Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PEMBAHASAN

A. Tema Dalam Novel Hati Suhita


Tema merupakan gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu cerita. Tema
yang terkandung dalam novel Hati Suhita adalah Pengabdian, keikhlasan dan pengorbanan
seorang perempuan yang terkungkung dalam tradisi jawa.
“Aku tak boleh tenggelam…..” (HS:12).
B. Tokoh Yang Berperan Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku
Tokoh-tokoh dalam sebuah cerita tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi
juga berperan untuk menyampaikan ide, motif atau tema. Pada dasarnya tokoh dalam sebuah
cerita dibagi menjadi dua jenis, yakni tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah
tokoh yang selalu hadir pada setiap peristiwa cerita dan sering muncul dalam cerita. Tokoh
bawahan adalah tokoh yang kehadirannya diperlukan untuk menunjang tokoh utama.
Dalam novel Hati Suhita yang berperan sebagai tokoh utama adalah Alina Suhita dan
Gus Albirruni. Kedua tokoh ini senantiasa hadir dalam setiap peristiwa. Sedangkan yang
berperan sebagai tokoh bawahan adalah Ratna Rengganis, Aruna Citrawati, Kang Dharma,
Umi Gus Birru, Berikut tokoh beserta karakteristiknya, seperti :
            Tokoh Utama :
1. Alina Suhita : “Lihatlah aku Alina Suhita….” (HS:2).
2. Gus Albirruni: “Waktu itu putranya……” (HS:3).
Tokoh Bawahan :
1. Kang Dharma : “Dia adalah Kang Dharma……….” (HS:18)
2. Raatna Regganis : “Naama Ratna Rengganis……..” (HS:15)
3. Aruna Citrawati : “Aku baru saja pulang………” (HS:21)
4. Umi Gus Birru : “Bu Nyai yang sekarang……..” (HS:3)
C. Penokohan
Penokohan adalah watak atau sifat yang dimiliki oleh para tokoh novell. Watak atau
sifat tokoh dibagi menjadi dua: Protaginis (tokoh yang memiliki watak baik) dan Antagonis
(tokoh yang memiliki watak jahat atau buruk).
a). Alina Suhita : Santun, pintar, lemah lembut, telaten, penurut
“Perempuan yang santun…..” (HS:39)
“Dia adalah Alina Suhita……” (HS:48)
“Satu satunya yang membuat ……”(HS:137)
“Sejak kecil, abah dan umik…..” (HS:3)
b). Gus Albirruni : Aktivis, dingin, cuek, egois
“Dan karena keegoisanku…..” (HS:179)
“Aku ini aktivis…….” (HS:2)
“Dia begitu dingin…..” (HS:9)
“Sikapnya yang acuh….” (HS:21)
c). Kang Dharma : Perhatian, tenang, baik.
“Dulu zaman dia mondok…..” (HS:38)
“Dia adalah kang Dharma yang tenang….”(HS:18)
d). Aruna Citrawati : ceria, pemberani,
“Dia ceria, molek, pemberani….” (HS:37)
e). Ratna Rengganis : Cerdas, baik, tenang
“Rengganis perempuan …..” (HS:276)

D. Alur Peristiwa Dalam Novel Hati Suhita


Alur yang terdapat pada novel Hati Suhita adalah alur maju. Alur maju yaitu alur
yang menceritakan dari dahulu ke sekarang. Pada novel ini di awal cerita menceritakan masa
beberapa bulan lalu, kemudian menuju ke peristiwa masa depan. Begitu seterusnya hingga
akhir cerita.
“Hari ini aku tau…..” (HS:387)
E. Setting Pada Novel Bercinta Dalam Tahajudku
Latar atau setting adalah segala keterangan, petunjuk, pengakuan yang berkaitan
dengan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.
a.       Latar tempat
Latar ini berhubungan dengan masalah tempat suatu cerita terjadi. Di dalam novel ini
latar tempatnya meliputi :
“Masjid Jami’ Tegalsari…..” (HS:37)
“Katanya kamu minta turun….” (HS:323)
b.      Latar waktu
Latar waktu berkaitan dengan saat berlangsungnya suatu cerita. Di dalam novel ini
latar  waktu yang ditampilkan meliputi:
“Malam ini….” (HS:21)
“Setelah jamaah shubuh…..” (HS:298)

c.       Latar suasana
Menunjukkan suasana yang ditampilkan saat peristiwa terjadi. Di dalam novel ini
latar suasana yang digambarkan meliputi:
“Aku lelah, aku….."(HS:31)
“Aku sangat bahagia….” (HS:388)

F. Sudut Pandang Pada Novel Hati Suhita


Sudut pandang merupakan cara memandang pengarang dalam menempatkan dirinya
pada posisi tertentu dalam cerita novel tersebut. Sudut pandang dibedakan menjadi sudut
pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel Hati Suhita adalah sudut
pandang orang pertama dengan menggunakan kata “aku” dalam setiap dialog dan ceritanya.
“Lihatlah aku,…” (HS:2)
“Aku duduk terpekur….” (HS:31)

G. Gaya Bahasa Pada Novel Hati Suhita


Gaya Bahasa adalah cara khas seorang pengarang dalam mengungkapkan ide atau
gagasannya melalui cerita.
Hiperbola:
“Arjunalah yang akan….” (HS:11)
“Karena cintanya pada….” (HS:11)
Personifikasi:
“Ganasnya cuaca……..”(HS:43)
H. Amanat Yang Terkandung Dalam Novel Hati Suhita
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang. Pesan ini bisa berupa
harapan, nasihat, kritik, dan sebagainya. Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca melalui novel Hati Suhita ini adalah :
Jika kau ingin menggapai keinginanmu, maka kau harus berjuang keras, berusaha, dan
berdoa. Karena perjuangan keras tak akan menghianati hasil.

“Ternyata diam dan….” (HS:354)

“Perjuangan, pengorbanan….” (HS:354).

Anda mungkin juga menyukai