Anda di halaman 1dari 100

DELAJJAM Karya Rido Amilin H.

E
boyjimbi@gmail.com

PERHATIAN!
Bila Anda akan mementaskan naskah ini mohon untuk menghubungi
penulis naskah untuk sekedar pemberitahuan.

1|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
DELAJJAM
Karya Rido Amilin H.E

PARA PELAKU PELAKU PANGGUNG / AKTOR

1. Dulfatih Arwiraya Kusuma(Seorang pengembara tampan yang

terlahir sebagai Delajjam Kedatuan)

2. Bujang Kurap(Dulfatih dalam bentuk lain)

3. Umak ( Nek Rokiah ):(Ibu angkat dulfatih / bujang kurap)

4. Latusko Kammal(Raja kubu dalam Penguasa tertinggi di kalangan

masyarakat)

5. Obanda Siden(panglima perang)

6. Usen Cangok(Adik kandung Latusko Kamal)

7. Mansor Hasan (Peserah raja sebelum raja)

8. Kulop Koplik(Bujang tua PDKT-an Rokiah Sekaligus pekerja seni)

9. Putri Sayati dan Sayatin(Putri raja kembar)

10. Zat Zubeida (Istri Rajo / Ibu dari Sayati dan Sayatin)

11. Kubu Laot(Perompak / Orang-orang yang hidup disungai)

12. Orang-orang darat(Masyarakat yang tinggal di dusun Sungai

Jernih)

13. Algojo / Anak Kapak : Prajurit.

2|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
BABAK SATU(Teaser)

Pekan 1

PADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA


INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA
COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG. COLOP
MENGHIASI SISI-SISI UJUNG DI DALAM GUA. SEMENTARA
TERLIHAT SEBUAH KURUNGAN YANG BERBENTUK BUBU IKAN,
BUBU ITU TERGANTUNG SATU METER DARI TANAH. BUBU ITU
BERWARNA GELAP DAN TERBUAT DARI KAYU RENGAS BULAT.
SEDANGKAN DI BELAKANG BUBU TERDAPAT SEBUAH KELAMBU
BESAR BERWARNA PUTIH. KELAMBU ITU BERSEGI EMPAT, LALU
KASURNYA DIBALUTI KAIN MERAH BESAR. JUGA DI TIANG-TIANG
KELAMBU ITU ADALAH KAYU-KAYU YANG TERUKIR SEPERTI
LILITAN ULAR DI TIANG, SEMENTARA DI ATAS KELAMBU
TERDAPAT SIMBOL KEPALA ULAR. SELAIN ITU DI LANTAI GUA
BERSERAKAN LENDIR DAN SISIK ULAR DI ATAS BATU-BATU
BULAT YANG TIDAK TERSUSUN RAPIH.

KEMUDIAN SEORANG TUBUH TUA BERJALAN MENUJU BUBU,


TUBUHNYA MEMBUNGKUK, TUBUH TUA MEMBAWA SATU
LAMPU KECIL YANG TERIKAT DI UJUNG TONGKAT KECILNYA.
SEMENTARA BENTUK TUBUH MANGYANG BERSISIK-SISIK SEPERTI
ULAR BERWARNA PUTIH, RAMBUT, DAN KULIT-KULITNYA.

SUARA-SUARA SUNYI MENGUMPAL DI DALAM GUA, LALU SUARA


DESIT ULAR YANG LAPAR BEGITU TERDENGAR PANJANG SEKALI.
DULFATIH TERSADARKAN DARI TEMPATNYA DI KURUNG.

TUBUH TUA : (DI IRINGI OLEH GITAR TUNGGAL) Berlagu.


Tubuhku malang tubuh ku malang, kini kumakan
sisa harapan.Tubuhku hilang tubuhku hilang,
kapankah datang mengulang petang. Sudah kelam
kini malamnya akan datang, malam tanpa tamu,
malam tanpa di undang. Bukan harapan bukan pula

3|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
keharusan, namun kembali sudah memang pasti.
Datanglah pagi sambutlah jeritan di dusun mati.

(DIALOG BIASA)

Seorang tua seperti awak ini. Hanya dapat


membina. Kemudian berharap. Setelah
berharap banyak, sedikit tersenyum. Sungguh
malang nasibnya. Masa yang begitu sulit. 7
tahun telah berlalu. Kini mungkin engkau
sudah tumbuh menjadi pemuda yang genap
berusia 20 tahun. Oh Panangkulanta… Malang
sekali nasibmu.

Darahnya mengalir. Tubuhnya kejang-kejang


lalu suaranya tak dapat didengarkan lagi.
Hingga seorang Delajjam berkain silang
kuning mengorok lehernya, sampai terpisah
dari tubuhnya. Perlahan-lahan darahnya
tertumpah dan kepalanyapun terpisah dari
badan yang kaku dan dingin itu. Kuat sekali
mandaumu menebang kepalanya.Oh anak
manusia. Dengar! Meskipun tuju purnama
engkau bertapah. Tak akan mampu menguba
takdir yang telah kau penggal kepalanya itu.
Engkau telah memberi sudah sepantasnya di
balas kembali. Engkau sudah membuat jalan
yang salah.

DARI TEPI PANGGUNG TERDENGAR SUARA DESIT-DESIT SUARA


ULAR YANG BERIRAMA PANJANG DAN MENDAYU-DAYU.
SEMENTARA DI SISI KANAN DUA ORANG BERJALAN PELAN,
TUBUHNYA BERWARNA KUNING, DAN MERAH, SEDANGKAN
KULITNYA BERSISIK-SISIK SEPERTI ULAR. SEMENTARA DUA
ORANG DI SISI KIRI, BADANYA BERWARNA HITAM DAN HIJAU,
TUBUHNYA JUGA BERSISIK-SISIK. DUA ORANG INI MEMANGGUL

4|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
SEONGGOK ULAR YANG TIDAK BERKEPALA. SEMENTARA
KEPALANYA DI BAWA OLEH DUA ORANG DARI KANAN. MEREKA
MENDESIT HINGGA SUARA YANG RISAU DAN BEGITU PILU
MEMENUHI DI DALAM GUA.

ORANG ORANG : Dia membunuh.. Dia membunu… Dia harus


menerima sumpah. Dia telah membunuh
Pangeran Ular. Hukum.. hukum.. hukum…

TUBUH TUA : Pangeran telah mati selamnya. Tubuhnya


tumbuh lubang-lubang. Aroma busuk mulai
menyulapi istana. Dendam, air mata darah
terus mengalir, hingga ketepian lembah
penderitaan. Segalanya tertuju padamu. Kau
harus bertanggung jawab. Dengan darah!
Dengan darah!!!

ORANG ORANG : Kematian harus dibayar dengan kematian!


Bunuh dia! Oh tuanku Pangeran
Panangkulanta (MENGELILINGI BUBU
DENGAN ARAKAN KAKI DAN TANGAN
YANG SEIMBANG)

DULFATIH : Aku tidak sengaja! Jangan hakimi aku.


Sungguh ampunilah kesalahanku. Jangan,
jatuhi sumpah itu. Jangan. Bebaskan aku!! Aku
seorang pangeran.

(BERSYAIR)

TUBUH TUA : Nasib anak malang dimakan


kelam.Menangung beban menangung
kekesalan.Oy malang… Oh Panangkulanta
pangeran kecil yang melarat nasibnya. Kini
engkau telah tiada.

5|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
ORANG ORANG : (BERIRAMA SERENTAK) Nasib tuanku
malang!Nasib dimakan separuh jalan! Oh
Panangkulanta.

DULFATIH : Tidak! Tidak! (TIPU DAYA MANGYANG)


Jangan kutuk aku. Oh Tubuhku, mataku
rasanya , begitu sangat kelam. Seluruh
tubuhku terasa gatal. Oh kulit-kulitku. Wahai
Tubuh Tua, adakah jalan yang dapat ku
tempuh untuk menuai segala kesengsaraan ini?
Ayahku memiliki kekayaan yang melimpah,
emas, perak, garam dan segala-galanya. Bila
kau ingin ambilah akan ku serahkan
semuanya. Tapi jangan kutuk aku.Jangan…

(ORANG-ORANG DAN TUBUH TUA BERJALAN KELUAR DENGAN


TARIAN).

Tidak jangan pergi. Tulonglah jangan pergi.


Ampunlah segala kelakuanku. Aku menyesal.
Kembali.. kembali…

TUBUH TUA : (BERHENTI MENATAP TAJAM) Penyesalan


adalah akhir dari segala perbuatan yang
memalukan. Hanya ada satu cara untuk
kembali.

DULFATIH : Apa itu kumohon katakanlah!

TUBUH TUA : Perjalana panjang menuju pengambdian,


sangat lama. Begitu lama. Tujuh purnama
melingkar tunggal. Kau harus samapai pada
waktu yang berliku, penuh kesakitan, penuh
penderitaan. Lebih gelap dari lorong-lorong
penderitaan di dunia.

6|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
DULFATIH : Tidak! aku tidak akan melakukanya. Aku akan
menolak itu! Kau telah merendahkan martabat
kedatuan ku.

TUBUH TUA : (TERTAWA) Terimalah, engkau akan


menemukanya. Waktumu ditunggangi pada
purnama tunggal dan tegak di sebuah
kekuasaan yang begitu kejam. Tidak ada batas
yang dapat menghentikanya. Tidak ada ilmu
yang dapat menangkisnya. Engkau akan
mendapatkanya. Meskipun engkau telah
melampau ajian-ajian yang di turuni oleh
puyang sipahitmu. 7 purnama tunggal telah
engkau tanggali dalam pertapaanmu. Tetap
saja. Tidak ada jalan untuk mengelak.
Takdirmu telah di tentukan. Waktumu hanya
tersisi empat purnama. Tepat di puncak
purnama tunggal yang melingkar. Sambutlah
takdirmu (TERTAWA) Ratu akan
memakanmu!

DULFATIH : (MENYESAL) Tidak, jangan lakukan ini.


Oyumak… malang nian nasib awak ini.. Malang
nian. (TERUS MENANGIS DIDALAM KOTAK
PENJARA)

SUARA TANGIS LENYAP, LALU SUARA GONG DAN GENDANG


BURDAH TAMPAK BERTABUH BEGITU RAMAINYA. ORANG-
ORANG BERTUBUH ULAR MASUK DENGAN RITME YANG PELAN,
DUA ORANG MEMBAWA MANGKUK BATU YANG BERISI BARA
API DAN ASAPNYA TERUS KELUAR LALU MELETAKANYA DI ATAS
DUA BATU, KANAN DAN KIRI. SEDANG IA BERJALAN DENGAN
DESITAN-DESITAN YANG MENGERIKAN. TAMPAK DI BELAKANG
MEREKA SEORANG RATU ULAR YANG DATANG DI DAMPINGI
OLEH TUBUH TUA / MANGYANG. TUBUH TUA HANYA MENDESIT-
DESIT TANPA BERKATA-KATA, SEMUA KEPALA TERTUNDUK

7|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
TIDAK MENATAP RATU ULAR. RATU ULAR MENGENAKAN
SEBUAH BAJU BERWARNA HITAM YANG DI LENGKAPI DENGAN
ULAR-ULAR YANG MELILIT DI TUBUHNYA. SEDANGKAN DI ATAS
KEPALANYA MAHKOTA EMAS LAMBANG ULAR MEMANCAK
TEGAK.

DI DALAM BUBU DULFATIH TERUS MERONTAH-RONTAH


HENDAK KELUAR DARI DALAM BUBU.

TUBUH TUA: (KEPALANYA MENUNDUK) Ratu, lihatlah


siapa yang terkurung di dalam bubu itu. Dia
lah orang nya. Dia-lah yang merengut nasib
malang Pangeran Panangkulanta.

DULFATIH: Siapa kau, tidak jangan mendekat.

RATU ULAR: Akulah ibu dari tubuh yang telah kau penggal
kepalanya. Tuju hari telah berlalu, tubuhnya
dipenuhi oleh belatung. Ulat-ulat jahanam itu
telah memangsa tubuhnya. Tubuhnya
berlubang-lubang juga berna-nana. Engkau
telah melakukan hal yang salah pangeran.

DULFATIH: Ratu ampuninlah segala perbuatanku, aku


tidak sengaja memenggal kepala anakmu.
Sungguh semuanya di luar dugaanku. Jika
ayahku tahu aku yakin ia akan sangat murka
padamu. Biarkan aku pulang. Tidak akan ku
ceritakan apa-apa kepada ayahku.

RATU ULAR: Hal yang sama dilakukan putraku bila berada


pada posisimu pangeran. Kau seorang
pangeran yang rakus. Kejam. Tidak berbelas
kasihan. Bagaimana dapat aku membelasimu
dengan kasihan-kasihan yang panjang. Tidak
akan ada manusia yang mampu mencari
tempat ini. Sekalipun kesaktianya sudah

8|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
menguasi tuju belas ribu purnama, dan tuju
belas ribu pertapaan.

TUBUH TUA: (TUBUH TUA MENGAMBIL SEBUAH


BOTOL TERBUAT DARI KAYU YANG BERISI
RACUN, LALU MEMBERIKAN KEPADA
RATU ULAR) Ratu, telah kami siapkan racun
yang sangat mematikan.berilah perintah kami
untuk melumat racun ini pada terkutuk yang
sudah membunuh pangeran Panangkulanta.

RATU ULAR: Tubuh tua buat dia tidak sadarkan diri.

TUBUH TUA: Tapi ratu, dia sudah memenggal kepala


pangeran ular.

RATU TUA: (MATANYA MELOTOT)Lakukan apa yang


aku perintahkan.

TUBUH TUA: (MENGANGGUK), Sit.sitt… sittttt….

ORANG ORANG: (BANGKIT MEMBAWAKAN MANGKUK


DENGAN ASAP YANG MENYALA).

DULFATIH: Tidak ratu, lepaskan aku.. lepaskan aku


(MENANGIS)

TUBUH TUA: (MENGELILINGI BUBU LALU


MENGELILINGI DULFATIH DENGAN
MEMBACAKAN MANTRA). Sitttss.. sittss…
sitttss… Payo e toboh ketong beropong-
ropong..Beropong-ropong. Kubang
lingong..Nak nampong ke suare, suare mate
yang beropong-ropong tenung ku salip pada
titik yang dalam. Tenung ku salip, hoy…
kombragra uluno mato…. Tido lelap… idak
sadar oy sadar.. sitttsss sitttss.. sitss

9|LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E


www.bandarnaskah.com
DULFATIH: (TERTIDUR)

RATU ULAR: Turunkan dia

ORANG-ORANG: Laksanakan ratu.

TUBUH TUA: Ratu manusia ini berbahaya. Berikan perintah


untuk kami memenggal kepalnya. Ratu jangan
mendekat ratu. Dia sangat berbahaya.

RATU ULAR: Bangunkan dia.

TUBUH TUA: Ratu, semua pikiranya sudah hilang. Sekarang


ini dia adalah seorang yang kosong seperti
patung.

DULFATIH: Ampun ratu. (KEPALANYA MENUNDUK)

RATU ULAR: Bangunlah wahai anak manusia. Bangunlah!


Kau tahu apa yang ku inginkan bukan.
(MENUJU KAMAR TIDUR)

DULFATIH: (BERJALAN MENUJU TEMPAT TIDUR,


MENGIKUTI RATU ULAR DENGAN
TATAPAN KOSONG).

RATU ULAR DAN DULFATIH MELAKUKAN HUBUNGAN BADAN,


YANG DIGANTIKAN DENGAN TARIAN-TARIAN ULAR.
SEMENTARA PARA ORANG-ORANG BERTUBUH ULAR MENARI
NARI MEMBUNYIKAN GONG DARI MULUT MEREKA. SETELAH
SELESAI RATU ULAR KELUAR DENGAN MEMBAWA SECANGKIR
MINUMAN LALU MEMANDANG-MANDANG TUBUH ANAKNYA.

TUBUH TUA: Ratu apakah sudah saatnya kami memenggal


kepalanya?

RATU ULAR: Mangyang, kau tahu betapa sakitnya aku.


Betapa teririsnya kehilangan seorang anak.
Rasa sedihku ini tidak akan hilang hingga

10 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
beribu-ribu purnama. Aku tidak ingin ia hanya
merasakan hal yang begitu sebentar sakitnya.
Jika aku merasa hal yang begitu sakit. Maka
anak manusia ini akan merasakanya lebih dari
ini. Di dalam tubuhnya telah ku tanam racun
Kemiling Cobra. Siapapun yang mencoba
mengobatinya ia akan perlahan mati.

TUBUH TUA: Tentu aku mengerti ratapanmu ratu, lantas apa


yang akan kita lakukan pada pemuda ini?

RATU TUA: Mangyang. Engkau memiliki kesaktian dalam


tiga puluh ribu purnama. engkau tahu apa
yang harus engkau lakukan. Di dalam
tubuhnya mengalir racun yang begitu
mematikan. Racun itu seperti racun yang akan
menikam pada seseorang yang begitu ia cintai.
Aku telah menyempurnakan sumpahku
padanya. Ia akan menderita hidupnya sampai
ia mati. Sepanjang perjalananya ia akan
menderita. Apa yang aku rasakan. Sakit yang
begitu tak terkira. Maka itulah yang akan ia
rasakan. Bahkan ia tidak akan mengenal
kebahagiaan lagi selama hidupnya. Kau tahu
apa yang harus kamu lakukan. Setelah itu
lepaskan dia. (MASUK KEDALAM DENGAN
DI IRINGI OLEH EMPAT ORANG
BERTUBUH ULAR.)

TUBUH TUA: Hey anak manusia. Apa kau tahu namamu.

DULFATIH: Dulfatih Arwiraya Kusuma aku pangeran


kedatuan yang paling kuat, berilmu tinggi.

TUBUH TUA: Apa yang telah kau lakukan?

11 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
DULFATIH: Aku telah membunuh pangeran Ular di tepi
sungai.

TUBUH TUA: (MENGEMBALIKAN KESADARAN


DULFATIH)

DULFATIH: Apa yang telah kau lakukan padaku.

TUBUH TUA: Kau telah menerima sumpah anak manusia.

DULFATIH: Tubuh tua, ku mohon bebaskan aku dari


sumpah itu. Ampunilah segala kekeliruanku.
Dengan segala kehormatanku. Aku memohon
padamu.

TUBUH TUA: (TERTAWA) Bahkan aku tidak berdaya


menolongmu.

DULFATIH: Siapa yang dapat menlongku, tubuh tua. Ku


mohon bantulah aku.

TUBUH TUA: Sepanjang purnama-purnama yang melingkar,


sampailah pada titik tuju purnama yang
melingkar bulat di antara keramaian. Barulah
engkau akan mendapatkan tubuhmu yang
sangat menjijikan. Engkau telah ditunggangi
waktu dalam hitungan tuju purnama.
nikmatilah waktumu.

DULFATIH: Tuju purnama, apa yang harus aku lakukan.


Katakana padaku aku ingin menebus
kesalahanku.

TUBUH TUA: Pergila engkau ke suatu tempat, hingga disana


engkau dapati seorang yang benar-benar
tulusmencintaimu.Engkau akan melihat di
dalam dusun itu. Seorang yang begitu lalim.
Seorang yang memegang tapuk kekuasaan.

12 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
Ialah orang yang harus engkau tunduki.
Hingga benar-benar di sana tidak ada lagi
pemerasan, penculikan, pemerkosaan. Barulah
engkau akan terbebas dari sumpah Ratu Ular.
Dan kau tidak akan pernah kembali kepada
kedatuanmu. Engkau sudah mati disana.

DULFATIH: Tubuh tua berapa lama waktuku, Dan di mana


ku temukan Dusun itu? dan dapatkah aku
bahagia? Sementara kutukan selalu
mengejarku.

TUBUH TUA: (TERTAWA) Tidak!! Kau tidak akan


menemukan kebahagiaan. Di dusun itu Kau
akan menemukanya. Ia terletak di hulu bukit-
bukit barisan, empat hari empat malam
pelayaran rakitmu. Kau akan tiba di sana.
Engkau memiliki tujuh purnama melingkar.
Ingatlah di akhir purnama bila engkau gagal.
Maka kau akan menemukan sumpah yang
telah kau makan. Sumpah yang telah disatukan
dalam darahmu. Tidak ada ajian yang dapat
menangkis Sumpah Racun Kemilig Cobra.
Banyak hal yang akan membuatmu lalai. Maka
gunakanlah waktumu. Ingatlah waktumu
begitu singkatnya. Kau tidak akan menemukan
kebahagiaan dan cinta. Juga sekaligus hidup.
Bila benar-benar engkau melakukanya demi
rasa bersalah yang besar. (KELUAR)

DULFATIH: (DULFATIH MERASA TUBUHNYA


MENGELITA GATAL DAN
KESAKITAN).Tujuh purnama? waktuku
sudah tidak terhitung banyak. Sudah hampir
empat purnama berlalu. Umak,Bak. Ini semua
akan menjadi awal perpisahan kita selamanya.

13 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
Akubegitu paham bila kalian sudah
menganggapku sudah tiada di dunia ini. Tapi
sesungguhnya didalam hatiku selalu ada nama
kalian. (TUBUHNYA KEMBALI
MENGGELIAT.)

(LAMPU KELAM PELAN DAN DIAM).

Pekan Dua :

DI DALAM HUTAN SUARA RIANG-RIANG HUTAN MEMENUHI


PANGGUNG, TAMPAK KAYU MATI BESAR YANG MELINTANG
PANJANG, TEMPAT DULFATIH DUDUK UNTUK BERTEDUH, JUGA
PUTONGTELAH TERIKAT RAPIH. DAN TANAH-TANAH LIAT YANG
BERBENTUK PIRING DAN KENDI SUDAH KERING TERJEMUR OLEH
MATAHARI. NAMPAKLAH LIDI-LIDI YANG MENTAH
BERSERAKAN, SEMENTARA DI SAMPING TEMPAT DUDUK
DULFATIH SEBUAH API KECIL PENGUSIR NYAMUK. DULFATIH
TERUS BEKERJA, SESEKALI IA MENYUSUN-NYUSUN KEMBALI
KAYU BAKAR, JUGA MELIHAT-LIHAT ASBAK YANG IA JEMUR DI
ATAS KAYU BESAR MELINTANG.

DI SISI HUTAN, NEK ROKIAH DITEMANI KULOP KOPLIK SEDANG


BERJALAN MENUJU DULFATIH, NEK ROKIAH MENGENAKAN
KAIN DAN BAJU LUSUH, JUGA KEPALANYA TERLILIT SEBUAH
IKAT SUMATERA. DITANGAN KANANYA IA MEMBAWA RANTANG
MAKANAN. SEDANGKAN KULOP KOPLIK HANYA MEMAKAI BAJU
BAK SEPERTI PENYANYI GITAR TUNGGAL, DENGAN KAIN
MELINTANG DI PINGGANGNYA.

KULOP KOPLIK : Kawan itu begitu sangat beruntung. Sangat


betua hidupmu pek. Iya terhitung sudah lima
purnama lalau sejak kedatangan Dulfatih.

NEK ROKIAH : Beruntung bagaimana lop?

14 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
KULOP KOPLIK : Iya dalam banyak hal. Kau ingat, sejak Dulfatih
belum menampakan kakinya ke tanah yang
gersang ini, bukan hanya engkau yang merasa
senang. Semua orang bahkan satu Dusun
banyak yang bersukur. Lantaran dirinya
memiliki sifatnya yang suka membantu. Kau
ingat sejak ia kemari banyak hal-hal buruk
seperti perampasan, penculikan di Dusun ini
sudah semakin berkurang. Bukankah ini suatu
anugrah bagi semua orang. Ya termasuk kau
yang memiliki tempat lebih banyak.

NEK ROKIAH : (MALU MALU) Misalnya dalam hal seperti


apa lop, aku tidak mengerti ucapanmu.
Apakah kau memujiku atau diam-diam
didalamnya ada maksud menggoda?

KULOP KOPLIK : kupikir dua-duanya benar. Awak sudah hidup


lama di bumi ini. Banyak hal yang sudah
dilewati, pahit, asam, manis. Bahkan semua
rasanya sudah dicicipi. Tapi tetap saja awak
setapak lebih kalah dari pada nasibmu pek.
Hanya saja paras yang ku sebut itu cahaya
cinta yang berlipat ganda masih utuh bahkan
tak akan pernah padam. Cahaya itu ada di
depan dua mataku saat ini.

NEK ROKIAH : Tidak boleh becakap seperti itu lop, Pemali.


Hidup di bumi ini harus iklas. Jalani apa yang
sudah di takdirkan. Semua sudah di takdirkan
oleh yang mahakuasa. Nah sebagai mahkluk
yang berbudi dan berakal kita hanya perlu
menjalaninya dengan hati yang iklas.
Bukankah begitu lop? Iya kalau masalah
cahaya yang besar itu terkadang bagaimana
orang menjaganya agar tepat menuntunya.Kau

15 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
selalu seperti itu lop, selalu menggodaku aku
jadi malu.

KULOP KOPLIK : Iya aku paham. Tapi beda dengan nasib mu


pek. Coba kau lihat kau memiliki anak. Ya aku
tahu meskipun itu bukan anak kandungmu,
tapi setidaknya ia sangat menghargaimu
sebagai Umaknya. Apa lagi sekarang ini
banyak orang-orang membicarakan kau dan
anakmu itu. Aku yakin Dulfatih akan betuah
hidupnya.

NEK ROKIAH : Membicarakan bagaimana lop?

KULOP KOPLIK : Dalam segala hal. Terutamanya lagi gadis-


gadis di Dusun. Mereka seolah-olah kejatuhan
durian tajau. Setiap hari ada-ada saja orang
yang membekali kalian dengan segala hal. Apa
lagi saat kedatangan Dulfatih ke Dusun kita. Ia
disambut dengan gembira oleh orang-orang
dusun. tua, muda, hingga ke anak ingusan.
Semuanya menyukai kelakuan baik Dulfatih.

NEK ROKIAH : Iya lop. Awak sangat senang sekali. Sejak


kedatangan Dulfatih aku merasa sangat
bahagia. Terasa aku benar-benar sudah
memiliki seorang anak. Aku tidak perlu lagi
menimba air di sungai. Membuat sapu lidi.
Membuat kerajinan-kerajianan tangan. Aku
sangat bersyukur. Akhir-akhir ini terasa sekali
perubahan dalam hidupku lop.

KULOP KOPLIK : Wah wah wah. Kau melupakan sesuatu pek.

NEK ROKIAH : Melupakan sesuatu apa?

16 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
KULOP KOPLIK : Kau melupakan jasaku selama ini.
(MEMBUANG MUKA)

NEK ROKIAH : Apakah harus ku sebut-sebut juga lop. Ku rasa


tidak perlu, sebab kamu itu lebih dari
membantu. Dalam hal apapun. Kamu itu.. ah
aku malu mengatakanya.

KULOP KOPLIK : Tidak, aku tidak mau hanya seperti itu saja.

NEK ROKIAH : Iya iya akan ku katakan. Kamu itu bagaikan


pangeran dalam hidupku. Sudah puas?

KULOP KOPLIK : (TERTAWA) nah kalau begitu aku jadi enak


pek.

NEK ROKIAH : Sudah sudah, kita kok malah ngelantur


kemana-mana becakapnya. Kita sudah tua Lop
malu kalau didengar banyak orang. Kasihan
Dulfatih pasti dia sudah lapar.

(DULFATIH TENGAH MEMBUAT SAPULIDI).

NEK ROKIAH : Dul.. Dul.. Umak di sini nak..(MEMANGIL)

DULFATIH : Mak Mak.. Sini Mak.

ROKIAH DAN KULOP MENUJU KE TEMPAT DULFATIH.

KULOP KOPLIK : Oy yasaman.. Alangkah rajin anak umak


Rokiah ini.

DULFATIH : (TERTAWA) Ah.. Kulop bisa saja. Inilah yang


dapat saya lakukan untuk umak lop.

KULOP KOPLIK : Iya bagus. Sebagai anak kau harus membantu


ibumu, dalam segala hal. Heheh Bagaimana
dul?

DULFATIH : Bagaimana apa lop?

17 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
KULOP KOPLIK : Ah kau pura-pura tidak tahu. Itu si Zuleyha
anaknya mang Bas. Tadi dia menanyakan
kamu kepada Kulop.

DULFATIH : Ah tidak lop, awak hanya berteman denganya.


Tidak ada apa-apa. Lagian aku hanya
membantu memebenahi pondoknya yang
bocor.

KULOP KOPLIK : Tidak usah bersembunyi. Kau tanyakan saja


pada Umakmu. Dulu, sejak masih menjabat
sebagai pemuda tergagah dan bagus rupa.
Kulop juga dikejar-kejar sama sepertimu. Ya
kulop tahu rasanya. Apa lagi orang di samping
kulop ini, ehem.. iya dia sangat tergila-gila
pada suara Kulop yang merdu.

NEK ROKIAH : Hus. Sudah sudah kau jangan mengusik


anakku. Dul basuhlah dulu tanganmu, kau
juga Lop. Mari kita makan dulu.

DULFATIH : Wah tampaknya umak masak Gulai Jeruk, dan


Ikan bakar ya mak. Uh aromanya sangat sedap
sekali.aku sangat suka dengan itu. Ayo Lop
kita cuci tangan dulu setelah itu kita lahap
sampai tuntas haha.

KULOP KOPLIK : Ya itu makanan khas orang sumatera Dul.

NEK ROKIHA : Cepatlah kalian cuci tangan setelah itu mari


kita makan.

(MEREKA BERTIGA MAKAN, SETELAH ITU MEREKA MENUJU


PULANG).

Iya nak makanlah yang banyak. Umak sangat


senang rasanya.

18 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
KULOP KOPLIK : (SENDAWA BESAR) Alhamdulilah sukur-
sukur kenyang sekali rasanya.

DULFATIH : Mak Gulai Jeruk ini makanan kesukaanku


Mak. Terimakasih sudah mengantarkanya ke
hutan.

NEK ROKIAH : Eh kau tidak perlu berterimaksih Nak,


Umaklah yang harus berterimakasih. Karena
kau sudah banyak sekali membantu Umak
disini.

DULFATIH : Tidak apa-apa Mak. Memang itulah


kewajibanku sebagai seorang anak. Mak
tampaknya hari sudah mulai kelam. Mari Mak
kita berkemas untuk pulang.

KULOP KOPLIK : eh… Tunggu dulu. Jangan pulang dulu, aku


sudah tidak kuat lagi. Uh rasanya sudah sangat
di ujung. Aku nyetor dulu yah (BERLARI
MENAHAN SAKIT PERUT)

NEK ROKIAH : Iya Dul, Dul kau membuat berapa ikat sapu
lidi, juga kendi dan kayu bakar. Tadi Nek Sina
dan Wak Guntur memesan banyak pada kita.
Nanti malam dia akan memikulnya pakai
gerobak.

DULFATIH : Sudah Mak, semua pesanan sudah di


kumpulkan.juga kayu bakar pesanan Nek Sina
dan yang lainya sudah ku ikat. Mereka siap
untuk di ambil nanti malam.

(KULOP MASUK LAGI MEMEGANG PERUT SAKIT).

KULOP KOPLIK : Aduh.. Aduhh aku tidak nyaman kalau tidak


ke jamban. Meskipun aku sudah berjuang
dengan segala kekuatan, tapi tetap saja dia

19 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
tidak mau keluar. Ayok kita pulang saja. Biar
urusan setor-menyetor aku lanjutkan di sungai
saja.

NEK ROKIAH : Kau ini ada-ada saja Lop…Lop. Lop aku


dengar kabar 3 hari lagi aka nada perayaan
besar di kedatuan, iya memang hitungan Al-
managkupun mengukur kalau tepat malam itu
jatuh pada purnama yang tunggal dan penuh
dengan melingkar. Malam kelahiran budaya.

KULOP KOPLIK : Iya, memang ada. Pasti aku diundang, sebab


kalau tidak ada aku maka suasana akan dingin
di kedatuan. Kau kan tahu Pek kalau aku Rajo
gitar tunggal. Tapi meskipun aku seorang rajo,
aku tidak berani menolak keinginan Rajo
Kubu, aku takut Pek. Jujur saja aku terpaksa
memenuhi undangan itu. Kau tahu sendiri pek.
Kalau keingianan Kamal itu ditolak, hemm
bisa-bisa aku besok sudah dikuliti, lalu dijemur
sampai kering di kedatuan. meskipun aku
gelarku sama seperti Rajo. Tapi aku takut…
Rajoku tidak sekuat Rajo kedatuan. Ah kacau.

(DULFATIH TERLIHAT MELAMUN SANGAT DALAM).

NEK ROKIAH: Iya aku tahu itu, bahkan semua orang juga
sudah pasti tahu. Sejak ia menundukan
kedatuan dengan sifat liciknya itu. Kita semua
sengsara. Sangat berbeda dengan Peserah.
Kamal adalah kebalikan dari kebaikan. Bahkan
penantang.

DULFATIH: (KETAKUTAN) Purnama melingkar? Aku


gagal oh aku gagal. Kutukan itu.

20 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
NEK ROKIAH: Nak.. nak.. kau kenapa nak? Apa yang gagal,
tidak ada yang gagal.

DULFATIH: (TERKEJUT) eh tidak Mak, tidak ada apa-apa.


Aku hanya baru mendengar sikap buruk dari
kedatuan. Lop bolehkah aku ikut saat
puncaknya itu. Tapi..

KULOP KOPLIK: Tapi… tenang kau pasti ikut serahkan kepada


Kulop Koplik, sekarang ayo kita pulang.
Sungguh aku harus ke jamban rasanya sangat
di ujung.

(MEREKA MENGEMAS BARANG-BARANG DAN PULANG


KERUMAH).

Lampu menggelap perlahan-lahan.

Pekan Tiga

ORANG-ORANG TERLIHAT TERIKAT DENGAN TALI YANG


TERBUAT DARI AKAR/KULIT KAYU, DICAMBUK, DITENDANG DAN
DISIKSA HINGGA MEREKA MENJERIT KE LANGIT HIJAU. ALGOJO
DENGAN MANDAU BESAR BERKILAU ALGOJO MENGIRINGI
TAWANAN. SELAIN ITU, PARA GADIS-GADIS DISEKAP DALAM
KANDANG YANG DIPIKUL OLEH ALGOJO-ALGOJO. YANG
MEMAKAI BAJU KULIT-KULIT BINATANG. PARA SANDERAPUN
TERLIHAT TERSIKSA MENANGIS, DAN MENJERIT. PARA
GEROMBOLAN INI TERUS BERJALAN TERUS UNTUK MENCAPAI
KEDATUAN, MELEWATI HUTAN-HUTAN, HINGGA AKHIRNYA
MEREKA BERTEDUH DI HUTAN KERING.

ORANG-ORANG : (MENJERIT, MENANGIS, MINTA TOLONG)

ORANG 1 (Lanang)1 : Awak haus tuan, sudikah kiranya memberi


sedikit air minum.

21 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
ALGOJO KUMBANG : (MENGAYUN CAMBUK)Muka setan, banyak
cakap! Tidak ada air minum. Tidak ada
makanan. Cepat jalan!!. Ku makan tau rasah
kau.

ORANG 2 (Betino) : Tuan, kasihanilah Wak tuo itu, iya memang


haus. Dengan segala hormat berilah ia sedikit
air. Berbaik hatilah tuan. Biarlah ia mengamil
jatahku tuan.

ALGOJO KUMBANG : Setan jalang!! Mau jadi pahlawan rupanya. Oy


dengarkan betino ini. Lagaknya ingin menjadi
pahlawan. (TERTAWA)Semut Lado cambuk
mukanya yang memelas itu!

ALGOJO SEMUT LADO SIAP MENGAYUNKAN CAMBUKNYA.

ALGOJO KADAL : (BENTUK KEPALANYA TELENG)Jangan!


Jangan di cambuk betino itu. Sekalipun jangan
pernah! Kalau kau mencambuknya kau akan di
cambuk sampai mati oleh Tuan Rajo Kubu
Dalam, Tuanku Latusko Kamal sudah
memesan betino itu. Lecet sedikit kita semua
akan di masuk dalam Lumbung Lintah.

ALGOJO SEMUT LADO: Kumbang?

ALGOJO KUMBANG: Tahan! Untung Si Teleng mengingatkanku.


Kalau tidak. Entahlah nasibku akan dihisap
oleh linta-linta raksasa yang haus darah. Lado
berikan saja ia minum. Kita akan istirahat
sebentar. Ikat mereka di akar jaga jangan
sampai mereka lolos. Cambuk sampai mati bila
mencoba melarikan diri.

ALGOJO SEMUT LADO: Iyo kumbang.

22 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
ALGOJO KUMBANG: Algojo Lipan, berapa jauh lagi kita akan
tembus ke Dusun Muaro Kubu?

ALGOJO LIPAN: (MELIHAT MATAHARI, MENCIUM TANAH.


MEMBACA DAUN-DAUN KERING) Kabar
gembira Kumbang, kita akan tiba di dusun
Muaro kubu tepat sebelum dua petang.
Tepatnya lagi saat malam puncak setengah
purnama kita akan sampai ke kediamnan
Tuanku Latusko. Tampaknya angin
berhembus ke hulu rawas, itu bertanda hujan
tidak akan tiba dalam dua hari ini. Artinya
akan baik dalam perjalanan kita.

ALGOJO KUMBANG: Kalu begitu, apakah ada waktu kita untuk


berteduh di sini?

ALGOJO LIPAN: Boleh saja. Tapi tidak untuk bermalam di sini.


Aku mendengar berita. Bahwa pasukan
Tunggul Kayu Aya di tundukan oleh seorang
lelaki pengembara, orang-orang banyak
menjulukinya dengan pendekarKain kuning
menyilang di dada. Ia sangat sakti. Aku takut
ia akan menghampiri kita.

ALGOJO KUMBANG: Seorang pengembara dengan kain kuning


menyilang di dada? Siapa itu. Ah. Baiklah, kita
tidak akan bermalam disini. Kita hanya
berteduh beberapa waktu. Oh iya teleng
kemarilah

ALGOJO KADAL: Iyo Kumbang.

ALGOJO KUMBANG: Apa yang tuan Rajo Kamal sampaikan


kepadamu sebelum kita berangkat ke dusun
Bawah Tebing? Ku lihat engkau cukup lama

23 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
waktu itu bercakap-cakap dengan tuanku rajo.
Apa yang ia katakan padamu?

ALGOJO KADAL: Tidak banyak kumbang. Rajo hanya menitip


pesan padaku untuk membawa gadis-gadis
Menesan. Ia juga menitipkan kalau kita harus
memperlakukan gadis-gadis itu dengan baik,
jangan sampai ada goresan pada betis gadis-
gadinya. Gadis-gadis itu nanti akan

ALGOJO KUMBANG: Akan menjadi santapan kenikmatan ku di


malam purnama penuh. Begitu?

ALGOJO KADAL: Iyo Kumbang. Tepat seperti itu ucap rajo.

ALGOJO KUMBANG: Itulah sebabnya para gadis-gadis menesan ini


di kurung dalam kandang. Lalu diangkat bak
putri Sayati?

ALGOJO KADAL: Benar Kumbang, bahkan rajo meminta bila


perlu kita memberikan batal yang terbuat dari
kapokemas milik Dewa Sutra . Hanya untuk
gadis menesan ini duduk. Hem lagaknya
sudah seperti ratu saja.

ALGOJO LIPAN: Kumbang. Tampaknya aku mencium sesuatu


yang aneh. Jaraknya sekitar 500 jejak kaki
melangkah menuju ke mari.

ALGOJO KUMBANG: Apakah ia bergerombolan atau hanya


beberapa?

ALGOJO LIPAN: (MENEMPELKAN TELINGANYA KE


TANAH).Sangat banyak kumbang, kita
sepertinya kalah pasukan bila mesti harus di
hadapi. Ajian Sengat berdarahkupun tidak ada
apa-apanya. Aroma kesaktianya cukup tinggi.
Hanya Obanda Siden yang mampu melawan

24 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
ajian para Kubu Darat ini. Sebaiknya kita cepat
bergegas.

ALGOJO KUMBANG: Semot lado, semot api, mari siapkan kita akan
berangkat. Teleng siapkan jejak pengecoh
perjalanan. Agar mereka terbudi dengan
jebakan kita.

ALGOJO-ALGOJO MEMBUKA TALI IKATAN, SEDANGKAN TELENG


MENUMPAKAN DARAH YANG ADA DI DALAM BULOH. DISETIAP
ARAH. UNTUK MENGKECOH PELACAKAN KUBU DARAT. LALU
MEREKA BERANJAK DARI TEMPATNYA BERTEDUH. LAMPU
MENGELAM.

BABAK DUA

Pekan satu

SUASANA DI RUANG KEDATUAN TAMPAK SEPI, HANYA ADA


PUTRI SAYATI YANG DITEMANI OLEH DAYANG-DAYANGNYA, IA
DUDUK LALU BERDIRI KEMBALI. SESEKALI IA MENGHADAP
CERMIN. LALU DUDUK KEMBALI. PUTRI SAYATI SANGAT CANTIK
DEGAN GAUN SUTRA YANG MEMBALUTI TUBUHNYA, JUGA
MAHKOTA SEORANG PUTRI KEDATUAN. JUGA GELANG KAKI
DAN TANGANYA YANG TERBUAT DARI EMAS YANG SANGAT
BERNILAI HARGANYA.

(PUTRI SAYATI TERLIHAT CEMAS).

PUTRI SAYATI : Entah dari mana harus ku mulai langkah


menemuinya. (BERJALAN JALAN) tegap
tubuhnya selalu menghantuiku, apa lagi tutur
bahasanya yang begitu santun. Oh Dulfatih
begitu bahagianya seorang wanita yang
mendampingimu kelak. (GELISAH) Aku harus
mengutus Soda untuk menemuinya
menyampaikan pesan-pesanku. (MENUJU KE

25 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
KAMAR LALU TERTAHAN OLEH PUTRI
SAYATIN)

PUTRI SAYATIN : (NADA MENGEJEK) Ku kira seorang gadis


terhormat jatuh pada budak biasa di pinggiran
jalan. Sangat menyedihkan. Andai saja Bapak
Rajo mengetahui hal ini. Aku tidak dapat
membayangkan berpa lama akan disekap.
(MENIRU GAYA SAYATI) tegap tubuhnya
selalu menghantuiku, apa lagi tutur bahasanya
yang begitu santun. Oh Dulfatih begitu
bahagianya seorang wanita yang
mendampingimu kelak.

PUTRI SAYATI : Cukup Dik Sayatin, jangan kau teruskan.

PUTRI SAYATIN : Jangan pernah pangil aku Adik. Secara


kesamaan wajah kau memang sangat mirip
denganku. Tapi sejujurnya aku tidak sudi bila
diadukan oleh Peserah kalau kita kembar yang
serasi. Untuk apa? Tidak ada yang dapat di
banggakan. Memiliki kakak seorang penurut,
tekun dan rajin. Juga sangat di sayang oleh
Umaknya. Juga lebih tepatnya lagi musuh
dalam selimut! Aku sangat membencimu!

PUTRI SAYATI : Dik sayatin, kejadian di waktu lampau


janganlah kau terus mengungkitnya, aku tahu
waktu itu aku salah. Memberitahukan pada
Umak bahwa kau akan mengikuti Obanda
Siden ke Dusun Dua Muara. Hingga Umak
menghukumu. Sungguh Dik yang ku lakukan
untuk menyelamatkan engkau seorang. Tidak
lebih.

PUTRU SAYATIN : Oh seperti itukah, mains sekali kakak? Aku


sangat terharu mendengarnya. Mungkin Bak

26 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
Rajo akan mendengarnya langsung dari
mulutmu tentang pemuda penantang
kedatuan itu. Bapak akan memenjarakanmu
tepat di mana aku di sekap. Sementara
kekasihmu Dulfatih itu akan dipancung
dengan Mandau tebal bermata dua milik
Algojo. Dengan mudahnya aku berbicara pada
Bapak Rajo, disamping ia sangat geram dengan
nama Dulfatih pengembara berkain kuning
menyilang didada itu. Aku sangat yakin Rajo
akan mengulitinya bila ia tau kalau putrinya
sedang dilanda cinta oleh musuh kedatuan.

PUTRI SAYATI : Jangan Dik, jangan lakukan itu. Itu akan


menyakiti Dulfatih. Kau boleh menghukumku.
Hukumlah aku agar kau puas, tapi jangan
Dulfatih ia tidak bersalah dalam masalalu kita.

PUTRI SAYATIN : Iya aku sangat bisa. Bapak akan lebih


mendengarkanku daripada dirimu. Kau tau!
Malam ini adalah puncak purnama tunggal,
juga penyambutan Obanda Siden yang tengah
bertugas dari Ujung Tebing, tepat di depan
para tetua-tetua. Akan ku umumkan bahwa
didalam kedatuan ini ada seorang wanita yang
melindungi penghianat. Setelah ku sebutkan
namamu bisa-biasa bapak akan
melemparkanmu dalam kandang litah setan
itu. Kau tahu peranggi Rajo kedatuan bukan.

PUTRI SAYATI : Dik jangan Dik, jangan lakukan itu. Aku akan
bersikap tegas bila kau melakukan itu nanti
malam. Hanya saja aku masih memikirkanmu.
Tapi bila sebaliknya angin berpinta. Maka
akupun akan mengikuti arahnya. Kau tentu
tahu maksudku (MASUK KEDALAM)

27 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PUTRI SAYATIN : (KESAL) Aku akan menjatuhkanmu Sayati.
Tidak ada yang lebih manesan dari pada aku.
Juga orang-orang akan mengatakan hal itu
bukan kepadamu. Tapi padaku! Selama
engkau masih hidup itu bencana bagiku. Sayati
tunggulah saatnya kau akan menemui
waktunya. (MASUK KEDALAM)

(USEN CANGOK DAN PESERAH MASUK).

MANSOR HASAN : Tak disangka-sangka kami kedatangan tamu


jauh.

USEN CANGOK: Wakde jangan terlalu berlebihan. Aku kebetulan


lewat dusun ini. Jadi aku putuskan untuk
singgah sebentar.

MANSOR HASAN: Ada gerangan apa yang membawamu


melintasi dusun ini? Tampaknya tadi kau
membawa algojo-algojo pilihan.

USEN CANGOK: Aku baru saja bertandang ke kediaman Wakcik


Sitoher. Sudah lama sekali aku tidak
berkunjung kesana. Wakcik juga
menyempatkan pesan salam pada kedatuan
Seselang. Termasuk padamu De, salam hangat
katanya.

MANSOR HASAN: Saduarahku Toher, oh sudah lama sekali kami


tidak berkumpul. Apakah dia terlihat baik di
sana?

USEN CANGOK: Iya dia sedikit batuk. Tapi selebihnya ia masih


melalap sambal cungkadrioh dan daun pucuk
ubi De. E..Wakde mengapa sangat sepi di
kedatuan ini. Apakah Latusko Kamal tengah
berpergian?

28 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
MANSOR HASAN: Iya, Rajo tengah mempersiapkan untuk
penyambutan besar malam nanti. Kau
tinggalah beberapa hari di kedatuan, juga
perjalananmu sudah terbilang tidak terlalu
jauh untuk kembali, tinggalah.

USEN CANGOK: Penyambutan?

MANSOR HASAN: Iya penyambutan, penyambutan Obanda Siden


dan algojo yang merubuhkan penyusup di
Dusun Tebing. Selain itu pula tepat malam ini
terhitung kembali sudah tepat purnama
tunggal. Mangde kira kau tahu hal ihwal itu.

(PEK JAT MASUK MEMBAWA BUAH-


BUAHAN LALU MELETAKANYA DI
SEBELAH MEJA LATUSKO).

PEK JAT: Bak ada pesan dari rajo untuk menyantun


tamu-tamu yang datang lebih awal nanti
malam. Siapa ini? Ow.. Adik Usin. Kapan tiba
di sini? Sangat lama kita tidak bertemu.
Bagaimana kabarmu?

MANSOR HASAN: Tentu saja Jat. Oh iya bagaimana dengan mu


Sen? Sudah jangan terlalu banyak berpikir,
menginap saja di sini. Semestinya kita
berkumpul sebagai keluarga besar bukan.
Mangde harus mengurus beberapa hal untuk
nanti malam, minta antarlah pada kakak
iparmu tempat istirahat. Wakde akan
mengunjungimu nanti setelah selesai semua
persiapannya. .(MASUK)

USEN CANGOK: Rasanya agak bingung. tapi ya sudah aku akan


bermalam disni. Oh Ayuk jat. Kabarku sangat
baik tidak ada satupun yang hilang dari

29 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
tubuhku. Untuk apa gitar tunggal dan peletok
bulo itu yuk?

PEK JAT: Untuk kulop Koplik. Malam nantikan ada


pesta besar Sen, Tradisi kita kalau purnama
tunggal, pasti kau tahu. Usen Kau tampaknya
sangat lelah, mari biar Ayuk antarkan kau
kekamarmu dulu. Sudah, engkau menginap
saja. Tinggalah beberapa hari di sini. Mari ikut
Ayuk ke kamarmu.

USEN CANGOK: Iya yuk, sepertinya terlalu sayang jika aku


melewatkan perayaan malam ini, juga badanku
ini terasa sangat lelah. Perjalanan begitu jauh.
Aku akan mermalam disini untuk beberapa
waktu.

(PEK JAT DAN USEN MASUK

(LAMPU MENGELAM DENGAN PELAN LALU LENYAP MENJADI


HITAM PEKAT)

Pekan Dua

DI DALAM RUANGAN TERLIHAT SATU KURSI YANG TERBUAT


DARI KAYU BULAT TERLETAK DI TENGAH, SEDANGKAN DI
SAMPING KIRI DAN KANANYA KURSI-KURSI YANG TERBUAT DARI
KAYU BULAT BESAR ALAMI BERJAJAR. SEMENTARA PERISAI DAN
BAJU BELAGO RAJO TERLETAK DI BELAKANG KURSI. JUGA
DINDING ISTANA DIHIAS DENGAN KAYU BULAT KECIL DAN
BESAR. KEPALA HARIMAU DAN MANDAU PANJANG TERLETAK
MENYILANG DI DINDING-DINDING.

LATUSKO KAMAL: Aku tidak menyangka akan kedatangan tamu


jauh malam ini. Tepat tuju purnama
menghilang. Tapi kini kembali entah ada angin

30 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
apa. Kurasa ada angin yang lain membawanya
kekedatuan Beselang ini.

USEN CANGOK: Kebetulan aku lewat tak jauh dari Kedatuan


Kak. Aku menilai alangkah ruginya bila tidak
singgah dan bertemu adik-adiku di kedatuan
ini. Aku harap Akak melupakan masalalu kita
7 tahun yang lalu. Aku sudah bukan yang dulu
percayalah.

LATUSKO KAMAL: Bagaimana dapat di sangkal dengan kebetulan


engkau datang kesini. Ya aku memang sudah
melupakanya. Bahkan aku sudah
membuangnya di ujung sungai. Apa yang kau
lakukan di Sungai merah? Banyak kabar
tersebar engkau akan mendirikan kedatuan di
sana?

USEN CANGOK: Bagaimana kakak bisa tahu tentang hal itu?

LATUSKO KAMAL: Usen.. Usen.. kau masih tak paham juga. Aku
ini Rajo di kedatuan ini. Sebagai rajo aku
memiliki ketelatenan ilmu yang tak satupun
dari kalian mengetahui. Kalau saja aku tidak
tahu mungkin aku ini bukan Rajo di kedatuan
ini.

USEN CANGOK: Benar Kak. Memang aku akan bangkit untuk


mendirikan kedatuan di sana. Namun ada
beberapa hal yang menganjal tentang rencana
itu.

LATUSKO KAMAL: Aku sudah paham tabiat kau Sen. Tidak


usahlah kau bergumam dengan panjang dan
berliku-liku. Sejak kau datang sudah ku baca
matamu. Hanya saja aku sebagai Akak, aku

31 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
harus mendengarkan mata itu. Meski ku tak
paham artinya.

USEN CANGOK: Aku butuh beberapa kotak emas dan perak


kak. Aku tidak tahu akan mencarinya kemana.
Aku sudah mengunjungi Wak Toher, tapi
hasilnya sangat mengecewakan. Dengan berat
aku kesini, dengan maksud Kakak dapat
membantu mengatasi masalah yang aku
hadapi.

(OBANDA DAN PARA ALGOJO KEDATUAN MASUK MEMENUHI


UNDANGAN RAJO).

ALGOJO: ROMBONGAN ALGOJO SUDAH TIBA

LATUSKO KAMAL: Setelah perayaan ini kita sambung lagi.

OBANDA SIDEN: Beri sembahku pada tuanku Rajo (BERLUTUT,


SEMUA ALGOJO DAN PELAYAN
BERSUJUD)

LATUSKO KAMAL: (TERTAWA) Obanda siden, mahkluk buas


tanpa belas. Berdirilah. Sudah kunanti
kedatanganmu dengan algojo-algojomu.

OBANDA SIDEN: Terimakasih tuanku Rajo.

LIMA PELAYAN MASUK DENGAN MEMBAWA BERAGAM MACAM,


PELAYAN1 MEMBAWA BUNGA TUJU WARNA DI DALAM SEBUAH
MANGKUK SENG LAMA. PELAYAN DUA JUGA TERLIHAT
MEMBAWA ASAP-ASAP, SEDANGKAN PELAYAN TIGA DAN EMPAT
MEMBAWA DARAH DI DALAM BULOH, DAN YANG TERAKHIR
MEMBAWA SANGKAR BURUNG DENGAN ISI BURUNG BEO LALU
DI LETAKAN DI TENGAH-TENGAH DAN MEREKA KELUAR LAGI..

PELAYAN: Rajo acara siap di mulai.

LATUSKO KAMAL: segeralah.

32 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PEAYAN: (MENGANGGUK) Silahkan tuan Rajo.

DULFATIH YANG MENYAMAR MASUK BERSAMA KULOP KOPLIK,


KULOP KOPLIK MENGAMBIL GITAR TUNGGAL GAMBUS,
SEDANGKAN DULFATIH MEMBAWA BURDAH DAN BEBERAPA
BAMBU KECIL SEBAGAI ALAT MUSIC TANGAN.

LATUSKO KAMAL: Tepat pada malam ini. Tepat pula kemenangan


yang di raih oleh kedatuan Beselang, tentu itu
berkat Algojo Tangan kananku yang haus
darah, Siden. Juga tepat malam ini sebuah
kelestarian sudah kita bangun. Tapi sebelum
itu, kita telah kedatangan tamu jauh. Tamu
lama yang kini sudah menjadi tamu yang baru.
Sambutlah adik Usen Al Kamal. Juga sebelum
itu. Kita akan di buat takjub oleh Algojo tangan
kanan ku. Silahkan obanda (DUDUK)

OBANDA SIDEN: Beri salam kepada tuan Usen Al Kamal tamu


jauh. Malam ini tentu adalah malam yang
begitu gemilang, juga di samping itu
kegemilangan tidak akan ada apa-apanya bila
darah tidak tertumpah. Dan tangis ratap pilu
tidak di gusarkan. Dengan segala kesetiaan
kami pada Tuanku Rajo. Dengan ini saya
persembahkan persembahan yang
gemilang.(PARA ALGOJO MASUK
MEMBAWA PERSEMBAHAN ORANG-
ORANG BERTEPUK TANGAN)

TELENG MEMBAWA MASUK KERANGKA YANG BERISI WANITA-


WANITA CANTIK, SEMENTARA ALGOJO-ALGOJO LAINYA
MEMBAWA GADUNG DALAM KARUNG GONI DAN BEBERAPA
KOTAK EMAS DAN PERAK. LALU MEREKA MELETAKANNYA DI
HADAPAN RAJO KUBU DALAM.

33 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
LATUSKO KAMAL (TETAWA) kau sangat paham keinginanku
Algojo. Lihatlah peserah betapa kuatnya aku.
Betapa tangguhnya kedatuan Beselang kubu
pada kejayaanku. Kini apa lagi yang kau
renungkan. Sudah pasti Obanda Siden dengan
gigih memenuhi perintahku. Kau tahu apa
yang harus engkau perbuat bukan.

MANSOR HASAN: Sambut selamat seribu bulan pada Obanda


Siden. Selamat atas kemenangan yang di gapai
olehmu. Rajo mohon pamit untuk mengurus
segalanya. Algojo bawa mereka masuk. Suru
para pelayan memandikan wanita-wanita itu,
jangan lupa berikan ia pakaian sutra lalu
mandikan dengan bunga tuju warna. Satu lagi,
berikan ia minyak wangi dari dasar sumur
dusun jernih. (KELUAR)

LATUSKO KAMAL: Bagus-bagus. Pergilah. Semuanya dengarkan


aku. Dengan segala kegemilangan yang di
tempuh oleh Obanda Siden, maka malam ini
aku sebgai Rajo kedatuan meminta Obanda
Siden dengan hormat maju ke Palang Pangkal
penyempurnaan. Dengan darah, dengan segala
luka, dengan segala kekuatan leluhur, telah ku
tanggali engkau pada malam ini sebagai
panglima perang kedatuan.(MENYIRAMI
DARAH PADA DELAJAM BARU) tertawa

ORANG-ORANG DI KEDATUAN BERTEPUK TANGAN. DULFATIH


DAN KULOP KOPLIK HANYA DIAM DAN TERUS MENYAKSIKAN.

OBANDA SIDEN: Terimokasih rajo.

LATUSKO KAMAL: Dan semuanya, nikmati malam yang menang


ini. Wahai Kulop Koplik kenalkan tembang

34 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
bertema apa yang akan kau lantuntkan pada
malam ini?

KULOP KOPLIK: Sembah salam pada tuanku Rajo. Juga selamat


pada tuan Delajam baru kedatuan. Malam ini
tepat Purnama tunggal, tepat pula tradisi akan
kita iringi didalamnya, namun sebelum itu
akan hamba kenalkan kepada tuan yang mulia.
Hamba telah memiliki adik dari dusun sebelah.
Muslimin seorang pemokal yang merdu di
dusun sebelah. Juga pandai mengetuk bulo
bertakup. Juga akan mempersiapkan
kegemilangan yang Berjaya di kedatuan ini.

MUSLIMIN: Beri seribu hormat pada tuanku rajo kedatuan.


Hamba Muslimin akan bersedia bertembang
malam ini, juga hamba sebagai wakil akan
mengajukan tema Sahut menyahut malam ini.
Menimbang tema itulah yang tepat sebagai
perayaan purnama tunggal pada malam ini.

LATUSKO KAMAL: Sahut menyahut Syair, ide yang sangat


meyakinkan. Kulop lantunkan.

KULOP KOPLIK : Rajo. Malam ini memang ada yang harus kita
tekuni beberapa syarat bila ingin mengusung
tema itu, yang pertama kita didalam sini
adalah sindir dan menyindir, angkat mengakat
menjadi satu dan melebur dalam Syair sahut
menyahut. Juga yang berkenan dalam ruangan
ini adalah kita harus memainkan kecuali para
pelayan dan algojo tidak di perkenanlan.

LANTUNAN GITAR TUNGGAL DAN KETUKAN BULOH MILIK


MUSLIMIN MEMENUHI RUANGAN. TAMPAK KULOP KOPLIK
MULAI BERSYAIR DAN DI BALAS OLEH DULFATIH YANG
MENYAMAR SEBAGAI MUSLIMIN.

35 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
KULOP KOPLIK: Sambung menyambung tali di jamban
angin berkicau panas di ulu rawas
semboyan hilang menjadi angin bermata pedang
terguncang-guncang, tertatih-tatih hingga mati.
Oy malang.. oy malang..

MUSLIMIN: Hidup Berjaya pada kekelaman, keleman bermata


merah
menusuk kalbu di dasar sungai, membuat pilu uluh
hati
nasib yang sian menjadi semakin sian.
lantas kuasa tak dapat di lawan. Mereka menangis
kalianpun tertawa.

(RAJO BERDIRI)

LATUSKO KAMAL: Tebing tinggi tebing yang penuh tantangan


Angin yang sedang mulai menembus kulit
memang terbilang harus menghantam kegemulaian.
sebab tahta memang berkuasa.

USEN CANGOK: Bertemu angin di ujung dusun


Berlari-lari budak kecik berperut buncit
melantun kita bertemu dalam senyuman
Bebalut hari-hari dalam penantian yang lama

OBANDA SIDEN: Sebelum petang matahari berwarna merah


Menekuk jalan yang berwarnah kuning.
alangkah setia padamu raja.
bahkan badan menjadi taruhan, untuk memberi
ketundukan.

(SUASANA DIDALAM SEMAKIN KERUH).

MSULIMIN: Sepandai-pandainya tupai melumpat.


pasti kelak akan jatuh.

36 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
sepandai-pandainya kita mengelak
pasti kelak akan bertemu

Jalan-jalan ke negeri seberang.


melihat burung berwrna kelam
sungguh akan datang masa yang kelam
pada waktu malam tidak terbayang

LATUSKO KAMAL: Hentikan itu lop! Kau muslimin alangkah


menikam syair-syair yang engkau lantunkan.
Syair lagumu telah merendahan martabat
kedatuan. Delajam angkat mandaumu. Penggal
kepala anak setan itu.

OBANDA SIDEN: Iyo rajo ku.

USEN CANGOK: kak de.

LATUSKO KAMAL: Diam sen!

KULOP KOPLIK: Beri ampun pada tuanku rajo. Ampunkan


tuanku rajo atas segala syair yang di lantunkan
keponakan hamba. Dengan segala rasa hormat
dalam bersyair sebenarnyalah adalah syair,
sebagai lawan kita harus membela. Hukum
syair memang seperti itu rajo. Wahai tuanku
rajo mengertilah adat dalam bersyair. Sekali
lagi ampunilah muslimin tuanku rajo.

LATUSKO KALAM: Meskipun ada syarat dan segala macam


didalam bersyair aku tidak akan menuruti, dan
kau Muslimin telah menginjak-injak harga
diriku, Delajam apa yang kau tunggu hajar
mulutnya yang berjingrak itu.

(OBANDA MELAJU DENGAN TINJU


YANG KASAR, DULFATIH DI HAJAR

37 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
HINGGA SEORANG PUTRI MASUK
MENGHENTIKANYA).

PUTRI SAYATI: Cukup. Berhenti Delajam. Bapak ampunilah


kelancangan ini. Bapak sesunguhnya aku
pernah menempu pelajaran dalam bersyair.
Sunggu tidak terhormat bila syair lawan
berlawan tidak di adukan dengan syair
belawan pula. Bukan dengan ketangkasan tinju
oleh delajam, Muslimin tidak bersalah. Ia
hanya meneruskan adat yang sebenarnya telah
terjadi sebelum kita bapak.(MENDEKATI
DULFATIH DENGAN MEMBAWA KAIN
MENGELAP BEKAS TINJUANYA)

LATUSKO KAMAL: Muslimin. Kalau saja tidak keluar putriku


maka tamatlah kau malam ini. Dan ingat ini
adalah pelajaran untukmu. Tidak ada yang
dapat merendahkan aku Latusko Kamal.
Mesikipun dalam bentuk syair menyair.(RAJO
DAN DELAJAM KELUAR DI IKUTI OLEH
ALGOJO ALGOJONYA)

KULOP KOPLIK: Wahai putri, alangkah berterimaksihnya kami


padamu. Sungguh tidak ada balasan yang
dapat membalas semua itu. Untunglah putri
tangkas menjelaskan kepada tuanku rajo.
Kalau tidak entah bagaimana nasib keponakan
hamba Muslimin.

PUTRI SAYATI: Tidak ada-apa lop kau tidak perlu


membalasnya. Sudah kewajibanku untuk
membela kesewenangan yang di berlakukan
oleh bapakku. Lagian pula sewaktu aku
menempuh pengajaran syair menyair. Aku
sangat paham dengan hal itu.

38 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
MUSLIMIN: Putri Sayati sungguh banyak hamba meminta
beribu-ribu terimakasih atas bantuanya. Jikalau
saja tidak ada putri yang datang, entah nasib
saya akan berujung seperti apa. Salam hormat
putri.

PUTRI SAYATI: (KEPADA PELAYAN)Tinggalkan kami bertiga


disini. Kau jangan berucap seperti itu, aku
memang tidak suka dengan peragai bapaku
yang sangat membabi buta itu. Siapa namamu?
Aku tampak tidak asing dengan suaramu.
Apakah kita pernah bercakap-cakap
sebelumnya?

MUSLIMIN: Tampaknya kita belum pernah putri,


perkenalkan nama hamba Muslimin, hamba
dari kampung sebelah.

PUTRI SAYATI: Dari bahasa tubuh dan suaramu kau


mengingatkanku pada seorang. Seorang yang
juga sangat di benci oleh bapakku.

MUSLIMIN: Siapa itu wahai putri?

PUTRI SAYATI: Dulfatih namanya, ia pengembara yang sangat


baik. Di dusun ini ia selalu membantu rakyat-
rakyat miskin. Namun saat ini ia dalam bahaya
yang sangat besar. Bapak dalam waktu dekat
akan mencarinya. Ia tak segan-segan mengusut
Delajam dan algojo-algojonya untuk
menangkap Dulfatih. Wahai kulop. Hendaklah
engkau menyampaikan pesan-pesanku pada
Dulfatih. Katakan padanya untuk segerahlah
meninggalkan dusun ini, jika tidak ia akan
mendapat bahaya yang besar.

KULOP KOPLIK: Akan saya sampaikan segera putri.

39 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PUTRI SAYATI: Lekaslah pergi. Aku akan meinta para pelayan
kerajaan mengirim garam dan gendum atas
bayaran malam ini. Dan beberapa logam emas
untuk merawat muslimin.

KULOP KOPLIK: Siap putri.

(PUTRI SAYATI
MENGANTARKAN KULOP
DAN MUSLIMIN KELUAR
KEDATUAN)

Layar Gelap.

BABAK TIGA

Pekan Satu

SETELAH MALAM ITU, DULFATIH TERTIDUR LELAP HINGGA IA


TUMBUH KEDALAM MIMPI YANG DALAM. IA BERADA DI SEBUAH
HUTAN YANG DI PENUHI DAUN DAN KAYU MATI YANG
MELINTANG DI TENGAH PANGGUNG. LALU SUARA-SUARA
SAHUT MENYAHUT MEMANGGIL NAMA DULFATIH DARI SETIAP
ARAH. IA KETAKUTAN. KEMBALI TUBUH TUA DAN ORANG-
ORANG BERTUBUH ULAR MENDATANGINYA. DENGAN RITME
TARIAN DAN DESITAN ULAR YANG PANJANG.

TUBUH TUA: Telag habis waktumu, telah tamat malammu.


Datanglah engkau menangis.

DULFATIH: Apa yang harus aku lakukan lagi? Semua


perjuangan telah aku lakukan, aku telah
mengabdi pada dusun Sungai Jernih selama 7
purnama. seperti yang kalian inginkan.
Apakah aku sudah terbebas dari kutakan itu?

40 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
(ORANG-ORANG BERTUBUH ULAR TERUS
MENARI-NARI MELINGKARI TUBUH TUA
DAN DULFATIH).

TUBUH TUA: Kau tidak mampu. Kau belum sepenuhnya


mampu. Kejanggalan di dusun terus mengalir.
Bahakan kekacauan semakin meraja lela. Kau
telah tamat. Waktumu telah habis. Tibalah
waktumu pangeran.

ORANG-ORANG: Tamat. Kau telah tamat. Hukuman. Kau akan


mendapatkanya.

DULFATIH: Aku sudah melakukan pembelaan. Aku tidak


melawan. Aku menolong orang. Aku
membantu mereka dalam segala hal. Bukankah
itu sudah lebih dari cukup. Lekaslah cabut
kutukan kalian. cabutlah. Aku sudah
menjalankan tujuh purnama tunggal.

TUBUH TUA: Kau tidak akan terlepas dengan sumpahan itu.


Karena hakmu belum mengikat, engkau masih
bertabiat sombong, engkau masih bersifat
pangeran. Engkau belum sepenuhnya
merakyat. Engkau belum membela. Ingatlah
Dulfatih. Betapa busuknya tubuh pangeran
kami. Bahkan jasadnya tidak mampu kami
abadikan. Hanya akan hilang bila kau
mengabdi dan menjalankan dengan segala
kecintaan. Bukan keterpaksaan.

ORANG-ORANG: Lihatlah sekelilingmu.


Mereka kelaparan!
Mereka menangis!
Seorang bapak kehilang anak gadisnya.
Istri-istri menjadi janda, karena suaminya di
bantai.

41 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
Harta-harta mereka di peras!
Disiksa tanpa ampun.
Kau masih kalah!

TUBUH TUA: Anak-anakku menarilah lagi, terus menari.

DULFATIH: Orang tua jangan pergi!

TUBUH TUA: Kami harus pergi

DULFATIH: Berilah aku petunjuk

TUBUH TUA: Petunjukmu jelas, kuncinya adalah


kedatuan.anak-anak terus menari. Ingatlah kau
akan menangis. Kau akan menangis.
Terimalah!

(DULFATIH TERBANGUN ORANG


TUA DAN ORANG-ORANG
BERTUBUH ULAR LENYAP.

DULFATIH: (BERTERIAK) Tidak! (MENARIK NAFAS,


MEMERIKSA TUBUH DAN SELURUH
ANGGOTA BADANYA).Benar ini hanya
mimpi. aku sungguh belum percaya,
(MENAMPAR DIRI SENDIRI) Ah sakitt. Benar
itu hanya mimpi. aku harus berbuat sesuatu.
Sebelum tamat waktuku, sebelum tubuhku di
godok oleh kebusukan. Putri Sayati. Aku
memiliki janji padanya. Pasti ia sudah
menungguku di tepi sungai. Aku harus
menemuinya.

(LAMPU MENGELAP PERLAHAN RAUNGAN DULFATIH


MEMENUHI RUANGAN).

Pekan Dua:

42 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
DI TEPI SUNGAI, TEPATNYA DI ATAS TEBING, TERDENGAR SUARA
AIR MENGALIIR TERASA SEJUKNYA, HANYA BEBATUAN-
BEBATUAN BESAR YANG TERLETAK DI TEBING, BATU BATU
NAMPAK TIDAK BERSUSUN SECARA BERATURAN, YANG BESAR
DAN YANG KECIL. DISISI DEPAN TERDAPAT BANGKU KECIL YANG
SUDAH SANGAT LAMA. WARNAYA KECOKLATAN. SUDAH
SEDIKIT REOT. SESEKALI SUARA RIANG-RIANG HUTAN
MENGALUN. PUTRI SAYATI TENGAH TERMENUNG DUDUK DI
ATAS BANGKU, SEMENTARA DUA ORANG DAYANGNYA SIBUK
MEMIJATNYA KEDUA KAKINYA, SATU DI KIRI DAN SATU DI
KANAN. SESEKALI PUTRI BERDIRI DAN DUDUK KEMBALI, IA
NAMPAJ GELIAS, BAHAGIA, TAKUT. SEMUA RASA SEMPURNA
LENGKAPNYA.

PUTRI SAYATI: Apakah ia akan datang menemuiku. Aku


ragukan kalau ia akan datang.

DAYANG 1: Tenang saja Putri. Ia pasti datang. Aku yakin ia


pasti datang.

DAYANG 2: Iya putri, benar apa yang di katakana Adis. Ia


pasti datang. Lagian menurutku. Lelaki mana
yang tidak datang bila yang mengajak bertemu
adalah seorang Putri. Cantik, terpelajar, pintar
dan santun. Kukira lengkap.

PUTRI SAYATI: menurut kalian, apa yang akan membuatnya


datang ke mari, selain undangan seorang
Putri?

DAYANG 1: Mungkin takut.

DAYANG 2: Kalau menurut aku itu karena cinta.

PUTRI SAYATI: Cinta? Benarkah Cik ia datang karena cinta?


Aku merasa sangat aneh ketika mendengarkan

43 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
kata-kata cinta. Selama hidupku aku tidak
pernah berkenalan dengan cinta.

DAYANG 2: Iya.

PUTRI SAYATI: Aku harap ia datang bukan karena memenuhi


undangan seorang Putri, lebih tepat lagi
datang dengan rasa yang lain. Bukan dengan
ketakutan. Bicik apakah tidak ada yang melihat
ketika kita keluar dari kedatuan. Kalau sampai
ketahuan mampuslah sudah kita semua.

(DAYANG-DAYANG HANYA DIAM)

PUTRI SAYATI: Mengapa kalian diam. Beritahu aku.(BERDIRI).

PELAYAN 1: Tidak ada putri, hanya tadi kami bertemu


dengan Algojo Teleng saat hendak keluar.
Untung saja kami berdua membawa dua
keranjang bungga, kami bilang saja kalau kami
akan kepasar mengambil pesanan bunga untuk
Putri Sayati, la pun langsung memberi perintah
lewat kepada kami.

PUTRI SAYATI: Untunglah jika begitu. Aku takut kalau sampai


ketahuan, buakan takut diriku, aku lebih takut
bila kita keluar untuk menemui Dulfatih.
(MENGHELA NAFAS) ia akan di cambuk dan
di kelupas kulitnya bila ketahuan.

Dari kejauhan suara orang berjalan, mengibas ilalang terdengar.

DULFATIH: Salam hormat pada Putri kedatuan, salam


maaf atas keterlambatan hamba datang kemari.
Tampaknya Putri telah menunggu sudah lama,
mohon maafkanlah hamba atas kegelagapan
ini.

44 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PUTRI SAYATI: Tidak apa-apa, kau tidak perlu meminta maaf.
Tidak terlalu terlambat bagiku. Bangkitlah.
(PADA PELAYAN). Cik tinggalkan kami
berdua. Duduklah di depan. Lihat dan cepat
kemari kalau ada gerak-gerak yang
mencurigai.

PELAYAN: Iya Putri (BERJALAN KELUAR)

DULFATIH: Tuan Putri Sayati, maafkan atas kelancangan


hamba. Kiranya pangilan ini teramat penting.
Dapatkah saya mendengar apa yang dapat
saya luangkan untuk membantu Tuanku Putri
Sayati.

PUTRI SAYATI: Dulfatih, bersikaplah biasa. Jangan


memanggilku seperti itu, aku lebih nyaman
bila kau memangil namaku saja.

DULFATIH: Ampun Putri, sungguh saya tidak berani.

PUTRI SAYATI: Baiklah, kalau begitu apakah kau patuh


terhadap perintahku?

DULFATIH: Senantiasa selalu untuk mematuhi tuanku


Putri Sayati.

PUTRI SAYATI: Ini perintah untukmu, mulai detik ini, saat ini
kau diperbolehkan memanggil Putri kedatuan
Beselang dengan nama aslinya. Sayati. Kau
mengerti. Perintah sudah di kumandangkan
kau tidak bisa mengelak lagi.

DULFATIH: Salam hormtaku tuan Putri, perintah sudah di


terima dan siap dilaksanakan. Dik Sayati
sesungguhnya setelah datang pesan yang di
bawakan oleh Soda, aku merasa ada yang
sangat penting, selain itu aku juga sangat

45 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
mengkwatirkan keadaanmu Dik, kau tahu di
kedatuan bila kau keluar secara diam-diam.
Aku yakin Tuanku Rajo akan menghukum mu
dengan berat.

PUTRI SAYATI: Benar kak Dulfatih, tentu kedatangan Adik


kesini semata-mata hanya ingin membicarakan
beberapa hal. Dan hal itu sangat penting.
Bapakku, ia sudah mendengar laporan-laporan
dari algojo-algojonya, bahwa kakak saat di
Kampung Teluk beringin waktu lalu, tela
mengagalkan wilayah kerjanya. Para anak
buahnya pulang dengan babak belur, ia
mengatakan bahwa ia di hadang olehmu,
namun hal yang paling penting bagiku, ia
tidak tahu percis namamu. Ia hanya
menyebutkan ciri-cirimu saja. Aku yakin
Bapak tidak akan berhenti apabila ia sudah
mendapati engkau kak. Saat ini bapak sangat
bernafsu untuk memburu pemuda berkain
silang kuning di dadanya. Itu kau kak.

DULFATIH: Apakah benar demikian Dik, tapi kakak hanya


melakukan hal yang sepatunya di lakuakn.
Kau tenang saja. Akak akan bersigap lebih hati-
hati lagi. Tapi dik kau sekarang lebih baik
kembali ke kedatuan. Kakak sangat
mengrisaukan bila terjadi hal-hal yang buruk
saat kau kemari.

PUTRI SAYATI: Tapi kak, kau belum mendengar semuanya apa


yang ingin aku sampaikan. Kak ini sangat
berat bagiku, aku mendengar Bapak akan
membuat syaimbara untuku.

DULFATIH: Dalam hal apa itu Dik Sayati?

46 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PUTRI SAYATI: Dalam rangka meminangku kak, aku tidak
mau menikah dengan orang yang belum aku
kenal, lebih tepatnya lagi kalau tidak aku
cintai. Kak bagaimana aku dapat bahagia. Aku
ingin engkau membawaku lari dari sini kak.
Kita dapat pergi ke sebrang dan menhilang
jauh-jauh dari dusun ini.

DULFATIH: (DIAM)

PUTRI SAYATI: Kak jawablah kak.

DULFATIH: Dik Sayati, sesungguhnya bukan niat kakak


tidak ingin membawa engkau pergi dari dusun
ini, tapi ada hal-hal yang begitu kuat membuat
kakak harus tetap berada di dusun ini. Tapi
kau tenang saja Dik. Kau jangan begitu cemas,
kalau boleh akak tahu apa isi syaimbara itu
Dik?

PUTRI SAYATI: (MENGELUARKAN KERTAS COKLAT


YANG BERTULIS LATIN, KERTAS TERBUAT
DARI KULIT BINATANG).Ini kak bacalah
sendiri apa isinya.

DULFATIH: Dalam rangka meminang Putri Sayati kedatuan


beselang, rajo kedatuan memberikan kesempatan
kepada semua kalangan manusia. Dengan beberapa
syarat-syarat yang harus di penuhi. Yang pertama,
bahwa seseorang yang berhasil membuatkan patung
Mandau yang terbuat dari emas dan perak. Yang
kedua, mengumpulkan seratus kotak, diantara kotak
itu lima puluh kotak berisi emas, sedang kotak
selebihnya berisi perak perak asli. Yang ketiga,
menyediakan tujuh puluh karung goni gadong dan
gandum, serta dua puluh kotak garam. Dan yang
terakhir, dapat membawa sebuah pohon kemang

47 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
yang berbuah emas. Apa bila semua syarat itu
terpenuhi maka ia akan di kawinkan dengan
anaknya putri Sayati.

(DIAM SEJENAK)

Dik Sayati. Sayarat-syarat ini begitu


dahsyatnya. Apakah ada yang dapat
memenuhinya?

PUTRI SAYATI: Iya kak, aku harus pergi bersamamu kak. Kau
harus mengajak aku pergi bersamamu.

(DUA PELAYAN MASUK DENGAN TANGAN TERIKAT DAN MULUT


TERIKAT.)

PUTRI SAYATI: Siapa yang melakukan ini pada kalaian


(MENCOBA MELEPASKAN IKATAN)

Algojo teleng dan semut lado masuk menghampiri putri

ALGOJO TELENG: Rupanya engkau yang bernama Dulfatih.


Berani-beraninya engkau menemui Putri Rajo.
Kau tidak takut mati rupanya.

PUTRI SAYATI: Kak lari kak lari.

(DULFATIH BERGEGAS LARI,


SEMENTARA ALGOJO ALGOJO
MENGEJARNYA, TELENG
MEMBAWA PUTRI KE KEDATUAN).

ALGOJO TELENG: Setan! Lado kejar dia sampai dapat.

(SEMUT LADO BERLARI MENGEJAR DENGAN TANGKAS).

ALGOJO TELENG: Cepat pulang.. cepat seret mereka.

(ALGOJO-ALGOJO MENYERET PUTRI SAYATI DAN DUA


PELAYANYA ITU)

48 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
Lampu mengelam dan semakin kelam hingga hilang.

Pekan tiga

RUANG KEDATUAN. PUTRI SAYATIN TERLIHAT SANGAT GUSAR


MUKANYA, KADANG DUDUK, KADANG IA BERJALAN. DAN
SESEKALI IA MENGENDAP-ENDAP.

PUTRI SAYATIN: Bahkan semua orang lebih memenintangkan


Sayati dari pada aku. Termasuk Bapak Rajo
sekalipun. Semuanya. Berjalan-jalan aku harus
berkata jujur aku sangat iri dengan Sayati. Aku
sangat heran dengan kelakuan bapak rajo, saat
ini seharusnya Sayati di sekap di dalam
kandang di bawah tanah. Tapi mala
kebalikanya, seolah tidak terjadi apa apa siang
tadi. Sepertinya aku harus mencari cara untuk
mengeser Bapak rajo dari kedatuanya. Setelah
ia oleng maka secara bertahap orang-orang
tidak berguna di kedatuan ini akan perlahan
lenyap. Termasuk Sayati!

(MUAL-MUAL. DELAJAM MASUK).

OBANDA SIDEN: Sayatin, mengapa kau memintaku datang


kesini. Kau tahu saat ini keadaan begitu kacau!
Aku harus berada di samping tuan Rajo. Aku
takut dia menaruh curiga pada kita berdua.

PUTRI SAYATIN: Jadi sekarang akak lebih mementingkan


masalah Putri Sayati, dari pada Putri Sayatin?
Sungguh tak ku sangka-sangka.

OBANDA SIDEN: Sayatin ini bukan masalah Sayati. Ini masalah


Dulfatih. Raja sangat bengis dengan tindak
tanduk yang dilakukan oleh Dulfatih, itulah

49 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
sebabnya aku harus berada di sampingnya.
Kau harus memahami semua ini.

(USEN CANGOK TIBA-TIBA MASUK


NAMUN TERHENTI SAAT
MENDENGARKAN SAYATIN DAN
DELAJAM SEDANG BERBICARA).

PUTRI SAYATIN: Aku tidak perduli dengan Dulfatih, Siden kau


dengar jelas-jelas perkataanku. Kita dalam
bahaya besar. Inilah sebabnya aku
mengajakmu bertemu disini. Jika tidak terlalu
penting bagiku tidak akan sampai-sampainya
menunggumu disini.

OBANDA SIDEN: katakana! Apa yang ingin kau sampaikan


padaku.

PUTRI SAYATIN: Kau membentakku?

OBANDA SIDEN: Aku tidak membentakmu Sayatin. Aku hanya


memintamu mengatakan apa yang sebenarnya
terjadi? Sayatin aku harus segera mendapingi
Bapakmu. Jika ia mencariku dan aku tidak ada
di sampingnya, aku pasti di marahi olehnya.

PUTRI SAYATIN: (MENANGIS) Aku hanya ingin mengatakan


jika bapak tahu hal ini, kau akan lebih di
marah. Lebih tepatnya lagi kita akan di hukum
pancung olehnya.

OBANDA SIDEN: Sayatin aku tidak bermaksud membuatmu


sedih, baiklah aku akan menunggumu siap
untuk mengatakanya.

PUTRI SAYATIN: Kak Siden, aku hanya ingin mengatakan kalau


aku (GUGUP DAN MENANGIS)

50 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
OBANDA SIDEN: iya aku tahu, kau pasti ingin mengatakan kalau
kau meminta aku segera meminangmu. Ini
bukan waktu yang tepat Sayatin. Semua orang
di kedatuan ini akan merasa tidak aman jika
sang Rajo masih marah-marah.

PUTRI SAYATIN: Aku sudah lelah bersembunyi. Baiklah. Kau


harus tahu dan perlu tahu, bahwa sebanranya,
sejak kedatangan mu malam itu di kamarku,
kau memang tidak meninggalkan jejak apapun
hingga membuat semua orang tahu kalau kau
tidak pernah kekamarku, tapi hanya aku yang
tahu bahwa kau meninggalkan sesuatu di
dalam perutku.

OBANDA SIDEN: Apa maksud mu Sayatin, aku tidak mengerti


dengan percakapanmu.

PUTRI SAYATIN: Aku mengandung anakmu Kak. (MENANGIS)

OBANDA SIDEN: (BADANYA TERDUDUK DI KURSI TANPA


BERKATA APA-APA)

PUTRI SAYATIN: Bapak Rajo akan menyembelih kita berdua jika


tahu aku mengandung anakmu kak. Aku
sangat hafal tabiat bapaku. Aku sudah yakin ia
akan melakukan itu. Apa yang harus kita
lakukan kak?

OBANDA SIDEN: (MENARIK NAFAS DALAM-DALAM)Baiklah


Sayatin. Kita tidak mungkin memberitahukan
hal ini pada Rajo. Hal satu-satunya yang harus
kita lakukan adalah menghilang dari kedatuan
ini, inilah jalan agar bayi yang ada di
kandunganmu selamat. Aku memiliki Bapak
angkat di dusun Aya Itam. Aku akan meminta
algo-algojoku mengantarkanmu kesana,

51 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
setelah itu aku akan membuat cerita bahwa
engkau menghilang saat sedang jalan-jalan di
tepi sungai. Dengan begitu bapakmu tidak
akan berpikir ada sesuatu yang aneh dalam
kedatuan ini. Sementara itu, aku akan
mengumpulkan Kotak-kotak emas dan perak,
lalu akan aku seludupkan secara diam-diam
kepadamu. Untuk bekal kita hidup disana.
Sekarang kau istirahat saja, besok pagi aku
akan memberi isyarat pada algojo, dan
menyiapkan rumah jinjit di hulu tebing. Kau
berjalanlah dulu dari kedatuan. Tapi ingat,
jangan sampai orang melihat engkau pergi.
Bersikaplah biasa saja.

(USEN CANGOK MASUK SEMBARI BERTEPUK TANGAN)

USEN CANGOK: Sungguh tidak di sangka-sangka. Itu rencana


yang mutahir hebatnya Panglima Perang
Kedatuan. Tidak banyak orang gagah yang
menyimpan rencana seperti itu, melainkan
sijenius Panglima Perang Kedatuan. Aku
sungguh terkesan. Bagiku butuh satu purnama
melingkar untuk merancang semua strategi itu.

PUTRI SAYATI: Paman, apa paman mendengar semua yang


kami bicarakan tadi?

USEN CANGOK: Hampir semuanya ku dengar, hanya saja yang


paling menarik dari segalanya berada pada
puncak perdebatan seorang penyusup gadis
anak rajo Kedatuan. Paman sangat yakin jika
Kamal mengetahui ini maka ia tak segan-segan
memenggal kepala penyusup diam-diam itu.

PUTRI SAYATIN: (DIAM)

52 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
OBANDA SIDEN: Ternyata seorang mantan Panglima Perang
kedatuan juga memiliki kemampuan
mendengar pembicaraan orang secara diam-
diam. Ilmu yang sangat licik.

USEN CANGOK: Iya, sebab seorang Panglima Perang juga harus


pandai menyiasatkan strategi licik ketika
kekalahan mendera Kedatuan. Bukankah
begitu Siden? Tampaknya akan ada hal yang
lebih dahsyat lagi di kedatuan ini.

PUTRI SAYATIN: Paman ku mohon jangan kau bicarakan hal ini


kepada bapak rajo, jika beliau tau hal yang
terjadi pada kami, bapak tidak akan segan-
segan merajam kami. Aku mohon paman
jagala rahasia ini.

USEN CANGOK: Maaf nakan pamanmu ini sudah terlalu banyak


menyimpan rahasia, paman sangat tidak yakin
jika dapat menutupi rahasia yang kalian
sembunyikan, sudah terlalu banyak rahasia
yang tersembunyi.

OBANDA SIDEN: (BERLUTUT)Paman dengan segala


kerendahan hati aku memohon, berikanlah
kami ampun, janganlah engkau mengatakan
hal ini kepada Rajo kedatuan.

USEN CANGOK: Kau tidak perlu melakukan itu Siden, kau tahu
sejak aku terpilih menjadi Panglima Perang
didalam kedatuan beselang ini. Aku sangat
tersingkir, aku sangat terpukul dan
menyimpan bara api yang dalam pada
kedatuan ini. Ketika aku dilempar di dusun
tempat jin membuang anak itu. Aku mulai
menerima dalam kegelapan. Kulihat saat
pembuanganku di sana, kau tersenyum

53 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
dengan lebarnya. Sesekali dalam pikirku
terbesit untuk menyusun rencana besar
membalas kepahitan itu. Kukira kau akan
menemui kekelaman yang sama seperti yang
kurasakan.

OBANDA SIDEN: Apa yang harus kami lakukan untukmu


paman?

PUTRI SAYATIN: (BERLUTUT MEMELAS),Iya paman,


katakanlah apa yang harus kami lakukan, aku
memiliki banyak mahkota emas, dan beberapa
pakaian sutra yang begitu luar biasa harganya,
ambilah semua itu paman.

USEN CANGOK: Nakan, dulu Paman pernah terobsesi dengan


emas dan harta yang banyak, tapi itu hanya hal
yang biasa untuk saat ini. Dan tidak akan
merubah niat untuk mengatakan hal ini
kepada Rajo di kedatuan, dengan itu. Kita akan
satu sama Siden, kau akan paham bahasa yang
kau lempari lewat senyuman 7 tahun silam.
Aku harus segera menemui rajo (BANGKIT
DAN BERJALAN)

OBANDA SIDEN: Paman kami mohon tunggulah, aku siap


mengambdi padamu, apapun perintahmu akan
ku laksanakan paman.

USEN CANGOK: (BERHENTI DAN TERTAWA)itu yang ku


tunggu dari tadi Panglima Perang, (MENARIK
NAFAS)baiklah ini masalah bisnis, nakan
Sayati ambilkan anggur. Silahkan duduk dulu.
Kita akan membicarakanya secara seksama.

(PANGLIMA PERANG PERLAHAN DUDUK


BERSAMA USEN, SEMENTARA SAYATIN

54 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
MENGAMBIL ANGGUR DI MEJA LALU
MENUANGKANYA).

USEN CANGOK: Baiklah, akan kita mulai dengan rasa sakit.


Sejak keterbuanganku yang di lakukan Kamal,
aku tidak hanya menyimpan dendam pada
kamal. Bahkan Kedatuan yang didalamnya
adalah musuh bagiku. Selama tujuh purnama
aku bertahan hingga akhirnya aku memutskan
untuk memulai rencanaya. Kalian tahu
kedatanganku kemari bukan hanya untuk
meminjamkan dua kotak emas kepada Latusko
Kamal, juga aku kesini bukan dengan kata
tidak disengaja, iya kedatanganku memang
disengaja. (MINUM ANGGUR DENGAN
GELAS PERAK BERUKIR BUNGA-
BUNGA)sudah tuju tahun rencana yang
kusiapkan, ya kalian bisa bayangkan itu.
Baiklah seperti ini, kalian harus mendengarkan
baik-baik. Kalian harus membantuku untuk
mengeser tahta Rajo kedatuan itu dengan
alasan yang memalukan dan menyakitkan.
Dan setelah itu aku akan menaiki tahta. Dan
selepasnya kalian akan hiudup berdua. Tentu
tidak di kedatuan ini.

OBANDA SIDEN: Maksud paman kita akan memusnakan rajo


kedatuan?

USEN CANGOK: Tepat sekali!

PUTRI SAYATIN: (DIAM)

USEN CANGOK: Ini sangat muda untuk kalian, kalian hanya


mengikuti perintah dan permainanku. Jika
tidak, aku akan mengatakanya hal yang
kudengar pada Kamal. Sangat mudah bukan.

55 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
OBANDA SIDEN: (DIAM TIDAK BERBICARA, SAMBIL
MENEGUK ANGGUR DI GELASNYA).

PUTRI SAYATIN: Baiklah Paman, kami akan menyanggupi itu.

USEN CANGOK: (TERTAWA)Oh. Ho…o.. kau sangat mewakili


sifat Bapamu, pemberani. Tidak segan
merampas hak-hak orang lain, termasuk itu
diriku. Baiklah kini kalian ku terima sebagai
tim, mengambil apa yang seharusnya menjadi
miliku. tapi ingat. Jika kalian tidak
menjalankan perintahku. Kalian akan tahu apa
yang harus kalian dapati. Panglima ikut aku,
kita akan menemui raja di kebun cungkadiro.

(AKHIRNYA MEREKA BERTIGA


KELUAR BERSAMA SAMA, LALU LAMPU
MULAI KELAM DAN SANGAT KELAM).

Pekan Empat.

SUARA GITAR GAMBUS TUNGGAL MENGALUN DI SEBUAH


PONDOK KEDIAMAN NEK ROKIAH. PONDOK SEDERHANA YANG
TIDAK TERLALU TINGGI JUGA TIDAK TERLALU RENDAH, JENIS
RUMAH ITU TAMPAK RUMAH ADAT SUMATERA SELATAN.
SEDANGKAN SAPU LIDI, DAN KAYU BAKAR TERSUSUN DI
BAWAHNYA. KULOP KOPLIK TAMPAK MEMETIK GITAR TUNGGAL
DI ATAS TANGAN PONDOK. NEK ROKIAH MASIH MERATAP PILU
SEDALAM-DALAMNYA. DUDUK DI DEPAN PINTU PONDOK.
SESEKALI IA MENGUSAP AIR MATANYA.

NEK ROKIAH: Sudah lah lop. Untuk saat ini aku sangat
terpukul. Tidak ada tempat yang bahagia lagi
dalam hidupku. Sejak menghilangnya Dulfatih
aku merasa hidupku tidak ada lagi masa
depanya. Semua menjadi kelam. Bahkan aku
sebagai Umaknya tidak tahu harus

56 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
menemukanya dimana. Aku sungguh
menyesal lop.

KULOP KOPLIK: Rokiah.. Rokiah. Kamu tidak boleh larut


bersedih dalam hal ini. Kamu harus banyak-
banyak berdoa. Semoga anakmu dalam
keadaan baik-baik saja. Aku sangat paham
perasaanmu saat ini. Tapi akan sampai kapan
seperti ini. Aku juga merasa kehilangan. Bukan
engkau saja.

NEK ROKIAH: Bagaimana lop? Bagaimana aku dapat


menerimanya. Kau tahu sejak tujuh purnama.
waktu yang sangat lama sekali. Sejak itu aku
bersama-sama Dulfatih. Tapi kini ia
menghilang. Aku tidak dapat menemukanya.
Aku sangat bersedih lop. Ia banyak
membantuku. Dalam segala hal. Anak itu
sangat berbakti pada orang tua. Dulfatih anak
yang baik lop.

KULOP KOPLIK: Iya aku tahu itu. Tapi sekarang kita tetap sabar.
Semoga saja kita segera tahu kabar dari
Dulfatih.

(DUA ORANG DUSUN


MENGHAMPIRI NEK ROKIAH DAN
KULOP KOPLI. DENGAN NAFAS
YANG NGOS-NGOSAN).

ORANG DUSUN 1: Nek.. nek rokiah.

NEK ROKIAH: Ada apa madi? naiklah bicaralah perlahan.

ORANG DUSUN 1: Kami mendengar kabar nek, iya kami


mendengarkan kabar nek.

57 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
NEK ROKIAH: Kabar tentang Dulfatih? Oh anakku dimana
dia katakan.

ORANG DUSUN 1: Zobol yang tahu kabar itu nek. Bol ceritakan
pada nek rokiah.

ORANG DUSUN 2: Iya nek, begini. Sewaktu aku mengantar garam


ke kedatuan. Di kedatuan sangat ribut. Orang-
orang membicarakan Dulfatih. Algojo
kumbang telah membunuhnya nek. Aku
mendengar dengan jelas kalau para Algjo yang
membuang jasadnya di ujung dusun di sungai.

NEK ROKIAH: Membunuh Dulfatih? Tidak, tidak, ini pasti


bukan Dulfatih. Itu pasti orang lain. Kalian
pasti salah mendengar. Tidak mungkin ia
membunuhnya.

ORANG DUSUN 1: Benar apa yang di katakana Zobol nek. Juga di


pasar tukar. Orang-orang kubu laot
mengatakan mereka melihat para Algojo
kedatuan membuang tubuh Dulfatih ke sungai.
mendengar hal itu kami mencarinya. Tapi
kami tidak menemukan jasadnya. Makanya
kami langsung kemari menemuimu nek.

NEK ROKIAH: Tidak (jatuh duduk)

KULOP KOPLIK: Eh madi. Zobol jangan membuat berita yang


salah. Kau akan membuat orang menderita.

ORANG DUSUN 1: Tidak lop ini bukan berita yang salah. Kami
benar mendengar berita itu.

KULOP KOPLIK: Rokiah sabarlah. Ini belum tentu benar adanya.


Kau tenang saja disini. Jangan memikirkan
apa-apa. Aku akan mencari kesana. Madi,
zobol. Ikut Kulop mencari di tepi sungai. kita

58 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
harus menemukan jasadnya jika memang dia
sudah mati.

ORANG DUSUN 2: Baiklah lop.

(KULOP DAN DUA ORANG DUSUN PERGI).

NEK ROKIAH: Sedih sekali nasibmu nak. Semoga itu buakan


dirimu. (MENANGIS)

(MUSIC SEDIH MENGALUN. LAMPU PERLAHAN MEREDUP).

BABAK EMPAT

DI SEBUAH JALAN, TAMPAK RAMAI ORANG-ORANG BERJUALAN


BAHAN MAKANAN POKOK DAN KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
HIDUP LAINYA. YANG DI JUAL DI DI TEPI JALAN BESAR. JALAN
DUSUN SUANGAI INI DI BERI NAMA PASAR TEPI JALAN. ORANG-
ORANG TERLIHAT SEPERTI TAWAR MENAWAR LALU PERGI.
ORANG-ORANG RAMAI BERJALAN-JALAN. BERTUKAR-TUKAR
BARANG, DAN MEMBELI DENGAN KOIN EMAS. DI UJUNG JALAN
SEORANG LELAKI DENGAN TUBUH DI PENUHI KURAP YANG
SUDAH MEMBUSUK, KESANA KEMARI MEMINTA BANTUAN
KEPADA ORANG-ORANG LALU LALANG. ORANG-ORANG
MENGUSIRNYA. JUGA ANAK-ANAK KECIL MELEMPARINA
DENGAN BATU.

ADEGAN INI MERUPAKAN PERJALANAN KE 7 PURNAMA YANG DI


LAKONI OLEH DULFATIH.DALAM PERJALANAN INI IA TELAH
MENERIMA KUTUKAN SETELAH LAMANYA. HINGGA PUNCAK
PURNAMA KE TUJUH. DULFATIH MELEWATI PASAR UNTUK
MENCARI PENYEMBUH LUKA-LUKANYA. TAMPAK DARI UJUNG
JALAN ANAK-ANAK MENGIRING BUJANG KURAP.

Pekan Satu

ANAK 1: Lempari dia.

ANAK 2: Siapa dia?

59 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
ANAK 1: Ambil batu.

ANAK 2: Siapa dia?

ANAK 1: Bujang Kurap. Lihat tubuhnya keluar nanah.


Ayo usir dia.

ANAK 2: Apakah dia bencana?

ANAK 1: Lebih dari bencana.

ANAK 2: Ayo lempari dia. Usir dia. Dia bencana!

BUJANG KURAP: Tuan.. Tubuh saya sangat gatal. Luka saya


terasa sangat sakit. Bolehkan saya meminta
sedikit obat untuk meringankan kegatalan luka
saya tuan.

TUAN: Pergi! Jangan mendekat ke sini. Jualanku akan


tertular penyakit kurap mu itu. Pergilah aku
tidak memiliki obat penyakit sepertimu.

BUJANG KURAP: Sedikit saja tuan. Sungguh saya membutuhkan


obat. Rasanya gatal sekali. Berbaik hatilah
tuan.

TUAN: Tuli! Kau tidak mendengar. Aku sudah


mengatakan kalau aku tidak memiliki obat
untuk kurapan seperti penyakitmu itu.
Pergilah jangan sampai aku mengusirmu
dengan paksa.

(ORANG-ORANG LAIN TAMPAK MENGHINDAR).

ANAK-ANAK KECIL: Bujang kurap.. Bujang Kurap.. Bujang Kurap


(MELEMPARI BATU DAN KAYU)

ANAK 1: Kawan ayo lempar terus orang kurap itu.


Tubuhnya bau sekali. Usir dia.. usir dia.

60 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
BUJANG KURAP: Bu.. bolehkah saya minta sedikit kunyit dan
beberapa kemeleng dan obat untuk
menyembuhkan luka saya. Saya tidak punya
barang untuk menukar obat yang saya
perlukan bu. Sudihkah ibu memberikan obat
itu.

IBU: Tidak ada obat disini, kau sangat menjijikan


(LARI)

BUJANG KURAP: Wak, mamang. Tolong saya wak. Luka saya


sangat gatal rasanya. Tolonglah saya wak.
(ORANG-ORANG LARI)

(TERLIHAT NEK ROKIAH YANG


MEMBAWA SANGKEK BELANJAAN
MENGHAMPIRI BUJANG KURAP).

NEK ROKIHA: (MENGHAMPIRI) Alangkah malang nasib mu


bujang kurap. Marilah ikut kerumah ninek,
disana banyak bahan-bahan obat tradisional.
Mungkin akan meringankan rasa gatal-gatal
pada penyakitmu. (BATUK-BATUK)

BUJANG KURAP: Nek.. mengapa kau menolongku? Apakah kau


tidak takut dengan penyakitku. Apakah kau
tidak jijik dengan nanah yang meleleh di
tubuhku ini.

NEK ROKIAH: Tidak cung, tidak ada yang harus di jijik-


jijikan. Kau sedang di timpah musibah. Sudah
sepantasnya nenek membantumu. Marilah ikut
kerumah nenek. Di sana ada banyak ramuan
tradisional. Yang mungkin dapat di ramu
untuk menyembuhkan lukamu.

61 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
BUJANG KURAP: Saya sangat berterimakasih nek. Nenek terlihat
tidak enak badan. Apakah nenek sakit?

NEK ROKIAH: Iya cung, aku sudah beberapa minggu ini tidak
enak badan. Aku masih menanti anakku yang
hilang. Entah apa dia masih hidup apa sudah
mati. Orang-orang kampung mengatakan
kalau dia sudah di mati. Dan jasadnya di
buang di pinggir sungai. Tapi sedikitpun aku
tidak percaya bahwa anaku sudah mati.
(BATUK DAN MENNAGIS) aku sangat
terpukul. Ah sudahlah nak bujang, ngomong-
ngomong kau tinggal di dusun mana nak?

BUJANG KURAP: Aku tinggal di dusun Sungai Baong nek. Oh


iya nek, apakah ninek sangat menyayangi anak
ninek itu? Aku turut berduka atas hal yang
menimpa anakmu nek.

NEK ROKIAH: Sangat menyayanginya. Kau tahu cung, ninek


hidup sebatang kara. Di dunia ini tidak ada
saudarah dan anak. Setelah ia datang kesini
ninek merasa ia adalah anak kandung ninek,
tapi takdir berkata lain. Semuanya berubah.
Begitu kelam. Kini ninek hanya meratap
kehilanganya.

(NEK ROKIAH DAN BUJANG KURAP,


AKHIRNYA SAMPAI DI PONDOK RUMAH NEK
ROKIAH).

Kau tunggulah di sini cung, ninek akan


menumbuk obat untuk lukamu. Di atas meja
batu itu ada beberapa buah-buahan makanlah.

BUJANG KURAP: (MENGANGGUK) Umak begitu


menyayangiku. Maafkan aku mak. Aku tidak

62 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
akan mengatakan siapa aku sebenarnya. Aku
tidak ingin membuat penderitaan batinmu
bertambah. Dan lagi aku tidak ingin melukai
perasaanmu begitu dalam. Bila aku paksa
mengatakannya kau akan menderita, dan aku
tidak ingin itu terjadi.

NEK ROKIAH: (BATUK, KELUAR DENGAN MEMBAWA


BATU DAN ALAT MENUMBUK OBAT)
Cung, apakah kau lapar?

BUJANG KURAP: Oh tidak nek. Saya hanya haus.

NEK ROKIAH: Itu minumlah air kayu abang air kayu itu asli
dari dusun ini. Duduklah. Ninek akan
menumbuk beberap ramuan tradisional untuk
obatmu. Oh iya cuag siapa namamu?

BUJANG KURAP: Oh iya nek perkenalkan.. namaku patih nek.

NEK ROKIAH: Patih? (TERBATUK-BATUK)

BUJANG KURAP: Nek, nek, kau baik-baik saja nek?

NEK ROKIAH: Tidak apa-apa. Hanya saja nama anak ninek


juga sangat mirip dengan namamu. Ninek
teringat denganya.

BUJANG KURAP: Eh.. memang siapa nama anak ninek itu?

NEK ROKIAH: Dulfatih cung. Sangat beda tipis dengan


namamu. Kemarilah cung duduk sini biar
ninek olehsakan lukamu. Biar rasa gatalnya
sedikit berkurang.

BUJANG KURAP: Baiklah nek. (DUDUK) Oh iya Nek. Tadi ku


lihat di pasar banyak para orang-orang
berpakaian sutra, tampaknya ada sebuah
sedekah. Kira-kira ada hal apa ya nek?

63 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
NEK ROKIAH: Iya cung, dusun kami saat ini di terpa
kemalangan. Sejak tidak ada yang
menghalangi niat Rajo. Sejak itupulah
keinginanya semakin tidak waras. Orang-
orang sudah bersiap-siap di kedatuan. Untuk
menyelengarakan pernikahan Raja dengan
putrinya sendiri. Ini bencana yang sangat besar
yang terjadi di dusun kami. Iya kami hanya
orang-orang yang tidak berdaya, hanya bisa
mengikuti keinginan raja. Kalau kami menolak
maka algojo-algojonya tidak segan-segan
memasukan orang-orang yang memberontak
ke Lumbung lintah.

BUJANG KURAP: Siapa putri itu nek?

NEK ROKIAH: Putri Sayati cung. Oh iya bolehkah ninek


memanggilmu dengan nama anak ninek. E
kalau engkau tidak berkenan tidak apa-apa.
Ninek akan memanggil namamu saja.

BUJANG KURAP: Dulfatih. Iya nek. Ninek boleh memanggilku


dengan sapaan nama itu. Sayati akan di nikahi
oleh bapaknya? Nek apakah tidak ada orang
yang melamarnya. Dan lagi bukankah ini
berita sangat gila nek, seorang bapak kandung
yang ingin mempersunting darahnya sendiri.

NEK ROKIAH: Sudah banyak para pangeran yang mengikuti


syaimbara cung, namun semua yang ikut itu
hasilnya hanya nol, bagaimana tidak syarat-
syaratnya sangat tidak masuk akal. Cung
apakah kau kenal dengan putri rajo itu?

BUJANG KURAP: Eh.. tidak nek. Ya tapi aku yakin dari namanya
saja ia sangat baik orangnya.

64 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
NEK ROKIAH: Bagaimana rasa lukamu cung, apakah sudah
sedikit mengurangi rasa gatalnya? Kalau nanti
terasa gatal-gatal itu menyerangmu lagi oles
lagi saja obat ini.

(KULOP KOPLIK MASUK).

KULOP KOPLIK: Wah kebetulan engkau ada di pondok pek. Eh


siapa ini pek?

NEK ROKIAH: Dia Patih lop. Dia akan tinggal disini sampai
lukanya sembuh. Ada apa lop?

KULOP KOPLIK: Oh patih. Namaku Kulop Koplik. Si rajo gitar


tunggal di dusun ini. Hehhe. Ini pek. Aku
mendapat undangan untuk mengisi acara di
acara pernikahan rajo. Iya aku tahu semua
orang di minta menyaksikan pernikahan yang
tidak masuk akal itu. Tapi kedatanganku kesini
mau mengajakmu kondangan ke tempat rajo.

NEK ROKIAH: Aku lagi tidak enak badan lop. Tapi lihatlah
nanti akan ku usahakan. Aku juga tentu datang
lop. Aku menjadi penghulu pada pernikahan
itu. Itu juga sangat terpaksa ku lakukan.

KULOP KOPLIK: Oh kasih. Mengapa tak engkau katakana kalau


engkau tidak enak badan. Katakan padaku apa
yang harus aku lakukan untuk membuatmu
sehat kembali sayang. Aku tahu kau pasti jadi
penghulu. Di dusun ini siapa lagi penghulu
selain Mak Rokiah.

NEK ROKIAH: Hus. Sudah tua kok masih sayang-sayang.


Malu sama patih. Iya nanti saja kita bertemu di
sana. Aku juga berat menikahakan hal yang

65 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
janggal itu lop, tapi jika aku menolak aku akan
di kurung dalam lumbung lintah itu.

BUJANG KURAP: Lop kapan acara puncak itu lop?

KULOP KOPLIK: Dua hari lagi tih. Pek aku pamit dulu. Aku
mau kepasar menyelesaikan perbaikan gitarku.
Persiapan untuk pesta. Nanti malam pakailah
sutra yang aku berikan padamu pek.

NEK ROKIAH: Iya lop, kau hati-hatilah di jalan.

KULOP KOPLIK: Sudah ku tebak engkau akan mengatakan itu


pek. Aku tahu kau juga sayang padaku
(BERLARI TERTAWA-TAWA)

BUJANG KURAP: Nek, untuk apakah kayu bulat besar itu?

NEK ROKIAH: tidak tahu cung. Kayu itu di angkat oleh


Dulfatih. Belum sempat ninek bertanya ia
sudah menghilang.

BUJANG KURAP: Bolehkah aku mengunakankanya nek.

NEK ROKIAH: Untuk apa cung?

BUJANG KURAP: Membuat biduk nek.

NEK ROKIAH: Bukankah kita jauh dari sungai cung?

BUJANG KURAP: Iya nek. Ini untuk mencari ikan di sungai nek.
Mungkin selebihnya akan di tukar dengan
gandum untuk bahan makanan di rumah
ninek.

NEK ROKIAH: Iya gunakanlah saja cung, ninek mau istirahat


dulu. Badan terasa sangat sakit. Jika kau mau
makan. Makanlah saja disana sudah ada
makanan.

66 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
BUJANG KURAP: Iya nek. Aku akan mencari beberapa ranting
dan kayu untuk membuat biduk nek. Nek
sebelumnya aku ingin bertanya sesutau.

NEK ROKIAH: Apa itu cung, katakana saja.

BUJANG KURAP: Untuk beberapa waktu bolehkah aku tinggal


disini. Aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi
di dunia ini nek. Ijinkanlah aku mengabdi
padamu. Kau lebih tepat ku sebut Umak, sebab
aku tidak memiliki umak lagi di dunia ini nek.

NEK ROKIAH: Iya cung, kau boleh tinggal disini. Kau juga
boleh memanggilku umak, aku juga akan
memanggilmu anak, di rumah ini ada satu
kamar yang kosong, kamar itu bekas Dulfatih,
kau dapat tidur disana. Umak akan istirahat
sebentar nak.

BUJANG KURAP: Iya mak, aku akan kembali setelah membawa


alat-alat untuk membuat biduk. Mak, bolehkah
aku meminta sesuatu padamu?

NEK ROKIAH: Apa itu? Tampaknya ini lebih serius.

BUJANG KURAP: Aku ingin meminta beberapa kain sutra dan


kendi emas yang kau miliki mak.

NEK ROKIAH: Aku memilikinya, itu hadiah dari anakku


Dulfatih. Nak dari mana kau tahu kalau aku
memiliki sutra dan kendi-kendi emas? Aku
merasa kau tahu segalanya tentangku.

BUJANG KURAP: Ehh tidak nek. Aku hanya menebak. Aku


berjanji akan mengembalikanya setelah aku
bekerja nanti.

67 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
NEK ROKIAH: Sebenarnya itu pemberian dari anaku, ku
anggap itu kenang-kenangan yang berharga.
Tapi kau juga anaku. Aku yakin apa yang akan
di lakukan oleh anaku akan bermanfaat.
Barang-barang itu tersusun rapih dalam kotak
di dalam kamar Dulfatih. Kau dapat
mengunakanya. Umak istirahat dulu.

BUJANG KURAP: Aku berjanji akan mengembalikanya


secepatnya nek.

(LAMPU MENGELAM)

Pekan Dua

DI KEDATUAN, RAJO TENGAH DUDUK DENGAN DITEMANI


DAYANG-DAYANG CANTIK. SESEKALI IA MINUM ANGGUR
MERAH. JUGA SESEKALI IA MENYULUT MULUTNYA DENGAN
ROKOK DARI PUTONG KAYU DURIAN. SEMENTARA ITU PESERAH
TERLIHAT CEMAS, DAN TERUS BERAJALAN-JALAN DI TAHATA
KEDATUAN. RAJO TERUS MENGENGGAM GELAS EMAS BERUKIR
BUNGA-BUNGA ITU. SEMENTARA DAYANG-DAYANG MENGIPAS
DAN MEMIJATNYA.

PESERAH: Kau dapat menghentikan perbuatan keji ini


sebelum bencana besar menimpah dusun ini
mal. Kau lihat setelah kelakuanmu. Ibu sayati
jatuh sakit. Belum sempat ia sakit ia harus
menghadapi kematian yang malang. Kau harus
menghentikan ini. Ini jalan yang salah mal.

LATUSKO KAMAL: Aku tidak akan menghentikanya wak. Apapun


yang terjadi. Meskipun semuanya mati niatku
tidak akan ku hentikan sampai disini saja. Aku
akan tetap menikahi Putri Sayati.

68 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
MANSOR HASAN: kau sudah salah jalan. Bertobatlah. Sayati itu
anakmu. kau dapat menikahi gadis-gadis
lainya di dusun ini. Sesuka hatimu. Mengapa
engkau harus mengawini anakmu sendiri? Jika
kau mau aku akan mencari sertus gadis yang
tidak kalah cantiknya dengan Sayati. Tapi
hentikan niatmu ini.

LATUSKO KAMAL: Sekarang aku bertanya padamu wak. Jika aku


yang menanam pisang di kebun, setelah ku
rawat. Ku beri ia siraman air. Juga ku tebas
rumput-rumput liar yang akan menghambat
pembuahanya. Setelah itu ia tumbuh besar.
Lalu berbuah kuning keemasan. Bolehkah aku
memetiknya untuk ku makan?

MANSOR HASAN: Iya tentu saja, kau sangat boleh memaknaya.


Karena kaullah yang menanam.

LATUSKO KAMAL: Nah sekarang aku balikan semuanya, setelah


ku rawat anakku. Ku berikan kemewahan dan
segala telaten yang baik. Hingga ia menjadi
seorang Putri yang cantik. Dan juga aku telah
mengumumkan tugasku sebagai seorang ayah
untuk para pangeran berlombah
mempersuntingnya, tapi semua pangeran
sekalipun gagal memenuhi keinginanku.
Setelah kebijakanku sudah ku lakukan.
Apakah salah bilaku akan memetik hasilnya
sendiri. Dengan cara aku mengawininya.

MANSOR HASAN: Kau harus camkan ini. Kedatuan dalam bahaya


besar! Kita semua dalam bencana besar karena
ulahmu. Arwah puyang keramat akan
mengutukmu. Juga kami yang ada di sini.

(PESERAH KELUAR, LALU USEN CANGOK DAN DELAJAM MASUK).

69 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
USEN CANGOK: Akak, ada berita kurang baik yang harus kau
dengar.

LATUSKO KAMAL: Apa itu Sen?

USEN CANGOK: Panglima, jelaskan apa yang terjadi.

OBANDA SIDEN: Ampun tuanku rajo. Setelah kami pergi ke


kedatuan Bebiduk, kami diserang oleh kubu
laot. Semua upeti yang di sembahkan dari
kedatuan Bebiduk di rampas dan kami di
tawan. sepuluh kotak emas, dan lima kotak
perak asli di rampas, nasib baik kami dapat
melarikan diri. Ampunkan kami rajo. Kami
kalah orang, mereka sudah merencanakan
untuk menghadang kami.

LATUSKO KAMAL: Apa! Bodoh! Mengapa itu harus terjadi. Usen


kumpulkan semua Algojo berangkatlah untuk
menumpas kubu-kubu laot itu. Kau Panglima
kau harus bertanggung jawab dengan emas-
emasku. Dan aku tidak ingin berita apapun,
aku ingin semua emas dan peraku ada di
depan mataku. Bagaimanapun caranya, jika
tidak kalian tahu apa yang harus terjadi pada
kalian!

OBANDA SIDEN: Berlutut rajo.

LATUSKO KAMAL: Satu hal lagi Den, aku masih mencari-cari


tentang kehilangan anakku Sayatin di sungai.
Alasan-alasan bodoh yang kalian katakana
sangat tidak masuk akal. Aku akan
mengelupas kulit kalian jika aku tahu apa yang
sebenarnya terjadi pada putriku Sayatin.
(RAJO KELUAR)

70 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
USEN CANGOK : (TERTAWA)Kerja bagus Panglima. Saat ini
Rajo sangat pusing. Bahkan ia akan
memerintahkan hal yang di luar pemikiranya.
Kau kerja bagus. Aku sudah mengurus istrimu
ke tempat yang aman. Hingga suatu saat nanti
anak itu lahir. Kau akan hidup berdua dengan
aman, Dan aku akan menjadi Rajo di kedatuan
ini. Perlahan-lahan akan ku geser tahta mu
Kamal. (TERTAWA)

OBANDA SIDEN: Apakah aku dapat melihat Sayatin tuan.

USEN CANGOK: Bekerjalah dengan semangat. Jika tidak aku


akan membongkar kebejatanmu, kau tahu Rajo
tidak akan memasukanmu kedalam lumbung
lintah saja bila ia tahu keadaan sebenarnya. Ia
juga akan memenggal kepalamu.

OBANDA SIDEN: Apa yang harus saya lakukan Tuan Usen?

USEN CANGOK: Iya aku menunggu kata-kata itu. Kita akan


terus menyusun rencana untuk menjatuhkan
Rajo Kamal. Kita harus mendapati kembali
semua hati orang-orang di kedatuan ini.
Hingga pada puncak pernikahan Rajo dan
Putri Sayati, pada saat itu aku akan
memasukan racun pelumpuh kesaktian,
hingga terlihat ia akan sangat tidak bertenaga,
maka pada saat itu pula kau maju kedepan.
Lalu kau masukan ia kedalam kerangkeng, ikat
semua tanganya, maka pada waktu itu orang-
orang bertepuk tangan pada perbuatan ku,
secara tegas aku akan menaiki tahta dan
Peserah akan mengumumkan Rajo baru di
kedatuan ini. Inilah saaat pembalasanya.

71 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
OBANDA SIDEN: Siap tuanku, tuan apakah Rajo kamal akan
mengetahu hal ini. Rajo kamal memiliki ilmu
Delapan mato dari Mata Empat. Aku tidak
yakin ia tidak akan mengetahu niat kita tuan.

USEN CANGOK: Tenang saja, kau tidak perlu cemas dengan hal
itu. Aku sangat paham perangai Latusko
Kamal. Sejak kecil ia telah dibekali tabiat yang
licik, namun di samping itu aku membaca
kelemahanya. Bila ia sedang mengalami
kebahagiaan maka ia akan lupa bahwa bahaya
besar dapat terjadi sewaktu-waktu, dia tidak
akan mengunakan ajian mata delapanya. Ia
lupa dengan kesenanganya bersanding kelak.
Lagian aku bukan orang bodoh ingin
melakukan ini sendirian. Peserah malam itu
datang menemuiku. Ia memintaku untuk
memberikan pendapat agar dapat
mengagalkan pernikahanya dengan Putri
Sayati. Saat itu aku memberikan sebuah racun
lumpuh padanya. Racun itu akan di masukan
pada saat sembah perayaan. Pada saat itu bila
Tuanku rajo mengetahui hal itu tentu kita akan
aman dari segala tindak yang di lakukan Rajo.

OBANDA SIDEN: Sangat jenius tuan. aku tidak berpikir sampai


kesana.

USEN CANGOK: Itulah kelicikan yang di ajarkan oleh Latusko


padaku. Sekarang pergilah aku akan berada di
samping Rajo, aku akan mempersiapkan segala
sesuatu untuk pernikahan malam ini.

OBANDA SIDEN: Siap tuanku, mohon diri.

Pekan tiga

72 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
MALAM TELAH TUMBUH, ORANG-ORANG PENTING SUDAH
BERKUMPUL DI KETDATUAN. DI DALAM KEDATUAN TAMPAK
BANYAK BUAH-BUAHAN DAN ANGGUR MERAH. SEMUA ORANG
BERPAKAIAN SUTRA. PUTRI SAYATI DAN LATUSKO KAMAL
SUDAH DIBALUT DENGAN PAKAIAN ADAT SUMATERA ZAMAN
DULU. DAN ORANG-ORANG DUSUN TAMPAK TERLIHAT DATANG
DAN DUDUK MENYAKSIKAN PERNIKAHAN. SEMUA PETINGGI
DAN SAUDAGAR TAMPAK SEDANG ASIK MENYANTAP ANGGUR.

LATUSKO KAMAL: Penghulu apakah kita dapat melanjutkanya?

NEK ROKIAH: Menunggu wali tuanku Rajo.

LATUSKO KAMAL: Aku sudah memiliki wali dari mempelai lelaki


penghulu, apa lagi yang engkau tunggu?

USEN CANGOK: Saya penghulu. Saya wakil wali dari mempelai


lelaki.

NEK ROKIAH: Memang wali dari mempelai lelaki sudah ada,


namun wakil wali dari mempelai wanita harus
ada pula tuanku Rajo. Dengan segalanya adat
kita akan melangsungkan pengikatan seorang
pengantin. Juga sebaliknya jika mempelai
lelaki tidak ada maka kita tidak akan bisa
melanjutkan ke tahap pengesahan mempelai.

LATUSKO KAMAL: Siden, cepat kau cari dimana Peserah. dialah


yang akan menjadi wali dari mempelai wanita.

OBANDA SIDEN: Hamba tuan.

(PESERAH MASUK DENGAN DUA CANGKIR ANGGUR MERAH).

MANSOR HASAN: Tidak perlu sibuk memanggilku Panglima,


duduklah kembali ke kursimu. Malam ini
adalah malam bahagia dari Rajo kedatuan.
Sebelum kita memulai malam ini aku akan

73 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
memberikan penyuguhan anggur sebagai
kehormatan pembuka malam bahagia ini.
Bukankah itu tradisi kita Rokiah?

NEK ROKIAH: Iya tuanku Peserah. hamba hanya menunggu


perintah.

LATUSKO KAMAL: Untuk siapa anggur itu Peserah?

MANSOR HASAN: Tentu untukmu tuan. ambilah satu setelah kita


minum kita akan memulai acara ini.

LATUSKO KAMAL: Tentu saja peserah. kau sangat gugup


tampkanya.

MANSOR HASAN: Tidak, aku hanya sedikit tidak enak badan


malam ini. Marilah kita minum dulu. Untuk
menghormati Rajo.

LATUSKO KAMAL: (MEMBAGI MINUMAN), aku merasa


terhormat bila minuman ini aku bagikan pada
Rokiah separuh dan aku separuh. Aku yakin
tanpa ada Rokiah maka aku tidak akan dapat
melangsungkan pernikahan ini. Dengan segala
hormat ku. Aku meminta Rokiah mengambil
anggur merah ini.

NEK ROKIAH: Dengan segala hormat ku terima anggur ini


rajo.

(MEREKA MENGANGKAT MINUMAN BERSAMA-SAMA).

LATUSKO KAMAL: Bagaimana Pek Jat, apakah dapat kita


langsungkan dengan segerah acara pernikahan
ini?

NEK ROKIAH: (SEDIKIT PUSING)Iya tuanku. Berhubung


sudah ada dua wali disini maka kita akan
segera melanjutkanya.

74 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
ACARA PERNIKAHAN SEGERA DI MULAI, NAMUN ACARA
TERSENDAT BERHENTI DENGAN AROMA BUSUK YANG
MENYEBAR DI RUANGAN KEDATUAN, BUJANG KURAP MASUK
DENGAN MEMBAWA SATU KARUNG SUTAR DAN KENDI EMAS.
SEMUA ORANG MENUTUP HIDUNG.

USEN CANGOK: Aroma apa ini. Sangat busuk sekali.

BUJANG KURAP: Itu aroma saya tuan. maafkan atas kelancangan


hamba datang dengan membawa aroma yang
kurang menyenangkan. Tapi aroma yang saya
miliki ini belum tentu busuknya dengan
kebejatan seorang ayah yang hendak
mengawini anaknya sendiri.

USEN CANGOK: Siapa kamu ini? Baru kali ini aku melihat
seorang bujang yang memiliki kurap yang
begitu buruk di tubuhnya.

BUJANG KURAP: Orang-orang menyebut saya dengan sebutan


Bujang Kurap tuan.

USEN CANGOK: Lantas, untuk apa kau membawa aroma


busukmu kesini wahai Bujang Kurap?

BUJANG KURAP: Kedatangan hamba kesini sangat sederhana


tuan, hamba datang untuk melamar Putri
Sayati. Hamba telah membawa persembahan-
persembahan untuk syarat melamar Putri.

LATUSKO KAMAL: (TERTAWA)Ternyata selain memiliki badan


yang busuk, kau juga menyimpan nyali yang
begitu besar, tampaknya kau memiliki nyawa
cadangan Bujang Kurap. Aku sudah muak
dengan hal ini. Kau datang bukan hanya
menebar aroma busuk, kau juga datang ke
kedatuan dengan nilai yang sangat

75 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
menghinaku. Apakah kau tidak melihat orang-
orang datang kemari. Mereka dari kalangan
kedatuan. Pedagang yang memiliki banyak
emas, lihatlah sekelilingmu mereka memakai
kain sutra yang tak terhingga harganya.
Sedangkan engkau datang dengan membawa
aroma busuk, kau sangat menginjak-injak
martabatku sebagai Rajo di kedatuan ini.
Panglima ringkus dia. Lalu kurung dalam
kerangkeng. Aku tidak mau ada yang
menganggu malam bahagia ini.

OBANDA SIDEN: Siap tuanku.

NEK ROKIAH: Tuan, ampunkan kelancangan hamba. Hamba


kira Bujang Kurap memang lelaki sejati.
Sebagai seorang rajo kiranya dengan rasa
kesatria, Rajo dapat mempertimbangkan apa
yang di inginkan oleh Buajng Kurap itu.
Mungkin dia dapat memenuhi persyaratan
yang tuanku rajo minta. Namun sebaliknya
jika ia gagal tuanku dapat mengurungnya.

MANSOR HASAN: Aku sependapat denganmu Pek, sangat jarang


orang yang memiliki keberanian sejati seperti
Bujang Kurap ini. Aku kira tuan-tuan yang
menyaksikan hal ini akan memberi
kesempatan pada Tuan Bujang Kurap untuk
melamar Putri Sayati.

(ORANG-ORANG DI
KEDATUAN MENGANGGUK
MENYETUJUI PERMINTAAN
BUJANG KURAP).

LATUSKO KAMAL: Baiklah, untuk saat ini aku akan mengijinkan


engkau menunjukan apa yang dapat kau

76 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
berikan untukku sebagai penganti dari Sayati.
Tapi ingat jika hal yang kau suguhkan gagal
maka kau akan mendapatkan hukuman yang
berat.

BUJANG KURAP: Saya memiliki sepuluh kendi emas, dan


sepuluh pasang sutra tuan. inilah yang dapat
hamba berikan untuk melamar Putri Sayati.

LATUSKO KAMAL: (TERKEJUT)Wahai pemuda kurap, apakah kau


bermain-main dengan membawakan aku
sepuluh kendi emas, dan sepuluh pasang
pakaian sutra. Kau tahu telah banyak para
pangeran dari negeri sebrang dan kedatuan-
kedatuan di jagat ini yang membawakan satu
kapal emas dan perak. Bahkan aku
menolaknya karena itu tidaklah cukup. Kini
kau datang dengan membawa semua ini. Kau
sangat menghinaku Bujang Kurap. Panglima
tangkap dia.

(RAJA SANGAT MURKA DENGAN KELAKUAN


BUJANG KURAP, PADA SAAT ITU NEK ROKIAH JATUH
DAN TERDUDUK. RAJO MENUSUKAN PISAU KE PERUT
PESERAH).

KULOP KOPLIK: Rokiah. (LANGSUNG MENOLONGNYA)

LATUSKO KAMAL: Aku tidak menyangka kalau seorang tua


sepertimu berani bertindak senekat itu padaku.
Aku yakin kau lupa kalau aku memiliki ajian
delapan mata. Aku tahu kau memasukan racun
getah rengas dalam minumanku. aku masih
waspada Peserah. tubuhku telah mengola
racun itu menjadi santapan yang baik. Karena
ilmu kebalkulah yang membuat aku tidak
mempan dengan racunmu. Nasib yang malang

77 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
Penghulu. Algojo masukan Peserah dalam
lumbung lintah.

ALGOJO: Laksanakan Rajo.

LATUSKO KAMAL: Siden ikat pemuda kurap itu. Siksa dia. Jangan
beri dia makan. Didalah yang membuat gagal
pernikahanku. Segerahlah engkau menyuru
orang-orang pulang, dan perintahkan algojo ke
dusun tetangga untuk mencari penghulu yang
baru.

OBANDA SIDEN: Siap tuanku.

Lampu mengelam.

BABAK LIMA

SUASANA TAMPAK DIAM, SUARA JANGKRIK MALAM MENEBAR


DI KALANGAN RUANGAN. TERLIHAT BUJANG KURAP YANG
TERIKAT TANGAN DAN KAKINYA, YANG TERGOLEK DI LANTAI.
DENGAN WAJAH PENUH DENGAN LUKA. BADANYA PENUH
DENGAN CAMBUK. LUKANYA SEMAKIN PARAH. AROMA BUSUK
MENEBAR DI RUANGAN. SEORANG PUTRI SAYATI DATANG
DENGAN MEMBAWA KAIN DAN OBAT, JUGA MAKANAN DAN
MINUMAN.

PADA ADEGAN INI MENCERITAKAN SAMBUNGAN DARI


PENYIKSAAN BUJANG KURAP YANG DI SIKSA DI KEDATUAN
BESELANG. NAMUN HAL LAIN TERJADI. KARENA ULAHNYA
ACARA PERNIKAHAN DI BATALKAN SAMPAI PENYEMBUHAN PEK
JAT SELAKU PENGHULU.

(MALAM HARI DI PEKAN SATU)

PUTRI SAYATI: Bujang.. bujang… bangunlah. Bujang…


bagunlah.

78 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
BUJANG KURAP: (SADAR)Putri apa yang kau lakukan, pergilah
nanti Algojo melihatmu kau akan di hukum
karena menyusup ketempat busuk ini.

PUTRI SAYATI: Kau tidak perlu cemas, semua orang di


kedatuan ini sudah tidur. Aku sudah
mengaturnya. Makanlah ini. Aku sudah
membawa obat untukmu. Maafkan aku sejak
sepuluh hari kejadian aku tidak menjenguk
mu. Aku masih mencari jalan untuk ini semua.
Aku sangat berterimakasih atas keberanianmu.
Berkatmu pula aku tidak jadi di nikahi oleh
bapakku sendiri. Makanlah yang banyak. Kau
jangat takut kelaparan. Aku akan setiap malam
memberikan makanan dan mengobati lukamu.

BUJANG KURAP: Putri apakah kau tidak jijik dengan luka-


lukaku. Aku begitu jijik, dan tubuhku
mengeluarkan aroma busuk putri.

PUTRI SAYATI: Tidak, aku tidak merasa jijik padamu. kau


tenang saja. Aku seharusnya sangat senang
saat kau melamarku. Aku di paksa menikah
dengan bapaku sendiri, aku selalu berharap
keajaiban terjadi. Aku lebih jijik dengan
kelakuan bapakku sendiri.

BUJANG KURAP: Putri aku sangat terharu dengan ucapanmu.

PUTRI SAYATI: Bujang siapa namamu?

BUJANG KURAP: Namaku Patih putri, tapi umak angkatku


menyebutku dengan panggilan Dulfatih.
Ujarnya namaku sama dengan anaknya yang
hilang.

PUTRI SAYATI: Dulfatih (MELAMUN)

79 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
BUJANG KURAP: Putri, putri. Putri..

PUTRI SAYATI: Maaf patih, aku hanya teringat dengan


seseorang yang namanya mirip denganmu.
Nama itu seolah menjadikanku lebih tangguh
untuk sekedar berdiri saja. Ialah kekuatanku.

BUJANG KURAP: Siapa itu Putri?

PUTRI SAYATI: Ia adalah seorang yang dulu ku cintai. Tapi


kini ia menghilang. Aku tidak tahu di mana ia
berada. Kejadian itu menjadi semakin rumit.
Namun aku hanya seorang wanita, meskipun
apa yang terjadi di depanku. Apalah dayaku.
Tidak akan mengingkari bahwa aku adalah
wanita lemah. Ketika ia disiksa aku tidak
berdaya menolongnya.

BUJANG KURAP: Apakah ia sudah mati putri?

PUTRI SAYATI: Tidak ia tidak mati. Ia pasti kembali untukku.


Aku selalu merasa yakin bahwa ia masih
mencariku di luar sana, entah kapan ia akan
kembali. (SUARA-SUARA ALGOJO
TERDENGAR MENGGERANG) Aku harus
segera kembali Patih, makanlah yang banyak.

BUJANG KURAP: Putri dapatkah saya meminta tolong pada tuan


Putri.

PUTRI SAYATI: Tentu kau dapatkan itu. Apa yang harus ku


lakukan untukmu.

BUJANG KURAP: Sewaktu kejadian engkau hendak di sunting


bapakmu, sebelum kejadian itu. Seorang
wanita tua di jamu dengan minuman yang di
berikan oleh Rajo. Didalam minuman itu
mengandung racun, aku tidak tahu racun apa

80 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
yang ada di dalam cangkir perak itu. Sampai
sekarang aku belum tahu kabar dari wanita tua
itu, dia wanita yang sangat baik. Ialah yang
merawatku, dikala semua orang
mengasingiku, putri dapatkah engkau mencari
tahu tentang umak angkat ku itu?

PUTRI SAYATI: Tentu patih, akan ku usahakan. Aku akan


kembali dulu. Tampaknya para algojo sudah
mulai terjaga.

BUJANG KURAP: Baiklah putri. Aku sangat menunggu kabar


darimu.

MALAMPUN BERAKHIR DENGAN HATI BUJANG YANG


BERBUNGA-BUNGA, TIBALA PAGINYA, RAJO DAN PARA PETINGGI
KEDATUAN TERLIHAT BERKUMPUL DI SEBUAH PENGIKAT
PENYAMUN BUJANG KURAP. SEMENTARA ALGOJO TERUS
MENCAMBUK TUBUHNYA

OBANDA SIDEN: Rajo, apakah kita akan membunuhnya hari ini?

LATUSKO KAMAL: Jangan di bunuh sekarang Siden. Kita akan


menyiksanya. Siksa hingga ia benar-benar
merasakan perbuatanya. Aku ingin tahu
sebatas mana kemampuanya bertahan dengan
cambuk-cambuk berduri milik algojo.
(TERTAWA)

(BUJANG KURAP DI
HANTAM CAMBUK, RAJA DAN
KELOMPOKNYA TERTAWA LEBAR).

USEN CANGOK: Rajo, hari ini kami akan memohon untuk pergi.
Kami akan ke kedatuan bulo kuning untuk
mengambil upeti setiap bulan. Karena sudah
sepantasnya upeti itu kita ambil.

81 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
LATUSKO KAMAL: Usen, ku kira kau tidak perlu turun tangan
untuk mengambil upeti di kedatuan bulo
kuning, Siden saja sudah cukup untuk
mengatasinya, kau temani aku di kedatuan.
Siden perintahkan Algojomu untuk
mencambuki bujang kurap itu.

USEN CANGOK: (KESAL)

OBANDA SIDEN: Siap tuanku rajo. Kumbang cambuk dia hingga


tulangnya mengelitir. Berikan ia rasa karena
ketidak tahuan dirinya.

ALGOJO KUMBANG: Baiklah Panglima.

(ALGOJO-ALGOJO MENCAMBUKI
BUJANG KURAP HINGGA IA TERUS
MENJERIT-JERIT).

LATUSKO KAMAL: Ini adalah salah satu saksi untuk kalian semua
yang ada di kedatuan ini. dan juga dengan
sikap yang di pilih oleh Peserah tua itu.
Sekarang tubuhnya telah habis di makan
lintah. Jika kalian melakukan kesalahan yang
membuatku murka, maka lintahku dan
cambuk-cambuk algojo tidak pernah letih.
(MENGAMBIL ANGGUR) minumlah. Algojo
cambuk dia! hahahah

USEN CANGOK: Tentu rajo, tidak ada yang berani mengusik


kedatuanmu yang agung. Semua tunduk
dengan perintah demi perintahmu.

ALGOJO KUMBANG: (MENGAYUNKAN CAMBUK)Rasakan ini.


huahahahah

BUJANG KURAP: Tuan saya sangat haus. Tuan mintaklah sedikit


air.

82 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
LATUSKO KAMAL: Lihatlah ia memohon meminta air padaku.
Apakah kau begitumembutuhkan air pangeran
kendi emas? (SEMUA TERTAWA)

BUJANG KURAP: Iya tuan, saya sangat haus. Berikanlah saya


sedikit air.

LATUSKO KAMAL: Baiklah jika kau memang meminta itu.


Kumbang beri ia ari. Air kencingmu! hahah

ALGOJO KUMBANG: (IA MENGENCINGI BUJANG KURAP)Kau


haus bukan, cepat minum itu.hahaha

(RAJA TERLIHAT SANGAT SENANG DAN SEMUANYA IKUT


TERTAWA)

OBANDA SIDEN: Rajo tampaknya kita harus melihat upeti-upeti


yang di kirim dari dusun sungai itam. Semua
sudah di siapkan di dalam kedatuan.

LATUSKO KAMAL: Apakah gadis-gadis pesananku sudah di bawa


kesini Siden? Oh upeti gadis dan emas sama-
sama tinggi nilainya.

OBANDA SIDEN: Tentu rajo, gadis-gadis bahkan sudah di


siapkan dengan wewangian yang kahas sumur
aya itam. Juga ia sudah di balutkan dengan
sutra mahal dari luar pulau tuan. semua nya
sudah percis dengan yang tuan rajo inginkan.

LATUSKO KAMAL: Bagus bagus, mari melihatnya, Usen apakah


kau tidak ingin mengikuti aku.

USEN CANGOK: Tentu aku ikut Rajo.

LATUSKO KAMAL: Ikutlah akan ku berikan kau satu gadis untuk


malam ini. (TERTAWA)

83 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
(MEREKA MASUK LAMPU MENGELAM DI IRINGI TANGIS BUJANG
KURAP).

TAMPAK SUASAN TEGANG DI KEBUN CUNGKADIRO, DI DALAM


KEBUN TAMPAK TANAMAN-TANAMAN CUNGKADIRO, DAN
MEJA DAN KURSI DI TENGAHNYA. PANGLIMA DAN USEN
CANGOK SEDANG BERBICARA DI SANA. MEREKA TERLIHAT
KETAKUTAN DAN WAS-WAS AKAN KEADAAN DI KEDATUAN.

PEKAN DUA MALAM HARI.

USEN CANGOK: Mengapa kau mengajaku kesini?

OBANDA SIDEN: Maafkan aku tuan, memang waktu ini tidak


tepat. Tapi ku kira aku harus menanyakan
tentang kabar anak dan istriku Sayatin.
Apakah mereka terlihat bahagia disana?

USEN CANGOK: Iya anak dan istrimu terlihat sangat bahagia di


sana. Tapi tidak bahagia karena orangtuanya
tidak becus disini. Aku sudah muak dengan
semua yang terjadi di kedatuan ini.

OBANDA SIDEN: Maaf tuan usen aku tidak mengerti


perkataanmu.

USEN CANGOK: Iya aku merasa aku disini seolah menjadi


ajudan Kamal, kau tahu sejak kejadian itu aku
sangat menyesal. Bukanya kamal yang jatuh
tapi mala sebaliknya. Rencana kita gagal.
Semuanya berantakan. Dan kau masih ingat
tentunya, kau masih menyimpan budi padaku.

OBANDA SIDEN: Maafkan atas ketidak telitianku tuan.


bukankah kita sedang menjalankan rencana
kedua tuan. tentu tuan aku mengingat budi itu.

84 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
USEN CANGOK: Aku sudah tidak tahan dengan perlakuan
Kamal padaku. Kau tahu seharusnya akulah
yang menjadi Rajo di kedatuan itu, bukan dia.

OBANDA SIDEN: Iyo tuanku kaulah yang akan menjadi Rajo


disini.

USEN CANGOK: Aku ingin kau membeli racun kemeleng di


dusun aya itam. Belilah dengan seorang tua
yang bernama Wak Sinto. Dia seorang
pendekar sakti yang melumpuhkan lawanya
dengan racun. Hanya racun dialah yang dapat
membuat kebal Kamal tunduk. Dapatkan
racun itu meskipun nyawamu taruhanya kau
mengerti?

OBANDA SIDEN: Tapi tuan. tempat itu sudah sangat keramat.


Mustahil aku dapatkan racun itu.

USEN CANGOK: Siden, kau ingat janjimu. Apakah kau ingin


istri dan anakmu di masukan dalam lumbung
lintah. Aku tahu jawabanya tidak. Lakukan apa
yang ku perintahkan.Kau paham! Tapi
sebalinya, bila kau menolak. Kau tahu apa
yang akan aku lakukan.

OBANDA SIDEN: Maafkan hamba tuan. akan hamba cari racun


itu walaupun tebusanya adalah nyawa saya.

USEN CANGOK: Ini baru yang di sebut Panglima Perang


kedatuan. Malam ini aku akan istirahat. Jika
besok kau pergi telah ku selip dua kotak emas
dan perak di ujung dusun. Kirimlah itu atas
upahmu untuk istrimu makan di sana.

OBANDA SIDEN: Laksanakan tuan. hamba juga akan istirahat.


Karena besok hamba akan pergi.

85 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
USEN DAN PANGLIMA PERANG MASUK, RUANG KEMBALI PADA
BUJANG KURAP. HINGGA PUKUL TENGAH MALAM. PUTRI
DATANG MENGHAMPIRI BUJANG KURAP.

BUJANG KURAP: Putri aku sudah menunggu kedatanganmu.


Bagaimana putri apakah kau mendapatkan
kabar dari umakku?

PUTRI SAYATI: Iya tentu aku memenuhi janjiku.

BUJANG KURAP: Putri kau tampak sedikit tidak bersemangat.


Apakah engkau sakit. Maafkan aku jika tugas
ini membuatmu sangat berat.

PUTRI SAYATI: Tidak bujang, aku tidak sakit. Aku hanya


sedikit lelah.

BUJANG KURAP: Kabar apa yang kau bawa putri? hamba


mohon sampaikanlah. Hamba telah
menunggunya sepanjang hari. hamba sangat
mengkwatirkan nasib umak Rokiah.

PUTRI SAYATI: Baiklah, (MENARIK NAFAS)Tuan Bujang,


setelah beberapa waktu lalu aku dan beberapa
pelayanku kepasar. Setelah itu aku menemui
kediaman Nek Rokiah. Namun hal lain yang
kudapati di sana. Aku melihat orang-orang
kampung sangat ramai di pondok, sementara
orang-orang lainya menyiapkan alat-alat
penguburan. Lalu aku masuk aku sempat tidak
percaya. (MENANGIS) Aku tidak kuasa
mengatakan hal ini. Aku sangat hafal rasanya.

BUJANG KURAP: Apa yang kau katakana dengan semua ini,


putri ku mohon selesaikan semua apa yang
kau ceritakan. Sungguh aku tidak mengerti
tuan putri.

86 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PUTRI SAYATI: Nek Rokiah sudah meninggal beberapa hari
lalu. Racun yang ada dalam tubuhnya tidak
ada penakarnya. Aku sangat berduka. Aku
turut bersedih atas apa yang meinmpa
Umakmu tuan bujang.

BUJANG KURAP: Meninggal?

MUSIK SEDIH BERKUMANDANG, MENGIRINGI HATI YANG


BERDUKA. BUJANG KURAP TERDIAM SANGAT LAMA. IA MERASA
TIDAK MAMPU MELINDUNGI ORANG YANG SUDAH SELAMA INI
BAIK KEPADANYA. DALAM KEADAAN APAPUN. AIR MATANYA
MENETES PERLAHAN-LAHAN, TUBUHNYA MENJADI LEMAH.

PUTRI SAYATI: Bujang maafkan aku membawa berita buruk


untukmu, sungguh aku tidak berdaya
mengadukan hal ini padamu. Tapi ini adalah
janjiku padamu, mau tidak mau aku harus
mengatakanya padamu.

BUJANG KURAP: Mungkin bukan dia Putri, (MENANGIS) dia


adalah seorang wanita yang menyayangiku di
dunia ini. Tentu kau salah! Dia seorang wanita
yang baik, dia tidak mungkin meninggal putri,
pasti bukan dia kau salah orang putri.

PUTRI SAYATI: Maafkan aku tuan bujang, aku tidak


bermaksud membuatmu menderita.

BUJANG KURAP: Aku hanya merasa berdosa, karena aku tidak


mampu melindungi orang yang sangat baik
padaku. Aku juga merasa sangat berdosa
ketika penguburan ke tempat terakhirnya aku
tidak ikut serta. Maafkan aku putri aku sangat
bersedih, bahkan aku begitu larut dengan
berita yang kau sampaikan. Seharusnya aku
ada di sampingnya. Tapi apalah dayaku, aku

87 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
hanya terikat rapat dan kuat oleh besi-besi di
tangan yang melingkar kuat ini. Aku sungguh
tidak berdaya.

PUTRI SAYATI: Kau tidak perlu meminta maaf padaku. Aku


hanya teringat Umaku. Ia mati karena
jantungan ketikak bakku sendiri akan
menikahi anaknya, bagaimana tidak pada saat
akan di gelar pernikahan itu umakku di
kuburkan. Aku tidak di perkenankan untuk
melihatnya untuk yang terakhir kali. Begitu
banyak beban di pundakku. Aku tidak tahu
dosa apa yang telah ku perbuat sehingga aku
mengalami penderitaan yang begitu berat ini.

BUJANG KURAP: Kau wanita yang baik, kau di penuhi cinta.


Kau akan menemukan kebahagiaanmu kelak
putri, terimakasih atas semua yang kau
lakukan untuku.

PUTRI SAYATI: Aku sangat bersedih, tidak ada lagi


kebahagiaan yang aku temui. Besok bak akan
melaksanakan pernikahan dengan penghulu
dari kedatuan lain. Besok adalah akhir dari
semua hidupku. Aku hanya berharap sesuatu
keajaiban datang di kedatuan ini.

BUJANG KURAP: Tenanglah putri, kau tidak boleh berkata


seperti itu, janganlah putus asa, yakinlah
semua hal ini pasti akan selesai dengan baik.
Aku sangat paham perasaanmu saat ini.
Sesuatu akan memang terjadi.

PUTRI SAYATI: Terimkasih bujang hanya engkaulah yang ku


miliki saat ini. satu-satunya orang yang peduli
nasibku. Satu-satunya orang tempatku
meluapkan segala aku tidak tahu apa yang

88 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
harus aku katakan lagi. Aku sangat bersedih.
Tidak ada yang dapat aku lakukan. Bahkan
menolong ibuku aku tidak mampu.

BUJANG KURAP: Putri, dapatkah engkau membuka gelang besi


yang melekat di tangan dan kakiku putri, aku
harus melihat kuburan umakku putri. Jika
tidak aku sangat berdosa putri. Aku mohon
putri. Bebaskanlah aku putri.

PUTRI SAYATI: (BERJALAN-JALAN)Apa yang harus aku


lakukan untuk membuka itu?

BUJANG KURAP: Kuncinya ada di pinggang Algojo Kumbang,


algojo kumbang sangat letih. Ia seharian ini
mencambuki tubuhku. Pasti ia akan tertidur
lelap. Aku mohon tuan putri lakukanlah.

PUTRI SAYATI: Algojo Kumbang, tunggulah disini. Aku akan


berusaha semampuku.

BUJANG KURAP: Putri, kau sangat baik padaku.

PUTRI SAYATI: (TERSENYUM)

(SUARA TEGANG MEMENUHI


RUANGAN DENGAN WAKTU YANG
CUKUP LAMA)

BUJANG KURAP: Umak, maafkan kesalahanku. Aku sangat


bersalah, aku sangat menyesal mak. Sewaktu
terakhir engkau di dunia ini aku tidak sempat
mencium pipimu, alangkah sedih nasib ku ini
mak. Aku akan membalas semuanya. Semua
ini sudah semestinya berakhir. Rajo Kubu
harus mendapatkan ganjaran atas
kekejamanya. (Putri Sayati Masuk) Putri.
Apakah kau dapatkan kunci itu?

89 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PUTRI SAYATI: Aku mendapatkanya tuan. diamlah akan ku
buka pengikat ini.

BUJANG KURAP: Putri engkau begitu berhati mulia. Aku tidak


tahu akan mengatakan apa lagi untukmu.
Kebaikanmu begitu sangat mulia.

PUTRI SAYATI: Kau juga tuan, kau pemuda yang tangguh dan
pemberani. Aku juga banyak berterimakasih
padamu.

BUJANG KURAP: Putri, apakah bila aku tidak mengagalkan


pernikahan kau dengan rajo. Apakah kau
masih ingin mengurusku, mengolesi lukaku
yang beraroma busuk ini. Menjamuku seolah
sebagai orang yang lama kau kenal?

PUTRI SAYATI: Mengapa kau mengatakan itu, aku sangat iklas


membantumu meskipun engkau tidak kukenal
sekalipun. Karena engkau memang
membutuhkan pertolongan. Kau tengah di
landa musibah. Apakah aku hanya diam saja.
Aku bukan seperti putri-putri kedatuan yang
lainya tuan.

BUJANG KURAP: Putri aku harus pergi, aku tahu kau melakukan
itu dengan hati yang iklas. Kaulah wanita yang
menyelamatkan aku. Aku harus pergi.

PUTRI SAYATI: Baiklah.

BUJANG KURAP: Putri jaga dirimu.

PUTRI SAYATI: Apakah kau akan kembali?

BUJANG KURAP: Putri mengapa kau terlihat sangat sedih. Aku


akan mencari cara untuk kembali.

90 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PUTRI SAYATI: Tidak apa-apa. Aku hanya tidak ingin. Ah
sudahlah pergilah sebentar lagi Algojo
Kumbang akan terjaga.

BUJANG KURAP: Baiklah putri.

Pekan tiga

KEDATUAN DI PENUHI DENGAN ORANG-ORANG KAYA DARI


DUSUN TETANGGA. MEREKA TERLIHAT MENGENAKAN SUTRA
DAN PERNAK PERNIK DI KAKI DAN TANGANYA. JUGA TERLIHAT
PARA JAJARAN KEDATUAN SUDAH SIAP MENJADI WALI PADA
PERNIKAHAN RAJO DAN PUTRI SAYATI. BUNGA TUJU WARNA
YANG DI ADUK DALAM KENDI EMAS SUDAH DI SIAPKAN DI
TENGAH PANGGUNG. SEMNETARA DI MEJA-MEJA TERDAPAT
BERBAGAI MACAM BUAHAN. JUGA ANGGUR DAN TUAK.

(SEBELUM ORANG MASUK RAJO MEMBENTAK PANGLIMA SIDEN)

LATUSKO KAMAL: Aku tidak mau tahu. Meskipun tadi malam


Bujang kurap telah melarikan diri. Hingga kini
aku akan melangsungkan pestaku. Hanya satu
catatan untukmu. Jangan ada hal apapun yang
menganggu.

OBANDA SIDEN: Iyo rajo. Permintaanmu adalah titah bagiku.

PINGAO: Rajo, acar pernikahan sudah dapat di mulai


jika mempelai wanita sudah ada duduk
bersanding denganmu.

LATUSKO KAMAL: Sebentar lagi akan kita mulai Pingao. Usen


pergilah kekamar Sayati.

USEN CANGOK: Segera rajo.

(MUSIK MENGALUNN
MENGIRINGI HARI PERSANDINGAN
RAJO. PUTRI SAYATI KELUAR).

91 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
LATUSKO KAMAL: Alangkah cantik engkau Putri, tak sia-sia
selama ini aku menyiramimu setiap hari
hingga kau tumbuh menjadi wanita tercantik
di jagat ini.

USEN CANGOK: Rajo, acara sudah dapat kita mulai.

LATUSKO KAMAL: Mulailah secepatnya.

(RAJO DAN PUTRI SAYATI BERDIRI


BERHADAPAN, PENGHULU MENGELILINGINYA
DENGAN ASAP-ASAPAN. LALU MULAI
MENABURKAN BUNGA HINGGA HABIS).

PINGAO: Dengan bunga tuju warna yang di petik dari


bukit barisan, di dalamnya telah di satukan
restu-restu para tetua-tetua, ninek moyang
yang mengikat sepasang cinta di kedatuan
beselang ini. Hingga menjadi terikatlah engkau
sepasang kasih yang mencintai.

(SEMUA ORANG BERTEPUK TANGAN).

LATUSKO KAMAL: Rajo, putri. Silahkan berdiri di tugu pengikat


janji. Setelah kalian mengikat janji maka sudah
terikatlah bahwa kalian sepasang pengantin
baru.

(BUJANG KURAP MASUK


DENGAN MEMAKAI BAJU KUNING
BESILANG DI DADANYA).

BUJANG KURAP: Tidak. Pernikahan ini tidak akan pernah


terjadi. Arwah ninek moyang akan mengutuk
pernikahan sedarah ini. Rajo. Sudah
sepantasnya engkau menerima segalanya.
Engkau telah menebar kesakitan-kesakitan di
dusun ini hinga berlalu lalang purnama.

92 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
LATUSKO KAMAL: Siden penggal kepala binatang itu.

BUJANG KURAP: Tunggu! Kau tidak perlu memberi perintah


pada Panglima yang engkau agung-agungkan
itu. Aku hanya datang kesini untuk
menantangmu.

LATUSKO KAMAL: (MELOMPAT DARI TEMPAT


DUDUKYA)Aku terima tantangan itu, aku
tidak menyangka bahwa selama ini yang
terikat adalah seorang lelaki yang di bangga-
banggakan oleh orang dusun sungai jernih.
Marilah aku terima tantanganmu. Sudah lama
aku menantikan seorang pemuda dengan kain
bersilang di dadanya. Rupanya seorang lelaki
yang meminum air kencing.

BUJANG KURAP: Tapi tidak dengan beradu tenaga rajo, bila


memang engkau rajo yang sakti. Aku hanya
ingin engkau mencabut tiga bilah lidi yang ku
tancapkan ini. Sangat mudah.
(MENANCAPKAN LIDI-LIDI)

LATUSKO KAMAL: (TERTAWA) Lihatlah pendekar ini. Kau sangat


menghiburku. Apa yang dapat aku ambil bila
aku berhasil mencabut lidi yang kau tancapkan
itu.

BUJANG KURAP: Bila kau mampu mencabut lidi yang


kutancapkan itu, maka aku akan menyerahkan
kepalaku, dan kau akan memiliki putri sayati.
Tapi bila engkau gagal mencabut lidi-lidi itu,
segerlah engkau mecabut mandaumu dengan
kehormatan sebagai pendekar sejati.

LATUSKO KAMAL: Baiklah itu tawaran yang sangat menarik.


(MENCABUT LIDI)

93 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
(RAJO KEDATUAN BERUSAHA
MENCABUT LIDI DENGAN
KEKUATAN DAN ILMU-ILMUNYA
NAMU IA GAGAL).

BUJANG KURAP: Lihatlah betapa kuatnya Rajo kedatuan Kubu.


Bahkan mencabut tiga batang lidipun ia tidak
berdaya. Rajo waktumu sudah tamat.

LATUSKO KAMAL: Belum tamat bujang kurap, kaulah yang tamat.


Aku masih memiliki algojo-algojo dan
Panglimaku yang setia. Panglima Siden
cabutlah.

OBANDA SIDEN: Ampun tuanku rajo. Kami tidak terlibat dalam


pertandingan ini, sebagai seorang lelaki sejati
kita di larang ikut campur perjanjian seseorang
pendekar. Kami beri engkau penghargaan
setinggi-tingginya. Lakukanlah atas nama
pendekar.

BUJANG KURAP: Lakukanlah wahai Rajo. Engkau sudah selesai!

LATUSKO KAMAL: Aku tidak menghiraukan itu, majulah engkau.

RAJO DAN BUJANG KURAP BERADU SILAT. HINGGA SESEKALI


BUJANG KURAP TERSUNGKUR. NAMUN HINGGA AKHIRNYA
BUJANG KURAP BERHASIL MENUSUK SEBILAH PISAU DI TUBUH
RAJO KAMAL HINGGA IA MATI.

PUTRI SAYATI: Kak Dulfatfih kau menyelamatkan nyawaku,


ku kak.

BUJANG KURAP: Aku tidak apa-apa putri.

OBANDA SIDEN: Hari ini Rajo kedatuan sudah di tunduki oleh


seseorang, maka dengan ini yang telah
menduduki tahta adalah seseorang

94 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
merubuhkan Rajo Kamal. Sambutlah Rajo
kedatuan beselang. Bujang Kurap.

ORANG-ORANG: Bujang.. bujang.. bujang…

USEN CANGOK: (TIDAK SENANG)

PUTRI SAYATI TERJATUH DARI KURSINYA. MULUTNYA KELUAR


DARAH.

BUJANG KURAP: Putri, ada apa dengan mu. Aku telah kembali
putri. Siden panggilkan Tabib.

PUTRI SAYATI: Tidak perlu, aku tidak akan dapat di obati.


Aku tahu kau akan kembali kasih. Aku tahu
itu. Aku sudah menanti kedatanganmu sudah
sangat lama kakak.

BUJANG KURAP: Apa yang kau katakan, kau jangan


meninggalkan aku putri, kau akan selamat.

PUTRI SAYATI: Tidak kakak. Sebelum aku berhias memakai


baju pengantin. Aku telah mengatakan pada
diriku. Bahwa aku tidak akan di sentu oleh
lelaki lain kecuali dirimu. Aku telah menelan
racun kemeleng itam, racun itu sudah bekerja
pada tubuhku. Kau jangan menangis kakak.
Kau sudah menyelamatkanku. Aku sangat
mencintaimu kak. Kau selalu ada dalam
hatiku.

BUJANG KURAP: Dik sayati. Jangan pergi dik. Akak


menunggumu sudah sangat lama dik. Kini
kakak kembali disini untukmu. Kau akan
sembuh dik. Jangan pergi dik. Siden….

OBANDA SIDEN: Ini tuan obat penangkalnya.

95 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
BUJANG KURAP: Dik sayati bertahanlah dik.
(MENGELUARKAN KESAKTIANYA,
DENGAN MENOTOK KEDUA TANGANYA
KE BAHU PUTRI SAYATI).

OBANDA SIDEN: Tuan putri sudah tiada.

BUJANG KURAP: Tidak dia pasti selamat (MENANGIS DI


TUBUH PUTRI, PUTRIPUN TERBATUK)

PUTRI SAYATI: Kak Dulfatih. Kau menyelamatkanku kak.

BUJANG KURAP: Dik kau selamat dik. berdirilah. Dik Sayati


apakah kau benar tulus mencintaiku dik.
Dengan setulus hatimu yang suci itu?

PUTRI SAYATI: Tidak di ragukan lagi kak. Cintaku tidak akan


pernah padam hingga aku mati. Ia akan
bersemi pada hati-hati lelaki dan wanita yang
merasakan indahnya cinta sejati. Ia akan
terkenang dalam aliran sungai. hanya
engkaulah kak.

(TUBUH BUJANG KURAP BERPUTAR-


PUTAR, IA TERJUN DI DALAM DERUM AIR
TUUJU WARNA, HINGGA KUTUKANYA
HILANG).

OBANDA SIDEN: Untuk kehormatan pada Rajo baru kita, aku


Panglima Perang memberi hormat untukmu
Rajo Kedatuan. Rajo Dulfatiih.

(ORANG-ORANG MEMBERI HORMAT PADA DULFATIH).

DULFATIH: Terimakasih terimakasih, oh Dik Sayati aku


telah kembali karenamu dik. Engkaulah yang
menghapus semua kurapku, engkaulah
obatnya.

96 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
OBANDA SIDEN: Marilah kita sambut Rajo baru di kedatuan,
dengan melangsungkan pernikahan mereka
berdua. Penghulu mulailah acaranya.

PINGAO: Io Panglima.

(PENGHULU MULAI MENGIKAT


DULFATIH DAN SAYATI. HINGGA MEREKA
RESMI MENAJDI SEPASANG SUAMI ISTRI,
OBANDA SIDEN MEMBERI SELAMAT, JUGA
USEN CANGOK).

OBANDA SIDEN: Tuan rajo, selamat untuk kalian berdua.

USEN CANGOK: Oh. Alangkah bahagianya. Selamat Dik,


selamat atas semuanya. Aku berharap tahta ini
akan menjadi lebih baik saat engkau menjadi
RajonyaDik Dulfatih, kemarilah.(MEMELUK
DULFATIH, DIAM-DIAM MENUSUK BELATI
DI DADANYA)

PUTRI SAYATI: Akak….

USEN CANGOK: (TERTAWA) Tidak semuda itu, tidak semuda


apa yang kau bayangkan untuk menduduki
tahta kedatuan. Sepuluh tahun aku menunggu
untuk berdiri di tahta kedatuan. Sepuluh tahun
itupulah aku menderita. Kini engkau memberi
jalan yang sangat mudah bagiku dik Dulfatih.
(TERTAWA)Panglima. Kapan kau akan
mengikrarkan bahwa aku adalah raja baru di
kedatuan ini.

OBANDA SIDEN: Tapi..

USEN CANGOK: Kau masih bingung untuk merangkai kata-


katanya. Kalau begitu biarlah aku saja. Dengan
segala hormat aku umumkan bahwa

97 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
Rajokalian adalah USEN CANGOK. Berilah
salam (TERTAWA)

DULFATIH: Dik, pergilah jauh-jauh dari kedatuan ini,


pergilah kerumah Nek Rokiah, tunggulah di
sana. Jika sesuatu terjadi jangan lupa segerala
naik ke atas perahu.

PUTRI SAYATI: Tidak kak, aku tidak akan meninggalkanmu


disini. (MENCABUT BELATI DI DADANYA
LALU MENUSUKAN KE TUBUHNYA
SENDIRI)

DULFATIH: Dik Sayati,…..

PUTRI SAYATI: Kak Dulfatih, meskipun kita tidak bahagia di


dunia ini. Aku yakin kita akan bahagia di alam
lain kak. (MATI)

DULFATIH: Dik sayati..

USEN CANGOK: Oh.. begitu mengiris kata-katamu dik. Lihatlah


sepasang cinta abadi yang sedang mengikat
cinta dengan darah dan air mata. (TERTAWA)

DUFATIH: Kau akan tamat Usen. (MERANGKAK


MENGAPAI LIDI, LALU IA
MENCABUTNYA, SETELAH ITU DULFATIH
MERANGKAK KE PUTRI SAYATI YANG
SUDAH MATI, PELAN-PELAN IA
MENGENGGAM TANGANYA, SETELAH
ITU MATI).
USEN CANGOK: Seorang Rajo tidak akan cepat tamat Dulfatih,
kecuali Rajo yang bodoh sepertimu.

AIR KELUAR DENGAN CEPAT, HINGGA MEMBUAT SEMUA ORANG


TENGGELAM DI KEDATUAN, DAN MENENGELAMKAN SATU
DUSUN SUNGI JERNIH.

SELESAI SUDAH

98 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
PROFIL
NamaLengkap :RIDO AMILIN
NamaPanggung :JIMBOY
Agama : Islam
TempatLahir : MuaraRupitProv, Sumatera
Selatan.
TanggalLahir : 29 Mei 1991
Zodiak : Skip
Hobi : Mengaji, Berburu, BernyanyiDll

BIOGRAFI

Rido Amilin H,e lahir di Sumatera Selatan pada tanggal 29 Mei


Sembilan Belas Sembilan Satu. Di Kabupaten Musirawas Utara Kecamatan
Muara Rupit. Ia adalah seorang lelaki tulen yang memiliki nama panggung
Jimboy untuk di Tatar Sunda. Sedangkan di pulau Sumatera Sendiri nama
panggung di skip. Pemuda bertanah air Indonesia ini berasal dari Pulau
Sumatera Selatan ia di lahirkan dari pasangan suami istri, Tn Hasan Basridan
Nn Erniza. Ia adalah anak kedua dari enam bersaudarah.

Sejak tahun 2012 lalu ia masuk ke Sekolah Tinggi Seni Indonesia


(STSI) Bandung. Sekarang sudah berganti identitas yaitu Institut Seni Budaya
Indonesia (ISBI) Bandung.Mengambil jurusan SENI TEATER di ISBI
Bandung. Sejak lama mengeluti kesenian di kampus Isbi Bandung, Rido
Amilin akhirnya menentukan sikap untuk lebih memilih mengambil
penulisan lakon sebagai minat akhirnya. Sebelum mengambil minat akhir
Penulisan Lakon. Sebelum memutuskan untuk mengambil minat penulisan,
Rido Amilin sudah banyak menulis naskah lakon teater, Cerpen, Skenario

99 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com
Film dan puisi. Salah Satu karya Cerpen Rido Amilin yang dimuat di Pers
Daun Jati yaitu cerpen “Sungai Tenang” di muat pada tahun 2015. Selain
itu cerpen yang berjudul “Perempuan Gelap” di muat di salah satu penerbit
Wonosobo. Dan karya-karya tulisannya yang lain-lain.

Selain Menulis ia juga memiliki pengalaman menjadi Aktor, Sutradara


Teater, Sutradara Film, di Institui Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Ia
pernah memainkan naskah “Madegel” karya Saini KM, Naskah Aduh Putu
Wijaya. Naskah Kemerdekaan Putu Wijaya, Monolog Bahaya Putu Wijaya.
Puisi Ws Rendra “Sajak Pertemuan Mahasiswa” DLL.

Pengalaman Menyutradara. Naskah Pinangan Karya Anton P Cekov,


Naskah Monolog Tua Karya Putu Wijaya, Naskah Badai Sepanjang Malam
karya Max Arifin. Naskah Waiting for Godot di Muara Rupit. Pernah
menjadi Sutradara Film Bangsat karya Rido Amilin, Di MuaraRupit DLL.

Rido Amilin juga semasa kuliah mengikuti Ukm Pemanis, selain di dalam
kampus ia juga mendirikan teater Tekakak-Tekikik di MuaraRupit, setelah
itu mendirikan Organisasi Clasic limpo Art di MuaraRupit.

CP (082217347620 Rido)

100 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E
www.bandarnaskah.com

Anda mungkin juga menyukai