Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dan wajib dijalankan oleh
masyarakat. Pendidikan merupakan interakasi antar pendidik dengan peserta didik, dimana
pendidik akan memilah strategi, metode, bahan ajar yang baik agar proses dan suasana
pembelajaran dikelas berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pendidik akan melakukan berbagai usaha dan upaya untuk meningkatkan kualitas diri peserta
didik. Disamping hal itu, pembaharuan kurikulum juga sangat diyakini untuk meningkatkan
kualitas mutu pendidikan. Hal itu dapat kita lihat di negara kita sendiri, dimana dilakukan
pembaharuan kurikulum, mulai dari Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hingga kurikulum yang sudah banyak digunakan di
berbagai sekolah saat ini yaitu Kurikulum 2013.

Kurikulum yang banyak diterapkan di berbagai sekolah yaitu kurikulum 2013 dengan
pendekatan saintifik, dimana melalui pendekatan ini siswa dituntut agar tidak selalu
berpatokan dengan sumber belajar yang didapat dari pendidik, namun juga mencari informasi
sendiri, mengingat pembelajaran saat ini bukan lagi berpusat pada sipendidik (Teacher
Centered Learning) melainkan sudah berpusat pada peserta didik (Student Centered
Learning). Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik biasanya pemebelajaran ynag
membuat peserta didik terlibat secara aktif untuk melakukan kegiatan mengamati yang
diperlukan untuk merumuskan hipotesis atau mengumpulkan data (Sani, 2014). Pada
pembelajaran di kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan Saintifik maka proses
belajar mengajar akan melalui langkah kegiatan inti yang terkhusus dilakukan oleh peserta
didik yaitu mengamati; menanya mengumpulkan informasi; mengasosiasi; dan
menginformasikan. Maka dari itu, siswa diharapkan mampu dengan mandiri melalui tahap
tahap dari pendekatan pembelajaran tersebut tanpa selalu merasa ketergantungan dan
berharap segala informasi pembelajaran dari pendidik. Oleh karena itu, proses belajar
mengajar yang diinginkan yaitu tercapainya pembelajaran yang sesuai dengan standart
kurikulum dimana siswa dapat juga mengikuti serta mengontrol diri dalam perkembangan
teknologi. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah serta menyelesaikannya dengan
menguasai langakah-langkah yang telah diterapkan dan karakter dari peserta didik akan
berkembang dengan baik.

Pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang menyajikan banyak konsep-konsep


maupun teori abstrak sehingga pembelajaran fisika tersebut sangat membutuhkan praktik
dalam proses pembelajarannya. Namun pada kenyataannya banyak juga ditemukan fakta
dilapangan bahwa guru cenderung melakukan pembelajaran fisika dengan metode ceramah,
hanya mengandalkan bahan ajar berupa buku teks/buku paket yang tersedia di sekolah, tidak
memanfaatkan ataupun menggunakan media pembelajaran. Bahan belajar yang diberikan
pada peserta didik masih bersifat konvensional, dimana penyajian yang kurang menarik dan
terkesan monoton sehingga peserta didik enggan untuk membaca kembali bahan ajar yang
digunakan tersebut (Prastowo, 2013).

Salah satu aspek penting dalam proses belajar mengajar yaitu tersedianya bahan ajar.
Salah satu bentuk bahan ajar yang memungkinkan peserta didik untuk belajar secara mandiri
tanpa harus berpatokan atau mengharapkan materi dari guru yaitu dengan penyediahan bahan
ajar elektronik yang sistematis dan menarik agar peserta didik dapat belajar dengan mandiri
serta dapat memahami serta menguasai materi dengan baik (Sukardiyono et al, 2013). Di era
ini, pada revolusi 4,0 dengan mengikuti pesatnya perkembangan teknologi dan informasi
yang tak terbatas ruang dan waktu, guru dituntut juga untuk dapat mengikuti perkembangan
teknologi tersebut serta dapat menyediakan bahan pembelajaran yang kreatif dan inovatif
sehingga pembelajaran dapat dengan mudah diterima oleh peserta didik dan tercipta
pembelajaran yang lebih interaktif (Ambarita, 2020). Ketersediaan e-modul diharapkan dapat
membantu siswa dalam proses belajar mandiri karena penggunaan e-modul dapat dilakukan
kapan saja dan dimana saja. E-modul adalah bentuk penyajian bahan ajar yang disusun secara
sistematis dan penyajiannya dimuat dalam unit pembelajaran terkecil yang didalamnya dapat
memuat audio, animasi, dan navigasi sehingga penggunaan lebih interaktif dan sisiwa dapat
belajar secara mandiri serta tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan (Sugianto et al,
2017). Siswa dan guru dapat mengakses e-modul ini melalui handphone berbasis android,
laptop atau perangkat lainnya. Penggunaan e-modul membuat kegiatan belajar mengajar
menjadi menarik, lebih interaktif dan dapat digunakna kapan saja dan dimana saja sehingga
kualitas pembelajaran diharapkan semakin meningkat (Wikoyo, 2014).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di salah satu sekolah menengah
atas yaitu SMA N 1 Sianjur Mula-Mula, yakni diantara 35 peserta didik yang telah di
wawancarai, sebanyak 91,4 % peserta didik merasa bahwa materi usaha dan energi dalam
pemebelajaran fisika dianggap sulit untuk dipahami. Diantara respon yang telah diberikan,
beberapa peserta didik berpendapat pembelajaran fisika khususnya pada materi usaha dan
energi itu terlalu sulit karena rumus-rumus yang disajikan dalam buku teks atau buku paket
tidak dapat dimengerti oleh siswa. Ada juga siswa yang berpendapat bahwa dia kurang
mengerti karena guru menyampaikan pembelajaran hanya dengan metode ceramah juga
dengan sistem tanya jawab, sehingga peserta didik kurang dapat memahami pembelajaran.
Ada juga peserta didik yang berpendapat bahwa ada kalanya materi harusnya disampaikan
menggunakan media atau langsung praktik agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Tidak
sedikit juga peserta didik yang berpendapat bahwa dia merasa kesulitan karena sarana
pembelajaran atau bahan ajar yang digunakan kurang menarik. Seperti yang telah dikatakan
sebelumnya, bahan ajar yang digunakan yaitu buku paket menyajikan materi yang susah
untuk dipahami atau kurang jelas serta terlalu banyak rumus. Gambar yang disajikan pada
buku paket juga merupakan gambar yang tidak berwarna dan buram. Buku paket tersebut
juga sulit untuk dimanfaatkan atau kata lain, tidak bisa diakses kapan dan dimana saja karena
terlalu ribet karena ukuran buku yang besar. Saat siswa merasa bosan dan tidak dapat
mengetahui pembelajaran, maka hal itu juga mempengaruhi hasil belajar dari siswa tersebut.

Berdasarkan pernyataan di atas, salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan memberikan e-modul, melihat berbagai
kelebihan dari e-modul tersebut diharapkan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
serta penyajian materi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin menerapkan
penggunaan bahan ajar e-modul pada pembelajaran fisika khususnya pada materi usaha dan
energi untuk melihat pengaruhya terhadap hasil belajar peserta didik dengan melakukan
penelitian yang berjudul : “Pengaruh Penggunaan E-Modul Berbasis Saintifik Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Usaha dan Energi Kelas X”.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:

1. Guru menyajikan materi hanya melalui sumber buku paket hingga kurang banyak
referensi materi.
2. Bahan ajar yang disajikan guru belum memanfaatkan perkembangan teknologi
serta kurang bervariatif.
3. Siswa kurang dapat menguasai materi karena kurangnya ketertarikan peserta didik
terhadap penyajian materi, contoh soal dan latihan soal pada buku paket.
4. Siswa merasa bosan dan jenuh serta tidak fokus saat berlangsungnya proses
belajar mengajar dikarenakan penyampampaian materi dari buku bahan ajar yang
digunakan oleh guru masih bersifat konvensional.
5. Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika khususnya materi usaha dan
energi masih terbilang relatif rendah.

1.3 Batasan Masalah

Dalam sebuah penelitian perlu dibuat adanya batasan masalah, dimana pembatasan
masalah dibuat untuk menghindari pelebaran atau meluasnya masalah dari pokok
pembahasan masalah penelitian. Peneliti melihat bahwa tingkat pemahaman siswa pada
pembelajaran fisika khususnya pada materi usaha dan energi dianggap masih kurang baik,
sehingga peneliti berencana akan memberikan bahan ajar e-modul sebagai penungjang
proses pembelajaran dan diharapkan dengan menggunakan e-modul tersebut, maka tingkat
kejenuhan siswa dan kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran serta secara mandiri
dapat mencari informasi hingga dapat memecahkan permasalahan dan tercipta proses
pembelajaran yang baik. Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dicantumkan, maka
penelitian ini hanya dibatasi pada masalah Pengaruh Penggunaan E-Modul Berbasis Saintifik
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Usaha dan Energi Kelas X di SMA N 1 Sianjur
Mula-Mula.
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka adapun perumusan masalah dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah e-modul berbasis saintifik berpengaruh terhadap hasil belajar siswa


materi usaha dan energi?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa Kelas X SMA N 1 Sianjur Mula-Mula
tahun pelajaran 2022/2023 setelah diberi perlakuan berupa pembelajaran
menggunakan bahan ajar e-modul berbasis saintifik?
3. Bagaimana respon siswa Kelas X SMA N 1 Sianjur Mula-Mula tahun pelajaran
2022/2023 terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar e-modul berbasis
saintifik?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan


untuk:

1. Mengetahui pengaruh e-modul berbasis saintifik terhadap hasil belajar siswa pada
materi usah dan energi.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi usaha dan energi
3. Mengetahui respon siswa terhadap penggunaan e-modul berbasis saintifik

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Memberikan informasi terkait penggunaan e-modul bebrbasis saintifik dalam


proses pembelajaran.
2. Memberikan gambaran tentang hasil belajar siswa melalui e-modul berbasis
saintifik.
3. Memberikan bahan pertimbangan dalam pengembangan modul pembelajaran.
1.7 Defenisi Operasional
1. Modul merupakan bahan ajar yang efektif dan dapat menunjang faktor dari keaktifan
peserta didik untuk belajar secara mandiri. Saat peserta didik menggunakn modul
sebagai sumber belajar maka diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik hingga menghasilkan output yang berkualitas. Modul ini juga dapat diartikan
sebagai penyedia berbagai materi yang disediakan secara cetak disusun denagn baik
hingga orang yang membacanya dapat memahami isi dari modul tersebut (Daryanto,
2019).
2. E-Modul merupakan bahan ajar modul dengan bersi elektronik yang bisa diakses
menggunakan alat elektronik android/ smartphone, komputer, tablet, laptop dan
sebagainya yang memiliki kelebiham seperti video, audio, animasi dan fitur lainnya
yang dianggap bersifat inovatif karena penyajiaanya yang sistematis dan menarik
sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kristis peserta didik juga respon
positif oleh peserta didik (Suarsana & Mahayukti, 2013).
3. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunkan dalam proses
pembelajaran diaman pendekatan ini melalui beberapa tahap pendekatan ilmiah, yaitu:
mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi melsalui
percobaan tau praktek (eksperimenting), menalar (associating) dan
mengkomunikasikan (communicating). Pada proses pembelajaran menggunakan
pendekatan ini, peserta didik dilatih agar mampu mengamati, menganalisis dan
mengaitkan fenomena-fenomena yang terjadi satu sama lain (S.Sirate & Ramadhana,
2017).
4. Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran yang mejadi patoakn
bagi peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran, diaman hasil
belajar ini sama halnya sebagai kemampuan, sikap dan kemampuan yang sudah
didapat oleh peserta didik setelah dia menerima perlakuan dari guru dan dapat
mewujudkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang terbagi atas
kategori informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan
keterampilan motoris (Sudjana, 2012).
Referensi:

Prastowo, A. (2013). Pengambangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan teoritis dan Praktik.
Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti, S., & Muladi Y. (2017). Modul Virtual : Multimedia
Flipbook Dasar Teknik Digital. Innovation of Vocational Technology Education.
9 (2). 101 – 116.

Sukardiyono,. & Wardani, Y. R. (2013). Pengembangan Modul Fisika Berbasis Kerja


Laboratorium Dengan Pendekatan Science Process Untuk Skill Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 1 (2) : 185 – 195.

Wikoyo, T., Sarwato & Dwi, T. R. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Modul
Elektronik Untuk Kelas XI SMA Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika. 2 (2) : 11 – 15.

Ambarita, J. (2020). Workshop Pembuatan E-Book Sebagai bahan Ajar Elektronik Interaktif
Unutk Guru Indonesia Secara Online Di Tengan Covid 19. Community
Engagement and Emergence Journal. 2 (1) : 44 – 57.

Daryanto., & Darmiatun, S. (2013). Menyusun Modul : Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru
Dalam Mengajar. Yogyakarta : Gava Media.

Sirate, S. F. S. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Keterampilan Sains.


Jurnal Inspiratif Pendidikan. 6 (2) : 316 – 335.

Sudjana, N. (2012). PenelitianHasil Proses Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suarsana, I. M., & Mahayukti, G. A. (3013). Pengembangan E-Modul Berorientasi


Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Mahasiswa. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika. 2 (3) : 193 – 200.

Anda mungkin juga menyukai