Anda di halaman 1dari 8

1.

Tujuan Pembelajaran Madrasah Aliyah


Tujuan madrasah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Setiap kegiatan pendidikan merupakan
bagian dari proses untuk menuju suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan
merupakan suatu masalah yang fundamental, sebab hal itu akan menentukan ke arah mana
peserta didik akan dibawa. Karena pengertian dari tujuan sendiri adalah sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah usaha atau suatu kegiatan selesai.

Adapun tujuan pembelajaran Aqidah Akhlak menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut: Menurut Moh. Athiyah Al-Abrasyi tujuan dari pendidikan moral atau akhlak dalam
Islam adalah untuk membentuk individu yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam
berbicara dan bertingkah laku, bersifat bijaksana, ikhlas, jujur dan suci. Sedangkan menurut
Moh. Rifai tujuan pendidikan Aqidah Akhlak :

a. Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan kepada peserta didik tentang


hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya
sehari-hari.
b. Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan
akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan
Allah, dirinya sendiri, sesama manusia maupun dengan alam sekitarnya.
c. Memberikan bekal kepada peserta didik tentang aqidah dan akhlak untuk melanjutkan
pelajaran ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan rumusan-rumusan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan


pendidikan Aqidah Akhlak adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT, serta untuk memberikan pengetahuan mengenai akhlaqul karimah
sebagai bekal menuju kehidupan yang lebih baik.

2. Dasar Akidah Akhlak


Mata pelajaran Akidah Akhlak ini merupakan cabang dari Pendidikan Agama Islam.
Menurut Zakiyah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peseta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.
Kemudian menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup. Adapun pengertian pembelajaran adalah proses, cara
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup yang belajar. Pembelajaran dalam proses
pendidikan adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Ruang lingkup pembelajaran dapat terjadi pada setiap waktu,
keadaan, tempat atau lingkungan dan cakupan materi, termasuk dalam hal ini mata pelajaran
akidah akhlak yang diajarkan.

Secara etimologi (bahasa) akidah berasal dari kata “aqadaya’qidu-aqdan”, berarti ikatan
perjanjian, sangkutan dan kokoh. Disebut demikian, karena ia mengikat dan menjadi
sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya adalah iman atau
keyakinan. Menurut istilah (terminologi) akidah ialah dasar-dasar pokok kepercayaan atau
keyakinan hati seorang muslim yang bersumber ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap
muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Kata akhlak secara etimologi berasal dari
bahasa Arab, bentuk jamak kata khuluq atau al-khulq yang secara bahasa antara lain berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.

a. Dasar Akidah

Mengenai pkok-pokok atau kandungan akidah Islam, antara lain disebutkan dalam Al Quran
surat Al Baqarah ayat 258 sebagai berikut: ““Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang
diturunkan kepadanya. (Al Quran) dari Tuhannya, demikian pula orangorang yang beriman.
Semua beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seseorangpun dari rasul-rasul-Nya”. “Dan
mereka berkata, Kami denar kami taat. Ampunilah kami Ya tuhan kami, dan kepada-Mu
tempat (kami) kembali.“(QS Al Baqarah: 285).”

b. Dasar Akhlak

Allah SWT telah menunjukkan tentang gambaran dasardasarakhlak yang mulia, sebagaimana
yang tertera dalam firmanNya, yaitu QS Al A’raf ayat 199: “Jadilah pemaaf dan suruhlah
orang mengerjakn yang ma’ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang booh”. (QS Al
A’raf: 199)

Akhlak merupakan satu hak yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu umat
Islam. Hal ini didasarkan atas dari Rasulullah SAW yang begitu berakhlak mulia dan kita
sebagai umatnya sudah selayaknya memiliki akhlak ini. Jadi, Dasar Akidah Akhlak adalah Al
Quran dan Hadits. Di dalam Al Quran banyak disebutkan pokok-pokok akidah akhlak seperti
cara-cara dan sifat Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga dan neraka.
Keduanya hingga sekarang masih terjaga, kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam
perkembangannya banyak ditemukan hadits-hadits yang dhaif. Melalui kedua sumber inilah
kita dapat memahami dasar-dasar akidah akhlak.

3. Tujuan Akidah Akhlak :

Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah
dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah. Peningkatan tersebut dilakukan
dengan cara mempelajari dan memperdalam akidah-akhlak sebagai persiapan untuk
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat danatau
memasuki lapangan kerja. Pada aspek akidah ditekankan pada pemahaman dan pengamalan
prinsip-prinsip akidah Islam, metode peningkatan kualitas akidah, wawasan tentang aliran-
aliran dalam akidah Islam sebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif dalam
kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang , konsep Tauhid dalam Islam serta perbuatan
syirik dan implikasinya dalam kehidupan. Aspek akhlak, di samping berupa pembiasaan
dalam menjalankan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik, juga mulai diperkenalkan tasawuf dan metode peningkatan
kualitas akhlak. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan
mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-Akhlak al-karimah ini sangat
penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu,
bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era
globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.

Mata pelajaran Akidah-Akhlak bertujuan untuk:

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan


pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial,
sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

4. Hubungan Antara Akidah dan Akhlak

Aqidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran diri bagi
manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Akhlak
mendapatkan perhatian istimewa dalam aqidah Islam. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad dan al-
Baihaqi). Islam menggabungkan antara agama yang hak dan akhlak. Menurut teori ini, agama
menganjurkan setiap individu untuk berakhlak mulia dan menjadikannya sebagai kewajiban
(taklif) di atas pundaknya yang dapat mendatangkan pahala atau siksa baginya. Atas dasar ini
agama tidak mengutarakan akhlak semata tanpa dibebani rasa tanggung jawab. Bahkan
agama menganggap akhlak sebagai penyempurna ajaran-ajarannya karena agama tersusun
dari keyakinan (aqidah) dan perilaku.

Oleh karena itu akhlak dalam pandangan Islam harus berpijak pada keimanan. Iman tidak
cukup hanya disimpan dalam hati, namun harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari
dalam bentuk akhlak yang baik. Dengan kata lain bahwa untuk mempergunakan dan
menjalankan bagian aqidah dan ibadah, perlu pula berpegang kuat dan teguh dalam
mewujudkan bagian lain yang disebut dengan bagian akhlak. Sejarah risalah ketuhanan dalam
seluruh prosesnya telah membuktikan bahwa kebahagiaan di segenap lapangan kehidupan
hanya diperoleh dengan menempuh budi pekerti (berakhlak mulia). Aqidah tanpa akhlak
adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat dijadikan tempat berlindung di saat
kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang dapat dipetik. Sebaliknya akhlak tanpa aqidah
hanya merupakan layang-layang bagi benda yang tidak tetap, yang selalu bergerak. Oleh
karena itu Islam memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan akhlak. Rasulullah
SAW menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang terletak pada kesempurnaan dan
kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah
mereka yang paling bagus akhlaknya”. (HR. Muslim)

Aqidah erat hubungannya dengan akhlak. Aqidah merupakan landasan dan dasar pijakan
untuk semua perbuatan. Akhlak adalah segenap perbuatan baik dari seorang mukalaf, baik
hubungannya dengan Allah, sesama manusia, maupun lingkungan hidupnya. Berbagai amal
perbuatan tersebut akan memiliki nilai ibadah dan terkontrol dari berbagai penyimpangan jika
diimbangi dengan keyakinan aqidah yang kuat. Oleh sebab itu, keduanya tidak dapat
dipisahkan, seperti halnya antara jiwa dan raga.Hal ini dipertegas oleh Allah SWT dalam Al-
Quran, yang mengemukakan bahwa orangorang yang beriman yang melakukan berbagai
amal shaleh akan memperoleh imbalan pahala disisi-Nya. Dia akan dimasukkan ke dalam
surga Firdaus. Penegasan ini dikemukakan dalam firman Allah SWT. sebagai
berikut:“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah
surga Firdaus menjadi tempat tinggal, Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin
berpindah dari padanya” (QS. Al-Kahfi: 107-108).

Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar, karena akhlak
tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan
benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah
salah maka akhlaknya pun akan salah. Dengan akhlak yang baik seseorang akan bisa
memperkuat aqidah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik dan benar, dengan itu ia akan
mampu mengimplementasikan tauhid ke dalam akhlak yang mulia (akhlaqul karimah).
Hubungan manusia dengan Allah SWT dan kelakuannya terhadap Allah SWT ditentukan
dengan mengikut nilai-nilai aqidah yang ditetapkan. Karena barangsiapa mengetahui Sang
Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana
perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-
perilaku yang telah ditetapkan-Nya

5. Ruang Lingkup Dasar Akidah Akhlak MA:

Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah meliputi:


a. Aspek akidah terdiri atas: prinsip-prinsip akidah dan metode peningkatannya, al-
asma’ al-husna, konsep Tauhid dalam Islam, syirik dan implikasinya dalam
kehidupan, pengertian dan fungsi ilmu kalam serta hubungannya dengan ilmu-ilmu
lainnya, dan aliran-aliran dalam ilmu kalam klasik dan modern,
b. Aspek akhlak terpuji meliputi: masalah akhlak yang meliputi pengertian akhlak,
induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode peningkatan kualitas akhlak; macam-
macam akhlak terpuji seperti husnuzh-zhan, taubat, akhlak dalam berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan
kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja; serta pengenalan tentang tasawuf. 
c.  Aspek akhlak tercela meliputi: riya, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar
seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba, israaf,
tabdzir, dan fitnah.
d. spek adab meliputi: adab kepada orang tua dan guru, adab membesuk orang sakit,
Adab berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, melakukan
takziyah, Adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua yang lebih muda
dan lawan jenis, Adab membaca Al Qur’an dan berdoa
e. Aspek Kisah meliputi: Kisah kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf AS, Ulul Azmi,
Kisah Shahabat: Fatimatuzzahrah, Abdurrahman bin Auf, Abu Dzar al-Ghifari, Uwes
al-Qarni, al-Ghazali, Ibn Sina, Ibn Rusyd dan Iqbal.

6. Model, metode, dan pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak


a. Model Pembelajaran

Guru mata pelajaran akidah akhlak dalam penyampain materi pembelajaran menerapkan
model pembelajaran Problem Basid Learning, Konstektual, dan Kooperatif. Penerapan
model pembelajaran yang dilakukan oleh guru menyesuaikan materi pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa dan karakteristik siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
Joyce and Weil dalam Rosyidah (2016) mengungkapkan bahwa model pembelajaran
disusun berdasarkan berbagai prinsip-pronsip pembelajaran, teori-teori psikologis,
sosiologis, analisis atau teori-teori yang mendukung lainnya.

b. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang diterapkan guru mata pelajaran akidah akhlak adalah
ceramah, diskusi, presentasi, dan Tanya jawab. Pemilihan metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru akidah akhlak menyesuaikan materi pembelajaran yang akan
dijelaskan dengan karakteristik siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif di dalam
kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamzah dalam Nurfaidah (2018) mengungkapkan
bahwa metode pembelajaran merupakan jalan yang digunakan oleh guru, yang dapat
menjalankan fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Pendekatan Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran akidah adalah problem
based learning, konstektual, dan kooperatif learning. Penerapan strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak selalu berbeda-beda, hal ini diterapkan
dikarenakan menyesuaikan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dan
menyesuaikan karakter siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Uno dalam Amri dan
Ratnawuri (2016) bahwa strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam proses pembelajaran.

d. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak selama
kegiatan pembelajaran yaitu buku paket, dan LKS, Namun, masih ada media pembelajaran
yang lainnya yang digunakan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak seperti LCD, Alat
Peraga, Video, Powerpoint, dan sebagainya. Hal ini sependapat dengan Miarso dalam
Mahnun (2012) mengungkapkan bahwa hal pertama yang harus dilakukan guru dalam
penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan dan memilih media yang
memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan
kematangan dan pengalamannya anak dan latar belakang pengalamannya serta kondisi
mental yang berhubungan dengan usia perkembangannya.
Daftar Pustaka

Al-Banna, H. (1983). Akidah akhlak, Cet II, penerj. Hasan Baidaie. Bandung: PT Alma’arif.

Hamalik, O. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Nurfaidah, Suprapta, & Said. M. L. Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan


Metode Pembelajaran Student Team Learning Modification. Jurnal Pendidikan Fisika,
Vol.6, No.1, Maret 2018

H. Mansyur, Masykur. Konsep Pendidikan Akhlaq Dalam Al-Qur’an dan Hadits. 2010.

Maskawaih, I. (tth). Tahzib al-Akhlak. Beirut: Dar Ihya’ al-Kutub al-Islamiyah.

Nasharuddin. (2015). Akhlak: Ciri Manusia Paripurna. (Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pasha, M.K. (2003). Aqidah Islam. Jogjakarta: Citra Karsa Mandiri.

Rohman, R.A. (2007). Akidah dan Akhlak. Bengkulu: Tiga Serangkai.

Saebani, B.A. (2005). Ilmu akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai