiga
bidang asasi, yaitu (1) tujuan personal yang berkaitan dengan individu-individu yang
sedang belajar untuk terjadinya perubahan yang diinginkan, baik perubahan tingkah
laku, aktifitas, dan pencapaiannya, serta pertumbuhan yang diinginkan pada pribadi
peserta didik; (2) tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai
unit sosial berikut dengan dinamika masyarakat umumnya; (3) tujuan-tujuan
professional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, dan
profesi. Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan, maka dibutuhkan evaluasi. 
Didalam pendidikan evaluasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah pesserta didik capai, agar
sebagai seorang pendidik bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dan metode apa
yang seharusnya di berikan kepada anak didik tersebut. Bagaimana bisa seorang
murid disebut cerdas atau pintar tanpa ada tes atau ujian yang diberikan. Begitu pula
dalam ajaran Islam, evaluasi merupakan pemahaman yang tidak baru lagi. Artinya
evaluasi merupakan suatu ajaran yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam baik
individu maupun kelompok.
Dalam sejarah umat Islam, evaluasi sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Beliau selalu mengevaluasi kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agama
atau dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan,
Rasulullah SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara menyuruh
mereka membacakan ayat-ayat al-Qur’an dihadapannya, kemudian beliau
membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru. Namun kaitannya dengan

1
aplikasi terasa memang sangat jauh dari harapan sehingga perlu mewacanakan lagi
hadits Rasulullah SAW, sebagai landasan berfikir dan pijakan dalam tindakan. Begitu
banyak hadits Shahih yang mengindikasikan tentang Evaluasi, akan tetapi penulis
mencukupkan pada beberapa hadits saja untuk dibahas dan di analisis dari beberapa
aspek tinjauan tanpa mengurangi entitas makna dan maksud hadits tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat evaluasi?
2. Bagaimana hadits tentang evaluasi?
3. Bagaimana ayat Alquran tentang evaluasi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka diperoleh tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami hakikat evalusi
2. Mengetahui hadits tentang evaluasi
3. Mengetahui ayat Alquran tentang evaluasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau
proses untuk menemukan nilai sesuatu yang dapat diartikan sebagai tindakan atau
proses untuk menemukan nilai segala sesuatu yang berkaitan. Dalam bahasa Arab
evaluasi dikenal dengan istilah “imtihan” yang berarti ujian, dan dikenal dengan
istilah “khataman” sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan. Evaluasi
pendidikan merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan proses pendidikan. Selain
itu, evaluasi juga dijadikan untuk mengambuil berbagai langkah menuju perbaikan
proses pendidikan. Dalam islam, evaluasi memiliki peran penting dalam mengontrol
dan melakukan perbaikan dalam setiap proses kehidupan manusia.1
Term evaluasi dalam wacana keislaman terdapat term-term tertentu yaitu:

1. Al-Hisab memiliki makna mengira, menafsirkan, menghitung dan


menganggap
2. Al-Bala' memiliki makna cobaan atau ujian
3. Al-Hukum memiliki makna putusan atau vonis
4. Al-Qadha memiliki arti putusan
5. Al-Nazhar memiliki arti melihat
6. Al-Imtihan memiliki arti ujian

Beberapa term tersebut boleh jadi menunjukkan arti evaluasi secara langsung atau
hanya sekedar alat atau proses di dalam e!aluasi. Hal ini didasarkan asumsi bahwa
Alquran dan Sunnah merupakan azas-azas atau prinsip-prinsip umum pendidikan
sedang operasionalisasinya diserahkan penuh kepada ijtihad umatnya.

Imam Hasan Bashri mengatakan "Tidak ada waktu yang tersisa yang menjumpai
seorang mukmin melainkan ia harus gunakan untuk muhasabah, Apa yang akan
dikerjakan? Apayang ingin dia makan dan minum? Adapun orang jahat maka dirinya
terus berlalu tidak pernahmenghisab dirinya sendiri"

sedangkan imam Al-Mawardi menerangkan "Muhasabah adalah seseorang


mengoreksi diri secara tuntas diwaktu keheningan malam terhadap perbuatan yang

1
Hasbiyallah dan M. Sulhan, HADITS TARBAWI & HADITS-HADITS DISEKOLAH MADRASAH,
(Bandung: 1 September, 2013), hlm. 36-37

3
dilakukan pada siang hari, jika hasilnya terpuji maka dia terus berlalu sambil
dibarengi keesokannya dengan perbuatan yang serupa sambil memperbaikinya lagi.
Dan bila hasilnya tercela maka dia berusaha untuk mengoreksi dimana letaknya lalu
mencegah untuk tidak mengulanginya lagi pada hari esok"

Al-Ghazali mengatakan "orang-orang yang berakal dari kalangan hamba Allah


Subhanahu Wata'ala mengetahui bahwa Allah ta'ala selalu mengawasinya. Dan
bahwasannya mereka akan didebat atas amalannya kelak pada hari hisab, lalu mereka
dituntut untuk menambah bobot timbangan dari peluang-peluang amal yang terlintas
dalam pikiran. Maka mereka mendapatkan bahwa tidak mungkin mereka selamat dari
apa yang terlintas tersebut melainkan dengan cara muhasabah benar didalam
muroqobahnya selalu menuntut pada jiwa polah dan tingkah lakunya serta muhasabah
dalam setiap pikiran yang terlintas dalam benaknya.2

Seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi pendidikan


hendaknyamemperhatikakan berbagai macam prinsip dasar evaluasi pendidikan
sebagaimanadikemukakan oleh Sudjono ( 1996: 31-33) sebagai berikut: Prinsip
Keseluruhan,Prinsip Kesinambungan, Prinsip Obyektivitas
1. Prinsip Keseluruhan (al-kamal)
Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal denganistilah prinsip
komprehensif. Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan disini bahwa evaluasi
tersebut dilaksanakan secara bulat dan utuh. Dengan katalain, evaluasi hasil
belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan
perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik.
Adapun aspek yang perlu diungkap adalah aspek proses berpikir, aspek kejiwaan
yaitu aspek nilai atau sikap, dan aspek keterampilanyang melekat pada diri
masing-masing individu peserta didik.
2. Prinsip Kesinambungan (Istimrar)
Untuk meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran. Seorangevaluator harus
melaksanakan prinsip kesinambungan juga dikenal denganistilah prinsip
kontinuitas. Dengan prinsip kesinambungan di sini bahwaevaluasi hasil belajar
yang baik adalah evaluasi hasil belajar yangdilaksanakan secara teratur dan
sambung- menyambungdari waktu ke waktu.Dengan demikian pelaksanaan
evaluasi hasil belajar yang telah dilaksanakansecara teratur, terencana dan
2
https://www.academia.edu/9472365/Hadits_Evaluasi_Pendidikan

4
terjadwal. Sehingga dapat diperoleh informasiyang dapat memberikan gambaran
mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal mula
mengikuti program pendidikan sampai pada saat-saat mereka mengakhiri program
pendidikan yang mereka tempuhitu.
3. Prinsip Obyektivitas ( Maudluiyyah)
Dalam pengertian sehari-sehari prinsip obyektivitas telah dengancepat dapat
diketahui bahwa bersikap objektif berarti tidak adanya unsur pribadi bersifat
subyektif yang mempengaruhi dalam kegiatan evaluasi pendidikan. Sehubungan
dengan itu, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar,seorang evaluator harus
senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurutrealitas yang ada, tidak dicampuri
oleh kepentingan-kepentingan yang bersifatsubyektif yang dapat menodai dalam
kegiatan evaluasi pendidikan.3

B. Hadits Terkait Evaluasi


Dalam ajaran Islam, evaluasi merupakan suatu ajaran yang pasti dan harus
dilakukan oleh umat Islam baik individu maupun kelompok. Dalam pelaksanaan
pendidikan yang dilakukan Nabi kepada parasahabatnya, ketika dilihat dari cara
penyampaian materi hadits kepada para sahabatnya adalah dengan cara yang
sederhana dan praktis. Namun ketikadianalisis lebih lanjut bahwa praktek
kependidikan yang dijalankan oleh Nabi sudah memuat beberapa aspek pendidikan
yaitu pendidik, anak didik, metode, sarana dan media, materi, bahkan sampai
evaluasinya. Karena Nabi sendiri merupakan evaluator pertama dan utama dalam
menilai kemampuan, kecerdasan sahabat sampai kepada sikap, tingkah laku, dan
tindakan sahabat. Sehingga ketika sahabat melanggar atau tidak mengerjakan perintah
dari Nabi, maka Nabi akan mengingatkannya, atau sahabat tidak melakukan
kewajiban dan aturan yang yang ada maka Nabi sendiripun yang akan
mengingatkannya.

Inilah uniknya evaluasi pendidikan yang dilakukan Nabi secara menyeluuh,


baik itu di majlis taklim,masjid, musholla, lapangan, sampai dijalan atau
dimasyarakat, Nabi selalu mengevaluasi semua kegiatan dan tindakan sahabat, karena
sahabat yang prilakunya baik akan kelihatan dengan sendirinya dan sahabat yang
prilakunya buruk juga akan terlihat juga, karena Rasulullah disamping mengetahui

3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,1996), hlm 1-3

5
aspek lahir juga dibantu Allah untuk untuk mengetahui aspek batin, karena Allah
menilai seseorang bukan dari aspek lahir namun dari aspek batin. Dalam pendidikan
islam, evaluasi akan objektif apabila didasarkan dengantolak ukur Al-Qur’an atau
Hadits. Didalam hadist, evaluasi dapat dilakukan dengan cara Rasulullah menguji
sahabat tentang suatu masalah.4 Sebagaimana terdapat dalam riwayat berikut ini

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ِ ‫ْن ُع َم َر َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫َح َّد َث َنا قُ َت ْي َب ُة بْنُ َسعِي ٍد َح َّد َث َنا إِسْ مَاعِ ي ُل بْنُ َجعْ َف ٍر َعنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ب‬
ٍ ‫ْن دِي َن‬
ِ ‫ار َعنْ اب‬

َ ‫ط َو َرقُ َها َوإِ َّن َها َم َث ُل ْالمُسْ ل ِِم َف َح ِّد ُثونِي َما ه‬
‫ِي َف َو َق َع ال َّناسُ فِي َش َج ِر ْال َب َوادِي َقا َل َع ْب ُد هَّللا ِ َو َو َق َع‬ ُ ُ‫إِنَّ مِنْ ال َّش َجر َش َج َر ًة اَل َيسْ ق‬
ِ

َ ‫ْت ُث َّم َقالُوا َح ِّد ْث َنا َما ه‬


َ ‫ِي َيا َرسُو َل هَّللا ِ َقا َل ه‬
‫ِي ال َّن ْخلَ ُة‬ ُ ‫فِي َن ْفسِ ي أَ َّن َها ال َّن ْخلَ ُة َفاسْ َتحْ َيي‬

Artimya: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan
kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya diantara pohon ada
suatu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah perumpamaan bagi seorang
muslim". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Katakanlah kepadaku, pohon
apakah itu?" Maka para sahabat beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon
yang berada di lembah. Abdullah berkata: "Aku berpikir dalam hati pohon itu adalah
pohon kurma, tapi aku malu mengungkapkannya. Kemudian para sahabat bertanya:
"Wahai Rasulullah, pohon apakah itu?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Pohon kurma".

Rasulullah SAW, juga menguji kemampuan saat pada waktu akan berangkat
perang sebagaimana riwayat berikut.

‫ عرضنى رسول هللا صلى هللا‬,‫ عن ابى عمرقال‬,‫ عن نافع‬,‫ جدثنا عبد هللا‬,‫ حدثنا أبى‬,‫حدثنا محمد بن عبد هللا بن نمير‬

,‫ وانا بن خمس عشرة سنة‬,‫ وعرضني يوم الخندق‬.‫ فام يجوني‬,‫ وأنا ابن أربع عشرة‬,‫عليه وسلم يوم أحد فى القتال‬
‫فأجزانى‬

‫رواه البخار‬..

Artinya : menceritakan kepada Muhammad ibn ‘Abdullah ibn Numair,menceritakan


kepada kami ayahku, menceritakan kepada kami ‘Abdullah, dari Nafi’, dari ibn Imar
berkata, “ Rasulullah SAW menguji kemampuankuberperang pada hari perang uhud,
ketika aku berusia empat belas tahun, lalubeliau tidak mengizinkanku, dan beliau

4
Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 214

6
mengujiku kembali pada hari perang khandaq ketika aku berusia lima belas tahun,
lalu beliau mengizinkanku. (HR. Muslim).

Dengan demikian evaluasi yang diterapkan pada masa rasulullah SAW adalah
secara langsung melihat tingkah laku para sahabat,mendengarkan bacaan sahabat
tentang ayat-ayat al-qur’an, tanpa menggunakan buku catatan sebagaimana sekarang
ini. Bila belum sampai kepada ukuran yang diharapkan, Rasulullah SAW memberikan
penekanan dan penambahan materi, berupa nasihat, arahan dan sebagainya.

Adapun hadits lain mengenai evaluasi yaitu:


‫ إَ ْذ َطلَ َع َعلَيْنا َ َر ُج ٌل َش ِد ْي ُد‬،‫ات َي ْو ٍم‬
َ ‫هللا ﷺ َذ‬
ِ ‫ُول‬ِ ‫ َب ْي َن َما َنحْ نُ عِ ْن َد َرس‬:‫َعنْ ُع َم َر َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه أَيْضا ً َقا َل‬
‫ب‬ ِّ ‫اض‬
ِ ‫الث َيا‬ ِ ‫ َب َي‬،

ْ َ‫س إلَى ال َّن ِبيِّ ﷺ َفأَسْ َند‬


‫رُك َب َت ْي ِه‬ َ َ‫ َوالَ َيعْ ِرفُ ُه ِم َّنا أَ َح ٌد َح َّتى َجل‬،‫ الَ ي َُرى َعلَي ِه أَ َث ُر ال َّس َف ِر‬،‫د َس َوا ِد ال َّشعْ ِر‬Dُ ‫َش ِد ْي‬
‫إلَى ُر ْك َب َت ْي ِه‬

َ
ِ ‫ َيا م َُح َّم ُد أ ْخ ِبرْ نِي َع ِن‬:‫ض َع َك َّف ْي ِه َعلَى َف ِخ َذ ْي ِه َو َقا َل‬
‫اإلسْ الَ ِم‬ َ ‫َ!و َو‬

‫ َو ُت ْؤت َِي‬،‫صالَ َة‬ ِ ‫«اإلسْ الَ ُم أَنْ َت ْش َه َد أَنْ الَ إلَ َه إِالَّ هللاُ َوأَنَّ م َُحمَّداً َرسُو ُل‬
َّ ‫ َو ُتقِ ْي َم ال‬،‫هللا‬ ِ ِ ‫َف َقا َل َرسُو ُل‬
:‫هللا ﷺ‬
َّ
‫الز َكا َة‬،

َ ْ‫ْت إِ ِن اسْ َت َطع‬


ً‫ت إِلَ ْي ِه َس ِب ْيال‬ َ ‫ َو َت ُح َّج ال َبي‬،‫ان‬
َ ‫ض‬َ ‫َو َتص ُْو َم َر َم‬

‫ َو ُر ُسلِ ِه‬D،‫ َو ُك ُت ِب ِه‬،ِ‫ال ِئ َك ِته‬ ِ ‫ «أَنْ ُت ْؤم َِن ِبا‬:‫ان! َقا َل‬
ِ ‫ َو َم‬،‫هلل‬ ِ ‫ َفأ َ ْخ ِب ِرنِي َع ِن اإلِ ْي َم‬:‫ َقا َل‬،ُ‫ص ِّدقُه‬
َ ‫ َفع ِج ْب َنا لَ ُه َيسْ أَلُ ُه َو ُي‬.‫ت‬
َ ‫ص َد ْق‬
َ :‫ َقا َل‬،

‫ َو ُت ْؤم َِن ِبال َق َد ِر َخي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‬،‫وم اآلخ ِِر‬ ْ


ِ ‫َوال َي‬

‫ َفأ َ ْخ ِبرْ نِي‬:‫اك َقا َل‬ َ ‫هللا َكأ َ َّن‬


َ ‫ َفإِنْ َل ْم َت ُكنْ َت َراهُ َفإِ َّن ُه َي َر‬،ُ‫ك َت َراه‬ َ ‫ أَنْ َتعْ ُب َد‬:‫ان! َقال‬ َ
ِ ‫ َقا َل َفأ ْخ ِبرْ نِي َع ِن‬،‫ت‬
ِ ‫اإلحْ َس‬ َ ‫ص َد ْق‬
َ :‫َقا َل‬

‫ أَنْ َتلِ َد األَ َم ُة َر َّب َت َها‬:‫اراتِها! َقا َل‬


َ ‫أخ ِبرْ نِي َعنْ أَ َم‬
ْ ‫ َف‬:‫ َما ْال َمسْ ؤُ ْو ُل َع ْن َها ِبأَعْ لَ َم م َِن السَّائ ِِل َقا َل‬:‫ع ِن السَّا َعةِ! َقا َل‬،
َ

ُ ‫ان ُث َّم ا ْن َطلَ َق َفلَ ِب ْث‬


‫ ُث َّم َقا َل‬،‫ت َملِ ًّيا‬ ِ ‫وأَنْ َت َرى ال ُح َفا َة الع َُرا َة ال َعالَ َة ِر َعا َء ال َّشا ِء َي َت َط َاولُ ْو َن فِي ال ُب ْن َي‬:َ

‫ « َفإِ َّن ُه ِجب ِْر ْي ُل أَ َتا ُك ْم ُي َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْي َن ُك ْم» َر َواهُ مُسْ لِ ٌم‬:‫ َقا َل‬،‫ هللاُ َو َرس ُْولُ ُه أَعْ لَ ُم‬:‫ت‬
ُ ‫ َيا ُع َمرُ! أَ َت ْد ِري َم ِن السَّا ِئلُ؟ قُ ْل‬.

Artinya: “Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu juga dia berkata: ketika kami duduk-duduk
disisi Rasulullah Salallahu‘alaihi Wa Sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang
laki-laki yang mengenakan baju yang sngat putih dan berambut sangat hitam, tidak
nampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seseorangpun diantara

7
kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu
menempelkan kedua lututnya (Rasulullah Salallu’alaihi Wa Sallam) seraya berkata,
“Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam?”, Maka bersabdalah Rasulullah
Salallahu’alaihi Wa Salam: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan
yang disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa ramadhan, dan pergi haji jik mampu”,
kemudian dia berkata, “anda benar”. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula
yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “beritahu aku tentang Iman?”, lalu
beliau bersabda, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-itabnya,
rasul-rasulnya, dan hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun
yang buruk”, kemudian dia berkata, “anda benar”. Kemudian dia berkata lagi:
“Beritahukan aku tentang Ikhsan?”. Lalu beliau bersabda, “Ikhsan adalah engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya
maka dia yang meliht engkau”. Kemudian dia berkata, “Beritahukan aku tentang hari
kiamat (kapan terjadinya)”. Beliau bersabda, “Yang ditanya tidak lebih tau dari yang
bertanya”, Dia berkata “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya”, beliau bersabda:
“jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seseorang telanjang
kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunannya”, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.
Kemudian belia (Rasulullah Salallahu’alaihi Wa Sallam bertanya “tahukah engkau
siapa yang bertanya?”. Aku berkata Allah dan Rasulnya lebih mengetahui”. Beliau
bersabda, “dia adalah jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) engajarkan agama
kalian” (HR. Muslim)5

C. Ayat Alquran terkait evaluasi


Didalam Alquran terdapat ayat mengenai evaluasi yitu pada surat Al-Hasyir ayat 18
yang berbunyi:
َ ُ‫ت ل َِغ ٍد ۖ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۚ إِنَّ هَّللا َ َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون‬ ْ ‫ظرْ َن ْفسٌ َما َق َّد َم‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
ُ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو ْل َت ْن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (kiamat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”
5
Ibnu Aththar, SYARAH HADITS ARBA’IN AN-NAWAWIYYAH, (Solo: Tinta Medina, 2013), hlm. 7-
10

8
Imam Ibnu Qoyim menjelaskan tafsir ayat ini, "Ayat ini menunjukkanakan
wajibnya melakukan muhasabah (instropeksi) diri. Allah memerintahkan
agar kita sebagai manusia memperhatikan amalan apa saja yang telah dipersiapkan
untuk hari kiamat kelak, apakah amal soleh yang akan menyelamatkan manusia
ataukah amal jelek yang akan menyengsarakan.
Dalam ayat ini dikatakan faltanzur nafsun m qaddamat lighad (setiap
orang hendaknya mengoreksi apa-apa yang telah dilakukan di masa lalu). Ayat
ini secara global mengandung pesan agar manusia rajin melakukan evaluasi dan
introspeksi terhadap berbagai aktivitas atau amal yang telah dilakukan (m
qaddamat). Melakukan evaluasi dan introspeksi merupakan dua hal yang amat
penting bagi setiap orang yang ingin maju dan baik. Sebab manusia tidak akan
pernah dapat mengetahui prestasi yang diraihnya; apakah dirinya sudah maju dan
baik atau belum jika tidak ada perbandingan dengan capaian sebelumnya. Di sini
juga dipahami bahwa evaluasi dan introspeksi bersifat rutin dan kontinu/terus
menerus. Semakin sering dilakukan evaluasi dan introspeksi semakin baik. Evaluasi
dan introspeksi juga berfungsi untuk memacu semangat dalam beraktivitas
dimasa yang akan datang (lighaddin). Dengan pemahaman tersebut maka
evaluasi dan introspeksi merupakan hal yang mutlak.6
Ayat lain yang berkaitan tentang evaluasi terdapat pada surat Al-Baqarah Ayat
155:
َّ ‫س َو‬ َ ِ ‫ص م َِن اأْل َ ْم َو‬
‫ين‬ ِ ‫ت ۗ َو َب ِّش ِر الص‬
َ ‫َّاب ِر‬ ِ ‫الث َم َرا‬ ِ ُ‫ال َواأْل ْنف‬ ٍ ‫ُوع َو َن ْق‬ ْ ْ ُ
ِ ‫َولَ َن ْبل َو َّن ُك ْم ِب َشيْ ٍء م َِن ال َخ ْوفِ َوالج‬
Artinya: “Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar
gembira bagi orang-orang yang sabar”
Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental iman dan
taqwa kepada Allah. Jika ternyata mereka tahan terhadap ujian yang Allah berikan,
mereka akan mendpatkan segala kegembiraan dalam segala bentuk, terutama
kegembiraan yang bersifat mental-rohaniyah. Seperti kelapangan dada, ketegaran
dada, ketegaran hati, terhindar dari putus asa, kesehatan jiwa, dan kegembiraan.7

6
Subur, MATERI, “METODE DAN EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF AL-
QUR’AN”, JPA, Vol 16, No. 2, Juli-Desember 2015, hlm. 213
7
Subur, Ibid.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi dalam pembelajaran pendidikan adalah ingin mengetahahui,
memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan penilaian dari sebuah aktifitas termasuk
pendidikan, evaluasi dapat dilakukan ketika aktivitas itu berproses dan aktifitas itu
berakhir, dengan adanya evaluasi atau penilaian semua kegiatan termasuk kegiatan
pendidikan akan terkontrol, terukur dan teramati, dan ketika sudah diketahui hasilnya
maka kegiatan akan ditingkatkan, kekurangan akan diperbaiki dan ditambah, dan
disempurnakan untuk kegiatan selanjutnya. Evaluasi sebagai proses setidak-tidaknya
memiliki tiga macam fungsi pokok atau fungsi umum, yaitu: mengukur kemajuan,
menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan pentempurnaan
kembali.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terbatas ayat-ayat dan hadits yang penulis
cantumkan. Kepada pembaca agar mengembangkan makalah ini bisa dengan
menambah dan mencari referensi untuk ayat dan juga hadits mengenai evaluasi
pendidikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aththar, Ibnu. 2013. SYARAH HADITS ARBA’IN AN-NAWAWIYYAH. (Solo: Tinta Medina)

Hasbiyallah dan M. Sulhan. 2013. HADITS TARBAWI & HADITS-HADITS DISEKOLAH MADRASAH,
(Bandung)

Subur. 2015. “METODE DAN EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN”. JPA. Vol
16. No. 2

Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo)

Suyanto. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana Prenada Media)

https://www.academia.edu/9472365/Hadits_Evaluasi_Pendidikan

11

Anda mungkin juga menyukai