Anda di halaman 1dari 2

Diplomasi bahasa Indonesia di Jepang

Bahasa Indonesia (Bahasa Melayu) pertama kali dikenalkan Magotaro di Tokyo, Jepang. Siklus peminat
pembelajar Bahasa Indonesia tahun demi tahun semakin meningkat dan tersebar di sejumlah
Universitas di Jepang. Hubungan bilateral Indonesia-Jepang dari tahun ke tahun semakin terjalin erat.
Rasa ingin tahu masyarakat Jepang terhadap budaya tanah air semakin tinggi ditunjukan dengan
besarnya minat masyarakat Jepang mempelajari Bahasa Indonesia.

Minat mempelajari Bahasa Indonesia beragam. Mulai dari rasa ingin tahu budaya nasional hingga
kepentingan ekonomi dan bisnis di tanah air.

Menurut Pak Yusli wardiatno, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Jepang mengatakan bahwa

Pelajar Jepang antusias belajar bahasa Indonesia guna lebih mengenal Indonesia diantaranya untuk
berbisnis bidang ekonomi dan belajar budaya Indonesia yang dikenal kaya dan beragam.

Demi memperdalam budaya Indonesia, beberapa universitas di Jepang pun menyediakan fasiltas alat-
alat kesenian tanah air. Jadi tak hanya bahasa, kesenian tari, musik gamelan pun turut diajarkan.

Demi belajar langsung budayanya, kampus di Jepang rutin mengadakan studi visit atau kursus singkat
mahasiswanya ke tanah air. Salah satu kota tujuannya ke Malang, Jawa Timur.

Indonesia telah membuat berbagai organisasi, seperti KOI, Himpunan Peneliti Indonesia Seluruh Jepang
(HPISJ), APPBIPA, dan lain sebagainya.

Selama 3 tahun terakhir BIPA telah mengadakan SEMTA( Seminar Tahunan) yang diadakan dengan
menghadirkan Ahli Bahasa. Bukan hanya itu APPBIPA banyak melaksanakan kegiatan seperti sanggar
kerja yang diselenggarakan setiap Januari, dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan guru-guru
pengajar BIPA di Jepang.

Perjuangan Indonesia bukan berhenti sampai hal tersebut. Tetapi Indonesia juga mendirikan kursus atau
kelompok belajar di Jepang Yaitu Indonesia Club' berkonsep layaknya kedaiClub', dan terbuka seluruh
peserta yang ingin belajar bahasa Indonesia. tetapi sewaktu pandemi, kegiatan ini diberhentikan. Karena
jika diajari secara online, maka guru guru akan kesulitan dalam mengajari orang-orang di Jepang karena
orang Jepang memiliki sifat pemalu dan susah untuk diajak komunikasi.
Adapun Universitas yang mempelajari tentang Bahasa Indonesia di Jepang berkisar 60 hingga 70
Universitas menyediakan mata kuliah Bahasa Indonesia, dan 5 Universitas memiliki Program Studi
Bahasa Indonesia seperti Osaka University, Kyoto Sangyo University, Tokyo University of Foreign Studios,
Setsunan University, Kanda University of International Studies. Bukan cuman dikalangan Mahasiswa
tetapi di kalangan SMA di Jepang juga sudah mempunyai program Bahasa Indonesia seperti SMA Kanto
Internasional dan SMA Keio Shiki.

Tercatat Sampai tahun 2021 sudah ada sekitar 2000-an orang yang telah mempelajari Bahasa Indonesia
di Jepang. Setiap tahun KBRI telah melakukan berbagai macam perlombaan tentang Bahasa Indonesia
seperti pidato dan juga Kegiatan Seni seperti pertunjukan Tari dan Drama Budaya Indonesia.

Sampai saat ini KBRI masih tetap berusaha untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia di
Jepang. Saat ini UKBI belum memiliki kisi-kisi ujian Atau pemetaan pemeringkatan kemampuan.

Atdikbud dan APPBIPA Bekerjasama Menggarap buku Materi Ajar dan juga akan segera disusun buku
Materi Ajar untuk tingkat pemula. Dan memberi penjelasan materi dalam bahasa Jepang agar orang
Jepang khususnya pemula tidak takut untuk mempelajari Bahasa Indonesia dan tidak berpendapat
bahwa Bahasa Indonesia sulit untuk dipelajari. Dan APPBIPA berusaha dalam menerbitkan Buletin
"Waskita" mengenai kebahasaan sehingga dapat dibaca oleh khalayak umum.

Dibalik hal tersebut, APPBIPA juga mengalami berbagai kendala dalam mengembangkan pembelajaran
BIPA yaitu belum adanya data jumlah pembelajar Bahasa Indonesia secara pasti karena belum adanya
pendataan secara rutin, pengajar Bahasa Indonesia belum menyebar merata ke seluruh Jepang, belum
adanya kurikulum pengajaran Bahasa Indonesia yang cocok dengan pelajar BIPA di Jepang, buku-buku
BIPA belum disesuaikan dengan karakteristik pembelajar Jepang dan tergolong masih sedikit, dan sarana
belajar di KBRI letaknya cukup jauh dengan Stasiun.

KBRI dan APPBIPA dimasa mendatang akan membuat program terstruktur, terencana didalam
kebahasaan kedepannya dalam upaya diplomasi bahasa seperti akan mengadakan jumlah survey
pelajar BIPA, mengadakan kegiatan reguler didalam pembinaan pengajar BIPA berupa Seminar Tahunan
dan Sanggar Kerja dan Pertemuan guru dalam mengasah kemampuan dalam mengajari orang Jepang,
akan di masukkan diwebsite atribut agar bisa dibaca dan diakses oleh khalayak umum, perencanaan
pngembangan latihan uji kompetensi BIPA untuk warga Jepang sehingga terbiasa dan siap dalam
melakukan tes UKBI, dan perencanaan Lomba seperti pembacaan cerita untuk pemula agar
meningkatkan kepercayaan diri dalam menghafalkan Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai