ADEGAN 1
ORANG TUA
Kau siap. Betapa megah. Hidupku seluruhnya kusiapkan untuk mencari jenis kayu termulia bagimu.
Mencari jenis tali termulia. Enam puluh tahun lamanya aku mengelilingi bumi, pegunungan, lautan,
padang pasir. Harapan nyaris tewas. Enam puluh tahun bernapas hanya untuk satu cita-cita. Akhirnya
kau ketemu juga olehku. Kau kutemukan jauh di permukaan laut. Setangkai lumut berkawan sunyi yang
riuh dengan sunyinya sendiri. Kau kutemui jauh tinggi. Sehelai jerami dihimpit salju ketinggian, yang
bosan dengan putihnya dan tingginya. Kau siap! Kini kau bisa memulai faedahmu!
MASUK PEMUDA, BERTAMPANG LIAR, LETIH, DAN MENENTENG MITRALIUR. IA KAGET, MELIHAT TIANG
GANTUNGAN DAN ORANG YANG BERDIRI TENANG DI SAMPINGNYA. IA MENODONGKAN
MITRALIURNYA.
ORANG TUA
Tunggu! Jangan tergesa. Mari kita tentukan dulu tegak kita masing-masing. Agar jangan silap
menafsirkan peran kita masing-masing. Yang mematikan atau yang dimatikan.
ANAK MUDA
Maksud Bapak?
ORANG TUA
Tingkah laku harus senantiasa sesuai dengan watak yang ingin digambarkan.
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
ORANG TUA
Mengapa? Dengan alasan apa? Dengan tujuan apa aku harus membunuh kau?
ANAK MUDA
Tunggu dulu! Jangan tergesa. Tiap laku harus mentaati suatu gaya.
ANAK MUDA
Laku? Gaya? Persetan semuanya! Yang penting bagiku adalah kesudahan lakon. Berakhir! Alangkah
bahagianya aku bila aku tahu, akulah pembuat keakhiran itu.
ORANG TUA
Maksudmu?
ANAK MUDA
ORANG TUA
Lakon tak dapat diakhiri, tapi mengakhiri diri sendiri. Tenaga lakon sudah hadir dalam dirinya, sejak
semula. Adegan demi adegan, babak demi babak.
ANAK MUDA
ORANG TUA
Tamat? Betapa kerap tamat justru berarti permulaan? Pengarang melukiskan pada akhir lakonnya kata-
kata “layar turun”. Apa nyatanya? Layar turun, ruang pertunjukan terang kembali. Barulah lakon
sesungguhnya mulai bagi penonton. Ia pulang ke rumah, meletakkan dirinya di ranjang untuk
menggoreskan titik ke dalam kelam biliknya. Apa selanjutnya terjadi, sesudah layar turun untuk kali
penghabisan tadi?
ANAK MUDA
Tanya yang bukan tanya; bila “tamat” berarti “mati”. Ha ha ha. Apa yang terjadi sesudah mati? Tentu tak
apa-apa, sebab mati adalah keakhiran mutlak.
MENYERGAP.
Mutlak!
ORANG TUA
Alangkah simpelnya, menganggap mati sebagai keakhiran mutlak. Kata siapa? Lihat setiap agama, satu
per satu mereka memperoleh rangsang asasinya dalam rumus “Maut sebagai Awal mutlak”.
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
ORANG TUA
Maksudmu?
ANAK MUDA
Sedang tadi?
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
Kelanjutan waktu mengantar Bapak ke taraf di mana kematian bagi Bapak bukan tak mungkin menjadi
kenyataan. PAUSE. Tapi karena taraf itu ikut dalam kelanjutan waktu, maka kematian Bapak itu
mengantar dirinya sendiri ke muka. Di sini ia sudah bukan kematian lagi.
ORANG TUA
ANAK MUDA
Lalu?
ANAK MUDA
ORANG TUA
MEREKA BERPELUKAN.