Simatupang
3 April 2013
Drama
3 Komentar
Dibaca: 54363
Sastra Indonesia | Drama – Naskah Drama berjudul “Bulan Bujur Sangkar” Karya
Iwan Simatupang.
ADEGAN 1
ORANG TUA
Kau siap. Betapa megah. Hidupku seluruhnya kusiapkan untuk mencari jenis kayu
termulia bagimu. Mencari jenis tali termulia. Enam puluh tahun lamanya aku
mengelilingi bumi, pegunungan, lautan, padang pasir. Harapan nyaris tewas. Enam
puluh tahun bernapas hanya untuk satu cita-cita. Akhirnya kau ketemu juga olehku.
Kau kutemukan jauh di permukaan laut. Setangkai lumut berkawan sunyi yang riuh
dengan sunyinya sendiri. Kau kutemui jauh tinggi. Sehelai jerami dihimpit salju
ketinggian, yang bosan dengan putihnya dan tingginya. Kau siap! Kini kau bisa
memulai faedahmu!
ORANG TUA
Tunggu! Jangan tergesa. Mari kita tentukan dulu tegak kita masing-masing. Agar
jangan silap menafsirkan peran kita masing-masing. Yang mematikan atau yang
dimatikan.
ANAK MUDA
Maksud Bapak?
ORANG TUA
Tingkah laku harus senantiasa sesuai dengan watak yang ingin digambarkan.
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
ORANG TUA
Mengapa? Dengan alasan apa? Dengan tujuan apa aku harus membunuh kau?
ANAK MUDA
ORANG TUA
Tunggu dulu! Jangan tergesa. Tiap laku harus mentaati suatu gaya.
ANAK MUDA
Laku? Gaya? Persetan semuanya! Yang penting bagiku adalah kesudahan lakon.
Berakhir! Alangkah bahagianya aku bila aku tahu, akulah pembuat keakhiran itu.
ORANG TUA
Maksudmu?
ANAK MUDA
ORANG TUA
Lakon tak dapat diakhiri, tapi mengakhiri diri sendiri. Tenaga lakon sudah hadir
dalam dirinya, sejak semula. Adegan demi adegan, babak demi babak.
ANAK MUDA
ORANG TUA
Tamat? Betapa kerap tamat justru berarti permulaan? Pengarang melukiskan pada
akhir lakonnya kata-kata “layar turun”. Apa nyatanya? Layar turun, ruang
pertunjukan terang kembali. Barulah lakon sesungguhnya mulai bagi penonton. Ia
pulang ke rumah, meletakkan dirinya di ranjang untuk menggoreskan titik ke dalam
kelam biliknya. Apa selanjutnya terjadi, sesudah layar turun untuk kali penghabisan
tadi?
ANAK MUDA
Tanya yang bukan tanya; bila “tamat” berarti “mati”. Ha ha ha. Apa yang terjadi
sesudah mati? Tentu tak apa-apa, sebab mati adalah keakhiran mutlak.
MENYERGAP.
Mutlak!
ORANG TUA
Alangkah simpelnya, menganggap mati sebagai keakhiran mutlak. Kata siapa? Lihat
setiap agama, satu per satu mereka memperoleh rangsang asasinya dalam rumus
“Maut sebagai Awal mutlak”.
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
ORANG TUA
Maksudmu?
ANAK MUDA
ORANG TUA
Sedang tadi?
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
ORANG TUA
ANAK MUDA
Kelanjutan waktu mengantar Bapak ke taraf di mana kematian bagi Bapak bukan tak
mungkin menjadi kenyataan. PAUSE. Tapi karena taraf itu ikut dalam kelanjutan
waktu, maka kematian Bapak itu mengantar dirinya sendiri ke muka. Di sini ia sudah
bukan kematian lagi.
ORANG TUA
ANAK MUDA
Lalu?
ANAK MUDA
ORANG TUA
MEREKA BERPELUKAN.